Anda di halaman 1dari 207

INTEGRASI DAYA DUKUNG DAN DAYA

TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PERENCANAAN PEMBANGUNAN
(PENERAPAN UNTUK KLHS RPJM DAN RTRW + RPPLH)

Oleh : Luthfi Muta’ali


luthfimutaali@ugm.ac.id
081328760017

Disampaikan Dalam Kegiatan Workshop Penyusunan Dokumen Rencana Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) di Provinsi Jawa Timur
Diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup, Provinsi Jawa Timur
Surabaya, 11-12 Juli 2018
• Dr. LUTHFI MUTA’ALI, S.Si. MSP.

- Bidang Keahlian : Pengembangan Wilayah, Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan, Ekonomi Regional

• RT05 RW 55 Krapyak, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DIY. 55844

• Fakultas Geografi UGM. Bulaksumur – Yogyakarta 55281. Telp/fax 0274 589595

• HP 0813287600117. Email : luthfimutaali@ugm.ac.id


POSISI STRATEGIS DAYA DUKUNG DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
POSISI “POLITIK” DAYA
DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP DALAM
RPJP DAN RPJM
“ Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan”= Penerapan prinsip lingkungan dalam
pembangunann(UU 17/2007 TENTANG RPJP INDONESIA)
= PEMBANGUNAN BERBASIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
(DDDTLH)
Pengawasan &
Penegakan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemeliharaan
Hukum
- Keberlanjutan - Pencegahan - Konservasi SDA - Pembinaan
Proses - Penanggulangan - Pencadgn SDA - Sanksi Admint
RPPLH - Keberlanjutan - Pemulihan - Pelestarian fungsi - Sanksi Perdata
Produktifitas Atmosfer (mitigasi, - Sanksi Pidana
- Keselamatan dan adaptasi, lapisan ozon
Kesejahteraan - KLHS dan hujan asam
Masyarakat - Tata Ruang
- AMDAL
- UKL-UPL
Penetapan - Instrm Ekonomi
Ekoregion - Perubahan iklim - PUU berbasis LH
- Baku Mutu LH - Rekayasa genetik - Ijin lingkungan
- DAYA DUKUNG - Kerusakan LH - Sbrdaya genetik
Inventarisasi - DAYA TAMPUNG - Perizinan
Lingk Hidup - Anggaran Basis LH UU No. 32 Tahun 2009 tentang
- Analisa Risiko LH Pengendalian dan Pengelolaan
- Audit LH Lingkungan Hidup
PP Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
PP No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
PermenLHK No 69 tahun 2017
Permendagri
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan 7/2018
Rencana Pembangunan Daerah
Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda RPJPD,
RPJMD, RKPD
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Permendagri No. 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi RKPD Tahun 2017
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

DDDTL Bagaimana memasukkan prinsip dasar dan program lingkungan dalam rencana pembangunan
INTEGRASI HULU-HILIR, PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HULU RPJP/RPJM HILIR

DAMPAK
KLHS LINGKUNGAN

DAYA DUKUNG DAN DAYAKLHS


TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Ter-abaikan REAKTIF
PREVENTIF Ter-sibukkan
“KRP pembangunan berimplikasi besar dan luas terhadap LH.
Dari berbagai pengamatan/penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kontribusi kerusakan LH dan SDA
karena adanya KRP yang kurang mengantisipasi lebih jauh implikasi terhadap LH “
“ Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan”= Penerapan prinsip
lingkungan dalam pembangunan = DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
RPPLH RPJM/P
Pasal 9-10 Pasal 10 (5)

INVENTARISASI
KOMPONEN LH PASAL 8 EKOREGION Pasal 7

Perencanaan
PEMBANGUNAN
DAYA DUKUNG
DAYA TAMPUNG
LH Pemanfaatan SDA Pasal 12
Pasal 12 (3) dan (1) dan (2) RPJM/P
(4)

KLHS RTRW
Pasal 16(a)
Pasal 17(2)

ASPEK LH LAINNYA
KRP Lain

DDDT LH sebagai core business PPLH (UU 32 th 2009 PPLH)


Sebagai Basis Pengendalian Pembangunan. Baseline. Tapak
PEMETAAN PERATURAN YANG MEMUAT DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN HIDUP
UU No.32 UU No.41 UU No. 26 Tahun UU 27 Tahun UU No.41 UU No. 4 UU No. 3
Tahun 2009 Tahun 1999 2007 tentang 2007 Pesisir Tahun 2009 Tahun 2009 Tahun 2014
tentang PPLH tentang Penataan Ruang tentang Pertambangan
tentang
Kehutanan Perlindungan Mineral dan
PERINDUST
LP2B Batubara
RIAN
Nasional Pasal 3 Pasal 19 huruf e Pasal 9 (DD Pasal 9 ayat 5 Pasal 28 huruf Pasal 10 dan
skala 1:1.000.000 Pasal 18, ayat (DDDT-RTRWN) sebagai dasar (DD menjadi e (DDDT-
Pulau/Kepulauan (2) dalam rencana dasar 11 Rencana
Pasal 22, ayat (2) Wilayah
Skala 1:500.000 Pasal 33 ayat huruf d (DDDT- zonasi wilayah menentukan Pembanguna
(2) pesisir dan pulau- kesesuaian lahan Pencadangan
RTWP) Negara)
n Industri
Provinsi Pasal 40 pulau kecil) sebagai lahan
Pasal 25, ayat (2) Pasal 21 (DD pertanian pangan Pasal 32 huruf c Daearah
Skala 1: 250.000 huruf d (DDDT- sebagai dasar yang sudah ada (DDDT-Wilayah (RIPIDA)
RTWK) pemberian HP3- dan lahan Pertambangan Memperhati
Kota/Kota Pasal 34, ayat (3) Hak Pengusaha cadangan) Khusus) kan daya
Skala 1:50.000 huruf (a) (DDDT- Perairan Pesisir)
Pasal 95 huruf e dukung
Pemanfaatan (DDT-Kewajiban
Ruang) Pasal 34, ayat lingkungan
Pemegang
(3) huruf (a) (DDDT- IUP/IUPK)
Pemanfaatan Pasal 113, ayat (1)
Ruang) huruf (e)
•UU No. 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, Pasal 6 bahwa Perencanaan (Penghentian
Perkebunan dilakukan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. sementara
• UU No. 10.Tahun 2009..Tentang Kepariwisataan, Pasal 12, Penetapan kawasan IUP/IUPK bila
strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek fungsi dan daya DDDT terlampaui
dukung lingkungan hidup

Ayo koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi (KISS)


Pengganti RPPLH URGENSI PERENCANAAN
LINGKUNGAN BERBASIS DAYA
DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH

PERENCANAAN
TATA RUANG

PERENCANAAN
LINGKUNGAN
(BERBASIS DAYA
DUKUNG
LINGKUNGAN

PERENCANAAN PERENCANAAN
UMUM SEKTORAL

UU NO. 25 TAHUN 20014 UU NO. 26 TAHUN UU NO. 32 TAHUN 2009 UU SEKTORAL


2007
RPJP-N RPJM-N RTRW-N RPPLH-N RIPIN-N

RPJP-P RPJM-P RTRP-P RPPLH-P RIPIN-P

RPJP-K RPJM-K RTRP-K RPPLH-K RIPIN-K

RPJP-Kota RPJM-Kota RTRW-Kota RPPLH-Kota RIPIN-Kota


UU sektoral dicontohkan sektor industri, tentang Rencana Induk Pengembangan Industri
Posisi DDDTLH dalam Sistem Perencanaan di Indonesia

Bagaimana memastikan bahwa prinsip Pemerintah Daerah wajib melaksanakan


pembangunan berkelanjutan telah menjadi KLHS dalam penyusunan atau evaluasi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan RTRW Daerah beserta rencana rincinya,
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, RPJP D dan RPJM D (Pasal 15 UU 32/2009)
dan/atau program RPJM Perencanaan bidang
lingkungan hidup sangat
KLHS strategis sebagai media
1. Koordinasi
2. Integrasi
RPPLH 3. Sinkronisasi
RPPLH RTRW RPJM
RTRW DDDTLH
RPS 4. Sinergi
Dalam pencapaian tujuan
pembangunan
DDDTLH KLHS KLHS pengarusutamaan
pembangunan berkelanjutan

UU NO. 25 TAHUN 20014 UU NO. 26 TAHUN 2007 UU NO. 32 TAHUN 2009 UU SEKTORAL
(PARIWISATA) Pasal 12 (UU No 32 Tahun 2009).
RPJP-N RPJM -N RTRW-N RPPLH-N RIPPNAS Pemanfaatan SDA dilakukan berdasarkan
RPJP-P RPJM -P RTRW-P RPPLH-P RIPPDA-P RPPLH. Apabila RPPLH belum tersusun,
RPJP-K RPJM -K RTRW-K RPPLH-K RIPPDA-K maka dapat menggunakan daya dukung
RPJP-
Kota
RPJM -Kota RTRW-Kota RPPLH-Kota RIPPDA-Kota dan daya tampUng lingkungan hidup

RENCANA SAMPAI TINGKAT DETIL


RPS = Rencana Pembangunan Sektoral (CONTOH Pariwisata)
RPPLH, KLHS DAN SDGs
BERBEDA PRINSIP, TAPI SATU TUJUAN MEMASTIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TERINTEGRASI DALAM PERENCANAAN

RPPLH disusun untuk menjadi dasar dan


dimuat dalam:
KLHS INSTRUMEN Pengendalina
Dampak Lingkunagn dari
1. RPJMN dan RPJPN untuk RPPLH KRP
Nasional;
2. RPJMD dan RPJPD untuk RPPLH
Provinsi dan RPPLH Kabupaten/Kota;
3. menjadi arahan pemanfaatan
sumber daya alam yang berdasarkan
MEMPEREBUTKAN RPJMD
daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup

RPJM

RPPLH SDGs
KEBIJAKAN TUJUAN
pengendalian dan prinsip pembangunan berkelanjutan Pembangunan
pengelolaan LH Berkelanjutan

UU 32/2009 “ RPJM/RTRW mengacu RPPLH

1. Memasukkan nilai-nilai substansial dan Kebijakan (RPPLH) dan tujuan-tujuan


pembangunan berkelanjutan dalam KRP (SDGs)
2. Memastikan KRP berdampak lingkungan minimal dan dapat dikendalikan (KLHS)
DAYA DUKUNG (DD) dan DAYA TAMPUNG (DT) T LH
Daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk MENDUKUNG
perikehidupan manusia, makhluk
hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.
Daya tampung lingkungan hidup
DAYA TAMPUNG
DAYA DUKUNG
adalah kemampuan lingkungan
LINGKUNGAN
•KAPASITAs LINGKUNGAN hidup untuk MENYERAP zat,
ambien
•Kapasitas
(supply)
energi, dan/atau komponen lain
•Ekses atau
•KEBUTUHAN yang masuk atau dimasukkan ke
dampak
kegiatan
•Minim dampak dalamnya.
negatif,
•Menampung/m
enetralisir kecukupan,
harmoni
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN = PLANET/EKOSISTEM “MEMBERI” DUKUNGAN KAPASITAS
SUMBERDAYA UNTUK KEGIATAN (PEMBANGUNAN)
(MANFAAT POSITIF)

DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN = PLANET/EKOSISTEM “MENERIMA”. KAPASITAS


MENAMPUNG HASIL/EKSES KEGIATAN (PEMBANGUNAN) (DAMPAK NEGATIF)
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Kapasitas penyediaan
(supportive capacity)

KUALITAS HIDUP

Jasa Lingkungan untuk


DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN Pengendalian
mendukung Pembangunan
• Pertanian Kapasitas tampung limbah Pembangunan
• Pangan (assimilative capacity) (Dampak
• Kehutanan Lingkungan)
• Pertambangan
• Industri
• Jasa
• Pariwisata, DLL
KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
EKOSISTEM
Daya dukung lingkungan
hidup terbagi menjadi 2
komponen:
1. Kapasitas penyediaan
(supportive capacity)
2. Kapasitas tampung
limbah (assimilative
capacity)

OUTPUT
1. Optimasi
pemanfaatan sumber
daya alam dan
lingkungan hidup
2. Menurunkan dampak
negatif.
EKOSISTEM
3. Mewujudkan
keberlanjutan
kemampuan suatu
wilayah/ekosistem
tertentu

Ekosistem untuk kesejahteraan manusia


Ilustrasi sederhana
daya dukung
lingkungan
BEBERAPA KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
PERSOALAN UTAMA BUKAN DI
KONSEP TETAPI OPERASIONALISASI LINK ISI BUKU
/ PENGUKURAN / METODE

Pengukuran daya dukung dan daya tampung


lingkungan hidup menggunakan konsep jasa
ekosistem dengan pendekatan spasial
(Kesepakatan 31 Agustus 2015)
MANFAAT UNTUK KEBIJAKAN DAN PRAKTIS?,
DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN, RENCANA DAN
PROGRAM LAIN?

Kementrian Pu : Telah Menghitung Keseimbangan Air


Kementrian Pertanian : Telah Menghitung
KeseimbaNgan Pangan (LP2B)

LINGKUNGAN HIDUP
MEMAKAI VERSI MANA?
DDTLH (STOCK) BERBASIS
JASA EKOSISTEM
DDDTLH BERBASIS JASA EKOSISTEM
• Makna “ecosystem service” adalah benefit dari ekosistem yang digunakan manusia
• Layanan ekosistem mencakup penyediaan sumber daya dan jasa yang sesuai dengan konteks
kapasitas “dukungan” dan “tampung” dari alam

No JASA Jenis DDL DTL

1 JASA 1. Pangan
PENYEDIA 2. Air bersih
AN 3. Serat (fiber)
(PROVISIO 4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
NING) 5. Sumberdaya genetik
2 JASA 1. Pengaturan iklim
PENGATU 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
RAN 3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana
(REGULATI alam
NG) 4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit

3 JASA 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)


BUDAYA 2. Rekreasi & ecotourism
(CULTURA 3. Estetika (Alam)
L)* 4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur

4 JASA 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan


PENDUKU kesuburan 10. Menjadi kesepakatan nasional
NG 2. Siklus hara (nutrient cycle) (KLHK), termuat dalam Surat
Edaran (SE) Mentri KLHK, Nomor
(SUPPORTI 3. Produksi primer 5/Menlhk/PKTL/PLA.3/11/2016
NG) 4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah) tentang Penyusunan RPPLH
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna Provinsi dan Kabupaten/Kota
MAP AND PLAN
CONTOH HASIL PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA
EKOSISTEM (Penyedia Pangan)

Pengukuran daya dukung dan daya


tampung lingkungan hidup
menggunakan konsep jasa ekosistem
dengan pendekatan spasial *)
(Kesepakatan 31 Agustus 2015)

*) Peta DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM dalam lingkup ecoregion
(Pulau) skala 1:250.000 telah tersedia, dan selanjutnya beberapa Provinsi dan Kabupaten telah menyusunnya
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (BERBASIS SPASIAL) SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN KEBIJAKAN
RENCANA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB. JOMBANG

“ Kalau Presiden/Gubernur menanyakan sesuatu “Di Kab Jombang masih


boleh nggak di bangun “kawasan industri” atau “kawasan
permukiman” atau Pertambangan, Jalur Infrastruktur Transportasi.
BAGAIMANA DAMPAKNYA?. Kita harus bisa memberikan pendapat
/ pertimbangan/ keputusan berdasarkan pertimbangan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup ?”

SUPPLY KLHS RTRW DRIVING FACTORS


KLHS (DEMAND)
RPJM

INVESTASI / INFRASTRUKTUR
KEBIJAKAN/PROGRAM/PROYEK
SEKTORAL (misal Masterplan)
PRIORITAS PEMBANGUNAN
(Pangan, Energi, Kemiskinan)
LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)

Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa


Ekosistem sebagai media KOORDINASI, INTEGRASI,
SINKRONISASI, SINERGI
METODE PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
BERBASIS JASA EKOSISTEM DENGAN
PENDEKATAN KERUANGAN
Peta Rbi CITRA
Citra SRTM
Peta PENGINDERAAN
Geologi Interpretasi JAUH Interpretasi
Peta Litologi
Peta
Hidrologi PANEL PAKAR PETA LIPUTAN/
PETA (Expert Knowledge
PENGGUNAAN
EKOREGION Based Valuation)
LAHAN

TRANSFORMAS
I DATA
PETA KEBIJAKAN PETA KEBIJAKAN
RPJP / RPJM SPASIAL
PETA DAYA DUKUNG PETA RENCANA
PETA KEBIJAKAN
LINGKUNGAN * TATA RUANG
SEKTORAL LAIN (JASA EKOSISTEM) WILAYAH
1.ADMINISTRASI
ISU-ISU STRATEGIS Medan 3A.POLA RUANG
- PERTANIAN
2.EKOREGION
- INDUSTRI
3B.DAERAH ALIRAN SUNGAI
3.FUNGSIONAL
- PERTAMBANGAN 3C. AGRO EKOSISTEM
- PARIWISATA

* Hasil peta daya dukung


PERENCANAAN LH
lingkungan sesuai dengan DIAGRAM ALIR PROSES
PELAKSANAAN LH PENYUSUNAN PETA DAYA
jenis jasa ekosistem yang
PENGENDALIAN LH DUKUNG LINGKUNGAN
dianalisis (misal 20 jenis).
FAKTOR PENENTU DAYA DUKUNG LANDCOVER BASED PROXY
DAN DAYA TAMPUNG Penutup lahan atau Penggunaan lahan (Sawah,
LINGKUNGAN Permukiman, Perkebunan, Hutan, dll)
DINAMIS-
EKOREGION FAKTUAL
BENTANGLAHAN
-Pegunungan
-Perbukitan
-Dataran
-Pesisir
STATIS-
POTENSIAL

DDL JASA EKOSISTEM


1. EKOREGION DENGAN
PENDEKATAN
BENTANGLAHAN
• Mememiliki kesamaan pengertian yang “serupa”
dengan pengertian ekoregion (UU 32 Tahun 2009)
• Dasar akademis dan sistem klasifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
• Mengambarkan adanya variasi komponen
lingkungan. Tiap bentuk lahan yang berbeda maka
komponen abiotik seperti tanah, air, udara dan
biotik (Flora fauna) serta risiko bencana alam,
bahkan budaya masyarakat, juga berbvariasi
sehingga dapat dijadikan dasar pengelolaan
lingkungan
• Bentanglahan mempengaruhi bentuk penggunaan
lahan (ruang)
• Berbasis spasial sehingga dapat dengan mudah
dikaitkan dengan peta dan topik lainnya
• Relatif Bersifat Statis (tetap), sehingga dapat
dijadikan dasar batas pewilayahan (boundaries)
• EKOREGION YANG BERBEDA MEMILIKI KARAKTER,
POTENSI DAN PERMASALAHAN YANG BERBEDA
DAN BERPENGARUH TERHADAP NILAI JASA
EKOSISTEM
• EKOREGION SEBAGAI PENDEKATAN PEWILAYAHAN
UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• EKOREGION SEBAGAI BATAS (BOUNDARIES),
SEBAGAIMANA BATAS ADMINISTRASI DAN
SEBAGAINYA (peta output)
• EKOREGION SEBAGAI UNSUR ATAU KOMPONEN
PENENTU VARIASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
(peta input)
EKOREGION DENGAN
PENDEKATAN BENTUKLAHAN
Ekosistem Hutan

Ekosistem Sawah

Ekosistem Pesisir

Ekosistem Perairan, Eko Mangrove

Ekosistem Karst

Mengambarkan adanya variasi komponen


lingkungan. Tiap bentuk lahan yang berbeda
maka komponen abiotik seperti tanah, air,
udara dan biotik (Flora fauna) serta risiko
bencana alam, bahkan budaya masyarakat, Ekosistem Terumbu Karang
juga bervariasi sehingga dapat dijadikan
dasar pengelolaan lingkungan Ekosistem kota
4 ASPEK BENTUKLAHAN
MORFOGENESA
Ada yang menggunakan sistem lahan, dimana terdapat aspek vegetasi

• morfografi (kesan topografik: daratan, perbukitan, pegunungan); dan


MORFOLOGI morfometri (ekspresi topografik: kemiringan lereng, bentuk lereng
tunggal maupun majemuk, panjang lereng, bentuk lembah);

STRUKTUR • Dataran Rendah, Datran Tinggi


• Pegunungan, Kubah, Pegunungan Lipatan, Pegunungan Patahan,
GEOMORFOLOGI Gunung Api

PROSES • Tenaga Endogen (Tektonisme dan Vulkanisme)


• Tenaga Eksogen (Agradasi dan Degradasi), tenaga air, angin,
GEOMORFOLOGI gelombang

Batuan Beku
MATERIAL
Batuan Sedimen
PENYUSUN Batuan Metamorf

Bentuklahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang mempunyai RELIEF khas, yang
dikontrol oleh STRUKTUR geologi tertentu, akibat bekerjanya PROSES geomorfologi pada
penyusunnnya, dalam skala ruang dan waktu tertentu
SRTM Visualisasi Dasar Deliniasi EKOREGION Pulau Jawa
Ekoregion Skala 1 : 500.000 Ekoregion Skala 1 : 250.000
1 Dataran Fluvial a. Dataran Aluvial
b. Dataran Fluviovulkanik
c. Dataran Fluviomarin
2 Dataran Vulkanik
a. Kaki Gunungapi (Volcanic Foot)
3 Perbukitan Vulkanik b. Lereng Gunungapi (Volcanic Slope)
4 Pegunungan Vulkanik c. Kerucut Gunungapi (Volcanic Cone)

5 Dataran Stuktural a. Lembah antar perbukitan atau pegunungan patahan(terban)


b. Lembah antar perbukitan atau pegunungan lipatan (inter mountana)
6 Perbukitan Struktural a. Perbukitan Patahan (Block Hills atau Faulted Hills)
b. Perbukitan Lipatan (Folded Hills)
7 Pegunungan Struktural a. Pegunungan Patahan (Block atau Faulted Mountain)
b. Pegunungan Lipatan (Folded Mountain)
8 Dataran Solusional/Karst Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Solusional (Solusional Interhilly atau Intermountain Valley)

9 Perbukitan Solusional/Kast Perbukitan Solusional/Kast

10 Pegunungan Solusional/Karst Pegunungan Solusional/karst

11 Dataran Denudasional a. Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Denudasional (Denudasional Interhilly atau Intermountain
Basin)
b. Lerengkaki Perbukitan/Pegunungan Denudasional (Slope of Denudasional Hills/Mountains)
12 Perbukitan Denudasional Perbukitan Denudasional

13 Pegunungan Denudasional Pegunungan Denudasional (Denudasional Mountain)

14 Dataran Marin a. Pantai (Shore)


b. Pesisir (Coast)
15 Aeolin a. Gumuk Pasir (Sand Dunes)
b. Padang Pasir (Desert)
16 Dataran Organik Dataran Organik Gambut (Peat Land)

Dataran Organik Koral (Reef Flat)

18 Pegunungan Glasial Pegunungan Glasial


KEGUNAAN EKOREGION (KLHK)
 Unit analisis dalam menetapkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
 Dasar dalam memberikan arah untuk penetapan rencana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) bahkan
untuk perencanaan pembangunan yang disesuaikan dengan
karakter wilayah.
 Memperkuat kerjasama dalam pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup yang mengandung persoalan pemanfaatan,
pencadangan Sumber Daya Alam maupun permasalahan
Lingkungan Hidup yang sifatnya lintas batas administrasi.
 Acuan untuk pengendalian dan pelestarian jasa
ekosistem/lingkungan yang mempertimbangkan keterkaitan antar
ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain dalam suatu
ekoregion, sehingga dapat dicapai produktivitas optimal untuk
mendukung pembangunan yang berkelanjutan

 KABUPATEN JOMBANG HARUS MEMILIKI PETA EKOREGION.


PEKERJAAN INI JUGA AKAN MEMBUAT DAN MENDETILKAN PETA
EKOREGION
2. LANDCOVER /LAND USE BASED
Metode land cover based proxy paling banyak digunakan dalam perhitungan jasa
ekosistem berbasis spasial.

CATATAN
1. MENGASUMSIKAN BAHWA PENGGUNAAN LAHAN YANG ADA BENTUK INTERAKSI MANUSIA
DAN ALAM SEHINGGA MENGGAMBARKAN DAYA DUKUNG
2. PEROLEHAN DATA RELATIF LEBIH MUDAH (INDIKATOR TUNGGAL) DAN CEPAT SERTA MURAH
3. PENGOLAHAN DATA LEBIH MUDAH
4. MENGGAMBARKAN SEBERAPA BESAR PEMANFAATAN EKOSISTEM UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN MANUSIA (RELEVAN DENGAN KONSEP JASA EKOSISTEM)
5. DAPAT DIBUAT MODEL SPASIAL DAN DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN ATAU KEBUTUHAN
LAHAN (MISALNYA TATA RUANG WILAYAH)
6. TERDAPAT SISTEM KLASIFIKASI BAKU
3. Expert Knowledge Based Valuation Method Of Ecosystem Services
Metode yang digunakan dalam penilaian dan penyusunan Jasa Ekosistem
EXPERT KNOWLEDGE BASED VALUATION


MODEL PENENTUAN NILAI KOEFISIEN ATAU NILAI EKUIVALENT LAND
COVER DAN LAND USE DAN TERHADAP JASA EKOSISTEM (DENGAN AHP)

Metode Analytic Hierarchy


Process (AHP) L. Saaty

Perolehan nilai koefisien ini digunakan sebagai bahan analisis spasial dan pemetaan
Expert Knowledge Based Valuation Method

MODEL SKORING PENGGUNAAN LAHAN DAN JASA EKOSISTEM


(metode yang juga digunakan KLHK)
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS

Dengan data spasial tersebut akan didapatkan (1) Value Indek


Jasa ekosistem, (2) Distribusi keruangan, (3) Luasan
Peta Rbi
Citra SRTM
CITRA
Peta PENGINDERAAN
Geologi JAUH
Peta Litologi Interpretasi Interpretasi
Peta
Hidrologi PANEL PAKAR PETA LIPUTAN/
PETA (Expert Knowledge
PENGGUNAAN
EKOREGION Based Valuation)
LAHAN

TRANSFORMASI
DATA
PETA KEBIJAKAN
PETA DAYA DUKUNG SPASIAL
LINGKUNGAN * PETA RENCANA
(JASA EKOSISTEM) TATA RUANG
WILAYAH

1.ADMINISTRASI PERENCANAAN LH
PELAKSANAAN LH
2.EKOREGION PENGENDALIAN LH
3.FUNGSIONAL
A

A
B
TRANSFORMASI INFORMASI SPASIAL MENJADI DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN BERBASIS JASA EKOSISTEM
Data sekunder
Publik Hearing/FGD
Pengumpulan data
Kunjungan Lapangan

1. CITRA 6.ANALISIS 7. VERIFIKASI


PENGINDERAAN SPASIAL (GIS), HASIL (GROUND
JAUH DRAFT PETA DDL CHECK)

5.KOEFISIEN/ 8. DDL BERBASIS


2.INTERPRETASI EKUIVALEN/ JASA EKOSISTEM
SKORING Ekspose (peta
Expert Estimation dan Laporan)

3.PETA
PENGGUNAAN 4.PANEL 9. IMPLIKASI
LAHAN PAKAR/AHLI PEMBANGUNAN
3.PETA
EKOREGION Expert Knowledge Based
Kaitkan : RTRW dan
Valuation Method
(bentuklahan) kebijakan sektoral
KEBUTUHAN DATA UNTUK PROSES ANALISIS PETA DAYA
DUKUNG LINGKUNGAN
INFORMASI INPUT PROSES OUTPUT
EKOREGION 1. Peta RBI/SRTM 1. Interpretasi Peta Ekoregion
2. Citra Penginderaan Jauh Data Spasial (Pendekatan
(Sesuai Skala) 2. Analisis Spasial Bentanglahan)
3. Peta Geologi dengan GIS
4. Sistem Klasifikasi
Bentanglahan
PENGGUNAAN 1. Citra Penginderaan Jauh 1. Interpretasi Peta Penggunaan
LAHAN Terbaru (Sesuai Skala) Data Spasial Lahan
2. Sistem Klasifikasi Penggunaan 2. Analisis Spasial
Lahan (SNI) dengan GIS
DAYA DUKUNG 1. Peta Ekoregion (Bentanglahan) 1. Panel Pakar Peta Daya Dukung
LINGKUNGAN 2. Peta Penggunaan Lahan (untuk Lingkungan
3. Faktor Ekuivalen Ekoregion penentuan (Pendekatan Jasa
4. Faktor Ekuivalen Penggunaan faktor ekuivalen Ekosistem)
Lahan 2. Analisis Spasial
5. Pairwise ekoregion dan dengan GIS
Penutup Lahan
6. Sistem Klasifikasi Jasa
Ekosistem
SKALA PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

INFORMASI 1:1000.000 1:250.000 1:50.000


ATAU ATAU
1:500.000 1:25.000
EKOREGION 1. Ekoregion Nasional 1. Ekoregion Provinsi 1. Ekoregion Kota
2. Ekoregion Pulau 2. Ekoregion Pulau 2. Ekoregion Kota
(Besar) (Sedang)
LIPUTAN 1. Liputan Lahan Nasional 1. Liputan Lahan 1. Liputan Lahan
LAHAN 2. Liputan Lahan Pulau Provinsi Kota
(Besar) 2. Liputan Lahan Pulau 2. Liputan Lahan
(Sedang) Kota
DAYA DUKUNG 1. Daya Dukung 1. Daya Dukung 1. Daya Dukung
DAN DAYA Lingkungan Nasional Lingkungan Provinsi Lingkungan
TAMPUNG 2. Daya Dukung 2. Daya Dukung Kota
LINGKUNGAN Lingkungan Pulau Lingkungan Pulau 2. Daya Dukung
(Besar) (Sedang) Lingkungan
Kota
*) Pulau besar yang dimaksud seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Pulau Sedang dimaksud Jawa,
Bali, Nusa Tenggara, Maluku
**) Skala 1:250.000, juga dapat digunakan untuk cakupan Kawasan fungsional yang lintas Kota
HASIL
OUTPUT 20 PETA DAYA DUKUNG
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
JASA EKOSISTEM
HASIL
OUTPUT 20 PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
JASA EKOSISTEM
D3TLH&BERDASARKAN&JASA&LINGKUNGAN&Skala&1:250.000&&
Klasifikasi Jasa Ekosistem Definisi Operasional
Fungsi Penyediaan ( Provisioning)
Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil
1 Pangan P1 pertanian & perkebunan untuk pangan, hasil peternakan,
hasil perikanan
Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas
2 Air bersih P2 penyimpanannya), penyediaan air dari sumber
permukaan
3 Serat (fiber) P3 Hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian & perkebunan
untuk material
4 Bahan bakar (fuel) P4 Penyediaan kayu bakar dan bahan bakar dari fosil
5 Sumberdaya Genetik P5 Penyediaan Sumberdaya Genetik termasuk flora dan
fauna
Fungsi Pengaturan ( Regulating)
1 Pengaturan iklim R1 Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian
gas rumah kaca & karbon
Pengaturan tata aliran air & Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk
2 banjir R2 penyimpanan air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan
air
Pencegahan dan Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari
3 perlindungan dari bencana kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor, badai dan
tsunami
4 Pemurnian air R4 Kapasitas air dalam mengencerkan, mengurai dan
menyerap pencemar
5 Pengolahan dan
penguraian limbah R5
Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan
menyerap limbah dan sampah
Pemeliharaan
6 udara R6 kualitas Kapasitas mengatur sistem kimia udara
Pengaturan penyerbukan
7 alami (pollination) Distribusi habitat spesies pembantu proses penyerbukan
alami
8 Pengendalian
penyakit R8
hama & Distribusi habitat spesies trigger dan pengendali hama
dan penyakit
Fungsi Budaya (Cultural)
1 Tempat tinggal & ruang Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera, jangkar
hidup (sense of place) C1 “kampung halaman” yang punya nilai sentimental
2 Rekreasi & ecotourism C2 Fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang
menjadi daya tarik wisata
3 Estetika C3 Keindahan alam yang memiliki nilai jual
Fungsi Pendukung ( Supporting)
Pembentukan lapisan
1 tanah & pemeliharaan Kesuburan tanah
kesuburan D1
2 Siklus hara (nutrient) D2 Kesuburan tanah, tingkat produksi pertanian
3 Produksi primer D3 Produksi oksigen, penyediaan habitat spesies
4 Biodiversitas D4 Keanekaragaman Hayati

P&:"Provisioning"(Penyedia),&R&:&Regula0ng&(Pengaturan),&C&:&Culture&(Budaya),&D&:&Suppor0ng"Services&(Pendukung)&
CONTOH HASIL PEMETAAN DDDTLH (LINK ALBUM PETA)
Millenium&Ecosystem&Assesment,&2005&&& Analisis'D3TLH'P3EJ'2015'
CONTOH HASIL PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS JASA
EKOSISTEM PENGATURAN IKLIM DI KABUPATEN JOMBANG
HASIL DAN MENFAAT REPRESENTASI DATA
•Indek
•Luasan dan Kontribusi (%)
•Grafik
•Sebaran lokasi
•Perbandingan antar ruang
•Kaitannya dengan data/informasi
sektoral atau topikal
Kelemahnnya tidak mampu
menyempaikan nilai absolut dan
keseimbangan supply demand

UNIT ANALISIS
1. Administrasi (Provinsi, Kota,
Kecamatan, Desa)
2. Ekoregion
3. Fungsi Ruang (RPPLH)
4. Sistem DAS/Sub DAS
PETA INI MENJADI DASAR 5. Unit-Unit lain yang memeiliki
MANAJEMEN LINGKUNGAN referensi Geografis
TERHADAP KEPENTINGAN Data-data yang sudah dikumpulkan selama ini,
Daya Tampung, dapat connect, jika memiliki
PENGGUNAAN RUANG UNTUK
koordinaat Geografis
PEMBANGUNAN DI KABUPATEN
JOMBANG
Indeks Jasa Ekosistem
Penyedia Pangan

Kabupaten… 0.51
Wonosalam 0.39
Tembelang 0.66
Sumobito 0.64
Ploso 0.69
Plandaan 0.40
Peterongan 0.61
Perak 0.61
Ngusikan 0.38
Ngoro 0.49
Mojowarno 0.56
Mojoagung 0.49
Megaluh 0.68
Kudu 0.51
Kesamben 0.67
Kabuh 0.36
Jombang 0.50
Jogoroto 0.57
Gudo 0.66
Diwek 0.60
Bareng 0.47
Bandarkedungmu… 0.63
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan bahan pangan yaitu segala sesuatu yang berasal
dari sumber hayati (tanaman dan hewan) dan air (ikan), baik yang diolah maupun yang tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Jenis-jenis
pangan di Indonesia sangat bervariasi diantaranya seperti beras, jagung, ketela, gandum, sagu,
segala macam buah, ikan, daging, telur dan sebagainya. Penyediaan pangan oleh ekosistem
dapat berasal dari hasil pertanian dan perkebunan, hasil pangan peternakan, hasil laut dan
termasuk pangan dari hutan.
Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Kabupaten Jombang
Kecamatan Jasa Ekosistem Kabupaten Jombang Wonosalam
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total Tembelang
Bandarkedungmuly Sumobito
o 730.68 15.94 0.01 390.94 2605.13 3742.70 Ploso
Bareng 948.88 117.01 525.27 3711.74 1112.26 6415.17 Plandaan
Diwek 1585.06 23.91 93.98 230.77 3133.80 5067.52 Peterongan
Gudo 790.02 16.22 47.49 84.60 2730.02 3668.34 Perak
Jogoroto 861.99 0.01 92.82 455.00 1449.30 2859.11 Ngusikan
Jombang 1707.61 54.20 36.68 446.02 1692.73 3937.24 Ngoro
Mojowarno
Kabuh 535.88 4936.62 2173.61 680.20 1529.16 9855.47
Mojoagung
Kesamben 741.53 45.13 0.00 727.34 3352.36 4866.36
Megaluh
Kudu 365.86 271.96 413.86 292.64 963.71 2308.02
Kudu
Megaluh 457.62 16.14 54.04 579.87 2049.58 3157.25 Kesamben
Mojoagung 980.48 1695.63 1573.09 2033.75 6282.95 Kabuh
Mojowarno 1101.48 10.03 504.35 860.43 3767.58 6243.88 Jombang
Ngoro 1406.26 3.54 387.88 767.28 2712.80 5277.76 Jogoroto
Ngusikan 439.13 2954.11 644.22 307.80 1141.54 5486.80 Gudo
Perak 640.61 35.69 205.68 267.86 1806.44 2956.27 Diwek
Peterongan 857.61 28.09 131.31 182.48 1953.96 3153.44 Bareng
Plandaan 552.27 7059.91 411.61 1669.39 2451.71 12144.89 Bandarkedungmulyo
Ploso 460.84 64.58 2.99 134.31 2208.13 2870.85 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sumobito 1173.48 11.17 193.61 580.15 3449.71 5408.11
Tembelang 749.45 25.58 4.36 185.21 2483.13 3447.73 Sangat Rendah Rendah Sedang
Wonosalam 1500.87 2721.15 4378.87 3565.27 812.95 12979.11 Tinggi Sangat Tinggi

Kabupaten Jombang
18587.58 18411.00 11998.25 17692.40 45439.74 115950.00
Indeks Jasa Ekosistem
Penyedia Air Bersih
Kabupaten… 0.40
Wonosalam 0.44
Tembelang 0.44
Sumobito 0.42
Ploso 0.46
Plandaan 0.34
Peterongan 0.41
Perak 0.40
Ngusikan 0.29
Ngoro 0.51
Mojowarno 0.41
Mojoagung 0.44
Megaluh 0.43
Kudu 0.34
Kesamben 0.44
Kabuh 0.28
Jombang 0.33
Jogoroto 0.39
Gudo 0.45
Diwek 0.40
Bareng 0.48
Bandarkedungmu… 0.42
0.00 0.20 0.40 0.60

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik yang berasal dari
air permukaan maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), bahkan air hujan yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian, industri maupun jasa. Penyediaan jasa air bersih
sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan lapisan tanah atau batuan yang dapat menyimpan air
(akuifer) serta faktor yang dapat mempengaruhi sistem penyimpanan air tanah seperti PENUTUP LAHAN
Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Kabupaten Jombang
Kecamatan Ekosistem Kabupaten Jombang
Wonosalam
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Tembelang
Bandarkedungmulyo
730.68 15.94 0.01 390.94 2605.13 3742.70 Sumobito
Bareng 948.88 117.01 525.27 3711.74 1112.26 6415.17 Ploso
Diwek 1585.06 23.91 93.98 230.77 3133.80 5067.52
Plandaan
Gudo 790.02 16.22 47.49 84.60 2730.02 3668.34
Jogoroto 861.99 0.01 92.82 455.00 1449.30 2859.11 Peterongan
Jombang 1707.61 54.20 36.68 446.02 1692.73 3937.24 Perak
Kabuh 535.88 4936.62 2173.61 680.20 1529.16 9855.47 Ngusikan
Kesamben 741.53 45.13 0.00 727.34 3352.36 4866.36 Ngoro
Kudu 365.86 271.96 413.86 292.64 963.71 2308.02
Megaluh 457.62 16.14 54.04 579.87 2049.58 3157.25 Mojowarno
Mojoagung 980.48 1695.63 1573.09 2033.75 6282.95 Mojoagung
Mojowarno 1101.48 10.03 504.35 860.43 3767.58 6243.88 Megaluh
Ngoro 1406.26 3.54 387.88 767.28 2712.80 5277.76 Kudu
Ngusikan 439.13 2954.11 644.22 307.80 1141.54 5486.80
Kesamben
Perak 640.61 35.69 205.68 267.86 1806.44 2956.27
Peterongan 857.61 28.09 131.31 182.48 1953.96 3153.44 Kabuh
Plandaan 552.27 7059.91 411.61 1669.39 2451.71 12144.89 Jombang
Ploso 460.84 64.58 2.99 134.31 2208.13 2870.85 Jogoroto
Sumobito 1173.48 11.17 193.61 580.15 3449.71 5408.11
Gudo
Tembelang 749.45 25.58 4.36 185.21 2483.13 3447.73
Wonosalam 1500.87 2721.15 4378.87 3565.27 812.95 12979.11 Diwek
Bareng
Kabupaten Jombang
18587.58 18411.00 11998.25 17692.40 45439.74 115950.00 Bandarkedungmulyo

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sangat Rendah Rendah


Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
PEMANFAATAN PETADAYA DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
BERBASIS JASA EKOSISTEM
KEGUNAAN PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG JASA EKOSISTEM
PERAN DAN KEGUNAANNYA UNTUK DIINTEGRASIKAN DALAM BERBAGAI MACAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH
LAINNYA SEPERTI RPJP, RPJM, RTRW DAN KHUSUSNYA RPPLH, SERTA RENCANA SEKTORAL LAINNYA

1. PROFIL, menampilkan rona lingkungan awal berupa


potensi, kondisi kemampuan daya dukung daya
tampung jasa ekosistem, status lingkungan hidup
pada suatu wilayah atau ekoregion. Berdasarkan
Profil dapat pula diidentifikasi isu-isu strategis
lingkungan hidup
ANALISIS
1. PREDIKSI, melakukan prediksi dampak dan risiko
lingkungan dari sebuah KRP terhadap ekosistem
(DDDTLH JE sebagai objek terkena dampak)
2. PENGARAH, mampu memberikan arahan lokasi yang
tepat dan minim risiko lingkungan bagi pembangunan
3. PENGENDALI, upaya pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah yang dapat menimbulkan kerusakan
dan kerugian lingkungan
4. EVALUASI/IJIN, untuk menentukan kelayakan
lingkungan dan tingkat kesesuaian produk
perencanaan. Green Plan, Go Plan or No Go Plan.
Termasuk PENYUSUNAN INDEK LINGKUNGAN untuk
tujuan tertentu
D3LH PROVINSI, KABUPATEN, MEMILIKI KEKUATAN HUKUM BERUPA
PERGUB/PERBUP/PERWAL …. DAPAT DIGUNAKAN “MENGAWAL” KEGIATAN
PEMBANGUNAN

KOTA TANJUNGPINANG ; SATU-SATUNYA DAERAH DI INDONESIA YANG MEMBERIKAN KEKUATAN HUKUM ATAS KAJIAN
PEMETAAN DDDTLH. BISA MENJADI PENGGANTI RPPLH YANG EFEKTIS
JENIS PENGGUNAAN PETA D3TLH DALAM KLHS RPJM

1.PROFIL
2.ANALISIS 1. MENDUKUNG PEMILIHAN
ISU-ISU STRATEGIS
3.RENCANA BESERTA DUKUNGAN
DATA DAN INFORMASI
2. ANALISIS KETERKAITAN ISU
STRATEGIS
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
DENGAN D3TLH
3. ANALISIS KETARKAITAN
TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (TPB)
DENGAN D3TLH
4. PERUMUSAN
REKOMENDASI DAN
PENJAMINAN KUALITAS
KISS = Koordinasi, Integrasi,
Sinkronisasi, Sinergi

RPJP
DAN
RPJM
LOKASI KRP
PEMBANGUNAN
(SEKTORAL)
RPPLH PETA DAYA
DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN

RENCANA TATA
KLHS RUANG
WILAYAH

LIHAT CONTOH KEGUNAAN DIBAWAH INI


KEGUNAAN DDDTLH DALAM KLHS, SEBAGAI DASAR ANALISIS
PENGARUH KRP

Nilai
Analisis risiko KPR Jasa iklim biodiversitas

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun


2016 tentang Kajian Lingkungan Hidup Analisis lanjutan Jasa ekosistem
Strategis
PermenLHK No 69 tahun 2017 tentang
Pelaksanaan PP No 46/2016 tentang Tata
Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH
DALAM PERMENDAGRI 7/2018
 Pengkajian Pembangunan
Berkelanjutan, dilakukan melalui
identifikasi, pengumpulan dan
analisis data yang mencakup:
a. kondisi umum daerah, yang paling
sedikit memuat kondisi daya dukung
dan daya tampung, geografis,
demografis, dan keuangan daerah
 Perumusan skenario Pembangunan
Berkelanjutan BERUPA alternatif
proyeksi kondisi pencapaian tujuan
Pembangunan Berkelanjutan disusun
dengan memperhatikan (salah
satunya) daya dukung dan daya
tampung daerah
 Laporan KLHS RPJMD, diantarnya
memuat gambaran umum kondisi
daerah, yang meliputi salah satunya
adalah : aspek geografis dan
demografis, mencakup analisis yang
didasarkan pada daya dukung dan
daya tampung untuk Pembangunan
daerah Pemanfaatan daya dukung
lingkungan dalam KLHS RPJMD (link)
KERANGKA PENENTUAN STATUS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
AIR NASIONAL

PETA JASA LINGKUNGAN


Karakter Bentang PENGATUR TATA AIR
Alam (KLHK)

Informasi pendukung
Fungsi Menyediakan
Penutupan Lahan Air yang
Eksisting (KLHK) Didistribusikan secara
spasial dalam Grid 1 Km2 KETERSEDIAAN
Vegetasi Asli (m3/thn)
(BIG, LIPI, KLHK)
Data Ketersediaan Air
Per Wilayah Sungai
yang Didistribusikan STATUS DAYA DUKUNG
secara Spasial dalam Grid 1 Km2 PENYEDIAAN AIR
Standar Kebutuhan Domestik
per Kapita (Kemen PU) PERMUKAAN
Jumlah Penduduk Per
Jumlah Kebutuhan (Terlampaui / Belum
Domestik yang
Kabupaten yang Terlampaui)
Didistribusikan secara KEBUTUHAN
didistribusikan secara Spasial dalam Grid 1 Km2
spasial dalam grid 1 Km2 (BPS) TOTAL
(m3/thn) OUTPUT
Standar Kebutuhan Per
Penggunaan Lahan (Kementan Jumlah Kebutuhan OUTPUT
& Kemen PU) Berdasarkan
Penggunaan Lahan
KEPMENLHK
Peta Penutupan
Lahan (KLHK)
yang Didistribusikan
secara Spasial dalam Grid 1 Km2
SK 297
INPUT
DASAR PENENTUAN STATUS DDDTLH

KEBUTUHAN

ketersediaan
EVALUASI RTRW (LINGKUNGAN) : KLHS DAN REVIEW

Misalnya, data dalam Ha


profil

Pengaruh
Misalnya, data dalam Ha
Misalnya, data dalam Ha
Misalnya, data dalam Ha

KASUS PERTAMBANGAN DI Tanjungpinang DAPAT DIKENDALIKAN DAN DI KELOLA


Misalnya, data dalam Ha
Misalnya, data dalam Ha
ANALISIS DINAMIKA DDTLH
(PREDIKSI PERUBAHAN DDDTLH 2012-2016

G R A F IK P E R BA N D IN G A N L UA S K E L A S JA S A P E N Y E D IA PA N G A N TA H U N
2 0 0 2 DA N 2 0 1 6
TAHUN 2002 TAHUN 2016

35,000.00

30,000.00

25,000.00

20,000.00

15,000.00

10,000.00

5,000.00

-
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
ANALISIS KASUS LINGKUNGAN
Contoh Studi Kasus Analisis Jasa Ekosistem Untuk Perlindungan dan Pengelolaan Pembangunan
Kota Tanjungpinang
SEMUA FUNGSI DD JASA EKOSISTEM
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4
1 PT Panji Mulia (Pengembanga Rumah pada RTH) 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 82
PT Sherlindo Karya Utama (Pengembangan Pertokoan
2 pada RTH) 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 82
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera Shipyard
3 (industri pada pemukiman padat penduduk) 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1 44
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 84
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 84
6 Perumahan di kawasan Hutan Lindung Sungai Pulai 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 62
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah (HGB
7 diatas perairan) 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 94
PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana penimbunan
8 pada kawasan mangrove) 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 82
PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada kawasan
9 RTH dan kawasan mangrove) 5 5 3 5 4 3 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 82

Penyedia Pengatur Budaya Pendukung


No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P5 R1 R2 R3 R6 C1 D1 D4
1 PT Panji Mulia (rumah pada RTH) 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 40
PT Sherlindo Karya Utama (pengembangan pertokoan pada
2 RTH) 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 40
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera Shipyard (industri
3 pada pemukiman padat penduduk) 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 23
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
6 Perumahan di kawasan Hutan Lindung Sungai Pulai 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 31
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah (HGB diatas
7 perairan) 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 46 ** Data Luasan Bukan
PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana penimbunan pada Angka Faktual
8 kawasan mangrove) 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada kawasan RTH dan
9 kawasan mangrove) 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 41
CONTOH ANALISIS RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN
Luas Jasa Ekosistem Untuk Perlindungan dan Pengelolaan Pembangunan Kota Tanjungpinang (Ha)**
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P5 R1 R2 R3 R6 C1 D1 D4
1 PT Panji Mulia (rumah pada RTH) 50 10 60 20 40 30 20 20 60

2 PT Sherlindo Karya Utama (pengembangan pertokoan pada RTH) 80 100 100 80 50 70 50 60 100
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera Shipyard (industri
3 pada pemukiman padat penduduk) 150
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) 20 30 80 80 30 50 50 60 80 80
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) 55 85 90 90 45 65 90 85 85 90
6 Perumahan di kawasan Hutan Lindung Sungai Pulai 10 15 10
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah (HGB diatas
7 perairan) 10 35 45 45 40 30 30 10 45
PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana penimbunan pada
8 kawasan mangrove) 20 90 90 100 100 95 80 100 95 105
PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada kawasan RTH dan 20
9 kawasan mangrove) 95 205 220 220 220 220 5 220
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P5 R1 R2 R3 R6 C1 D1 D4 Jumlah
1 PT Panji Mulia (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 ** Data-1 Luasan
-2 -1 Bukan
-10 Angka Faktual
PT Sherlindo Karya Utama (pengembangan pertokoan
2 pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -10
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera Shipyard
3 (industri pada pemukiman padat penduduk) -1 -1
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -11
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -11
6 Perumahan di kawasan Hutan Lindung Sungai Pulai -1 -1 -1 -3
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah (HGB
7 diatas perairan) -1 -1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -16
PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana penimbunan
-1 = Berisiko rendah 8 pada kawasan mangrove) -2 -2 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -12
-2 = berisiko tinggi PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada kawasan
9 RTH dan kawasan mangrove) -2 -2 -1 -2 -1 -1 -1 -1 -11
CONTOH LAIN DDDTLH UNTUK KESESUAIAN LOKASI PETA PERUNTUKAN KAWASAN INDUSTRI
BERDSARKAN D3TLH JASA EKOSISTEM
(risiko dampak lingkungan minimal)

Jasa Ekosistem Penyedia


1. Jasa Penyedia Air Bersih
2. Jasa Penyedia Pangan
Jasa Ekosistem Budaya
1. Jasa Ekosistem Rekreasi
Jasa Ekosistem Pengaturan
1. Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air
Jenis Jasa Ekosistem Sektor Pertanian (Agroekosistem) 2. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim,
Sumber: Smuckler, et. al, (2012) 3. Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara
Jasa Ekosistem Pendukung
Penyedia Pangan, Penyedia Air bersih, Penyedia Serat (fiber), Pengaturan iklim, Pengaturan 1. Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas
Tata aliran air & banjir, Pengaturan Pemurnian air, Pengaturan Penyerbukan alami (pollination),
Pengaturan Pengendalian hama & penyakit, Rekreasi & ecotourism, Pendukung Pembentukan
lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan, Pendukung Siklus hara (nutrient), Pendukung
Produksi primer Sumber: Radford, K. G. dan P. James (2013)
HUBUNGAN DAN DUKUNGAN DDDTLH DALAM
PENINGKATAN INDEK KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
BIDANG PARIWISATA
DDDTLH untuk penyusunan indek

NO INDEK D3DTLH JE
1 PARTICULATE MATTER CONCENTRATION R6
2 BASELINE WATER STRESS P1, R2
3 TREATENED SPECIES P5, D3,D4
4 FOREST COVER CHANGE P3, P5,R1
5 WASTE WATER TREATMENT R5
MANFAAT DDDTLH JASA EKOSISTEM TERHADAP RPPLH, KLHS, SDGS
RPPLH KLHS SDGS
Perencanaan Intrumen Tujuan pembangunan
pengendali berkelanjutan
dampak
1. Pengganti jika 1. Profil Lingkungan • Daya dukung dan daya
RPPLH belum dimiliki hidup tampung lingkungan
2. Profil (inventarisasi 2. Isu hidup berbasis jasa
Lingkungan Hidup) Pembangunan ekosistem memiliki
3. Permusan isu Berkelanjutan relevansi yang sangat
strategis LH/PB 3. Menjadi tinggi terhadap SDGs
4. Analisis DPSIR instrument dasar • 20 Jenis Jasa ekosistem
5. Indikator dan target untuk Kajian 6 berkontribusi terhadap 17
perencanaan Muatan KLHS TPB, Target dan Indikator
6. Dapat menjadi 4. Dapat • Dapat digunakan
OBJEK difungsikan sebagai indikator
perencanaan sebagai objek pencapaian
7. Dasar penyusunan terkena dampak • Sebagai basis data
empat muatan KRP Penyusunan Rencana
RPPLH Aksi Daerah SDGs
PERHATIAN !!!!
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA
EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN KERUANGAN (PETA)
1. TERIKAT HUKUM SKALA (CAKUPAN WILAYAH DAN KEDETILAN
INFORMASI). TERMASUK PROSES PEMBUATANNYA (INPUT-PROSES-
OUTPUT)
2. TERDAPAT PROSES GENERALISASI DAN PENDETILAN
3. HASIL PETA MENGGAMBARKAN FUNGSI JASA EKOSISTEM, BUKAN
PERUNTUKAN. LEBIH SESUAI UNTUK PENGAMBILAN KEBIJAKAN.
4. ANALOGI PETA POLA RUANG DALAM TATA RUANG
5. ANALISIS LANJUTAN (KETERKAITAN) DAN OVERLAY HARUS
DILAKUKAN DENGAN SKALA YANG SEPADAN
6. DIPERLUKAN INTERPRETASI LANJUTAN TERKAIT DENGAN RISIKO
LINGKUNGAN
PEMANFAATAN DAN INTEGRASI
DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP KEDALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
(KASUS KLHS KEBIJAKAN RENCANA DAN PROGRAM)
KRP pembangunan berimplikasi besar dan luas terhadap LH. Dari berbagai
pengamatan/penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kontribusi kerusakan LH dan
SDA karena adanya KRP yang kurang mengantisipasi lebih jauh implikasi terhadap LH.
KLHS menjadi hal yang mendesak untuk mencegah implikasi yang terjadi dan menjaga
keberlanjutan pembangunan (KLHK, 2016)

RTRW DAN RPJMD MEMILIKI


PENGARUH BESAR TERHADAP
KONDISI KUALITAS
LINGKUNGAN HIDUP
INTEGRASI DDDTLH DALAM KRP

RPPLH
DDDTLH

KLHS KLHS
RPJM RTRW
RPPLH, KLHS RPJM, KLHS RTRW TANPA DDDTLH KEHILANGAN MAKNA
DDDTLH SEBAGAI PRASYARAT TERSUSUNNYA RPPLH, KLHS RPJM DAN KLHS RTRW
KLHS ?
(Kurang Lebih ada 106 Definisi KLHS (Silva, Selig, LerípiodanViegas, 2014)

“Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan proses kajian lingkungan untuk kebijakan, rencana, dan program
yang disetujui sebelum otorisasi proyek secara individu (Lee dan Walsh,1992,h.126).

“Istilah “Kajian Lingkungan Hidup Strategis” (…) merujuk pada proses yang
mengintegrasikan pertimbangan keberlanjutan dalam perumusan, kajian dan
implementasi Kebijakan, Rencana, dan Program(KRP)”(DEAT, 2007,h.1).

“Kajian dampak lingkungan untuk kebijakan, rencana, dan program dikenal


jugasebagaikajianlingkunganhidupstrategis(KLHS)–(...)”(Therivel,1998,h.39).

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) (UU 32/2009)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif,


untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau KRP
DASAR HUKUM KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS (KLHS)
UU
32/2009
 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis
 PermenLHK No 69 tahun 2017 tentang Pelaksanaan PP No 46/2017 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Secara khusus, KLHS yang mengatur tentang KLHS untuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) didasari oleh :

UU  UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


23/2014
 Perpres 56 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)
 Permendagri 86/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah
 Permendagri 7/2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
DASAR NORMATIF KLHS
KLHS adalah salah satu Instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan;
Pasal 16:
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah Hidup untuk pembangunan;
daerah wajib menyusun KLHS, mekanisme b. perkiraan mengenai dampak dan risiko Lingkungan
KLHS; Hidup;
c. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim; dan
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
memperbaiki KRP, segala usaha dan/atau hayati.
kegiatan yang telah melampaui daya
Pasal 17:
dukung dan daya tampung lingkungan (1) Hasil KLHS menjadi dasar bagi KRP pembangunan dalam
hidup tidak diperbolehkan lagi: suatu wilayah.
(2) Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa DDDT sudah
e. Pasal 18: melibatkan pemangku terlampaui,
kepentingan; a. KRP wajib diperbaiki sesuai rekomendasi KLHS; dan
b. segala usaha P dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampung
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
wilayah wajib didasarkan pada KLHS
Pasal 19:
(1) Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang
tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS wilayah wajib didasarkan pada KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan
memperhatikan DDDT LH.
TUJUAN DAN SASARAN KLHS REVISI RTRW
Tujuan KLHS
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi ke dalam Revisi RTRW Kabupaten Lebak.

Sasaran KLHS
1. Tersusunnya perancangan tahapan proses KLHS atau memahami
konteks (termasuk proses dan prosedur) penyusunan atau evaluasi
Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) dan peluang integrasi KLHS
ke dalam dokumen Revisi RTRW.
2. Tersusunnya kajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP)
Revisi RTRW Kabupaten Lebak berdasarkan isu strategis
Pembangunan Berkelanjutan.
3. Tersusunnya perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan,
Rencana, dan Program (KRP) Revisi RTRW Kabupaten Lebak.
4. Tersusunnya rekomendasi perbaikan Kebijakan, Rencana, dan
Program (KRP) Revisi RTRW Kabupaten Lebak dan pengintegrasian
hasil KLHS ke dalam dokumen Review RTRW
5. Tersusunnya dokumentasi KLHS Revisi RTRW Kabupaten Lebak yang
dapat diakses publik
RPJP
DAN
RPJM

LOKASI KRP
PEMBANGUNAN
RPPLH (SEKTORAL)
PETA DAYA
DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN

KLHS
RENCANA
TATA RUANG
WILAYAH

LIHAT CONTOH KEGUNAAN DIBAWAH INI


PRODUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN

 PERENCANAAN NON SPASIAL


(KEBIJAKAN “POLITIK”)
1. RPJP
2. RPJM
3. RENSTRA
4. RENJA
 PERENCANAAN
SPASIAL (TATA RUANG)
1. RTRW-N
2. RTRW-P
3. RTRW-KAB/KOT
4. RDTR
 PERENCANAAN SEKTORAL KRP SEBAGAI PENYEBAB MENURUNNYA
1. RIPIN
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
2. RIPIDA

Rencana Induk
Pembangunan Industri
Diikuti kebijakan, program, proyek, penganggaran
Nasional (lihat contoh)
JENIS KRP YANG WAJIB KLHS:

KLHS RPJMD menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan rencana pembangunan daerah dalam RPJMD
Pemerintah Daerah membuat dan melaksanakan KLHS RPJMD untuk mewujudkan RPJMD yang sesuai dengan
prinsip Berkelanjutan
PEMANFAATAN DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
DALAM BENTUK SPASIAL (PETA)

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP


PERENCANAAN
DAERAH
(RPJP/RPJM)

PERENCANAAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN TATA RUANG
WILAYAH
(NON SPASIAL) (SPASIAL)

PERENCANAAN
SPASIAL (RTRW)

(1) *) Pembuatan dan pelaksanaan KLHS pada kementerian/ lembaga pemerintah


nonkementerian, pemda provinsi, dan pemda kab/kota diatur oleh menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman
pada Peraturan M enteri. (Pasal 7 dan Pasal 24 PP No. 46/2016)
ANALISIS LINGKUNGAN
DUA ARAH MEMASTIKAN INTEGRASI PRINSIP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM KRP
KLHK
• 70% analisis KLHS ada dalam RPPLH
• Pilar dan Tujuan, Target, Indikator Lingkungan SDGs
RPPLH termuat dalam RPPLH

KEMENDAGRI
DAYA DUKUNG DAN
BAPPENAS
DAYA TAMPUNG LH

KLHS RPJP
RPJMD SDGs
UU 32/2009
UU 23/2014 RKPD UU 23/2014
PP 46/2016 PP RPJP
Permen LHK 69 2017 RENSTRA SKPD PERPRES 2 /2015
PP RPPLH RENJA SKPD
PERPRES 59/2017
PERMENDAGRI 7/2018

RTRW
KAJIAN DIBATASI PADA KLHS
RDTR
INTEGRASI DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP DALAM
KLHS RTRW
DASAR OPERASIONAL PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
UU NO 32/2009 TENTANG PPLH
PP 46/2017 TENTANG KLHS

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP


PERENCANAAN
PERENCANAAN
SPASIAL (RTRW)
DAERAH
(RPJP/RPJM)

PERMENDAGRI PERMENLHK Sebelum ATR


membuat

7/2018 69/2017
permen KLHS
Tata Ruang

1. KAPASITAS DAYA DUKUNG DAN DAYA


• DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
TAMPUNG LINGKUNGAN 2. Perkiraan Dampak Dan Risiko
Lingkungan Hidup;
HIDUP 3. Kinerja Layanan Atau Jasa Ekosistem;
• Tujuan Pembangunan 4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya
Berkelanjutan (TPB)* Alam;
5. Tingkat Kerentanan dan Kapasitas
ANALISIS LINGKUNGAN Adaptasi Perubahan Iklim;
6. Tingkat Ketahanan Dan Potensi
Keanekaragaman Hayati
(1) *) Pembuatan dan pelaksanaan KLHS pada kementerian/ lembaga pemerintah
nonkementerian, pemda provinsi, dan pemda kab/kota diatur oleh menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

ANALISIS LINGKUNGAN
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman
pada Peraturan M enteri. (Pasal 7 dan Pasal 24 PP No. 46/2016)
JENIS KRP YANG WAJIB KLHS:

KLHS RPJMD menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan rencana pembangunan daerah dalam RPJMD
Pemerintah Daerah membuat dan melaksanakan KLHS RPJMD untuk mewujudkan RPJMD yang sesuai dengan
prinsip Berkelanjutan
KERANGKA PIKIR KLHS RTRW
(PERMENLHK 69/20)
RTRW RZWP3K RPJP/M KRP KRP Masy

1
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
4 Muatan KRP
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
3 Isu PB Prioritas yang berdampak

KONSULTASI PUBLIK
5 Analisis Pengaruh

6
KESEHATAN KOM UNITAS
DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI KEMISKINAN ADAT

KONSULTASI PUBLIK Rumusan


Rekomendasi
Perbaikan
Penjaminan
Kualitas
Pendoku-
mentasian
VALIDASI
Alternatif KRP
7 8 9 10 11
JENIS PENGGUNAAN PETA D3TLH DALAM KLHS RTRW

1.PROFIL
2.ANALISIS 1. MENDUKUNG PEMILIHAN
3.RENCANA ISU-ISU STRATEGIS
BESERTA DUKUNGAN
DATA DAN INFORMASI
2. ANALISIS KETARKAITAN
ISU STRATEGIS
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
DENGAN D3TLH
3. MENDUKUNG DATA
SEMBILAN INSTRUMEN
PENGARUH KRP
4. PERUMUSAN
REKOMENDASI DAN
PENJAMINAN KUALITAS
PEMILIHAN ISU STRATEGIS BERBASIS JENIS-JENIS JASA EKOSISTEM
No Jenis Jasa Jenis
Ekositem MENENTUKAN ISU STRATEGIS
LINGKUNGAN BERBASIS JASA
1 JASA 1. Pangan
EKOSISTEM
PENYEDIAAN 2. Air bersih
(PROVISIONIN 3. Serat (fiber)
MENENTUKAN TARGET DAN
G) 4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik SASARAN PERENCANAAN
2 JASA 1. Pengaturan iklim
PENGATURAN 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
(REGULATING) 3. Pencegahan dan perlindungan dari
bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami
(pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of
(CULTURAL)* place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan Misalnya :
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup • Isu Pangan,
6. Spiritual & warisan leluhur • Isu Air DAPAT DIPILIH
4 JASA 1. Pembentukan lapisan tanah & • Energi LAGI MENJADI
PENDUKUNG pemeliharaan kesuburan • Banjir ISU PRIORITAS
(SUPPORTING) 2. Siklus hara (nutrient cycle) • Sampah
3. Produksi primer • Perubahan Iklim
4. Biodiversitas (perlindungan plasma
• Pencemaran
nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna • Bencana
*) sebelumnya harus dilakukan seleksi jenis jasa ekosistem yang relevan
• Biodiversitas
POSISI DDDTLH DALAM KLHS
1. PROFIL WILAYAH KAJIAN (SEBAGAI BASIS
DATA)
2. PENAPISAN ISU PB (STRATEGIS DAN
PRIORITAS)
3. PENETAPAN KRP BERDAMPAK
4. PENDALAMAN DAMPAK KRP (ENAM
MUATAN KLHS)
5. DASAR MENENTUKAN ALTERNATIF
PERBAIKAN KRP DAN REKOMENDASI
6. PENJAMINAN KUALITAS
KONSEPSI DAYA DUKUNG DALAM KLHS
(ISU PRIORITAS):
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan dengan cara;
Pasal 9
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur: (2)

Isu PB DDDT Dampa Jasa Cakup Mut Perubah Masy Keseh Kaw
Strategis k LH Ekosiste an Wil u an Ikkim miskin at Adat
m SDA Masy
Banjir? 5 5 5 5 5 5 5 5 2

Kekeringa
5 5 5 5 4 4 5 5 4
n?
Alih fungai
5 5 5 3 5 5 2 2 6
kawasan?
...dst...

Nilai bobot melalui konsultasi Publik yang Skala Bobot: 1 – 5 : tidak berpengaruh –
disepakati untuk Isu yang akan diambil sangat berpengaruh
menjadi Isu PB Prioritas
KONSEPSI DAYA DUKUNG DALAM KLHS
(PENGARUH KRP, 6 MUATAN)

Analisis pengaruh, paling sedikit memuat kajian;


Isu Analisis Dampak resiko Jasa Efisiensi Pemanf
DDDT Perubahan Ikkim Kehati
Pengaruh LH Ekosistem SDA

Rencana Apakah Bagaimana Jasa SDA apa saja Apakah Ada


Pembangunan mempengaruh dampak dan Ekosistem yang akan signifikan kehati
Infrastruktur i DDDT resiko Air? digunakan? dampak pada yang
struktur dan lingkungan Secara garis perubahan dirusak?
Rencana pola ruang hidup akibat besar saja iklim mikro
Ketahanan lain? rencana atau melalui dan/atau
Pangan pembangun Jasa literatur makro?
Program 1 juta an ini? Ekosistem yang ada
hektar Pangan?

... Dst ...


Muatan kajian perlu Hasil kajian menjadi dasar
pendampingan dari Tenaga Ahli untuk Rumusan Alternatif

DASAR PENYUSUNAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI


KAITAN KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM
DENGAN SEMBILAN PENAPIS ISU STRATEGIS
Klasifikasi Jasa Ekosistem
JASA PERUBAH KEMISKIN KESEHATA KOMUNIT
DAYA DUKUNG RISiKO EKOSISTEM SDA AN IKLIM KEHATI AN N AS ADAT
Fungsi Penyediaan (Provisioning)
Pangan P1
Air bersih P2
Serat (fiber) P3
Bahan bakar (fuel) P4
Sumberdaya Genetik P5
Fungsi Pengaturan (Regulating)
Pengaturan iklim R1
Pengaturan tata aliran air & banjir R2

Pencegahan dan perlindungan dari bencana

Pemurnian air R4
Pengolahan dan penguraian limbah R5
Pemeliharaan kualitas udara R6

Pengaturan penyerbukan alami (pollination)

Pengendalian hama & penyakit R8


Fungsi Budaya (Cultural)
Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
C1
Rekreasi & ecotourism C2
Estetika C3
Fungsi Pendukung (Supporting)

Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan


kesuburan D1

Siklus hara (nutrient) D2


Produksi primer D3
Biodiversitas D4
OPERASIONALISASI ENAM MUATAN KLHS TERKAIT DENGAN KONSEP
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
N Enam Muatan KLHS Definisi Konsep Operasional
o
1 Kapasitas daya dukung dan daya 1. Daya dukung lahan/Kemampuan lahan
tampung lingkungan hidup 2. Daya dukung Air
(permenLH 17/2009)

2 Perkiraan dampak dan risiko 1. Pencemaran air


lingkungan hidup 2. Pencemaran udara
3. Risiko bencana
4. Persampahan
3 Kinerja layanan atau jasa Dipilih jasa ekosistem strategis (contoh)
ekosistem 1. Jasa ekosistem pangan
2. Jasa ekosistem penyedia air
3. Jasa ekosistem pengaturan tata air
4. Jasa Sosial Ruang hidup

4 Efisiensi pemanfaatan sumber Keberlanjutan produksi


daya alam 1. Pertanian (arti luas). Tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan
2. Kehutanan
3. Pertambangan

5 Tingkat kerentanan dan kapasitas 1. Jasa ekosistem perubahan iklim


adaptasi terhadap perubahan 2. Ruang Terbuka Hijau
iklim 3. Emisi gas rumah kaca (GRK)
6 Tingkat ketahanan dan potensi 1. Keanekaragaman hayati (flora fauna)
keanekaragaman hayati 2. Liputan hutan
3. Jasa pendukung Biodiversitas
DDDTLH DAN INDIKATOR TPB DALAM PERMENDAGRI 7/2018

Catatan :
1. Terdapat kaitan erat antara TPB dengan
DDDTLH
2. Terdapat banyak indicator Lingkungan
Hidup yang tertuang dalam Permendagri
7/2018 yang dpat digunakan sebagai proxy
DDDTLH
3. Penyusunan target indiKator kuantitatif tetap
mengacu pada Permendagri 7/2018
4. DDDTLH dapat dilakukan secara analisis
kualitatif
No Enam Muatan KLHS Sub Variabel Dampak LH Alternatif KRP
Operasional
1 Kapasitas daya Daya Dukung Lahan Zona telah berada pada daya dukung
dukung dan daya aman
tampung Daya Dukung Air Daya dukung air kurang mendukung
lingkungan hidup
2 Perkiraan dampak Pencemaran Air Meningkatkan pencemaran air
dan risiko Pencemaran Udara Meningkatkan pencemaran air
lingkungan hidup Risiko Bencana Risiko banjir dan kebakaran
Persampahan Meningkatkan sampah
3 Kinerja layanan Jasa Pangan Jasa pangan menurun, tapi swadaya
atau jasa ekosistem aman
Jasa Air Penyedotan air tanah meningkat
Jasa tata air Meningkatkan limpasan
Jasa ruang hidup Mendorong munculnya perumahan
4 Efisiensi Pertanian pangan Mengurangi produksi pangan
pemanfaatan Perkebunan Tidak pengaruh
sumber daya alam Kehutanan Tidak berpengaruh
Pertambangan Tidak berpengaruh
5 Tingkat kerentanan Jasa perubahan iklim Meingkatkan kerentanan perubahan
dan kapasitas iklim (mikro)
adaptasi terhadap RTH Tidak berpengaruh, karena zona diluar
perubahan iklim RTH
Gas Rumah kaca Meningkatkan Emisi GRK

6 Tingkat ketahanan Keanekaragaman Tidak berpengaruh


dan potensi hayati
keanekaragaman Biodiversitas Tidak berpengaruh
hayati Liputan Tidak berpengaruh
hutan/vegetasi
6. Kajian Muatan KLHS
a) Peta RTRW dasar perijinan,
a) Kapasitas DDDT-LH a) Overlay Peta RTRW; apakah masing-2x struktur
untuk dan pola ruang terjadi alih
fungsi lahan yang
pembangunan; b) Overlay Peta signifikan?;
b) Perkiraan mengenai Rawan Bencana; b) Akankah menambah
dampak dan risiko potensi peningkatan
LH;
c) Overlay Peta DDDT bencana atas rencana
Jasa Ekosistem pembangunan?;
c) Kinerja layanan atau Pengatur Air dan c) Apakah akan menurunkan
jasa ekosistem; Melalu Penyedia Pangan; posisi Jasa Ekosistem
i Alasa Pengatur Air dan Penyedia
d) Efisiensi pende n: Pangan?;
pemanfaatan SDA; d) Overlay Peta
katan d) Apakah akan
Potensi SDA; mempengaruhi potensi SDA
e) Tingkat kerentanan
yang ada?;
dan kapasitas e) Overlay Peta
adaptasi terhadap Penutupan Lahan, e) Apakah tutupan lahan
perubahan iklim; yang bervegetasi tinggi alih
PIPIB, SIDIK; pemanfaatan lahannya?;
f) Tingkat ketahanan f) Seberapa besar
dan potensi f) Overlay Peta keanekaragaman hayati
keanekaragaman Penunjukan terancam?
hayati. Kawasan Hutan
MENAFSIRKAN
PENGERTIAN
SUMBERDAYA ALAM
DALAM ENAM MUATAN
KLHS
PENGERTIAN SUMBERDAYA ALAM
 Semua aspek alam yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia
 Semua kekayaan berupa benda mati maupun
benda hidup yang berada di bumi dan dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia
 Semua unsur tata lingkungan biofisik yang
dengan nyata atau potensial dapat memenuhi
kebutuhan manusia.
 Semua bahan alam yang ditemukan manusia
dan bermanfaat untuk kepentingan hidupnya
(Katili, 1983).

 Sumberdaya alam adalah hasil penilaian


manusia terhadap unsur-unsur lingkungan hidup
yang diperlukan manusia.
 Persedian total (total stock),yaitu jumlah semua
unsur lingkungan yang mungkin merupakan
sumberdaya jika seandainya dapat diperoleh
 Sumberdaya (resources), yaitu suatu bagian dari
persediaan total yang dapat diperoleh manusia.
 Cadangan (reserve), yaitu bagian dari
sumberdaya yang diketahui dengan pasti dapat
diperoleh
KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM
DASAR JENIS SUMBERDAYA ALAM
PENGELOMPOKAN
Berdasarkan aspek 1. Sumberdaya alam yang dapat dipulihkan
keterpulihan (renewable flow resources)
(pemanfaatan) 2. Sumberdaya alam yang tidak dapat
dipulihkan (nonrenewable, find atau stock
resources)
3. Sumberdaya alam yang tidak akan habis
atau punah(continous atau inhausetable
resources)
Jenis sumberdaya 1. Sumberdaya alam nabati
alam 2. Sumberdaya alam hewani
3. Sumberdaya alam mineral
4. Sumberdaya air
5. Sumberdaya alam udara
6. Sumberdaya alam lahan
7. Sumberdaya alam matahari

SEMUA KEHIDUPAN TERGANTUNG SUMBERDAYA ALAM


PEMBANGUNAN = MANAJEMEN SUMBERDAYA ALAM
SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN

PEMAN- SUMBER- PERLIN-


FAATAN DAYA DUNGAN
ALAM

PEMBANGUNAN Daya dukung dan


Daya Tampung LH

LINGKUNGAN HIDUP

UU 32/2009
UU 23/2014
PP 46/2016
Permen LHK 69 2017
PP RPPLH
Rapermen RPPLH
KLHS
luthfimutaali@ugm.ac.id
UU No. 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
MENAFSIRKAN SUMBERDAYA ALAM DALAM KONTEKS NSDA DALAM KLHS
Pemanfaatan
NSDA #2 Skema NSDA Untuk Masukan KLHS

Air

Instrumen Pendukung
Neraca (wajib dan segera):
Minerba Spasial Hutan
1.
2.
Variabel data NSDA
(input/output) yang relevan KLHS
SDA 3.
Mekanisme Konversi
Mekanisme Analisis

Lahan

Informasi Spasial:
Numerik dan Distribusi
SDA Wilayah
SDA DALAM EKONOMI DAERAH (PDRB)
MEMAKNAI
SUMBERDAYA ALAM
DALAM PEMBANGUNAN
(EKONOMI) DAERAH

1. Pertanian (arti luas).


Tanaman pangan,
holtikultura,
perkebunan,
peternakan,
perikanan
2. Kehutanan
3. Pertambangan
OVERLAY PETA D3TLH DENGAN POLA RUANG
(RTRW)

PROFIL D3TLH

PENGARUH RTRW
PROFIL INFORMASI TUNGGAL (TANPA DIKAITKAN)
HUBUNGAN D3TLH JASA EKOSISTEM DENGAN MUATAN RTRW

No JASA Jenis

1 JASA 1. Pangan
PENYEDI 2. Air bersih
AAN 3. Serat (fiber)
(PROVISI 4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
ONING) 5. Sumberdaya genetik
2 JASA 1. Pengaturan iklim
PENGAT 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
URAN 3. Pencegahan dan perlindungan dari
(REGULA bencana alam
TING) 4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami
(pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of
BUDAYA place)
(CULTUR 2. Rekreasi & ecotourism
AL)* 3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur

4 JASA 1. Pembentukan lapisan tanah &


PENDUK pemeliharaan kesuburan
UNG 2. Siklus hara (nutrient cycle)
(SUPPOR 3. Produksi primer
TING) 4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
STRUKTUR RUANG
POLA RUANG

+INDIKASI PROGRAM KAWASAN STRATEGIS


A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan bagi Kawasan
Bawahnya
KLASIFIKASI KAWASAN
1. Kawasan Hutan Berfungsi Lindung
2. Kawasan Ber-gambut
LINDUNG DAN BUDIDAYA
3. Kawasan Resapan Air A. Kawasan Hutan Produksi
B. Kawasan Perlindungan Setempat
1. Sempadan Pantai 1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
2. Sempadan Sungai
3. Kawasan Sekitar Waduk dan Situ 2. Kawasan Hutan Produksi Tetap
4. Kawasan Sekitar Mata Air
3. Kawasan Hutan Produksi Konversi
5. Ruang Terbuka Hijau (termasuk didalamnyaHutan Kota)
C. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Dan Cagar Budaya, 4. Kawasan Hutan Rakyat
1. Suaka Alam
2. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya B. Kawasan Pertanian
3. Kawasan Suaka Margasatwa/Suaka Margasatwa Laut
4. Kawasan Cagar Alam/Cagar Bahari 1. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah
5. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
2. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering
6. Taman Nasional/Taman Laut Nasional
7. Taman Hutan Raya
30 FINGSI
3. Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan
8. Taman Wisata Alam/ Taman Wisata Laut KAWASAN
9. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 4. Kawasan Peternakan
D.Kawasan Rawan Bencana Alam
1. Kawasan Rawan Gerakan Tanah/ Longsor 5. Kawasan Perikanan Darat
2. Kawasan Rawan Banjir
6. Kawasan Perikanan Air Payau dan Laut
3. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
E. Kawasan Lindung Geologi C. Kawasan Pertambangan
1. Cagar Alam Geologi
2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi 1. Kawasan Pertambangan
3. Kawasan Pelindung Air Tanah
F. Kawasan Lindung Lainnya D. Kawasan Perindustrian 16 FUNGSI
1. Ramsar
2. Taman Buru E. Kawasan Pariwisata KAWASAN
3. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah Eks-situ F. Kawasan Permukiman
4. Kawasan Pengungsian Satwa
5. Daerah Perlindungan Laut Lokal G. Kawasan Perdagangan dan Jasa
6. Terumbu Karang
7. Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yang Dilindungi H. Kawasan Budidaya Lainnya
METODE ANALISIS KETERKAITAN
DAN DAMPAK
PROFIL D3TLH PADA MASING-MASING POLA RUANG (OVERLAY PETA D3TLH DAN PETA POLA RUANG)

TATA RUANG

DAYA DUKUNG
PANGAN

DAYA DUKUNG AIR


D3TLH JASA EKOSISTEM
PANGAN (%)
POLA RUANG *) ST T S R SR
1 Kawasan Lindung 25 15 30 15 15
2 Kawasan Rawan bencana
3 Kawasan pertanian 45 15 30 5 5
4 Kawasan industry DATA YANG DAPAT
5 Kawasan permukiman, DLL DITAMPILKAN
1. LUASAN D3TLH
D3TLH JASA EKOSISTEM
PANGAN (%)
MENURUT FUNGSI
STRUKTUR RUANG ST T S R SR
RUANG
1 PKR 25 15 30 15 15
2. PERSENTASE D3TLH
2 PKL MENURUT FUNGSI
3 INFRASTRUKTUR JALAN 45 15 30 5 5 RUANG
4 BENDUNGAN/IRIGASI 3. INDEK D3TLH
5 BANDARA, DLL MENURUT FUNGSI
RUANG
D3TLH JASA EKOSISTEM
PANGAN (%)
KAWASAN STRATEGIS ST T S R SR
1 Kawasan strategis ekonomi 25 15 30 15 15
2 Kawasan strategis lingkungan
3 Kawasan Strategis Sosial Budaya 45 15 30 5 5
*) POLA RUANG TERDIRI DARI 30 FUNGSI
4 Kawasan Strategis Hankam LINDUNG DAN 16 FUNGSI BUDIDAYA
Analisis overlay
jasa ekosistem dengan KRP
(KASUS KAB LEBAK, KLHS REVISI RTRW)
Hanya mendasarkan Peta DDDTLH Jasa Ekosistem yang telah dimiliki

No. Konsep dalam KLHS Jasa ekosistem


Kapasitas daya dukung dan daya 1. Pengaturan tata aliran air dan banjir (R2)
1 tampung lingkungan hidup untuk 2. Pengaturan pemeliharaan kualitas
pembangunan udara (R6)
Dampak dan risiko terhadap 1. Pengaturan Perlindungan dari bencana
2
lingkungan hidup (R3)
1. Penyedia pangan (P1)
Kinerja layanan atau jasa 2. Penyedia air bersih (P2)
3
ekosistem 3. Budaya tempat tinggal dan ruang hidup
(C1)
Efisiensi pemanfaatan sumber 1. Penyedia sumber daya genetik (P5)
4
daya alam 2. Pendukung produksi primer (D3)
Tingkat ketahanan dan kapasitas
5 adaptasi terhadap perubahan 1. Pengaturan iklim (R1)
iklim
Tingkat ketahanan dan potensi
6 1. Jasa pendukung biodiversitas (D4)
keanekaragaman hayati
• Peta overlay
• Peta overlay
CONTOH Analisis overlay
DDDTLH jasa ekosistem dengan KRP
Luas Kelas Jasa Ekosistem R6
No Desa Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total (ha)
ha % ha % ha % ha % ha %
B Revitaslisasi Rel KA Rangkas-Labuan
1 Asem 7,23 0,56 489,87 15,46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 497,10
2 Baros 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 51,01 2,66 12,39 3,00 63,40
3 Campaka 215,84 16,77 900,79 28,42 0,00 0,00 44,67 2,33 7,54 1,83 1168,84
4 Cibuah 0,00 0,00 0,00 0,00 6,25 66,75 531,87 27,78 0,00 0,00 538,12
5 Malabar 978,74 76,06 489,87 15,46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1468,61
6 Padasuka 4,93 0,38 489,87 15,46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 494,80
7 Pasirtangkil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 659,88 34,46 221,86 53,72 881,74
8 Selaraja 0,00 0,00 2,43 0,08 0,00 0,00 50,73 2,65 86,69 20,99 139,85
9 Sukarendah 0,00 0,00 0,00 0,00 3,12 33,25 576,54 30,11 84,55 20,47 664,20
10 Warunggunung 80,03 6,22 796,24 25,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 876,26
Total 1286,76 18,94 3169,06 46,65 9,37 0,14 1914,70 28,19 413,03 6,08 6792,92

PENGARUH JASA EKOSISTEM TERHADAP DDDTLH


R6 P1 P2 R2 R2 TOTAL
No Desa
Besar Besar Besar Besar Besar PENGARUH)
+/- +/- +/- +/- +/-
an an an an an
B Revitaslisasi Rel KA Rangkas-Labuan
1 Asem
2 Baros
3 Campaka
4 Cibuah
5 Malabar
6 Padasuka
7 Pasirtangkil
8 Selaraja
9 Sukarendah
10 Warunggunung
Total
PENGARUH RTRW TERHADAP D3TLH

TATA RUANG

DAYA DUKUNG
PANGAN

DAYA DUKUNG AIR


JENIS D3TLH JASA PENGARUH RTRW TERHADAP
EKOSISTEM D3TLH
POLA RUANG *) P1 R1 C1 D1
1 Kawasan Lindung JENIS PENGARUH
2 Kawasan Rawan bencana + = BERPENGARUH POSITIF
3 Kawasan pertanian +3 +1 -1 +1 - = BERPENGARUH NEGATIF
4 Kawasan industrI -3 -3 -1 -1
0 = TIDAK BERPENGARUH
5 Kawasan permukiman, DLL

JENIS D3TLH JASA


EKOSISTEM SKALA PENGARUH
STRUKTUR RUANG P1 R1 C1 D1 (BERDASARKAN BESARAN
1 PKR -1 -1 +3 -3 INDEK/LUAS/PERSEN D3TLH YANG MEMILIKI
NILAI SANGAT TINGGI DAN TINGGI)
2 PKL
3 INFRASTRUKTUR JALAN -3 -3 +3 -1
SKALA BATASAN
4 BENDUNGAN/IRIGASI
BESAR >50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
5 BANDARA, DLL
(5) DAN SANGAT TINGGI
SEDANG 25-50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
JENIS D3TLH JASA (3) DAN SANGAT TINGGI
EKOSISTEM KECIL ,<50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
KAWASAN STRATEGIS P1 R1 C1 D1 (1) DAN SANGAT TINGGI

1 Kawasan strategis ekonomi -1 -1 +3 -3 CONTOH


P1 : Pangan
2 Kawasan strategis lingkungan +3 +3 +1 +3 R1 : Iklim
C1 : Ruang hidup
3 Kawasan Strategis Sosial Budaya D1 : Biodiversity

4 Kawasan Strategis Hankam *) POLA RUANG TERDIRI DARI 30 FUNGSI LINDUNG DAN
16 FUNGSI BUDIDAYA
ANALISIS PENGARUH
5
Identifikasi
Identifikasi Isu PB
Muatan KRP
Identifikasi Isu PB Yang
Identifikasi Isu PB Prioritas: Identifikasi Materi
Paling Strategis:
Identifikasi Isu PB: Muatan KRP:
1. Hasil PB Yang Paling
1. Hasil pemusatan Isu
1. Isu PB didapat dari Strategis diuji 1. Dilakukan dengan
BP, dianalisis
studi literatur dll oleh pembobotan analisis uji silang
dengan Ps 9 (1) PP
Tim Penyusun KLHS dengan Ps 9 (2) PP dengan Penjelasan
46;
2. Didiskusikan dengan 46: Pasal 15 UU No 32
2. Hasilnya dasar untuk
Para Pemangku 2. Minimal ada 3 isu Tahun 2009
menentukan Isu PB
Kepentingan Uji
Prioritas
melalui Konsultasi
Publik Silang
3. Hasil Konsultasi
Publik dituangkan
dalam Berita Acara
4. Hasil Konsultasi
Publik menjadi
Analisis pengaruh materi muatan
dasar untuk Isu PB kebijakan rencana dan atau
Yang Paling program yang berpotensi
Strategis
menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi LH
Identifikasi KRP yang berdampak,
ditapis dengan cara:
(2) PP 46/2016)
(Penjelasan Pasal 15 UU No. 32 /2009 atau Ps 3

No Dampak dan/atau Resiko LH Nilai


DRAFT Isu Draft KRP a b c d e f g
Kebijakan 1 Rencana Zonasi Pemanfaatan - - - - - - - Signifikan
Umum
Rencana
2 Rencana Zonasi Alur Laut 0 0 0 0 0 0 0 Significa
dan/atau Program n
3 Rencana Zonasi Kawasan - - - - - - - Tidak
Muatan KRP yang Konservasi perlu
berdampak:
4 Rencana Zonasi Kawasan - - 0 0 - + 0 Significa
1. Rencana Zonasi Strategis Laut n
Pemanfaatan Umum;
5 Rencana Zonasi Kawasan - - - - - - - Signifikan
2. Rencana Zonasi Alur Laut ;
Budidaya
3. Rencana Zonasi Kawasan
Budidaya; Keterangan:
4. Rencana Zonasi Kawasan a.Perubahan Iklim
Strategis Laut; b.Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
5. Rencana Zonasi Kawasan c.Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan,
Budidaya; dan/atau kebakaran hutan dan lahan
d.Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
e.Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
g.Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERHADAP D3TLH

Misalnya, data dalam Ha

*) DAPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN


PROFIL DAN ATAU PENGARUH
PREDIKSI DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERHADAP
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
No JENIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM
INFRASTRUKTUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N JUMLAH
WILAYAH
+ -
1 Jalan tol - + - - + + + - - - - 4 7
2 Jalan Arteri - + + + - - - + + - - 5 6
3 Rel Kereta Api - - - - + + - - - - + 3 8
4 Bendungan + - - - - - + - + + + 5 6
5 Bandar Udara + - + - + + + - - - - 5 6
6 Pelabuhan _ - + - + + - - - + - 4 7
7 Perumahan + - + + - - - - + - + 4 7
Jumlah

Keterangan :
1,2,3,4, .... N = Jenis-jenis daya dukung lingkungan berbasis jasa
ekosistem
CONTOH ILUSTRASI STUDI KASUS ANALISIS DDDTLH JASA EKOSISTEM
UNTUK KAJIAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN DAN ATAU WILAYAH
IJIN USAHA PERTAMBANGAN
HANYA CONTOH ILUSTRASI PERHITUNGAN SEMUA FUNGSI DD JASA EKOSISTEM

Penyedia Pengatur Budaya Pendukung


No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4
1 WUP ATAU WIUP-1 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
2 WUP ATAU WIUP-2 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
3 WUP ATAU WIUP-3 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
4 WUP ATAU WIUP-4 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
5 WUP ATAU WIUP-5 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
6 WUP ATAU WIUP-6 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
7 WUP ATAU WIUP-7 - - + - + - - + - - + + + - + - - + + -
PREDIKSI RISIKO LINGKUNGAN = (-) NEGATIF, (+) POSITIF
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4
1 WUP ATAU WIUP-1 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4
2 WUP ATAU WIUP-2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4
3 WUP ATAU WIUP-3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1
4 WUP ATAU WIUP-4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4
5 WUP ATAU WIUP-5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4
6 WUP ATAU WIUP-6 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4
7 WUP ATAU WIUP-7 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5
BESARAN DAMPAK = 5=SANGAT BESAR, 4=BESAR, 3=SEDANG, 2=KECIL, 1=SANGAT KECIL , 0=TIDAK BERDAMPAK
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4 JUMLAH
1 WUP ATAU WIUP-1 -3 -4 5 -4 4 -4 -4 4 -4 -4 4 5 4 -4 3 -4 -5 4 5 -4 2
2 WUP ATAU WIUP-2 -3 -4 5 -4 4 -4 -4 4 -4 -4 4 5 4 -4 3 -4 -5 4 5 -4 -5
3 WUP ATAU WIUP-3 -3 -4 2 -3 2 -2 -2 2 -2 -3 2 3 2 -3 2 -2 -2 1 1 -1 -1
4 WUP ATAU WIUP-4 -4 -4 5 -5 4 -4 -4 4 -4 -4 4 5 4 -4 3 -4 -5 4 5 -4 -4
5 WUP ATAU WIUP-5 -4 -4 5 -5 4 -4 -4 4 -4 -4 4 5 4 -4 3 -4 -5 4 5 -4 2
6 WUP ATAU WIUP-6 -3 -3 4 -3 3 -4 -3 2 -4 -3 4 4 3 -2 2 -2 -3 3 3 -4 3
7 WUP ATAU WIUP-7 -4 -4 5 -5 5 -5 -5 5 -4 -5 5 5 5 -3 4 -5 -5 5 5 -5 -73

HASIL PERKALIAN JENIS DAN BESARAN DAMPAK


CONTOH Studi kasus Analisis DDDTLH Jasa Ekosistem Untuk
Perlindungan Dan Pengelolaan Pembangunan Kota Tanjungpinang
SEMUA FUNGSI DD JASA EKOSISTEM
Penyedia Pengatur Budaya Pendukung
No Kasus Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4
PT Panji Mulia (Pengembanga Rumah pada
1 RTH) 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 82
PT Sherlindo Karya Utama (Pengembangan
2 Pertokoan pada RTH) 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 82
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera
Shipyard (industri pada pemukiman padat
3 penduduk) 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1 44
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 84
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 84
Perumahan di kawasan Hutan Lindung Sungai
6 Pulai 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 62
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah
7 (HGB diatas perairan) 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 94
PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana
8 penimbunan pada kawasan mangrove) 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 82
PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada
9 kawasan RTH dan kawasan mangrove) 5 5 3 5 4 3 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 82

Penyedi
No Kasus Kesimpulan
a Pengatur Budaya Pendukung
P1 P2 P5 R1 R2 R3 R6 C1 D1 D4 Jumlah
1 PT Panji Mulia (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -10
PT Sherlindo Karya Utama (pengembangan
2 pertokoan pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -10
Galangan Kapal PT Alima Usaha Samudera
Shipyard (industri pada pemukiman padat
3 penduduk) -1 -1
4 Kampung Banjar Air Raja (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -11
5 Kelurahan Air Raja (rumah pada RTH) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -11
Perumahan di kawasan Hutan Lindung
6 Sungai Pulai -1 -1 -1 -3
Pinan Marina, PT. Pembangunan Nusa Indah ** Data Luasan Bukan
7 (HGB diatas perairan) -1 -1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 Angka
-16 Faktual
-1 = Berisiko rendah PT. Binagrya Sarana Idaman (rencana
-2 = berisiko tinggi 8 penimbunan pada kawasan mangrove) -2 -2 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -12
PT. Sarana Multi Propertindo (properti pada
9 kawasan RTH dan kawasan mangrove) -2 -2 -1 -2 -1 -1 -1 -1 -11
PENGARUH INDIKASI
PROGRAM RTRW TERHADAP
D3TLH
JENIS PENGARUH
+ = BERPENGARUH POSITIF
- = BERPENGARUH NEGATIF
0 = TIDAK BERPENGARUH

SKALA PENGARUH
(BERDASARKAN BESARAN
INDEK/LUAS/PERSEN D3TLH YANG MEMILIKI
NILAI SANGAT TINGGI DAN TINGGI)

SKALA BATASAN
BESAR >50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
(5) DAN SANGAT TINGGI
JENIS D3TLH JASA
EKOSISTEM SEDANG 25-50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
(3) DAN SANGAT TINGGI
INDIKASI PROGRAM DALAM RTRW P1 R1 C1 D1
KECIL ,<50% ATAU LUAS D3TLH TINGGI
1 Pengentasan kemiskinan (1) DAN SANGAT TINGGI
2 Mitigasi Bencana
CONTOH
3 Peningkatan Kualitas Lingkungan +3 +1 -1 +1 P1 : Pangan
R1 : Iklim
Hidup C1 : Ruang hidup
D1 : Biodiversity
4 Pembangunan Industri -3 -3 -1 -1
5 Peningkatan investasi, DLL
KRP YANG MEMILIKI KOORDINAT LOKASI GEOGRAFIS DAPAT DILAKUKAN
ANALISIS OVERLAY DENGAN PETA D3TLH

OVERLAY ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN DAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH

Daya Dukung Daya Tampung


RENCANA PEMBANGUNAN pangan perubahan iklim
T S R T S R
Perairan dan Bendungan
Embung
Puskesmas baru
Relokasi Puskesmas
TPA
Objek Pariwisata
TPI
Pasar
Penyusunan
Perumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan
Penyempurnaan KRP :
7
: 8

Pasal 15 : dengan mempertimbangkan


analisis lanjutan dengan
mempertimbangkan besaran
manfaat dan risiko.
 pilih alternatif yang mempunyai
nilai manfaat yang besar; Pasal 16 : memuat:
 Jika lebih dari satu, lanjutkan 1. materi perbaikan KRP; dan/atau
dengan analisis sistem, untuk 2. informasi jenis usaha dan/atau
mendapatkan alternatif terbaik;
kegiatan yang telah melampaui
 Jika analisis lanjutan mempunyai
risiko lebih besar dan tidak ada
DDDTLH dan tidak diperbolehkan
alternatif lain, maka wajib lagi
dilakukan upaya mitigasi yang
mungkin untuk dilaksanakan
 Hasilnya dapar dikonsultasikan
dengan masyarakat dan para
pemangku kepentingan

FGD KE-2
PENJAMINAN KUALITAS
INTEGRASI DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP
DALAM KLHS RPJMD
KAJIAN LINGKUNGAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS (KLHS) HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN RPJMD KABUPATEN

Prinsip pembangunan berkelanjutan


1. Prinsip Keterkaitan (antar waktu,
antar wilayah, antar sector,
antar kepentingan)
2. Prinsip keseimbangan (social
ekonomi lingkungan)
3. Prinsip keadilan Tujuan
pembangunan
6 instrument
berkelanjutan
Kajian

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun Permendagri 7/2018 tentang


Permendagri 67 Tahun
2017 tentang Kajian Lingkungan Hidup Pembuatan dan Pelaksanaan
2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Strategis Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Hidup Strategis PermenLHK No 69 tahun 2017 tentang Dalam Penyusunan Rencana
dalam Penyusunan Atau Evalasi Pelaksanaan PP No 46/2017 tentang Pembangunan Jangka Menengah
Rencana Pembangunan Daerah) Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Daerah (RPJMD)
Lingkungan Hidup Strategis
DASAR OPERASIONAL PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

UU NO 32/2009 TENTANG PPLH


PP 46/2017 TENTANG KLHS

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP


PERENCANAAN
PERENCANAAN
SPASIAL (RTRW)
DAERAH
(RPJP/RPJM)

PERMENDAGRI PERMENLHK Sebelum ATR


membuat

7/2018 69/2017
permen KLHS
Tata Ruang

1. Kapasitas Daya Dukung Dan Daya


• Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Tampung Lingkungan Hidup 2. Perkiraan Dampak Dan Risiko
Lingkungan Hidup;
• Tujuan Pembangunan 3. Kinerja Layanan Atau Jasa Ekosistem;
Berkelanjutan (TPB)* 4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya
Alam;
5. Tingkat Kerentanan dan Kapasitas
ANALISIS LINGKUNGAN Adaptasi Perubahan Iklim;
6. Tingkat Ketahanan Dan Potensi
Keanekaragaman Hayati
(1) *) Pembuatan dan pelaksanaan KLHS pada kementerian/ lembaga pemerintah
nonkementerian, pemda provinsi, dan pemda kab/kota diatur oleh menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

ANALISIS LINGKUNGAN
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman
pada Peraturan M enteri. (Pasal 7 dan Pasal 24 PP No. 46/2016)
@posisi daya dukung lingkungan dalam permendagri

INTEGRASI KRP RPJMD, TPB DAN DDDTLH


SUBSTANSI MATERI PERMENDAGRI 7/2018

KEBIJAKAN,
RENCANA,
PROGRAM (KRP)
DALAM RPJMD

DAYA DUKUNG
TUJUAN
DAN DAYA
PEMBANGUNAN
TAMPUNG
BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN
(TPB)
HIDUP

RPJMD MENDUKUNG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


(TPB), MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
SUBSTANSI KLHS PERMENDAGRI 7/2018

RPJMD DDDTLH TPB


ISI JENIS TUJUAN
• Pendahuluan 1. Jasa Penyediaan 1. Tanpa kemiskinan
• Gambaran umum kondisi (Provisioning) 2. Tanpa kelaparan
Daerah 2. Jasa Pengaturan 3. Kehidupan sehat dan sejahtera
• Gambaran keuangan (Regulating) 4. Pendidikan berkualitas
Daerah 3. Jasa Budaya 5. Kesetaraan gender
• Permasalahan dan isu (Cultural) 6. Air bersih dan sanitasi layak
strategis Daerah 4. Jasa Pendukung 7. Energi bersih dan terjangkau
• Visi, misi, tujuan dan (Supporting) 8. Pekerjaan layak dan
sasaran pertumbuhan ekonomi
• Strategi, arah kebijakan 9. Industri, inovasi dan infrastruktur
dan program 10. Berkurangnya kesenjangan
pembangunan Daerah 11. Kota dan komunitas
• Kerangka pendanaan berkelanjutan
pembangunan dan 12. Konsumsi dan produksi yang
program Perangkat bertanggung jawab
Daerah 13. Penanganan perubahan iklim
• Kinerja penyelenggaraan 14. Ekosistem laut
pemerintahan Daerah 15. Ekosistem daratan
• Penutup 16. Perdamaian, keadilan dan
kelembagaan yang tangguh
17. Kemitraan untuk mencapai
tujuan
DDDTLH DAN INDIKATOR TPB DALAM PERMENDAGRI 7/2018

Catatan :
1. Terdapat kaitan erat antara TPB dengan
DDDTLH
2. Terdapat banyak indicator Lingkungan
Hidup yang tertuang dalam Permendagri
7/2018 yang dpat digunakan sebagai proxy
DDDTLH
3. Penyusunan target indicator kuantitatif tetap
mengacu pada Permendagri 7/2018
4. DDDTLH dapat dilakukan secara analisis
kualitatif
PROSEDUR KLHS (PERMENDAGRI 7/2018)

TATA CARA PEMBUATAN KLHS RPJMD

2. Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan,


3. Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan,
4. penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD
TATA CARA PELAKSANAAN KLHS RPJM
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/SDGS
TPB/SDGs di
Indonesia:
17 Goals
94 Target/Sasaran
Global
319 Indikator Sasaran
Nasional

Perpres Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia adalah


59/2017 pembangunan yang menjaga:
Pelaksanaan  keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat
Pencapaian  peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
Tujuan  kualitas lingkungan hidup
Pembangunan
Berkelanjutan  pembangunan
tata kelola
yang menjamin keadilan dan terlaksananya
1. Tanpa Kemiskinan ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN KABUPATEN
2. Tanpa Kelaparan MADIUN
Pilar Sosial 3. Kehidupan Sehat & Sejahtera

4. Pendidikan Berkualitas

5. Kesetaraan Gender
LINGKUNGAN
6. Air Bersih & Sanitasi Layak
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

11. Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab


Pilar Lingkungan
13. Penanganan Perubahan Iklim

14. Ekosistem Lautan

15. Ekosistem Daratan SOSIAL EKONOMI


7. Energi Bersih & Terjangkau

8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi

Pilar Ekonomi 9. Industri, Inovasi, & Infrastruktur

10. Berkurangnya Kesenjangan

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Pilar Hukum & Tata


16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
Kelola
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH
DALAM PERMENDAGRI 7/2018
 Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan, dilakukan melalui
identifikasi, pengumpulan dan analisis data yang mencakup:
a. kondisi umum daerah, yang paling sedikit memuat kondisi
daya dukung dan daya tampung, geografis, demografis, dan
keuangan daerah
 Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan BERUPA
alternatif proyeksi kondisi pencapaian tujuan Pembangunan
Berkelanjutan disusun dengan memperhatikan (salah satunya)
daya dukung dan daya tampung daerah
 Laporan KLHS RPJMD, diantarnya memuat gambaran umum
kondisi daerah, yang meliputi salah satunya adalah : aspek
geografis dan demografis, mencakup analisis yang didasarkan
pada daya dukung dan daya tampung untuk Pembangunan
daerah

Pemanfaatan daya dukung


lingkungan dalam KLHS RPJMD (link)
KLHS PERCONTOHAN UNTUK KABUPATEN (DIREKTORI BANGDA KEMENDAGRI)

bit.ly/KLHS_RPJMD
JENIS PENGGUNAAN PETA D3TLH DALAM KLHS RPJM

1.PROFIL
2.ANALISIS 1. MENDUKUNG PEMILIHAN
ISU-ISU STRATEGIS
3.RENCANA BESERTA DUKUNGAN
DATA DAN INFORMASI
2. ANALISIS KETARKAITAN
ISU STRATEGIS
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
DENGAN D3TLH
3. ANALISIS KETARKAITAN
TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (TPB)
DENGAN D3TLH
4. PERUMUSAN
REKOMENDASI DAN
PENJAMINAN KUALITAS
FUNGSI (1) : GAMBARAN UMUM WILAYAH

PROSES PEMILIHAN JENIS D3TLH


JUMLAH D3TLH BANYAK (20-AN), TIDAK PERLU SEMUANYA, NAMUN
DIPILIH JENIS D3TLH YANG STRATEGIS, PENTING DAN RELEVAN
DENGAN SITUASI DAN KONDISI WILAYAH
FUNGSI (2) : MENUNJUKKAN POTENSI
SUMBERDAYA DAN DAYA DUKUNG
DALAM KLHS RPJMD KAB KAMPAR,
D3TLH HANYA BERFUNGSI SEBAGAI
PROFIL
FUNGSI (3) : MENGKAITKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DENGAN ISU DAN
PENCAPAIAN TPB

1. D3TLH TERKAIT DENGAN ISU TPB


2. D3TLH TIDAK TERKAIT DENGAN ISU TPB
ISU STRATEGIS

VISI MISI PROGRAM

D3TLH

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


METODE ANALISIS KETERKAITAN
DAN DAMPAK
CONTOH ANALISIS KETERKAITAN ISU STRATEGIS
PB DENGAN D3TLH
KAITAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DENGAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH

Daya Dukung Daya Tampung


ISU STRAEGIS PB
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengembangan ekonomi dan potensi local (pangan)

Pengangguran

Kemiskinan

Infrastruktur wilayah

Mempertahankan budaya lokal

Kerawanan Bencana

Penurunan Kualitas lingkungan hidup

1 = Penyedia Pangan 5 = Pengaturan Iklim


2 = Penyedia Air Bersih 6 = Pengaturan tata Aliran Air dan Banjir
3 = Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup 7 = Pencegahan dan Perlindungan Dari Bencana
4 = Pendukung Biodiversitas 8 = Pemeliharaan Kualitas Udara

KETERKAITAN
+ = BERHUBUNGAN KUAT
- = BERHUBUNGAN LEMAH
0 = TIDAK BERHUBUNGAN
CONTOH ANALISIS PREDIKSI DAMPAK VISI MISI
DAN PROGRAM BUPATI TERHADAP D3TLH
Misi 3
Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Mandiri Berbasis Agrobisnis, Agro Industri dan Pariwisata
yang Berkelanjutan

PENGARUH VISI MISI BUPATI TERHADAP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH

Daya Dukung Daya Tampung


Program
1 2 3 4 5 6 7 8
Pembiayaan dan Pendampingan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 0 0 0 0 0 0 0 +
Pengembangan Ekonomi Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0
Peningkatan Kesejahteraan Petani + 0 + 0 0 0 0 0
Peningkatan kapasitas SDM bidang Agro + 0 0 0 0 + 0 0
Pengembangan agrobisnis dan agro industri - - - - 0 0 0 -

1 = Penyedia Pangan 5 = Pengaturan Iklim


+ = DAMPAK POSITIF
2 = Penyedia Air Bersih 6 = Pengaturan tata Aliran Air dan Banjir
- = DAMPAK NEGATIF
3 = Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup 7 = Pencegahan dan Perlindungan Dari Bencana
0 = NETRAL
4 = Pendukung Biodiversitas 8 = Pemeliharaan Kualitas Udara
CONTOH ANALISIS KETERKAITAN ISU STRATEGIS
PB DENGAN D3TLH

KAITAN TPB NO 13 DENGAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH

TPB NO 13 Mengambil Tindakan Cepat Untuk Mengatasi Daya Dukung Daya Tampung
Perubahan Iklim dan Dampaknya. 1 2 3 4 5 6 7 8

13.1. Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
13.2. Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim kedalam
kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.
13.3. Meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta
kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi,
pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan ikim.
13.a. Melaksanakan komitmen negara maju pada the United Nations
Framework Convention on Climate Change .
13.b. Menggalakkan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas
perencanaan dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan
iklim.

KETERKAITAN 1 = Penyedia Pangan 5 = Pengaturan Iklim


+ = BERHUBUNGAN KUAT 2 = Penyedia Air Bersih 6 = Pengaturan tata Aliran Air dan Banjir
- = BERHUBUNGAN LEMAH 3 = Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup 7 = Pencegahan dan Perlindungan Dari Bencana
0 = TIDAK BERHUBUNGAN 4 = Pendukung Biodiversitas 8 = Pemeliharaan Kualitas Udara
KRP YANG MEMILIKI KOORDINAT LOKASI GEOGRAFIS DAPAT DILAKUKAN
ANALISIS OVERLAY DENGAN PETA D3TLH

OVERLAY ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN DAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LH

Daya Dukung Daya Tampung


RENCANA PEMBANGUNAN pangan perubahan iklim
T S R T S R
Perairan dan Bendungan
Embung
Puskesmas baru
Relokasi Puskesmas
TPA
Objek Pariwisata
TPI
Pasar
FUNGSI (4) : PENYUSUNAN SKENARIO PENCAPAIAN TPB

Pengkajian Pembangunan
DRAFT RAD TPD Berkelanjutan Perumusan skenario
Pembangunan Berkelanjutan
REKOMENDASI DAN
PENGINTEGRASIAN
PROFIL WILAYAH SKENARIO
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
RPJMD DAYA DUKUNG 1. DIPERTAHANKAN
LINGKUNGAN
TEKNOKRATIK RPJMD
TUJUAN AWAL
PEMBANGU- 2. DITINGKATKAN
NAN
BERKELAN- RAD TPB
JUTAN VISI MISI ISU PRIORITAS 3. DITAMBAHKAN
BUPATI TERPILIH

1. DIMENSI SOSIAL
2. DIMENSI EKONOMI SKENARIO TPB RPJM TEKNO DAN DDDTLH ISU PRIORITAS
3. DIMENSI LINGKUNGAN VISI MISI DALAM TPB (TERKAIT)
4. DIMENSI KELEMBANGAAN
DIPERTAHANKAN ADA DDL BAIK PRIORITAS
(tanpa upaya
TPB/SDGs di Indonesia:
tambahan)
17 Goals
94 Target/Sasaran Global DITINGKATKAN ADA DDL BURUK PRIORITAS/BUKAN
319 Indikator Sasaran Nasional (dengan upaya PRIORITAS
tambahan)
DITAMBAHKAN TIDAK ADA DDL PRIORITAS
KASUS KABUPATEN MADIUN KERANGKA
(dengan upaya ANALISIS KLHS RPJM KABUPATEN MADIUN
BAIK/BURUK
tambahan)
FUNGSI (4) : PENYUSUNAN SKENARIO PENCAPAIAN TPB
17 DARI 53 KRITERIA (32%)
PENJAMINAN MUTU
BERKAITAN DENGAN DDDTLH
POSISI DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP
DALAM RPPLH
“ Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan”= Penerapan prinsip lingkungan dalam pembangunan
= TERSUSUNNYA DOKUMEN RENCANA PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RPPLH)
Pengawasan &
Penegakan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemeliharaan
Hukum
- Keberlanjutan - Pencegahan - Konservasi SDA - Pembinaan
Proses - Penanggulangan - Pencadgn SDA - Sanksi Admint
RPPLH - Keberlanjutan - Pemulihan - Pelestarian fungsi - Sanksi Perdata
Produktifitas Atmosfer (mitigasi, - Sanksi Pidana
- Keselamatan dan adaptasi, lapisan ozon
Kesejahteraan - KLHS dan hujan asam
Masyarakat - Tata Ruang
- AMDAL
- UKL-UPL
Penetapan - Instrm Ekonomi
Ekoregion - Perubahan iklim - PUU berbasis LH
- Baku Mutu LH - Rekayasa genetik - Ijin lingkungan
- DAYA DUKUNG - Kerusakan LH - Sbrdaya genetik
Inventarisasi - DAYA TAMPUNG - Perizinan
Lingk Hidup - Anggaran Basis LH
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan
- Analisa Risiko LH
- Audit LH Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian Lingkungan


Hidup Strategis
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional PermenLHK No 69 tahun 2017
PP No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Permendagri 7/2018
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda RPJPD, RPJMD, RKPD
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Permendagri No. 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi RKPD Tahun 2017
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

RPPLH Bagaimana memasukkan prinsip dasar dan program lingkungan dalam rencana pembangunan
RPPLH MENUNJUKKAN KOMITMEN
POLITIK LINGKUNGAN HIDUP
INTEGRASI HULU-HILIR, PENGELOLAAN LINGKUNGAN
SEBAB AKIBAT
HULU RPJP/RPJM HILIR
INSTRUMEN
PENCEGAHAN
PENCEMARAN
DATA ATAU
DAMPAK
KERUSAKAN
KLHS LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
HIDUP

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG


LINGKUNGAN HIDUP

Ter-abaikan REAKTIF
PREVENTIF Ter-sibukkan
“KRP pembangunan berimplikasi besar dan luas terhadap LH.
Dari berbagai pengamatan/penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kontribusi kerusakan LH dan SDA
karena adanya KRP yang kurang mengantisipasi lebih jauh implikasi terhadap LH “
“Sumber masalah degradasi LH berawal dari proses
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, upaya
“SENJATA PANAH” LINGKUNGAN HIDUP
penanggulangan degradasi LH harus dimulai dari proses 1. DDDTLH (+NSDA)
pengambilan keputusan pembangunan pula”
(Bappenas, 2017)
2. KLHS
3. RPPLH

“SASARAN TEMBAK” KRP DAERAH


1. RPJP/M
2. RTRW
3. RENCANA SEKTORAL
luthfimutaali@ugm.ac.id

POSISI RPPLH DALAM SISTEM PERENCANAAN DI INDONESIA

BAGAIMANA memastikan bahwa prinsip


Pemerintah Daerah wajib
pembangunan berkelanjutan telah
melaksanakan KLHS dalam
menjadi dasar dan terintegrasi dalam
penyusunan atau evaluasi RTRW
pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program RPJM Daerah beserta rencana rincinya, RPJP
D dan RPJM D (Pasal 15 UU 32/2009)
KLHS PERENCANAAN BIDANG LINGKUNGAN
HIDUP SANGAT STRATEGIS SEBAGAI MEDIA
1. KOORDINASI
RPPLH RTRW RPJM
RPPLH 2.
3.
INTEGRASI
SINKRONISASI
4. SINERGI
EKOREGION DAN DDDTLH DALAM PENCAPAIAN TUJUAN

RTRW KLHS
RPS PEMBANGUNAN PENGARUSUTAMAAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KLHS KEKUATAN RPPLH


PADA KEDUDUKAN
HUKUM SEBAGAI
PERDA

UU NO. 25 TAHUN 20014 UU NO. 26 TAHUN 2007 UU NO. 32 TAHUN 2009 UU SEKTORAL
(INDUSTRI)
RPJP-N RPJM-N RTRW-N RPPLH-N RIPIN
RPJP-P RPJM-P RTRW-P RPPLH-P RIPIDA-P
RPJP-K RPJM-K RTRW-K RPPLH-K RIPIDA-K
RPJP-Kota RPJM-Kota RTRW-Kota RPPLH-Kota RIPIDA-Kota

RPS=Rencana Pembangunan Sektoral

Pasal 12 (UU No 32 Tahun 2009. Pemanfaatan SDA dilakukan berdasarkan RPPLH. Apabila RPPLH
belum tersusun, maka dapat menggunakan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup
Pasal 8-11
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BIDANG

UU 23 TAHUN 2014
LINGKUNGAN HIDUP
1. Perencanaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan
 Pasal 262 Lingkungan Hidup
4. Keanekaragaman Hayati (Kehati)
 (1) Rencana pembangunan 5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Daerah dirumuskan secara 6. Pembinaan dan pengawasan terhadap izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
transparan, responsif, efisien, lingkungan hidup (PPLH)
7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat
efektif, akuntabel, partisipatif, (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait
dengan PPLH
terukur, berkeadilan, dan 8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan
Hidup Untuk Masyarakat
berwawasan lingkungan 9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
10. Pengaduan Lingkungan Hidup
 Berwawasan Lingkungan secara 11. Persampahan

operasional DAYA DUKUNG dan


DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
Idealnya setiap
daerah
menyusun RPPLH
(PERDA), yang
dilampiri
dengan PETA
DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN

DDDT sebagai komponen utama RPPLH dan KLHS


POSISI STRATEGIS RPPLH
RPPLH adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi,
masalah lingkungan hidup, serta
upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun
waktu tertentu

KONSEP DASAR
“ RPPLH (Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan

RPPLH(UU 32 th 2009 PPLH)


Hidup ) adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi,
masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu”

MAKSUD DAN TUJUAN


1. mengharmonisasikan pembangunan dengan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan;
2. mempertahankan dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
melindungi keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dalam rangka menjamin
kelestarian ekosistem dan mendukung keberlangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara;
3. mempertahankan dan/atau menguatkan tata kelola pemerintahan dan
kelembagaan masyarakat untuk pengendalian, pemantauan, dan
pendayagunaan lingkungan hidup dalam kerangka pemanfaatan sumber
daya alam secara adil dan bijaksana;
4. mempertahankan dan/atau meningkatkan ketahanan dan kesiapan dalam
menghadapi perubahan iklim dan isu-isu lingkungan global

KEGUNAAN
(1) RPPLH sebagai acuan penyusunan RPJP/RPJM dan RPPLH, baik Nasional, Provinsi dan
Provinsi/Kota
(2) RPPLH sebagai acuan dalam penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup : (a) KLHS, (b) Baku Mutu LH, (c) Kerusakan Lingkungan, (d) Ijin
Lingkungan, (3) Intrumen ekonomi lingkungan, dll seperti Renstra DLHD
DIMENSI RPPLH
• RPPLH NASIONAL
• 1. RPPLH NASIONAL
• 2. RPPLH PULAU
• 3. RPPLH EKOREGION

• RPPLH DAERAH
• 1. RPPLH PROVINSI
• 2. RPPLH KABUPATEN
• 3. RPPLH KOTA

DIMENSI WAKTU • RPPLH RENCANA JANGKA PANJANG


RPPLH disusun untuk kurun waktu berlaku 30 (tiga puluh) • DIMENSI WAKTU 30 TAHUN
tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun sekali.
• REVIEW SETIAP 5 TAHUN

1. RENCANA PEMANFAATAN DAN/ATAU


PENCADANGAN SUMBER DAYA ALAM.
2. RENCANA PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN
KUALITAS DAN/ATAU FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
3. RENCANA PENGENDALIAN, PEMANTAUAN SERTA
PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN SUMBER
DAYA ALAM
4. RENCANA ADAPTASI DAN MITIGASI TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM
PERAN DDDTLH DALAM PENYUSUNAN RPPLH
Pada Bab IV tentang PEMANFAATAN Pasal 12 UU No 32/2009 menjelaskan:
(a) Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH;
(b) Jika RPPLH belum tersusun, maka pemanfaatan sumberdaya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan:
 keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; Daya dukung dan daya tampung lingkungan
 keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan hidup sangat strategis dalam penyusunan
 keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat RPPLH, bahkan dapat menjadi pengganti
RPPLH (jika belum tersedia)

No Tahapan Peran DDDTLH


1 Inventari-sasi Lingkungan Hidup Sebagai data dasar dalam Inventarisasi Lingkungan Hidup
2 Pengola-han Data dan Informasi Hasil Inventari- Membantu mengindikasikan adanya daftar isu strategis wilayah
sasi Lingkungan Hidup
3 Analisis Data dan Informasi untuk Menyepakati Dapat digunakan sebagai daftar isu strategis, khususnya pada kondisi
Isu Pokok DDDTLH yang kondisi rendah dan terjadi penurunan

4 Penen-tuan Target PPLH untuk Kurun Dapat digunakan sebagai bagian dari target peningkatan daya dukung
Waktu 30 tahun (dasar penentuan indikator dan target RPPlh)
5 Penyusunan Muatan Rencana Perlindungan dan Basis data dalam penyusuanan empat substansi perencanaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk kurun waktu RPPLHanaan
30 tahun.
3 KAJIAN UTAMA RENCANA PENGENDALIAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
a. karakteristik bentang alam;
b. daerah aliran sungai;
c. iklim;
2. PENETAPAN d. flora dan fauna;
WILAYAH
e. sosial budaya;
EKOREGION
f. ekonomi;
g. kelembagaan masyarakat; dan
h. hasil inventarisasi lingkungan hidup

Pendekatan Bentuk Lahan, atau DAS


1.INVENTARISASI
LINGKUNGAN
a. potensi dan ketersediaan; HIDUP
b. jenis yang dimanfaatkan;
c. bentuk penguasaan;
d. pengetahuan pengelolaan;
e. bentuk kerusakan; dan PENYUSUNAN
f. konflik dan penyebab konflik RPPLH
yang timbul akibat pengelolaan

SUMBER DATA
SLHD, IKLH, Profil Wilayah, Kab Dalam
Angka, RPJM, RPPLH, Publikasi sektoral
NSDA
PETA INDIKASI DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
TAHAP PENYUSUNAN RPPLH

DAYA DUKUNG
DAN DAYA
TAMPUNG LH
3.POTENSI,
MASALAH DAN
1.INVENTARISASI 2. PENETAPAN ISU STRATEGIS
LINGKUNGAN WILAYAH LINGKUNGAN
HIDUP EKOREGION
HIDUP
PENCADANGAN
SUMBERDAYA
ALAM

LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN
PENGENDALIAN DAN
4. TARGET/SASARAN
1. KUALITAS
LINGKUNGAN
HIDUP

3. 2. DAYA DUKUNG DAN


PENYUSUNAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP
RPPLH

PENCADANGAN
SUMBERDAYA
ALAM

luthfimutaali@ugm.ac.id
TAHAPAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RPPLH)

1. PENULISAN
2. Verifikasi Rencana
DOKUMEN RENCANA
Perlindungan dan
PERLINDUNGAN DAN
Pengelolaan
PENGELOLAAN
Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Sinkronisasi RPPLH, Vertikal dan Horisontal)

4. Monitoring,
3. Penetapan Rencana
Pelaporan dan Review
Perlindungan dan
Rencana Perlindungan
Pengelolaan
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup

1. Naskah Akedemik (Dokumen RPPLH)


2. Peraturan (Daerah) RPPLH
3. Lampiran Peta Indikasi DDDTLH
Sumber : SE.5/Menlhk/PKTL/PLA.3/11/2016
DDDTLH SEBAGAI PERAN DDDTLH UNTUK PENYUSUNAN
BASELINE DATA UNTUK DOKUMEN RENCANA PERLINDUNGAN DAN
PERENCANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RPPLH)

Inventarisasi Lingkungan
Analisis Data dan
Hidup Pengolahan Data dan Informasi untuk
Informasi Hasil Menyepakati Isu Pokok
Inventarisasi Lingkungan
Hidup
Analisis Ekoregion, DDDTLH,
IKLH, SLHD Analisis DPSIR

1. Rencana pemanfaatan
dan/atau pencadangan
Penentuan Target Penyusunan Muatan
Sumber Daya Alam.
Perlindungan dan Rencana Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan dan Pengelolaan 2. Rencana pemeliharaan dan
Hidup untuk Kurun Lingkungan Hidup untuk perlindungan kualitas
dan/atau fungsi lingkungan
Waktu 30 tahun kurun waktu 30 tahun. hidup
luthfimutaali@ugm.ac.id

3. Rencana pengendalian,
pemantauan serta
pendayagunaan dan
DDTLH IKLH IKPLHD
pelestarian sumber daya
alam
BASELINE DAN BASIS DATA MUTLAK DIPERLUKAN DALAM
4. Rencana adaptasi dan
PERENCANAAN mitigasi terhadap
perubahan iklim
Inventarisasi lingkungan hidup dilakukan melalui pengumpulan data dan
informasi dari Kementerian /Lembaga, Dinas Daerah serta sumber-
sumber lain.
• Profil Daerah
• Daerah Dalam Angka
• RTRW / RPJM/Resntra
• SLHD
• IKLH,
• DDDTLH
• NSDA, dll
inventarisasi potensi, keberadaan, kondisi dan pemanfaatan sumber daya
alam dan ekosistem

Pengelolaan data dan informasi inventarisasi lingkungan hidup


dilakukan untuk memperoleh potensi, kondisi dan permasalahan
lingkungan hidup

Hasil inventarisasi lingkungan hidup dapatdigunakan untuk penetapan


ekoregion dan menentukan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup serta cadangan sumber daya alam
Penentuan isu strategis lingkungan hidup dilakukan dengan
musyawarah dan diskusi kelompok terarah serta mengacu pada hasil
data dan informasi sebagaimana (tahap 1 dan 2) dan indikasi daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup
TARGET INDIKATOR DAPAT :
KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Target dan indikator perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup paling utama
menggunakan (1) indeks kualitas lingkungan hidup. Selain itu, (2) Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup, (3) Funsgi jasa ekosistem, (4) Mitigasi Perubahan Iklim
1 Indikator Kuantitatif
2025 2035 2045 TARGET DAN INDIKATOR
IKLH 64 67 73
Kualitas Air 59 62 68
2 Indikator Kualitatif
Kualitas Udara 84 85 93

Tutupan Hutan 65 69 73
Seluruh Provinsi dan
Peningkatan kualitas air
Provinsi/Kota memiliki Perda
sebesar 5% tiap 10 tahun
RPPLH yang terverifikasi dan
atau 15% sampai 2045
tersinkronisasi
DDDTLH 2025 2035 2045
PANGAN

AIR
BENCANA
Peningkatan kualitas udara, Peningkatan luas Kawasan
BIODIVERSITAS di kota-kota metropolitan Konservasi dan Hutan
dan kota-kota besar Lindung sebanyak 20% dan
LIMBAH sebesar 7% tiap 10 tahun seluruh Provinsi/Kota
PENCEMARAN atau 20% sampai 2045 memiliki Taman Hutan Raya
Lihat hasil analisis DDDTLH, yang sekaligus
berfungsi menjelaskan jasa ekosistem

Dapat ditambahkan pula indicator Berkurangnya laju Meningkatnya keterlibatan


mitigasi perubahan iklim perubahan lahan pertanian negara, swasta, dan
ke non pertanian hingga masyarakat dalam
dibawah 2% dalam 30 Perlindungan dan
RPPLH berlaku 30 tahun, dengan Sekuen tahun serta bertambahnya Pengelolaan Lingkungan
jangka menengah (5 tahunan) dan lahan pertanian baru Hidup
jangka pendek (1 tahun)
Penyusunan muatan rencana dan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan
untuk menyelesaikan isu strategis serta pencapaian target dan indicator,
Tata cara penulisan RPPLH diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
CONTOH HASIL
CONTOH HASIL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai