16 Juni 2014
Dalam Sesi ini Kita akan:
A. Mereview Kerangka Regulasi dan Legislasi
o Regulasi PPP
o Kajian Lingkungan dan Sosial (AMDAL)
o Rencana Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali (LARAP)
2
A.Review Regulasi dan Legislasi
Gambaran Umum
A.1 Regulasi PPP A.3 Pengadaan Tanah
Proyek PPP yang wajib AMDAL Standar Nasional untuk
and LARAP Pengadaan Tanah
Tahapan Pelaksanaan Proyek o Peraturan terkait
Kerjasama PPP o Persyaratan Dasar
o Landasan Kebijakan
A.2 Kajian Lingkungan dan Sosial
o Mekanisme Pengaduan
Peraturan Indonesia AMDAL
o Peraturan Terkait o Alur Kegiatan
o Kegiatan Wajib AMDAL o Rencana Pengadaan Tanah
o Dimulainya AMDAL (LAP_ and Rencana
Pengadaan Tanah dan
o Partisipasi dan Keterlibatan Pemukiman Kembali (LARAP)
Masyarakat o Pihak-pihak yang terlibat
o Komponen AMDAL
o Peraturan-Peraturan Standar Internasional untuk
Komponen-Komponen
Pengadaan Tanah
Lingkungan o Persyaratan Standar
o Proses AMDAL Internasional
o Izin Lingkungan o Persyaratan Dasar
o Proses Perizinan AMDAL o Landasan Kebijakan
Kerangka Kerja Internasional o Mekanisme Pengaduan
ESIA o Flow Kegiatan
o Proyek yang membutuhkan o Rencana Pengadaan Tanah
Pendanaan Internasional (LAP) dan Rencana
o Standar Kinerja IFC Pengadaan Tanah
Ringkasan Perbandingan Pemukiman Kembali (LARAP)
o Proses ESIA vs. Proses AMDAL o Pihak-pihak terlibat 3
A.1 Regulasi PPP
Proyek PPP Wajib AMDAL dan LARAP
Ada terdapat dua peraturan yang berkaitan dengan PPP yang
menyebutkan akan kebutuhan Rencana Pengadaan Tanah
dan Pemukiman kembali (LARAP) dan Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL) untuk mendukung suatu Proyek PPP
termasuk:
5
A.1 Regulasi PPP
Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama PPP
Rencana
Pengadaan
Pengadaan
Badan Perencanaa
Identifikasi
Identifikasi Kajian
Kajian Awal
Awal Usaha
Usaha Baru
Baru
Kajian
Kajian n
n Manajemen
Manajemen
dan
dan Prastudi
Prastudi Penyelesaia
Penyelesaia Pelaksanaa
Pelaksanaa
Penetapan Kesiapan Manajemen Pelaksanaa
Pemilihan Kelayakan n Prastudi n
Prioritas
Prioritas Proyek
Proyek Pelaksanaa
Pelaksanaa n
n Perjanjian
Perjanjian
Proyek
Proyek Proyek
Proyek Kelayakan
Kelayakan Pengadaan
Pengadaan
Kerja Sama n Perjanjian Kerja Sama
Kerja
Kerja Sama
Sama Kerja
Kerja Sama
Sama BU
BU Kerja
Kerja Sama
Sama
Penyiapan
Penyiapan
Penandatan
Penandatan
ganan
ganan
Output:
Output: Output: Output:
Perjanjian
Dok.
Kerja
Kerja Sama
Sama Perolehan Laporan
Laporan
Output: Perjanjian
Output:
Output: Pembiayaan
Pembiayaan Berkala
Output:
Output: Dokumen
Dokumen Kerjasama
Kerjasama
Dokumen
Dokumen Penyiapan
Penyiapan Proyek
Proyek ,, Kontrak
Kontrak Pelaksanaa
Pelaksanaa
Daftar Prioritas Proyek Prastudi Dok.
Kerja Sama EPC, n
n
Kelayakan
Kelayakan Penjaminan
Penjaminan Kontrak
Kontrak Manajemen
& Dok.
Operasi
Operasi PK
Regres
Regres
2 - 5 Bulan 6 - 9 Bulan 10 - 23 Bulan 9 - 12 Bulan 12 - 36 Bulan
Konfirmasi/Pe
Konfirmasi/Pe
Proses alokasi, pencairan,
rsetujuan pengawasan
pengawasan & & pemantauan
pemantauan
rsetujuan
Pemberian
Pemberian Pemberian Dukungan
Proses
Proses Permohonan
Permohonan Kebutuhan
Kebutuhan Dukungan
Dukungan Dukungan
Dukungan Pemerintah
Pemerintah dan/atau
dan/atau
Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah Pemerintah
Pemerintah pemantauan & evaluasi
dan/atau pelaksanaan
dan/atau pelaksanaan Perjanjian
Perjanjian
Jaminan
Jaminan Penjaminan & Perjanjian
Pemerintah
Pemerintah Regres
Kajian Lingkungan Hidup /
Kajian Lingkungan Hidup / PJPK
BU
BU
PROSES
PROSES PENGADAAN
PENGADAAN TANAH
TANAH
6
A.2 Kajian Lingkungan dan Sosial
Gambaran Umum
A.2.1 Peraturan Indonesia AMDAL
o Peraturan Terkait
o Kegiatan Wajib AMDAL
o AMDAL Commencement
o Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat
o Komponen-Komponen AMDAL
o Peraturan terkait Komponen-Komponen Lingkungan
o Proses AMDAL
o Izin Lingkungan
o Proses Perizinan AMDAL
A.2.2 Kerangka Kerja Internasional ESIA
o Proyek yang membutuhkan Pendanaan Internasional
o Standar Kinerja IFC
8
A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDAL
Kegiatan Wajib AMDAL
Lampiran 1 Peraturan Menteri LH 5/2012 memberikan
daftar kegiatan yang akan memerlukan persiapan
AMDAL
Berdasarkan Lampiran 1 Peraturan Menteri LH proyek
pembangunan pelabuhan akan memerlukan AMDAL/EIA
yang harus dipersiapkan jika terdapat
Pembangunan jetty (sheet pile atau tiang terbuka)
dengan panjang lebih dari 200 m atau ukuran lebih dari
6.000 m2
Pembangunan dermaga dengan ukuran besar
Pembangunan breakwater dengan panjang lebih dari
200 m2
Pembangunan fasilitas terapung dengan kapasitas lebih
dari 10.000 DWT
Reklamasi dengan ukuran minimal reklamasi 25 ha,
bahan dijual minimal 500.000 m3, atau panjang minimal
50 m.
9
A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDAL
Dimulainya AMDAL
11
A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDAL
Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat
13
Jika penilaiannya memuaskan, komisi akan menyetujui
A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDAL
Komponen-Komponen AMDAL
15
A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDAL
Proses AMDAL
AMDAL merupakan
suatu proses
Pertimbangan di
tingkat Nasional,
Provinsi atau
Kabupaten/Kota
tergantung pada
lokasi tapak proyek.
16
A.2.1 Indonesian Regulation - AMDAL
Izin Lingkungan
AMDAL
menghasilkan
Surat Keputusan
Kelayakan
Lingkungan
Kemudian
mengikuti Proses
Perizinan
Lingkungan
18
A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIA
Proyek-proyek dengan Pendanaan Internasional
20
A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIA
Proses ESIA
Dampak Tidak
Signifikan ESHIA tidak diperlukan
Penapisan
Screening No Significant No ESHIA Required
Impacts
Potensi Dampak yang diperkirakan
Potential Impacts are expected
Mitigasi
Mitigation Sempunakan/Tingkatkan Desain Proyek
Refine/Improve Project Design
Rencana Tindak
Lingkungan & Sosial Konsultasi Publik
Environmental & Public Consultation
Social Action Plan
ESHIA
Sempurnakan/Tingkatkan ESAP
Refine/Improve ESAP
21
A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIA
Pedoman-Pedoman ESIA
22
A.2.3 Ringkasasn Perbandingan
Proses ESIA vs. Proses AMDAL
24
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Regulasi-regulasi terkait
UUPA 5/1960
Catatan:
Keputusan Presiden 55/1993 (hanya untuk kepentingan umum)
Peraturan Presiden No. 36/2005 diamandemen dengan Peraturan
Presiden No. 65/2006 (Komersial dan kepentingan umum)
25
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Persyaratan Dasar
26
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Dasar Kebijakan Pemukiman Kembali secara Paksa
27
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Dasar Kebijakan Matrik Keberhakan
30
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Mekanisme Pengaduan
31
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
LAP and LARAP
32
A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Tanah
Pihak-Pihak yang Terlibat (dalam 4 tahap)
34
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Persyaratan-persyaratan Standar Internasional
35
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Persyaratan Dasar
36
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Alur Kegiatan
37
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Landasan Kebijakan Pemukiman Kembali secara
Sukarela dan Paksa
Tipe Kerugian
Pemindahan Fisik
Pemindahan Ekonomi
Termasuk daerah sementara atau permanen, area komersial
40
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Mekanisme Pengaduan
IFC PS 5:
PS 5 IFC, termasuk:
42
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
LARAP Outline PS 5 IFC
Deskripsi Proyek
Dampak-dampak potensial
Tujuan dan kajian yang dilakukan
Kerangka Kerja Regulasi
Kerangka Kerja Kelembagaan
Keterlibatan pemangku kepentingan
Karakteristik sosial ekonomi
Kelayakan
Penilaian dan Kompensasi Kerugian
Besaran Perpindahan
Kerangka Kerja Keberhakan
Langkah-langkah pemulihan mata pencaharian
Lokasi pemukiman kembali
Perumahan, infrastruktur dan pelayanan sosial
Prosedur pengaduan
Tanggung Jawab organisasi
Jadwal pelaksanaan
Biaya dan Anggaran
Monitoring, evaluasi dan pelaporan 43
A.3.2 Standar Internasional Pengadaan Tanah
Pihak-pihak yang terlibat
PS 5 IFC
Mewajibkan suatu proyek untuk mengadopsi standar lokal,
berkaitan:
Pertimbangan Utama
Pengelolaan Material Pengerukan
Ekologi Laut/Pantai
Emisi Udara
Pengelolaan Sampah (Sampah Umum, Air Limbah,
Limbah Padat)
Pengelolaan bahan berbahaya dan oli
Kebisingan
Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Pengelolaan Lalu Lintas
Dampak Visual
Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
46
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Material Pengerukan
Konstruksi
Kontaminasi Tanah
Isu Geoteknik
Kemungkinan erosi tanah
Peningkatan suspensi sedimen (kekeruhan) dalam air
laut akibat penyebaran pengerukan sedimen
Penurunan kualitas air dengan peningkatan Total
Padatan tersuspensi (Total Suspended Solid TSS) dan
kekeruhan
Kemungkinan gangguan kimia kelautan dan ekologi
pesisir
Peniadaan/penurunan habitat
Penurunan kualitas air laut
Mitigasi
Penapisan bahan pengerukan
Pembuangan bahan pengerukan secara tepat
Memilih metode pengerukan secara seksama 47
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Ekologi Laut/Pantai
Konstruksi
Kemungkinan gangguan kimia terhadap laut dan ekologi
pesisir
Pergantian habitat laut dan pesisir yang disebabkan oleh
perubahan struktur sedimen
Tertutupnya Komunitas Bentik disebabkan oleh pembuangan
sedimen
Penurunan pencahayaan untuk organisme yang tergantung
cahaya
Regresi rumput laut dan padang rumput
Terganggunya burung dan hewan laut
Terkurangnya sumber daya perikanan dan terdegradasinya
kualitas perikanan untuk kegiatan pusat makanan dan rekreasi.
Memburuknya polusi air
Operasi
Kebocoran minyak dan campuran dari kapal merusakan
sumber daya perikanan, biota laut dan habitat.
Biodegradasi minyak dalam air mengurangi oksigen terlarut
yang dibutuhkan oleh biota 48
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Ekologi Laut/Pantai
Mitigasi
Konstruksi : Perencanaan yang tepat dari pekerjaan
konstruksi, mengurangi kekeruhan dengan
menggunakan tirai lumpur/kekeruhan, peningkatan
atau restorasi habitat, pemantauan lingkungan,
inspeksi berkala dari kegiatan konstruksi oleh otoritas
penegakkan hukum dan lembaga, survei karakteristik
ekologi dengan cermat serta pembatasan koridor kerja
Operasi : peningkatan dan restorasi habitat seperti
penciptaan habitat rumput laut untuk pemulihan
sumber daya perikanan, memperluas habitat rawa
dan pasir intertidal dan daerah berlumpur untuk
spesies mangsa, pengukuran dalam pengelolaan
lingkungan berkaitan dengan kebocoran minyak,
pengendalian debu, perlindungan kualitas air dan
langkah-langkah pengurangan kebisingan.
49
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Emisi Udara
Konstruksi
Menimbulkan partikel debu dari kegiatan kontruksi
termasuk kegiatan pengerukan/penimbunan,
transportasi, peralatan konstruksi,
perataaan/pembersihan, dan aktifitas di darat.
Emisi gas buang dari konsumsi bahan bakar alat berat
berbahan bakar diesel dengan mengeluarkan bahan
beracun dan karsinogenik
Operasi
Emisi dari kapal, peralatan penanganan kargo, mobilitas
truk terkait pelabuhan
Emisi gas buang dari kendaraan konstruksi, pabrik,
mesin dan kapal
Mitigasi
Konstruksi meminimalkan emisi debu, emisi gas
buang, dan emisi volatile 50
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Emisi Udara
Ambang Batas
Pengukuran Standar Indonesia* IFC**
Parameter Waktu Unit Konsentra Unit Konsentra
si si
Ozon (03) 1 jam g/Nm3 235
8-jam sehari - - g/m 100
maximum 3
1 tahun g/Nm3 50
Kabon Monoksida (CO) 1 jam g/Nm3 30,000
24 jam g/Nm3 10,000
Nitrogen Dioksida(NO2) 1 jam g/Nm3 400 g/m 200
3
24 jam g/Nm3 150
1 tahun g/Nm3 100 g/m 40
3
Sulfur Dioksida (SO2) 10 menit - g/m 500
3
1 jam g/Nm3 900
24 jam g/Nm3 365 g/m 20
3
1 tahun g/Nm3 60
Total Partikel 24 jam g/Nm3 230
Tersuspensi (TSP) 1 tahun g/Nm3 90
PM10 24 jam g/Nm3 150 g/m 50
3
1 tahun - - g/m 20
3
PM2.5 24 jam g/Nm3 65 g/m 25
3
1 tahun g/Nm3 15 g/m 10
3
Timbal (Pb) 24 jam g/Nm3 2
1 tahun g/Nm3 1
Sumber :
*) Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Polusi Udara 51
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Konstruksi
Limbah dari pembongkaran, pembersihan dan
konstruksi jalan
Limbah berbahaya, limbah padat, dan air limbah selama
konstruksi
Operasi
Limbah padat inert dari kemasan kargo dan kantor
administrasi
Limbah yang berpotensi berbahaya berkaitan dengan
pemeliharaan kendaraan operasi (minyak pelumas dan
bahan pelarut untuk mesin)
Limbah cair dan padat dari kapal yang datang
Mitigation
-Konstruksi: penggunaan material hasil pengurukan, daur
ulang limbah beton, penyimpanan limbah yang tepat dan
terkategori, menjaga wilayah tetap bersih, SOP Prosedur
Tetap limbah berbahaya yang ditetapkan
-Operasi: menyediakan limbah yang memadai dan
pengelolaan sampah, dilarang membuang limbah padat
dan limbah berbahaya ke laut, penyimpanan air limbah 52
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Konstruksi
Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar dan bahan kimia)
Limbah Berbahaya (tanah terkontaminasi, limbah bahan
bakar dan pelumas, filter oli dan baterai)
Operasi
Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar and bahan kimia)
Cat Residu dan bahan pelarut dalam kontainer-kontainer
Mitigasi
-Konstruksi: cairan berbahaya (bahan bakar dan bahan
kimia) tersimpan sesuai dengan suatu rencana
pengelolaan barang berbahaya dalam wadah tertutup
selama konstruksi, tempat penyimpanan pengolahan dan
pengiriman tanah yang terkontaminasi, penetapan
Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya seperti
penyimpanan sebagaimana mestinya dan tertutup
dengan baik.
-Operasi: Ditetapkannya Prosedur Tetap (SOP) limbah
berbahaya seperti penyimpanannya secara tepat dan 54
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Kebisingan
Konstruksi
Kebisingan dari peralatan dan mobilitas selama kegiatan
reklamasi dan pembangunan jalan akses.
Operasi
Kebisingan dan getaran frekuensi rendah dari volume
lalu lintas lebih berat dan peningkatan lalu lintas truk
Mitigasi
Konstruksi: saluran pembuangan knalpot yang selalu
terpasang baik, terpelihara, dan semua mesin dan
kendaraan dioperasikan dengan efisien.
Operasi: pemuatan truk-truk secara cerdas dan
melarang kendaraan menunggu di tempat dekat dari
penerima dampak.
55
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Kebisingan
Ambang Batas
Standar IFC**
Penerima Indonesia*
Siang/Malam Sian Mala
g m
Peruntukan Kawasan
Perumahan dan Permukiman 55(siang)/45(mal 55 45
am)
Perdagangan dan Jasa 70 70
Perkantoran dan Perdagangan 65 70
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70 70
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 55 45
Rekreasi 70
Lingkungan Kegiatan
Rumah Sakit 55
Sekolah 55 55 45
Tempat ibadah 55 55 45
Institutional 55 45
Source :
*) Keputusan Menteri LH No. 481996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
**) Pedoman Umum IFC EHS Tabel 1.7 Kebisingan
56
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
Mitigasi
Pembatasan pembersihan terhadap vegetasi yang
ada
Merehabilitasi hutan mangrove yang hancur
Pertimbangan spesies tanaman asli untuk pekerjaan
lanskap
Melindungi sisa daerah mangrove sekitar proyek
Menyimpan limbah yang tepat untuk membatasi
57
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Pengelolaan Lalu Lintas
Konstruksi
-Kerusakan perkerasan jalan selama konstruksi
menimbulkan isu-isu keselamatan jalan
-Kemacetan lalu lintas di sepanjang rute transportasi
mempengaruhi usaha dan masyarakat lokal
-Peningkatan lalu lintas lokal meningkatkan tingkat
kebisingan
Operasi
-Kemacetan, peningkatan pergerakan truk ke dan dari
pelabuhan di sepanjang jalan lokal dapat
mengakibatkan kemacetan dan gangguan
Mitigasi
-Konstruksi: perawatan dan pemeliharaan jalan,
rencana pengelolaan lalu lintas, dan mengidentifikasi
rute-rute kendaraan berat
-Operasi: menerapkan suatu rencana pengelolaan lalu 58
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Dampak Visual
Konstruksi
Kegiatan yang ekstensif di dermaga selama konstruksi
Tumpahan cahaya lampu dari lokasi proyek selama konstruksi
di malam hari
Operasi
Keberadaan pelabuhan dan kapal yang bersandar untuk
bongkar muat dapat membuat dampak visual untuk sekitarnya
Pencahayaan untuk operasi pelabuhan di malam hari
Emisi yang nampak dan tidak diinginkan dari truk-truk, kapal-
kapal, dan kargo
Mitigasi
Koridor hijau di pantai untuk mengurangi pandangan yang
mengganggu
Tempat penyimpanan berlokasi jauh dari jalan dan
permukiman
Mengurangi penggunaan pencahayaan berlebih di daerah
pelabuhan dekat pemandang sensitif
Mensyaratkan penggunaan arah pencahayaan ke bawah
dibandingkan arah pencahayaan ke atas. 59
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
Konstruksi
-Emisi gas rumah kaca kumulatif dari peralatan kerja
dan kendaraan selama konstruksi
-Perubahan ekosistem dan hilangnya habitat darat dan
perairan
Operasi
-Emisi dari pengoperasian pelabuhan (kapal kargo,
kapal pelabuhan, peralatan penanganan kargo dan
truk kargo) dan Emisi dari tempat berlabuh,
bangunan, pencahayaan pelabuhan dan kendaraan
kargo/darat.
-Emisi tidak terolah dibuang ke udara, ke air, ke tanah
dan sedimen laut dari kegiatan-kegiatan industri, serta
timbulnya kebisingan, limbah dan pembuangan,
kehilangan dan degradasi habitat darat dan perairan.
60
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan
Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
Mitigasi
-Konstruksi: Pengendalian emisi dengan menggunakan
metode pengolahan polusi udara, strategi-strategi
pengurangan waktu tunggu truk/kapal, hemat energi,
pengurangan polusi, peralatan kerja dan kendaraan
dengan rendah emisi, desain bangunan yang eko-
efisien serta pencahayaan hemat energi.
-Operasi: pemberian insentif untuk kendaraan dan
kapal lebih hemat bahan bakar, peraturan bahan
bakar yang lebih bersih, alternatif listrik hijau, strategi
pengurangan emisi udara, inisiatif proyek pelabuhan
hijau dan penanaman pohon.
61
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Pengantar
62
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Fasilitas Sosial dan Masyarakat
Konstruksi
-Penggunaan fasilitas masyarakat setempat menjadi
berkurang
-Akses ke fasilitas masyarakat menjadi berkurang
-Penurunan jumlah wisatawan
-Menciptakan gangguan pemandangan dari pelabuhan
-Kehilangan pilihan rekreasi bagi warga sekitar
Operasi
-Kebisingan, timbulnya debu dan emisi gas buang dari
kendaraan di daerah pelabuhan, jalan penghubung atau
fasilitas pendukung
-Konsentrasi polusi menyebabkan dampak kesehatan
-Kurang menariknya secara visual berdasarkan bentuk
pandangan
Mitigasi
-Konstruksi: langkah-langkah penurunan polusi udara,
kebisingan, lalu lintas dan ganggunan visual.
-Operasi: memastikan akses terhadap fasilitas publik
selama masa pengoperasian pelabuhan, penanaman 63
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Warisan Budaya dan Masyarakat Adat
Konstruksi
-Gangguan terhadap situs warisan etnografi dan
arkeologi
Mitigasi
-Hindari kegiatan proyek dekat dengan situs warisan
etnografi dan arkaelogi (seperti situs makam Raja
Tallo)
-Dilarang masuk ke situs makam Raja Tallo untuk
orang yang tidak berhak
-Segera melaporkan jika ada situs warisan lainnya
yang ditemukan di wilayah operasi
-Manajemen yang tepat dan tindakan perlindungan
bagi situs warisan (situs makam Raja Tallo) termasuk
pagar, papan petunjuk, penyelamatan, dan
penelitian-penelitian ilmiah 64
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Barang/Pelayanan Ekosistem
Konstruksi
-Gangguan terhadap eksositem pesisir yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan laut dan darat.
-Organisme-organisme dan habitat-habitat laut yang
terkena dampak
Operasi
-Pelayanan ekosistem terganggu oleh praktek-praktek
yang tidak berkelanjutan yang menyebabkan emisi
dari transportasi darat dan laut, pengelolaan sampah
yang tidak benar, dan/atau kebocoran dari zat kimia.
Mitigasi
-Limbah dari konstruksi dibuang dengan benar
-Pembatasan Pembuangan ke laut
-Identifikasi dan pelestarian daerah penting bagi
keanekaragaman hayati
65
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Publik
Konstruksi
-Peningkatan risiko kesehatan masyarakat yang disebabkan
oleh emisi partikulat dari penghilangan vegetasi, pekerjaan
tanah dan pergerakan lalu lintas serta pengolahan sampah dan
air limbah yang tidak tepat
-Peningkatan penyakit kesehatan pernapasan akibat emisi debu
selama konstruksi
-Peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk (malaria dan
demam berdarah) karena area yang tergenang.
-Bahaya lalu lintas karena peningkatan lalu lintas dan
mobilisasi peralatan
Operasi
-Penanganan kargo yang berisi barang-barang berbahaya
(seperti bahan mudah terbakar, peledak, bahan beracun,
patogen dan korosif) secara salah
-Risiko tidak langsung seperti mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi dan tanaman yang berhubungan dengan
kegiatan pelabuhan seperti tumpahan atau kebocoran minyak
dan zat kimia lainnya
-Peningkatan penyakit pernapasan di masyarakat sekitar dan
66
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Publik
Mitigasi
-Konstruksi: Pengurangan emisi debu, pelaksanaan
tindakan pengendalian nyamuk, pengelolaan sampah
yang tepat, pelatihan dan program penyadaran bagi
pengusaha dan kontraktor mengenai pentingnya
kesehatan dan keselamatan masyarakat,
menyediakan fasilitas kesehatan publik bagi
masyarakat dan karyawan, mencegah penyakit
menular melalui karyawannya.
-Operasi: Pengelolaan debu dan prosedur tetap
pemantauan kualitas udara, penilaian risiko
kesehatan secara berkala diambil untuk
mengidentifikasi tingkat dampak selama operasi
pelabuhan, pelaksanaan dan pemantauan prosedur
operasional kargo bahan berbahaya, dan
mengembangkan suatu kesehatan dan keselamatan
yang tepat dan rencana darurat untuk setiap dampak
67
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Konstruksi
-Potensial kendaraan tabarakan
-Kecelakaan atau luka terkait mesin.
-Gangguan pendengaran akibat tingkat kebisingan
dan getaran yang berbahaya dalam lingkungan kerja
-Kesehatan umum merusak hati, ginjal, reproduksi
sistem saraf, gangguan pernapasan dan kanker
berasal dari tumpahan atau kebocoran pelarut (bahan
kimia)
-Bekerja di lingkungan suhu tinggi untuk waktu yang
lama, bekerja dengan listrik, dan kecelakaan terkait
pekerjaan seperti jauh dari ketinggian.
68
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Operasi
-Gangguan terkait kebisingan (dari peralatan mesin
dan transportasi) yang mempengaruhi pekerja dalam
sekitar sumber.
-Kelelahan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pekerja dan kinerja kerja secara
keseluruhan.
-Kesehatan dan keselamatan pekerja terhadap
barang-barang berbahaya dan zat berbahaya melalui
transportasi dan penanganan kargo
Mitigasi
-Menjaga kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
-Meningkatkan lingkungan kerja
-Rencana Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan
(KKL)
69
D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)
Gambaran Umum
70
D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)
Isu-Isu berdasarkan pengalaman sebelumnya
71
D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)
Isu-Isu Potensial dalam Proyek Pelabuhan
Daerah Komersial/Perdagangan
Relokasi Fasilitas Umum
Kehilangan Lahan
Kehilangan Permukiman
Hilangnya mata pencaharian/pendapatan
Jalan Umum/akses
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan kondisi PT.
Industri Kapal Indonesia (IKI) yang ada
Harapan orang yang tinggal di sekitar pembangunan
pelabuhan
72
D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)
Mitigasi
73