Anda di halaman 1dari 20

Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka

Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

BAB II

KONSEP DAN LANDASAN TEORI

2.1. Arti, Fungsi dan Hakekat Eksplorasi S. Progo


2.1.2. Arti Eksplorasi S. Progo

Saat acara pelepasan Borobudur Marathon 2016 di lapangan Lumbini


Candi Borobudur - Magelang, Jawa Tengah, Menteri Pemuda dan Olahraga -
Imam Nahrawi mengatakan bahwa olahraga kini tak bisa lepas dari yang
namanya pariwisata. Oleh karenanya, dua aspek itu diminta berjalan beriringan
sekaligus berkembang bersama-sama. Pasalnya, keberadaan event-event
olahraga baik lokal, regional dan internasional yang menjamur saat ini terbukti
bisa membangkitkan gairah pariwisata di kota tempat penyelenggaraan. Trend
olahraga saat ini adalah sport industry dan sport tourism, sehingga saat ini
Kemenpora bersama Kementerian Pariwisata dan berbagai pihak terkait sangat
intens mendorong berkembangnya olahraga industri dan olahraga pariwisata,
disamping tugas utamanya dalam meningkatkan prestasi olahraga tanah air.
Kedepannya kementerian akan mendorong seluruh provinsi dan destinasi wisata
di Indonesia agar mensinergikan olahraga dengan pariwisata sebagai bagian dari
promosi wisata Indonesia, sehingga target pemerintah dalam mendatangkan
wisatawan luar negeri bisa tercapai.

Arti dari eksplorasi Sungai Progo, dikaitkan dengan pernyataan menteri


Olahraga adalah tanggapnya insan olahraga DIY, utama olahraga air, dalam
merespon kebijakan pemerintah dalam upanya membangun olahraga yang
sejalan dengan pariwisata.

16
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

2.1.2. Fugsi Eksplorasi S. Progo

Untuk mendalami fungsi dari eksplorasi Sungai Progo, diperlukan sedikit


pengantar tentang hubungan olahraga dan industri pariwisata. Salah satu unsur
yang sangat menentukan perkembangan industri pariwisata adalah obyek wisata
dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dengan obyek wisata serta
atraksi wisata seolah-olah memiliki pengertian yang sama, namun sebenarnya
memiliki perbedaan secara prinsipil. Oka A Yoeti, dalam bukunya “Perencanaan
dan Pengembangan Pariwisata – 1996, menjelaskan bahwa di luar negeri
terminologi obyek wisata tidak dikenal, disana hanya mengenal atraksi wisata
yang mereka sebut dengan nama Tourist Attraction sedangkan di
Indonesia keduanya dikenal dan keduanya memiliki pengertian masing-masing.

Pengertian dari Obyek Wisata, adalah semua hal yang menarik untuk
dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam
saja. Sedangkan pengertian dari pada Atraksi Wisata, yaitu sesuatu yang menarik
untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan. Jenis-jenis atraksi
wisata (daya tarik wisata) menurut literatur dapat digolongkan menjadi atraksi
alam, atraksi budaya, dan atraksi buatan.

Daya tarik wisata alam adalah segala keunikan, keindahan dan keaslian
keanekaragaman kekayaan alam hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Daya tarik
wisata alam dapat berupa sesuatu yang tetap dan dapat dinikmati keindahanya
seperti hutan, sungai, danau, pantai, laut dan sebagainya. Selain itu adapula daya
tarik wisata alam yang tidak tetap atau bergerak misalnya fenomena migrasi
binatang, pasang surut lautan, bunga yang indah. Daya tarik wisata alam yang
tidak tetap ini hanya dapat dinikmati pada waktu-waktu atau musim tertentu
saja. Olahraga air dalam hal ini dikategorikan ke dalam wisata alam karena
memanfaatkan dimensi alam.

17
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Daya tarik wisata budaya adalah segala keunikan, keindahan dan keaslian
(otentik) keanekaragaman kekayaan hasil kebudayaan setempat. Daya tarik
wisata budaya dapat berupa hasil kebudayaan yang berwujud (tangible) seperti
rumah adat, candi, benda-benda kesenian dan sebagainya. Selain itu, daya tarik
wisata budaya dapat juga berupa hasil kebudayaan yang tidak berwujud fisik
(intangible) seperti bahasa daerah, tari-tarian, upacara adat, pertunjukan, sistem
tata cara pertanian sederhana serta berbagai macam kearifan lokal lainya.

Sedangkan yang dimaksud daya tarik wisata buatan adalah segala


keunikan, keindahan keanekaragaman kekayaan hasil cipta rasa dan karya
manusia, ataupun hasil dari sebuah kreatifitas yang berupa implementasi ide dan
seni.

Suatu daerah atau kawasan dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan


wisata, untuk memenuhi sebagai daerah tujuan wisata yang layak untuk
dikunjungi setidaknya ada 3 (tiga) hal yang harus dikembangkan yaitu :

1. Adanya something to see, maksudnya adalah sesuatu yang menarik


untuk dilihat, dapat berupa keindahan alam, seni dan budaya, atau
kreatifitas manusia lainya.
2. Adanya something to buy, maksudnya adalah suatu kawasan wisata
hendaknya memiliki sesuatu yang menarik dan khas yang dapat dibeli
oleh wisatawan. Produk-produk lokal dijajakan oleh masyarakat
harapanya selain sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi wisatawan
dan kenang-kenangan juga mampu menambah pendapatan ekonomi
masyarakat di kawasan wisata.
3. Adanya something to do, maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang
dapat dilakukan di tempat itu. Setidaknya ada beberapa alternatif
kegiatan dalam satu kawasan wisata, misalnya di Sungai Progo, selain
dapat menikmati arung jeram, wisatawan dapat melakukan berbagai
aktifitas lainya disana misalnya, yang suka fotografi utamanya tema

18
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

alam bisa berburu spot-spot indah sepanjang sungai. Selain itu


wisatawan juga dapat berbelanja berbagai produk kerajinan disana,
yang banyak terdapat di sepanjang lintasan sugai progo. Berbagai
alternatif kegiatan yang ada dalam sebuah kawasan wisata dapat
dipilih beberapa yang diunggulkan sebagai point of interest.

Dari Kiri Atas ke Kanan, Tas rajut berbahan enceng gondok, daun tebu, pelepah pisang,
& Batik Tulis dan Cap
Dari Kiri Bawah ke Kanan, Kerajinan Rajut bambu & Cap Ukir Batik

19
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Sungai Progo sebagai Wisata Arung Jeram dan Olah Raga Prestasi.
Lok. Jeram Ancol, Grade 3+

Explansion Plan Illustration - Whitewater Stadium

20
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa Fungsi dari


Eksplorasi Sungai Progo adalah alat atau sarana atau cara yang dilakukan untuk
menginventarisasi dan menemukenali berbagai potensi wisata baik wisata alam,
wisata budaya dan wisata buatan yang mungkin di integrasikan dalam satu
kawasan terpadu pariwisata di kabupaten kulonprogo.

2.1.3. Hakekat Eksplorasi Sungai Progo

Beberapa konsep pengembangan (pembangunan) pariwisata yang


dianggap benar dan ramah terhadap lingkungan (sosial, alam dan
budaya) diantaranya adalah pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis
komunitas. Kedua konsep pengembangan inilah yang saat ini menjadi acuan baik
bagi kalangan akademisi maupun praktisi.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah


pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat
ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya pembangunan
berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan
pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada
didalamnya. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam
strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga
kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan
umat manusia.

Pembangunan berkelanjutan tidak saja untuk kesejahteraan masyarakat


secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi
mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu
melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing
right), tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup

21
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

yang lebih menyeluruh ( to do the right thing ) Dimensi pengembangan atau


pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah sebagai berikut :

1. Prinsip pembangunan yang berpijak pada aspek pelestarian dan


berorientasi jangka panjang.
2. Penekanan pada nilai manfaat bagi masyarakat lokal.
3. Prinsip pengelolaan aset sumber daya yang lestari.
4. Kesesuaian antara kegiatan pengembangan dengan skala, kondisi dan
karakter daerah.
5. Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan pengembangan,
lingkungan hidup dan masyarakat lokal.
6. Antisipasi yang tepat dan monitoring terhadap proses
perubahan (pembangunan pariwisata yang berkelanjutan) akan
melandasi pengembangan kepariwisataan yang berprinsip pada :
quality of experience (kuaiitas pengalaman berwisata); quality of
resources ( kualitas sumber daya wisata ); quality of local people
(kualitas masyarakat lokal). Jika diterapkan pada strategi pemasaran,
maka prinsip-prinsip ini akan berwujud pada responsible tourism
marketing ( strategi pemasaran pariwisata yang bertanggungjawab ).

Selain itu dalam Deklarasi Rio pada tahun 1992 adalah sebagai berikut
(UNCED, The Rio Declaration on Environment and Development, 1992 dalam
Mitchell et al., 2003) juga telah menjadi kesepakatan bahwa pengembangan
pariwisata hendaknya berpedoman pada prinsip -prinsip pengembangan/
pembangunan berkelanjutan diantaranya :
Prinsip 1 : Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan
berkelanjutan. Mereka hidup secara sehat dan produktif,
selaras dengan alam.
Prinsip 2 : Negara mempunyai, dalam hubungannya dengan the
Charter of the United Nations dan prinsip hukum
internasional, dan berhak untuk mengeksploitasi
22
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

sumberdaya mereka yang sesuai dengan kebijakan


lingkungan dan pembangunan mereka.
Prinsip 3 : Hak untuk melakukan pembangunan harus diisi guna
memenuhi kebutuhan pembangunan dan lingkungan yang
sama dari generasi sekarang dan yang akan datang.

Prinsip 4 : Perlindungan lingkungan seharusnya menjadi bagian yang


integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dianggap
sebagai bagian terpisah dari proses tersebut.
Prinsip 5 : Semua negara dan masyarakat harus bekerjasama
memerangi kemiskinan.
Prinsip 6 : Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan kualitas
kehidupan masyarakat yang lebih baik, negara harus
menurunkan atau mengurangi pola konsumsi.
Prinsip 7 : Negara harus memperkuat kapasitas yang dimiliki untuk
pembangunan berlanjut melalui peningkatan pemahaman
secara keilmuan dengan pertukaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta dengan meningkatkan pembangunan,
adapatasi, alih teknologi, termasuk teknologi baru dan
inovasi teknologi.
Prinsip 8 : Penanganan terbaik isu-isu lingkungan adalah dengan
partisipasi seluruh masyarakat yang tanggap terhadap
lingkungan dari berbagai tingkatan.
Prinsip 9 : Dalam rangka mempertahankan lingkungan, pendekatan
pencegahan harus diterapkan secara menyeluruh oleh
negara sesuai dengan kemampuannya.
Prinsip 10 : Penilaian dampak lingkungan sebagai instrumen nasional
harus dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang diusulkan,
yang mungkin mempunyai dampak langsung terhadap
lingkungan yang memerlukan keputusan di tingkat nasional.

23
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Prinsip 11: Wanita mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan


pembangunan lingkungan.
Prinsip 12: Penduduk asli dan setempat mempunyai peran penting
dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan karena
pemahaman dan pengetahuan tradisional mereka.

Fokus utama dalam penerapan pariwisata berbasis masyarakat adalah pada


beberapa hal berikut :

1. Penguatan Usaha Ekonomi Masyarakat (terkait dengan upaya


meningkatkan nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat).

24
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

2. Penguatan kelembagaan masyarakat (terkait dengan upaya peningkatan


kapasitas dan peran masyarakat untuk turun aktif dalam kegiatan
pembangunan kepariwisataan).
3. Penguatan “Sadar Wisata” (terkait dengan upaya menigkatkan kesadaran
dan peran masyarakat dalam mendukung pengembangan kepariwisataan
serta dapat menjadi pelaku pariwisata/wisata.

Hakekat Ekplorasi Sungai Progo adalah membawa misi penting bagi


pembangunan Indonesia, menyangkut pembangunan manusia lewat olahraga
air, pembangunan pariwisata dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan
percepatan pembangunan infrastruktur yang semuanya akan bermuara pada
kesejahteraan masyarakat Indonesia sebagai tujuan akhir dari Pembangunan
Nasional.

2.2. Peranan Olah Raga Air Dalam Konsep Pembangunan Manusia

Dalam olahraga pada umumnya, sistem pembangunan dan pembinaan


adalah bertujuan untuk Pembangunan Manusia. Sistem adalah suatu
keseluruhan atau keutuhan yang kompleks atau terorganisasi; suatu himpunan
atau gabungan bagian-bagian yang membentuk keutuhan yang kompleks atau
terpadu. Sistem merupakan seperangkat elemen-elemen yang saling
berhubungan.

Pembangunan olahraga pada dasarnya merupakan suatu pelaksanaan


sistem. Sebagai indikator adalah terwujudnya prestasi olahraga. Prestasi olahraga
merupakan perpaduan dari berbagai aspek usaha dan kegiatan yang dicapai
melalui sistem pembangunan. Tingkat keberhasilan pembangunan olahraga ini
sangat tergantung pada keefektifan kerja sistem tersebut. Makin efektif kerja
sistem, maka akan makin baik kualitas yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya.

25
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Pembinaan dan pengembangan pada dasarnya adalah upaya pendidikan


baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,
terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing dan mengembangankan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh dan selaras, dalam rangka memberikan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan
sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah meningkatkan
dan mengembangkan dirinya, sesama maupun lingkungannya ke arah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi
yang mandiri (Abdul Gafur, 1983:46)

Mengkaji sistem pembinaan olahraga di Indonesia pada hakikatnya


adalah mengkaji upaya pembinaan Sumber Daya Insani Indonesia. Dengan kata
lain, upaya pembinaan ini tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.

Harre, Ed. (1982: 21) mengemukakan bahwa pembinaan olahraga yang


dilakukan secara sistematik, tekun dan berkelanjutan, diharapkan akan dapat
mencapai prestasi yang bermakna. Proses pembinaan memerlukan waktu yang
lama, yakni mulai dari masa kanak-kanak atau usia dini hingga anak mencapai
tingkat efisiensi kompetisi yang tertinggi. Pembinaan dimulai dari program umum
mengenai latihan dasar mengarah pada pengembangan efisiensi olahraga secara
komprehensif dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang
olahraga tertentu.

2.2.1. Olahraga kompetitif

Olahraga kompetitif yang dimaksud adalah berbagai kegiatan yang


diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Olahraga
prestasi biasanya digunakan sebagai alat perjuangan bangsa. Banyak negara yang
memanfaatkan berbagai arena olahraga, seperti Olympic Games, atau Regional

26
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Games sebagai forum propaganda keunggulan bangsa dan memperlihatkan


pembangunan bangsa di negaranya. Bagi negara-negara yang memikirkan
kesejahteraan rakyatnya jauh ke depan, maka akan menempatkan olahraga pada
urutan prioritas yang penting. Penekanan pada peningkatan prestasi tidak hanya
sekedar melakukan alih ketarampilan dari pelatih kepada atlet, melainkan
merupakan upaya membina manusia seutuhnya.

Sistem pembangunan olahraga yang digunakan di Indonesia adalah


sistem piramida, yang meliputi tiga tahap, yaitu (1) pemassalan; (2) pembibitan;
dan (3) peningkatan prestasi.

1. Pemassalan Olahraga
Pemassalan olahraga bertujuan untuk mendorong dan menggerakkan
masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat
dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup, khususnya jenis
olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan
massal. Kaitannya dengan olahraga prestasi; tujuan pemassalan
adalah melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari
upaya peningkatan prestasi olahraga.
Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan
sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan
pemanduan bakat atlet. Pemassalan olahraga berfungsi untuk
menumbuhkan kesehatan dan kesegaran jasmani manusia Indonesia
dalam rangka membangun manusia yang berkualitas dengan
menjadikan olahraga sebagai bagian dari pola hidup bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, dalam pembangunan olahraga perlu selalu
meningkatkan dan memperluas pemassalan di kalangan bangsa
Indonesia dalam upaya membangun kesehatan dan kesegaran
jasmani, mental dan rokhani masyarakat serta membentuk watak dan
kepribadian, displin dan sportivitas yang tinggi, yang merupakan
bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia.
27
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Pemassalan dapat pula berfungsi sebagai wahana dalam penelusuran


bibit-bibit untuk membentuk atlet berprestasi. Memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat merupakan bentuk upaya
dalam melakukan pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi,
pemassalan seharusnya dimulai pada usia dini. Bila dikaitkan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak, pemassalan sangat baik jika
dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama pada akhir masa kanak-
kanak (6-12 tahun). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan
keterampilan gerak dasar.

2. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-
individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di
kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan
olahraga.
Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari
bibit. Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi
bakat (Talent Identification), kemudian dilanjutkan dengan tahap
pengembangan bakat (Talent Development). Dengan cara demikian,
maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.
Ditinjau dari sudut pertumbuhan dan perkembangan gerak anak,
merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-kanak, yaitu masa
adolesensi.
Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola
olahraga pada tingkat eksekutif-taktik dan sekaligus bertanggung
jawab pada pembinaan di tingkat bawahnya, yaitu pada tahap
pemassalan olahraga. Di sini disusun program yang mampu
memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat kotamadya/kabupaten
maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-kejuaraan yang teratur
merupakan salah satu cara untuk merangsang dan memacu

28
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

munculnya atlet-atlet agar berlatih lebih giat dalam upaya


meningkatkan prestasinya.

3. Peningkatan Prestasi
Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai
dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai
macam latihan maupun uji coba. Pertandingan/perlombaan tersebut
dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu. Pencapaian
prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari segala proses
pembinaan, baik melalui pemassalan maupun pembibitan.
Dari hasil proses pembibitan akan dipilih atlet yang makin
menampakkan prestasi olahraga yang dibina. Di sini peran pengelola
olahraga tingkat politik - strategik bertanggung jawab membina atlet-
atlet ini yang memiliki kualitas prestasi tingkat nasional.
Para pengelola olahraga tingkat politik - strategik pada dasarnya
bertanggung jawab terhadap sistem pembangunan olahraga secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pengorganisasian program pembinaan
jangka panjang dapat dikemukakan bahwa (1) masa kanak-kanak
berisi program latihan pemula (junior awal) yang merupakan usia
mulai berolahraga dalam tahap pemassalan; (2) masa adolesensi
berisi program latihan junior lanjut yang merupakan usia spesialisasi
dalam tahap pembibitan; dan (3) masa pasca adolesensi berisi
program latihan senior yang merupakan usia pencapaian prestasi
puncak dalam tahap pembinaan prestasi.

2.2.2. Olahraga Non Kompetitif

Pembangunan olahraga termasuk suatu usaha untuk membentuk


manusia dalam totalitasnya, baik jasmaniah maupun rohaniah, sehingga melalui
olahraga dapat memberikan sumbangan dharma baktinya bagi pembangunan

29
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

bangsa. Suatu negara yang ingin membangun bangsa yang sehat, kuat dan segar,
maka perlu menyusun dan melaksanakan suatu sistem pembangunan olahraga
secara menyeluruh yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia.
Pembangunan bangsa tidak akan lengkap atau sempurna tanpa pembangunan
olahraga, karena aktivitas gerak manusia merupakan modal dasar aktivitas
manusia dalam pembangunan. Oleh karena pembangunan bangsa dilaksanakan
dalam rangka pembangunan manusia dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia, maka pembangunan olahraga dilaksanakan untuk mencapai
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pertumbuhan fisik-biologis
dan pertumbuhan mental spiritual, antara kemajuan lahiriah dan kepuasan
batiniah.

Adapun pembangunan olahraga yang bersifat non kompetitif dapat


diarahkan dalam rangka upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pendidikan Bangsa
Olahraga dapat mengembangkan dan membangun kepribadian,
watak, budi pekerti luhur dan moral tinggi serta inisatif. Karena
penyelenggaraan pembinaan olahraga bagi individu dan masyarakat
ini, mengandung pendidikan yang positif.
2. Persatuan dan Kesatuan Nasional.
Olahraga dapat menghilangkan rasa kedaerahan dan kesukuan serta
mempertebal rasa persatuan dan kesatuan Nasional. Hal ini dapat
terlihat pada pertandingan-pertandingan atau kejuaraan-kejuaraan
olahraga seperti, Pekan Olahraga Nasional (PON), pertandingan-
pertandingan antar negara, dan lain-lain.
3. Pertahanan dan Ketahanan Nasional.
Dengan pembinaan olahraga bagi individu dan masyarakat, khususnya
bagi generasi muda, antara lain meliputi pengarahan, bimbingan dan
pengawasan intensif serta mengikutsertakan manusia secara aktif
dalam penyelenggaraan, akan merupakan proses pendewasaan dan

30
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

pengembangan kepemimpinan. Manusia yang berkepribadian


tangguh, sehat jasmani dan rokhani merupakan modal penting bagi
pertahanan dan ketahanan Nasional.

2.3. Olah Raga Air Dalam Konsep Pembangunan Pariwisata

Dalam kehidupan moderen dengan kemajuan ilmu dan teknologi


mutakhir, gerak manusia berkurang, maka untuk memelihara keseimbangan
hidup manusia, kegiatan olahraga yang bersifat rekreatif sangat dibutuhkan.

Olahraga air, khususnya arung jeram dan dayung, bukan merupakan


olahraga yang asing lagi di tanah air kita. Banyak orang yang sudah mengenal
jenis olahraga yang satu ini. Awalnya, pangsa pasarnya adalah para wisatawan
asing. Itu sebabnya arung jeram sudah sejak lama bisa dijual. Olahraga arung
jeram sangat populer di beberapa negara bahkan dapat menjadi sumber devisa
utama. Beberapa Negara yang meraup devisa dari kegiatan arung jeram adalah
Amerika Serikat (S. Colorado), New Zaeland (S. Whanganui) dan Afrika (S.
Zambesi).

Sekitar tahun 1990, olahraga arung jeram kurang diminati oleh penduduk
lokal karena kurangnya pemasaran dan anggapan bahwa olahraga arung jeram
merupakan olahraga yang berbahaya. Bisnis arung jeram pada sungai-sungai di
Pulau Jawa pada saat itu belum menjanjikan. Antara lain karena peminat arung
jeram, yang sebagian besar warga Jakarta, baru bisa melakukan kegiatannya
pada akhir pekan atau hari libur. Namun, setelah pasar atau peminat mulai
tumbuh - tidak terbatas warga asing – mulailah bermunculan kelompok yang
mencoba mengelola bisnis arung jeram.

Berikut sejarah singkat Arung Jeram di DIY pada umumnya, di sungai


Progo pada khususnya :

31
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

1. Pada pertengahan tahun 1980-an Wanadri (Kelompok Pecinta Alam


dari Bandung), Mapala UI dan Palapsi (Kelompok Pecinta Alam
Fakultas Psikologi UGM) mengadakan ekspedisi di Sungai Progo.
2. Pada tahun 1991 Kelompok Pecinta Alam Sastra UGM mengadakan
Rally Progo.
3. Pada tahun 1994 terbentuk Arisan Arung Jeram Sekber Perhimpunan
Pencinta Alam (PPA) DIY dengan kegiatan utama latihan gabungan
arung jeram.
4. Pada tahun 1995 terbentuk FAJI di Jakarta, yang kemudian diikuti oleh
pembentukan Pengda-pengda di tingkat propinsi termasuk DIY pada
tahun 2015.
5. Pada tahun 1996 terbentuk Forumnya Arung Jeram Yogyakarta.
6. Pada tahun 1997 diadakan kerjurnas I FAJI di Sungai Serayu.
7. Pada tahun 2000 diadakan kejuaran berskala internasional bernama
Australia Asia Championship di Sungai Progo.
8. Pada tahun 2016 diadakan kejurnas FAJI di Sungai Progo

Meningkatnya animo masyarakat dapat dilihat dari aktifnya FAJY


mengadakan latihan gabungan, yaitu setiap 3 bulan sekali. Seiring dengan
perkembangan yang pesat tersebut, dunia pariwisata juga mulai memanfaatkan
potensi sungai-sungai yang ada di Indonesia, khususnya S. Progo, sebagai tujuan
wisata olahraga arung jeram. Tercatat sejak tahun 1995, untuk pertama kalinya
operator arung jeram yang bernama Mitra Persada dan Citra Elo mengadakan
arung jeram wisata di S. Elo dan finish di S. Progo. Pada tahun 2000-an wisata
arung jeram sudah sangat menjamur dengan munculnya operator-operator
wisata arung jeram diantaranya Puri Asri, Paradise Bali, Mendut Rafting, Rapid
Vulkano, DAS, Vertikal, Netral, Kaling Kaleh, Kompas, Arus Progo dan Top Rafting.

Potensi pengembangan pariwisata sangat terkait dengan lingkungan


hidup dan sumberdaya. Menurut Fandeli (1995:48-49), sumberdaya pariwisata
adalah unsur fisik lingkungan yang statik seperti: hutan, air, lahan, margasatwa,
32
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

tempat-tempat untuk bermain dan lain-lain. Karena itu pariwisata sangat terkait
dengan keadaan lingkungan dan sumberdaya. Data dari BPS (2017) menunjukan
bahwa panjang sungai Progo adalah sekitar 140 km dan yang terletak di
Kabupaten kulon Progo adalah sepanjang 58 km atau 41 % dari panjang
keseluruhan. Unsur-unsur ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan bagi
kegiatan pariwisata olahraga. Pemanfaatan potensi ini sebagai DTW dapat
dimaksimalkan untuk mendatangkan keuntungan secara sosial ekonomi.

Data potensi di atas di dukung oleh fakta bahwa aktifitas arung jeram di
Negara-negara maju seperti Eropa, Amerika dan New Zaeland umumnya
terkendala pada musim dingin dimana sungai-sungai kadang mengalami
pembekuan (November – April untuk Eropa dan Amerika) serta (Juni –
September untuk New Zaeland). Bagi Indonesia, fakta tersebut merupakan suatu
keuntungan yang bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh Indonesia yang tidak
mengenal musim dingin dengan membangun Sirkuit Olahraga Air berskala
Internasional demi mengisi kekosongan pada bulan-bulan tertentu, sambil
meningkatkan kualitas untuk bersaing secara terbuka sepanjang tahun.

2.4. Olah Raga Air Dalam Konsep Pembangunan Transportasi Sungai

Transportasi yang dimaksud pada bahasan kali ini adalah media


transpotasi air yang memanfaatkan alur sungai Progo dengan tujuan umum
untuk transportasi dan tujuan khusus untuk mendukung kepariwisataan.

Salah satu unsur strategis dalam aktivitas kepariwisataan adalah sektor


transportasi. Melihat struktur sistem pariwisata yang dikemukakan oleh Lepier
dalam cooper et al (1993), tansportasi merupakan media wisatawan dalam
membawa wisatawan dari daerah asal menuju destinasi wisata.

33
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

Angkutan sungai merupakan angkutan yang tumbuh dan berkembang


secara alami di Indonesia akibat kondisi geografis alam yang memiliki banyak
sungai. Jalan bagi transportasi air ini selain bersifat alami (laut, sungai, danau),
ada pula yang bersifat buatan manusia (kanal, danau buatan). Transportasi ini
biasa disebut juga dengan “inland water transportation” (Chandrawidjaja, 1998).
Beberapa pengertian yang menyangkut Angkutan Sungai dan Danau
(ASDP) menurut peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di


Perairan Pasal 1: Angkutan sungai dan danau adalah kegiatan
angkutan dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai,
danau, waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut
penumpang, barang dan/atau hewan, yang diselenggarakan oleh
perusahaan angkutan sungai dan danau.
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal
80 (1): Penyelenggaraan angkutan sungai dan danau disusun secara
terpadu intra dan antar moda yang merupakan satu kesatuan tatanan
transportasi nasional. Pasal 80 (2): Angkutan sungai dan danau
diselenggarakan dengan menggunakan trayek tetap dan teratur yang
dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur.
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 73 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau Pasal 2 (4): Wilayah
operasi angkutan sungai dan danau meliputi sungai, danau, waduk,
rawa, anjir, kanal dan terusan.

ASDP sebagai penyelenggara angkutan umum berfungsi sebagai


penyedia jasa angkutan kendaraan (barang) dan penumpang, baik secara
intermoda maupun intramoda transportasi. Sistem ASDP menurut Nasution
(2005) meliputi:

34
Eksplorasi dan Kejuaraan Arung Jeram Terbuka
Sungai Progo
Daerah Istimewa Yogjakarta - 2018

1. Alat angkut (vehicles): kapal sungai dan kapal feri,


2. Alur pelayaran (ways): rambu-rambu sungai/danau/feri, pengerukan
alur sungai, telekomunikasi, navigasi dan kapal inspeksi,
3. Terminal (pelabuhan): terminal, gudang, kantor, depot BBM, listrik
dan air.

Angkutan air cocok dan efisien sebagai lalu lintas penghubung antara
pelabuhan dengan sistem angkutan lain yang menggunakan perahu untuk
membongkar-muat barang dari dan ke kapal. Selain itu, juga dapat
berfungsi sebagai lalu lintas penghubung antar tempat (misalnya permukiman)
yang belum terhubung oleh sistem jaringan jalan darat, sebagai lalu lintas
penyeberangan antar pulau atau penyeberangan sungai, dan untuk
pengangkutan barang di daerah pedalaman (Warpani, 1990).

Eksplorasi sungai Progo adalah suatu langkah awal dalam usaha


pengembangan kawasan yang lebih komprehensif. Observasi lapangan adalah
metode yang digunakan untuk melihat potensi sungai progo, dengan hasil akhir
berupa rekomendasi lokasi pengembangan transportasi untuk wisata air. Pada
tahapan ini belum dibahas mengenai kesesuaian jenis/ tipe angkutan wisata, dan
analisis ekonomi.

Diharapkan kedepannya, sungai progo tidak hanya di fungsikan sebagai


sarana olahraga air, baik secara alami ataupun buatan, tetapi juga untuk
mengembangkan transportasi dan pariwisata air. Rencana pembangunan Venue
arung arung jeram berskala internasional yang diproyeksikan menjadi daya tarik
utama kawasan wisata sungai progo adalah salah satu usaha untuk
memaksimalkan potensi Sungai Progo yang berada tidak jauh dari lokasi
Bandara Internasional yang sedang dibangun. Diharapkan kedua kawasan ini
(Bandara dan kawasan wisata Sungai Progo) dapat bersinergi untuk
menggerakkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan secara langsung.

35

Anda mungkin juga menyukai