H.S.Muhammad Ikhsan
Direktur Jenderal Penataan Agraria
1
LATAR BELAKANG
Masih terjadi ketimpangan penguasaan lahan, Reforma Agraria menjadi bagian dari sembilan
konflik agraria dan penglolaan sumber daya alam agenda utama Presiden Joko Widodo dan Wakil
serta kerusakan lingkungan. Ketetapan MPR
01 Nomor IX/2001 sebagai konsesus nasional di awal
Presiden Jusuf Kalla yaitu cita ke-5 dari
NAWACITA yang berbunyi “Meningkatkan
era reformasi untuk mengatasi masalah tersebut.
03 kualitas hidup manusia Indonesia”, dengan
salah satu programnya adalah mendorong
Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor IX/2001 dan Landreform (Reformasi Agraria) dan Program
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Kepemilikan Tanah Seluas 9 Juta Hektar.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Diperlukan penyempurnaan dan penguatan
02 (RPJPN) Tahun 2005-2025, perlu pengaturan
kerangka regulasi untuk pelaksanaan Reforma
berkenaan pelaksanaan Reforma Agraria, dalam
rangka meningkatkan keadilan sosial dan
04 Agraria melalui perumusan berbagai aturan
kesejahteraan rakyat pelaksanaan landreform.
2
ISSUE STRATEGIS
4
PRINSIP DAN TUJUAN
PRINSIP TUJUAN
REFORMA AGRARIA REFORMA AGRARIA Mengurangi
tanah yang ada diseluruh wilayah Republik Indonesia ketimpangan
mempunyai hubungan yang abadi dengan bangsa penguasaan dan
KEBANGSAAN Indonesia untuk menjaga keberlanjutan kebangsaan pemilikan tanah
Indonesia.
Menciptakan Menciptakan
PENGAKUAN DAN Reforma Agraria mengakui dan melindungi Hak Ulayat
PERLINDUNGAN kemakmuran dan lapangan kerja
MASYARAKAT HUKUM MHA di wilayah Republik Indonesia dan hukum adat yang kesejahteraan
berlaku serta ditaati masyarakatnya. untuk mengurangi
ADAT masyarakat kemiskinan
Reforma Agraria harus memperhatikan kondisi
KEBERLANJUTAN lingkungan dan meminimalkan dampak negatif yang
Memperbaiki akses
dapat merusak/menghilangkan/ mengurangi kualitas Meningkatkan masyarakat kepada
lingkungan. ketahanan dan
sumber ekonomi
kedaulatan pangan
Reforma Agraria harus menjamin semua pihak
KEADILAN diperlakukan adil dalam penguasaan, pemilikan, Memperbaiki dan
penggunaan dan pemanfaatan tanah. Menangani dan menjaga kualitas
menyelesaikan lingkungan hidup
Reforma Agraria mengedepankan kepastian hukum bagi konflik agraria
PEMERINTAHAN penerima TORA, keterbukaan informasi bagi seluruh
YANG BAIK pihak, tertib penyelenggaraan negara, profesionalitas dan
akuntabilitas.
PENYELENGGARAAN
REFORMA AGRARIA perencanaan kegiatan lain yang mendukung Reforma
Agraria
Penataan Aset
Pelaksanaan
Reforma Agraria
Penataan Akses
6
TANAH OBYEK REFORMA AGRARIA untuk LEGALISASI ASET
7
TANAH OBYEK REFORMA AGRARIA untuk REDISTRIBUSI TANAH
1. tanah HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya serta tidak dimohon perpanjangan dan/atau
tidak dimohon pembaruan haknya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah haknya berakhir;
2. tanah yang diperoleh dari kewajiban pemegang HGU untuk menyerahkan paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari luas bidang tanah HGU yang berubah menjadi HGB karena perubahan peruntukan
rencana tata ruang;
3. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari luas
Tanah Negara yang diberikan kepada pemegang HGU dalam proses pemberian, perpanjangan atau
pembaruan haknya;
4. tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan negara dan/atau hasil perubahan batas kawasan
hutan yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai sumber TORA,
meliputi:
a. tanah dalam kawasan hutan yang telah dilepaskan sesuai peraturan perundang-undangan menjadi
TORA; dan
b. tanah dalam kawasan hutan yang telah dikuasai oleh masyarakat dan telah diselesaikan
penguasaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Tanah Negara bekas tanah terlantar yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara
melalui Reforma Agraria;
TANAH OBYEK REFORMA AGRARIA untuk REDISTRIBUSI TANAH
ORANG PERSEORANGAN
KELOMPOK MASYARAKAT
BADAN HUKUM
Koperasi yang Yayasan Sosial yang Badan Usaha Milik Petani yang
Badan hukum BUMDes
dibentuk Subjek dibentuk Subjek RA dibentuk Subjek RA
yang memenuhi syarat. RA
10
SUBYEK OBYEK REFORMA AGRARIA untuk REDISTRIBUSI TANAH
11
PENATAAN ASET + PENATAAN AKSES
12
PENATAAN ASET
14
PENATAAN AKSES/PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemetaan
sosial pembentukan kelompok sasaran
Penyediaan Peningkatan
Jalan, irigasi, dll infratruktur kapasitas berdasarkan jenis usaha (Koperasi,
pendukung kelembagaan BUMDes.)
Penguatan basis
data dan Pendampingan
informasi usaha
komoditas
Akses
Reform
• penyuluhan,
Fasilitasi akses Peningkatan • pendidikan,
pemasaran keterampilan • pelatihan, dan/atau
• bimbingan teknis.
Penataan Akses/Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan berbasis klaster dalam rangka meningkatkan skala ekonomi dan nilai tambah. 15
15
KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA
03 04
Mekanisme dan tata kerja Tim Susunan Anggota dan Tugas dari
Reforma Agraria Nasional diatur
Gugus Tugas Reforma Agraria
dengan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang akan diatur dalam peraturan
Perekonomian Menteri.
16
PELAPORAN
PELAPORAN
• Dilakukan secara berjenjang dari GTRA Kabupaten/Kota ke
TIM REFORMA AGRARIA
GTRA Provinsi, GTRA Provinsi ke GTRA Pusat, dan GTRA Pusat
ke Tim Reforma Agraria Naisonal. Dalam bentuk tertulis secara
GTRA PUSAT berkala tiap 3 (tiga) bulan.
• Tim Reforma Agraria Naisonal melaporkan kepada Presiden
tiap 6 (enam) bulan.
GTRA PROVINSI
GTRA KABUPATEN/KOTA
17
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
KEWAJIBAN
LARANGAN
Menelantarkan tanahnya Mengalihkan hak atas tanahnya tanpa izin Mengalih fungsikan
Kepala Kantor Pertanahan tanahnya tanpa izin Kepala
Kantor Pertanahan
TAMBAHAN
Penerima TORA menyatakan kesanggupan memenuhi kewajiban dan/atau larangan dengan surat pernyataan
yang menjadi pertimbangan dalam surat keputusan pemberian hak atas TORA.
18
PENDANAAN
Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
19
PERAN SERTA MASYARAKAT
20
21
TERIMAKASIH
REKAPITULASI NASIONAL
CAPAIAN KEGIATAN REFORMA AGRARIA
TAHUN 2018
22