Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pulau Bintan merupakan salah satu Pulau yang terdapat di Kepualuan Riau.
Pulau ini adalah Pulau terbesar di Kepualuan Riau yang terdiri dari hampir 3.000
pulau besar dan kecil, terbentang di sebrang Singapura dan Johor Baru, Malaysia.
Pulau ini melebar dari Malaka ke Laut Cina Selatan serta secara strategis terletak
wisata berupa pantai yang spektakuler di utara pulau, dengan luas 23,000 hektare
diatas pasir putih yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Pulau ini juga
menawarkan kesempatan untuk surfing, bertualang dan ekowisata untuk pelajar dan
keluarga, tetapi juga ideal untuk bersantai dan untuk kesehatan. Hal ini yang
merupakan daya Tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang dan menikmati
Dengan kekayaan dan berbagai destinasi wisata yang ditawarkan tidak serta
merta membuat wilayah Bintan seluruhnya dikenal oleh wisatawan lokal maupun
wisatawan luar. Salah satu nya Kampung Baru yang terdapat di Desa Sebong Lagoi
yang tidak banyak di ketahui oleh wisatawan lokal maupun wisatawan luar.
tetanggga yang berada di Desa Sebong Lagoi yang berada di wilayah pesisir.
Seluruh batasan kampung baru dikelilingi oleh resort wisata Kabupaten Bintan
yaitu Nirwana Resort, Sanchaya Resort dan Banyan Tree resort. Resort-resort
\wisata tersebut berada dibawah pimpinan PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC).
1
Selain itu, kawasan pesisir Kampung Baru juga langsung berhadapan dengan
Kampung Baru ini memiliki potensi ekowisata yang cukup beragam, dan
memiliki daya tarik untuk dijadikan destinasi wisata Bintan. Namun karena
banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal tersebut yang menjadi landasan dalam
praktik penelitian ini untuk menggali lebih dalam potensi yang ada di Kampung
Baru.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan praktik lapangan ini
adalah untuk mengetahui potensi Ekowisata yang terdapat di Desa Kampung Baru
C. Manfaat
pariwisata dan masyarakat luas dalam mengelola dan menggali potensi ekowisata
yang dimiliki. Selain itu, diharapkan data yang ada dapat dimanfaatkan sebagai
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekowisata
1. Definisi Ekowisata
sangat besar. Obyek tersebut tersebar di darat (dalam kawasan hutan konservasi)
mempertahankan kualitas objek dan daya tarik alam berupa hutan, sungai, danau,
energi dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal (Srinivas, 2005)
dalam Wahyudi (2008). Menurut Reynolds dan Braithwaite (1999) dalam Wahyudi
3
a. agar turis atau pelaku perjalanan memiliki kepuasan dan sikap hidup
panoramanya.
pendidikan.
kepariwisataan.
4
Adapun konsep ekowisata dimaksudkan ialah untuk menyelesaikan atau
berwisata, untuk melindungi sumber daya alam dan budaya, dan menghasilkan
ekowisata lebih dekat kepada aspek pelestarian, yang didalamnya terkandung aspek
ekowisata hampir tidak pernah melakukan eksploitasi terhadap ekosistem yang ada
pentingnya konservasi.
pengembangan ekowisata.
5
5. Keuntungan ekonomi yang diperoleh secara nyata dari kegiatan
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Dalam konteks
pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi
umumnya berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat
khusus, di samping sumber daya manusia Pitana dan Diarta, (2009) dalam
Secara garis besar daya tarik wisata dikategorikan dua jenis, yaitu (1) Daya
Tarik Wisata alam; (2) Daya Tarik Wisata sosial budaya. Sementara daya tarik
6
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu daya tarik alam, daya tarik budaya, dan
daya tarik manusia (Marpaung, 2000) dalam Alfonsius (2003). Produk pariwisata
sebagai komponen penting dalam industri pariwisata mencakup tiga aspek yang
pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dijual sebagai
komoditas pariwisata.
4. Pariwisata Bahari
potensi lingkungan pantai dan laut sebagai daya tarik utama. Konsep wisata bahari
didasarkan pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni dan
(Sero, 2010). Menurut Fandeli (1996) dalam Alfonsius (2003). Wisata bahari
adalah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari bentang laut (seascape)
maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Dalam hubungan dengan aktivitas
wisata alam pantai dan bahari maka secara umum kegiatan wisata di objek wisata
atau wisata bahari; dan 2) wisata daratan. Aktivitas bentang laut, yaitu berenang,
meliputi diving dan snorkeling, berselancar yang meliputi selancar air dan selancar
angin serta berperahu parasut (parasailing). Aktivitas bentang darat, yaitu rekreasi
berupa olahraga susur pantai, bersepeda, panjat tebing pada dinding terjal pantai
dan menelusuri gua pantai. Selain itu dapat pula dilakukan aktivitas bermain
7
layanglayang, berkemah, berjemur, berjalan jalan melihat pemandangan,
laut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pada perairan dangkal dengan
menggunakan perahu yang lantainya atau bagian dinding bawah perahu itu terdiri
atas gelas kaca tembus pandang; dan (2) menggunakan perlengkapan menyelam
khususnya untuk tempattempat yang dalam dan tidak mungkin dapat dilihat
dengan perahu gelas kaca tembus pandang. Dalam kegiatan wisata pantai, terdapat
berbagai kriteria standar yang harus dipenuhi. Kriteria standar ini terdiri atas
memiliki sumberdaya flora dan fauna yang terdapat didalamnya. Adapun flora dan
a. Mangrove
daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai)
yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan
8
keseluruhan terdiri atas: (1) satu atau lebih spesies tumbuhan yang hidupnya
mangrove, namun juga dapat hidup di habitat nonmangrove, (3) biota yang
berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut, lumut kerak, cendawan,
ganggang, bakteri dan lain-lain) baik yang hidupnya menetap, sementara, sekali-
sekali, biasa ditemukan, kebetulan maupun khusus hidup di habitat mangrove, (4)
terbuka/hamparan lumpur yang berada antara batas hutan sebenarnya dengan laut.
kayu maupun hasil hutan bukan kayu) dan jasa lingkungan (oksigen penyerap
polutan, pengendali abrasi dan interusi air laut, dan lain-lain) yang sangat
masyarakat pesisir dan kelestarian hasil beserta kelestarian fungsi ekosistem pesisir
itu sendiri.
b. Penyu
Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura 145 - 208 juta
tahun yang lalu atau seusia dengan dinosaurus. Penyu memiliki sepasang tungkai
dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan
kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air
untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada
9
umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak
terlalu lama.
mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi
dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah
ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada
saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat
sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur
yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik
(bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun
seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik
c. Terumbu karang
termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua subkelas yakni Hexacorallia atau Zoantharia dan
10
Dalam hal ini koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut
dengan Polip yang dalam bentuk sederhananya, karang ini terdiri dari satu polip
saja yang memiliki bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di
pantai, rumah bagi banyak jenis makhluk hidup di laut, sebagai sumber obat-obatan,
11
III. METODE PRAKTIKUM
2016 di Kampung Baru Desa Sebong Lagoi kecamatan Teluk Sebong kabupaten
Bintan.
Alat yang digunakan dalam praktikum lapangan ini yaitu recorder, kamera,
alat tulis sedangkan bahan yang digunakan yaitu formulir pertanyaan (kuisioner).
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian, yang
diperoleh melalui:
12
a. Wawancara yaitu untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai
merupakan populasi. Tetapi jika subjek lebih dari seratus, dapat diambil
antara 10-15% atau 15-25% atau lebih. Adapun langkah - langkah dalam
25
=
100
Keterangan
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
13
Dari rumus tersebut, maka didapat sampel sebanyak:
25
50 = 13
100
berbagai literatur seperti buku, jurnal dan laporan penelitian, serta yang
D. Analisis Data
tersebut yakni kondisi geografis dan administrasi, Kondisi Mangrove, penyu dan
metoda analisis deskriptif, data yang digunakan sebagai dasar untuk analisis ini
14
kuisioner. Adapun informasi yang dapat digali stakrholder yakni : bagaimana
menggunakan metoda Analisis Deskriptif, data yang digunakan sebagai dasar untuk
stakeholders dan dengan menggunakan kuesioner. Informasi yang akan digali dari
stakeholders antara lain: bagaimana bentuk kelembagaan baik formal maupun non
formal yang diinginkan oleh masyarakat terkait dengan model pengelolaan wisata
institusi dan kelembagaan yang terkait dengan' model pengelolaan yang akan
dibangun.
15
BAB IV
tetanggga yang berada di Desa Sebong Lagoi yang berada di wilayah pesisir.
Seluruh batasan kampung baru dikelilingi oleh resort wisata Kabupaten Bintan
yaitu Nirwana Resort, Sanchaya Resort dan Banyan Tree resort. Resort-resort
/wisata tersebut berada dibawah pimpinan PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC).
Selain itu, kawasan pesisir Kampung Baru juga langsung berhadapan dengan
negara tetangga Indonesia, yaitu Malaysia dan Singapura serta jarak 10 KM kearah
Kampung Baru dengan temperature rata-rata terendah 23,9 derajat celcius dan
tertinggi rata-rata 31,87 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 85 persen.
Kampung Baru Lagoi terletak pada ketinggian dari permukaan laut (dpl), dengan
titik koordinat 1 11 7,78 LU dan 104 21 3,55 BT. Kecamatan Teluk Sebong
ikutan, diantaranya adalah pohon kelapa dan tanaman bakau. Dimana 90% pesisir
meter. Pantai Kampung Baru memiliki topografi yang landai, dengan pasir pantai
16
yang putih dan terdapat batu batu besar yang terletak di bibir pantai serta air laut
yang jernih.
Kampung Baru memiliki biota penting dan langka yang harus dilestarikan
penangkaran telur penyu dan pelepasan tukik. Sehingga pada tahun 2014 Kampung
Baru telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi penyu oleh Dinas Kelautan dan
Daerah konservasi penyu ini merupakan daya tarik sendiri yang di miliki
oleh desa Kampung Baru untuk menarik minat wisatawan lokal maupun luar. Telur
penyu yang ada di Kampung Baru tersebut bukanlah hasil dari penyu yang
mendarat untuk membuat sarang peneluran diwilayah Kampung Baru itu sendiri,
melainkan telur tersebut diperoleh dari hasil pendaratan penyu yang bertelur di
pantai lain yang kemudian di pindahkan oleh nelayan untuk ditetaskan di tempat
penetasan, selain itu juga adanya bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan
juga diperoleh dari TNI AL yang menangkap telur penyu tersebut dari kapal kapal
illegal yang akan di selendupkan ke luar negeri. Selain Sebagai tempat konservasi
penyu, Kampung Baru juga memiliki potensi dan peluang investasi sebagai berikut
17
2. Kampung Baru masih memiliki ekosistem yang cukup bagus didalamya
berkelanjutan.
Untuk mencapai ke Kampung Baru kita harus melalui pintu masuk wisata
Lagoi, dan kemudian kita akan menempuh jarak sekitar 10 KM untuk menuju
berdampingan dengan Banyan Tree Bintan Resort, karena akses menuju Kampung
Baru hanya dapat melalui pintu utama yaitu pintu Banyan Tree Bintan Resort, maka
akan ada kendala jika ingin memasuki wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan
apabila kita akan masuk ke Kampung Baru melalui pintu masuk Banyan Tree
Bintan Resort, maka pengunjung akan diberikan beberapa pertanyaan oleh petugas
menyejukkan mata bagi yang melihatnya. Karena kita akan merasa tengah berjalan
di negar orang yang memiliki penataan jalan yang sangat rapi dengan pohon
pohon besar yang menjulang tinggi membuat suasana jalan menjadi sejuk. Namun,
18
sesampainya di depan pintu masuk Kampung Baru, maka akan ada banyak
perbedaan yang dapat kita jumpai yaitu jalan yang dilalui bukanlah jalan aspal yang
mulus melainkan tanah merah yang berbatu, yang kanan kiri nya di tumbuhi oleh
pohon pohon besar yang meupakan hutannya Kampung Baru. Tak hanya itu, Jalan
menuju ke dalam Kampung Baru hanya dapat di lalui oleh satu kendaraan roda
empat atau dua kendaraan roda dua dengan dua jalur yang berlawanan.
untuk dikenal oleh dunia luar. Masyarakat Kampung Baru sendiri sebenarnya telah
akses jalan ini dapat diperbaiki serta diperluas lagi. Namun, aduan masyakat
Kampung Baru dianggap bagaikan angin lalu oleh Pemerintah, sejak upaya
meminta bantuan diberikan ke Pemrintah sejak tahun 2013, hingga saat ini belum
ada tanggapan positif dari Pemerintah untuk Kampung Baru dapat berkembang.
serta fasilitas pendidikan juga di rasa belum memadai, karena untuk mendapatkan
fasilitas tersebut, masyarakat Kampung Baru harus pergi ke luar dari wilayah
yang ada tidak dapat digunakan seperti daerah lain yang umumnya dapat digunakan
24 jam. Kampung Baru hanya dapat menikmati aliran listik per hari hanya 5 jam
saja, yang rentang waktunya ialah mulai dari pukul 5 sore hingga pukul 10 malam
19
saja. Selebihnya Kampung Baru akan padam dan nyala kembali pada pukul yang
Kampung Baru memiliki taraf pendidikan yang cukup rendah yaitu rata rata hanya
tamatan sekolah dasar (SD), ada juga beberapa yang tamatan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan hanya ada 1 orang yang menyandang gelar S1. Fasilitas
Pendidikan di Kampung Baru tidak ada, sehingga anak anak di daerah ini harus
menempuh jarak sekitar 10 KM untuk sampai ke sekolah yang dituju dan anak
anak Kampung Baru juga harus menunggu bus jemputan mulai dari pukul 5.30
6.00 WIB, serta anak anak ini harus menunggu bus jemputan di depan pintu
masuk Banyan Tree Resosrt, yang mana akses Kampung Baru hanya dapat dilewati
melalui pintu masuk Banyan Tree Resosrt. Dikarena taraf pendidikan mereka yang
nelayan. Selain itu, ada pula yang bermata pencaharian sebagai karyawan tidak
tetap di resort Banyan Tree Bintan ataupun resort lainnnya, dan ada pula yang
menjadi seorang wirausaha kecil - kecilan serta sebagai petani yang dijadikan mata
tersebut tidak terlalu tinggi, dan pendapatan mereka juga tidak dapat dipastikan tiap
bulannya. Hal ini, yang membuat masyarakat Kampung Baru harus pandai
20
menyiasati pendapatan mereka dengan cara mencari pekerjaan sampingan misalnya
bekerja di resort resort yang ada di kawasan Kampung Baru dengan sistem
sebanyak 30 orang yang terbagi menjadi 26 orang berjenis kelamin laki laki yang
rentang umurnya mulai dari 35 45 tahun dan 6 orang yang berjenis kelamin
perempuan yang rentang umum mulai dari 25 40 tahun. Dari hasil kuisioner yang
Kabupaten dapat lebih perduli lagi terhadap pengembangan kampung ini sendiri.
dapat membantu meningkatkan taraf hidup mereka. Dan dapat membuka lapangan
wilayah Kampung Baru cukup layak jika dijadikan daerah ekowisata. Dengan aspek
NO Pertanyaan Tanggapan
21
1 pengalaman wisata yang dirasakan Positif
Kampung Baru
minuman
Baru
Kabupaten
22
15 Waktu Tempuh yang diperlukan 30 Menit
NO Pertanyaan Tanggapan
kelestarian lingkungan
NO Pertanyaan Tanggapan
Kampung Baru
23
2 Banyaknya Sumberdaya Alam yang Pasir putih
Menonjol
Baru
NO PERTANYAAN JAWABAN
retribusi tersebut ?
6 Fasilitas apa yang anda inginkan jika Akses jalan, serta pondok
Kampung Baru ?
24
7 Jika diterapkan sistem retribusi ketika Ya, karena tanpa biaya retribusi
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang di huni oleh 40 kepala keluarga dengan jumlah penduduknya sebanyak 100
orang. Kampung Baru merupakan desa yang terisolir dari dunia luar. Desa yang
lokasinya di kelilingi oleh Resort resort tersohor di Bintan justru tidak membuat
Kampung Baru banyak dikenal oleh wisatawan lokal ataupun luar. Di Kampung
Baru terdapat tempat penetasan anak penyu ( tukik) yang kemudian dijadikan
daerah konservasi penyu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2014.
B. Saran
sarana dan prasarana yang menunjang bagi pengunjung agar dapat menambah
minat wisata untuk datang ke Kampung Baru, dan agar Ekowisata Kampung Baru
26
DAFTAR PUSTAKA
27
IV. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengajuan
proposal
PL
3 Praktik
Lapang
4 Pengolaha
n data PL
5 Ujian PL
28
V. RENCANA ANGGARAN BIAYA
usulan
tulis
Lapangan
bahan penelitian
29
VI. ORGANISASI PENELITIAN
1. Pelaksana Kegiatan
NIM : 130254242021
2. Dosen Pembimbing
NIDN : 1027106402
Jabatan : Dosen
30
OUTLINE SEMENTARA
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum desa Kampung Baru Lagoi
B. Jenis Potensi yang Terdapat di Kampung Baru
C. Aksesbilitas Menuju Kampung Baru
D. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Baru Lagoi
E. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Kampung
Baru
F. Persepsi Pengunjung Kampung Baru
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
31