Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepariwisataan merupakan salah satu industri strategis di dunia. Hal


ini disebabkan sebagian negara-negara yang ada di dunia mendapatkan
devisa dari sektor kepariwisataan. Kepariwisataan juga merupakan kegiatan
yang strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial
budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan,
perkembangan investasi, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan
kualitas masyarakat dan dapat menanamkan rasa cinta tanah air terhadap
nilai-nilai budaya bangsa. (Suyitno, 2013:68), http://ejournal.stipram.net/

Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru di sekitar bisnis


dan perdagangan industri pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar
karena mendatangkan devisa yang besar bagi negara Indonesia. Hal
tersebut dapat menunjang tingkat kesejahteraan hidup rakyat.
(Suhendroyono, 2016).http://ejournal.stipram.net/ .

Indonesia memiliki beragam kekayaan yang dapat menjadi aset


pariwisata seperti keragaman budaya, adat kebiasaan, keragaman etnis dan
suku, serta potensi-potensi wisata yang berupa buatan mempunyai peluang
yang luar biasa untuk dikembangkan, serta destinasi wisata alam yang
sangat banyak dan belum banyak dimanfaatkan. Potensi wisata adalah
semua obyek (alam, budaya, buatan) yang memerlukan penanganan agar
dapat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan. (Moch. Nur Syamsu,
2018:71).http://ejournal.stipram.net/

Daya tarik wisata adalah sesuatu yang menarik dan menyebabkan


wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau daerah, daya tarik tersebut
biasanya berupa obyek-obyek yang jarang terjadi dan dilihat setiap hari.
(Moch.Nur Syamsu 2018:75) http://ejournal.stipram.net/ .

1
Wisatawan memiliki preferensi tertentu dengan atraksi yang disajikan
sehingga atraksi harus dikembangkan dan dikelola sesuai dengan potensi
desa sehingga mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh wisatawan”
(Aditha. Agung P, 2015. http://www.ejournal.stipram.net/ ).

Pasar Kebon Watu Gede terletak di Dusun Jetak, Desa Sidorejo,


Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pasar ini
berpotensi menjadi objek wisata belanja yang unik dan unggulan di
magelang karna lokasinya yang berada di kebon bambu dan jauh dari
pemukiman warga serta suasana alam yang masih asri dengan
pemandangan yang bagus. mengusung konsep pasar tradisional tempo
dulu dan menggunakan transaksi yang unik yakni mewajibkan wisatawan
menggunakan alat tukar kuno 'Benggol' yang merupakan mata uang di
zaman penjajahan Belanda.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini ditujukan untuk


mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh Pasar Kebon Watu Gede
sehingga mampu menentukan pengembangan yang tepat. Oleh karena itu
penulis menentukan judul artikle ilmiah ini adalah “Pengembanga Pasar
Kebon Watu Gede Sebagai Wisata Belanja Bagi Wisatawan di Magelang
- Jawa Tengah”

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang


dihadapi dalam pengembangan Pasar Kebon Watu Gede Magelang agar
menjadi objek wisata belanja di Magelang dan menjadi salah satu alternatif
kunjungan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Adapun berbagai
permasalahan tersebut, diantaranya :
1. Bagaimana pengembangan objek wisata Pasar Kebon Watu Gede
agar lebih menarik, lebih dikenal serta diminati oleh wisatawan?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata Pasar
Kebon Watu Gede?

2
3. Bagaimana peran serta masyarakat Dusun Jetak dalam
pengembangan objek wisata Pasar Kebon Watu Gede?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, maka
penelitian ini memfokuskan pada pembahasan mengenai peran serta
masyarakat dalam pengembangan objek wisata Pasar Kebon Watu Gede
agar dapat menjadi salah satu wisata belanja menarik di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi yang
dimiliki Pasar Kebon Watu Gede sehingga dapat menentukan
pengembangan yang tepat di Magelang, Jawa Tengah
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
serta wawasan yang dijadikan sebagai acuan kerja dalam bidang ilmu
kepariwisataan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pariwista (S.Par) di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
(STIPRAM) Yogyakarta.
2. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
bagi pengembangan ilmu kepariwisataan khususnya di bidang ilmu
kepariwisataan berbasis wisata belanja.
3. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah daerah setempat terutama
Pemerintah Desa, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga
dan Masyarakat setempat.

3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata seperti sektor
perdagangan, hotel, restoran dan kunjungan wisatawan”. (Rosalina dan
Yerika, Mei 2018, http://ejournal.stipram.net/ ).
Pariwisata merupakan aktivitas pelayanan produk dan hasil industri
pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi
wisatawan. Unsur pembentuk pegalaman perjalanan bagi wisatawan
yang utama adalah adanya daya tarik dari suatu tempat atau lokasi.
( Dra. Damiasih, Ria Eka Yunita : 2017 :26 :
http://ejournal.stipram.net/ )
Berdasarkan pendapat-pendapat dan para ahli tersebut maka
penulis dapat memberikan pengertian bahwa pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke
tempat lain dengan tujuan berwisata. Dan juga adanya peran
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah dalam objek
dan daya tarik wisata yang ada, serta di dukung dengan adanya fasilitas
layanan.
2. Pengertian Wisatawan
Menurut G.A. Schmoll, wisatawan adalah individu atau
kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga
beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang
tertarik pada perjalanan yang pada umumnya dengan motivasi
perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik
oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang
dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

4
Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata.
Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi
antara wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan berbagai
sarana prasarana pariwisata. Sebuah objek wisata akan dikatakan
menarik jika banyak dikunjungi wisatawan. (Kuntowijoyo, 2006 : 55).
Rekomendasi PATA (Pasific Area Travel Assosiation) yang
didasarkan atas Leangue of Nation tahun 1963 dan telah diberi
amandemen oleh Komisi Teknik IUOTO (International Union Of
Travel Organization) mengatakan bahwa wisatawan adalah orang-
orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu
minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri yang bukan
negeri dimana ia tinggal, atau wisatawan adalah setiap orang yang
mengunjungi suatu negara dengan tujuan untuk tidak menetap atau
bekerja tetap dan membelanjakan uangnya ditempat tersebut dengan
uang yang diperoleh ditempat lain (Musanef, 1996:14) (di kutip dari
e-jurnal kepustakaan hal 29-38 Pengembangan Desa Wisata
Nganggring Kabupaten Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung
Merapi milik Moch Nur Syamsu dengan link
http://ejournal.stipram.net).
Wisatawan membuat suatu keputusan untuk melakukan suatu
perjalanan wisata berdasarkan pada dorongan motivasi untuk
melakukan perjalanan. Pengambilan keputusan tersebut terdiri dari
beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah munculnya kebutuhan dan
keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan perjalanan wisata,
selanjutnya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya
tersebut seseorang akan mulai mencari berbagai informasi terkait
dengan kebutuhan dan keinginannya tersebut. (Eko Haryanto,
http://ejournal.stipram.net)

5
3. Pengertian Daya Tarik Wisata
Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Menurut Sunaryo (2013, 25-27), daya tarik
wisata dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Daya tarik wisata alam, daya tarik wisata yang
dikembangkan dengan berbasis pada keindahan dan
keunikan yang ada di alam, seperti pantai dengan keindahan
pasir putihnya, laut dengan aneka kekayaan terumbu karang
maupun ikannya, danau dengan keindahan panoramanya,
gunung dengan daya tarik vulcano-nya, hutan dan sabana
dengan keaslian flora dan faunanya, dan lain sebagainya.
b) Daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata yang
dikembangkan dengan berdasarkan pada hasil karya dan
cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya
maupun nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan di
suatu masyarakat, dapat berupa upacara /ritual, adat-itiadat,
seni pertunjukan, seni kriya, seni sastra maupun seni rupa
maupun keunikan kehidupan sehari hari yang dimiliki oleh
suatu masyarakat.
c) Daya tarik wisata minat khusus, daya tarik wisata yang
dikembangkan berdasarkan pada aktivitas untuk pemenuhan
keinginan wisatawan wisatawan secara spesifik, seperti
pengamatan satwa tertentu, memancing, berbelanja,
kesehatan dan penyegaran badan, arung jeram, wisata agro,
menghadiri pertemuan, rapat, perjalanan incentive dan
pameran atau yang dikenal sebagai wisata MICE (Meeting,
Incentive, Conference and Exhibition) dan aktivitas-
aktivitas wisata minat khusus lainnya yang biasanya terkait

6
dengan hobi atau kegemaran seorang wisatawan. (Susanto,
DR. Syaifulloh,M, 2018, 45-56) http://ejournal.stipram.net
Daya Tarik Wisata adalah suatu bentukan atau aktfitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau
pengunjung untuk datang ke suatu daerah/ atau tempat tertentu.
(Zahrotun Satriawati .Marganing Jati :2016 :24:
http://ejournal.stipram.net/ )
4. Pengertian Wisata Belanja (Shopping tourism)
Kegiatan belanja telah melekat pada perilaku wisatawan dan
merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan dari rantai nilai
pariwisata (UNWTO, 2014)
Hubungan antara belanja dan pariwisata dapat dipahami dalam dua
istilah –Tourist Shopping dan Shopping Tourism. Pada istilah
pertama, kegiatan belanja adalah bagian dari itinerary wisatawan.
Sedangkan istilah kedua, belanja adalah motif utama untuk berwisata
(Tosun, Temizkan, Timothy, & Fyall, 2007).
Dalam konteks shopping tourism atau wisata belanja, aktifitas
belanja dan fasilitas nya merupakan daya tarik wisata. Lebih lanjut,
wisata belanja memberikan kontribusi untuk penciptaan lapangan
kerja dan membangun citra yang baik ditengah tingginya kompetisi
yang ada. (Chang, Yang, & Yu, 2006; Tosun et al., 2007; Turner &
Reisinger, 2000; Yüksel & Yüksel, 2007).
Belanja artinya kegiatan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang secara sukarela tanpa ada paksaan untuk membeli
segala keperluan yang dibutuhkan. Maka, wisata belanja secara singkat
disimpulkan sebagai suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang bukan sekedar hanya jalan-jalan
tetapi sekaligus untuk membeli kaperluan dan melihat-lihat serta
menikmati daya tarik dari kawasan wisata belanja tersebut.(Mardiana
Lumban R, 2015)

7
Berdasarkan pendapat-pendapat dan para ahli tersebut maka
penulis dapat memberikan pengertian bahwa wisata belanaj (shopping
tourism) adalah suatu kegiatan wisata dengan tujuan berbelanja
menjadi tujuan utama dan menjadi daya tarik.
B. Metodologi Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
Penulis membahas tentang Destinasi Wisata Belanja untuk menarik
garis linier antara jurnal ilmiah Domestic Case Study berjudul “Pasar
Beringharjo Sebagai Surga Belanja Wisatawan di Yogyakarta” dan
Foreign Case Study yang berjudul “Daya Tarik Chinatown Sebagai
Wisata Belanja Bagi Wisatawan Mancanegara di Singapura” maka
dalam penulisan artikel ilmiah ini, penulis mengambil judul
“Pengembangan Pasar Kebon Watu Gede Sebagai Wisata Belanja
di Magelang Jawa Tengah” Penulis mengambil judul tersebut untuk
membuat keterkaitan tema dalam pembahasan yang menitik beratkan
tentang Destinasi Wisata Belanja.
2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


kualitatif yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan
makna dari pada generalisasi. (Sugiyono,2015:1). Maka dari itu penulis
memulai dengan mengumpulkan data, mengolah data, penganalisisan
data dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

3. Materi Penelitian
Kabupaten magelang terletak di tengah pulau jawa, tepatnya di
persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata antara semarang, magelang,
yogyakarta dan purworejo-temanggung,. sehingga kabupaten

8
magelanga merupakan salah satu wilayah strategis di tengah tengah
provinsi jawa tengah yang ditetapkan oleh Rencana Tata Ruang
Nasional dab Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.
Pasar Kebon Watu Gede merupakan sebuah objek wisata baru
yang di buka pada bulan februari 2018. pasar ini terletak di tengah
pohon-pohon bambu, dengan pemandanagn gunung sumbing di
sebelah barat dan gunung merapi serta merbabu di sebelah timur. pasar
ini menyuguhkan aneka jajanan, makanan dan sovenir tradisional.
Mengusung konsep ramah lingkungan pasar ini melarang
pengunjungan untuk meroko di area pasar.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Pasar Kebon
Watu Gede Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
5. Jenis Data
Menurut sumbernya, data penelitian di golongkan sebagai data
primer dan data sekunder yaitu:
a. Data primer
Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang
diperoleh lansung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data lansung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari. (Saifuddin, 2015:91)
b. Data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang di
peroleh lewat pihak lain, tidak lansung di peroleh oleh peneliti dan
subjek penelitiannya. (Saifuddin, 2015:91)
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Tenik wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

9
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalamdan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak- tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui
tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
(Sugiyono: 2015:194)
b. Observasi
Obeservasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain.Teknik pengumpulan
data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2015:194)
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar,
dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan
informasi bagi proses penelitian. .(Muh Fitra dan
Lutfiyah,2017:74)
7. Teknik Pengolahan Data
a) Reduksi data
Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti
dan rinci. Mereduksi data berarti berarti merangkum, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

10
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.
(Sugiyono:2015:338).
b) Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Dalam bentuk penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Sedangkan dalam
penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik phie chard, pictogram dan sejenisnya. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah difahami tersebut. (Sugiyono :2015:341)
c) Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, danakan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahappengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. (Sugiyono :2015 :345)
d) Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dansumber data yang telah
ada.Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

11
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. (Sugiyono:2015 :330)
8. Analisis Data
Analisis SWOT adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara
strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) expert
terhadap suatu objek.
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis
SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan
dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, yang
berupa peluang dan ancaman, dengan faktor internal, yang berupa
kekuatan dan kelemahan, sehingga dari hasil analisisnya dapat diambil
suatu keputusan strategis bagi perusahaan atau dianggap perusahaan.
(Utama dan Mahadewi, 2012:150)

12
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di propinsi jawa


tengah yang letaknya antara 110”01’51” dan 110”26’58” Bujur Timur dan
antara 7 19 13 dan 7 42 16 Lintang selatan. Kabupaten Magelang
mempunyai luas wilayah 108.573 Ha Dengan luas yang terbesar adalah
kecamatan Kajoran ,yaitu 8,341 Ha atau 7,68% dari luas Kabupaten
Magelang secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terrendah adalah
kecamatan Ngeluwar, luas wilayahnya sebesar 2.244 Ha atau 2,06% dari
luas Kabupaten Magelang secara keseluruhan. Untuk lebih Jelasnya dapat
dilihat pada Peta Admistrasi Kabupaten Magelang serta posisi Kabupaten
magelang di wilayah Propinsi jawa Tengah dibawah ini:

Peta Kabupaten Magelang

Peta Posisi Kabupaten Magelang di wilayah Propinsi Jawa Tengah

13
Topografi wilayah Kabupaten Magelang berada pada ketinggian antara
154-3296 meter di atas permukaan laut, dengan luas Topografi datar 8.599
Ha, bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155
Ha. Wilayah Kabupaten Magelang secara umum merupakan dataran tinggi
yang berbentuk ‘basin’ (cekungan) dengan dikelilingi gunung-gunung
(Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan pegunungan
Menoreh.

Hidrologi wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Dua Daerah


Aliran Sungai Das Progo dan Dan Das Bogowonto hal ini menjadikan lahan
di wilayah Kabupaten Magelang Sangat Subur. Pemetaan Daerah Aliran
Sungai Das adalah sebagai berikut :

Nama DAS Luas (Km2) Sebaran Wilayah


DAS Progo 933,45 Kec.Windusari, Secang, Bandongan,
Metoyudan, Tempuran, Borobudur,
Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam,
Nguluwar, Grabag, Sawangan, Dukun,
Srumbung
DAS Bogowonto 152,28 Kec Salaman, Kajoran
Sumber :Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kab Magelang 2008-2028
Tabel 1. Pemetaan Daerah Aliran Sungai Das

Klimatologi di wilayah Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang


bersifat trofis dengan Temperature antara 20-260. Maka mengenal adanya
bulan basah dengan curah hujan dan hari hujan yang begitu tingggi serta
mengenal pula bulan kering dengan curah dan hari hujan begitu rendah.

Secara Administrasi Kabupaten Magelang terdiri dari 21 Kecamatan


dan 372 desa/kelurahan Untuk melihat jumlah RW/RT masing-masing
Kecamatan di Kabupaten Magelang dapat di lihat table berikut :

14
Jumlah Luas Wilayah
Nama Kecamatan Kelurahan
(Ha) (%)thd total
/ Desa
Salaman 20 6887 6,34
Borobudur 20 5455 5,02
Ngluwar 8 2244 2,07
Salam 12 3163 2,91
Srumbung 17 5318 4,90
Dukun 15 5430 5,00
Muntilan 14 2861 2,64
Mungkid 16 3740 3,44
Sawangan 15 7237 6,67
Candimulyo 19 4695 4,32
Mertyudan 13 4535 4,18
Tempuran 15 4904 4,52
Kajoran 29 8341 7,68
Kaliangkrik 20 5734 5,28
Bandongan 14 4579 4,22
Windusari 20 6165 5,68
Secang 20 4734 4,36
Tegalrejo 21 3689 3,31
Pakis 20 5968 5,49
Grabak 28 7718 7,11
Ngablak 16 4380 4,03

KAB.
372 108573 100,00
MAGELANG

Tabel 2. Rincian data Administrasi Kabupaten Magelang

Demografi Jumlah dan pertumbuhan penduduk merupakan indicator


yang menunjukkan tentang keadaan komposisi distribusi dan kecepatan

15
penduduk disuatu daerah. Yang dapat membantu pemerintah daerah dalam
merumuskan kebijakan dan program pembangunan. Hasil dari Sensus
tahun 2000 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang 1.100.265 jiwa
Sedangkan Hasil Sensus 2010 Penduduk Kabupaten Magelang mencapai
1.181.723 Jiwa. Dari Kurun Waktu 10 Tahun penduduk Kabupaten
Magelang meningkat dengan pertumbuhan 0,72% per tahun. Penyebaran
penduduk yang terpadat Kecamatan Mertoyudan mempunyai jumlah
penduduk terbanyak 104,934 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
2.310 jiwa/Km2, Jumlah penduduk terkecil Kecamatan Kajoran 51.477
jiwa kepadatan 617 jiwa/km2 .

Kabupaten Magelang terkenal dengan tempat wisatanya, banyak objek


wisata yang terkenal di magelang. Beberapa obejek wisata yang terkenal di
kabupaten magelang, antara lain : Candi Borobudur, Ketep Pass, Gunung
Andong, Taman Kyai Langgeng, Candi Pawon, dan Candi Mendut.

Desa sidorejo merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan


Bandongan kabupaten Magelang. Wilayah desa sidorejo tediri dari 9 dusun,
tetapi ada dua dusun yang di gabung sehingga jumlah dusun di desa sidorejo
ada 6 dusun. Ada pun nama- nama dusun yaitu dusun Jetak, Jelapan, Candi
Timoho, Mlagen Macanan, Ndlisen. Dengan batas wilayah :

1. Sebelah utara : Desa Rejosari Kecamatan Bandongan


2. Sebelah timur : Kodya
3. Sebelah selatan : Desa Trasan Kecamatan Bandongan
4. Sebelah barat : Desa Gandusari Kecamatan Bandongan

Pasar kebon watu gede berada di Dusun Jetak Desa Sidorejo Kecamatan
Bandongan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

B. Pasar Kebon Watu Gede


Pasar Kebon Watu Gede merupakan salah satu objek wisata yang
menarik di Kabupaten Magelang, Pasar ini berlokasi di Dusun Jetak Desa
Sidorejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Pasar

16
ini menawarkan banyak daya tarik wisata yang menarik untuk di kunjungi.
Pasar Kebon Watu Gede ini menawarkan daya tari berupa suasana pasar
tradisional tempo dulu yang dipadukan dengan suasana alam dan
pemandangan yang masih asri.

Awal mula terbentukinya pasar kebon watu gede ini di mulai dari
inisiatif pemuda setempat untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Awalnya pemuda setempat yang tergabung dalam karang taruna “Ta’dhiin”
Ini ingin membuat kolam berenang. karena dana yang di butuhkan tidak
sedikit sementara dana yang di miliki terbatas pada ahirnya pemuda
setempat memcari pilihan lain. Lalu pemuda setempat melakukan
kunjungan ke ambarawa tepatnya ke salah satu objek wisata embung yang
ada di ambarawa, pemuda setempat melakukan sharing pendapat dengan
pengelola embung yang sudah berpengalaman dalam mengelola objek
wisata. Saat kunjungan tersebut pemuda setempat mendapatkan masukan
untuk mengembangna potensi yang ada di daerah merekan sendiri. Sadar
jika di daerah mereka memiliki kebon bambu ahirnya pemuda setempat
memutuskan untuk membuat suat pasar wisata yang di buat di kebon bambu
yang konsepnya terinspirasi dari pasar papringan di temanggung yang
suadah lebih dulu berkembang.

Pasar Kebon Watu Gede pertama kali di buka pada tanggal 11 februari
2018. Pasar Kebon Watu Gede ini merupakan sebuah pasar tradisonal yang
dipadukan dengan suasana alam yang masih asri. Pasar ini terletak di
sebuah kebon bamboo dan kebon bamboo ini berada di tengah-tengah
persawahan yang lumayan jauh dari jalan besar maupun pemukima warga.
Pasar ini menyajikan daya Tarik berupa suasana pasar tradisonal tempo
dulu seperti bertransaksi mengunakan uang benggol dan menggunakan
peralatan makan jaman dulu, serta penjual di sana tidak menggunakan plasti
untuk membungkusmau pun menyajikan makanan melainkan
menggunakan daun, piring anyam atau mangkok dari badok kelapa. Pasar

17
ini terbagi dalam 3 blok A,B dan C setiap blok nya menjual bermacam-
macam makanan dan souvenir.

Semua kegiatan yang ada di pasar kebon watu gede sepenuhnya di


kelola oleh warga sekitar pasar, masyarakat terlibat langsung di setiap
pagelaran pasar kebon watu gede. Pasar kebon watu gede hanya buka setiap
minggu pahing dan minggu legi, jadwal ini hasil dari tanggalan jawa yang
sudah di sesuiakan oleh kegiatan masyarakat yang sudah berlangsung lama.

Pemilihan jadwal pagelaran pasar yang hanya dua kali dalam bulan
sekali dan hanya pada hari minggu pahing dan minggu legi di karenakan
hari minggu adalah hari libur bagi semua orang dan sangat cocok untuk
berwisata dan melepas lelah. Pemilihan hari minggu pahing dan minggu
legi dikarenakan selain kedua hari itu di dusun setempat sudah terdapat
kegiatan pengajian rutin di setiap tiap minggunya oleh sebab itu di pilihlan
minggu pahing dan minggu legi agar tidak merusak kegiatan yang sudah
ada. Selain itu dengan tetap melestarikan pasar yang menggunakan
tanggalan jawa serta sebagai strategi pengelola setempat agar pengujung
tidak cepat bosan saat berkunjung ke pasar kebon watu gede.

Berpedoman pada metode penelitian yang penulis ambil yaitu


kualitatif, maka penulis mengurai beberapa hal yang memiliki korelasi
dengan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini penulis lakukan untuk
memperoleh secara langsung informasi-informasi yang berkaitan dengan
judul Artikel Ilmiah dari penulis. Hasil wawancara akan penulis uraikan
lagi secara lebih detail menggunakan analisis SWOT untuk bisa melihat
kelebihan dan peluang yang dimiliki Pasar Kebon Watu Gede, serta
meminimalisir kekurangan dan ancaman yang ada sehingga dalam
pengembangan Pasar Kebon Watu Gede bisa berjalan dengan baik

Berdasarkan dari observasi objek penelitian, maka penulis mencoba


untuk mendeskripsikan hasil observasi sesuai dengan apa yang penulis

18
dapatkandi lokasi tersebut untuk menjadi bahan penelitian. Di Dusun Jetak,
Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah adalah lokasi
penulis melakukan Penelitian, dimana penulis melakukan observasi dan
wawancara dengan pihak Pengelola Pasar Kebon Watu Gede, masyarakat
sekitar Pasar Kebon Watu Gede dan wisatawan yang berkunjung ke Pasar
Kebon watu Gede.

Pasar Kebon Watu gede berlokasi di dusun jetak desa sidorejo


kecamatan bandongan magelang jawa tengah yang letaknya berada cukup
dekat dari pusat kota magelang sekitar 10 menit dari puasat kota. Kabupaten
magelang sampai saat ini belum memiliki bandara maupun Stasiun Kereta
Api sehingga wisatawan yang hendak menggunkan jaluk udara akan turun
di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarata, sedangakn jarak yang
harus ditempuh kurang lebih 53km atau sekitar satu setengah jam dari
Bandara Internasional Adisutjipto Yogjakarta.

Aksesibilitas menuju pasar kebon watu gede sudah bagus dengan jalan
bersapal dan lebar hanya saja kurangnya papan penunjuk arah untuk ke
pasar, sehingga Wisatawan dapat menggunakan google map untuk
menemukan dan mengunjungi pasar karna minimnya papan penunjuk arah
menuju Pasar Kebon Watu gede. bila kita menggunakan map hanya akan
behenti di pertigaan desa buka di pasar. Karena papan penunjuk arah hanya
menunjukan letak daerah kecamatan bandongan. akses masuk dari parkiran
menuju pasar dapat di lalui dengan jalan kaki dengan keadaan jalan sudah
sangat bagus. Untuk menuju pasar kebon watu gede di sarankan membawa
kendaraan pribadi baik motor maupun mobil karena sangat minimnya
transportasi umum untuk ke pasar.

Sedangkan aksesbilitas dari parkiran menuju lokasi pasar berjarak


sekitar 500 meter dengan kondisi jalan yang sudah di corblok dan bagus
sehingga bisa di lalui dengan berjalan kaki atau jika tidak sanggup dari
pihak pasar menyediakan ojek motor dengan membarayar Rp. 2000, jika

19
ingin mencoba sensasi berbeda bisa juga dengan menggunakan kuda yang
juga di sediakan dengan membayar Rp. 5000.

Fasilitas umum dan fasilitas penunjang yang dimiliki pasar kebon watu
gede sudah cukup lengkap tapi masih kurang memadai daru segi jumlah.
Pasar kebon watu gede memiliki fasilitas sebagai berikut, memiliki lahan
parkir, toilet, musholla, panggung kesenian, tempat duduk, tempat sampah
dan stand-stand makanan. Kondisi toilet sudah bagus dan bersih namun
masih kurang dari segi jumlah karena hanya terdapat dua toilet di pasar dan
tidak di pisah antara laki-laki maupun perempuan selain itu lahan parkir
yang kurang memadai karena terletak di pinggir jalan dan cukup sempit.
Dan juga masih sangat minimnya tempat berteduh untuk mengantisipasi
musim hujan. Sedangkan dari hasil observasi yang dilakuka penulis,
sumber daya manusia yang ada di pasar kebon watu gede sudah cukup
banyak dan memadai, ini terlihat dari banyaknya petugas yang berada di
pasar kebon watu gede dengan seragam yang berbeda-beda.

Dari hasil observasi penulis, di pasar kebon watu gede sepertinya sudah
ada pengelola pasar ini terlihat dari seragan berwarna hitam bereberapa
orang yang bertuluskan panitia. Hubungan antar SDM di pasar kebon watu
gede menurut hasil observasi penulis terlihat baik, interaksi yang di
lakukan antara petugas satu dan yang lain terlihat akrab dan saling
menghormati antara yang muda terhadap yang lebih tua. Pendanaan pasar
kebon watu gede dari Hasil dari obeservasi yang di lakukan penulis,
pendanaan pasar kebon watu gede berasal dari tiket parkir motor maupun
mobil.

Pasar Kebon Watu Gede sendiri memiliki potensi yang sangat bagus
untuk mendatangkan wisatawan, namun memang memerlukan pengelolaan
yang baik dan juga kerja sama yang baik antara berbagai pihak mulai dari
pengelola, pemerintah dan masyarakat. Potensi ini tentu harus
dimanfaatkan dengan baik, terlebih kebon watu gede saat ini memiliki
pesaing yang sedikit di magelang.

20
Pengunjung dapat menikmati makanan dan suasana alam yang dimiliki
pasar kebon watu gede, di pasar kebon watu gede terbagi menjadi 3 blok
yaitu blok A,B dan C. Potensi yang di miliki pasar kebon watu gede cukup
beragam dan sangat berpotensi untuk di kembangkan lagi menjadi daya
Tarik, berikut potensi yang di miliki pasar kebon watu gede hasil dari
observasi penulis :

a. Keadaan Alam
Pasar kebon watu gede berada di kebon bamboo yang di sekitarnya
di kelilingi persawahan. Kedaan alam yang masih asri dan sejuk
serta pemandangan yang menarik berupa gunung merapi dan
merbabu yang terlihat dari jalan masuk menuju pasar.
b. Konsep Pasar
Konsep pasar yang memadukan alam dan tradisional membuat
pasar kebon watu gede sangan menarik untuk di kunjungi, suasana
tradisonal yang masih kental terasa dimana wisatawan bertransaksi
menggunakan uang jaman dulu, lalu menyantap makanan di tengah-
tengah alam yang sejuk. dan harga makanan yang di jual sangat
terjangkau. Makanan yang di jual di pasar tradisional beranekan
raga mulai dari makanan yang umum di temui sampai makanan
yang suadah sulit untuk di temukan di tempat lain. Souvenir yang
di tawarkan merupakan souvenir dan mainan jaman dulu yang
terbuat dari bahan-bahan yang di dapatkan di alam ,
c. Makanan dan souvenir
Makanan yang di jual di pasar tradisional beranekan raga mulai dari
makanan yang umum di temui sampai makanan yang suadah sulit
untuk di temukan di tempat lain dan yang pasti dengan harga
terjangkau. Terdapat makanan berat maupun cemilan yang dapat di
nikmati wisatawan. Souvenir yang di tawarkan merupakan souvenir
dan mainan jaman dulu yang terbuat dari bahan-bahan yang di
dapatkan di alam.

21
sesuai hasil observasi penulis, pasar kebon watu gede memiliki
keamanan yang baik ini terlihat dari adanya hansip dan polisi Babinkam
yang berjga saat pagelaran pasar kebon watu gede berlangsung. Serta
adanya petugas parkir dengan jumlah yang cukup untuk menjaga area
parkiran. Kebersihan di pasar kebon watu gede sudah bersih mulai dari
tempat maupun fasilitasnya yang sudah bersih dan nyaman untuk di
gunakan berwisata. Fasilitas sepetri toilet pun juga bersih dan wangi untuk
di gunakan. Untuk pelayana pelayana di pasar kebon watu gede bisa di
katakana baik karna menurut hasil observasi penulis petugas yang ada di
pasar kebon watu gede menyambut ramah dan sangat membantu
pengunjung yang datang ke pasar.

Menurut hasil observasi, di pasar kebon watu gede belum ada regulasi
seperti perjanjian kerjasama dengan dinas pariwisata karena tidak ada tiket
retribusi dan tiket parkir hanya buatan masyarakat setempat Sedangkan
untuk pesaing dari hasil observasi yang di lakukan penulis, di wilayah
magelang sendiri pasar kebon watu gede tidak memiliki pesaing sementara
jika di wilayah luar magelang ada beberapa pesaing seperti jogja dan
temanggung.

Dilihat dari observasi penulis di setiap pagelaran pasar kebon watu gede
selalu ramai pengunjung puncak keramainan biasanya di antar jam 8 sampai
jam 10 siang. Dan pengunjung yang datang ke pasar kebon watu gede
merupakan wisatawan local, penulis tidak menemukan wisatawan asing
saat melakukan observasi dan penelitian. serta pengunjung yang datang dari
semua kalangan usia baik anak-anak, remaja, orang dewasa sampai orang
usia lanjut juga berkunjung ke pasar kebon watu gede.

Promosi yang telah di lakukan pengelola pasar kebon watu gede


menggunakan sosial media yaitu instagram. Serta ada beberapa surat kabar
online lama saat pertama kali pasar kebon watu gede di resmikan dan di
buka.

22
Di pasar kebon watu gede belum menggunakan teknologi seperti cctv
dan mesin tiket parkir petugas hanya menggunakan Ht atau smartphone
masing-masing untuk saling berkominukasi dan juga menggunakan sound
system untuk memutar musik gamelan jawa, sedangkan untuk selebihnya
hampir semua kegiatan di lakukan secara manaual atau menggunakan
tenaga manusia.

C. Deskripsi Responden
Deskripsi karakteristik informan adalah menguraikan atau memberi
gambaran mengenai indentitas responden dalam penelitian ini, sebab
dengan menguraikan identitas informan yang menjadi sample dalam
penelitian maka akan dapat diketahui sejauh mana identitas informan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, deskripsi informan dalam penelitian ini
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis
kelamin, jenis pekerjaan, usia dan pendidikan terakhir yang ditempuh.
Deskripsi informan ini diambil dari hasil wawancara selama penelitian
berjumlah 100 informan. Data identitas informan dapat dijelaskan dan
dianalisis sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

38% Perempuan
Laki-laki
62%

Diagram 1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

23
Berdasarkan Diagram diatas, diketahui bahwa
responden berdasarkan jenis kelamin merupakan identitas yang
penting dalam menganalisis responden. Penulis membagi dua
kategori jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dari 100
responden terdapat 38% laki-laki dan 62% perempuan

2. Umur

Umur

6% < 20 tahun
12% 30% 21 - 30 tahun
12% 31- 40 tahun
41-50 tahun

40% >51

Diagram 2 karakteristik responden berdasarkan umur

Berdasarkan tabel diagram lingkaran berdasarkan umur diatas


terdapat 5 pembagian yaitu responden dengan umur < 20 Tahun
dengan jumlah 30% (30 Orang), 21 - 30 Tahun dengan jumlah 40%
(40Orang), 31 - 40 Tahun dengan jumlah 12% (12 Orang), umur 41
– 50 tahun dengan jumlah 12% (12 Orang) dan umur > 50 tahun
dengan jumlah 6% (6 orang).

24
3. Pekerjaan

Pekerjaan

Pelajar Mahasiswa
7% 5%
PNS
9%
Wiraswasta
47%
Ibu Rumah Tangga
19%
wirausaha
13% lainya

Diagram 3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan tabel diagram lingkaran diatas dapat diketahui


bahwa pekerjaan dari responden dibagi menjadi 6, yaitu Pelajar/
Mahasiswa dengan jumlah responden 47% (47 orang), PNS dengan
jumlah responden 13% (13 orang), Wiraswasta dengan jumlah
responden 19% (19 orang), Ibu Rumah Tangga dengan jumlah
responden 9% (9 orang), Wirausaha dengan jumlah responden 7%
(7 orang) dan lain- lainya dengan jumlah responden 5% (5 orang).

4. Asal

Asal

luar kota
51% 49%
Dalam Kota

25
Diagram 4 karakteristik responden berdasarkan asal

Berdasarkan tabel diagram lingkaran diatas dapat diketahui


bahwa daerah asal dari responden dibagi menjadi 2, yaitu yang
berasal dari Luar Kota dengan jumlah responden 49% (49 Orang),
dan Dalam Kota dengan jumlah responden 51% (51 Orang).

D. Faktor Lingkungan
1. Faktor Lingkungan Internal
a. Aksesibilitas
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi, Aksesibiltas menuju pasar
kebon watu gede sudah bagus baik jalan raya maupun jalan masuk
menuju pasar hanya saja masih kurang papan penunjuk arah
menuju pasar. Serta masih kurangnya tarnsportasi umum.
b. Fasilitas
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, diketahui bahwa
Fasilitas di pasar kebon sudah bagus dan lengkap hanya saja masih
kurang dari segi jumlah dan tempat berteduh saat musim hujan.
Fasilitas yang dimiliki oleh Pasar Kebon Watu Gede yaitu,
panggung kesenian, spot foto dan stand makanan. Sedangkan
Fasilitas umum seperti toilet, tempat parkir, tempat sampah, dan
mushola juga sudah ada di Pasar Kebon Watu Gede ini. dari hasil
wawancara dengan beberapa pengunjung fasilitas umum seperti
toilet dirasa masih kurang dari segi jumlah toilet, karena hanya
ada 2 toilet. sedangkan kebersihan toilet dirasa sudah bagus.
Fasilitas tempat parkir juga dirasa masih kurang sebab tempat
parkir masih kurang luas dan berada di pinggi jalan raya.

26
c. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis diketahui bahwa Sumber daya manusia di pasar kebon
watu gede memiliki jumlah yang mencukupi. Hanya saja masih
sangat sedikit pengelola yang bisa berbahasa asing hanya satu dua
orang.
d. Organisasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, di Pasar kebon watu
gede memiliki organisasi berupa karang taruna dan karang aruna
ini merangkap menjadi pengelola yang disebut panitia dan bekerja
sama dengan warga sekitar
e. Hubungan Antar Sumber Daya Manusia
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
Hubungan antar SDM di pasar kebon watu gede sudah baik..
f. Pendanaan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
Pendanaa awal merupakan hasil iuran anggota karang taruna, dan
selanjutnya pendanaa berasal dari pagelaran pasar dan uang sewa
pedagang.
g. Potensi
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Pasar kebon watu gede memiliki potesi yang cukup
banyak seperti pemandangan, konsep pasar, lokasi yang bagus
serta makanan yang memiliki banyak pilihan dan murah.
h. Keamanan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan


observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan

27
bahwa Keamanan di pasar kebon watu gede sudah bagus dengan
adanya kerja sama denga kantip dan polisi setempat.

i. Kebersihan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis


dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat
disimpulkan bahwa Kebersihan sudah baik dengan adanya kerja
bakti setiap pasar akan di buka dan tempat sampah yang banyak
tersedia di pasar. Dan juga sudah nyaman bagi pengunjung yang
menyantap makanan di sana.

j. Pelayanan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, disimpulkan bahwa
Pengelola dan penjual disana ramah dalam menyambut
pengunjung.
Analisis faktor lingkungan Internal dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), secara lebih rinci dijabarkan dalam tabel berikut :
No. Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
(Strength) (weakness)
1 Aksesibiltas menuju pasar  -
kebon watu gede sudah
bagus baik jalan raya
maupun jalan masuk
menuju pasar hanya saja
masih kurang papan
penunjuk arah menuju
pasar. Serta masih
kurangnya tarnsportasi
umum.

28
2 Fasilitas di pasar kebon - 
sudah bagus dan lengkap
hanya saja masih kurang
dari segi jumlah dan
tempat berteduh saat
musim hujan.
3 Sumber daya manusia di  -
pasar kebon watu gede
memiliki jumlah yang
mencukupi. Hanya saja
masih sangat sedikit
pengelola yang bisa
berbahasa asing hanya
satu dua orang.
4 Pasar kebon watu gede - 
memiliki organisasi
berupa karang taruna dan
karang aruna ini
merangkap menjadi
pengelola yang disebut
panitia dan bekerja sama
dengan warga sekitar
5 Hubungan antar SDM di  -
pasar kebon watu gede
sudah baik..
6 Pendanaa awal - 
merupakan hasil iuran
anggota karang taruna,
dan selanjutnya pendanaa
berasal dari pagelaran

29
pasar dan uang sewa
pedagang.
7 Pasar kebon watu gede  -
memiliki potesi yang
cukup banyak seperti
pemandangan, konsep
pasar, lokasi yang bagus
serta makanan yang
memiliki banyak pilihan
dan murah.
8 bahwa Keamanan di pasar  -
kebon watu gede sudah
bagus dengan adanya
kerja sama denga kantip
dan polisi setempat.
9. Kebersihan sudah baik 
dengan adanya kerja bakti
setiap pasar akan di buka
dan tempat sampah yang
banyak tersedia di pasar.
Dan juga sudah nyaman
bagi pengunjung yang
menyantap makanan di
sana.
10. Pengelola dan penjual 
disana ramah dalam
menyambut pengunjung.
Tabel 2. Analisis Faktor Lingkungan Internal

30
2. Faktor Lingkungan Eksternal
a. Regulasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan


observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Regulasi di pasar kebon watu gede belum ada perjanjian
secara resmi. Hanya ada kerja sama dalam bentuk acara-acara
kecil. Dan tidak ada tiket retribusi.

b. Pesaing
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Pasar kebon watu gede sebenarnya memiliki pesainga di
dalam daerah maupun luar daerah hanya saja untuk di dalam
magelang pesaing pasar kebon watu gede kurang terkenal di
kalangan wisatawan.
c. Wisatawan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Pasar Kebon Watu Gede belum ada perjanjian secara
resmi karena sejauh ini memang di kelola secara swadaya dan
belum bekerja sama dengan instansi manapun
d. Target pasar
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Wisatawan yang datang dominan domestic dalam kota
maupun luar kota . ada juga kunjungan wisatawan asing tapi
masih sangat sedikit. Dan setiap pagelaran tidak pernah sepi
pengunjung.
e. Promosi
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan

31
bahwa Promosi sudah di lakukan oleh pengelola pasar kebon
watu gede melalui sosial media dan cukup menarik minat
wisatawan untuk datang.
f. Teknologi
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat disimpulkan
bahwa Teknologi yang ada di pasar kebon watu gede sudah
cukup.
Analisis faktor lingkungan external dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu Peluang
(opportunities) dan Ancaman (threat), secara lebih rinci
dijabarkan dalam tabel berikut :
No Faktor eksternal Peluang Ancaman
(opportunities) (threat)
Regulasi di pasar 
1
kebon watu gede belum
ada perjanjian secara
resmi. Hanya ada kerja
sama dalam bentuk
acara-acara kecil. Dan
tidak ada tiket retribusi.
Pasar kebon watu gede 
2
sebenarnya memiliki
pesainga di dalam
daerah maupun luar
daerah hanya saja untuk
di dalam magelang
pesaing pasar kebon
watu gede kurang

32
terkenal di kalangan
wisatawan.
Wisatawan yang
3 
datang dominan
domestic dalam kota
maupun luar kota . ada
juga kunjungan
wisatawan asing tapi
masih sangat sedikit.
Dan setiap pagelaran
tidak pernah sepi
pengunjung.
Target pasar dari pasar -
4 
kebon watu gede adalah
semua usia dan
terutama kaum milenial
Promosi sudah di -
5 
lakukan oleh pengelola
pasar kebon watu gede
melalui sosial media
dan cukup menarik
minat wisatawan untuk
datang.
Teknologi yang ada di
6 
pasar kebon watu gede
sudah cukup.
Tabel 3. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

33
3. Analisis SWOT

Internal Strength (Kekuatan) Weakness


1) Aksesibiltas (Kelemahan)
menuju pasar 1) Fasilitas di pasar
kebon watu gede kebon sudah
sudah bagus baik bagus dan lengkap
jalan raya maupun hanya saja masih
jalan masuk kurang dari segi
menuju pasar jumlah dan tempat
hanya saja masih berteduh saat
kurang papan musim hujan.
penunjuk arah 2) Pasar kebon watu
menuju pasar. gede memiliki
Serta masih organisasi berupa
kurangnya karang taruna dan
tarnsportasi umum. karang aruna ini
2) Sumber daya merangkap
manusia di pasar menjadi pengelola
kebon watu gede yang disebut
memiliki jumlah panitia dan
yang mencukupi. bekerja sama
Hanya saja masih dengan warga
sangat sedikit sekitar
pengelola yang 3) Pendanaa awal
bisa berbahasa merupakan hasil
asing hanya satu iuran anggota
dua orang. karang taruna, dan
3) Hubungan antar selanjutnya
SDM di pasar pendanaa berasal
dari pagelaran

34
kebon watu gede pasar dan uang
sudah baik.. sewa pedagang.
4) Pasar kebon watu
gede memiliki
potesi yang cukup
banyak seperti
pemandangan,
External
konsep pasar,
lokasi yang bagus
serta makanan
yang memiliki
banyak pilihan dan
murah.
5) Keamanan di pasar
kebon watu gede
sudah bagus
dengan adanya
kerja sama denga
kantip dan polisi
setempat.
6) Kebersihan sudah
baik dengan
adanya kerja bakti
setiap pasar akan di
buka dan tempat
sampah yang
banyak tersedia di
pasar. Dan juga
sudah nyaman bagi
pengunjung yang

35
menyantap
makanan di sana.
7) Pengelola dan
penjual disana
ramah dalam
menyambut
pengunjung
Opportunity Strategi (Strength - Strategi (Weakness-
(Peluang) Oppourtunity) : Oppourtunity)
1) Memanfaat kan 1) Menambah
1) Wisatawan potensi alam dan kapasitas fasilitas
yang datang lahan yang masih umum yang ada
dominan luas untuk di pasar kebon
domestic dalam membuat daya watu gede seperti
kota maupun tarik baru yang tempat parkir,
luar kota . ada dapat menambah toilet dan tempat
juga kunjungan kunjungan berteduh.
wisatawan wisatawan. 2) Melakukan
asing tapi 2) Melakukan promosi pedekatan dan
masih sangat menggunakan kerjasama kepada
sedikit. Dan media lain selain pihak pemerintah
setiap media sosial dan desa agar dapat
pagelaran tidak mulai menargetkan bekerjasama
pernah sepi wisatawan deangan dinas
pengunjung. 3) Meningkatkan pariwisata untuk
2) Target pasar kemampuan SDM mendapatkan
dari pasar dalam berbahasa dukungan ilmu
kebon watu asing untuk maupun materi
gede adalah mengantisipasi bila guna
semua usia dan ada wisatawan mempercepat
asing berkunjung pengembangan

36
terutama kaum ke pasar kebon pasar kebon watu
milenial watu gede gede lebih pesat
3) Promosi sudah mulai dari daya
di lakukan oleh tarik hingga
pengelola pasar fasilitas yang ada.
kebon watu 3) Mengoptimalkan
gede melalui potensi yang
sosial media dimiliki pasar
dan cukup kebon watu gede
menarik minat untuk
wisatawan memunculkan
untuk datang. daya tarik baru
4) Teknologi yang yang dapat
ada di pasar menunjang
kebon watu pendapatan pasar
gede sudah kebon watu gede.
cukup
Threat (ancaman) Strategi (Strength- Strategi (Weakness-
Threat) Threat)
1) Regulasi di 1) Menjalin kerjasama 1) Menambah
pasar kebon dengan pemerintah jumlah fasilitas
watu gede desa dan dinas yang ada untuk
belum ada pariwisata memenuhi
perjanjian kabupaten kebutuhan
secara resmi. magelang. Serta wisatawan yang
Hanya ada membuat berkunjung dan
kerja sama perjanjian resmi tetap menjaga
dalam bentuk dengan se,ua pihak kualitas
acara-acara yang bekerjaa sama kebersihan yang
kecil. Dan tidak dengan pasar kebon sudah baik.
watu gede

37
ada tiket 2) Tetap menjaga 2) Membuat
retribusi. kualita pasar kebon organisasi resmi/
2) Pasar kebon watu gede dan professional agar
watu gede mengembangkan dapat bekerjasama
sebenarnya daya tarik baru agar dengan dinas
memiliki tetap menjaga ke pariwisata untuk
pesainga di eksisan pasar mendapatkan
dalam daerah kebon watu gede. support ilmu
maupun luar 3) Memanfaatkan maupun materi
daerah hanya potensi dan lahan
saja untuk di yang masih asri
dalam untuk membuat
magelang daya tarik baru
pesaing pasar yang dapat menarik
kebon watu minta wisatawan
gede kurang
terkenal di
kalangan
wisatawan.

Menurut hasil analisis SWOT seperti yang tertulis pada

tabel, baik yang dari Internal maupun Eksternal yang sudah dikaji

dalam bentuk tabel ( Matriks ) SWOT maka dapat disusun strategi

pengelolaan rumusan interaksi S-O, W-O, S-T, dan W-T sebagai

berikut

1. Strategi Strength – Opportunities (S-O)

a. Memanfaat kan potensi alam dan lahan yang masih luas


untuk membuat daya tarik baru yang dapat menambah
kunjungan wisatawan.

38
b. Melakukan promosi menggunakan media lain selain media
sosial dan mulai menargetkan wisatawan
c. Meningkatkan kemampuan SDM dalam berbahasa asing
untuk mengantisipasi bila ada wisatawan asing berkunjung
ke pasar kebon watu gede
2. Strategi Weakness – Opportunities (W-O)
a. Menambah kapasitas fasilitas umum yang ada di pasar
kebon watu gede seperti tempat parkir, toilet dan tempat
berteduh.
b. Melakukan pedekatan dan kerjasama kepada pihak
pemerintah desa agar dapat bekerjasama deangan dinas
pariwisata untuk mendapatkan dukungan.
c. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki pasar kebon watu
gede untuk memunculkan daya tarik baru yang dapat
menunjang pendapatan pasar kebon watu gede.
3. Strength-Threat (S-T)
a. Menjalin kerjasama dengan pemerintah desa dan dinas
pariwisata kabupaten magelang. Serta membuat perjanjian
resmi dengan se,ua pihak yang bekerjaa sama dengan pasar
kebon watu gede
b. Tetap menjaga kualita pasar kebon watu gede dan
mengembangkan daya tarik baru agar tetap menjaga ke
eksisan pasar kebon watu gede.
c. Memanfaatkan potensi dan lahan yang masih asri untuk
membuat daya tarik baru yang dapat menarik minta
wisatawan
4. Strategi Weakness – Threath (W-T)
a. Menambah jumlah fasilitas yang ada untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan yang berkunjung dan tetap menjaga
kualitas kebersihan yang sudah baik.

39
b. Membuat organisasi resmi/ professional untuk menjaga
keberlangsungan Pasar Kebon Watu Gede.

E. Hasil Analisis Data


Dari hasil analisis data SWOT yang teleh dilakukan, dapat di
temukan strategi alternative yang dapat di lakukan untuk pengembangan
Pasar Kebon Watu Gede dari dasar kekuatan (Strength) dan pemanfaatan
peluang (Opportunities) serta penanggulangan kelemahan (Weakness) serta
ancaman (Threath) yang ada. Berikut hasil analisis data SWOT:

Memanfaat kan potensi alam dan lahan yang masih luas untuk
membuat daya tarik baru yang dapat menambah kunjungan wisatawan.
Masih banyaknya potensi yang dimiliki pasar kebon watu gede mebuat
pasar kebon watu gede masih berpotensi untuk di kembangkan baik dengan
membuat daya tarik baru maupun mengoptimalkan potensi yang sudah ada.
Dengan alam yang masih asri pasar kebon watu gede sangan berpotensi
untuk membuat spot foto dengan memanfaat kan view yang ada, bisa
berupa spot foto untuk umum maupun penyewaan tempat unutk foto
prewedding.

Memanfaatkan lahan yang masih luas, pasar kebon watu gede


masih memiliki lahan persawahan yang sangan luas yang bisa di
manfaatkan dengan membuat agro wisata dan outbond. Dimana dengan
membuat argo wisata pengunjung bisa belajar menanam padi atau
menanam tumbuhan palawija yang bisa di taman di persawahan. wisatawan
bisa datang saat musim tanam maupun panen sehingga itu bisa menunjang
pendapatan warga saat menunggu pagelan pasar yang hanya di buka dua
minggu sekalio serta bisa menjadi wadah juga bagi pengelola untuk
meperkenalkan pasar kebon watu gede lebih luas lagi.

Serta mengoptimalkan daya tarik yang sudah ada yaitu pasar itu
sendiri dengan memanfaat kan lokasi pasar untuk tempat membuat
kegiatan lain selain pasar yang hanya di gelar pada minggu pahing dan

40
minggu legi. Dengan membuat pasar malah hari atau bisa di sebut pasar
wengi dengan menambahkan lampu- lampu kecil di dalam pasar dan di
jalan masuk menuju pasar untuk menciptakan suasana baru bagi
pengunjung dan memanfaat kan panggung kesenian sebagai tempat hiburan
bagi wisatawan dengan membuat perjuntukan music maupun teater. Pilihan
lain dengan menyewakan lokasi pasar sebagai tempat pernikahan dengan
konsep garden part dan Juga bisa melibatkan masyarakat setempat untuk
menyediakan jasa ketring makanan untuk acara pernikahan. dengan
pemanfaatan ini di harapkan lokasi pasar lebih berfungsi leboh optimal
sehingga warga sekitar memiliki pemasuka lebih tidak hanya dari pasar
saja. Serta dengan adanya daya tarik baru juga bisa sekalian
mempromosikan pasar kebon watu gede.

Melakukan promosi menggunakan media lain selain media sosial


dan mulai menargetkan wisatawan asing. Memang pada saat ini media
sosail merupakan tempat promosi yang sangat efekti untuk menjual
sesauatu dan hal itu juga di lakukan Pasar kebon watu gede. Pasar kebon
watu gede menggunakan media sosial (istagram) sebagai tempat promosi
dan promosi seperti ini cukup menarik jumlah kunjungan wisatawan
terutama kalangan milenial. Akan tetapi pasar kebon watu gede masih bisa
melakukan promosi menggunkan media lain seperti melakukan kerja sama
dengan paket wisata.

Dengan melakukan bekerjasama dengan paket wisata dapat


meningkatkan jumlah kunjunga wisatawan terutama wisatawan asing.
Sampai saat ini mayoritas pengunjung pasar kebon watu gede masih
wisatawan local, memang sudah ada wisatawan asing yang pernah
berkunjung hanya saya masih sangat sedikit oleh karena itu pasar kebon
watu gede perlu menargetkan wisatawan asing sebagai target wisatawan
dengan cara bekerjasama dengan penyediajasa tour and travel. Karena
dengan bekerjasama dengan jasa tour and travel, pasar kebon watu gede

41
akan di masukan kedalam destinasi tujuan di dalam paket wisata
perusahaan tersebut.

Meningkatkan kemampuan SDM dalam berbahas asing untuk


mengantisipasi bila ada wisatawan asing berkunjung ke pasar kebon watu
gede. Kemampuan bahasa asing terutama bahasa inggris pada saat ini
sangat di perluka terutama di sector wisata. Suatu destinasi wisata minimal
harus memiliki SDM yang mampu berbahasa asing. Seperti halnya pasar
kebon watu gede juga harus meningkatkan kemampuan SDM dalam
berbahasa asing untuk mengantisipasi kedatangan wisatawan asing dan
juga untuk mempersiapkan jika pasar kebon watu gede ingin menargetkan
wisatawan asing.

Cara untuk menimgkatkan kemapuan SDM dalam berbahasa asing


dengan melukukan pelatihan bahasa inggris. Minimal SDM di pasar kebon
watu gede bisa berbahasa inggris deang percakapan sederhana seperti
bercakapan jual beli dan menawarkan dagangan. Sehingga dengan
meningkatnya kemampuan SDM dalam berbahasa asing akan sangat
menguntungkan bagi pasar kebon watu gede nantinya untuk menargetkan
wisatawan asing.

Menambah kapasitas fasilitas umum yang ada di pasar kebon watu


gede seperti tempat parkir, toilet dan tempat berteduh. Fasilitas umum di
suatu tempat wsiata sangat lah penting untuk menunjang suatu destinasi
wisata hal ini yang juga harus di perhatikan di pasar kebon watu gede.
Pasar kebon watu gede sebenarnya telah menilki fasilitas umum yang
lengkap, hanya saja masih kurang dalam segi jumlah. Seperti halnya
tempat parkir yang sempit dan berda tepat di pinggi jalan membuat
amanan agak kurang. Karena posisi parkiran yang kecil dan benar-benar
di pinggir jalan. Oleh karena itu perlunya lahan yang lebih luas unutk
membuat parkiran yang lebih layak dan luas untuk menampung
kendaraan roda dua, roda empat maupun bis. Lahan yang dapat di
gunakan sebagai parkiran yang luas sebnearnya ada di sebelah kiri pintu

42
masuk pasar. Di lokasi itu memiliki lahan yang cocok untuk menjadi
parkiran mobil dan bus, sehingga parkiran mobil yang sekarang bisa di
alih fungsi sebagai parkiran kendaraan roda dua.

Menambah fasilitas umum berupa toilet, sebeneranya pasar kebon


watu gede telah memiliki toilet yang sudah layak dan bersih. Hanya saja
dari segi jumlah masih kurang memadai untuk kebersihan toilet di pasar
kebon watu gede sudah baik. Untuk suatu destinasi dengan luas lokasi
skitar 3 hektar pasar kebon watu gede hanya memiliki toilet berjumlah
dua, dengan kondisi toilet yang terbuat dari anyaman bamboo dan tidak
di pisah antara laki-laki perempuan. Hal ini cukup membuat pengunjung
kurang nyaman. Oleh karena itu perlunya di tambah jumalah toilet
sebanyak 4 toilet yang nanti di pisah antara laki-laki dan perempuan serta
bangunan toilet yang lebih permanan dan kokoh untuk menambah
kenyamana pengunjung pasar.

Pasar kebon watu gede berlokasi di alam terbuka bukan di sebuah


ruangan oleh karena itu pasar kebon watu gede harus mengantisipasi
perubahan cuaca sewaktu – waktu yang bisa terjadi. Hal ini membuat
pasar kebon watu gede harus mempersiapakan tempat berteduh bagi
pengunujung apa bila saat pagelaran pasar berlangsung terjadi hujan.
Tempat berteduh sangat penting bagi pengunjung bila sewaktu-waktu
terjadi hujan pengunjung tidak perlu panic dang bingung. Oleh karena itu
perlunya penambahan tempat berteduh di lokasi pasar maupun di jalan
masuk menuju pasar. Tempat berteduh ini juga sangat penting pagi pasar
kebon watu gede saat memasuki musim penghujan karena pasar kebon
watu gede masih tetap bisa membuka pasar meskipun terjadi hujan karena
sudah ada tempat berteduh yang memadai bagi pengunjung.

Penambahan fasilitas papan penujunk arah menuju pasar kebon


watu gede dari mulai tugu bandongan. Ini sangat penting untuk di bangun
karena sampai saat ini belum ada papan penunjuk arah menuju pasar
hanya ada papan penujuk arah menuju wilayah kecamatan bandongan.

43
Dengan menambahkan papan penunjuk arah memudahkan wisatawan
dalam menemukan lokasi pasar kebon watu gede.

Tetap menjaga kualitas pasar kebon watu gede dan


mengembangkan daya tarik baru agar tetap menjaga ke eksisan pasar
kebon watu gede. Pasar kebon watu gede harus tetap menjaga kualitas
yang sudah di miliki seperti kebersihan. dengan tetap menjaga kebersihan
di pasar kebon watu gede karena salah satu daya tarik pasar kebon watu
gede adalah makanan membuat lokasi di pasar kebon watu gede harus
layak untuk pengunjung menyantap makanan di lokasi tersebut.

Tetap memegang teguh konsep pasar tempo dulu sebagai daya


tarik pasar kebon watu gede. Menjaga kualiatas yang sudah ada agar pasar
kebon watu gede tidak kalah dengan pasar- pasar serupa yang mulai
bermunculan. Selalu rutin membuka pagelaran agar dengan hiiburan di
setiap pagelaranya agar pengunjung terhibur dan pasar kebon watu gede
tidak terlupakan oleh wisatawan. Oleh kareana itu oanitia pasar kebon
watu gede harus tetep semangat dan tetap menjalankan pasar kebon watu
gede seperti rencana awal pasar tersebut di buka.

Melakukan pendekatan dan kerjasama kepada pihak pemerintah


desa agar dapat bekerjasama dengan dinas pariwisata untuk
mendapatkan dukungan. Dukungan dari pemerintah sangat penting bagi
kelangsungan pasar kebon watu gede. Dikarenakan pasar kebon watu
gede belum mendapatkan dukungan sartus persen dari pemerintah desa
maka pengelola harus melakukan pendekatan terhadap pihak desa agar
mau mendukung kegiatan pariwisata di pasar kebon watu gede. Bila
pengelola pasar sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah desa
akan sangat memiliki peluang untuk melakukan kerjasama dengan dinas
pariwisata kabupaten magelang untuk medapatkan support ilmu,
promosi lebih banyak dan dana guna mempercepat pengembangan pasar
kebon watu gede.

44
Membuat organisasi resmi atau professional untuk menjaga
keberlangsungan pasar kebon watu gede. Saat ini pengelola pasar kebon
watu gede masih bisa di katakana belum pengelola resmi hanya sebuah
karang taruna yang membentuk panitia pagelaran pasar kebon watu
gede. Dengan organisasi seperti ini dapat mengancam keberlangsungan
pasar kebon watu gede, karena tidak ada pengikat secra resmi yang mana
para anggotanya bisa berhenti kapan saja karena jenuh. Oleh karena itu
perlunnya di bentu organisasi resmi yang terikat agar keberlangsungan
pagelaran pasar kebon watu gede dapat terjaga karena sudah ada
peraturan yang mengatur dan secara resmi.

F. Jawaban Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengembangan objek wisata Pasar Kebon Watu Gede agar
lebih menarik, lebih dikenal serta diminati oleh wisatawan?
Dengan memanfaat kan potensi alam dan lahan yang masih luas
untuk membuat daya tarik baru yang dapat menambah kunjungan
wisatawan. Memanfaatkan potensi pasar untuk menarik lebih banyak
pengunjung dengan membuka pasar di waktu malam hari atau
mengadakan event music, pertunjukan tari atau kesenian setempat agar
menciptakan suasana yang berbeda serta mengurangi tingkat kejenuhan
wisatawan bisa juga membuat WO dan menyewakan tempat untuk
acara pernikahan. Serta Melakukan promosi menggunakan media lain
selain media sosial dan mulai menargetkan wisatawan. Pasar kebon
watu gede bisa bekerjasama dengan perushaan jasa tour and travel
untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan asing
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata Pasar
Kebon Watu Gede?
Kendala yang di hadapi adalah pemerintah desa belum mendukung
seratus persen pasar kebon watu gede sehingga dana yang digunakan
untuk pengembangan fasilitas dan daya tarik lain hanya mengandalkan
dari pendapatan setiap pagelaran pasar. Karena hal itu pengembangan
pasar kebon watu gede berjalan lambat.

45
3. Bagaimana peran serta masyarakat Dusun Jetak dalam pengembangan
objek wisata Pasar Kebon Watu Gede?
Masyarakat dusun jetak ikut berperan aktif dalam setiap pagelaran Pasar
Kebon Watu Gede. semua masyarakat bekerja sama untuk
mengembangankan pasar kebon watu gede ini, kalangan muda dan tua
saling membantu. Juga kan di sisi ada susunan organisasi yang memang
membuat ada kerja sama yang baik antara satu bagian dengan yang lain

46
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan analisis data pada bab
sebelumnya, penulis menarik kesimpulan bahwa Pasar Kebon Watu
Gede memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus. Mengingat
suasana alam dan konspe pasar yang menarik menjadi wisata belanja
dengan konsep yang berbeda.
Potensi yang dimiliki masih banyak dan masih dapat di
manfaatkan secara maksimal oleh pengelola, sehingga masih banyak
yang harus dibenahi dan di kembangkan dari Pasar Kebin Watu Gede
Magelang. Terutama fasilitas umum seperti toilet yang dirasa masih
kurang tentunya harus mendapatkan perhatian lebih dari pengelola
pasar. Kualitas SDM yang dimiliki juga dirasa masih kurang dalam
kemampuan berbahasa asing,
Dukungan dari masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan
dalam pengembangan Pasar Kebon Watu Gede ini. Karena bentuk
dukungan yang telah diberikan oleh masyarakat dalam berpartisipasi
aktif di setiap kegiatan pagelaran pasar sangat berpengaruh bagi
perkembangan pasar kebon watu gede, Hanya saja belum di imbangi
dukungan dari pemerintah desa maupun pemerintah pusat saat ini cukup
mempengaruhi perkembangan pasar juga terutama dalam segi
pendanaan karna pasar kebon watu gede hanya mengandalkan
pendanaan dari setiap keuntungan pagelaran pasar saja. Oleh karena itu
perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak mulai dari
pengelola, pemerintah dan masyarakat agar Pasar Kebon Watu Gede
Magelang bisa lebih baik lagi.

47
B. SARAN

Berkaitan dengan pembahasan diatas mengenai Pasar Kebon

Watu Gede dan pengembangannya, maka berikut beberapa saran yang

dapat penulis berikan untuk membantu berbagai pihak yang terlibat,

saran-saran tersebut yaitu :

1. Fasilitas umum terutama jumlah di toilet harus diperhatikan dan di

tambah lagi.

2. Papan petunjuk arah menuju pasar perlu di buat untuk memudahkan

wisatawan.

3. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan dalam

kemampuan berbahasanya asing

4. Pemerintah berperan lebih aktif lagi untuk pengembangan

pengembangan Pasar Kebon Watu Gede Magelang, bisa dengan

mendukung kegiatan di setiap pagelaran pasar dan mengadakan

acara atau kegiata yang bertempat di Pasar Kebon Watu Gede.

5. Menambahkan tempat berteduh untuk mengantisipasi hujan.

6. Menambah daya tarik baru agar pengunjung tidak bosan.

7. Merawat fasilitas yang sudah ada agar tidak cepat rusak dan bisa

dengan nyaman di gunkan oleh wisatawan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Aditha, Agung P ( 2015). Pengembangan Wisata Pedesaan Berbasis Budaya


Yang berkelanjutan Di Desa Wisata Srowolan Sleman. Yogyakarta :
Jurnal Kepariwisataan Stipram Vol 9 No 2 (2015) : 61-76.
http://ejournal.stipram.net/
Damiasih. Ria Eka. 2017. Jurnal Stipram vol 11. “Pengelolaan Goa Tanding
Sebagai Ekowisata Di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta”.
STIPRAM Yogyakarta. http://ejournal.stipram.net/
Eko Haryanto : Analisis Motivasi Pendorong Wisatawan Mancanegara
Berkunjung Ke Yogyakarta . Volume 13 Nomor 1 2019
https://ejournal.stipram.net.
Fitrah, M, Lutfiyah. 2017. Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus.
Jawa Barat: CV Jejak

Hidayat,Wahyu.Ribuan Wisatawan Kunjungi Semarak Pasar Kebon Watu


Gede Magelang.(2018).magelangkab.go.id
Kanal Wisata Belanja Indonesia, 2015. (https://kanalwisata.com/kanal-wisata-
belanja-indonesia)

Mardiana Lumbar R. “Peran Mall Untuk Menunjang Perkembangan Wisata


Belanja di Kota Medan”. (2011).
Nur, Rosalina. Yerika Ayu S. Mei 2018. Jurnal Stipram vol 12. “ Pengaruh
Sektor Pariwisata Terhadap Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten
Pacitan (Paska Penetapan Kawasan Geopark Gunung Sewu)”.
STIPRAM Yogyakarta. http://ejournal.stipram.net/
Saifuddin, Azwar. 2015. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Satriawati, Zahrotun. “Marganing Jati.” 2016. Pengelolaan Obyek Wisata Watu


Kendil Sebagai Wisata alam Di Magelang. http://ejournal.stipram.net
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

49
Suhendroyono, 2016. Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung Sebagai Ikon
Wisata Berbasis Budaya Di GunungKidul Yogyakarta: Jurnal
Kepariwisataan, vol.10, no 1 (2016): 43-50/http://ejournal.stipram.net/
Suyitno. 2013. Pengembangan Potensi Kepariwisataan di Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. http://ejournal.stipram.net/
Volume 7 Nomor 2 Mei 2013
Susanto, DR. Syaifulloh,M. Pengembangan Obyek Wisata Berbasis
Community Based Tourism (CBT) Di Hutan Payau, Cilacap. 12(2). 45-
56 .
Syamsu, Moch Nur. 2018. Studi Kelayakan Air Terjun Nggembor sebagai
Destinasi Wisata untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa
Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta:
Jurnal Kepariwisataan, Vol 12, No. 3 (2018): 71-84.
Syamsu, Moch Nur. "Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten
Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi." Jurnal Kepariwisataan
10.3 (2016): 29-38. (http://ejournal.stipram.net).
Saifuddin, Azwar. 2015. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Utama, I Gusti Bagus Rai & Mahadewi, Ni Made Eka. 2012. Metodologi
Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta : Andi Offset

50

Anda mungkin juga menyukai