Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
BAB II
16
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Pengertian dari Obyek Wisata, adalah semua hal yang menarik untuk
dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam
saja. Sedangkan pengertian dari pada Atraksi Wisata, yaitu sesuatu yang menarik
untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan. Jenis-jenis atraksi
wisata (daya tarik wisata) menurut literatur dapat digolongkan menjadi atraksi
alam, atraksi budaya, dan atraksi buatan.
Daya tarik wisata alam adalah segala keunikan, keindahan dan keaslian
keanekaragaman kekayaan alam hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Daya tarik
wisata alam dapat berupa sesuatu yang tetap dan dapat dinikmati keindahanya
seperti hutan, sungai, danau, pantai, laut dan sebagainya. Selain itu adapula daya
tarik wisata alam yang tidak tetap atau bergerak misalnya fenomena migrasi
binatang, pasang surut lautan, bunga yang indah. Daya tarik wisata alam yang
tidak tetap ini hanya dapat dinikmati pada waktu-waktu atau musim tertentu
saja. Olahraga air dalam hal ini dikategorikan ke dalam wisata alam karena
memanfaatkan dimensi alam.
17
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Daya tarik wisata budaya adalah segala keunikan, keindahan dan keaslian
(otentik) keanekaragaman kekayaan hasil kebudayaan setempat. Daya tarik
wisata budaya dapat berupa hasil kebudayaan yang berwujud (tangible) seperti
rumah adat, candi, benda-benda kesenian dan sebagainya. Selain itu, daya tarik
wisata budaya dapat juga berupa hasil kebudayaan yang tidak berwujud fisik
(intangible) seperti bahasa daerah, tari-tarian, upacara adat, pertunjukan, sistem
tata cara pertanian sederhana serta berbagai macam kearifan lokal lainya.
18
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Dari Kiri Atas ke Kanan, Tas rajut berbahan enceng gondok, daun tebu, pelepah pisang,
& Batik Tulis dan Cap
Dari Kiri Bawah ke Kanan, Kerajinan Rajut bambu & Cap Ukir Batik
19
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Sungai Progo sebagai Wisata Arung Jeram dan Olah Raga Prestasi.
Lok. Jeram Ancol, Grade 3+
20
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
21
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Selain itu dalam Deklarasi Rio pada tahun 1992 adalah sebagai berikut
(UNCED, The Rio Declaration on Environment and Development, 1992 dalam
Mitchell et al., 2003) juga telah menjadi kesepakatan bahwa pengembangan
pariwisata hendaknya berpedoman pada prinsip -prinsip pengembangan/
pembangunan berkelanjutan diantaranya :
Prinsip 1 : Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan
berkelanjutan. Mereka hidup secara sehat dan produktif,
selaras dengan alam.
Prinsip 2 : Negara mempunyai, dalam hubungannya dengan the
Charter of the United Nations dan prinsip hukum
internasional, dan berhak untuk mengeksploitasi
22
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
23
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
24
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
25
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
26
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
1. Pemassalan Olahraga
Pemassalan olahraga bertujuan untuk mendorong dan menggerakkan
masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat
dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup, khususnya jenis
olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan
massal. Kaitannya dengan olahraga prestasi; tujuan pemassalan
adalah melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari
upaya peningkatan prestasi olahraga.
Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan
sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan
pemanduan bakat atlet. Pemassalan olahraga berfungsi untuk
menumbuhkan kesehatan dan kesegaran jasmani manusia Indonesia
dalam rangka membangun manusia yang berkualitas dengan
menjadikan olahraga sebagai bagian dari pola hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, dalam pembangunan olahraga perlu selalu
meningkatkan dan memperluas pemassalan di kalangan bangsa
Indonesia dalam upaya membangun kesehatan dan kesegaran
jasmani, mental dan rokhani masyarakat serta membentuk watak dan
kepribadian, displin dan sportivitas yang tinggi, yang merupakan
bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia.
27
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
2. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-
individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di
kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan
olahraga.
Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari
bibit. Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi
bakat (Talent Identification), kemudian dilanjutkan dengan tahap
pengembangan bakat (Talent Development). Dengan cara demikian,
maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.
Ditinjau dari sudut pertumbuhan dan perkembangan gerak anak,
merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-kanak, yaitu masa
adolesensi.
Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola
olahraga pada tingkat eksekutif-taktik dan sekaligus bertanggung
jawab pada pembinaan di tingkat bawahnya, yaitu pada tahap
pemassalan olahraga. Di sini disusun program yang mampu
memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat kotamadya/kabupaten
maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-kejuaraan yang teratur
merupakan salah satu cara untuk merangsang dan memacu
28
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
3. Peningkatan Prestasi
Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai
dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai
macam latihan maupun uji coba. Pertandingan/perlombaan tersebut
dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu. Pencapaian
prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari segala proses
pembinaan, baik melalui pemassalan maupun pembibitan.
Dari hasil proses pembibitan akan dipilih atlet yang makin
menampakkan prestasi olahraga yang dibina. Di sini peran pengelola
olahraga tingkat politik - strategik bertanggung jawab membina atlet-
atlet ini yang memiliki kualitas prestasi tingkat nasional.
Para pengelola olahraga tingkat politik - strategik pada dasarnya
bertanggung jawab terhadap sistem pembangunan olahraga secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pengorganisasian program pembinaan
jangka panjang dapat dikemukakan bahwa (1) masa kanak-kanak
berisi program latihan pemula (junior awal) yang merupakan usia
mulai berolahraga dalam tahap pemassalan; (2) masa adolesensi
berisi program latihan junior lanjut yang merupakan usia spesialisasi
dalam tahap pembibitan; dan (3) masa pasca adolesensi berisi
program latihan senior yang merupakan usia pencapaian prestasi
puncak dalam tahap pembinaan prestasi.
29
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
bangsa. Suatu negara yang ingin membangun bangsa yang sehat, kuat dan segar,
maka perlu menyusun dan melaksanakan suatu sistem pembangunan olahraga
secara menyeluruh yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia.
Pembangunan bangsa tidak akan lengkap atau sempurna tanpa pembangunan
olahraga, karena aktivitas gerak manusia merupakan modal dasar aktivitas
manusia dalam pembangunan. Oleh karena pembangunan bangsa dilaksanakan
dalam rangka pembangunan manusia dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia, maka pembangunan olahraga dilaksanakan untuk mencapai
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pertumbuhan fisik-biologis
dan pertumbuhan mental spiritual, antara kemajuan lahiriah dan kepuasan
batiniah.
30
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Sekitar tahun 1990, olahraga arung jeram kurang diminati oleh penduduk
lokal karena kurangnya pemasaran dan anggapan bahwa olahraga arung jeram
merupakan olahraga yang berbahaya. Bisnis arung jeram pada sungai-sungai di
Pulau Jawa pada saat itu belum menjanjikan. Antara lain karena peminat arung
jeram, yang sebagian besar warga Jakarta, baru bisa melakukan kegiatannya
pada akhir pekan atau hari libur. Namun, setelah pasar atau peminat mulai
tumbuh - tidak terbatas warga asing – mulailah bermunculan kelompok yang
mencoba mengelola bisnis arung jeram.
31
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
tempat-tempat untuk bermain dan lain-lain. Karena itu pariwisata sangat terkait
dengan keadaan lingkungan dan sumberdaya. Data dari BPS (2017) menunjukan
bahwa panjang sungai Progo adalah sekitar 140 km dan yang terletak di
Kabupaten kulon Progo adalah sepanjang 58 km atau 41 % dari panjang
keseluruhan. Unsur-unsur ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan bagi
kegiatan pariwisata olahraga. Pemanfaatan potensi ini sebagai DTW dapat
dimaksimalkan untuk mendatangkan keuntungan secara sosial ekonomi.
Data potensi di atas di dukung oleh fakta bahwa aktifitas arung jeram di
Negara-negara maju seperti Eropa, Amerika dan New Zaeland umumnya
terkendala pada musim dingin dimana sungai-sungai kadang mengalami
pembekuan (November – April untuk Eropa dan Amerika) serta (Juni –
September untuk New Zaeland). Bagi Indonesia, fakta tersebut merupakan suatu
keuntungan yang bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh Indonesia yang tidak
mengenal musim dingin dengan membangun Sirkuit Olahraga Air berskala
Internasional demi mengisi kekosongan pada bulan-bulan tertentu, sambil
meningkatkan kualitas untuk bersaing secara terbuka sepanjang tahun.
33
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
34
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018
Angkutan air cocok dan efisien sebagai lalu lintas penghubung antara
pelabuhan dengan sistem angkutan lain yang menggunakan perahu untuk
membongkar-muat barang dari dan ke kapal. Selain itu, juga dapat
berfungsi sebagai lalu lintas penghubung antar tempat (misalnya permukiman)
yang belum terhubung oleh sistem jaringan jalan darat, sebagai lalu lintas
penyeberangan antar pulau atau penyeberangan sungai, dan untuk
pengangkutan barang di daerah pedalaman (Warpani, 1990).
35