Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Spasial Vol 6. No.

3, 2019
ISSN 2442-3262
ANALISIS INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KEMA
DAN KAUDITAN
Gabriella S. Sekeon1, Vicky H. Makarau2 & Johannes Van Rate3
1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3 Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail: gabhysekeon@gmail.com

Abstrak
Kawasan industri merupakan kawasan produktif suatu wilayah, dimana kawasan ini diharapkan dapat
memberikan nilai tambah pada wilayah tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kawasan ini
adalah infrastruktur sebagai pendukung kegiatan produksi dan distribusi. Kabupaten Minahasa Utara
adalah wilayah yang memiliki potensi pada berbagai sektor dimana potensi tersebut mampu dapat
penggerak perekonomian daerah, salah satunya potensi industri. Dengan demikian, diperlukan adanya
suatu pengembangan infrastruktur yang dapat mengarahkan kawasan industri sehingga mampu
menumbuhkan perekonomian Kabupaten Minahasa Utara yang terintegrasi dengan aktivitas
pembangunan dalam berbagai bidang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting
infrastruktur kawasan industri di Kecamatan Kema dan Kauditan dan menganalisis kecukupan
menunjangnya dalam meningkatkan perekonomian wilayah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif-kuantitatif. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh melalui survei instansional serta data primer dari kuesioner dan observasi lapangan. Data-
data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mendapat kondisi eksisting
infrastruktur kawasan industri dan kecukupan menunjang dalam meningkatkan perekonomian wilayah,
serta analisis SWOT untuk mendapat strategi pengembangan kawasan industri dan prioritas strategi
utamanya. Hasil penelitian yaitu: infrastruktur kawasan industri di Kecamatan Kema dan Kauditan
menurut masyarakat sekitar sudah memadai sedangkan menurut karyawan di kawasan industri, kondisi
infrastruktur masih belum memadai. kondisi infrastruktur yang ada belum cukup menunjang untuk
memberi nilai tambah bagi kawasan industri dalam meningkatkan perekonomian wilayah Kabupaten
Minahasa Utara karena sebagian besar kawasan industri sudah tidak berproduksi lagi karena
berkurangnya bahan-bahan industri untuk di olah juga rusaknya mesin-mesin pengolahan bahan-bahan
industri. Dalam analisis SWOT dan pemetaan terhadap kuadran strategi analisis IFAS-EFAS kawasan
industri, diketahui bahwa strategi pengembangannya, berada pada kuadran I yaitu growth strategy.
Artinya, strategi yang menjadi prioritas utama adalah strategi S-O.
Kata kunci: infrastruktur, kawasan industri, SWOT, Kema Kauditan
PENDAHULUAN perekonomian daerah. Sebagai penggerak
Kawasan industri adalah kawasan perekonomian daerah, maka sektor tersebut
tempat pemusatan kegiatan industri yang tidak hanya dilihat dari arus perdagangan
dilengkapi dengan infrastruktur penunjang barang/produknya saja, melainkan juga dilihat
yang dikembangkan dan dikelola oleh dari sisi telah dimanfaatkannya potensi sumber
Perusahaan Kawasan Industri yang telah daya alam supaya mampu dikembangkan
memiliki izin usaha kawasan industri. sebagai pendukung kegiatan dan memicu
Keberadaan kawasan industri di suatu wilayah adanya multiplier effect bagi kegiatan lain di
tidak lepas dari potensi alam yang terdapat di sekitarnya. Peningkatan terhadap sektor
wilayahnya, seperti ketersediaan bahan mentah potensial tersebut perlu ditingkatkan
yang menjadi bahan utama pengolahan industri terutamanya bagi pengembangan kegiatan lain
dan letak geografisnya yang mendukung yang lebih aplikatif dan menarik investasi yang
aksesibilitas pemasaran produk hasil olahan memiliki orientasi pada pengembangan skala
industri tersebut. Kabupaten Minahasa Utara besar atau modern. Oleh sebab itu diperlukan
memiliki potensi pada sektor pertanian, adanya suatu pengembangan infrastruktur yang
perikanan, industri, jasa dan SDA dimana dapat mengarahkan kawasan industri sehingga
potensi tersebut mampu menjadi penggerak mampu menumbuhkan perekonomian yang
terintegrasi dengan aktivitas pembangunan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 600


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
dalam berbagai bidang di Kabupaten Minahasa Infrastruktur
Utara. Berdasarkan Industrial Development Infrastruktur adalah aspek penting
Handbook (1975) dalam Wahidi (2014), yang dalam pencapaian pembangunan, baik dalam
dimaksud dengan Kawasan Industri atau bidang sosial maupun dalam bidang ekonomi.
Industrial Estate atau juga sering disebut Peranan infrastruktur dapat dikatakan sebagai
sebagai Industrial Park adalah sebuah kawasan mediator antara lingkungan sebagai suatu
industri di atas tanah yang cukup luas, yang elemen dasar dengan sistem ekonomi dan sosial
secara administrasi dikontrol oleh seorang atau masyarakat. Selain itu, peranan infrastruktur
sebuah lembaga yang cocok untuk kegiatan juga merupakan elemen pendukung kegiatan
industri, karena lokasinya, topografinya, zoning perkotaan. Prasarana perlu disediakan dalam
yang tepat, ketersediaan semua infrastrukturnya suatu kota karena prasarana merupakan
(utilitas), dan kemudahan aksesibilitas kebutuhan dasar dan prasarana dapat
transportasi. menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi eksisting infrastruktur Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi
kawasan industri di Kecamatan Kema dan Hubungan antara infrastruktur dan
Kauditan, untuk menganalisis infrastruktur pertumbuhan ekonomi adalah infrastruktur
kawasan industri yang ada sudah cukup merupakan faktor dalam penentuan daya saing
menunjang dalam meningkatkan perekonomian dan produktivitas. Infrastruktur ekonomi akan
wilayah Kabupaten Minahasa Utara. berdampak langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan regional,
TINJAUAN PUSTAKA sedangkan infrastruktur sosial berdampak
Kawasan Industri langsung pada kualitas hidup dan modal
Kawasan industri/Industrial Estate atau manusia, sehingga akan berpengaruh pada
sering disebut juga Industrial Park merupakan produksi hanya dalam jangka panjang dan
kawasan yang dibangun pada suatu lahan efeknya tidak hanya berdampak pada area yang
dengan peruntukan sesuai untuk kegiatan dibangun infrastruktur sosial tersebut.
ekonomi mengolah bahan baku/sumber daya
industri sehingga memiliki nilai jual/nilai METODE PENELITIAN
tambah yang lebih tinggi, baik dilihat dari Lokasi Penelitian
lokasinya yang strategis maupun zoning Penelitian ini di lakukan di Kecamatan
kawasan yang tepat. Kawasan industri perlu Kema dan Kauditan Kabupaten Minahasa
didukung dengan ketersediaan infrastruktur Utara. Jumlah penduduk di Kecamatan Kema
(utilitas) yang memadai serta kemudahan dalam adalah 15.439 jiwa dan Kecamatan Kauditan
aksesibilitas transportasi baik barang maupun adalah 26.527 jiwa. Luas wilayah Kecamatan
manusia (tenaga kerja). Kema 11.275,5 Ha dan Kecamatan Kauditan
142.58 Ha.
Klasifikasi Industri Berdasarkan Surat Batas wilayah Kecamatan Kema:
Keputusan Menteri Perindustrian - Sebelah Utara: Kota Bitung
Selain pengklasifikasian industri - Sebelah Timur: Laut Maluku
tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian - Sebelah Selatan: Kecamatan Kombi
industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri - Sebelah Barat: Kecamatan Kauditan
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Batas Wilayah Kecamatan Kauditan:
Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya - Sebelah Utara: Gunung Klabat
adalah sebagai berikut: (1) Industri Kimia - Sebelah Selatan: Kecamatan Kema
Dasar, (2) Industri Mesin Logam dan - Sebelah Barat: Kecamatan Airmadidi
Elektronika, (3) Aneka Industri, (4) Industri - Sebelah Timur: Kota Bitung
Kecil, dan (5) Industri Pariwisata.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 601


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu
kuesioner dan wawancara kepada masyarakat
dan para pekerja dan pengumpulan data secara
umum dengan survei data yang digunakan
adalah data primer. Setelah mendapatkan data
primer terkait variabel yang dibutuhkan,
dilakukan kajian kondisi infrastruktur dan
pemetaan dengan menggunakan ArcGIS
berdasarkan variabel dan indikator yang
didapat dari hasil survei. Metode analisis
SWOT, analisis SWOT adalah didasarkan pada
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Kema
kondisi umum institusi bersangkutan baik
dan Kauditan
Sumber: RTRW Kabupaten Minahasa Utara
internal maupun eksternal guna mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan oleh para
Metode Penelitian pemangku kepentingan. Teknik analisis SWOT
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan untuk merumuskan strategi
kualitatif-kuantitatif atau penelitian terapan pembangunan institusi yang lebih tepat sesuai
yang di dalamnya mencakup penelitian survei, kondisi dan potensi institusi yang
yang mana penelitian dengan pendekatan bersangkutan. Dalam penerapannya, institusi
kualitatif dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dimaksud dapat berupa perusahaan, dinas
non matematis dengan proses menghasilkan atau instansi pemerintah. Kekuatan utama
data-data dari hasil temuan berupa pengamatan analisis SWOT adalah teknik ini dapat
survei. Adapun penelitian kuantitatif dalam melakukan evaluasi secara lebih tajam dan
penelitian ini yaitu jenis penelitian dengan terarah tentang kondisi institusi atau daerah
menggunakan data-data tabulasi atau data yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat pula
angka sebagai bahan pembanding maupun digunakan untuk perumusan strategi
bahan rujukan dalam menganalisis secara pembangunan secara sistematis sesuai dengan
deskriptif. kondisi dan lingkungan institusi atau daerah
yang bersangkutan dalam rangka menghadapi
Variabel Penelitian persaingan sesama institusi atau daerah terkait.
Tabel 1. Variabel Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Indikator
Infrastruktur -
Gambaran Khusus Lokasi Penelitian
Jalan
(Bebas) - Drainase Kabupaten Minahasa Utara berdiri pada tanggal
- Listrik 7 Januari 2004 lewat Undang-undang Nomor
- Lampu penerang 33 Tahun 2003 dengan pusat pemerintahan dan
- Air Bersih ibukota di Airmadidi, terletak di Provinsi
- Air Limbah Sulawesi Utara. Dalam wilayah penelitian
- Telekomunikasi terletak di Kecamatan Kema dan Kauditan.
Kawasan - Industri Pengolahan Kelapa Tabel 2. Luas Wilayah Kab. Minahasa Utara
Industri - Industri Pengolahan hasil Luas
No Kecamatan Desa/Kel
(Terikat) Laut (km2)
Sumber: Penulis, 2019 1 Wori 90,70 19
2 Likupang Barat 104,29 20
3 Likupang Timur 290,84 15
4 Dimembe 166,43 11
Metode Pengumpulan Data 5 Talawaan 82,51 12
6 Kauditan 108,20 12
Metode pengumpulan data dalam 7 Kema 78,76 10
penelitian ini, sebagai berikut: 8 Airmadidi 86,66 3
- Data Primer: Survei dan observasi 9 Kalawat 39,03 12
lapangan, kuesioner dan dokumentasi. 10 Likupang Selatan 11,82 7
Minahasa Utara 1.059,24 124
- Data Sekunder: RTRW Kabupaten
Sumber: BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2018
Minahasa Utara dan Jurnal-jurnal.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 602


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
Kependudukan
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Kema
Jenis Kelamin
Total
No Desa Laki- KK
Perempuan Penduduk
Laki
1 Tontalete 1.339 1.248 2.587 734
2 Kema Satu 1.678 1.673 3.351 910
3 Kema Dua 1.435 1.634 3.069 715
4 Kema Tiga 2.078 1.860 3.938 1.061
5 Lansot 205 211 416 156
6 Lilang 365 360 725 227
7 Waleo 497 435 932 274
8 Waleo Dua 412 351 763 65 Gambar 3. Kondisi Jalan di Kecamatan Kema
9 Makalisung 502 426 928 244 dan Kauditan
Tontalete
10 235 190 425 110
Rok-Rok
Jumlah 8.746 8.388 15.439 4.222
Tabel 5. Karakteristik Responden Masyarakat
Sumber: Hasil Survei Kecamatan Kema, 2019 Sekitar Berdasarkan di Kecamatan Kema
Jumlah Persentase
Tabel 4. Data Luas dan Jumlah Penduduk Responden (%)
Kecamatan Kauditan kurang layak 29 37.7%
No Desa
Luas
Penduduk sangat layak 1 1.3%
(km²)
1 Watudambo 5 2.383
layak 47 61.0%
2 Kauditan Dua 10,07 2.521 Total 77 100.0%
3 Kauditan Satu 11,37 2.965 Sumber: Hasil Analisis, 2019
4 Kawilei 14,58 1.729
5 Treman 14,47 2,293
6 Kaima 8,87 2.722 Tabel 6. Karakteristik Responden Masyarakat
7 Karegesan 9,25 1.920 Sekitar Berdasarkan di Kecamatan Kauditan
8 Kaasar 9,37 1.542 Jumlah Persentase
9 Lembean 7,92 1.232
10 Paslaten 5,18 1.298
Responden (%)
11 Tumaluntug 24 3.163 kurang layak 25 40.3
12 Watudambo Dua 22,5 2.759 layak 37 59.7
Jumlah 142.58 26.527
2016 142.58 26.516
Total 62 100.0
Sumber: Kecamatan Kauditan Dalam Angka, 2018 Sumber: Hasil Analisis, 2019

Infrastruktur Kecamatan Kema dan Drainase


Kauditan
Jaringan Jalan

Gambar 4. Peta Saluran Drainase Kec. Kema


dan Kauditan
Gambar 2. Peta Jaringan Jalan Kec. Kema dan
Kauditan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 603


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
Tabel 7. Karakteristik Responden Masyarakat Air Bersih
Sekitar Berdasarkan di Kecamatan Kema
Tabel 11. Karakteristik Responden Karyawan
Jumlah Persentase Kawasan Industri di Kec. Kema dan Kauditan
Responden (%) Jumlah Persentase
tidak tersedia 1 1.3% Responden (%)
kurang tersedia 10 13.0% kurang layak 2 16.7%
tersedia 66 85.7% layak 10 83.3%
Total 77 100.0% Total 12 100.0%
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Sumber: Hasil Analisis, 2019

Tabel 8. Karakteristik Responden Masyarakat Air Limbah


Sekitar Berdasarkan di Kecamatan Kauditan
Jumlah Persentase Tabel 12. Karakteristik Responden Karyawan
Kawasan Industri di Kec. Kema dan Kauditan
Responden (%)
Jumlah Persentase
kurang tersedia 4 6.5%
Responden (%)
tersedia 58 93.5%
kurang nyaman 17 27.4%
Total 62 100.0%
Sumber: Hasil Analisis, 2019
nyaman 45 72.6%
Total 62 100.0%
Jaringan Listrik Sumber: Hasil Analisis, 2019

Persampahan
Tabel 13. Karakteristik Responden Karyawan
Kawasan Industri di Kec. Kema dan Kauditan
Jumlah Persentase
Responden (%)
kurang layak 2 16.7%
layak 10 83.3%
Total 12 100.0%
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Analisis SWOT Infrastruktur Kawasan


Gambar 5. Peta Jaringan Listrik Kec. Kema Industri di Kecamatan Kema dan Kauditan
dan Kauditan Setelah mengetahui infrastruktur
kawasan industri di Kecamatan Kema dan
Tabel 9. Karakteristik Responden Karyawan Kauditan, selanjutnya dilakukan analisis
Kawasan Industri di Kec. Kema dan Kauditan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan
Jumlah Persentase Threat) yang didahului oleh identifikasi faktor
Responden (%) internal dan faktor eksternal.
kurang tersedia 4 6.5% Tabel 14. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
tersedia 58 93.5% Identifikasi Faktor Internal
Total 62 100.0% Strengths (kekuatan) Weakness (kelemahan)
1. Adanya arahan Rencana Tata 1. Belum akuratnya
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Ruang Wilayah (RTRW) yang sistem informasi
mendukung perkembangan data demografi di
kawasan industri di Kecamatan Kecamatan
Lampu Penerang Jalan Kema dan Kauditan Kauditan
2. Visi dan Misi Kabupaten 2. Kurang memadainya
Tabel 10. Karakteristik Responden Karyawan Minahasa Utara infrastruktur di
Kawasan Industri di Kec. Kema dan Kauditan Visi: Minahasa Utara Menjadi Kecamatan Kema
Kabupaten Agribisnis, Industri dan Kauditan
Jumlah Persentase dan Pariwisata Secara Terpadu 3. Program pembinaan
Serta Berkelanjutan di Tahun dan pengembangan
Responden (%) 2021. industri kecil dan
tidak tersedia 4 33.3% Misi: menengah
▪ Mengembangkan pemerintah
kurang tersedia 6 50.0% Agribisnis secara efisien Kabupaten
dan efektif. Minahasa Utara
tersedia 2 16.7% ▪ Mewujudkan Kawasan belum maksimal
Total 12 100.0% Industri Yang 4. Kurangnya sumber
Berwawasan Lingkungan daya manusia yang
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Mendukung Kawasan paham tentang
Ekonomi Khusus (KEK) industri

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 604


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
di Kauditan, Kema dan 2. Visi dan misi RTRW, untuk 2. Pemutakhiran
Likupang Raya. Kabupaten mendukung visi dan teknologi
▪ Meningkatkan Kualitas Minahasa Utara misi yang ada di industri lewat
Sumber Daya Manusia. Visi: Minahasa Kabupaten Minahasa program
▪ Menyediakan Infrastruktur Utara Menjadi Utara pembinaan/
Yang Memadai. Kabupaten 2. Dengan adanya pengembangan
▪ Menciptakan Birokrasi Agribisnis, program pembinaan/ kawasan
Pemerintahan Yang Baik Industri dan pengembangan industri dari
dan Melayani. Pariwisata Secara kawasan industri dinas
▪ Mempersiapkan Terpadu Serta dapat meningkatkan perindustrian
Kabupaten Yang Berdaya Berkelanjutan di perekonomian
Saing Menghadapi Tahun 2021. masyarakat dengan
Masyarakat Ekonomi Misi: melaksanakan
ASEAN (MEA) dan - Mengembangk industri turunan
Menuju Indonesia sebagai an Agribisnis kelapa di Kecamatan
Poros Maritim Dunia. secara efisien Kema dan Kauditan
▪ Adanya dinas dan efektif. 3. Meningkatnya
perindustrian yang - Mewujudkan kapasitas produksi
mempunyai program Kawasan dengan
pembinaan/pengembangan Industri Yang pemutakhiran/pemb
kawasan industri Berwawasan aruan mesin
3. Adanya sumber daya alam (bahan Lingkungan produksi lewat
baku) yang mendukung industri Mendukung program subsidi alat
kecil dan menengah Kawasan (40%) dengan
Identifikasi Faktor Eksternal Ekonomi menggunakan
Opportunities (peluang) Threats (ancaman) Khusus (KEK) sumber daya
1. Pengembangan industri kecil 1. Adanya industri- di Kauditan, alam/bahan baku
dan menengah industri besar yang Kema dan yang ada.
2. Transportasi antar daerah/ mempunyai jaringan Likupang Raya.
dekat dengan pelabuhan dan modal yang cukup - Meningkatkan
3. Adanya perusahaan yang tidak besar. Kualitas SDM
aktif 2. Perkembangan - Menyediakan
4. Pembaruan mesin-mesin yang teknologi mengancam Infrastruktur
sudah tua lewat program serapan tenaga kerja Yang Memadai.
kementerian perindustrian yang 3. Pasar bebas industri - Menciptakan
menyediakan subsidi kurang 4. Pendatang baru Birokrasi
lebih 40% untuk pembelian Pemerintahan
mesin baru Yang Baik dan
5. Keinginan masyarakat untuk Melayani.
melaksanakan industri turunan - Mempersiapka
kelapa, sehingga dapat n Kabupaten
meningkatkan ekonomi Yang Berdaya
masyarakat Saing
Menghadapi
Sumber: Hasil Analisis, 2019 Masyarakat
Ekonomi
ASEAN (MEA)
Tabel 15. Matriks SWOT dan Menuju
Opportunities Threats (ancaman) Indonesia
(peluang) 1. Adanya sebagai Poros
Eksternal 1. Pengembangan industri-industri
Maritim Dunia.
industri kecil dan besar yang
3. Adanya dinas
menengah mempunyai perindustrian yang
2. Transportasi antar jaringan dan mempunyai
daerah/ dekat dengan modal yang program
pelabuhan cukup besar. pembinaan/penge
3. Adanya perusahaan 2. Perkembangan mbangan kawasan
yang tidak aktif teknologi industri
4. Pembaruan mesin- mengancam 4. Adanya sumber
mesin yang sudah serapan tenaga daya alam (bahan
tua lewat program kerja. baku) yang
kementerian 3. Pasar bebas mendukung
perindustrian yang industri industri kecil dan
menyediakan subsidi 4. Pendatang baru
menengah
kurang lebih 40%
Weakness Pemanfaatan peluang Meminimalkan
untuk pembelian
(kelemahan) dengan cara mengatasi kelemahan serta
mesin baru
1. Belum kelemahan yang ada. menghindari
5. Keinginan
akuratnya ancaman.
masyarakat untuk
sistem 1. Dengan adanya
melaksanakan
informasi data keinginan 1. Menambah
industri turunan
demografi di masyarakat yang sumber daya
kelapa, sehingga
Kecamatan tinggi untuk manusia yang
dapat meningkatkan
Kauditan melaksanakan memiliki
Internal ekonomi masyarakat
2. Kurang industri kecil dan keahlian bidang
Strengths Optimalisasi kekuatan Menggunakan
memadainya menengah maka teknologi untuk
(kekuatan) (S), untuk meraih kekuatan yang
infrastruktur di sistemnya sebagai menghadapi
1. Adanya arahan peluang (O) dengan dimiliki dengan Kecamatan berikut: pasar bebas.
Rencana Tata strategi. cara menghindari Kema dan - Informasi data 2. Meningkatkan
Ruang Wilayah ancaman. Kauditan sistem
demografi harus
(RTRW) yang 1. Mengaktifkan 3. Program informasi data
ditingkatkan
mendukung kembali industri- 1. Meningkatkan pembinaan dan - Dapat meningkatkan demografi di
perkembangan industri yang sudah kualitas sumber pengembangan Kecamatan
infrastruktur
kawasan industri di tidak aktif/tidak daya manusia industri kecil - Meningkatkan Kauditan
Kecamatan Kema berproduksi lagi di untuk dan menengah kerjasama dengan
dan Kauditan Kecamatan Kema menghadapi pemerintah dinas perindustrian
dan Kauditan sesuai persaingan. Kabupaten untuk meningkatkan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 605


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
Minahasa Utara sumber daya 3 Program pembinaan dan 0,3 3 0,9
belum manusia yang paham pengembangan industri
maksimal tentang industri kecil dan menengah
4. Kurangnya 2. Infrastruktur
sumber daya dikembangkan,
pemerintah Kabupaten
manusia yang untuk Minahasa Utara belum
paham tentang mendukungnya maksimal
industri peningkatan 4 Kurangnya sumber daya 0,2 1 0,2
ekonomi masyarakat manusia yang paham
Sumber: Hasil Analisis, 2019 tentang industri
Total Pembobotan 1,0 2,5
Tabel 16. Faktor-faktor Strategis Internal Sumber: Hasil Analisis, 2019
(IFAS)
Bobot Tabel 17. Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Faktor Internal Bobot Rating x (EFAS)
Rating
Bobot
Kekuatan (Strength)
Faktor Eksternal Bobot Rating x
1 Adanya arahan Rencana 0,4 4 1,6 Rating
Tata Ruang Wilayah
Peluang (Opportunity)
(RTRW) yang mendukung
1 Pengembangan industri 0,3 4 1,2
perkembangan kawasan
kecil dan menengah.
industri di Kecamatan Kema
2 Transportasi antar 0,2 3 0,6
dan Kauditan
daerah/ dekat dengan
2 Visi dan Misi Kabupaten 0,2 3 0,6
pelabuhan.
Minahasa Utara
3 Adanya perusahaan yang 0,2 3 0,6
Visi: Minahasa Utara
tidak aktif.
Menjadi Kabupaten
4 Pembaruan mesin-mesin 0,2 4 0,8
Agribisnis, Industri dan
yang sudah tua lewat
Pariwisata Secara Terpadu
program kementerian
Serta Berkelanjutan di
perindustrian yang
Tahun 2021.
menyediakan subsidi
Misi:
kurang lebih 40% untuk
- Mengembangkan
pembelian mesin baru.
Agribisnis secara efisien
5 Keinginan masyarakat 0,1 2 0,2
dan efektif.
untuk melaksanakan
- Mewujudkan Kawasan
industri turunan kelapa,
Industri Yang
sehingga dapat
Berwawasan Lingkungan
meningkatkan ekonomi
Mendukung Kawasan
masyarakat
Ekonomi Khusus (KEK)
Total Pembobotan 1,0 3,4
di Kauditan, Kema dan
Likupang Raya. Ancaman (Threats)
- Meningkatkan Kualitas 1. Adanya industri-industri 0,1 3 0,3
Sumber Daya Manusia. besar yang mempunyai
- Menyediakan jaringan dan modal yang
Infrastruktur Yang cukup besar.
Memadai. 2. Perkembangan teknologi 0,4 3 1,2
- Menciptakan Birokrasi 3. Pasar bebas industri 0,2 2 0,4
Pemerintahan Yang Baik 4. Pendatang baru 0,3 3 0,9
dan Melayani. Total Pembobotan 1,0 2,8
- Mempersiapkan Sumber: Hasil Analisis, 2019
Kabupaten Yang Berdaya
Saing Menghadapi
Masyarakat Ekonomi Pemilihan Prioritas Strategi Pengembangan
ASEAN (MEA) dan Kawasan Industri Kecamatan Kema dan
Menuju Indonesia Kauditan
sebagai Poros Maritim
Dunia. Dari hasil pembobotan pada tabel IFAS
3 Adanya dinas perindustrian 0,2 3 0,6 dan tabel EFAS sebelumnya, maka dapat dilihat
yang mempunyai program
pembinaan/pengembangan
posisi dalam kuadran strategi analisis IFAS-
kawasan industri EFAS Kawasan Industri yang dapat dihitung
4 Adanya sumber daya alam 0,2 2 0,4 berdasarkan perhitungan di bawah ini:
(bahan baku) yang
mendukung industri kecil X = Potensi + Kelemahan
dan menengah = 3,2 + 2,5 = 5,7
Total Pembobotan 1,0 3,2 Y = Peluang + Ancaman
Kelemahan (Weakness)
1 Belum akuratnya sistem 0,1 2 0,2
= 3,4 + 2,8 = 6,2
informasi data demografi di
Kecamatan Kauditan.
2 Kurang memadainya 0,4 3 1,2
infrastruktur di Kecamatan
Kema dan Kauditan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 606


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
Karyawan di Kawasan Industri kondisi
infrastruktur masih belum memadai.
2. Dari hasil analisis kondisi infrastruktur
yang ada belum cukup menunjang
untuk memberi nilai tambah bagi
kawasan industri dalam meningkatkan
perekonomian wilayah Kabupaten
Minahasa Utara karena sebagian besar
kawasan industri sudah tidak
berproduksi lagi karena berkurangnya
bahan-bahan industri untuk di olah juga
Gambar 6. Kuadran Strategi Analisis IFAS-
rusaknya mesin-mesin pengolahan
EFAS Kawasan Industri Kecamatan Kema dan bahan-bahan industri.
Kauditan 3. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan
Sumber: Hasil Analisis, 2019 dari hasil pemetaan terhadap kuadran
strategi analisis IFAS-EFAS kawasan
Dari hasil pemetaan terhadap kuadran
industri, dapat diketahui bahwa strategi
strategi analisis IFAS-EFAS kawasan industri
pengembangannya, berada pada
di atas, dapat diketahui bahwa strategi
kuadran I yaitu Growth Strategi.
pengembangannya, berada pada kuadran I yaitu
Artinya, strategi yang menjadi prioritas
Growth Strategy. Artinya, strategi yang
utama adalah strategi S-O. strategi
menjadi prioritas utama adalah strategi S-O.
yang bisa dikembangkan terkait
Strategi yang bisa dikembangkan terkait
dengan pengembangan infrastruktur
dengan pengembangan infrastruktur kawasan
kawasan industri antara lain:
industri antara lain:
a. Mengaktifkan kembali industri-
5. Mengaktifkan kembali industri-industri
industri yang sudah tidak
yang sudah tidak aktif/tidak
aktif/tidak berproduksi lagi di
berproduksi lagi di Kecamatan Kema
Kecamatan Kema dan Kauditan
dan Kauditan sesuai RTRW, untuk
sesuai RTRW, untuk
mendukung visi dan misi yang ada di
mendukung visi dan misi yang
Kabupaten Minahasa Utara.
ada di Kabupaten Minahasa
6. Dengan adanya program
Utara
pembinaan/pengembangan kawasan
b. Dengan adanya program
industri dapat meningkatkan
pembinaan/pengembangan
perekonomian masyarakat dengan
kawasan industri dapat
melaksanakan industri turunan kelapa
meningkatkan perekonomian
di Kecamatan Kema dan Kauditan.
masyrakat dengan melaksanakan
7. Meningkatnya kapasitas produksi
industri turunan kelapa di
dengan pemutakhiran/pembaruan
kecamatan kema dan kauditan
mesin produksi lewat program subsidi
c. Meningkatnya kapasitas
alat (40%) dengan menggunakan
produksi dengan pemutahiran/
sumber daya alam/bahan baku yang
pembaruan mesin produksi lewat
ada.
program subsidi alat (40%)
dengan menggunakan sumber
KESIMPULAN
daya alam/bahan baku yang ada.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
SARAN
1. Berdasarkan hasil analisis dan
1. Sebaiknya pemerintah meninjau
pembagian kuesioner kepada
kembali kondisi eksisting kawasan
masyarakat dan karyawan di kawasan
industri yang ada sehingga dapat
industri bahwa infrastruktur kawasan
menunjang pengembangan
industri di Kecamatan Kema dan
infrastruktur kawasan industri di
Kauditan menurut masyarakat sekitar
Kecamatan Kema dan Kauditan
sudah memadai sedangkan menurut
Kabupaten Minahasa Utara.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 607


Jurnal Spasial Vol 6. No. 3, 2019
ISSN 2442-3262
2. Berdasarkan hasil analisis dan Mohammad Misbakhul Munir. 2015. Strategi
pembahasan penelitian Analisis SWOT Pengembangan Kawasan Industri
untuk Pengembangan Infrastruktur, Kendal Dalam Upaya Meningkatkan
dapat disampaikan saran-saran untuk Investasi Daerah .
Kawasan Industri sebagai berikut: Prayudha Budi Hervino, Nia Budi Puspitasari.
➢ Meningkatkan potensi SDM Analisa Swot Pada Kawasan Industri
yang sudah ada dengan Candi Jawa Tengah Menuju Eco
menambah kemampuan Industrial Park.
teknologi dan pemahaman Rr. Lulus Prapti NSS, Edy Suryawardana dan
tentang kawasan industri Dian Triyani. Juni 2015. Analisis
➢ Menambah bahan olahan agar Dampak Pembangunan Infrastruktur
Perusahaan yang sudah tidak Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha
berproduksi bisa kembali Ekonomi Rakyat Di Kota Semarang
berproduksi. Sri Wahyuningsih. 2012. Analisis SWOT untuk
Penentuan Strategi Optimalisasi
DAFTAR PUSTAKA Infrastruktur swot analysis for
Abdul Afif, Agung Witjaksono. Kajian Strategi infrastructure optimization strategy
Pengembangan Kawasan Industri determination.
Pertambangan di Kabupaten Tuban.
Andi Idham Asman. 2016. Strategi Penataan
Home Industri Di Kawasan
Permukiman (Studi Kasus: Industri
Jagung Marning Di Kelurahan Caile
Kabupaten Bulukumba).
Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Kema
Dalam Angka Tahun 2018. Minahasa
Utara.
Badan Pusat Statistik 2018. Kecamatan
Kauditan Dalam Angka Tahun 2018.
Minahasa Utara.
Badan Pusat Statistik 2018. Kabupaten
Minahasa Utara Dalam Angka Tahun
2018.
Dahana Pamungkas, Suryanto. Maret 2018.
Perkembangan Rencana Pembangunan
Kawasan Industri Sentolo (2005-2013).
Dessy Eresina Pinem, 2016. Menemukan
Strategi Pengembangan Kawasan
Industri Melalui Analisis Sektor
Unggulan Kota Binjai
Deary Amethy Zahrotinufus Joen. 2016.
Analisis Potensi Dan Strategi Penentuan
Kawasan Agroindustri Untuk
Dikembangkan Di Kabupaten Lampung
Selatan
Drs.Ec. Khuzaini, MM Drs. Suwitho, M.Si.
2006. Analisis Swot Daya Dukung
Daerah Terhadap Pengembangan
Kawasan Industri Kabupaten Blitar
Kabupaten Minahasa Utara. Peraturan Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Nomor 01
Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2013-2033.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 608

Anda mungkin juga menyukai