u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
R
Nomor 101 K/TUN/2013
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa perkara tata usaha negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan
do
gu sebagai berikut dalam perkara:
I. YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA
In
A
(WALHI), berkedudukan di jalan Tegal Arang utara No. 14,
mampang, Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh
ah
lik
1. Abetnego Panca Tarigan, kewarganegaraan Indonesia
selaku Ketua Badan Pengurus, beralamat di Depok, Jalan
Naskah Nomor 2 Perumahan Wartawan Puri Mulya, RT
am
ub
003/RW008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong,
Kota Depok, Propinsi Jawa Barat 2. Kholisoh,
ep
kewarganegaraan Indonesia, selaku Sekretaris Pengurus
k
si
003/RW. 02, Kelurahan Mampang Prapatan, Kotamadya
Jakarta Selatan, Propinsi Daerah Ibukota Jakarta dan 3.
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hukum di kantor Yayasan Wahana Lingkungan Hidup
si
Indonesia (WALHI), yang beralamat di Jl. Tegal Parang
Utara No. 14 Mampang, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
ne
ng
Kuasa Khusus tanggal 3 November 2012;
Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para
Pembanding/Para Penggugat;
do
gu melawan:
In
A
I. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan DI
ah
lik
Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur,
Selanjutnya memberi kuasa kepada:
1. Nama : A. Patra M Zein, S.H., LL.M
am
ub
Jabatan : Advokat
2. Nama : Fauzul Abrar, S.H.;
ep
Jabatan : Advokat;
k
si
Lingkungan kementerian Lingkungan
Hidup;
ne
ng
do
gu
lik
ub
kepada :
M
ng
- SUWARSONO, S.H.;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- SUSDIYARTO AGUS PRAPTONO, S.H.M.H.;
si
- HENNY ROSANA, S.H.;
- B. MARIA ERNA E, S.H., M.H. ;
ne
ng
- AYU AGUNG, S.Sos, S.H., M.H.;
- ANTONIUS BUDI SATRIA, S.H., M.H.;
- ARIE EKO YULIEARTI, S.H., M.H;
do
gu Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Jaksa
Pengacara Negara pada Kejaksaan Agung
In
A
Republik Indonesia, beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin
No. 1, Kebayoran Baru;
ah
lik
II. PT. NEWMONT NUSA TENGGARA, dalam hal ini diwakili
oleh MARTIONO HADIANTO, Selaku Presiden Direktur,
beralamat di Menara Rajawali lantai 26, Mega Kuningan Lot
am
ub
# 5.1, Kawasan Mega Kuningan, Selanjutnya memberi kuasa
kepada: 1. Hafzan Taher, S.H., 2. Nira Sari Nazarudin,
ep
S.H.,LL.M., 3. Ahmad Djosan, S.H., 4. Romi Emirat, S.H., 5.
k
si
Wisma GKBI, lantai 9, Jl. Jenderal Sudirman, No. 28, Jakarta
Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 1220/PD-
ne
ng
do
gu
lik
ub
muka persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada pokoknya atas
es
ng
I. OBYEK SENGKETA:
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan Menteri Negara
si
Lingkungan Hidup Nomor 92 Tahun 2011 tentang lzin Dumping Tailing di
Dasar Laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau tanggal 5 Mei
ne
ng
2011 ;
1. Bahwa yang menjadi obyek gugatan sengketa a quo sesuai dengan
Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
do
gu UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;
2. Bahwa yang menjadi obyek gugatan ialah Keputusan Tata Usaha
In
A
Negara yang dikeluarkan Tergugat selaku Pejabat TUN yaitu
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 92 Tahun 2011
ah
lik
tentang lzin Dumping Tailing di Dasar Laut PT. Newmont Nusa
Tenggara Proyek Batu Hijau (untuk selanjutnya disebut KTUN OBYEK
SENGKETA) ;
am
ub
3. Bahwa KTUN OBYEK SENGKETA tersebut pada pokoknya
menyatakan sebagai berikut :
ep
Kedua :
k
si
1. Nama perusahaan : PT. Newmont Nusa Tenggara ;
2. Penanggung jawab usaha : Presiden Direktur PT. Newmont Nusa
ne
ng
do
gu
lik
ub
lingkungan hidup ;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
(2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan
si
tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya
atau pengeluaran riil ;
ne
ng
(3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila
memenuhi persyaratan :
a. berbentuk badan hukum ;
do
gu b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi
tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi
In
A
lingkungan hidup; dan ;
c. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran
ah
lik
dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun ;
2. Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat [1) undang-undang No. 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
am
ub
tentang Peradilan Tata Usaha, dinyatakan bahwa "seseorang atau
badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
ep
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
k
si
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan gati rugi
dan/atau rehabilitasi” ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
berikut:
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pembina lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumberdaya
R
secara bijaksana” ;
si
b. bahwa dalam Pasal 5 AD Penggugat II menyebutkan bahwa tujuan
ne
ng
lembaga diantaranya adalah melakukan kegiatan advokasi
lingkungan dan meningkatkan mutu atau kualitas lingkungan hidup;
5. Bahwa dalam menjalankan peranannya, Para Penggugat lembaga
do
gu telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya
paling singkat 2 (dua) tahun. Bahwa apa yang menjadi fungsi Para
In
A
Penggugat untuk memberdayakan masyarakat dan turut serta dalam
usaha-usaha pelestarian lingkungan dan hak asasi manusia telah
ah
lik
direalisasikan dalam bentuk kegiatan nyata yang menunjukkan
kepedulian Para Penggugat terhadap masyarakat dan lingkungan
hidup, yang antara lain :
am
ub
a. Penggugat I sejak 1980 telah aktif melakukan advokasi lingkungan
termasuk dalam permasalahan pertambangan dan perlindungan
ep
pesisir dan laut, di antaranya dengan mendampingi masyarakat
k
si
dilakukan oleh PT. Newmont Minahasa Raya. Aktivitas ini terekam
dalam website www.walhi.or.id ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
b. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang No. 04/G/2009/
si
PTUN.SMG, Yayasan Walhi melawan Kepala Kantor Perijinan
Terpadu Kabupaten Pati dalam kasus Semen Gresik ;
ne
ng
c. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 459/PDT.G/ 2000/
PN.Jak.Sel., Yayasan WALHI melawan PT. Freeport Indonesia ;
d. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 060/PUU-ll/2005 tentang
do
gu Pengujian UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air terhadap
UUD 1945 ;
In
A
e. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 003/PUU-lll/2005 tentang
Pengujian UU No. 19 tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 41
ah
lik
tahun 1999 tentang Kehutanan terhadap UUD 1945 ;
f. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21.-22/PUU-V/2007 tentang
Pengujian UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ;
am
ub
7. Bahwa berdasarkan dalil-dalil di atas Para Penggugat lembaga telah
memenuhi kriteria untuk mengajukan gugatan berdasarkan legal
ep
standing sesuai dengan Pasal 92 UU PPLH dan sebagai badan hukum
k
si
tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;
8. Bahwa dengan demikian maka Para Penggugat telah memenuhi
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya
si
disebut UU 51/2009), yaitu sebagai berikut :
a. Tergugat, adalah Badan atau Pejabat TUN yang
ne
ng
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga
Tergugat, merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
do
gu Negara sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka (8) Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
In
A
undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;
b. Keputusan yang dikeluarkan Tergugat tersebut merupakan suatu
ah
lik
putusan Tata Usaha Negara yang memenuhi syarat-syarat
sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka (9) UU No. 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 5 Tahun
am
ub
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Yang mana syarat-
syaratnya adalah :
ep
a) Konkret, karena KTUN OBYEK SENGKETA tersebut nyata-nyata
k
si
pembuangan tailing di dasar laut oleh PT NTT di teluk Senunu ;
b) Individual, bahwa keputusan tersebut ditujukan dan berlaku
ne
ng
do
gu
lik
ub
Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau (PT. NNT) tertanggal 5 Mei 2011
yang mengakibatkan kepentingan Para Penggugat dirugikan
ka
Tata Usaha Negara yang berbunyi sebagai berikut : Orang atau badan
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal
si
atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan Ganti Rugi dan/atau
direhabilitasi ;
ne
ng
4. Bahwa pasal 93 UU PPLH menyatakan bahwa :
do
gu usaha negara apabila :
a. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin
In
A
lingkungan kepada usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal
tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen amdal ;
ah
lik
b. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin
lingkungan kepada kegiatan yang wajib UKL-UPL, tetapi tidak
dilengkapi dengan dokumen UKLUPL; dan/atau ;
am
ub
c. badan atau pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin
usaha dan/atau kegiatan yang tidak dilengkapi dengan izin
ep
lingkungan ;
k
si
Bahwa pasal 53 ayat (2) UU No. 9 Tahun 2004 UU No. 9 Tahun 2004
tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN, yaitu :
ne
ng
do
gu
lik
keputusan TUN yang diatur dalam UU PPLH. Pasal ini tidak dapat
mengesampingkan kriteria Keputusan TUN yang dapat digugat
m
ub
Batu Hijau (PT. NNT) tetap dapat digugat ke PTUN meskipun tidak
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Bahwa dalam pasal 48 UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN
si
menyatakan bahwa :
a. Dalam hal suatu badan atau Pejabat Tata Usaha Negara diberi
ne
ng
wewenang oleh berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
menyelesaikan secara administrasi sengketa Tata Usaha Negara
tertentu, maka sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus
do
gu diselesaikan melalui upaya administrasi yang tersedia ;
b. Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus dan
In
A
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) jika upaya adminisitrasi yang
ah
lik
bersangkutan telah dilakukan ;
6. Bahwa sehubungan dengan Keputusan a quo yang telah dikeluarkan
oleh Tergugat, Penggugat I telah melakukan upaya administrasi dalam
am
ub
bentuk mengirimkan somasi tentang keberatan terhadap Keputusan
yang telah dikeluarkan Tergugat melalui surat tertanggal 10 Mei 2011
ep
(Bukti P-2) yang merupakan surat terbuka yang diketahui oleh
k
si
mempertimbangkan kondisi lingkungan dan melibatkan masyarakat
termasuk pandangan pemerintah daerah ;
ne
ng
Somasi ini kemudian direspon oleh Tergugat pada 30 Mei 2011 (Bukti P-
3) yang pada pokoknya menyatakan bahwa KTUN OBYEK SENGKETA
do
gu
lik
ub
Usaha Negara ;
IV. ALASAN gugatan;
ka
Dasar Laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau (PT. NNT)
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
140.000 ton perhari atau maksimum 148.000 ton perhari, apabila terjadi
si
peningkatan produksi ke Teluk Senunu hingga tahun 2016 ;
▪ Bahwa Keputusan a quo yang dikeluarkan oleh Tergugat tersebut, yang
ne
ng
berisi izin pembuangan tailing ke laut bagi PT NNT sesuai dengan
ketentuan Pasal 53 ayat 2 huruf (a) dan (b) Undang-Undang No. 9 tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
do
gu tentang Peradilan Tata Usaha Negara,yang menyebutkan bahwa :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
In
A
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
ah
lik
asas-asas pemerintahan yang baik ;
Adapun uraian mengenai alasan Penggugat mengajukan gugatan ini adalah
sebagai berikut :
am
ub
A. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tersebut bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku :
ep
1) Bertentangan dengan semangat perlindungan lingkungan laut yang
k
si
Bahwa pemberian izin pembuangan tailing di laut (submarine tailing
disposal) pada dasarnya merupakan tindakan yang tidak
ne
ng
do
gu
lik
ub
source, using for this purpose the best practicable means at their
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
merupakan langkah yang penting untuk mencegah, mengurangi,
si
dan mengontrol pencemaran lingkungan laut dari segala bentuk
sumber pencemaran, dengan menerapkan cara-cara terbaik yang
ne
ng
dapat dijalankan (best practicable means) sesuai dengan kapabilitas
tiap negara...] ;
Dari kutipan di atas terlihat bahwa setiap negara anggota wajib
do
gu untuk senantiasa melakukan pencegahan, pengurangan, dan
kontrol atas pencemaran laut dengan jalan menerapkan best
In
A
practible means ;
Selanjutnya Pasal 194 ayat 3 UNCLOS menyatakan bahwa :
ah
lik
The measures taken pursuant to this Part shall deal with all
sources of pollution of the marine environment. These measures
shall include, inter alia, those designed to minimize to the fullest
am
ub
possible extent : -
(a) the release of toxic, harmful or noxious substances,
ep
especially those which are persistent, from land-based
k
si
ditujukan pada seluruh sumber pencemaran laut. Langkah-
langkah tersebut antara lain, meliputi upaya untuk sejauh
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Environment from Land-Based Sources (selanjutnya disebut
si
Montreal Guidelines). Paragraf 2 dari Montreal Guidelines
menyatakan bahwa "State have the obligatian to protect and
ne
ng
preserve the marine environment. In exercising their sovereign right
to exploit their natural resources, all States have the duty ta preven,
reduce and control pollution of the marine environment."
do
gu [terjemahan bebas: "setiap negara memiliki kewajiban untuk
melindungi dan menjaga lingkungan laut Dalam menjalankan
In
A
kedaulatan untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya, semua
Negara memiliki kewajiban untuk mencegah, mengurangi, dan
ah
lik
mengontrol pencemaran pada lingkungan laut". Dari kutipan ini jelas
terlihat bahwa meskipun kedaulatan negara atas sumber daya
alamnya tetaplah diakui, tetapi dalam menjalankan hak atas sumber
am
ub
daya alam ini setiap negara juga memiliki kewajiban untuk selalu
mencegah, mengurangi, dan mengontrol terjadinya pencemaran
ep
pada lingkungan laut ;
k
si
bahan-bahan beracun dan berbahaya ke dalam media lingkungan
laut. Bahwa Montreal Guidelines pada Paragraf 13 dan 16 meminta
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mengambil langkah pada tingkat nasional, dan jika
si
dimungkinkan pada tingkat regional dan subregional, serta
harus memperhatikan the Montreal Guidelines for the
ne
ng
Pratection of the Marine Environment from Land - Based
Sources"] ;
Bahwa pada tingkat regional, telah dihasilkan pula beberapa
do
gu konvensi atau protocol untuk mencegah terjadinya pencemaran laut
karena kegiatan di darat. Konvensi atau protocol tersebut antara lain
In
A
adalah 1974 Paris Convention for the Prevention of Marine Pollution
from Land-Based Sources, 1983 Quito Protocol for the Protection of
ah
lik
the South-East Pacific against Pollution from Land-Based Sources,
1992 Protocol on Protection of the Black Sea Marine Environment
Against Pollution from Land-Based Sources, 1996 Protocol for the
am
ub
Protection of the Mediterranean Sea Against Pollution from Land-
Based Sources and Activities, dan 1999 Aruba Protocol concerning
ep
Pollution from Land-Based Sources and Activities to the
k
si
Bahwa konvensi dan protokol tersebut di atas pada prinsipnya
menyatakan:
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan senyawa, antara lain, zinc, selenium, timah (Tin), vanadium,
si
tembaga (copper), arsenic, barium, cobalt, nikel (nickel), berilium
(beryllium), thallium, krom (chromium), molybdenum, boron,
ne
ng
tellurium, titanium, uranium, silver, sianida (Cyanides), dan timbal
(lead) ;
Bahwa dengan demikian, izin pembuangan limbah tailing di laut
do
gu dengan demikian bisa dikatakan sebagai tindakan yang tidak
sejalan dengan semangat perlindungan laut yang diamanatkan oleh
In
A
berbagai dokumen hukum pada tingkat global atau regional ;
(2) Bertentangan dengan asas kelestarian dan keberlaniutan; kehati-
ah
lik
hatian; keanekaragaman hayati; partisipatif; tata kelola
pemerintahan yang baik; dan otonomi daerah sebagaimana pasal 2
huruf a, b, f, i, k, m, n UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
am
ub
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
Bahwa UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
ep
Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan payung bagi semua
k
si
lingkungan ;
Pasal 2 UU No. 32 Tahun 2009 (UU PPLH) :
ne
ng
do
gu
d. keterpaduan ;
e. manfaat ;
ah
lik
f. kehati-hatian ;
g. keadilan ;
m
ub
h. ekoregion;
i. keanekaragamanhayati ;
ka
j. pencemar membayar ;
ep
k. partisipatif ;
ah
l. kearifan lokal ;
R
n. otonomi daerah ;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan Tergugat
si
Bertentangan dengan Asas Tanggungjawab Negara (Pasal 2 huruf
a UU No. 32 Tahun 2009) ;
ne
ng
Bahwa dalam menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 92 Tahun 2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang lzin
dumping tailing di dasar laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek
do
gu Batu Hijau, Tergugat tidak melaksanakan dan / atau
mempertimbangkan Asas Tanggung Jawab Negara dalam
In
A
penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
yaitu dengan tidak adanya jaminan dari negara bahwa kegiatan
ah
lik
dumping tailing di dasar laut oleh PT. NNT Proyek Batu Hijau tidak
akan menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup ;
am
ub
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) UU PPLH dijelaskan bahwa
"Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
ep
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
k
si
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum" ;
ne
ng
do
gu
masa depan ;
b. negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang
ah
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
redaksional/substansi yang menyatakan bahwa sebelum
si
menetapkan Kepmen tersebut Menteri melakukan kajian-kajian
yang dapat memastikan bahwa kegiatan dumping tailing di dasar
ne
ng
laut oleh PT. NNT proyek Batu Hijau tidak akan menimbulkan
pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup ;
Bahwa pengabaian terhadap sebagai asas tanggung jawab negara
do
gu sebagaimna dimaksud di atas merupakan pengabaian terhadap
kewajiban pokoknya dalam bidang Hak Asasi warga negara yaitu
In
A
melindungi (to protect), menghormati (to respect), dan memenuhi (to
fulfill) khususnya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
ah
lik
Adapun hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat ini diakui
eksistensinya dalam pasal 28H ayat (1) dan pasal 9 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
am
ub
Manusia sebagaimana disebut dalam uraian di atas dan diafirmasi
oleh UU No. 32 Tahun 2009 ;
ep
Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, menyatakan :
k
" Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
ah
si
serta berhak mendapat pelayanan kesehatan..." ;
Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
ne
ng
do
gu
lik
ub
kelestarian ekosistem ;
R
ng
lingkungan hidup ;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
si
masa depan ;
g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan
ne
ng
hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia ;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana;
do
gu i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan ;
j. mengantisipasi isu lingkungan global ;
In
A
Bahwa konsep tujuan negara yang diusung oleh John Locke
menyatakan bahwa negara ada dan dibentuk oleh manusia semata
ah
lik
untuk menjamin perlindungan hak-hak milik manusia yakni
kehidupannya, kebebasannya dan hak miliknya. Hak-hak milik yang
melekat pada manusia inilah yang kemudian diartikan sebagai hak
am
ub
asasi manusia, karena hak tersebut memang dimiliki oleh manusia
sejak lahir. Inilah yang menjadi pokok utama pemikiran Locke
ep
mengenai kaitan antara hak-hak manusia dengan negara. Negara
k
hak manusia itu. Selain menjadi tujuan, hal ini juga menjadi dasar
R
si
dari adanya negara. Oleh sebab itu, the preservation of human's
prapety ini merupakan roison d’etre dari Negara ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
sejumlah nelayan ;
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
beberapa jenis ikan tidak lagi ditemukan di antaranya: Layur, Tuna,
si
Cumi-Cumi, Kakap Putih, Kwee, Bawal, dan Baronang. Selain
perikanan tangkap, potensi yang serta merta mengalami penurunan
ne
ng
adalah perikanan budidaya, sawah dan tambak. Di Kecamatan
Sengkongkang yang tersisa hanya kolam ikan seluas 10 ha ;
Keluhan penurunan tangkapan ini juga termuat dalam media massa
do
gu terbaru, Majalah Tempo 2 Mei 2011 dalam rubrik Lingkungan,
berjudul “Jalan Tol ke Senunu”. Pernyataan keluhan warga tentang
In
A
penurunan tangkapan ikan dalam tulisan tersebut adalah sebagai
berikut :
ah
lik
20 tahun, nelayan dari Desa Tongo, Kecamatan Sekongkang, tak
jauh dari Pantai Swis, pekan lalu. Dulu yang dimaksad Nalam
am
ub
adalah waktu sebelum PT Newmont Nusa Tenggara membuang
tailing alias sampah sisa-sisa penambangan tembaga dan emas ke
ep
Teluk Senunu. Tak jauh dari posisi dia berdiri, bak tubuh anakonda,
k
si
Satu setengah kilometer ke arah timur, nelayan lain mengeluhkan
kondisi serupa. “Kalau mau cari ikan, sekarang harus ke perairan
ne
ng
do
gu
dia harus mengeluarkan ongkos Rp. 600 ribu untuk membeli solar
dan kebutuhan makan. Padahal dulu, sebelum sampah tambang
In
dibuang ke laut kata dia, begitu gampang menjaring ikan kakap
A
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
si
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya” ;
ne
ng
Bahwa berdasarkan keluhan penurunan tangkapan ikan oleh
nelayan telah terjadi penurunan kualitas laut kerusakan lingkungan
hidup di Teluk Senunu menurunkan daya dukung terhadap peri
do
gu kehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Sementara berdasarkan
Pasal 17 ayat 2 huruf b UU PPLH, “Segala usaha dan/atau kegiatan
In
A
yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup tidak diperbolehkan lagi” ;
ah
lik
Dengan demikian, Menteri Lingkungan Hidup, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
seharusnya tidak memperbolehkan lagi kegiatan pembuangan
am
ub
limbah tambang (tailing) ke Teluk Senunu ;
Bahwa jika Keputusan tersebut tetap berlaku dan dipertahankan,
ep
maka akan mengakibatkan kerusakan lingkungan di Perairan Teluk
k
si
dan pengingkaran terhadap hak-hak warga negara atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagai mana dijamin eksistensinya
ne
ng
dalam Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ;
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Di Kanada, Undang-undang Perikanannya memuat larangan
si
penghancuran ikan dalam Bab 35, sementara Bab 36 memuat
larangan pembuangan "zat yang merusak" kedalam perairan yang
ne
ng
didiami oleh ikan" (berarti di mana ikan tinggal). Pembuangan tailing
ke laut dilarang secara efektif sejak tahun 1977 melalui aturan
Pemerintah Federal Kanada mengenai limbah cair tambang logam
do
gu (Metal Mining Liquid Effluent Regulations (MMLER). Regulasi ini
juga memandatkan jumlah Total Padatan Tersuspensi Total
In
A
Suspended Solids --TSS) yang dikeluarkan dalam effluent tambang
setiap bulan tidak melebihi 25 miligram per liter yang kemudian
ah
lik
diperbaharui di tahun 2005 menjadi hanya 15 miligram per liter.
Aturan ini secara efektif melarang pembuangan tailing ke dalam
perairan " yang dihuni oleh ikan" karena tailing biasanya mencapai
am
ub
200.000 hingga 600.000 mg / I ;
Pembuangan tailing ke laut juga dilarang di Amerika Serikat, dimana
ep
PT. Newmont Nusa Tenggara berasal, Clean Water Act secara
k
si
-EPA) menyatakan bahwa pemohon terhadap provisions of the
Clean Water Act (CWA), membuang polutan ke perairan di Amerika
ne
ng
do
gu
lik
tailing ke laut ;
Bahwa asas kehati-hatian sebagaimana dirumuskan dalam Prinsip
m
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sesuai kemampuannya. Apabila terdapat ancaman kerusakan
si
lingkungan yang serius dan tidak bisa dipulihkan, kurangnya
kepastian ilmiah tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda
ne
ng
langkah-langkah yang cost- effective untuk mencegah degradasi
lingkungan);
Bahwa di Indonesia, asas kehati-hatian diakui di dalam Pasal 2 UU
do
gu No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Bahwa di dalam Penjelasan Pasal 2 UU No. 32
In
A
tahun 2009 dinyatakan :
Yang dimaksud dengan “asas kehati-hatian” adalah bahwa ketidak
ah
lik
pastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena
keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan
merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi
am
ub
atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerus
akan lingkungan hidup” ;
ep
Bahwa sebelum diakui di dalam UU No. 32 tahun 2009, Pengadilan
k
si
(No. 1794 K/Pdt/2009). Dalam putusan ini, Majelis Hakim
membenarkan pernyataan Majelis Hakim PN Bandung yang
ne
ng
menyatakan bahwa :
“ dalam keadaan kurangnya ilmu pengetahuan termasuk adanya
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
asas kehati-hatian telah memiliki status sebagai jus cogens. Hal ini
si
dapat dilihat dari pernyataan berikut :
“ bahwa Hakim tidak salah menerapkan hukum apabila ia
ne
ng
mengadopsi ketentuan hukum Internasional. Penerapan
precautionary principle didalam hukum lingkungan hidup adalah
untuk mengisi kekosongan hukum (Rechts vinding), pendapat para
do
gu Pemohon Kasasi yang berpendapat bahwa Pasal 1365 BW dapat
diterapkan dalam kasus ini tidak dapat dibenarkan, karena
In
A
penegakkan hukum lingkungan hidup dilakuksn dengan standar
hukum Internasional. Bahwa suatu ketentuan hukum Internasional
ah
lik
dapat digunakan oleh hakim nasional, apabila telah dipandang
sebagai "ius cogen"(sicl)" (Putusan MA No. 1794 K/Pdt/2004,
hal. 84) ;
am
ub
Bahwa menurut Pasal 53 Vienna Convention on the Law of Treaties
tahun 1969, status jus cogens atau preemptory norm of general
ep
international law adalah asas yang memiliki tingkat validitas tertinggi,
k
yang tidak bisa dilanggar oleh perjanjian yang dibuat sebelum atau
ah
setelah munculnya asas tersebut. Asas ini hanya bisa dilanggar oleh
R
si
asas lain yang bertentangan yang juga memiliki status jus cogens.
Pasal 53 dari Konvensi Vienna tersebut menyatakan :
ne
ng
do
gu
lik
ub
kiranya masih perlu dijelaskan. Penjelasan ini dapat kita lihat dari
sejarah perkembangan asas kehati-hatian, arti pentingnya bagi
ka
pencegahan pencemaran laut, dan hal-hal apa saja yang menjadi ciri
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
depan) dan taking care (berhati-hati). vorsorgeprinzip mewajibkan
si
negara untuk menghindari terjadinya kerusakan/pencemaran
lingkungan dengan melakukan perencanaan secara hati-hati. Prinsip
ne
ng
ini juga menjadi pembenaran bagi program pencegahan dan
penanggulangan pencemaran secara besar-besaran, melalui
pemberlakuan teknologi terbaik (best available technology) untuk
do
gu meminimasi pencemaran (A. Jordan dan T. O'Riordan: 1999, hal. 19-
20; E. Fisher J. Jones, dan R. Von Schomberg: 2006, hal. 2-3) ;
In
A
Bahwa selanjutnya, asas kehati-hatian diadopsi pertama kali dalam
berbagai deklarasi atau perjanjian tentang perlindungan laut di Eropa.
ah
lik
Dalam hal ini, formulasi asas kehati-hatian pada level internasional
pertama kali muncul dalam the 1984 Bremen Declaration yang
diadopsi pada the First International Conference on the Protection of
am
ub
the North Sea. Deklarasi ini menyatakan bahwa “……damage to the
marine environment can be irreversible or remediable only at
ep
considerable expense and over long periods and... therefore, coastal
k
si
dapat bersifat tidak bisa dipulihkan (irreversible) atau hanya dapat
dipulihkan dengan biaya yang sangat besar dan dalam periode yang
ne
ng
sangat lama, dan ... karenanya, Negara pantai (coastal states) harus
mengambil tindakan (pencegahan) dan tidak boleh menunggu
do
gu
lik
ub
North Sea ;
ep
Marine Environment of the Baltic Sea Area, 1992 Convention for the
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
of the Marine Environment and the Coastal Region of the
si
Mediterranean (The 1995 Barcelona Convention), 1996 lzmir Protocol
on the Prevention of Pollution of the Mediterranean Sea by
ne
ng
Transboundary Movements of Hazardous Wastes and their Disposal,
2002 Valletta Protocol Concerning Cooperation in Preventing
Pollution from Ships, and in cases of Emergency ;
do
gu Bahwa berdasarkan rangkaian sejarah perkembangan asas kehati-
hatian, para ahli hukum menyimpulkan bahwa asas kehati-hatian
In
A
pertama kali diakui, diadopsi, dan diterapkan dalam berbagai
pertemuan dan perjanjian internasional atau regional terkait
ah
lik
perlindungan laut. Dari isu perlindungan laut inilah kemudian asas
kehati-hatian mendapat pengakuan yang lebih luas, sebagai salah
satu asas pengelolaan lingkungan yang diakui di dalam Deklarasi Rio
am
ub
tahun 1992, untuk selanjutnya diadopsi di hampir semua perjanjian
internasional terkait perlindungan lingkungan yang muncul setelah
ep
Deklarasi Rio tersebut (D. Freestone and E. Hey : 1996, ha1.4) ;
k
Charter of Nature yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun
R
si
1982 berbunyi sebagai berikut :
a) “Activities which are likely to cause irreversible damage to nature
ne
ng
do
gu
harus dihindari) ;
b) “Activities which are likely to pose a significant risk to nature shall
In
be preceded by an exhaustive examination; their proponents shall
A
lik
ub
akan lebih besar dari kerusakan yang ditimbulkan, dan jika potensi
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak diizinkan untuk dilakukan. Pada sisi lain, asas kehati-hatian pun
si
memberikan beban kepada pemrakarsa untuk menjelaskan bahwa
manfaat dari kegiatannya lebih besar dari bahaya yang mungkin
ne
ng
terjadi, dan bahwa pemrakarsa mampu menunjukkan seluruh potensi
dampak buruk yang mungkin timbul, sebab seandainya potensi
dampak buruk tersebut tidak sepenuhnya mampu diketahui, maka
do
gu kegiatannya harus dilarang ;
Bahwa di samping itu, asas kehati-hatian juga berfungsi sebagai
In
A
arahan dalam proses pembuatan keputusan agar proses tersebut
lebih terbuka terhadap ketidakpastian ilmiah (uncertainty) dan mampu
ah
lik
melibatkan serta mempertimbangkan setiap pendapat.;
Dalam hal ini, asas kehati-hatian pada satu sisi menuntut kejujuran
untuk mengakui adanya ketidakpastian (uncertainty), dan pada sisi
am
ub
lain menuntut adanya pengambilan keputusan yang partisipatif dan
demokratis (P. Van Zanenberg dan A. Stirling: 2003, hal. 47;
ep
D. Santilo, et al: 1998, hal. 948; dan T. O'Riordan and J. Cameron:
k
1994,hal. 26) ;
ah
si
bukanlah sekedar arahan bagi pengambilan keputusan dalam kondisi
ketidakpastian ilmiah, tetapi lebih merupakan pengambilan keputusan
ne
ng
yang sesuai dengan good governance (E.C. Fisher: 1999, hal. 297),
sehingga dapat pula berarti pula bahwa pengambilan keputusan yang
do
gu
lik
recognition of uncertainty) ;
- Pengakuan adanya ketidakpastian dalam bentuk kualitatif dan
m
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Perubahan kebijakan dari pendekatan reaktif menuju pendekatan
si
proaktif dan preventif (refocusing policy attention from reactive to
proactive or preventative measures) ;
ne
ng
- Pembalikkan beban pembuktian (shifting the onus of proof from
opponents to proponents of development), di mana para
pemrakarsa kegiatan memiliki beban untuk membuktikan bahwa
do
gu kegiatannya tidak mengganggu keberlanjutan lingkungan ;
- Eksplorasi terhadap berbagai alternative kebijakan (exploration of
In
A
alternatives), di mana proses pengambilan keputusan diarahkan
pada alternatif yang dapat lebih baik mencapai tujuan
ah
lik
pembangunan berkelanjutan (S. Dovers: 2006, hal. 91-92) ;
Bahwa dengan demikian, asas kehatian-hatian bukan dibuktikan
dengan menunjukkan adanya izin, Amdal atau environmental risk
am
ub
assessment (ERA), tetapi dengan membuktikan bahwa pengambilan
keputusan telah mempertimbangkan semua potensi dampak
ep
(termasuk dampak jangka panjang), telah mempertimbangkan
k
si
telah dengan sangat seksama memperhatikan pendapat dari
berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak menyetujui kegiatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan mengurangi kuota sebelumnya sebanyak 8 (delapan) juta ton
si
;
Bahwa secara rasional daya dukung dan daya tampung lingkungan
ne
ng
yang telah terpapar limbah termasuk tailing di laut teluk Senunu akan
terus berkurang dengan berjalannya waktu. Hal ini juga didukung
dengan adanya berbagai penelitian,laporan nelayan tentang
do
gu berkurangnya tangkapan ikan sebagaimana dalam penelitian WALHI
dan Pemkab Sumbawa Barat, termasuk surat Bupati tertanggal 27
In
A
April2011 kepada Menteri Lingkungan Hidup mengenai penolakan
perpanjangan izin pembuangan tailing. Karenanya, Para Penggugat
ah
lik
beranggapan bahwa Tergugat telah melanggar asas kehati-hatian
dengan tetap mengeluarkan KTUN OBYEK SENGKETA bahkan
dengan kuota yang jauh lebih besar dan jangka waktu yang jauh lebih
am
ub
lama ;
4. Bertentangan dengan asas keanekaragaman hayati (Pasal 2 huruf i
ep
UU No.32 Tahun 2009;
k
si
bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan,
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa apabila dicermati secara mendalam, Dokumen Nasional
si
IBSAP tersebut memuat rencana aksi pengelolaan keanekaragaman
hayati nasional yang kemudian dijabarkan dalam lima tabel yang
ne
ng
salah satunya adalah tabel rencana aksi peningkatan konservasi
keanekaragaman hayati 2003 -2020 yang menyatakan :
Indikasi Instansi/
do
gu Program Waktu Indikator Kinerja
Wilayah
13.Program 2003/05 Pelarangan Departemen Energi
In
A
pencegahan teknologi dan Sumber Daya
pencemaran submariner Mineral,
ah
lik
ekosistem laut tailing disposal Departemen
akibat (pembuangan Kelautan dan
pembuangan limbah Perikanan,
am
ub
tailing dari pertambangan Kementerian
pertambangan ke bawah Lingkungan Hidup,
ep
baik secara permukaan laut) organisasi non-
k
si
system sungai pertambangan Tambang
setempat yang
ne
ng
membuang
tailing ke sungai
do
gu
setempat paling
lambat akhir
In
2003; dan yang
A
sekarang
menggunakan
ah
lik
ub
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Bertentangan dengan asas partisipatif (Pasal 2 huruf k UU No. 32
si
Tahun 2009) ;
Bahwa pasal 2 huruf k menyatakan :
ne
ng
Yang dimaksud dengan “asas partisipatif” adalah bahwa setiap
anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
do
gu pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak
langsung ;
In
A
Dalam balasan terhadap somasi yang dikirimkan Penggugat I, KLH
mengakui bahwa pihaknya tidak melakukan pengumuman atas
ah
lik
proses penerbitan KTUN OBYEK SENGKETA. Terhadap pengabaian
kewajiban ini yang merupakan pemenuhan aspek pelibatan
masyarakat, KLH menjawab bahwa hal tersebut dianggap tidak wajib
am
ub
(imperative) karena masih mengacu pada dokumen kelayakan
lingkungan yang lama (Kep.Men.LH No.41/MENLH/ 70/1996) ;
ep
Padahal AMDAL Kegiatan Pertambangan Tembaga-Emas di Batu
k
si
1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, sedangkan
dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999
ne
ng
do
gu
lik
1.1 (selain PP No. 51 Tahun 1993) juga sudah tidak berlaku lagi,
misalnya Undang-Undang No.11 Tahun 1967 tentang Pertambangan
m
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Republik Indonesia Nomor 2831) dicabut dan dinyatakan tidak
R
berlaku” ;
si
Dokumen AMDAL harus diperbaharui apabila akan melakukan
ne
ng
pengembangan lokasi penambangan, baik area maupun kapasitas
produksinya. Berdasarkan berbagai ketentuan dan uraian di atas,
dapat diketahui bahwa Dokumen AMDAL Kegiatan Pertambangan
do
gu Tembaga-Emas di Batu Hijau Kecamatan jereweh - Kabupaten
Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat harus dilakukan revisi,
In
A
karena peraturan perundang-undangan yang dijadikan acuan sudah
tidak berlaku lagi serta adanya pengembangan lokasi penambangan
ah
lik
PT. NNT, baik area maupun kapasitas produksinya ;
Penjelasan pasal 39 (1) UU PPLH menyatakan bahwa tujuan
“mengumumkan permohonan izin dengan cara yang yang mudah
am
ub
diketahui masyarakat” adalah memungkinkan peran serta
masyarakat, khususnya yang belum menggunakan kesempatan
ep
dalam prosedur keberatan, dengar pendapat, dan lain-lain dalam
k
si
dilakukan, keberatan masyarakat yang ditunjukan melalui
serangkaian protes dan debat di media massa, bahkan keberatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Yang dimaksud dengan “asas tata kelola pemerintahan yang baik”
si
adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai
oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
ne
ng
keadilan ;
Bahwa asas-asas ini sama dengan yang selama ini dikenal dalam
hukum tata usaha negara sebagai asas-asas umum pemerintahan
do
gu yang baik (AAUPB), yang akan dibahas lebih lanjut dalam poin B di
bawah ;
In
A
7. Bertentangan dengan asas otonomi daerah (Pasal 2 huruf n UU
No.32 Tahun 2009);
ah
lik
Bahwa penjelasan pasal 2 huruf n menyatakan :
Yang dimaksud dengan “asas otonomi daerah” adalah bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri
am
ub
urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dengan memperhatikan kekhususan dan
ep
keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
k
Indonesia ;
ah
si
Indonesia dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah. UU ini merupakan koreksi atas
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan lahirnya UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
si
Daerah;
Bahwa dengan demikian, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
ne
ng
tentang Pemerintahan Daerah jo. Undang-Undang No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan dasar legalitas bagi
pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus daerahnya
do
gu sendiri. Hal inilah yang dinamakan dengan Otonomi Daerah, yaitu
“Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
In
A
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan” (vide:
ah
lik
Pasal 1 angka 5 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah). Sejalan dengan itu, S.H Sarundajang mengatakan bahwa
Otonomi Daerah, sebagai salah satu bentuk 'desentralisasi'
am
ub
pemerintahan, pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi
kepentingan bangsa secara keseluruhan, yaitu upaya untuk lebih
ep
mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan pemerintahan untuk
k
si
kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam politik luar negeri, pertahanan, keamananan,
ne
ng
do
gu
lik
ub
hidup;
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berskala kabupaten/kota meliputi di antaranya pengendalian
si
lingkungan hidup ;
Bahwa jika melihat hal-hal yang diuraikan di atas, pada hakekatnya
ne
ng
pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam mengurus dan
mengatur mengenai pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup di
daerahnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 14 jo. Pasal 22
do
gu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;
Bahwa dengan demikian pemerintah daerah dalam hal ini Bupati
In
A
Kabupaten Sumbawa Barat juga seharusnya dilibatkan dalam
pemberian izin dumping tailing kepada PT. Newmont Nusa Tenggara,
ah
lik
sebab Objek Sengketa KTUN bukan sepenuhnya kewenangan
Menteri Negara Lingkungan Hidup RI karena berskala daerah / lokal,
sebab lokasi operasi kegiatan tambang PT. Newmont Nusa Tenggara
am
ub
berada di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang, Kabupaten
Sumbawa Barat, serta pembuangan tailing di lakukan ke laut sejauh
ep
3,4 kilometer dari pantai, atau sama dengan 2,11 miI ;
k
si
Lingkungan Hidup (UU PPLH) yang menyebutkan bahwa “Dumping
sebagaimana disebutkan pasal 60 hanya dapat dilakukan dengan izin
ne
ng
do
gu
lik
ub
hukum ;
ep
Selain itu tailing juga termasuk dalam bahan beracun dan berbahaya
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran No. 66.0.2/2176/SJ tanggal
si
28 Juli 2008 yang memerintahkan pemerintah lokal (Gubernur dan
Bupati/Walikota) untuk bertanggungjawab dalam pengelolaan limbah
ne
ng
B3 di jurisdiksinya, termasuk melakukan pengawasan monitoring,
perizinan, dan pengawasan terhadap izin lokasi dan sistem tanggap
darurat ;
do
gu Bahwa dalam balasannya terhadap somasi dari Pengugat I, KLH
menganggap institusinya berwenang menerbitkan izin karena IUP
In
A
PT. NNT dikeluarkan oleh Menteri ESDM. Terhadap Pasal 61 UU
PPLH tentang penerbitan izin sesuai kewenangan, KLH mengutip
ah
lik
Pasal 18 (1) PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian dan / atau
Perusakan Laut yang menyatakan kewenangan pemberian izin
dumping ke laut mutlak berada pada MenLH ;
am
ub
Terhadap hal ini seharusnya berlaku asas “lex posteriori derogat legi
priori” (peraturan yang lebih baru mengesampingkan peraturan yang
ep
lebih lama) dan “lex superiori derogat lex inferiori”, yaitu peraturan
k
si
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
ne
ng
do
gu
lik
ub
Lingkungan Hidup pada 19 Mei 2011 (Bukti P8), akan tetapi hingga
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tahun 2011 Tentang lzin Dumping Tailing di Dasar Laut di PT.
si
Newmont Nusatenggara Proyek Batu Hijau merupakan suatu
kekeliruan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip otonomi daerah
ne
ng
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
Tentang Pemerintah Daerah Jo. Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintah Daerah, selain itu juga bertentangan
do
gu dengan Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
In
A
Bahwa dengan demikian KTUN OBYEK SENGKETA bertentangan
dengan asas kelestarian dan keberlanjutan; kehati-hatian;
ah
lik
keanekaragaman hayati; partisipatif; tata kelola pemerintahan yang
baik; dan otonomi daerah sebagaimana pasal 2 huruf a, b, f, i, k, m, n
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
am
ub
Lingkungan Hidup ;
B. Bahwa Keputusan a quo yang dikeluarkan Tergugat juga bertentangan
ep
dengan ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK;
k
si
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Asas Umum Pemerintahan Negara
Yang Baik adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan nepotisme, yang dimaksud dengan asas-asas dalam
si
penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah :
a. Asas Kepastian Hukum ;
ne
ng
Yang dimaksud Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara
hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
do
gu Penyelenggara Negara. Bahwa Keputusan Tergugat yang
memberikan izin dumping tailing ke laut kepada PT. NNT dibuat
In
A
oleh Tergugat tanpa memperhatikan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku ;
ah
lik
b. Asas Tertib Penyelenggara Negara ;
Yang dimaksud dengan Asas Tertib Penyelenggara Negara adalah
asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
am
ub
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
Tidak adanya koordinasi antara pemerintah pusat (dalam hal ini
ep
Tergugat) dengan pemerintah lokal (dalam hal ini pemerintah
k
si
Yang dimaksud dengan “Asas Kepentingan Umum” adalah asas
yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
e. Asas Proporsionalitas ;
ep
Penyelenggara Negara ;
es
f. Asas Profesionalitas ;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Yang dimaksud dengan Asas Profesionalitas adalah asas yang
si
mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
ne
ng
g. Asas Akuntabilitas ;
Yang dimaksud dengan Asas Akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
do
gu Penyelenggara Negara harus dapat diperlanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
In
A
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
ah
lik
3. Berkaitan dengan asas-asas tersebut di atas, seharusnya Tergugat
dalam mengeluarkan KTUN yang menjadi obyek sengketa selalu
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan,
am
ub
dan keadilan dalam setiap kebijakan yang dikeluarkannya, dengan
tetap menjaga keteraturan, keserasian, dan
ep
keseimbangan, mendahulukan kesejahteraan umum, membuka
k
si
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan yang paling utama, harus dapat
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kewenangan yang diberikan pada Pemerintah Kabupaten/Kota,
si
sehingga dengan keberadaan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 92 Tahun 2011 tentang lzin Dumping Tailing di Dasar
ne
ng
Laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau menegaskan
prinsip kepastian hukum yang diwajibkan Undang-Undang terhadap
setiap Keputusan yang dikeluarkan seluruh Pejabat TUN ;
do
gu 6. Bahwa sejak adanya rencana perpanjangan izin pembuangan tailing
PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau, telah ada
In
A
penolakan dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat yang dibuat
dalam surat Nomor 660/115/BLH-KSB/lV/2011, tertanggal Taliwang,
ah
lik
27 April 2011 ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup RI (Bukti
P-5), dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa keberadaan dan penempatan tailing PT. NNT di perairan
am
ub
Teluk Senunu Kabupaten Sumbawa Barat sangat meresahkan dan
merisaukan masyarakat luas serta berbagai elemen pemerhati
ep
lingkungan ;
k
si
kawasan yang dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan
kesehatan terhadap nelayan dan masyarakat sekitar dan regional;
ne
ng
do
gu
lik
ub
Surat Bupati Sumbawa Barat ini pun tidak ditanggapi atau direspon
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
8. Bahwa pengabaian akan adanya penolakan masyarakat yang diwakili
si
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melalui surat yang dikirim
kepada Menteri Lingkungan Hidup merupakan tindakan yang
ne
ng
melanggar asas kepentingan umum, dimana dalam setiap kebijakan
dan keputusan yang dibuat wajib mengutamakan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif ;
do
gu 9. Bahwa asas kepentingan umum erat kaitannya dengan larangan
kesewenag-wenangan. Asas ini berperan dalam membatasi
In
A
penyelenggara pemerintahan yang memiliki kebebasan dalam
membuat kebijakan. Artinya kebijakan yang diterbitkan tersebut harus
ah
lik
selalu menimbang-nimbang semua kepentingan yang tersangkut
secara obyektif. Dalam perkara in casu, KTUN OBYEK SENGKETA
yang diterbitkan oleh Tergugat dengan telah secara nyata
am
ub
mengabaikan protes warga atau bahkan penolakan yang dilakukan
oleh Bupati, sehingga hal ini merupakan pengingkaran dari asas
ep
kepentingan umum ;
k
si
undangan yang berlaku, yaitu : UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi,
ne
ng
do
gu
lik
ub
dari hasil survey yang dilakukan oleh DPRD Sumbawa Barat tentang penurunan
tangkapan ikan masyarakat. Agar kerusakan lingkungan laut ini tidak makin
ka
parah dengan pembuangan limbah tambang yang jumlah beratnya 22 kali lipat
ep
sampah harian kota Jakarta, maka kami minta Majelis Hakim untuk
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada
si
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan sebagai
berikut:
ne
ng
A. Dalam Putusan Sela :
Menetapkan bahwa Keputusan a quo yang dikeluarkan Tergugat
ditangguhkan / ditunda pelaksanaannya sampai dengan adanya putusan
do
gu Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap ;
A. Dalam Pokok Perkara :
In
A
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Para Penggugat untuk
seluruhnya ;
ah
lik
2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 92 Tahun 2011 tentang lzin Dumping
Tailing di Dasar Laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau
am
ub
(PT. NNT) ;
3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Menteri Negara
ep
Lingkungan Hidup Nomor 92 Tahun 2011 tentang lzin Dumping
k
Tailing di Dasar Laut PT. Newmont Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau
ah
(PT. NNT) ;
R
si
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
si
yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata” ;
ne
ng
2. Bahwa Pasal a quo merumuskan secara kumulatif syarat obyek
sengketa yang dapat digugat oleh Para Penggugat. Namun demikian,
Para Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa Para Penggugat
do
gu adalah orang atau badan hukum perdata yang mengalami akibat
hukum dari obyek sengketa ;
In
A
3. Bahwa Pasal 53 ayat 1 UU PTUN mensyaratkan adanya akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata yang dibuktikan
ah
lik
dengan adanya kerugian langsung dan nyata nyata yang diderita
sebagai akibat diterbitkannya suatu Obyek Sengketa ;
4. Bahwa jika dicermati dalam Gugatannya, Para Penggugat tidak dapat
am
ub
menguraikan apalagi membuktikan bahwa Para Penggugat
mengalami kerugian akibat diterbitkannya Obyek Sengketa. Hal ini
ep
karena secara faktual memang Para Penggugat tidak pernah
k
Sengketa ;
R
si
B. Obyek Sengketa tidak memenuhi kualifikasi Keputusan TUN dibidang
lingkungan hidup;
ne
ng
1. Bahwa sesuai asas lex specialis derogat legi generali (aturan hukum
yang khusus mengesampingkan aturan hukum yang umum), setiap
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. badan atau pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin
si
usaha dan/atau kegiatan yang tidak dilengkapi dengan izin
lingkungan” ;
ne
ng
2. Bahwa sesuai dengan teori sistem hukum, asas a quo termasuk
kategori rule of recognition, yang mempunyai makna asas yang
mengatur aturan hukum mana yang diakui keabsahannya. Perumusan
do
gu Pasal 93 ayat (1) UU PPLH mengadopsi Doktrin Kekhususan yang
Sistematis yakni bersifat mengatur (pembatasan) dan/atau penerapan
In
A
aturan main dalam pengajuan gugatan administratif dibidang
lingkungan hidup ;
ah
lik
3. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan Tergugat
(beschikking) tidak dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara
karena tidak masuk sebagai salah satu keputusan TUN dalam batasan
am
ub
ketentuan Pasal 93 ayat (1) a quo ;
4. Bahwa Obyek Sengketa dalam Perkara a quo adalah izin lingkungan
ep
kepada usaha dan/atau kegiatan yang sudah dilengkapi dengan
k
si
Hidup Nomor KEP-41/MENLH/10/1996 tentang Persetujuan Analisis
Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
PTUN-JKT yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap (in kracht
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
van gewijsde) menyatakan dalam amarnya, gugatan yang diajukan
si
Penggugat dinyatakan tidak diterima karena tidak terpenuhinya unsur-
unsur obyek keputusan yang diatur dalam Pasal 93 Ayat (1) UUPPLH;
ne
ng
8. Bahwa sebaliknya, berdasarkan kaidah hukum yang dimuat dalam
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 316 K/TUN/1998
bertanggal 3 Mei 2011, dengan tegas mengatur, “Badan atau Pejabat
do
gu Tata Usaha Negara yang tidak menerbitkan keputusan yang
dimohonkan sedangkan syarat dan prosedur telah dipenuhi oleh
In
A
pemohon, merupakan tindakan sewenang-wenang” ;
9. Atas dasar alasan-alasan tersebut, gugatan dalam perkara a quo
ah
lik
sudah selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankeliike
verklaard) ;
C. Gugatan Tidak Jelas, Tidak Lengkap dan Kabur (Obscuur libel) ;
am
ub
1. Bahwa Gugatan yang diajukan Para Penggugat tidak jelas, tidak
lengkap dan kabur (obscuur libel) ;
ep
2. Bahwa Gugatan memiliki kelemahan yang nyata karena Para
k
si
3. Bahwa untuk obyek sengketa di bidang lingkungan, hak gugat
organisasasi lingkungan hidup sebagaimana digunakan Para
ne
ng
do
gu
lik
ub
terhadap UU PTUN ;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Bahwa Para Penggugat tidak memuat uraian peristiwa dan dasar
si
hukum gugatan secara jelas dan lengkap, bahkan uraian peristiwa
yang dimuat dalam gugatan tidak dapat dan/atau tidak mampu
ne
ng
menguraikan alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
yang dimuat dalam Pasal 53 ayat (2) UUPTUN, sebagai syarat dapat
dibatalkannya keputusan tata usaha Negara. Dengan demikian,
do
gu fundamentum petendi yang disusun Para Penggugat tidak
berkesesuaian dengan bagian petitum atau apa yang dituntut oleh
In
A
Para Penggugat ;
6. Bahwa selain itu, alasan permohonan penundaan yang diajukan Para
ah
lik
Penggugat yang meminta menunda/menangguhkan pelaksanaan
Obyek Sengketa tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan tidak
berdasar hukum ;
am
ub
7. Bahwa lebih lanjut Para Penggugat tidak dapat membuktikan adanya
kerugian yang bersifat langsung dan nyata sebagai akibat
ep
diterbitkannya Sengketa, sehingga dengan demikian Para Penggugat
k
si
8. Dalam Tuntutan yang diajukan Para Penggugat di halaman 25, Para
Penggugat menyatakan :
ne
ng
do
gu
lik
ub
2 0ktober 1996 ;
10. Bahwa sampai pengajuan gugatan oleh Para Penggugat tidak ada
ka
Penggugat tidak jelas, dan kabur dan/atau tidak terang isinya gelap
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penggugat sudah selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
si
onvankelijke verklaard) ;
D. Eksepsi Diskualifikatoir (Disqualificatoire exceptie) ;
ne
ng
1. Bahwa Orang yang namanya tercantum dalam Gugatan tidak dapat
bertindak untuk dan atas nama Penggugat I dan Penggugat II tidak
mempunyai hak gugat organisasi lingkungan hidup dan tidak
do
gu berbentuk Badan Hukum ;
D. 1. Penggugat I Tidak Diwakili oleh Orang Yang Berhak ;
In
A
2. Bahwa Tergugat tidak mempermasalahkan dan bahkan mendukung
penuh ketentuan UU PPLH yang menyatakan, dalam rangka
ah
lik
pelaksanaan tanggungjawab perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan
gugatan untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup (vide pasal
am
ub
92 ayat (1)). Namun, Penggugat I tidak diwakili oleh orang yang
berhak dan Penggugat II tidak memenuhi ketentuan Pasal 92 ayat (3)
ep
huruf a yang menyatakan, “Organisasi lingkungan hidup dapat
k
hukum” ;
R
si
3. Bahwa Penggugat I menyatakan adalah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang berbentuk badan hukum yang sudah
ne
ng
do
gu
lik
ub
http://www.walhi.or/id/hom/sejarah-kami ;
5. Bahwa ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang sudah
ka
Menteri (vide Pasal 21) dan dalam hal terjadi pergantian Pengurus,
es
ng
tertulis kepada Menteri (vide Pasal 33 ayat (1)) dan wajib disampaikan
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
si
tanggal penggantian Pengurus (vide Pasal 33 ayat (2)) ;
6. Dengan kata lain, Berry Nahdian Furqan, WNI, beralamat di
ne
ng
Jl. Srikandi II No. 51 Rt. 003 Rw. 015 Bantarjati Bogor Utara Jawa
Barat tidak tercantum sebagai Ketua Badan Pengurus dalam
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor :
do
gu C-2898.HT.01.02. TH.2007 bertanggal 10 September 2007 dan/atau
tidak menenuhi ketentuan Pasal 21 jo. Pasal 33 Undang-Undang
In
A
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001 tentang Yayasan ;
ah
lik
7. Dengan demikian, yang bersangkutan bukanlah orang yang berhak
(gemis aanhoedanigheid) bertindak untuk dan atas nama Penggugat I
untuk mengajukan Gugatan ;
am
ub
D.2. Penggugat II Tidak Mempunyai Hak Gugat Organisasi Lingkungan
Hidup dan Tidak Berbentuk Badan Hukum;
ep
8. Bahwa Penggugat II tidak mempunyai kedudukan hukum (standi in
k
Gugatan. Hal mana juga diperkuat oleh dalil Para Penggugat yang
R
si
menguraikan praktik pengadilan dimana Para Penggugat menjadi
Pihak dalam Perkara ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dilakukan dengan menyetujui anggaran dasar perkumpulan yang berisi
si
tujuan, dasar-dasar, lingkungan kerja dan ketentuan lain mengenai
perkumpulan tersebut. Dalam hal ini pengesahan badan hukum
ne
ng
merupakan kewenangan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ;
13. Bahwa selanjutnya berdasarkan Staatsblad 1939 No. 570 mengenai
Perkumpulan Indonesia (lnlandsche Vereniging) jo.staatsblad 1942
do
gu No. 13 jo No. 14, untuk memperoleh status sebagai badan hukum,
Perkumpulan harus mengajukan permohonan terlebih dahulu baik
In
A
lisan atau tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat di mana
perkumpulan itu berada. Kedudukan badan hukum diperoleh setelah
ah
lik
diadakan pendaftaran penandatanganan anggaran dasar (Vide Pasal
16 Stb. 1942-13 jo 14) dan setelah anggaran dasar memenuhi
prosedur yang disyaratkan dalam Pasal 13-14, Pasal 16 Stb. 1942-13
am
ub
jo 14, perkumpulan juga harus diumumkan dalam Berita Negara ;
14. Bahwa meskipun Penggugat II telah terdaftar sebagai organisasi
ep
kemasyarakatan pada Badan Kesbang Linmas Pemerintah Kabupaten
k
tanggal 14 Juni 2005, hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar bahwa
R
si
Penggugat II adalah Perkumpulan yang berbentuk badan hukum
sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
verklaard) ;
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang mendukung dalil-dalil yang diajukan Para Penggugat yang akan
si
diuraikan dalam Jawaban Tergugat selanjutnya. Dengan demikian
Gugatan sudah selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ne
ng
onvankelijke verklaard) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat II Intervensi
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
do
gu I. DALAM EKSEPSI;
A. Eksepsi Deklinatoir: Eksepsi Kompetensi Absolut;
In
A
1. Bahwa sejak permohonan intervensi diajukan oleh Pemerintah
Kabupaten Sumbawa Barat, Tergugat sudah menyatakan keberatan
ah
lik
terhadap permohonan intervensi a quo ;
2. Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat II Intervensi yang isinya
mendalilkan pemberian izin dumping tailing PT. Newmont Nusa
am
ub
Tenggara adalah kewenangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Barat sebagai Penggugat II Intervensi tidak dapat diajukan dan/atau
ep
diperiksa oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (vide
k
halaman 2) ;
R
si
3. Bahwa ketentuan pasal 60 Undang-Undang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup (“UUPPLH”) jo. Pasal 18 Peraturan
ne
ng
do
gu
lik
ub
Negara ;
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
si
Konstitusi jo. Pasal 29 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman) ;
ne
ng
6. Bahwa selanjutnya, berdasarkan aturan mengenai kompetensi
(kewenangan mengadili) Peradilan Tata Usaha Negara yakni Pasal
25 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
do
gu Kehakiman, dinyatakan secara tegas kewenangan Peradilan Tata
Usaha Negara hanya berwenang memeriksa, mengadili, memutus
In
A
dan menyelesaikan sengketa tata usaha Negara ;
7. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51
ah
lik
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha menyatakan
bahwa :
am
ub
“ sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata
ep
dengan badan atau peiabat tata usaha negara, baik ditingkat pusat
k
si
peraturan perundang -undangan yang berlaku” ;
8. Bahwa berdasarkan dalil 7 diatas jelas bahwa sengketa
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Bahwa pertimbangan hukum yang dimuat dalam sikap Majelis
si
Hakim yang menerima Permohonan Intervensi dari Pemerintah
Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Penggugat II Intervensi hanya
ne
ng
dan/atau baru didasarkan pada ketentuan Pasal 83 ayat (1)
UUPTUN sepanjang frasa kalimat “...berkepentingan dalam
sengketa pihak lain yang sedang diperiksa oleh Pengadilan…”,
do
gu sebagaimana disampaikan dalam persidangan pada 4 Oktober
2011 ;
In
A
3. Bahwa walaupun Penggugat II Intervensi berdalil bahwa ia memiliki
kepentingan, tetapi kepentingan tersebut tidak serta merta
ah
lik
membuktikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
memiliki kedudukan hukum (standi in judicio) dan hak untuk
mengajukan gugatan ;
am
ub
4. Bahwa perkara a quo sangat jelas adalah sengketa tata usaha
negara dibidang lingkungan hidup yang diatur secara tegas dalam
ep
UUPPLH. Ketentuan Pasal 90 ayat (1) UUPPLH memang
k
si
menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang mengakibatkan kerugian lingkungan hidup. Hak Gugat
ne
ng
do
gu
lik
ub
lingkungan hidup” ;
5. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, Pemerintah Kabupaten
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat untuk bertindak sebagai
si
Penggugat II Intervensi terhadap obyek sengketa. Ketentuan Pasal
92 ayat (3) UUPPLH menyatakan;
ne
ng
“Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila
memenuhi Persyaratan :
a. Berbentuk badan hukum ;
do
gu b. Menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi
tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi
In
A
lingkungan hidup; dan ;
c. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran
ah
lik
dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun ;
7. Bahwa selanjutnya, Penggugat II Intervensi adalah Pemerintah
Daerah bukan Orang atau Badan Hukum Perdata yang mempunyai
am
ub
hak untuk mengajukan gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 53
ayat (1) UUPTUN, sebagai berikut :
ep
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya
k
si
yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
ne
ng
do
gu
lik
ub
verklaard) ;
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dalam dalil Gugatan yang memuat sengketa kewenangan
si
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (vide Gugatan
Penggugat Intervensi angka4, 5, dan angka 6 halaman 2) ;
ne
ng
11. Bahwa Penggugat II Intervensi menyatakan dalam Gugatan hal
sebagai berikut :
“Bahwa Tergugat selaku Badan atau PEJABAT TUN telah
do
gu menerbitkan atau mengeluarkan Putusan TUN Nomor 92 Tahun
2011 tentang Izin Dumping Tailing di Dasar Laut PT. Newmont
In
A
Nusa Tenggara Proyek Batu Hijau tanggal 5 Mei 2011. Putusan
TUN yang dikeluarkan oleh Tergugat tersebut adalah obyek
ah
lik
gugatan sengketa TUN yang merupakan tindakan hukum bersifat
konkrit, individual, dan final serta menimbulkan akibat hukum bagi
Penggugat II Intervensi. Bahwa Putusan TUN Nomor 92 Tahun
am
ub
2011 tanggal 5 Mei 2011 tersebut menyalahi prosedur dan
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
ep
yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
k
si
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Disamping itu tuntutan yang diajukan oleh Penggugat II
si
Intervensitidak terang dan pasti ;
15. Bahwa ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan gugatan secara
ne
ng
jelas dapat dilihat dari dalil-dalil yang dimuat dalam fundamentum
petendi yang mempersoalkan sengketa kewenangan memberikan
izin penempatan tailing yang tidak mendukung atau terkait dengan
do
gu tuntutan dalam bagian petitum ;
16. Bahwa dengan demikian Gugatan yang diajukan oleh Penggugat II
In
A
Intervensi tidak jelas, dan kabur dan / atau tidak terang isinya gelap
(ounduidelijk) dan sudah selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima
ah
lik
(niet onvankelijke verklaard) ;
D. Obyek Sengketa tidak memenuhi kualifikasi Keputusan Tata Usaha
Negara yang menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat II Intervensi;
am
ub
10. Bahwa Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang sudah diubah dengan
ep
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan sudah diubah menjadi
k
si
tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut “UU
PTUN”) mendefinisikan Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
13. Bahwa jika dicermati dalam Gugatan, Penggugat II Intervensi tidak
si
dapat menguraikan apalagi membuktikan bahwa Penggugat II
Intervensi mengalami kerugian akibat
ne
ng
diterbitkannya Obyek Sengketa. Hal ini karena secara faktual
memang Penggugat II Intervensi tidak pernah mengalami kerugian
sampai hari ini akibat diterbitkannya Obyek Sengketa ;
do
gu 14. Atas dasar alasan-alasan tersebut gugatan yang diajukan oleh
Penggugat II Intervensi dalam perkara a quo sudah selayaknya
In
A
dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) ;
E. Obyek Sengketa tidak memenuhi kualifikasi Keputusan TUN dibidang
ah
lik
lingkungan hidup ; asas lex specialis derogat legi generali (aturan
hukum yang khusus mengesampingkan aturan hukum yang umum),
setiap orang wajib berpedoman pada ketentuan hukum yang secara
am
ub
khusus mengatur obyek sengketa administrasi dibidang lingkungan
hidup yakni dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ep
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
k
menyatakan :
R
si
“setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap keputusan tata
usaha negara apabila :
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan Tergugat
si
(beschikking) tidak dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara
karena tidak masuk sebagai salah satu keputusan TUN dalam
ne
ng
batasan ketentuan Pasal 93 ayat (1) a quo ;
4. Bahwa obyek Sengketa dalam Perkara a quo adalah izin lingkungan
kepada usaha dan/atau kegiatan yang sudah dilengkapi dengan
do
gu dokumen AMDAL (Analisa mengenai Dampak Lingkungan)
sebagaimana dimuat dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
In
A
Hidup Nomor KEP-41/MENLH/10/1996 tentang Persetujuan Analisis
Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
ah
lik
Rencana Pemantauan Lingkungan Pertambangan Tembaga-Emas
di Batu Hijau dan Fasilitas penunjang PT Newmont Nusa Tenggara
di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat ;
am
ub
5. Dengan demikian Surat Keputusan Keputusan Tata Usaha Negara
yang dikeluarkan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 92
ep
Tahun 2011 tidak dapat diajukan sebagai obyek Sengketa dalam
k
kata lain, tidak ada dasar hukum bagi Penggugat II Intervensi untuk
R
si
mempersoalkan Obyek Sengketa ;
6. Bahwa lebih lanjut, dalam praktik peradilan yang menyangkut
ne
ng
do
gu
lik
ub
verklaard) ;
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak didukung oleh
si
uraian fakta atau peristiwa sebenarnya ;
2. Bahwa dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat II Intervensi tidak
ne
ng
berdasar hukum, hanya berdasarkan asumsi dan tidak ada fakta-
fakta hukum yang diuraikan untuk mendukung dalil-dalil yang
diajukan Penggugat II Intervensi. Dengan demikian Gugatan sudah
do
gu selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke
verklaard) ;
In
A
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta telah mengambil putusan, yaitu Putusan Nomor 145/G/2011/PTUN-JKT
ah
lik
Tanggal 3 April 2012 yang amarnya sebagai berikut:
MENGADILI:
I. Dalam Penundaan :
am
ub
- Menolak Permohonan Penundaan Pelaksanaan Surat Keputusan Obyek
Sengketa ;
ep
II. Dalam Eksepsi :
k
si
tidak mempunyai Kedudukan Hukum (Legal Standing) sebagai Pihak
Penggugat II dalam sengketa a quo ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Negara Jakarta Permohonan tersebut diikuti Memori Kasasi yang diterima di
si
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut pada tanggal 14
November 2012;
ne
ng
Bahwa setelah itu, oleh Para Termohon Kasasi yang pada Tanggal 28
November 2012 telah diberitahu tentang Memori Kasasi dari Pemohon Kasasi,
diajukan Jawaban Memori Kasasi (Kontra Memori Kasasi) yang diterima di
do
gu Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta masing-masing pada
Tanggal 11 Desember 2012;
In
A
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan
ah
lik
dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
am
ub
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, maka secara formal dapat diterima;
ep
ALASAN KASASI
k
si
I. DASAR PENGAJUAN KASASI DAN KEWENANGAN MENGADILI
MAHKAMAH AGUNG
ne
ng
do
gu
lik
ub
05 November 2012;
2. Bahwa berdasarkan Pasal 131 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
ka
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa mengingat permohonan pernyataan kasasi yang diajukan oleh
si
Para Pemohon Kasasi pada tanggal 05 November 2012 masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan
ne
ng
perundang-undangan yakni selama 14 (empat belas) hari sesudah
putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:
140/B/2012/PT.TUN.JKT diberitahukan kepada para Pemohon, maka
do
gu dengan demikian pengajuan Memori Kasasi ini telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sewajarnya
In
A
diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia;
4. Bahwa berdasarkan Pasal 11 ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor
ah
lik
4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 28 ayat (1)
huruf a dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung, Mahakamah Agung memiliki kewenangan
am
ub
untuk memeriksa dan mengadili perkara kasasi, karenanya
permohonan a quo telah tepat dan mohon agar dapat diterima oleh
ep
Judex Juris;
k
si
KASASI II dahulu Penggugat II /Pemohon Banding II
5. Bahwa dalam pertimbangan Putusannya, JUDEX FACTIE
ne
ng
do
gu
Penggugat;
6. Bahwa hal ini dinyatakan dalam Putusan JUDEX FACTIE pada
In
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakara Nomor:
A
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Cinta Alam) tidak mempunyai kedudukan hukum (standi in judicio)
si
sebagai Penggugat dan hak gugat organisasi Lingkungan Hidup
untuk mengajukan gugatan dalam sengketa in litis” dan dikeluarkan
ne
ng
sebagi pihak Penggugat dalam perkara Nomor: 145/G/2011/PTUN-
JKT;
7. Bahwa atas pertimbangan dan kesimpulan JUDEX FACTIE tersebut,
do
gu maka kami Pemohon Kasasi II (Penggugat II/Pembanding II)
menolaknya dan menganggap kesimpulan JUDEX FACTIE
In
A
TERDAPAT KEKELIRUAN DALAM MELIHAT dan MEMAHAMI
KESELURUHAN LEGAL STANDING PEMOHON KASASI II dalam
ah
lik
berkas persidangan dan argumentasi selama dalam persidangan;
8. Bahwa Pemohon Kasasi II (Penggugat II/Pembanding
II)sebagaimana dalam Replik tertanggal 8 November 2011 yang
am
ub
diajukan di persidangan pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
telah menyatakan bahwa memang terdapat kekeliruan dalam
ep
mengidentifikasi bentuk Badan Hukum Pemohon Kasasi II
k
si
sebagai berikut:
“Bahwa dalil TERGUGAT di atas menunjukan bahwa TERGUGAT
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karenanya telah jelas bahwa bentuk badan hukum Pemohon Kasasi
si
II (dahulu Penggugat II/ Pembanding II) adalah Organisasi
Kemasyarakatan (Ormas), bukan Perkumpulan (Vide P-8 dan P-9);
ne
ng
11. Bahwa penjelasan tentang status badan hukum dari Pemohon Kasasi
II, sebenarnya telah dicantumkan dalam Gugatan tertanggal 29 Juli
2011, yakni pada poin 3, halaman 2 dari Gugatan, yang berbunyi
do
gu sebagai berikut:
“................... PENGGUGAT II sebagai organisasi
In
A
kemasyarakatan telah terdaftar di Badan Kesbang Linmas
Pemkab Lombok Timur dangan Nomor Inventarisasi
ah
lik
12. Bahwa Pemohon Kasasi II (dahulu Penggugat II) sejak berdirinya
tahun 2004 telah aktif melakukan kegiatan pelestarian lingkungan di
am
ub
propinsi Nusa Tenggara Barat, diantaranya dengan perlindungan
mata air di kawasan hutan Lemor, sejak 2008 aktif memfasilitasi
ep
legalitas hak kelola hutan kemasyarakatan di kabupaten Lombok
k
si
13. Bahwa dengan dibuat dan disahkannya Anggaran Dasar serta
diterbitkannya Pemberitahuan Keberadaan Organisasi/Pendaftaran
ne
ng
do
gu
lik
ub
semenjak organisasi ini didirikan sampai dengan saat ini telah secara
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) (Vide
si
P-12);
15. Bahwa dengan ini kami menerangkan bahwa Pemohon Kasasi II
ne
ng
(Penggugat II/Pembanding II) adalah sah dan memiliki kedudukan
hukum dalam Gugatan a quo. Bahwa kami menyatakan bahwa
JUDEX FACTI telah tidak cermat dalam membaca dan memeriksa
do
gu dokumen legalitas Pemohon Kasasi II (Penggugat II/Pembanding II);
16. Bahwa atas hal tersebut diatas, maka sepatutnyalah Majelis Hakim
In
A
Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia menerima Permohonan
ini dan menyatakan bahwa Pemohon Kasasi II yakni “Gerakan
ah
lik
dalam perkara aquo;
III. DALAM POKOK PERKARA
am
ub
A. KEBERATAN I: Putusan Berisikan Kebohongan Yang Mengakibatkan
Putusan Cacat Formil
ep
17. Bahwa dalam Putusan JUDEX FACTIE pada Pengadilan Tinggi Tata
k
si
mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 13 Juni 2012 yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
ne
ng
pada tanggal 13 Juni 2012 dan telah disampaikan kepada para pihak
masing-masing dengan Surat Pemberitahuan dan Penyerahan
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemohon. Padahal berdasarkan Pasal 126 ayat 3 UU No. 5 Tahun
si
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara bahwa Pengadilan Tata
Usaha Negara dengan perantaraan Panitera Pengadilan
ne
ng
berkewajiban memberikan salinan memori dan/ atau kontra memori
banding kepada para pihak;
21. Bahwa oleh karena JUDEX FACTIE tidak melaksanakan
do
gu kewajibannya memberikan Kontra Memori Banding kepada Para
Pemohon, dengan ini dinyatakan bahwa PEMERIKSAAN TINGKAT
In
A
BANDING PERKARA A QUO CACAD FORMAL karena tidak sesuai
dengan prosedur Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
ah
lik
sebagaimana diatur dalam UU. No. 5 Tahun 1986 jo. Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo.
am
ub
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
ep
Usaha Negara;
k
si
Pengadilan Tingkat Pertama
a. Tidak secara cermat mempertimbangkan dan menilai Bukti tertulis P-
ne
ng
16 dan P-17
22. Bahwa dalam putusan Pengadilan Tingkat Pertama tidak
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
telah diterbitkan pada tanggal 5 Mei 2011, dan hal ini
si
berkesesuaian dengan keterangan Saksi Penggugat II
Intervensi yaitu, Andi Lawang SH, Anggota DPRD Kabupaten
ne
ng
Sumbawa Barat yang menyatakan penelitian terkait keluhan
masyarakat bahwa hasil tangkapan ikan berkurang adalah
dilakukan setelah Pansus dibentuk tanggal 9 Mei 2011. Dengan
do
gu demikian Alat Bukti tertulis maupun keterangan Saksi tersebut
yang diadakan setelah terbitnya Objek Sengketa tidak dapat
In
A
dijadikan Alat Bukti untuk membuktikan cacad hukumnya proses
penerbitan Objek Sengketa. Demikian pula Alat-Alat Bukti lain
ah
lik
menyangkut pemberitaan mass media yang diajukan Penggugat
I dan Penggugat II Intervensi, menurut Majelis Hakim juga tidak
dapat membuktikan adanya cacad hukum administrasi proses
am
ub
penerbitan Objek Sengketa.”
ep
23. Bahwa bukti kekeliruan dan kesalahan JUDEX FACTIE dapat dilihat
k
dalam uraian di bawah ini: “Bahwa bukti P-16 dan P-17 adalah
ah
si
kegiatan pembuangan limbah tailing yang dilakukan oleh Termohon
Kasasi II (Tergugat II Intervensi/Terbanding)”;
ne
ng
do
gu
lik
ub
25. Bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak cermat
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
26. Bahwa dengan demikian bukti P-16 dan bukti P-17 membuktikan
si
bahwa Termohon Kasasi tidak melibatkan Penggugat II Intervensi
selaku Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Dalam Proses
ne
ng
Terbitnya Objek Sengketa. Oleh karena itu Objek Sengketa
melanggar asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yaitu asas otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
do
gu huruf n Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
In
A
b. JUDEX FACTIE Tidak Mempertimbangkan Bukti P-20
27. Bahwa JUDEX FACTIE telah mengabaikan bukti penting yang
ah
lik
menentukan Objek Sengketa tidak dapat diterbitkan dan merupakan
seharusnya menjadi komitmen dari Termohon Kasasi
(Tergugat/Terbanding);
am
ub
28. Bahwa Bukti P–20 adalah Dokumen Nasional Pemerintah Republik
ep
Indonesia tentang Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman
k
si
Bappenas pada tahun 2003, sebelum Obyek Sengketa diterbitkan.
Seharusnya JUDEX FACTIE mencermati secara mendalam Bukti P-
ne
ng
do
gu
Indikasi
Program Waktu Indikator Kinerja
Instansi/Wilayah
ah
lik
ub
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sistem sungai lambat pada akhir tahun
si
setempat 2003, dan yang sekarang
yang menggunakan STD
ne
ng
pada 2004
do
29. Bahwa dengan demikian, semenjak dikeluarkannya Bukti P-20,
gu Termohon Kasasi (Tergugat/Terbanding) tidak diperbolehkan lagi
mengeluarkan kebijakan, berupa memberikan izin dumping tailing
In
A
kepada perusahaan pertambangan semenjak tahun 2004 dan
mencabut semua izin dumping tailing yang dimiliki oleh perusahaan
ah
lik
pertambangan paling lambat pada akhir tahun 2003. Karena itu
sudah selayaknya bahwa OBYEK SENGKETA tidak diperpanjang
lagi oleh Termohon Kasasi;
am
ub
c. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tata Usaha Negara
ep
Mengesampingkan Gejala Upwelling
k
si
oceanografi) menerangkan mengenai gejala Upwelling ini adalah
kenaikan massa air dari bawah naik ke atas permukaan.
ne
ng
do
gu
terjadi kekosongan, sehingga massa air yang ada dari dalam bawah
permukaan akan naik ke permukaan. Upwelling tersebut merupakan
ah
lik
ub
dikatakan aman untuk tailing, tetapi ini hanya berlaku pada musson
ah
tailing ke permukaan;
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
31. Bahwa jika JUDEX FACTIE dengan cermat melihat dan memahami
si
gejala Upwelling ini, sepatutnya hal ini dipertimbangkan dalam
putusannya, sebab verifikasi lapangan yang dilakukan oleh
ne
ng
Termohon Kasasi adalah pada bulan maret, saat terjadinya
Downwelling, bukan pada saat terjadinya Upwelling. Sebab Upwelling
terjadi pada bulan Juni-Juli-Agustus yang terjadi secara alamiah
do
gu sebagaimana dikemukakan oleh Ahli Alan Frendy Koropitan;
32. Bahwa oleh karena JUDEX FACTIE mengesampingkan gejala
In
A
Upwelling, maka dalam hal ini kami Para Pemohon Kasasi memohon
kepada Mahkamah Agung RI untuk mempertimbangkan gejala
ah
lik
Upwelling dalam putusannya;
d. JUDEX FACTIE Mengabaikan Kesalahan Titik Kooordinat Dalam
Dokumen Amdal Dan Objek Sengketa
am
ub
33. Bahwa JUDEX FACTIE telah mengesampingkan/mengabaikan fakta
persidangan dimana ditemukan kesalahan titik koordinat dari Objek
ep
Sengketa. Kesalahan tampak jelas saat diberikan pertanyaan dan
k
lihat P-36) yang ditanyakan kepada Alan Frendy Koropitan (ahli dari
R
si
Penggugat II Intervensi) berdasarkan atas titik koordinat yang ada di
Dokumen AMDAL Dumping Tailing dari Termohon kasasi II (Tergugat
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Maka Dengan kata lain, Obyek Sengketa tidak sesuai dengan
si
ketentuan yang disyaratkan dalam AMDAL;
35. Bahwa JUDEX FACTIE tidak mempertimbangkan mengenai adanya
ne
ng
kandungan logam berat yang terdapat di tailing yang dibuang oleh
Termohon kasasi II (Tergugat II Intervensi/Terbanding). Menurut Ahli
Penggugat II Intervensi Alan Koropitan, Tailing yang terkandung
do
gu dalam logam berat sangat berbahaya karena sifatnya yang tidak
dapat terurai dan akan terakumulasi di organisme melalui rantai
In
A
makanan. Melalui jaringan rantai makanan kemudian akan masuk ke
jaringan manusia dan kemudian dimakan oleh Manusia;
ah
lik
36. Bahwa keterangan ahli Termohon kasasi II (Tergugat II
Intervensi/Terbanding) Irwandi Arif tidak dapat membantah adanya
logam berat yang terkandung dalam tailing tersebut dan tidak mampu
am
ub
menJawab ketika majelis hakim juga turut bertanya mengenai
pelarutan logam berat dalam tailing;
ep
k
si
terdapat makhluk hidup baik di kolom air (pelagis) maupun di
sedimen dasar (benthik) sampai kedalaman 7000 m. Berdasarkan hal
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
cermat menilai pembuktian adanya keluhan masyarakat terkait
si
aktivitas dari Termohon Kasasi II berdasarkan objek sengketa. Hal
tersebut terlihat dalam pertimbangan dalam putusan JUDEX FACTIE
ne
ng
pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada halaman 243
paragraf pertama yang menyebutkan sebagai berikut:
“….dan hal ini berkesesuaian dengan keterangan Saksi Penggugat II
do
gu Intervensi yaitu, Andi Lawang SH, Anggota DPRD Kabupaten
Sumbawa Barat yang menyatakan penelitian terkait keluhan
In
A
masyarakat bahwa hasil tangkapan ikan berkurang adalah dilakukan
setelah Pansus dibentuk tanggal 9 Mei 2011. Dengan demikian Alat
ah
lik
Bukti tertulis maupun keterangan Saksi tersebut yang diadakan
setelah terbitnya Objek Sengketa tidak dapat dijadikan Alat Bukti
untuk mebuktikan cacad hukumnya proses penerbitan Objek
am
ub
Sengketa. Demikian pula Alat-Alat Bukti lain menyangkut
pemberitaan mass media yang diajukan Penggugat I dan Penggugat
ep
II Intervensi, menurut Majelis Hakim juga tidak dapat membuktikan
k
Sengketal;”
R
si
40. Bahwa keterangan saksi Andi Lawang sebagai Anggota DPRD
Kabupaten Sumbawa Barat, menyatakan penelitian terkait keluhan
ne
ng
do
gu
lik
langsung;
41. Bahwa hal sesuai keterangan saksi Andi Lawang dalam persidangan
m
ub
tangkapan ikan oleh nelayan, ada spesies biota laut yang hilang dari
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dumping tailing, masyarakat mengatakan bahwa pembuangan tailing
si
di Teluk Senunu mengakibatkan pencemaran lingkungan di teluk
Senunu, terjadi penurunan tangkapan ikan. Selanjutnya saksi
ne
ng
menyatakan bahwa anggota Pansus DPRD juga pernah mengunjungi
lokasi pembuangan dumping tailing. Saksi mengatakan bahwa dari
hasil kunjungan tersebut, Pansus menemukan di lokasi pembuangan
do
gu tailing terjadinya pencemaran lingkungan di Teluk Senunu. ada
spesies biota laut yang hilang dari perairan Kabupaten Sumbawa
In
A
Barat. Saksi juga mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Sumbawa
Barat juga melakukan Kuisioner mengenai dampak tailing, dimana
ah
lik
hasil kuisioner ini menunjukkan terjadi penurunan tangkapan ikan di
pesisir Kabupaten Sumbawa Barat. Bahwa keterangan saksi ini
membuktikan bahwa aktivitas pembuangan dumping tailing di dasar
am
ub
Laut, di Teluk Senunu mengakibatkan dampak negatif bagi
masyarakat, yaitu pencemaran lingkungan, penurunan tangkapan
ep
ikan. Bahwa berdasarkan keterangan saksi tersebut terbukti Tergugat
k
si
keberlanjutan, asas keserasian dan keseimbangan dan asas
keanekaragaman hayati sebagaimana diatur dalam pasal Pasal 2
ne
ng
UU No. 32 Tahun 2009 (UU PPLH) pada huruf b, c dan huruf i…..”;
42. Bahwa saksi Andi Lawang, menyatakan temuan yang diperoleh
do
gu
lik
ub
28 Tahun 1999;
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
43. Bahwa JUDEX FACTIE telah salah dalam memutus perkara a quo
si
dengan menjadikan Bukti T-17 dan Bukti T-II Intervensi 34 dari
Termohon Kasasi (Tergugat/Terbanding)dan Termohon kasasi II
ne
ng
(Tergugat II Intervensi/Terbanding) (vide: Putusan majelis hakim
pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor :
145/G/2011/PTUN-JKT, haman 242) sebagai pertimbangan dalam
do
gu putusan perkara a quo;
44. Bahwa pada pada putusan majelis hakim pada Pengadilan Tata
In
A
Usaha Negara Jakarta pada Halaman 242, JUDEX FACTIE
menyatakan bahwa telah dilakukan verifikasi lapangan. Kutipan
ah
lik
pertimbangan JUDEX FACTIE sebagai berikut:
“…Dan, dari bukti T-17= Bukti T.II.Int-34 yaitu, Berita Acara
Verifikasi Lapangan bahwa tanggal 11 sampai dengan 14 Maret
am
ub
2011, telah dilakukan verifikasi lapangan terhadap permohonan
PT. Newmont Nusa Tenggara, untuk perpanjangan izin
ep
penempatan tailing di dasar laut yang melibatkan Pakar
k
si
45. Bahwa Termohon Kasasi dalam daftar bukti T-17 yang diajukan oleh
Termohon Kasasi (Tergugat/Terbanding) dan Termohon kasasi II
ne
ng
do
gu
lebih dari berita acara. Bukti tersebut tidak melampirkan hasil temuan
lapangan yang seharusnya menjadi bagian yang tak terpisahkan
ah
lik
dalam berita acara. Dalam alat bukti (T-17 dan T-II Intervensi 34)
pada halaman 2-3 terdapat catatan bahwa “temuan-temuan lapangan
m
ub
ng
tidak cermat dalam menyimpulkan alat bukti T-17 dan T-II Intervensi
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
34, dan memohon kepada JUDEX YURIS untuk membatalkan
si
putusan JUDEX FACTIE serta mengadili sendiri dengan
mengabulkan gugatan Para Pemohon Kasasi;
ne
ng
b. Putusan Pengadilan Tingkat Pertama Salah Mempertimbangkan
Keterangan Saksi Yang Tidak Mempunyai Nilai Pembuktian,
Yaitu Saksi Masnelyarti Hilman Dari Termohon Kasasi
do
gu 47. Bahwa JUDEX FACTIE telah mempertimbangkan keterangan saksi
yang tidak dapat dikategorikan sebagai keterangan saksi
In
A
sebagaimana ditentukan dalam hukum yang berlaku. Saksi yang
dimaksudkan adalah saksi yang diajukan oleh Termohon Kasasi
ah
lik
(Tergugat/Terbanding) yaitu Dra. Masnelliyarti Hilman Msc. selaku
Deputi IV Bidang Limbah Beracun Kementerian Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia;
am
ub
48. Bahwa JUDEX FACTIE telah tidak cermat dalam menerapkan hukum
ep
dengan mengambil kesimpulan dari saksi Masnellyarti Hilman yang
k
si
sebagai keterangan saksi karena keterangannya bukan mengenai
sesuatu yang dialami, dilihat serta didengar oleh saksi sendiri
ne
ng
do
gu
lik
ub
saksi sendiri…”
ep
51. Bahwa syarat materil lain yang tidak dipenuhi dari keterangan saksi
ah
saksi dengan jalan pikiran saksi. Hal ini diatur dalam Pasal 171 ayat
M
ng
(2) HIR jo Pasal 308 ayat (2) RBG Jo Pasal 1907 ayat (2) KUH
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perdata. Pada garis besarnya pasal ini mengatakan, pendapat-
si
pendapat maupun perkiraan-perkiraan khusus yang diperoleh dengan
jalan pikiran saksi, bukan kesaksian. Padahal dalam fakta di
ne
ng
persidangan keterangan saksi Masnelyarti Hilman merupakan
pendapat-pendapat atau perkiraan-perkiraan yang diperoleh saksi
Masnelyarti Hilman dengan jalan pikirannya sendiri, sebab saksi
do
gu Masnelyarti Hilman tidak mengalami, melihat, dan mendengar sendiri
proses verifikasi lapangan sebagai syarat terbitnya Objek Sengketa;
In
A
52. Bahwa jika melihat uraian di atas, JUDEX FACTIE telah
mempertimbangkan Keterangan Saksi yang tidak termasuk dalam
ah
lik
kualifikasi Saksi berdasarkan Pasal 104 Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Pasal 171 ayat
(2) HIR Jo Pasal 308 ayat (2) RBG Jo Pasal 1907 ayat (2) KUH
am
ub
Perdata;
53. Bahwa keterangan yang diberikan oleh saksi Manellyarti Hilman
ep
patutlah dikesampingkan karena keterangan saksi yang diberikan
k
si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 UU No. 5 Tahun 1986;
54. Bahwa oleh karena suatu kesaksian harus mengenai peristiwa-
ne
ng
peristiwa yang dilihat secara langsung atau yang dialami sendiri atau
didengar sendiri oleh seorang saksi sedangkan saksi Masnelyarti
do
gu
lik
ub
55. Bahwa JUDEX FACTIE salah dan keliru dalam putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta halaman 241 yang menyatakan bahwa:
ka
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
56. Bahwa pertimbangan JUDEX FACTIE yang menyatakan ada
si
sosialisasi tersebut patut dicermati dengan seksama, sebab
sosialisasi sebagaimana diterangkan saksi dari Termohon Kasasi
ne
ng
dahulu Tergugat/Terbanding, yaitu Jabir HMS, Kepala Desa Tongo,
yang menyatakan Termohon Kasasi melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat atas proses terbitnya Objek Sengketa. Padahal
do
gu sosialisasi dilakukan oleh Termohon kasasi II yang tidak dilakukan
oleh Termohon Kasasi sehingga terjadi konflik kepentingan dalam
In
A
prosesnya, sosialisasi yang dilakukan hanya satu arah, tidak ada
dialog dengan masyarakat, dan tidak ada arah untuk
ah
lik
mempertanyakan pendapat masyarakat apakah setuju atau tidak
diterbitkannya Objek Sengketa;
57. Bahwa dengan demikian sosialisasi yang dikemukakan saksi Jabir
am
ub
HMS tersebut tidak termasuk kategori telah memenuhi asas
partisipasi dan keterbukaan, karena sosialisasi sebagaimana
ep
disebutkan saksi Jabir HMS sifatnya satu arah, padahal yang
k
si
setuju atau tidak karena hal ini menyangkut kepentingan publik.
Padahal tujuan sosialisasi yang paling utama adalah meminta
ne
ng
do
gu
58. Bahwa saksi Jabir juga patut dikesampingkan, karena adanya konflik
kepentingan sebab saksi Jabir HMS menerima banyak bantuan-
In
bantuan dari Termohon Kasasi II (Tergugat II Intervensi/Terbanding),
A
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menyatakan bahwa dalam hal suatu tindakan hukum yang diterbitkan
si
bersinggungan dengan masyarakat, maka haruslah tindakan hukum
tersebut sesuai dengan kearifan, diketahui dan melibatkan
ne
ng
masyarakat lokal. Manakala hal tersebut bertentangan dengan
kearifan lokal, terdapat penolakan dari masyarakat, dan tanpa ada
konsultasi, maka keluarnya tindakan hukum berupa Keputusan TUN
do
gu telah melanggar syarat formil terbitnya suatu Keputusan Tata Usaha
Negara;
In
A
60. Bahwa hal ini juga diungkapkan oleh ahli Lintong Oloan Siahaan
dalam keterangannya di persidangan menyatakan keharusan
ah
lik
dilakukannya sosialisasi sebelum Keputusan Tata Usaha Negara
diterbitkan, ahli Lintong Oloan Siahaan lebih lanjut menerangkan
bahwa jika Pejabat Tata Usaha Negara hendak mengeluarkan
am
ub
Keputusan Tata Usaha Negara wajib melakukan sosialisasi kepada
masyarakat;
ep
61. Bahwa berdasarkan keterangan saksi Jabir, dan saksi H.
k
si
Dengan demikian terbukti bahwa penerbitan Objek Sengketa telah
melanggar asas partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ne
ng
do
gu
Sengketa;
D. Keberatan IV: Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
ah
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
”selanjutnya, dalam Pasal 18 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
si
19 Tahun 1999 tentang Pengendalaian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut, Maka jelas diatur bahwa, “setiap orang penanggung
ne
ng
Jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan dumping ke laut
wajib mendapat izin menteri” (Bukti T-7 = T.II.Int-23). Disamping itu
dalam lampiran H Sub Bidang 5 Peraturan Pemerintah Nomor 38
do
gu Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintah Dearah Provinsi dan Pemerintah
In
A
Kabupaten/Kota (Bukti T-9 = T.II.Int-23) diatur secara tegas bahwa,
pengendali pencemaran dan/atau kerusakan pesisir dan laut
ah
lik
khususnya Pemberian Izin Dumping ke Laut adalah merupakan
kewenangan Pemerintah (d.h.i. Menteri Lingkungan Hidup). Hal
mana adalah, sejalan dengan keterangan ahli Prof. Philipus M.
am
ub
Hadjon, SH., bahwa kewenangan Tergugat ini sesuai dengan Pasal
61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
ep
Perlindungi dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”
k
menggunakan :
R
si
a. Pasal 61 ayat (10) UU Nomor 32 Tahun 2009 jo. Pasal 18 ayat
(1) PP Nomor 19 Tahun 1999
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
peraturan yang menjadi dasar terbitnya Objek Sengketa
si
mendasarkan pada UU Nomor 32 Tahun 2009 yang telah
mengenal prinsip otonomi daerah dalam hal kewenangana
ne
ng
penerbitan izin;
b. PP Nomor 38 Tahun 2007 mengacu kepada UU Nomor 32
Tahun 2004 (Vide T-9) sehingga selayaknya ketentuan PP
do
gu Nomor 38 Tahun 2007 tidak boleh bertentangan dengan UU
Nomor 32 Tahun 2004 mengingat prinsip “Lex Superior Derogat
In
A
Legi Inferiori”, bahwa ketentuan yang lebih tinggi harus
didahulukan. Hierarki peraturan perundang-undangan,
ah
lik
sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Pasal 7 ayat 5 UU
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan yang menyebutkan "hierarki" adalah
am
ub
penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan yang
didasarkan pada asas bahwa peraturan perundang-undangan
ep
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan Peraturan
k
si
pemerintahan dalam urusan pengendalian lingkungan hidup
diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf j UU Nomor 32 Tahun 2004
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling jauh
si
12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut
lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan
ne
ng
1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk
kabupaten/kota (Vide P-29, T-8, T.II Intervensi-22 )”.
64. Bahwa dengan demikian JUDEX FACTIE sepatutnya menggunakan
do
gu dasar pertimbangan dengan ketentuan :
a. Pasal 61 ayat (10) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
In
A
b. Pasal 14 ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
c. Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ah
lik
2004
d. Pasal 18 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004
am
ub
e. Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
ep
k
si
menyebutkan “Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan
perundang-undangan diatas maka, dapat disimpulkan Keputusan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ayat (10) UU Nomor 32 Tahun 2009 jo. Pasal 14 ayat (1) huruf j jo.
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan sehingga patut
si
untuk dibatalkan, sebab dalam hal ini Penggugat II Intervensi memiliki
kewenangan untuk menerbitkan objek sengketa”;
ne
ng
67. Bahwa selain itu, JUDEX FACTIE pada Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta dalam pertimbangannya menyatakan “tidak
menemukan ketentuan normatif yang secara khusus mengatur
do
gu tentang prosedur penerbitan Keputusan tentang perpanjangan izin
dumping tailing di dasar laut. Ketentuan yang ada adalah, pada Pasal
In
A
37 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur :Menteri, Gubernur,
ah
lik
atau Bupati Walikota, sesuai kewenangannya wajib menolak
permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi
dengan Amdal atau UKL-UPL” (Putusan Halaman 239);
am
ub
68. Bahwa Para Pemohon Kasasi menilai, Obyek Sengketa yang
dikategorikan sebagai izin lingkungan, haruslah dilengkapi dengan
ep
Amdal atau UKL-UPL. Hal ini kemudian diatur lagi dalam Peraturan
k
si
Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
bersamaan dengan pengajuan penilaian Amdal dan RKL-RPL atau
ne
ng
pemeriksaan UKL-UPL";
69. Bahwa pada kenyataaannya, Termohon kasasi II tidak melengkapi
do
gu
lik
ub
PERTIMBANGAN HUKUM
ah
berpendapat:
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa Penggugat II tidak memiliki legal standing untuk beracara;
si
Bahwa Penggugat I dan Penggugat II Intervensi tidak bisa membuktikan
gugatannya karena terbukti Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa telah
ne
ng
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan asas audi et
alterm parterm karena proses penerbitan ijin dumping tailing telah
memperhitungkan fakor-faktor relevan yang terkait, lagi pula alasan-alasan
do
gu tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat
penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat
In
A
dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi, karena pemeriksaan
dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan ketidakwenangan atau
ah
lik
melampaui batas wewenang, atau salah menerapkan hukum atau
melanggar hukum yang berlaku, atau lalai memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian
am
ub
itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan, sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang No.14 Tahun 1985 tentang
ep
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.
k
2009;
R
si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
ne
ng
do
gu
Para Pemohon Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang kalah, oleh karena itu
harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;
ah
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
MENGADILI,
si
Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi:
1. YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA (WALHI),
ne
ng
2. GERAKAN MASYARAKAT CINTA ALAM “GEMA ALAM” tersebut;
Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara
do
gu dalam tingkat kasasi sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Kamis, tanggal 11 April 2013, oleh Dr. H. Supandi,
In
A
S.H.,M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, H. Yulius, S.H.,M.H dan Dr. H. M. Hary Djatmiko,
ah
lik
S.H.,M.S Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis
am
ub
beserta Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Khairuddin
Nasution, S.H.,M.H, Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para
pihak.
ep
k
ah
si
ttd./ Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H.,M.S
ne
ng
do
gu
============
lik
Oleh karena Sdr. Khairuddin Nasution, SH, MH, Panitera Pengganti dalam perkara ini telah
meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 18 April 2013, maka putusan ini di tandatangani oleh
m
ub
Hakim Agung sebagai Ketua Majelis dan para Hakim Agung sebagai Anggota Majelis.
Jakarta, ……………….
Untuk Salinan
ka
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,
ah
Ashadi, S.H
R
es
M
ng
ASHADI, SH
NIP : 220 000 754
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81