Anda di halaman 1dari 70

J U N I 2021

SOSIALISASI KEBIJAKAN PENATAAN


RUANG PP NO. 21 TAHUN 2021

Oleh:
Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM.
Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN

Mengapa Perlu Dilakukan


UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategis pemerintah
dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan lapangan kerja,
yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih pengaturan penataan

Penataan Ruang? ruang.


Terus Meningkat Aktivitas Manusia Tidak Terbatas Mengatur Aktivitas di Sekitar
Ruang Terbatas Populasi Manusia
Ruang Bukan Hanya Untuk Manusia Daerah Rawan
Ukuran ruang yang Penataan Ruang Jumlah penduduk terus mengalami peristirahatan terakhir (Tempat Dengan RTR, manusia dapat
tersedia di muka bumi peningkatan Pemakaman Umum) mengantisipasi pembangunan dan
tidak pernah bertambah. Tujuan aktivitas di sekitar daerah rawan
Ruang menampung semua aktivitas Hewan dan tumbuhan juga bencana
manusia, dari bekerja, tempat memerlukan ruang
tinggal, rekreasi hingga Bencana

Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.


Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya
manusia. Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang.
2

Penyelenggaraan Penataan Ruang


sebagai amanah UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Asas UU CK No. 11/2020 peningkatan ekosistem investasi dan
Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha meliputi
Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas: 1) Pemerataan hak; 1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR); 2) Persetujuan
2) Kepastian hukum; Lingkungan; dan
3) Kemudahan berusaha; 3) Persetujuan Bangunan Gedung.
4) Kebersamaan, dan
5) Kemandirian.
Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi kegiatan
dan/atau usaha dengan RDTR, dengan ketentuan:
Dengan tujuan antara lain untuk
Pasal 15:

kegiatan berusaha Pemerintah Daerah yang belum menyusun Pemerintah

Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan Daerah yang dan menyediakan RDTR, maka KKPR diberikan
kegiatan berusaha meliputi: sudah menyusun dan menyediakan melalui persetujuan dengan asas berjenjang dan
komplementer berdasarkan:
a. Penerapan perijinan berbasis risiko; d. Penyederhanaan persyaratan diberikan melalui konfirmasi • RZ KSNT
b. Penyederhanaan persyaratan dasar investasi. • RTRW Nasional • RTRW Provinsi • • RZ KAW
Perizinan Berusaha; RDTR RTRW • RTR
c. Penyederhanaan Perizinan Kabupaten/Kota • RTR KSN Pulau/Kepulauan
Berusaha sektor; dan maka KKPR
3
SEBELUM UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021

Produk Rencana Tata Ruang (RTR) hanya Masyarakat dan investor yang ingin pemerintah dan menempuh proses rumit dan tidak transparan.
dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah mengakses informasi RTR harus datang administrasi yang lama dan rumit. Banyaknya kasus tumpang tindih
dalam bentuk fisik (hard copy), sehingga tata langsung ke kantor Proses penerbitan izin berusaha menjadi pemanfaatan ruang.
ruang terkesan ‘menghambat’ investasi.

SESUDAH UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021

Produk RTR telah dipublikasi oleh online. sehingga proses perizinan berusaha dan menjadi pertimbangan dalam peningkatan
Pemerintah melalui berbagai platform. Platform produk RTR juga terkoneksi non-usaha menjadi lebih cepat dan kualitas RTR
Masyarakat dan pihak terkait dapat dengan portal pelayanan perizinan, transparan.
memanfaatkan informasi RTR secara Perizinan berusaha yang telah diterbitkan 4

Perbandingan Outline PP No. 15/2010 dengan PP No. 21/2021


Outline Tata Ruang III. Penyusunan dan Penetapan
Rencana Rinci Tata Ruang IV. Penyusunan dan
IV. Pemberian Insentif dan Disinsentif
V. Sanksi Administratif
Pemanfaatan Ruang III. Pelaksanaan Sinkronisasi
Program Pemanfaatan Ruang BAB IV
PP No. 15 Tahun Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Outline PP No. 21 Tahun
2010 Perkotaan V. Penyusunan dan Penetapan 4
BAB I KETENTUAN UMUM Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan VI. 2021 I. Umum
Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali BAB I KETENTUAN UMUM II. Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
1
Rencana Tata Ruang BAB V PELAKSANAAN 1 Pemanfaatan Ruang III. Pemberian Insentif dan
BAB II PENGATURAN TATA RUANG PEMANFAATAN RUANG Disinsentif
2 BAB II PERENCANAAN TATA RUANG
5 IV. Pengenaan Sanksi
2
BAB III PEMBINAAN PENATAAN RUANG I. Umum V. Penyelesaian Sengketa Pemanfaatan Ruang
I. Umum
3 II. Pemanfaatan Ruang Wilayah BAB V PENGAWASAN PENATAAN RUANG
II. Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang
I. Umum III. Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis 5
III. Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang
II. Bentuk dan Tata Cara Pembinaan Penataan IV. Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan I. Umum
IV. Penetapan Rencana Umum Tata Ruang
Ruang V. Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdesaan II. Lingkup Pengawasan Penataan Ruang
V. Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang
BAB IV PELAKSANAAN PERENCANAAN 6 VI. Peninjauan Kembali dan Revisi Rencana Tata III. Tata Cara Pengawasan Khusus Penataan
TATA RUANG BAB VI PELAKSANAAN PENGENDALIAN Ruang
Ruang BAB III PEMANFAATAN RUANG
4 PEMANFAATAN RUANG I. Umum
3 6
I. Umum II. Pengaturan Zonasi
I. Umum BAB VI PEMBINAAN PENATAAN RUANG
II. Penyusunan dan Penetapan Rencana Umum III. Perizinan
II. Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan I. Umum
7 BAB VII PENGAWASAN PENATAAN RUANG I. Umum II. Bentuk dan Tata Cara Pembinaan Penataan Ruang III. Pengembangan
II. Bentuk dan Tata Cara Pengawasan III. Perizinan Profesi Perencana Tata Ruang 7 BAB VII KELEMBAGAAN PENATAAN
IV. Pemberian Insentif dan Disinsentif RUANG
V. Sanksi Administratif
8 BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN
8 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN 9 BAB IX KETENTUAN 9 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN BAB X KETENTUAN
PENUTUP 10 PENUTUP
5

Ditjen Tata Ruang sedang Menyusun 6 Rancangan Peraturan


Menteri sebagai Turunan dari UU No. 11/2020 dan PP No.
21/2021
12 34 56
Pedoman Ruang (KKPR) dan
Penyusunan Basis Sinkronisasi
Program
Pemanfaatan
Ruang (SPPR)
Rapermen
tentang
Koordinasi
Penyelenggaraan
Penataan Ruang

Provinsi, Kabupaten, Data dan Penyajian


Kota, dan Rencana Peta RTRW
Detail Tata Ruang Provinsi,
(RDTR), serta Tata Cara Strategis Kabupaten, dan
Penerbitan Persetujuan Nasional (KSN), Kota, serta Peta
Substansi dan RDTR RDTR
Rapermen Kawasan Kabupaten/Kota
tentang Pedoman Perbatasan
Penyusunan dan Rapermen tentang
Negara (KPN) Pelaksanaan
Rapermen tentang Tata Revisi Rencana Tata
Cara Penyusunan dan Ruang (RTR) Rapermen Kesesuaian
Revisi Rencana Tata Pulau/Kepulauan, tentang Kegiatan
Ruang Wilayah (RTRW) RTR Kawasan Pemanfaatan
Rapermen
tentang
Pembinaan
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Bidang Penataan
Ruang
6

Terobosan Kebijakan
terkait Perencanaan Tata
Ruang

7
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang Penyederhanaan Produk RTR


PP No. 21/2021: Pasal 5 ayat (2) dan (3)

UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan


penyederhanaan (streamlining) hierarki penataan
ruang.

Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)

Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.

Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.


Pasal 15 PP No. 21/2021:
(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi

Pasal 18 PP No. 21/2021:


(1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten

Pasal 21 PP No. 21/2021:


(1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota

8
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang


PP No. 21 Tahun
Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut 2021 telah mengatur pengintegrasian
muatan teknis
Penataan ruang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, ruang laut menjadi
termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan (satu dokumen satu produk rencana tata ruang.
penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang udara
diatur dengan UU tersendiri.

PP No. 21/2021: Pasal 5 dan Pasal 7


‘One Spatial Planning Policy’
Satu Produk Rencana Tata Ruang

Ruang
Udara

Ruang
Darat
Ruang 1 2 3 4 5 6 Perencanaan
Laut Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Ruang
Integrasi RTR Wilayah Darat
Dalam
Bumi
dan Laut/Perairan di Masa
Transisi

RTRWN
Diintegrasikan
Ditetapkan melalui satu…
Maks. 2 tahun sejak PP berlaku
RTRL
1:1.000.000

Peraturan Pemerintah
9
RZWP3K Diintegrasikan RTRW Provinsi 1:250.000 Ditetapkan melalui satu… Peraturan Daerah
Maks. 18 bulan sejak PP berlaku

RZ KSN
RZ KSNT
yang berupa PPKT
dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan di
kawasan perbatasan negara.

Maks. 2 tahun sejak PP berlakuRTR


KSN
Diintegrasikan

1:25.000 – 1:50.000
Ditetapkan melalui satu…
Peraturan Presiden
PP No. 21/2021: Pasal 245 – 246
ayat (4), (5), (6)
10

Surat
Arahan
Integrasi
RZWP-3-K
ke dalam
RTRW
Provinsi
11
1 2 3 4 RTRWP - RTRWK

Ketidaksesuaian Antara RTRWP dengan RTRWK


Ketidaksesuaian antara RTRWP dengan RTRWK diselesaikan dengan ketentuan berikut:

Pasal 9 PP No. 43/2021: Pasal 10 PP No. 43/2021:

(1) Penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRWP dengan RTRWK (1) Pemerintah daerah melaksanakan penyelesaian Ketidaksesuaian antara
dilakukan melalui tahapan: RTRWP dengan RTRWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
a. revisi RTRWP dilakukan dan ditetapkan paling lama 18 bulan
sejak Ketidaksesuaian antara RTRWP dengan RTRWK (2) Pada saat revisi RTRWP dan revisi RTRWK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ditetapkan oleh Menteri; dan 9 ayat (1), segala macam proses penerbitan lzin dan/atau Konsesi baru
b. revisi RTRWK dilakukan secara serentak untuk seluruh dihentikan sementara pada wilayah yang mengalami
kabupaten/kota dalam satu provinsi yang ditetapkan paling lama Ketidaksesuaian sampai dengan revisi RTRWP dan revisi RTRWK
1 tahun terhitung sejak revisi RTRWP sebagaimana dimaksud ditetapkan.
pada huruf a ditetapkan.
(3) Penghentian sementara proses penerbitan lzin dan/atau Konsesi baru
(2) Dalam hal revisi RTRWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan untuk proyek dan/atau
a telah ditetapkan, RTRWP dimaksud menjadi acuan dalam proses program nasional yang bersifat strategis.
revisi RTRWK.
(4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agrarian,
(3) Revisi RTRWP dan RTRWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pertanahan dan tata ruang, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
menggunakan Peta Rupabumi Indonesia termutakhir yang telah ditetapkan dalam negeri, dan/atau menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
oleh kepala badanyang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang bidang kelautan dan perikanan dapat memfasilitasi pemerintah daerah dalam
informasi geospasial. penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRWP dengan RTRWK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

12
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
Ketentuan Muatan RTR yang Diintegrasikan pada Pembahasan Lintas
Sektor
Pasal 63 PP No. 21/2021:
Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk mengintegrasikan
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.

Batas Daerah
Garis Pantai
PP No. 21/2021 Pasal 64, 78, dan 87
Pengintegrasian menggunakan batas daerah dalam Peta RBI termutakhir dan telah ditetapkan oleh BIG.
yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.*

*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan


seluruh Batas Daerah dilakukan dalam waktu
paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP
No. 43/2021 terbit.

Kawasan Hutan
PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89
Pengintegrasian menggunakan:
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh
Menteri LHK, atau • Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10 hari sejak
dimulainya pembahasan lintas sektor Apabila terdapat perbedaan dengan kebutuhan RTR dan/atau kepentingan HAT, maka
Persetujuan Substansi oleh Menteri mencantumkan:
Penyelesaian ketidaksesuaian antara Kawasan Hutan dengan RTRWP/RTRWK berdasarkan PP • Garis pantai dalam Peta RBI, dan
No.43/2021: • dalam hal Kawasan Hutan ditetapkan lebih awal, dilakukan revisi RTRWP • Garis pantai sesuai kebutuhan yang digambarkan dengan simbol atau warna khusus
dan/atau RTRWK dengan mengacu pada Kawasan Hutan yang ditetapkan terakhir;
• dalam hal RTRWP dan/atau RTRWK ditetapkan lebih awal, dilakukan tata batas dan Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL berdasarkan PP No.43/2021
pengukuhan Kawasan Hutan dengan memperhatikan RTRWP dan/atau RTRWK. • Dalam hal terjadi dinamika perubahan garis pantai yang menyebabkan ketidaksesuaian titik
dasar dan garis pangkal di PPKT dengan garis pantai peta RBI, titik dasar dan garis pangkal di
PPKT tetap diakui dan berlaku, dan Pemerintah wajib memulihkan kondisi fisik lahan
PP No. 21/2021: Pasal 63
menjadi daratan di PPKT.
PP No. 21/2021 Pasal 65, 79, 88 Pengintegrasian menggunakan batas garis pantai
• HAT dan/atau HPL yang ada di laut akibat dinamika perubahan garis pantai, sebelum
ditetapkannya unsur garis pantai dalam Peta RBI pertama, HAT dan/atau HPL tetap diakui. 13
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Ketidaksesuaian Antara RTR dengan Garis Pantai


Ketidaksesuaian Garis Pantai dalam RTR diselesaikan dalam pembahasan lintas sektor dengan ketentuan berikut:

Pasal 63 PP No. 21/2021:


Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk mengintegrasikan
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.

Garis Pantai

PP No. 21/2021 Pasal 65, 79, 88


Pengintegrasian
menggunakan batas garis pantai dalam Peta RBI termutakhir dan telah ditetapkan oleh BIG.
Apabila terdapat
perbedaan dengan
kebutuhan RTR dan/atau kepentingan HAT, maka Persetujuan Substansi oleh Menteri mencantumkan: • Garis pantai dalam Peta RBI, dan
• Garis pantai sesuai
kebutuhan yang
digambarkan dengan
symbol atau warna khusus
PP No. 43/2021
Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL berdasarkan PP No.43/2021

Pasal 15 ayat (1)


(1) Penyelesaian Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan Hak Atas Tanah, Hak Pengelolaan, dan/atau Perizinan terkait Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut mengacu pada unsur Garis Pantai yang termuat dalam Peta
Rupabumi Indonesia yang ditetapkan oleh kepala badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.
(2) Titik dasar dan garis pangkal di PPKT menjadi acuan dalam penentuan Garis Pantai yang termuat dalam Peta Rupabumi Indonesia yang ditetapkan oleh kepala badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
informasi geospasial.
(3) Dalam hal terjadi dinamika perubahan Garis Pantai yang mengakibatkan ketidaksesuaian titik dasar dan garis pangkal di PPKT dengan Garis Pantai dalam Peta Rupabumi Indonesia, titik dasar dan garis pangkal di
PPKT tetap diakui dan berlaku.
(4) Dalam hal terjadi Ketidaksesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pemerintah wajib memulihkan kondisi fisik lahan menjadi daratan di PPKT.

Pasal 16
(1) Hak Atas Tanah dan/atau Hak Pengelolaan yang berada di wilayah laut akibat dinamika perubahan Garis Pantai, sebelum ditetapkannya unsur Garis Pantai dalam Peta Rupabumi Indonesia yang pertama kali
ditetapkan oleh kepala badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial maka Hak Atas Tanah danf atau Hak Pengelolaan dimaksud tetap diakui. 14
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Ketidaksesuaian Antara RTR dengan Batas Daerah


Ketidaksesuaian Batas Daerah dalam RTR diselesaikan dalam pembahasan lintas sektor dengan ketentuan berikut:

Pasal 63 PP No. 21/2021:


Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk mengintegrasikan
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.

Batas Daerah PP No. 21/2021 Pasal 64, 78, dan 87


Pengintegrasian menggunakan batas daerah yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri.
PP No. 43/2021
Pasal 5
(5) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri menetapkan
Batas Daerah berdasarkan berita acara kesepakatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dalam peraturan menteri paling lama 5 (lima) bulan terhitung sejak
Peraturan Pemerintah ini berlaku.
(6) Dalam hal pemerintah daerah tidak bersepakat terhadap Batas Daerah yang telah
dibahas bersama menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri berwenang memutuskan
dan menetapkan penegasan Batas Daerah paling lama 1 (satu) bulan.

15
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Ketidaksesuaian Antar RTR dengan Kawasan Hutan


Ketidaksesuaian Kawasan Hutan dalam RTR diselesaikan dalam pembahasan lintas sektor dengan ketentuan berikut:

Pasal 63 PP No. 21/2021:


Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk mengintegrasikan
program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.

Kawasan Hutan PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89


Pengintegrasian menggunakan:
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh Menteri LHK, atau
• Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10 hari sejak dimulainya
pembahasan lintas sektor
PP No. 43/2021
Pasal 18
(1) Penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRWP dan/atau RTRWK dengan Kawasan
Hutan:
a. dalam hal Kawasan Hutan ditetapkan lebih'awal dari RTRWP dan/atau
RTRWK, dilakukan revisi RTRWP dan/atau RTRWK dengan mengacu pada
Kawasan Hutan yang ditetapkan terakhir; dan
b. dalam hal RTRWP dan/atau RTRWK ditetapkan lebih awal dari Kawasan
Hutan, dilakukan tata batas dan pengukuhan Kawasan Hutan dengan
memperhatikan RTRWP dan/atau RTRWK.

16
1 2 3 4 5 6 Perencanaan

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Penggunaan Peta Dasar Lainnya Dengan Rekomendasi BIG


Dalam rangka
percepatan
penyusunan
RDTR, daerah
yang belum
memiliki Peta
Rupabumi
Indonesia
dapat
menggunakan
Peta Dasar
Lainnya
sesuai
ketentuan tingkat ketelitian RTR yang disertai oleh rekomendasi dari • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan
Badan Informasi Geospasial (BIG). Peta Rencana Tata Ruang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peta Dasar Lainnya • Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan
yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG Peta Rupabumi Indonesia ketelitian RTR dan mendapat rekomendasi dari BIG

PP No. 21/2021: Pasal 12 ayat (3), Pasal 16 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 19 ayat (3), Pasal 23 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 36 ayat (3), Pasal 39 ayat (3), Pasal 46 ayat (3), Pasal 53 ayat (3), Pasal 57 ayat (3) 17

Terobosan Kebijakan terkait


Penetapan Rencana Tata
Ruang
18
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Proses Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota


1 Jangka waktu penyusunan Pemprov/Pemkab/Pemkot dan Pengajuan Pembahasan Penyampaian
dan penetapan RTRW Perangkat Daerah terkait
Terobosan Ranperda RTRW Ranperda RTRW di DPRD Ranperda RTRW (Loket)
dibatasi paling lama 18
Penetapan
RTRW dalam PP No. 2 Di dalamnya Gubernur/Bupati/Walikota DPRD
Prov/Kab/Kota, dan perangkat daerah terkait
Dari Gubernur/Bupati/Wali Kota kepada
Penyusunan RTRW 3 Dari Gubernur/Bupati/Wali Kota
kepada DPRD Prov/Kab/Kota. 4
Menteri ATR
21/2021 Pasal 60 – 84:

bulan, terhitung sejakKab/Kota, evaluasi perairan pesisir (khusus Maks.10 hari kerja Evaluasi Persetujuan Persetujuan *Mengintegrasikan
pelaksanaan Ranperda RTRW untuk *Catatan: Jika tidak diterbitkan program/kegiatan sektor,
RTRW Provinsi) hingga batas waktu, maka Ranperda RTRW Bersama Substansi (Persub) kegiatan yang bersifat
penyusunan RTRW. sebelum penetapan b. BA dokumen yang diajukan oleh strategis nasional, batas
dilakukan oleh pembahasan Pemda dianggap telah Menteri ATR daerah, garis pantai, dan
Saat Ranperda RTRW Gubernur. disetujui. Mendagri (khusus untuk Gubernur/Bupati/ Wali Kota
dari Pemprov kawasan hutan.
RTRWP)/Gubernur (khusus dan DPRD Prov.
diajukan untuk (khusus untuk untuk RTRWK)
ditetapkan, validasi RTRW Maks. 10 hari kerja
dokumen kajian Kabupaten/ Pembahasan
lingkungan hidup Kota)
Lintas Sektor
strategis harus sudah (Linsek)*
tersedia.
ATR, Pemprov/Pemkab/ Pemkot,
Khusus untuk RTRW Penetapan DPRD, dan K/L/D terkait
Prov., materi teknis Perda RTRW
muatan perairan
pesisir yang
diintegrasikan harus Gubernur/Bupati/ Wali Kota
sudah mendapat c. Validasi dokumen
persetujuan teknis kajian lingkungan
dari Menteri KKP. 9
hidup strategis dari 7
Menteri LHK* 6 5
memuat: d. Rekomendasi peta 8 Penerbitan
Khusus untuk RTRW a. Pengaturan wilayah dasar dari BIG*

Maks. 2 bulan Maks. 20 hari kerja


PP No. 21/2021: Pasal 60-84
19
1 2 3 4 5 6 Penetapan
Jangka Waktu Penetapan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota

Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota
Penetapan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota oleh
Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD dilaksanakan
Persetujuan Substansi Terbit paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub. Jika Perda RTRW

RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Provinsi/Kabupaten/Kota belum

2 Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota PP No. 21/2021: Pasal 68, Pasal 75, Pasal 82
bulan belum ditetapkan, maka Menteri menetapkan RTRW ditetapkan dengan Peraturan Menteri yang ditindaklanjuti
Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD Peraturan Menteri paling lama 4 bulan sejak dengan penetapan Perda RTRW oleh Gubernur/Bupati/Walikota
penetapan Perda RTRW
RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah mendapatkan Persub yang wajib ditindaklanjuti
Provinsi/Kabupaten/Kota.
oleh Gubernur/Bupati/Walikota oleh Gubernur/Bupati/Wali Kota dengan
1
Penetapan Perda RTRW
bulan
1 Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk pengundangan
ditetapkan, maka penetapan dilakukan bulan
oleh Gubernur/ Bupati/Wali kota paling lama 3 Perda dalam lembaran daerah oleh Sekretaris
bulan sejak mendapat Persub. Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dilakukan paling
lama 15 hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan

20
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Proses Penetapan RDTR Kabupaten/Kota


1 paling lama 12 bulan, Maks. Ranperkada RDTR (Loket)
Terobosan Penetapan 2 3
Dari Bupati/Wali Kota kepada Menteri ATR
RDTR dalam PP No. Konsultansi Publik
Penyusunan RDTR
21/2021 Pasal 85 – 91:

Pemkab/Pemkot bersama Masyarakat, Pemkab/Pemkot bersama


Jangka waktu termasuk DPRD Masyarakat, termasuk DPRD
penyusunan dan
penetapan RDTR dibatasi Di dalamnya memuat: Penyampaian

terhitung sejak 6 Penetapan 5 Mengintegrasikan program/kegiatan


pelaksanaan penyusunan RDTR. sektor, kegiatan yang bersifat strategis
a. Validasi dokumen kajian lingkungan Perkada RDTR Penerbitan Persetujuan nasional, batas daerah, garis pantai, dan
hidup strategis
dari perangkat Substansi (Persub) kawasan hutan.
Tahapan penyusunan dan validasi daerah provinsi
KLHS, serta rekomendasi BIG tetap Bupati/Walikota
ada dan terintegrasi di dalam proses
yang membidangi
urusan di
diterbitkan 10 Menteri ATR (dapat 4
hari kerja sejak
penyusunan RDTR lingkungan hidup* diajukan oleh
didelegasikan kepada Gubernur) Pembahasan Lintas
b. Rekomendasi Pemda Provinsi Sektor (Linsek)
peta dasar dari
Proses evaluasi BIG Jika tidak
Pemerintah Daerah Provinsi pada diterbitkan hingga ATR, Pemprov dan Pemkab/Pemkot, DPRD,
penetapan RDTR dihilangkan. batas waktu, maka
dan K/L/D terkait
dokumen yang
diajukan oleh
Pemda dianggap
telah disetujui.

Maks. 20 hari
Maks . 1 bulan
PP No. 21/2021: Pasal 85-91
21
*Dimuat dalam Rapermen tentang Tata Cara Penyusunan dan Revisi RTRW Provinsi, Kabupaten, Kota, RDTR serta Tata Cara Penerbitan Persetujuan Substansi
1 2 3 4 5 6 Penetapan Persetujuan Substansi Terbit

Jangka Waktu Penetapan RDTR RDTR ditetapkan dengan Peraturan


Kepala Daerah oleh Bupati/Wali Kota
Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 1
bulan Penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) RDTR
RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama 1 bulan sejak
yang ditindaklanjuti dengan penetapan
Perkada RDTR Kabupaten/Kota oleh mendapat Persub.
Bupati/Wali Kota
Jika Perkada RDTR Kabupaten/Kota belum ditetapkan paling
lama 2 bulan sejak mendapat Persub, maka Menteri menetapkan
Peraturan Menteri yang wajib ditindaklanjuti Bupati/Wali Kota
dengan penetapan Perkada RDTR Kabupaten/Kota.

Perkada RDTR Kabupaten/Kota wajib ditetapkan Bupati/Wali Kota


termasuk pengundangan peraturan dalam bentuk berita daerah oleh
sekretaris daerah Kabupaten/Kota paling lama 15 hari sejak
PP No. 21/2021: Pasal 91 Peraturan Menteri ditetapkan.

UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007. 22
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Ketentuan Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR


Ketentuan Penetapan RTRW dan RDTR dalam hal Pemerintah Daerah Belum Jika dalam jangka waktu 15 hari setelah Permen diterbitkan Perda/Perkada belum
Menetapkan Perda/ Perkada Hingga Jangka Waktu yang Telah Ditetapkan di PP diundangkan, maka Bupati dan Sekretaris Daerah diberikan Sanksi Administrasi.
No. 21/2021
PP No. 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Pasal 37 ayat (4)
PERMEN Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
Permen menetapkan Ranperda/ a. teguran tertulis;
Ranperkada sesuai dengan Persub. b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
Peraturan Menteri d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah; bagi hasil; g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman
Catatan: Permen tetap berlaku sampai dengan Perda/ Perkada e. Pengambilalihan kewenangan perizinan; bidang pemerintahan; h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga)
diundangkan oleh Pemerintah daerah, untuk menghindari f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/ atau dana bulan; dan/atau i. pemberhentian.
kekosongan hukum.
Ditindaklanjuti dengan Kementerian ATR/BPN akan menerbitkan Surat Edaran untuk Percepatan
15 hari
Tindak Lanjut

Perda/ Perkada Catatan: Tidak boleh ada perbedaan antara muatan Perda/Perkad
muatan Permen. diterbitkan RTRW belum ditetapkan melalui Perda. Surat
PERDA/PERKADA Edaran
Perda/Perkada menetapkan muatan Permen yang Penetapan RTRW dan RDTR. Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RDTR
berlaku. dilakukan apabila dalam jangka waktu 1 bulan sejak SE
Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RTRW
diterbitkan RDTR belum ditetapkan melalui Perda.
dilakukan apabila dalam jangka waktu 2 bulan sejak SE

23
1 2 3 4 5 6 Penetapan

Ketentuan PK dan Revisi RTR yang Menjadi Kewenangan Daerah


Maks. 1 bulan
Catatan:

2 3PK RTR dilakukan 1x dalam setiap periode 5


1a

1b Dari Pemerintah Daerah Rekomendasi PK dan Revisi RTR ATR Dari Menteri ATR
kepada Menteri ATR Akibat kepada Pemerintah Daerah
Permohonan Peninjauan Kembali Rekomendasi
(PK) Ketidaksesuaian PK Rekomendasi berupa:
Dari Menko Perekonomian kepada Menteri a. RTR yang ada dapat tetap berlaku
sesuai masa
berlakunya; atau Pemerintah Daerah PK RTR dapat dilakukan lebih dari 1x perubahan Batas Daerah, atau strategis dapat direkomendasikan
b. RTR yang ada perlu direvisi dalam periode 5 tahunan apabila d. perubahan kebijakan nasional yang oleh Forum Penataan Ruang
terjadi perubahan lingkungan strategis bersifat strategis. berdasarkan kriteria yang ditetapkan
Revisi RTR Sesuai prosedur penyusunan dan berupa: oleh Menteri.
penetapan RTR PK Perkada kabupaten/kota tentang
a. bencana alam skala besar
tahunan. RDTR akibat adanya perubahan Revisi RTR dilakukan dengan
b. perubahan batas teritorial negara c.
kebijakan nasional yang bersifat menghormati hak
Menko Perekonomian menetapkan rekomendasi sesuai ketentuan peraturan per-UU-an, dalam hal terjadi atas tanah sesuai ketentuan peraturan per-UU an.
ketidaksesuaian antara:
a. RTR dengan batas daerah; Dalam hal revisi RTR mengubah fungsi ruang, perubahan fungsi ruang tidak serta merta
b. RTR dengan kawasan hutan; dan/atau c. RTRW Provinsi dengan RTRW Kabupaten/Kota. mengakibatkan perubahan pemilikan dan penguasaan tanah.

PP No. 21/2021: Pasal 92-96


24

Terobosan Kebijakan
terkait Pemanfaatan Ruang

25
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)
KKPR berfungsi sebagai acuan pemanfaatan ruang
dan sebagai acuan administrasi pertanahan.

RDTR
Konfirmasi KKPR
Berusaha
Persetujuan KKPR
RDTR

KKPR RDTR termuat Persetujuan KKPR


Nonberusaha
RDTR Konfirmasi Konfirmasi KKPRKKPR
di RTR Perizinan Berusaha/ Konfirmasi/
Kebijakan yang Konfirmasi KKPR 26
Bersifat Strategis Persetujuan KKPR
Nasional
Rekomendasi KKPR
termuat
di RTR
PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135-143
Perizinan lainnya
Proses KKPR dalam Perizinan
Perizinan Perizinan

Berusaha Proses Pengisian

SUB-SISTEM PELAYANAN INFORMASI (SPI)


Berusaha Proses
Kesesuaian Kegiatan
Perizinan Berusaha BARU (Pemohon belum memiliki NIB)
Melihat Informasi Pemanfaatan Ruang Self Declaration/ Automated
Identitas Usaha
Berusaha
Permohonan
Pelaku usaha menginput Response
GIS
TARU Satupeta.
Cek Lokasi
GISTARU
REGISTRASI HAK AKSES risiko usaha UMK Pembayaran Wilayah Perairan/Laut Kegiatan
PNBP Berusaha dapat
Satupeta.KKP rencana usaha Skala usaha
Koordinat
MODUL KKPR ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: dijalankan
Cek Risiko
(Self Assessed) • KBLI-Risiko Pendaftaran/
KBLI 5 digit –
KKP • NSPK Data Identitas Data lokasi usaha Apakah RDTR Berlokasi di dalam INTERAKTIF
Perizinan Berusaha
Standar tersedia? KEK/KI/KP yang telah berbasis Risiko (KBLI 3
Luas tanah
• Negative List Daerah/ Legalitas memiliki HPL? Konfirmasi KKPR digit):
catatan yang dimohon Informasi
RDTR Penilaian KKPR
(by system)
SPI
(SUBSISTEM PELAYANAN INFORMASI) kekhususan penguasaan tanah (otomatis sistem)

▪ Kegiatan bersifat strategis Permohonan RTRWN RTR KSN RTRWP RTRWK (RTRL,
Pertek** Pertek** untuk Persetujuan KKPR Persetujuan KKPR
nasional Perizinan
▪ Bank Tanah
untuk Persetujuan GISTARU (sementara manual)
▪ Risiko rendah: NIB sebagai
▪ Kawasan/tanah yang Non UMK Pengecekan RTR & KKPR legalitas
Pengecekan RTR &
▪ Risiko menengah Berusaha TAMBAHAN Satupeta. KKP Wilayah Perairan/Laut NIB + sertifikat standar (self declare)
(Pemohon telah memiliki NIB)
Hanya untuk Pemohon (sementara manual)
akan diberikan HPL untuk kegiatan Badan Usaha* (by system) ▪ Risiko menengah tinggi:
strategis nasional ATR/BPN: Wilayah Darat KKP:
RZ KAW, RZ KSN/T, RZWP3K) rendah: NIB + sertifikat standar

Termuat Perizinan Non-Berusaha **Pertek disampaikan paling PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135- 27
di RTR? lama 10 hari sejak pendaftaran/penerimaan PNBP 143 UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU
CK
Rekomendasi KKPR
*Untuk Pemohon non-Badan Usaha melalui Mekanisme Penilaian berdasarkan asas ▪ Risiko tinggi:
penataan ruang & Pertek NIB + Izin

Pendetailan Proses KKPR dalam Perizinan Berusaha dalam Rapermen


KKPR

Pendaftaran Penilaian Dokumen Usulan KKPR Penerbitan KKPR

SISTEM OSS Apakah RDTR Penilaian KKPR Konfirmasi


MODUL KKPR tersedia dan KKPR dan PKKPR Berlaku dalam jangka
waktu 3 tahun

Penerbitan KKPR paling


Pendaftaran (polygon/titik/garis) Termasuk dalam 6 (otomatis sistem) a. Lokasi kegiatan Perizinan Berusaha berbasis
dikecualikan? Risiko
b. kebutuhan luas lahan kategori usaha yang KKPR b. Luas lahan
c. Informasi penguasaan RDTR (by system) c. Jenis kegiatan
Dokumen usulan kegiatan tanah pemanfaatan ruang untuk
paling sedikit dilengkapi Penilaian INTERAKTIF
KKKPR/jenis peruntukan
dengan: Kelengkapan KKKPR diterbitkan paling pemanfaatan
terintegrasi lama 1 hari sejak ruang untuk PKKPR (Kode
a. koordinat lokasi pembayaran PNBP KBLI 3 digit)
dengan OSS?
sedikit memuat: d. Koefisien Dasar Bangunan

d. informasi jenis usaha (KBLI 5 bersih** RZWP3K)


Kantor KKP: Wilayah Perairan/Laut
digit) i. Surat keterangan berlokasi di Pembayaran
diperhatikan
e. rencana jumlah lantai bangunan f.
RTRWK
PNBP Pengecekan RTR & Pertek
rencana luas lantai bangunan g. RTRWP
GISTARU untuk Persetujuan KKPR
Satupeta.
rencana teknis bangunan dan/atau RTR KSN KKP (sementara manual oleh Menteri
rencana induk RTR Pulau/Kep.
RTRWN
ATR/BPN melalui Dirjen Tata Ruang)
kawasan* (RTRL,
h. rencana penggunaan air baku/air RZ KAW,
RZ KSN/T, ATR/BPN: Wilayah Darat Pertek Pertanahan
Persetujuan PKKPR diterbitkan paling lama 20 hari e. Koefisien Lantai Bangunan f. KKKPR/indikasi ruang untuk PKKPR pemanfaatan
KKPR sejak pembayaran PNBP Ketentuan tata bangunan untuk program pemanfaatan g. Persyaratan pelaksanaan kegiatan ruang.
(by system)

KI/KP/KEK*** *khusus untuk permohonan PKKPR Pertanahan


(disampaikan paling lambat 10 hari sejak pembayaran PNBP)

**khusus untuk permohonan PKKPR yang kegiatan usahanya berdampak terhadap ketersediaan & kualitas air baku
***khusus untuk permohonan PKKPR untuk usulan lokasi usaha yang berada di dalam KI/KP/KEK, harus dilengkapi dengan surat keterangan dari
28
pengelola kawasan yang telah terdaftar sesuai dengan ketentuan peraturan per-UU-an

Rapermen KKPR: Penerbitan PKKPR Otomatis Tanpa Melalui

Tahapan Penilaian Pasal 13 :

PKKPR dilakukan tanpa melalui tahapan penilaian dokumen usulan kegiatan berusaha atas nama pelaku usaha lain;
kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam hal permohonan berlokasi di: 2. kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan sama,
a. Kawasan Industri dan Kawasan Pariwisata yang telah dan/atau 1 (satu) lini produksi sama dengan kegiatan
memiliki Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan pemanfaatan ruang yang sudah berjalan;
peraturan perundang-undangan; 3. peruntukan ruang pada lokasi kegiatan pemanfaatan
b. Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetapkan sesuai ruang yang direncanakan sama dengan peruntukan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; ruang pada lokasi kegiatan pemanfaatan ruang yang
c. Lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang sudah berjalan; dan
memerlukan perluasan usaha yang sudah berjalan dan letak 4. luas tanah untuk pengembangan kegiatan pemanfaatan
tanahnya berbatasan dengan lokasi usaha dan/atau kegiatan ruang yang direncanakan tidak melebihi luas tanah yang
pemanfaatan ruang yang direncanakan dengan syarat: telah diusahakan sebelumnya.
1. pada lokasi yang dimohon belum diterbitkan KKPR untuk
29 f. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan yang
d. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan terletak pada wilayah usaha minyak dan gas bumi yang sudah ditetapkan
merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah oleh pemerintah dengan syarat:
mendapatkan KKPR dan akan digunakan oleh Pelaku Usaha dengan cara 1. wilayah usaha minyak dan gas bumi tersebut telah sesuai dengan rencana
jual beli, sewa menyewa atau cara lain sesuai ketentuan peraturan tata ruang dan/atau kontrak kerja sama; dan
perundang-undangan, dengan ketentuan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang 2. lokasi usaha yang direncanakan terletak di wilayah usaha minyak dan gas
direncanakan sesuai dengan KKPR yang telah diterbitkan; bumi tersebut harus memenuhi ketentuan:
e. Lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan a) belum diterbitkan KKPR untuk kegiatan berusaha atas nama pelaku usaha
berasal dari otorita atau badan penyelenggara pengembangan suatu lain; dan
kawasan sesuai dengan rencana induk kawasan dari otoritas/badan b) kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi yang meliputi tahap eksplorasi dan
penyelenggara yang disusun dengan kedalaman skala RDTR dan tidak eksploitasi
bertentangan dengan RTR yang berlaku; dan/atau

KKPR dalam Kegiatan


Pendaftaran/
Pembayaran

Nonberusaha
SISTEM ELEKTRONIK ATR

GIS adalah masyarakat non-berusaha dan pemohon PSN non-badan


Melihat Informasi (Self Assessed) usaha

Cek Lokasi PNBP


tersedia?Penilaian KKPR RDTR
Apakah RDTR INTERAKTIF
Masyarakat* mengajukan permohonan KKPR *Masyarakat
TARU SPI List Daerah • Kegiatan lainnya penguasaan tanah RTRWN memiliki HPL?
(SUBSISTEM PELAYANAN INFORMASI)
RTR KSN RTRWP
GISTARU Informasi jenis kegiatan (KBLI 5 digit) RTRWK
Satupeta.KKP Koordinat lokasi kegiatan Kebutuhan Rencana jml. lantai bangunan
Satu (RTRL,
peta.
luas lahan kegiatan Informasi RZ KAW, RZ KSN/T, RZWP3K)
KKP Rencana luas lantai bangunan Berlokasi di dalam KEK/KI/KP yang telah
Cek Risiko • KBLI-Risiko • Negative
GISTARU Konfirmasi KKPR
Satupeta.KKP

Kegiatan Nonberusaha (Pasal 24 Rapermen KKPR) pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang ATR/BPN: Wilayah Darat **Yang dipersyaratkan
dibiayai dari perseroan terbatas atau CSR. KKP: Wilayah Perairan/Laut UU sektor
KKPR untuk kegiatan nonberusaha meliputi:
a. kegiatan pemanfaatan ruang untuk rumah tinggal
pribadi, tempat peribadatan, yayasan sosial, yayasan PP No. 21/2021: Pasal 116-135, Pasal 135- Persetujuan KKPR
keagamaan, yayasan pendidikan, atau yayasan 143
kemanusiaan;
b. kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak bersifat 30
Perizinan
strategis nasional yang dibiayai oleh APBN atau APBD;
dan Pengecekan RTR & Pertek untuk Non-Berusaha**
c. kegiatan pemanfaatan ruang yang merupakan Persetujuan KKPR

KKPR untuk Kegiatan yang Bersifat Strategis Nasional

GIS Penilaian berdasarkan asas KKP Koordinat lokasi Apakah RDTR


Melihat Informasi (Self Assessed) penataan ruang & Pertek Penilaian
Kebutuhan luas lahan kegiatan tersedia?
KKPR
ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah
SPI Informasi penguasaan tanah RDTR
Cek Lokasi (SUBSISTEM PELAYANAN INFORMASI)
INTERAKTIF
Perairan/Laut GISTARU Namun
Pendaftaran/ Informasi jenis kegiatan (KBLI 5 digit) tersedia RTR
Rekomendasi KKPR Satupeta.KKP
Pembayaran (offline) Rencana jumlah lantai bangunan* lainnya selain
PNBP RDTR
Cek Risiko • KBLI-Risiko • Negative Rencana luas lantai bangunan* SISTEM ELEKTRONIK
List Daerah • Kegiatan lainnya
mengajukan Permohonan KKPR Dokumen prastudi kelayakan
RTRWN
ATR
Menteri/Kepala
Lembaga/Gubernur/ Bupati/Wali TARU untuk Kegiatan yang Bersifat Rencana teknis bangunan/rencana
Kota Strategis Nasional induk kawasan
Apakah RTR tersedia? Satu
peta. Konfirmasi KKPR
(by system)
▪ Kegiatan bersifat strategis nasional
▪ Bank Tanah
▪ Kawasan/tanah yang akan diberikan HPL untuk
kegiatan
strategis nasional

*hanya diperlukan apabila


dilakukan pembangunan
gedung
RTR KSN RTRWP
RTRWK
(RTRL,
RZ KAW, RZ KSN/T,
RZWP3K)

Penilaian RTR &


Pertek untuk
Persetujuan KKPR

ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah


Perairan/Laut

Persetujuan KKPR
(by system)
PP No. 21/2021: Pasal 136-143 31
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

Ketentuan KKPR dalam Masa Transisi:


Pendelegasian Kewenangan Penerbitan
KKPR di Daerah

Dalam masa transisi, Menteri ATR/BPN telah


mengeluarkan Surat Edaran No. 4/SE
PF.01/III/2021 tanggal 17 Maret 2021 kepada
Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk mengatur
tata cara penerbitan KKPR secara non-elektronik
yang digunakan sampai dengan OSS/sistem
elektronik siap.

Menteri ATR/BPN mendelegasikan kewenangan


penerbitan PKKPR untuk kegiatan berusaha dan
penerbitan KKPR untuk kegiatan nonberusaha
secara non-elektronik kepada Gubernur, Bupati,
dan Walikota.

Pendelegasian ini tidak mengurangi kewenangan


Menteri dalam penerbitan KKPR.
32
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

Ketentuan KKPR dalam Masa Transisi:


Penerbitan KKPR Melalui Perizinan
Pemanfaatan Ruang yang Berlaku di Daerah
Selama Ini

Menteri ATR/BPN telah mengeluarkan Surat


Edaran No. 9/SE-PF.01/V/2021 tanggal 4 Mei
2021 kepada Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk
mengatur operasionalisasi penyelenggaraan
layanan penerbitan KKPR sebelum Sistem OSS
versi Risk Based Approach (RBA) berjalan efektif
dengan ketentuan sebagai berikut:

• Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota


dapat memproses permohonan perizinan
berusaha berdasarkan perizinan pemanfaatan
ruang yang berlaku di daerah selama ini

• Pemrosesan permohonan yang dimaksud di atas


berlaku sampai dengan Sistem OSS versi Risk
Based Approach (RBA) berjalan efektif.
33
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

Ketentuan KKPR dalam Masa Transisi


Dalam masa transisi, Menteri ATR/BPN mendelegasikan kewenangan penerbitan PKKPR untuk kegiatan berusaha dan
penerbitan KKPR untuk kegiatan nonberusaha secara non-elektronik kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pendelegasian ini
tidak mengurangi kewenangan Menteri dalam penerbitan KKPR.

RDTR
terintegrasi

terintegrasi KKPR sampai dengan kegiatan pemanfaatan ruang


Nonberusaha OSS (penilaian berdasarkan RDTR) OSS siap yang:
KKPR KKPR
1) merupakan rencana
pembangunan dan
(penilaian berdasarkan azas berjenjang
dan komplementer RTR) RTR) pengembangan objek vital
Berusaha RDTR nasional;
OSS terintegrasi 2) bersifat strategis nasional; 3)
Dilakukan secara
OSS perizinan berusahanya
non-elektronik
sampai dengan merupakan kewenangan K/L;
termuat di Konfirmasi KKPR
RTR sistem elektronik dan/atau
Konfirmasi/ siap 4) lokasinya bersifat lintas
RDTR Konfirmasi KKPR provinsi
Melalui OSS
terintegrasi Konfirmasi KKPR Pendelegasian kewenangan
OSS
Dilakukan secara kepada gubernur, bupati, dan
non-elektronik wali kota dikecualikan untuk Menteri dapat membatalkan
RDTR Persetujuan KKPR
KKPR yang diterbitkan gubernur, bupati, dan wali kota dalam hal kegiatan pemanfaatan ruang menimbulkan dampak:
Kebijakan yang RTR Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat nasional 34
Bersifat Strategis 1) Kerawanan sosial
Persetujuan KKPR Rekomendasi 2) Gangguan keamanan
Nasional
3) Kerusahan lingkungan hidup 4)
termuat di KKPR Gangguan terhadap fungsi objek vital

Ketentuan Pemberlakuan KKPR


Menteri ATR/BPN mendelegasikan kewenangan penerbitan PKKPR untuk kegiatan berusaha dan penerbitan KKPR
untuk kegiatan nonberusaha kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pendelegasian ini tidak mengurangi kewenangan
Menteri dalam penerbitan KKPR.

Penerbitan KKPR yang Didelegasikan KKPR Kegiatan Berusaha Persetujuan KKPR


Pendelegasian kewenangan kepada gubernur, bupati, dan
Persetujuan KKPR wali kota dikecualikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang yang:
1) merupakan rencana pembangunan dan
pengembangan objek vital nasional;
2) bersifat strategis nasional; 3) perizinan berusahanya

2
merupakan kewenangan K/L; dan/atau
4) lokasinya bersifat lintas provinsi

1
Menteri dapat membatalkan KKPR yang diterbitkan
KKPR Kegiatan Nonberusaha gubernur, bupati, dan wali kota dalam hal kegiatan
pemanfaatan ruang menimbulkan dampak:
1) Kerawanan sosial
Konfirmasi KKPR 2) Gangguan keamanan
(hanya didelegasikan sampai 3) Kerusahan lingkungan hidup 4) Gangguan terhadap
dengan sistem elektronik ATR fungsi objek vital nasional
siap beroperasi)
Fiktif Positif dalam Penerbitan KKPR
Sistem OSS dan sistem elektronik ATR akan Pasal 69 Rapermen KKPR (2) Dalam hal Menteri, gubernur, bupati atau wali kota
menerbitkan KKPR untuk kegiatan berusaha dan sesuai kewenangannya tidak menerbitkan KKPR untuk
nonberusaha secara otomatis jika Menteri, Gubernur, (1) Dalam hal Menteri, gubernur, bupati atau wali kota kegiatan nonberusaha dalam jangka waktu yang telah
Bupati, Wali Kota sesuai sesuai kewenangannya tidak menerbitkan KKPR untuk ditetapkan, KKPR diterbitkan oleh sistem elektronik yang
kewenangannya tidak menerbitkkan KKPR sesuai kegiatan berusaha dalam jangka waktu yang telah diselenggarakan oleh Menteri.
jangka waktu yang ditetapkan. ditetapkan, KKPR diterbitkan oleh Lembaga OSS.

35

Proses Pelaksanaan KKPR secara Non-elektronik dalam Masa Transisi


Dokumen usulan kegiatan paling Sekda RTR
Kepala Kantor
sedikit memuat (PP 21/2021): Pertanahan
Kepala
Bappeda

Kantor Kajian Dokumen Usulan


Pendaftaran oleh Pertanahan
Pelaku usaha/Pemohon Forum/
Pertek Pertanahan
Penerbitan KKPR
o koordinat lokasi bangunan RTR Kementerian ATR/BPN penyelenggaraan memuat:
P

(polygon) o rencana teknis penataan ruang. o Lokasi kegiatan


Pemeriksaan
M

o kebutuhan luas lahan P

o Jenis peruntukan
o Informasi dokumen usulan PS

pemanfaatan ruang o
D

penguasaan tanah (DJTR) Kant melalui kajian


T

Kepala
TKPRD P

Kode KBLI 3 digit o


o informasi jenis usaha Dinas
or menggunakan asas -

(KBLI 5 digit) KDB dan KLB


bangunan dan/atau berjenjang
o Indikasi program
M

o rencana jumlah lantai rencana induk Perangkat Daerah


Komplementer dan P

bangunan pemanfaatan ruang o


selaras dengan
D

o rencana luas lantai Penerbitan KKPR Persyaratan


PS

tujuan paling sedikit


T

kawasan* **Kantor Pertanahan menyampaikan Pertek kantor pertanahan


o rencana penggunaan air paling lama 10 hari kerja sejak pendaftaran
baku/air bersih** Pertanahan Pertek Pertanahan diterima dan dinyatakan lengkap. Dalam hal
*khusus untuk permohonan PKKPR Pertek tidak disampaikan hingga batas waktu, pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang

**tambahan informasi berdasarkan SE No. Keterangan: Maks. 10 hari**


4/SE-PF.01/III/2021
dianggap telah memberikan Pertek. Maks. 20 hari***

Diperhatikan ***Jangka waktu penerbitan KKPR paling lama 20 hari kerja, terhitung sejak pendaftaran
36 diterima dan dinyatakan lengkap.
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan

Ketentuan Pengajuan KKPR dalam Masa Transisi

Pada saat PP No. 21 Tahun 2021 berlaku, maka


wajib mengajukan KKPR bagi:
PP No. 15 PP No. 21 Tahun 2021 Terbit Pelaku usaha yang mengajukan
Tahun 2010 Pelaku usaha dengan izin pemanfaatan permohonan baru
ruang yang sudah habis berlakunya

Izin Pelaku usaha yang izin pemanfaatan


ruang masih belum habis masa berlaku

Tidak wajib mengajukan KKPR bagi:


Pemanfaatan Ruang

PP No. 21/2021: Pasal 249


dan pemanfaatannya masih sesuai 37
dengan peruntukan.

KKPR
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Data/Informasi Penguasaan
dan Perolehan Tanah

Pertimbangan
Ruang (KKPR) Fungsi KKPR Awal
Acuan Acuan Penerbitan KKPR Hak Atas Tanah (HAT)

Di satu lokasi yang sama, hanya boleh terbit


maksimal 2 KKPR, yang terdiri atas:
Administrasi Pertanahan • 1 KKPR untuk perolehan tanah, dan
Pemanfaatan Ruang • 1 KKPR untuk pemilik tanah.

Pasal 176 UU CK, angka 10 Pasal 402 A UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah harus dibaca dan dimaknai sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang tentang Cipta Kerja.
38

Ilustrasi KKPR dalam Perolehan Dapat diproses untuk permohonan KKPRHAT

Perizinan Berusaha Perolehan KKPR

PT A

KKPR
KKPR
KKPR
KKPR

• Perizinan
Lingkungan
Progres (1.000
(1.000 ha) (1.000 ha)
ha)
(1.000
ha)

KKPR (1.000 ha) • Perizinan Tahun ke Tahun ke 0 1 2 Bulan ke-9


Bangunan dan
Gedung perolehan
tanah min.
30%

Pemenuhan Persyaratan
Pemenuhan Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha Tahun ke 0 1 2 Bulan ke-9 - Tahun ke 0 1 2 Bulan ke-9 - 0 1 2 Bulan ke-9

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Perolehan Tanah yang Diikuti dengan Pembangunan

PT A adalah pengembang Perolehan Tanah


Dilanjutkan?
123
properti yang membutuhkan tanah tahun ke-5 5 Opsi Perolehan Tanah
seluas Opsi 1: Perpanjangan KKPR paling lama 2 Permohonan perpanjangan KKPR diajukan
1.000 ha untuk usahanya, dalam Lanjutan Perolehan Tanah pada paling cepat 3
Masa Perpanjangan KKPPR
mengembangkan 4 Ya

Selesai Masa berlaku KKPR habis di akhir

kawasan kota Pengajuan kerjasama dengan Bank


Perolehan Tanah 80% Tanah diajukan paling
satelit baru. Tahun tahun jika perolehan tanah sudah mencapai Opsi 2: Kerjasama
min. 30% bulan sebelum KKPR berakhir.
dengan Bank Tanah KKPR berakhir.
ke- lambat 3 bulan sebelum 39
0125

Skema Pemberian Persetujuan KKPR (PKKPR)


PT. ABC untuk membangun Berdasarkan PP No. diterbitkan berjenjang dan
mengajukan kawasan industri 21/2021 maka berdasarkan kajian komplementer dan
Persetujuan KKPR seluas 1000 ha PKKPR akan RTR secara RTRW
Industri Tanah Adat
KKPR Tidak Tidak
disetujui sesuai
300 ha dengan RTRW
12 200 ha
KKPR
3 yang
disetujui 500 ha
KKPR yang KKPR
disetujui yang
disetujui
1000 ha Tidak
700 ha 6 ha
3 Skenario Penerbitan disetujui 300 ha

dengan memperhatikan Pertek Pertanahan • KKPR disetujui sebagian (700


Pertek Pertanahan. ha) dengan
mempertimbangkan status Tanah
Adat dari Pertek
Pertanahan.
Perumahan
Bapak H (milik • KKPR disetujui sebagian (500
masyarakat) ha) dengan menggunakan hasil
700 ha kajian RTR secara berjenjang dan
• KKPR disetujui komplementer serta
seluruhnya (1000 ha) sesuai luas memperhatikan Pertek
1000 yang diajukan oleh PT. ABC Pertanahan.
Perumahan

ha Masa berlaku KKPR yang diberikan adalah 3 tahun


Tanah
Adat Pada wilayah yang telah diterbitkan KKPR tidak akan diterbitkan KKPR untuk pemohon
300 ha usaha lainnya kecuali KKPR yang dimohonkan pemilik lahan

40

Alternatif Perpanjangan KKPR Setelah Habis Masa


Berlaku 3 Tahun
Berdasarkan skenario ke-2 dalam penerbitan Tidak Melakukan 2 Pengajuan Kerja Sama
KKPR di halaman sebelumnya, Alternatif Perpanjangan KKPR
1
PT. ABC dapat memperpanjang
KKPR yang telah habis masa
berlakunya setelah 3 tahun

Perpanjangan KKPR
Melakukan Perpanjangan
3
KKPR Selama 2 Tahun

Dengan Bank Tanah


berdasarkan tiga 300 ha

alternatif sebagai berikut: Lahan


Milik
PT. ABC
Tahun
Ke-5
Tahun

300 ha

Perumahan
Bapak H
400 ha
+100 ha 300 ha
Lahan
Milik
PT. ABC

700 ha

Lahan Kerja
Sama dengan
Ke-3 Bank Tanah
Tahun
Ke-3
400 ha
Perumahan
Bapak H
Lahan yang sudah Berlaku KKPRAwal Habis Pemutakhiran KKPRHAT Berlaku KKPRAwal Habis Pemutakhiran KKPRHAT Bank
Masa Masa Pemutakhiran KKPRHAT Tanah

oleh PT. ABC KKPRAwal • Pemutakhiran KKPRHAT seluas 400 ha milik


• Apabila pemohon tidak PT. ABC berlaku sesuai umur penguasaan tanah
melakukan perpanjangan setelah tahun ke-3, • Masa berlaku KKPR Awal habis
maka KKPRHAT • Pemutakhiran KKPRHAT Bank Tanah seluas
diberikan seluas lahan yang dimiliki • Masa 700 ha (sesuai luas yang disetujui)
Total 700 ha
berlaku KKPR Awal habis

yang tanah* dan selama pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan KKPR


Disetujui
Masa KKPRHAT berlaku *mengikuti masa berlaku Hak Atas Tanah (HAT) jika lahan telah menjadi hak milik, atau
sepanjang umur penguasaan masa perjanian sewa (jika sewa)
41
123456 Pemanfaatan

Ketentuan Perubahan Peruntukan dan Fungsi


Kawasan Hutan dalam KKPR
PP 15/2010 Areal A
Pasal 143 • PKKPR diberikan apabila pemanfaatan ruang
Areal A belum termuat di RDTR
1) Perubahan peruntukan dan fungsi serta • RKKPR diberikan apabila pemanfaatan ruang
Kawasan Hutan yang penggunaan Kawasan Hutan untuk
akan dilepaskan Areal A adalah tidak dimuat di RTR (kebijakan
Pasal 31: kepentingan pembangunan di luar yang bersifat strategis nasional)
menjadi Kawasan
• Perubahan Perumahan (APL) kehutanan berlaku mendapatkan Persetujuan
peruntukan dan PP 21/2021 ketentuan peraturan perundang undangan di Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
fungsi kawasan bidang kehutanan. untuk kegiatan berusaha/non berusaha.
hutan serta Pasal 109 (Berusaha) & 2) Pemanfaatan Ruang yang lokasinya 3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
penggunaan Pasal 125 (Non-Berusaha) berada pada Kawasan Hutan yang Pemanfatan Ruang sebagaimana dimaksud
kawasan hutan mengalami perubahan peruntukan dan pada ayat (2) diberikan sesuai tahapan dan
1) Perubahan peruntukan dan fungsi serta
selanjutnya fungsi serta ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
penggunaan Kawasan Hutan untuk
diintegrasikan belum dimuat dalam RTR, maka kegiatan Pasal 107 dan Pasal 108 (Pasal 123 dan
kepentingan pembangunan di luar
dalam perubahan rencana tata ruang pemanfaatan ruangnya dilaksanakan Pasal 124).
kehutanan berlaku ketentuan peraturan
wilayah. setelah mendapatkan Rekomendasi Kesesuaian
perundang-undangan di bidang
kehutanan. • dapat dilaksanakan sebelum ditetapkan Kegiatan
perubahan rencana tata ruang wilayah Pemanfaatan Ruang.
2) Pemanfaatan Ruang yang lokasinya Perdagangan
berada pada Kawasan Hutan yang
Hutan 3) Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan
mengalami perubahan peruntukan dan Perumahan Pemanfatan Ruang sebagaimana dimaksud
fungsi serta belum dimuat dalam RDTR,
dan Jasa pada ayat (2) diberikan sesuai tahapan dan
maka kegiatan pemanfaatan • Kegiatan pemanfaatan ruang di Areal A ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ruangnya dilaksanakan setelah baru dapat dilakukan setelah mendapatkan Pasal 139 dan Pasal 140.
KKPR

PP No. 21/2021: Pasal 109, 125, 143


42

Rapermen KKPR: Ketentuan Penguasaan Tanah dalam KKPR untuk


Kegiatan Berusaha

KKPR Menjadi Dasar dalam waktu 3 (tiga) tahun. tanah telah mencapai sekurang-kurangnya 30% dari
luasan tanah yang disetujui dalam satu hamparan sesuai
Administrasi Pertanahan dengan penilaian dari kantor pertanahan.
Pasal 19
Dalam hal pemohon KKPR untuk kegiatan berusaha telah berusaha oleh pemegang KKPR sebagaimana
Pasal 17 memperoleh tanah untuk kegiatan berusahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), masa berlaku KKPR memasukkan nomor KKPR untuk kegiatan
mengikuti jangka waktu hak atas tanah yang telah diperoleh berusaha yang sebelumnya dimiliki melalui
oleh pemohon serta sesuai dengan luasan tanah yang sistem OSS.
Pasal 20 disetujui dalam KKPR. (7) KKPR untuk kegiatan berusaha yang telah
(1) Dalam hal pemegang KKPR sebagaimana dimaksud diperpanjang berlaku selama 2 (dua) tahun
Ketentuan Permohonan Perpanjangan KKPR dalam Pasal 18 belum dapat memperoleh dan tidak dapat diajukan perpanjangan kembali
keseluruhan tanah sesuai dengan KKPR yang serta tidak dapat lagi mengajukan kerja sama
diterbitkan, pemegang KKPR dapat mengajukan: dengan Bank Tanah.
a. permohonan perpanjangan KKPR untuk kegiatan (8) Kerja sama dengan Bank Tanah sebagaimana
(6) Permohonan perpanjangan KKPR untuk kegiatan berusaha; atau dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan sesuai
(1) KKPR untuk kegiatan berusaha diterbitkan untuk pemohon b. kerja sama dengan Bank Tanah. dengan ketentuan peraturan perundang
yang telah memperoleh tanah atau untuk pemohon yang (2) Pengajuan permohonan perpanjangan KKPR untuk undangan.
belum memperoleh tanah untuk kegiatan berusahanya. kegiatan berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (9) Dalam hal pemohon prioritas KKPR untuk
huruf a dilakukan paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan berusaha tidak mengajukan
(1) KKPR untuk kegiatan berusaha sebagaimana dimaksud berakhirnya KKPR. permohonan perpanjangan KKPR untuk
pada ayat (1) menjadi dasar dalam administrasi (3) Pengajuan kerja sama dengan Bank Tanah kegiatan berusaha sebelum jangka waktu KKPR
pertanahan untuk tanah yang diperoleh dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan berakhir atau jangka waktu perpanjangan KKPR
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya sebagaimana dimaksud ayat (6) berakhir maka
pelaksanaan KKPR.
KKPR. terhadap tanah yang belum diperoleh dapat
(4) Dalam hal dilakukan kerja sama dengan Bank Tanah dimohonkan KKPR untuk kegiatan berusaha oleh
Pasal 18 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka KKPR pemohon yang lain.
Dalam hal pemohon KKPR untuk kegiatan berusaha belum dimutakhirkan.
memperoleh tanah untuk kegiatan berusahanya sebagaimana (5) Perpanjangan KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), KKPR berlaku untuk jangka (1) huruf a hanya dapat dilakukan apabila perolehan 43

Rapermen KKPR: Ketentuan Penguasaan Tanah dalam KKPR untuk


Kegiatan Berusaha
Kewajiban Pemegang KKPR yang Belum Memperoleh Tanah Pengajuan Permohonan KKPR pada Lokasi

Pasal 21 sudah dilaksanakan berdasarkan 44


(1) Setelah diterbitkannya KKPR yang belum memperoleh KKPR dan pelaksanaan penggunaan
Pemegang KKPR yang Belum Memperoleh
tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) , tanah tersebut.
pemegang KKPR harus membebaskan tanah dari hak dan Tanah
kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan (5) Tanah yang telah diperoleh dalam
pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut jangka waktu 3 (tiga) tahun masa Pasal 22
dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi berlaku KKPR wajib didaftarkan
tanah, atau cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan kepada kantor pertanahan paling
perundang-undangan. lambat 1 (satu) tahun setelah
berakhirnya KKPR. (1) Terhadap lokasi yang telah diterbitkan KKPR kegiatan
(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh berusaha untuk pelaku usaha yang belum
pemegang KKPR semua hak atau kepentingan pihak lain (6) Kantor pertanahan melakukan memperoleh tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
yang sudah ada hak atas tanah yang bersangkutan tidak pengecekan berkala setiap 3 (tiga) (1) dapat diajukan permohonan KKPR oleh: a. pemilik tanah;
berkurang dan tetap diakui haknya, termasuk kewenangan yang bulan atau sewaktu-waktu jika dan/atau
menurut hukum dipunyai oleh pemegang hak atas tanah untuk diperlukan terhadap pelaksanaan b. pemohon KKPR kegiatan berusaha di ruang bawah tanah atau
memperoleh tanda bukti hak (sertipikat), dan kewenangan untuk perolehan tanah oleh pemegang ruang atas tanah.
menggunakan dan memanfaatkan tanahnya bagi keperluan KKPR sebagaimana dimaksud pada
pribadi atau usahanya sesuai dengan rencana tata ruang yang ayat (1). (2) Permohonan KKPR untuk kegiatan berusaha oleh pemilik
berlaku, serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
lain. ketentuan:
a. sesuai dengan informasi penguasaan tanah
(3) Pemegang KKPR wajib menghormati kepentingan pihak sebagaimana dimuat dalam pertimbangan teknis
lain atas tanah yang belum dibebaskan sebagaimana dimaksud pertanahan;
pada ayat (2), tidak menutup atau mengurangi aksesibilitas b. KKPR yang diajukan tidak memiliki kesamaan
masyarakat di sekitar lokasi, dan menjaga serta melindungi koordinat dengan KKPR untuk kegiatan berusaha
kepentingan umum. oleh pelaku usaha yang telah diterbitkan; dan
c. KKPR yang diajukan tidak melebihi luas tanah yang
dimilikinya.
(4) Pemegang KKPR wajib melaporkan
secara berkala setiap 3 (tiga) bulan (3) Permohonan KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada kepala kantor pertanahan huruf b dilakukan sesuai dengan informasi
mengenai perolehan tanah yang penguasaan tanah sebagaimana dimuat dalam
pertimbangan teknis pertanahan.

Rapermen KKPR: Pencatatan, Pengadministrasian dan Pemutakhiran Data


Pasal 69

(1) Menteri, gubernur, bupati, dan wali kota melakukan pencatatan, pengadministrasian, dan
pemutakhiran data lokasi KKPR sesuai kewenangannya.

(2) Gubernur, bupati, dan wali kota wajib melaporkan pencatatan, pengadministrasian, dan
pemutakhiran data lokasi KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara berkala sebelum
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya kepada Lembaga OSS dan Menteri atau sewaktu-waktu apabila
diminta.

45

Rapermen KKPR:
Lampiran Format Persetujuan
KKPR Untuk Kegiatan Berusaha
4

Rapermen KKPR: Lampiran Format Persetujuan KKPR Menteri ATR/BPN


untuk Kegiatan Berusaha (Penilaian Manual)

47

Rapermen KKPR: Lampiran Format Persetujuan KKPR Menteri ATR/BPN


untuk Kegiatan Berusaha (Penerbitan Otomatis)
48

Rapermen KKPR: Lampiran Format Persetujuan KKPR Pemerintah


Daerah untuk Kegiatan Berusaha (Penilaian Manual)
49

Rapermen KKPR: Lampiran Format Persetujuan KKPR Pemerintah Daerah


untuk Kegiatan Berusaha (Penerbitan Otomatis)
50

Terobosan Kebijakan terkait


Pengendalian dan Pengawasan Ruang
51
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Untuk Mewujudkan

Kesesuaian RTR Tujuan Pengendalian


Dilaksanakan untuk mendorong terwujudnya Tata Ruang
sesuai dengan Rencana Tata Ruang.
PP No. 21/2021: Pasal 147 ayat (1)

Dilaksanakan untuk mendorong setiap orang agar:


Muatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Menaati Rencana Tata Ruang

Penilaian pelaksanaan KKPR dan pernyataan Pemberian Insentif dan Disinsentif


mandiri pelaku UMK
yang telah ditetapkan
Memanfaatkan ruang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang

Mematuhi ketentuan yang Penilaian perwujudan RTR


ditetapkan dalam persyaratan
Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) PP No. 21/2021: Pasal 147 ayat (2) Pengenaan Sanksi
Penyelesaian sengketa Penataan Ruang
52
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan PP No. 21/2021: pasal 149 – Pasal 154

Muatan Pengendalian Pemanfaatan Periode Penilaian

1
Penilaian pelaksanaan KKPR dilaksanakan untuk memastikan: Kepatuhan

Ruang Penilaian Pelaksanaan KKPR dan pernyataan mandiri pelaksanaan ketentuan Kesesuaian Kegiatan

pelaku UMK Pelaksanaan KKPR

Selama Pembangunan Pasca Pembangunan

pemanfaatan Ruang selama pembangunan dilakukan untuk memastikan :

Pemenuhan prosedur perolehan kesesuaian kegiatan • Kepatuhan pelaksanaan dalam memenuhi ketentuan KKPR • Dilakukan paling lambat 2
pemanfaatan ruang

Untuk memastikan kepatuhan pelaku pembangunan/ pemohon


terhadap tahapan dan persyaratan perolehan KKPR tahun sejak diterbitkannya KKPR apabila ditemukan inkonsistensi/tidak dilaksanakan,
dilakukan penyesuaian

pasca pembangunan dilakukan untuk memastikan :


Diterbitkan tidak melalui prosedur KKPR batal demi Hukum Tidak sesuai akibat KKPR dibatalkan, dapat dimintakan ganti • Kepatuhan hasil pembangunan
yang benar perubahan RTR kerugian yang layak dengan ketentuan dalam KKPR

Penilaian pernyataan mandiri pelaku UMK dilaksanakan untuk


2
memastikan :
apabila ditemukan inkonsistensi, dilakukan pengenaan sanksi Penilaian pelaksanaan

Kebenaran pernyataan mandiri yang dibuat oleh


pelaku UMK

KKPR dilakukan oleh:


dapat Hasil Penilaian
Didelegasikan kepada pelaksanaan KKPR dituangkan
dalam bentuk
apabila ditemukan ketidaksesuaian,
dilakukan pembinaan Pemerintah Pemerintah Daerah
Pusat sesuai kewenangannya tekstual dan spasial 53

1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan Pengawasan


Penataan Ruang
PP No. 21/2021: Pasal 209 – Pasal 222

Tujuan dan Objek Kinerja Pengawasan Penataan Ruang


Subjek Pelaksana
Pengawasan Penataan Ruang diselenggarakan untuk:

menjamin tercapainya tujuan


penyelenggaraan penataan ruang
terhadap kinerja terhadap kinerja

menjamin terlaksananya Menteri Gubernur Bupati/Wali kota *apabila tidak dilakukan oleh Pemda Provinsi
penegakan hukum bidang penataan ruang

meningkatkan kualitas
penyelenggaraan penataan ruang

Objek Kinerja terobosan pengawasan penataan ruang


dapat membentuk

pengaturan, standar pelayanan bidang penataan Penataan Inspektur Pembangunan Inspektur Non ASN
pembinaan, dan Ruang Kawasan
ruang adalah Petugas Khusus yang Pembangunan
pelaksanaan penataan ruang (daftar periksa) Pusat dan Daerah

+
fungsi dan manfaat memiliki tugas/kewenangan 54
Penyelenggaraan Penataan Ruang standar teknis Menteri Gubernur, melaksanakan Pengawasan
pemenuhan Bupati/Wali kota ASN
Penataan Ruang
Terobosan Kebijakan
terkait Pembinaan
Penataan Ruang

5
1 2 3 4 5 6 Pembinaan

Bentuk dan Pelaksanaan Pembinaan Tata Ruang


Tujuan dan Bentuk Pelaksanaan Pembinaan Tata Ruang

Tujuan Dilakukan oleh Menteri ATR/BPN melalui: Bentuk Pembinaan Penataan Ruang
Bentuk Pembinaan Penataan Ruang meliputi: perundang-undangan

• Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang


• Sosialisasi peraturan perundang undangan dan pedoman Pengembangan tenaga profesional perencana tata ruang
Peningkatan kualitas dan efektivitas bidang penataan ruang • Pemberian bimbingan, supervisi, dan dilakukan melalui:
konsultasi pelaksanaan penataan ruang • Pendidikan dan
pelatihan
• Penelitian, kajian, dan pengembangan • Pengembangan
sistem informasi dan komunikasi penataan ruang
• Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada
masyarakat
• Peningkatan pemahaman dan tanggung
Pembinaan Jabatan Fungsional Tata Ruang untuk Aparatur
Sipil Negara (ASN) dilakukan sesuai dengan ketentuan

Peningkatan peran masyarakat perencana tata ruang. Lembaga berkelanjutan oleh Organisasi kompetensi ahli Lisensi Perencana Tata Ruang
jawab masyarakat pendidikan tinggi profesi bidang penataan ruang oleh Menteri ATR/BPN dan
• Pengembangan profesi Pendidikan berdasarkan standar diatur lebih
profesi oleh Pengembangan keprofesian Sertifikasi

Pelaksanaan Pembinaan gubernur, bupati, wali kota sesuai PP 21/2021 Pasal 235-236 prosedur sesuai 56
dilakukan secara sinergis oleh kewenangannya, dan Masyarakat. sesuai dengan ketentuan UU dengan ketentuan UU
Menteri ATR/BPN, Menteri KKP, Perencana Wilayah dan Kota (PWK) lanjut dengan
kompetensi dan Peraturan Menteri

Terobosan Kebijakan terkait


Kelembagaan Penataan
Ruang
57
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Pembentukan Forum Penataan Ruang untuk


Mendukung Inklusivitas Masyarakat
Peran Forum Penataan Ruang dalam Pemanfaatan Ruang dan Perbaikan Kualitas Keanggotaan Forum Penataan Ruang Pasal 238 PP No. 21/2021:
RTR

Asosiasi Akademisi Perangkat 2


1 Daerah Masyarakat
Tokoh
Asosiasi Profesi sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat asosiasi profesi, asosiasi akademisi, dan tokoh
Perubahan RDTR Dimungkinkan Lebih dari 1 (1) dapat diberikan dengan pertimbangan Forum masyarakat.
Kali dalam 5 Tahun Penataan Ruang. (3) Keanggotaan forum di pusat dan daerah
Pasal 93 PP No. 21/2021: Pasal 129 PP No. 21/2021: yang terdiri atas asosiasi profesi, asosiasi
(3) Peninjauan kembali peraturan kepala daerah
(3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan akademisi, dan tokoh Masyarakat sebagaimana
kabupaten/kota tentang RDTR akibat adanya Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
perubahan kebijakan nasional yang bersifatnonberusaha sebagaimana dimaksud pada ayat dalam Peraturan
strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(1) dapat diberikan dengan pertimbangan Forum Menteri.
huruf d dapat direkomendasikan oleh Forum Penataan Ruang.
Penataan Ruang berdasarkan kriteria yang (1) Anggota Forum Penataan Ruang Ketentuan Peralihan Terkait Forum
ditetapkan oleh Menteri. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237 ayat
(1) di pusat terdiri atas perwakilan dari K/L terkait Pasal 246 ayat (1) huruf g.
Memberikan Pertimbangan untuk Persetujuan Penataan Ruang, asosiasi profesi, asosiasi
akademisi, dan tokoh Masyarakat. TKPRD yang dibentuk oleh
KKPR
(2) Anggota Forum Penataan Ruang Gubernur/Bupati/Wali Kota tetap melaksanakan
Pasal 113 PP No. 21/2021:
(3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237 ayat tugas, fungsi dan wewenang sampai
kenanggotaan Forum Penataan Ruang di
Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha (1) di daerah terdiri atas perangkat daerah,
daerah dibentuk

PP No. 21/2021: Pasal 93 ayat (3), Pasal 113 ayat (3), Pasal 129 ayat (3), Pasal 208, Pasal 237 - 239 Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan
Menteri. 58
UU CK: Penjelasan UU CK
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Aplikasi Real Time dalam Memudahkan Mekanisme Forum Penataan Ruang


PP No. 21 Tahun 2021 Pasal 93 ayat (3):
Peninjauan kembali Perkada Kabupaten/Kota tentang RDTR akibat adanya perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis dapat
direkomendasikan oleh Forum
Penataan Ruang berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh
Menteri

Perda/Perkada
RDTR0Kebutuhan Revisi RDTR
Contoh Analisis Real Time Tata Ruang

Kawasan Industri masih


IGT0 3. IGT Jaringan Jalan Development Pelayanan Air Bersih namun perlu dilakukan Asosiasi Sekda
1. IGT Penggunaan Tanah 2. Pelayanan Lalu Lintas pelebaran jalan Ahli
IGT Topografi Optimum Pemutakhiran IGT dapat dibangun di area ini OPD

4. IGT Air Bersih 5. IGT Sektor Lainnya RDTR1…n Citra Satelit

+ Keputusan Forum
Profesi Basis Data
Akademisi Penerbitan Perizinan Baru
Pembangunan Dinamis
IGT1…n Perkada
Forum
Drone Mapping CCTV
Hasil Survey &

Real Time Tata Ruang akan menjadi tools utama dalam rapat Forum
pengambilan keputusan revisi RDTR sesuai dengan azas pembangunan

“59
Penelitian berkelanjutan

1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Peningkatan Kualitas Teknik Penyusunan RTR melalui Utilisasi SI Tata


Ruang
ES

SATUAN KEMAMPUAN LAHAN


(SKL)

ALGORITMA DAMPAK PEMANFAATAN RUANG

ANALISIS DAYA DUKUNG


LINGKUNGAN

RDTR

untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang


aman, nyaman dan berkelanjutan

APLI
A
KASI T APLIKASI
BUILDER
A

GI

B
REAL TIME TATA RUANG 60
RTR REAL TIME TATA RUANG
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan
Surat Dirjen Tata Ruang Untuk Bupati/Wali Kota Dalam Penyiapan 69
Database RDTR Kabupaten/Kota
6
1
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan

Upaya yang Telah Dilakukan oleh DJTR dalam Peningkatan Kualitas


pada Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang
Penyiapan 69 Database RDTR oleh Bupati/Wali Kota Utilisasi Real Time Tata Ruang melalui Forum Penataan Ruang

Untuk meningkatkan kualitas RDTR, Dirjen Tata Ruang telah memerintahkan dengan ASPI, IAP, dan Kanwil/Kantah BPN di daerah.
Bupati/Wali Kota untuk penyiapan 69 database RDTR, yang dapat bekerja sama Untuk meningkatkan transparansi dalam penyusunan rencana tata ruang,
dilakukan utilisasi aplikasi Real Time Tata Ruang oleh Forum Penataan Ruang. Real Time Tata Ruang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.

62

TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai