BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bentuk ekonomi yang sebelumnya mayoritas berorientasi pada UMKM (Usaha
mikro, kecil , dan menengah) dan kini bertambah menjadi desa yang berorientasi pada
konsep pariwisata alternatif, yang menawarkan kedalaman makna dan pengalaman lebih
mendalam terhadap suatu objek wisata yang dikunjungi. hal tersebut mendorong hadirnya
konsep desa wisata. selain memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang dapat
dikelola dan dikemas secara menarik, desa wisata juga sejalan dengan semangat
pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Salah satu desa wisata yang ada di kecamatan dampit yaitu desa jambangan. Desa
jambangan memiliki luas wilayah 1.373,70 Ha.
Desa wisata ini sangat cocok dikembangkan menjadi desa wisata ekonomi,
dikarenakan karakteristik dari desa wisata tersebut lebih condong kepada mata
pencaharian penduduk yang utama, dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. dan juga
dilihat dari kurangnya tingkat pengangguran masyarakat di desa jambangan, sebagai
contoh di beberapa dusun desa jambangan memiliki banyak UMKM yang sukses
mengantar warganya memiliki pemerataan yang berhubungan dengan investasi lokal.
dengan berkembangnya desa jambangan sebagai desa wisata, masyarakat luas dapat
mengetahui produk UMKM di desa jambangan memiliki keunggulan tersendiri, dan juga
mereka dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatannya.
VISI
Terwujudnya Desa Jambangan Yang Makmur Dan Sejahtera
MISI
1. Mewujudkan Pemerintah Yang Bersih dan Berwibawa
2. Mewujudkan Sarana dan Prasarana Yang Memadai
3. Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Warga Desa
PETA DASAR
KONDISI DESA
Wilayah Desa Jambangan secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah liat
berpasir yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini memungkinkan
tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 8,5 ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga
cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang
panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan
pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk
desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi
alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang
Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar.
Jenis tanah Liat berpasir di Desa Jambangan ini bagus sebagai lahan pemukiman dan
jalan. Karenanya, masyarakat Desa Jambangan masih menyukai rumah tembok bangunan.,
sementara lainnya dari bambu. Sedangkan keberadaan testur tanah liat berpasir sangat baik untuk
pemukiman penduduk dan berkebun.
I. KONDISI DESA
Wilayah Desa Jambangan secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah liat
berpasir yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini memungkinkan
tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 8,5 ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga
cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang
panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan
pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk
desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi
alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang
Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar.
Jenis tanah Liat berpasir di Desa Jambangan ini bagus sebagai lahan pemukiman dan
jalan. Karenanya, masyarakat Desa Jambangan masih menyukai rumah tembok bangunan.,
sementara lainnya dari bambu. Sedangkan keberadaan testur tanah liat berpasir sangat baik untuk
pemukiman penduduk dan berkebun.
II. DEMOGRAFIS / KEPENDUDUKAN
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2009, jumlah penduduk Desa
Jambangan adalah 10.707 jiwa, dengan rincian 5.332 laki-laki dan 5.375 perempuan. Jumlah
penduduk demikian ini tergabung dalam 4.109 KK. Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih
lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Jambanmgan maka perlu
diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh
informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Jambangan
sekitar 5.295 atau hampir 47%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga
produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Jambangan termasuk tinggi. Dari jumlah 4.109 KK di atas, sejumlah
1.297 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera, 865 KK tercatat Keluarga Sejahtera I, 432 KK tercatat
Keluarga Sejahtera II, 1141 KK tercatat Keluarga Sejahtera III dan 1012 KK sebagai sejahtera
III plus 15 KK. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK
golongan miskin, maka lebih 30% KK Desa Jambangan adalah keluarga miskin.
III. MATA PENCAHARIAN
Perekonomian Desa Jambangan secara umum di dominasi pada sektor pertanian yang
sistem pengelolaanya masih sangat tradisional (pengolahan lahan, pola tanam mapun pemilihan
komoditas produk pertaniannya). Produk pertanian desa Jambangan untuk lahan basah (sawah)
dan ladang masih monoton pada unggulan padi dan sedikit palawija / tebu, hal ini diakibatkan
adanya struktur tanah yang mungkin belum tepat untuk produk unggulan pertanian diluar sentra
padi / polowijo dan persoalan mendasar lainnya adalah sistem pemberantasan hama yang kurang
baik sehingga berdapak pada kurang maksimalnya hasil pertanian. Oleh karenanya harus ada
langkah strategis dalam mengatasi persoalan pertanian dengan melakukan berbagai upaya-
upaya : Perbaikan sistem pemberantasan hama; pengunaan teknologi tepat guna ; perbaikan pola
tanam dan pemilihan komoditas alternatif dengan mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak
terkait (dinas pengairan, dinas pertanian). Sedangkan untuk lahan kering (tegal) produk unggulan
masih di dominasi oleh tanaman tebu, di samping itu masih banyak lahan yang belum
termanfaatkan secara produktif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Langkah
alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan penyuluhan-
penyuluhan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan ;
pengadaan bibit-bibit tanaman produktif dengan melibatkan instasi terkait (dinas
kehutanan, dinas pertanian dan perkebunan.
• Pertanahan : luas wilayah pertanahan yang ada adalah 1493 Ha dengan rincian status
dan penggunaannya sebagai berikut :
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Jambangan
hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD
dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni,
keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan
yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Jambangan, tidak terlepas dari terbatasnya sarana
dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup
masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Jambangan baru tersedia di level pendidikan dasar 9
tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain
yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya
Manusia (SDM) di Desa Jambangan yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau
lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Jambangan. Bahkan beberapa
lembaga binbel dan pelatihan yang pernah ada malah gulung tikar. Mungkin dorongnan dari
pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa
Jambangan sekarang ini.
II. KESEHATAN
Masalah kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi
masa depan bangsa secara umum. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat fisik
dam mentalnya. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah mencermati
banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Laporan warga menunjukkan adanya gejala
masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi, yang antara lain disebabkan oleh infeksi
pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut
menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang
bersifat cukup berat dan berdurasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan
perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya
produktifitas masyarakat Desa Jambangan secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup lumayan tinggi jumlahnya.
Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 13 orang, tuna wicara 12 orang, tuna rungu 24 orang,
tuna netra 7 orang, dan lumpuh 56 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup
sehat di Desa Jambangan.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB.
Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2009 di Desa Jambangan berjumlah
lumayan banyak yaitu 3.449 orang. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan
Polio dan DPT-1 berjumlah 338 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun
masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah
Polindes di Desa Jambangan. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada
berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir.
III. KEADAAN SOSIAL
Kondisi sosial budaya masyarakat ditunjukan masih rendahnya kualitas dari sebagian
SDM masyarakat di Desa Jambangan, serta cenderung masih kuatnya budaya paternalistik.
Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam
pembangunan yang bersifat mobilisasi masa. Di samping itu masyarakat Desa Jambangan yang
cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong
budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenaga kerjaan dan perburuhan menyangkut
pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum menunjukan masih adanya kelemahan
pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini. Kondisi ini akan dapat menjadi
pemicu timbulnya benih kecemburuan sosial dan sengketa yang berkepanjangan, jika tidak
diselesaikan sejak dini.
IV. KEADAAN BUDAYA
Seni dan Budaya Tradisional: Masyarakat desa ini mungkin masih melestarikan seni
tradisional Jawa Timur, seperti bentengan dan karawitan.
Bentengan adalah salah satu tradisi adat yang cukup populer di Jawa Timur, termasuk di desa
jambangan. Acara adat Bentengan merupakan sebuah permainan yang biasanya diadakan dalam
rangka perayaan atau festival lokal. Acara ini juga dikenal dengan sebutan "Bentengan Malang"
karena tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun di wilayah Malang. Acara Bentengan
biasanya diadakan pada hari-hari besar atau festival lokal, seperti perayaan tahun baru Jawa (1
Suro) atau perayaan tradisional lainnya. Pemuda-pemuda dari dua desa atau lebih akan
berpartisipasi dalam permainan ini. Lokasi permainan Bentengan biasanya adalah lapangan
terbuka atau area yang cukup luas di antara desa-desa yang terlibat. Seiring berjalannya waktu,
beberapa komunitas juga membangun arena khusus untuk Bentengan. Selama acara Bentengan,
biasanya ada hiburan tambahan seperti tarian, musik tradisional, serta stan makanan dan
kerajinan tangan. Ini menjadikan acara tersebut sebagai perayaan yang meriah.
Karawitan adalah………
Bahasa dan Aksara Jawa: Penggunaan bahasa Jawa mungkin masih umum di Desa
Jambangan, dan aksara Jawa mungkin digunakan dalam berbagai konteks budaya, seperti dalam
spanduk-spanduk upacara atau prasasti desa.
1. Dusun Grangsil
Dusun Grangsil merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Jambangan dengan potensi
UMKM, potensi wisata Sejarah, dan potensi wisata buatan didalamnya. Berikut adalah
penjabaran potensi dan masalah UMKM di Dusun Grangsil :
UMKM Pedagang Bunga Hias yang sudah menjual tanamanya sampai dengan ke
pulau Dewata -Bali, hal ini disebabkan oleh beberapa warga dusun grangsil
banyak yang melakukan perantauan ke Bali , mereka melihat besarnya peluang
untuk menjual Bunga di Pulau Dewata ini karena banyak hotel yang
membutuhkan Bunga hias untuk taman, sehingga terpikir oleh warga grangsil
untuk Kembali pulang dan membuka usaha jual beli bunga dengan bekerjasama
dengan beberapa supplier di Bali. Usaha yang mereka jalani ini sudah
berlangsung mulai tahun 2009 hingga saat ini.
UMKM Kopi Grangsil , UMKM ini dijalankan oleh salah satu warga Dusun
Grangsil yang Bernama Ibu Sri yang sudah dijalankan mulai tahun 2018 sampai
dengan saat ini. Jenis kopi yang diproduksi yaitu Arabica dan Robusta.
Potensi Wisata Buatan Kampoeng Bunga Grangsil, berdiri sejak tahun 2019.
Lokasi wisata kampoeng bunga grangsil ini terletak di Alamat Grangsil,
Jambangan, Dampit, Malang Jawa Timur. Tempat wisata ini memiliki jarak
kurang lebih 20 km dari pusat kota mlang, atau membutuhkan waktu tempuh 45
menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Harga tiket masuk
menuju desa wisata kampoeng bunga grangsil ini gratis namun kita masih bisa
memperoleh fasilitas maksimal dari pengelola kampoeng bunga grangsil , seperti
banyaknya spot swafoto dan wisatawan bisa belajar mengenal dan menanam
bunga. Tidak hanya menikmati keindahan berbagai macam bunga didalamnya
wisatawan juga bisa membeli bunga seperti anggrek, lavender, bougenville
beraneka warna, anggrek hutan, hibiscus raksasa, bunga tulip , bunga hotensia dan
berbagai jenis yang lain untuk dibawa pulang dan dinikmati keindahannya di
rumah. Penduduk di sekitar kampoeng bunga grangsil ini juga rata-rata berprofesi
sebagai petani bunga sehingga mereka dapat memberikan edukasi yang baik dan
lengkap kepada wisatawan yang ingin mengetahui lebih tentang Bunga Hias.
Tetapi ada beberapa masalah yang terjadi pada kampoeng Bunga Grangsil dimulai
sejak adanya pandemic Covid 19. Temppat wisata yang tadinya ramai mendadak
sepi karena pemerintah mulai menerapkan PPKM, dikarenakan sepinya
pengunjung pihak pengelola Kampoeng Bunga Grangsil memiliki kesulitan dalam
hal pembiayaan untuk merawat keindahan dan kebersihan kampoeng Bunga
Grangsil. Tetapi meskipun sepi pengunjung untuk berwisata para warga sekitar
kampoeng Bunga Grangsil juga mendapatkan rezeki dari tamu-tamu yang datang
untuk sekedar membeli bunga dikarenakan pada saat PPKM banyak Masyarakat
yang lebih memilih untuk bercocok tanam di rumah.
UMKM pembuatan dan penjualan Pot Bunga, Pengusaha pot bunga ini memiliki
pengalaman sejak tahun 2010 di Bali dan mulai bisnis pot bunga pada akhir 2020.
Mereka menjalankan produksi dari pagi hingga sore hari, menekankan kualitas
produk. Pot bunga dibuat dari pasir, teraso, dan semen putih, dan produksi
dilakukan berdasarkan pesanan. Pelanggan mengunjungi tempat produksi,
menciptakan peluang untuk berinteraksi langsung. Bisnis ini memiliki kapasitas
produksi yang memadai, dengan kemampuan mencetak 6 hingga 10 pot per hari.
Harga pot bunga bervariasi berdasarkan jenisnya, dan ada layanan pesanan
kustom. Bisnis ini menghadapi kendala cuaca yang mempengaruhi pengeringan
dan masalah pengiriman. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut sedang
dilakukan. Ada potensi untuk mengembangkan pasar di luar Bali, terutama
melalui penjualan online. Kualitas tetap menjadi fokus utama, dengan quality
control yang dilakukan saat melepaskan pot dari cetakan. Kendala lainnya adalah
kurangnya sumber daya manusia dan perluasan tenaga penjualan. Strategi
penyediaan stok tambahan yang dijual setiap bulan di Bali membantu
mengoptimalkan penggunaan stok. Kesadaran lokal lebih tinggi terhadap pot yang
terbuat dari pasir dibandingkan dengan teraso. Meskipun fokus utama saat ini
adalah menjadi pengerajin pot bunga, ada potensi pertumbuhan dalam
pengelolaan stok, peningkatan kualitas produk, pemanfaatan platform online, dan
pemenuhan permintaan pelanggan untuk mengembangkan bisnis pot bunga ini
Potensi wisata sejarah watu dakon megalitikum , menurut sejarahnya watu dakon
ini sudah ada sejak abad 18 yaitu 300 tahun sebelum masehi. Watu Dakon adalah
sebuah artefak batu megalitikum yang ditemukan di berbagai lokasi di Nusantara
(Indonesia) dan wilayah sekitarnya. "Watu" berarti "batu" dalam bahasa Jawa,
dan "dakon" adalah nama permainan tradisional yang dimainkan dengan
menggunakan batu. Batu-batu ini memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang
digunakan dalam berbagai permainan tradisional, termasuk permainan dakon.
Watu Dakon megalitikum yang teletak di sudun grangsil , desa jambangan ini
memiliki banyak mitos salah satunya adalah batu ini dikisahkan pernah hilang
dalam bencana banjir tahun…. Tetapi secara misterius batu ini Kembali ke
asalnya yang semula, Watu Dakon Megalitikum ini juga banyak dipakai warga
setempat untuk melakukan ritual danyangan setiap malam satu suro
2. Dusun Jegong
Dusun ini terletak di sebelah barat daya Desa Jambangan, terdiri dari 11 Rt dan 3 Rw yang
mayoritas penduduknya adalah pelaku UMKM khususnya di bidang pembuatan tempe dan tahu ,
Desa Jegong juga memiliki potensi wisata sawah yang lokasinya berbatasan juga dengan Dusun
Krajan, berikut penjelasan potensi di wilayah Dusun Jegong
UMKM Pembuatan tahu dan tempe, proses produksi tahu tempe di desa Jegong
dilakukan di rumah warga masing-masing, salah satu pelaku UMKM di Desa Jegong ini
adalah Pak Burhan, beliau memulai usahanya tahun 2018 dan sudah berjalan selama 6
tahun. Per hari nya pak Burhan bisa memproduksi 40 Kg kedelai untuk diolah mejadi
tahu dan tempe. Dari 40 Kg kedelai tersebut pak Burhan bisa menghasilkan 8 bak tahu
dan tempe untuk dijual kepada supplier maupun customer yang langsung datang . Proses
pembuatan tahu dan tempe di rumah pak Burhan ini sangat menarik sekali untuk dilihat
oleh para wisatawan yang datang dan tertarik untuk melihat langsung proses pembuatan
tahu dan tempe, berikut kami jelaskan proses pembuatan tahu dan tempe tersebut :
Step yang pertama kedelai yang sudah dikupas direndam di air selama 5 jam
sampai dengan membengkak
Selanjutnya kedelai yang sudah direndam , digiling menggunakan mesin
penggiling.
Setelah halus kedelai direbus dan diuapkan lewat pipa yang sudah dirancang
khusus oleh para pelaku UMKM produksi tahu dan tempe
Setelah direbus, kedelai diangkat lalu disaraing menggunakan kain khusus dan
dipisahkan ampasnya
Setelahnya hasil dari saringan tersebut dimasukkan kedalam cetakan pembuatan
tahu lalu dicetak berbentuk kotak
Setelahnya didiamkan selama 15 menit dan tahu khas jegong sudah jadi dan siap
untuk dipasarkan.
Proses pembuatan tahu dan tempe ini dapat menjadi potensi wisata edukasi di Dusun
Jegong. Hal ini didukung oleh kemampuan warga untuk dapat menjelaskan step by
step pembuatan tahu dan tempe selain itu alat-alat yang digunakan pun cenderung
unik dan menarik bagi orang awam.
Potensi Wisata Sawah, ini terletak di Tengah-tengah antara Dusun Jegong dan Dusun
Krajan Sebagian wilayah wisata sawah menajdi milik dusun krajan dan Sebagian lagi
termasuk dalam Dusun Jegong.
Wisata sawah ini juga merupakan TITIK NOL dari Desa Jambangan. Dengan panorama
pemdangan sawah yang sangat indah ditunjang dengan infrastruktur jalan yang mulus
membuat wisata sawah ini memiliki potensi wisata yang sangat tinggi. Saat ini wisata
sawah banyak dikunjungi oleh wisatawan saat sore hari karena tempat ini sangat cocok
sekali untuk menikmati senja dan tenggelamnya matahari. Pemandangan yang indah di
wisata sawah ini juga ditunjang oleh para pedagang kopi yang memiliki rombong yang
cukup unik sehingga para wisatawan yang datang dapat menikmati senja ditemani
secangkir kopi panas khas desa jambangan. Kopi yang dijual oleh para pedagang juga
tergolong ramah di kantong sehingga tidak akan memberatkan wisatawan yang ingin
menikmatinya.
Selain menikmati secangkir kopi panas dan melihat indahnya senja wisatawan juga akan
dimanjakan oleh atraksi perlombaaan burung merpati yang diadakan secara berkala.
3. Dusun Sumbersari
Dusun Sumbersari merupakan salah satu Dusun yang ada di Desa Jambangan yang terdiri
dari 25 RT dan 05 RW. Mayoritas penduduk di dusun sumbersari adalah pelaku UMKM ,
berikut penjelasan potensi kepariwisataan yang ada di Dusun Sumbersari.
UMKM produksi Opak , Kue Opak terkenal dengan rasanya yang sedap manis, dan
gurih. produksi opak dirumah pak mumuk ini sudah berjalan selama 13 tahun. Opak pak
mumuk ini tidak menggunakan bahan pengawet dan memiliki berbagai jenis rasa, yaitu
rasa jahe, Nangka, dan pisang. 1 kg opak di hargai 40rb dan harga per kg opak Ketika
sudah masuk ke pasar besar yaitu 60rb. Jenis kemasan yang digunakan yaitu kemasan
plastik dan alminium, Opak ini bertahan sampai dengan 7 bulan lamanya. penjualan opak
ini sudah sampai ke kota kepanjen, gondanglegi, dan kota malang serta di pasarkan
melalui agen.
Bisnis kurungan burung menggunakan Kayu Jati, Penggunaan kayu jati selama 9 tahun
menandakan ketahanan dan keandalan pasokan bahan baku, serta membangun reputasi
positif seputar kualitas kayu jati yang tahan lama. Dengan menetapkan harga per sangkar
sebesar 90 ribu, bisnis ini menunjukkan komitmen pada transparansi harga dan
menciptakan kombinasi menarik antara kualitas dan harga yang bersaing. Pilihan
pengiriman hingga Pakisaji memberikan kenyamanan bagi pelanggan dan membuka
peluang akses ke pasar yang lebih luas. Penggunaan alat bor kayu dari awal hingga akhir
produksi mencerminkan fokus pada kualitas yang konsisten. Untuk pertumbuhan
berkelanjutan, langkah-langkah strategis seperti peningkatan kualitas produk dan
eksplorasi pasar baru dapat menjadi kunci keberhasilan bisnis ini.
4. Dusun Krajan
Dusun Sumbersari merupakan salah satu Dusun yang ada di Desa Jambangan yang terdiri
dari RT 44 dan 08 RW. Mayoritas penduduk di dusun sumbersari adalah pelaku
UMKM , berikut penjelasan potensi kepariwisataan yang ada di Dusun Sumbersari.
ANALISIS SWOT
Kekuatan(STRENGTH):
Daya Tarik Alam yang Potensial: Desa Jambangan memiliki potensi alam yang menarik,
seperti pemandangan yang eksotis dan keunikan alam yang bisa menarik minat wisatawan.
Kehidupan Budaya yang Otentik: Kehidupan masyarakat lokal yang otentik dan kaya akan
budaya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang menginginkan pengalaman
autentik.
Kekurangan(WEAKNESS):
Infrastruktur yang Tidak Memadai: Fasilitas pendukung pariwisata seperti akses jalan yang
buruk dan kurangnya fasilitas wisata dapat menjadi hambatan bagi wisatawan yang ingin
berkunjung.
Keterbatasan Pengetahuan dan Keterampilan SDM: Kurangnya pemahaman dan
keterampilan di antara penduduk setempat dalam mengelola pariwisata bisa menghambat
perkembangan sektor ini.
Peluang(OPPORTUNITY):
Potensi Peningkatan Infrastruktur: Kesempatan untuk memperbaiki infrastruktur seperti
jalan dan fasilitas pendukung untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan bagi
pengunjung.
Pendidikan dan Pelatihan: Peluang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
penduduk lokal guna meningkatkan kualitas layanan dan manajemen pariwisata.
AncamanTHREAT:
Persaingan dengan Destinasi Lain: Ancaman dari destinasi lain yang memiliki infrastruktur
lebih baik atau daya tarik yang lebih menonjol dapat mengurangi minat wisatawan.
Keterbatasan Sumber Daya dan Dana: Keterbatasan dana dan sumber daya untuk
pengembangan infrastruktur dan peningkatan layanan pariwisata merupakan ancaman serius.
Dari analisis ini, tampak bahwa Desa Jambangan memiliki potensi alam dan kehidupan
budaya yang menarik sebagai kekuatan utama. Namun, infrastruktur yang kurang memadai
dan kekurangan pengetahuan serta keterampilan SDM menjadi kendala. Terdapat peluang
besar dalam pembenahan infrastruktur dan pemberian pendidikan serta pelatihan kepada
masyarakat setempat. Ancaman utama mungkin berasal dari persaingan dengan destinasi
lain dan keterbatasan sumber daya.
Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa Jambangan
BPD Kepala
Desa
Sekretaris
Desa
Tabel 2
Staf Pemerintahan Desa Jambangan
No Nama Jabatan
1 WINARTO Staf Urusan Umum dan Tata Usaha
2 MISENAN Staf Seksi Pemerintahan
3 TRIMO Staf Seksi Kesejahteraan
4 ABD ROSID Staf Seksi Perencanaan
5 KHUSNUL ARIFIN Staf Kantor Desa
Tabel 3
Nama Badan Permusyawaratan Desa Jambangan
No Nama Jabatan
1 RIANTO Ketua
2 ISWIYONO Sekretaris
3 LISIYANTO Bendahara
4 ABD RAIB Anggota
5 ABD MADJID Anggota
6 SUGENG Anggota
7 DEDIK ARI JATMIKO Anggota
8 FREDY Anggota
9 NURIDA Anggota
Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Jambangan
No Nama Jabatan
1 Yudianto, Spd Ketua
2 Moh Shodiq Sekretaris
3 Sugiat Bendahara
4 Drs. Hariadi Anggota
5 Drs. Sumijan Anggota
6 Samsul Arifin Anggota
7 Ali Murtadho Anggota
8 Wakijo Anggota
9 Ngatiri Anggota
10 Sukateno Anggota
11 Giono Anggota
12 Sukardi Anggota
13 Mariono Anggota
14 Riyanto Anggota
BAB V ANALISIS
5.1. ANALISIS KEPARIWISATAAN DESA WISATA JAMBANGAN
5.2. ANALISIS POTENSI DAN MASALAH
5.3. PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
5.3.1 KONSEP DAN DASAR PERKEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS
5.3.2 PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS
5.3.3 ANALISIS KAWASAN
5.3.4 REKOMENDASI PENGEMBANGAN