Anda di halaman 1dari 38

PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR

“KAJIAN PENGEMBANGAN PENERAPAN PENGENAAN


SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG”
Jakarta, 16 September 2019
TIME LINE PEKERJAAN
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

MAKSUD
Membuat acuan TUJUAN
dalam pengenaan
sanksi
Menyempurnakan SASARAN
kajian pengembangan
administratif
pengenaan sanksi
terhadap  terinventarisasinya kebutuhan kajian pengenaan
administratif bidang
pelanggaran sanksi administratif bidang penataan ruang;
penataan ruang secara  terususunnya pedoman pengenaan sanksi
administratif
efektif dan efisien di administratif bidang penataan ruang;
penataan ruang di
daerah sekaligus  terlaksananya survei instansional di 2 (dua) wilayah,
pusat dan di
menjadi bahan yaitu Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dan
daerah.
penyusunan NSPK Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur;
(Norma, Standar,  terlaksananya FGD (Focus Group Discussion) bersama
Pedoman, dan Narasumber (Pakar) di 3 (tiga) wilayah yaitu
Kriteria) bidang Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka
penertiban Belitung, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara,
pemanfaatan ruang. dan Kota Ambon Provinsi Maluku dengan stakeholders
baik di pusat dan di daerah;
 terlaksananya Diskusi Pakar 3 (tiga) kali di Jakarta/
Bandung dengan stakeholders di lingkungan
Kementerian ATR/Kepala BPN;
 tersusunnya Laporan Akhir; dan
 tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri
ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Pengenaan Sanksi
Administrati Bidang Penataan Ruang.
TINJAUAN YURIDIS
UU NO. 26 TAHUN 2007 dan PP NO. 15 TAHUN 2010
 ALAT UJI UNTUK MENENTUKAN PELANGGARAN

 KRITERIA PENGENAAN SANKSI


ADMINISTRATIF

 Peraturan Penataan Ruang


 Dokumen hukum RTR
 Izin Pemanfaatan Ruang
 Praktek penanganan kasus

 SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG


GAMBARAN UMUM PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI DAERAH
SULAWESI SELATAN JAWA TIMUR
KOTA SURABAYA
PROVINSI KOTA MAKASSAR PROVINSI KOTA SURABAYA
Instansi/OPD yg Dinas SDA & Dinas Tata Ruang & Dinas Perumahan Dinas Perumahan Rakyat Dinas Pekerjaan Umum
memiliki wewenang Penataan Ruang Bangunan Rakyat, Kawasan dan Kawasan
pengenaan sanksi Permukiman, dan Permukiman, Cipta Karya
administratif Cipta Karya dan Tata Ruang
Pedoman/SOP Belum memiliki Belum memiliki Pergub Jawa Timur Peraturan Walikota Peraturan Walikota
terkait penerapan No. 80 Tahun 2014 Surabaya No. 51 Tahun Bandung No. 17 Tahun
pengenaan sanksi tentang 2017 tentang Tata Cara 2016 tentang Tata Cara
administratif Pemanfaatan Pengenaan Sanksi Pengenaan Sanksi
Ruang Pada Administratif Pelanggaran Administratif Pelanggaran
Kawasan Perda Kota Surabaya No.
Pengendalian Ketat 7 Tahun 2009 tentang
Skala Regional di Bangunan.
Provinsi Jawa
Timur
Penerapan sanksi Belum ada Peringatan tertulis, Belum ada Peringatan tertulis, Peringatan tertulis,
administratif pengenaan penghentian pengenaan sanksi penutupan kegiatan dan penutupan kegiatan dan
bidang penataan sanksi sementara kegiatan, adminstratif pembongkaran penyegelan
ruang adminstratif pencabutan izin dan
pembongkaran
DOKUMENTASI PENERAPAN PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI DAERAH

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF


BERUPA STIKER DI KOTA MAKASSAR BERUPA STIKER & PITA PEMBATAS
DI KOTA SURABAYA
DRAFT RANCANGAN PERATURAN MENTERI ATR/KEPALA BPN

BAB I KETENTUAN UMUM

WEWENANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG


BAB II
PENATAAN RUANG

BAB III PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG

BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG


BAB V
PENATAAN RUANG
UPAYA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PENGENAAN SANKSI
BAB VI
ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP


BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Sanksi Administratif adalah perangkat sarana hukum administrasi yang bersifat
pembebanan kewajiban/perintah dan/atau paksaan pemerintah yang dikenakan kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas dasar ketidaktaatan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang Penataan Ruang.
3. Pelanggaran di bidang penataan ruang adalah pelanggaran kegiatan pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, izin pemanfaatan ruang,
persyaratan izin dan kawasan milik umum berdasarkan kewenangannya.
4. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
17.Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
19.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penataan ruang.
BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 2 Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Menteri


ini meliputi:
MAKSUD TUJUAN a. wewenang pengenaan sanksi
administratif bidang penataan
ruang;
b. bentuk pelanggaran di bidang
penataan ruang;
Pedoman bagi Mewujudkan tertib tata c. bentuk pengenaan sanksi
Pemerintah Pusat dan ruang melalui administratif bidang penataan
Pemerintah Daerah penegakan sanksi ruang;
dalam pengenaan administratif bidang
sanksi administratif d. kriteria dan klasifikasi
penataan ruang.
bidang penataan ruang. pengenaan sanksi administratif
bidang penataan ruang; dan
e. tata cara pengenaan sanksi
administratif bidang penataan
ruang.
BAB II WEWENANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 5 Pasal 7 Pasal 9

Wewenang
Wewenang Menteri Wewenang Gubernur
Bupati/Walikota

a. apelanggaran rencana a. pelanggaran penataan


a. pelanggaran penataan
tata ruang atau tata ruang di wilayah
ruang di wilayah provinsi
ruang di wilayah kabupaten/kota yang
yang menjadi
Nasional yang menjadi menjadi kepentingan
kepentingan pemerintah
kepentingan Pemerintah pemerintah
provinsi;
Pusat; kabupaten/kota; dan

b. pelanggaran penataan b. pelanggaran penataan


ruang di Kawasan b. pelanggaran penataan
ruang di Kawasan
Strategis provinsi yang ruang di kawasan
Strategis Nasional yang
mencakup aspek yang strategis kabupaten/kota
mencakup aspek yang
terkait nilai strategis yang mencakup aspek
terkait nilai strategis
yang menjadi dasar yang terkait nilai
yang menjadi dasar
penetapan kawasannya strategis yang menjadi
penetapan kawasan
strategis; dan dasar penetapan
strategis; dan
kawasannya strategis.

c. pelanggaran penataan
c. pelanggaran penataan
ruang yang terjadi dalam
ruang yang terjadi dalam
kawasan lintas
kawasan lintas provinsi.
kabupaten/kota.
BAB III PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG

PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG


Pasal 12 dan Pasal 13

Pemanfaatan ruang yang tidak


Pemanfaatan ruang yang tidak Menghalangi akses terhadap
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin
sesuai dengan persyaratan izin kawasan yang dinyatakan oleh
sesuai dengan rencana tata pemanfaatan ruang yang
yang diberikan oleh pejabat peraturan perundang-undangan
ruang. diberikan oleh pejabat
yang berwenang. sebagai milik umum.
berwenang.

a. memanfaatkan ruang dengan a. tidak menindaklanjuti izin a. melanggar batas sempadan yang a. menutup akses ke pesisir
izin pemanfaatan ruang di lokasi pemanfaatan ruang yang telah telah ditentukan; pantai, sungai, danau, situ, dan
yang tidak sesuai dengan dikeluarkan; dan/atau b. melanggar ketentuan koefisien sumber daya alam serta
peruntukkannya; b. memanfaatkan ruang tidak lantai bangunan yang telah prasarana publik;
b. memanfaatkan ruang tanpa izin sesuai dengan fungsi ruang yang ditentukan; b. menutup akses terhadap
pemanfaatan ruang di lokasi tercantum dalam izin c. melanggar ketentuan koefisien sumber air;
yang sesuai peruntukannya; pemanfaatan ruang. dasar bangunan dan koefisien c. menutup akses terhadap taman
dan/atau dasar hijau; dan ruang terbuka hijau;
c. memanfaatkan ruang tanpa izin d. melakukan perubahan sebagian d. menutup akses terhadap
pemanfaatan ruang di lokasi atau keseluruhan fungsi fasilitas pejalan kaki;
yang tidak sesuai bangunan; e. menutup akses terhadap lokasi
peruntukannya. e. melakukan perubahan sebagian dan jalur evakuasi bencana;
atau keseluruhan fungsi lahan; dan/atau
dan/atau f. menutup akses terhadap jalan
f. tidak menyediakan fasilitas umum tanpa izin pejabat yang
sosial atau fasilitas umum berwenang.
sesuai dengan persyaratan
dalam izin pemanfaatan ruang.
BAB III PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 14 LAMPIRAN I :
INFORMASI PELANGGARAN BIDANG PENATAAN RUANG
Penentuan kriteria dan tipologi
No Jenis Keterangan
pelanggaran diatur dalam
peraturan perundang- 1 Hasil Pengawasan Tindakan yang secara resmi dilakukan oleh
undangan terkait audit tata Penataan Ruang pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
dalam rangka pemantauan dan evaluasi
ruang
penyelenggaraan penataan ruang
2 Hasil Audit Tata Tindakan yang secara resmi dilakukan oleh
Ruang pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
Pasal 15 dalam rangka evaluasi dan pemeriksaan data dan
informasi spasial untuk mengetahui adanya
Pelanggaran di bidang penataan indikasi pelanggaran di bidang penataan ruang.
ruang dapat diketahui melalui:
3 Pengaduan atau a. Pengaduan atau laporan secara langsung
a. hasil pengawasan penataan Pelaporan b. (pihak pelapor secara langsung datang kepada
ruang; petugas penerima laporan ke instansi
b. hasil audit tata ruang; pemerintah)
c. pengaduan atau pelaporan c. Pengaduan atau laporan secara tidak langsung
masyarakat; dan d. (layanan telepon, fax, surat, media daring, dan
d. hasil temuan atau pengamatan media jurnalistik)
langsung di lapangan. 4. Hasil Temuan atau Hasil Temuan langsung atau pengamatan di
Pengamatan di lapangan dari petugas yang memiliki tugas dan
Lapangan fungsi di bidang pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan ruang
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 16 Pasal 17
PERINGATAN
TERTULIS KRITERIA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
PENGHENTIAN
DENDA
SEMENTARA
ADMINISTRATIF
KEGIATAN

PEMULIHAN
SANKSI PENGHENTIAN
SEMENTARA
FUNGSI RUANG
ADMINISTRATIF PELAYANAN
UMUM
BIDANG
PENATAAN
RUANG
PEMBONGKARAN PENUTUPAN
BANGUNAN LOKASI

PEMBATALAN PENCABUTAN
IZIN IZIN
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG
KRITERIA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 17 - Pasal 20

Nilai manfaat pemberian


Besar atau kecilnya dampak Kerugian publik yang
sanksi yang diberikan
yang ditimbulkan akibat ditimbulkan akibat
terhadap pelanggaran
pelanggaran penataan ruang. pelanggaran penataan ruang
penataan ruang.
a. besarnya jumlah penduduk a. manfaat untuk kepentingan a. dampak kerugian akibat
yang terkena dampak atau umum; penutupan atau pembatasan
radius dampak; b. manfaat kebutuhan sarana akses; dan
b. luas wilayah penyebaran dan prasarana; dan b. dampak kerugian akibat
dampak; atau c. manfaat keberlanjutan fungsi penutupan atau pembatasan
c. intensitas dan lamanya kawasan. terhadap pelayanan umum.
dampak berlangsung.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 21

METODE KETERANGAN
a. Bertahap pengenaan sanksi yang didahului dengan
sanksi ringan sampai dengan sanksi berat.
b. Bebas pengenaan sanksi dengan memberikan
keleluasaan bagi pejabat yang berwenang
untuk menentukan pilihan jenis sanksi yang
didasarkan pada tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh orang.
c. Kumulatif pengenaan sanksi dengan menggabungkan
lebih dari satu jenis sanksi administratif
secara bersamaan.
LAMPIRAN V TABEL KLASIFIKASI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PENATAAN RUANG
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan

Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

A Pemanfataan yang
tidak sesuai dengan
rencana tata ruang

1 Memanfaatkan ruang Pasal 61 Penggantian


dengan izin huruf a yang layak
pemanfaatan ruang di UUPR dan (Pemerintah)
lokasi yang tidak Pasal 183
sesuai dengan huruf a PP
peruntukkannya 15/2010

2 Memanfaatkan ruang Pasal 61 Untuk


tanpa izin huruf a mengurus
pemanfaatan ruang di UUPR dan IPR
lokasi Pasal 183
yang sesuai huruf b PP
peruntukannya 15/2010

3 Memanfaatkan ruang Pasal 61


tanpa izin huruf a
pemanfaatan ruang di UUPR dan
lokasi Pasal 183
yang tidak sesuai huruf c PP
peruntukannya. 15/2010

B Pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai
dengan izin
pemanfaatan ruang
yang diberikan oleh
pejabat berwenang

4 Tidak Pasal 61
menindaklanjuti izin huruf b
pemanfaatan ruang UUPR dan
yang telah Pasal 184
dikeluarkan huruf a PP
15/2010
lanjutan
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan

Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

5 Memanfaatkan ruang Pasal 61


tidak sesuai dengan huruf b
fungsi ruang yang UUPR dan
tercantum dalam izin Pasal 184
pemanfaatan ruang huruf b PP
15/2010

C Pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai
dengan persyaratan
izin yang diberikan
oleh pejabat yang
berwenang

6 Melanggar batas Pasal 61


sempadan yang telah huruf c
ditentukan UUPR dan
Pasal 185
PP
15/2010

7 Melanggar ketentuan Pasal 61 RTR atau


koefisien lantai huruf c IMB
bangunan yang telah UUPR dan
ditentukan Pasal 185
PP
15/2010

8 Melanggar ketentuan Pasal 61 RTR atau


koefisien dasar huruf c IMB
bangunan dan UUPR dan
koefisien Pasal 185
dasar hijau PP
15/2010
lanjutan
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan

Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

9 Melakukan Pasal 61
perubahan sebagian huruf c
atau keseluruhan UUPR dan
fungsi bangunan Pasal 185
PP
15/2010

10 Melakukan Pasal 61
perubahan sebagian huruf c
atau keseluruhan UUPR dan
fungsi lahan Pasal 185
PP
15/2010

11 Tidak menyediakan Pasal 61


fasilitas sosial atau huruf c
fasilitas umum sesuai UUPR dan
dengan persyaratan Pasal 185
dalam izin PP
pemanfaatan ruang 15/2010

D Menghalangi akses
terhadap kawasan
yang dinyatakan
oleh peraturan
perundang-undangan
sebagai milik umum

12 Menutup akses ke Pasal 61


pesisir pantai, sungai, huruf d
danau, situ, dan UUPR dan
sumber daya alam Pasal 186
serta prasarana PP
publik 15/2010
lanjutan
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan

Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

13 Menutup akses Pasal 61


terhadap sumber air huruf d
UUPR dan
Pasal 186
PP
15/2010

14 Menutup akses Pasal 61


terhadap taman dan huruf d
ruang terbuka hijau UUPR dan
Pasal 186
PP
15/2010

15 Menutup akses Pasal 61


terhadap fasilitas huruf d
pejalan kaki UUPR dan
Pasal 186
PP
15/2010

16 Menutup akses Pasal 61


terhadap lokasi dan huruf d
jalur evakuasi UUPR dan
bencana Pasal 186
PP
15/2010

17 Menutup akses Pasal 61


terhadap jalan umum huruf d
tanpa izin pejabat UUPR dan
yang berwenang. Pasal 186
PP
15/2010
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
1. PERINGATAN TERTULIS Pasal 23 – Pasal 25

1) Peringatan tertulis merupakan sanksi tertulis yang diberikan untuk memberitahukan bahwa
Orang telah melakukan pelanggaran di bidang penataan ruang.
2) Peringatan tertulis dapat diberikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya.
3) Peringatan tertulis memuat:
a. rincian pelanggaran di bidang
penataan ruang;
b. kewajiban untuk
menyesuaikan pemanfaatan
ruang dengan rencana tata
ruang dan ketentuan teknis
dalam pemanfaatan ruang;
dan
c. tindakan pengenaan sanksi
administratif di bidang
penataan ruang yang akan
diberikan.
TANDA PEMBERITAHUAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG

1. STIKER
Stiker adalah media informasi yang ditempel atau dilekatkan pada bangunan yang
menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang.

Bahan stiker menggunakan bahan yang Ukuran Stiker


lentur, daya tahan terhadap air dan cuaca
(misal: dapat menggunakan bahan stiker
vinyl, transparan, oracal, scotlight, one way
vision, chromo, dan hvs).
GRAND DESAIN STIKER
Stiker yang ditempelkan atau dilekatkan pada bangunan yang menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang;

Ukuran Besar : 120x240 cm


Ukuran Kecil : 30x60 cm

Ukuran Sedang : 60x120 cm


TANDA PEMBERITAHUAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG

2. PAPAN Spesifikasi Papan


Papan adalah suatu media informasi yang bersifat tetap
dipasang pada tempat yang telah ditentukan dan mudah
terlihat oleh publik yang digunakan sebagai tanda
pemberitahuan pelanggaran bidang penataan ruang pada
lokasi persil atau kawasan yang menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah
tentang rencana tata ruang;
e. Gambar lokasi pelanggaran yang ditampilkan, terdiri:
1) Citra satelit atau foto atau hasil drone (yang
menggambarkan kondisi eksisting),
2) Peta Rencana Pola Ruang.
GRAND DESAIN PAPAN
Papan pada lokasi persil atau kawasan yang menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang;
e. Gambar lokasi pelanggaran yang ditampilkan, terdiri:
1) Citra satelit atau foto atau hasil drone (yang menggambarkan kondisi eksisting),
2) Peta Rencana Pola Ruang.

Ukuran Papan:
100x150 cm
TANDA PEMBERITAHUAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG

3. SPANDUK
Spanduk adalah sebuah kain rentang yang berisi informasi yang bersifat tetap dipasang pada
tempat yang telah ditentukan dan mudah terlihat oleh publik yang digunakan sebagai tanda
pemberitahuan pelanggaran bidang penataan ruang pada lokasi persil atau kawasan yang
menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang.

Bahan spanduk menggunakan bahan yang Ukuran Spanduk


kuat, tahan lama, tahan air dan cuaca (misal:
dapat menggunakan bahan flexy jerman, flexi
korea, flexi china, poly A, poly B, albartos,
luster, easy banner, dan banner cloth).
GRAND DESAIN SPANDUK
Spanduk yang ditempelkan atau dilekatkan pada bangunan yang menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang;

Ukuran Besar : 150x600 cm


BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 26
2. PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN
1) Penghentian Sementara Kegiatan merupakan sanksi yang diberikan untuk
menghentikan paksa suatu kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
2) Penghentian sementara kegiatan diberikan kepada Orang yang melakukan pelanggaran
di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai
peruntukannya;
b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin
pemanfaatan ruang; dan
c. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan.
6) Surat keputusan penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), berisi ketentuan pemenuhan kewajiban kepada orang yang melakukan pelanggaran
dalam jangka waktu paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak penerbitan
surat keputusan penghentian sementara kegiatan.
8) Dalam hal keputusan penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) diabaikan, Orang yang melakukan pelanggaran dikenakan sanksi administratif
lainnya.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 27
3. PENGHENTIAN SEMENTARA PELAYANAN UMUM
1) Penghentian Sementara Pelayanan Umum merupakan sanksi yang diberikan untuk
menghentikan paksa pelayanan umum yang diberikan oleh penyedia jasa pelayanan
umum dalam jangka waktu tertentu.
2) Penghentian sementara pelayanan umum diberikan kepada Orang yang melakukan
pelanggaran di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai
peruntukannya;
b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin
pemanfaatan ruang; dan
c. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan.
6) Penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
7) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya melaksanakan
pengawasan penghentian sementara pelayanan umum untuk memastikan tidak terdapat
pelayanan umum kepada Orang yang melakukan pelanggaran sampai dengan
terpenuhinya kewajiban.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 28
4. PENUTUPAN LOKASI
1) Penutupan Lokasi merupakan sanksi yang diberikan untuk menutup lokasi kegiatan
secara paksa dalam jangka waktu tertentu atau selamanya.
2) Penutupan lokasi merupakan sanksi yang diberikan kepada Orang yang melakukan
pelanggaran di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai
peruntukannya;
b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai
peruntukannya; atau
c. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin
pemanfaatan ruang.
7) Penutupan lokasi dapat disertai dengan pemasangan:
a. pita pembatas; dan
b. rantai dan/atau gembok.
8) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya melaksanakan
pengawasan penutupan lokasi untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka
kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 29
5. PENCABUTAN IZIN
1) Pencabutan Izin merupakan sanksi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk
menyatakan izin yang diberikan tidak berlaku lagi.
2) Pencabutan izin merupakan sanksi yang diberikan kepada Orang yang melakukan
pelanggaran di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin
pemanfaatan ruang; atau
b. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan.
5) Berdasarkan surat keputusan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya memberitahukan
kepada Orang yang melakukan pelanggaran mengenai status izin yang telah dicabut
sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah
dicabut izinnya.
6) Apabila perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diabaikan, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan tindakan penghentian kegiatan atau penutupan lokasi.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 30
6. PEMBATALAN IZIN
1) Pembatalan Izin merupakan sanksi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk menyatakan
izin yang diberikan tidak berlaku karena tidak sesuai prosedur ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Pembatalan izin diberikan kepada Orang yang melakukan pelanggaran di bidang penataan ruang
berupa:
a. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya;
b. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan;
c. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan
ruang;
d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan; atau
e. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan.
5) Berdasarkan surat keputusan pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya memberitahukan kepada Orang yang
melakukan pelanggaran mengenai status izin yang telah dibatalkan sekaligus perintah untuk
menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah dibatalkan izinnya.
6) Apabila perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) diabaikan, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
tindakan penghentian kegiatan atau penutupan lokasi.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 31
7. PEMBONGKARAN BANGUNAN
1) Pembongkaran Bangunan merupakan kegiatan merobohkan atau menghancurkan seluruh atau sebagian
bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana.
2) Pembongkaran bangunan diberikan kepada Orang yang melakukan pelanggaran di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai peruntukannya;
b. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;
c. melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yang telah ditentukan;
d. melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan koefisien dasar hijau;
e. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan;
f. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan;
g. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, embung, dan sumber daya alam serta prasarana
publik;
h. menutup akses terhadap sumber air;
i. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau;
j. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;
k. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana; atau
l. menutup akses terhadap jalan umum.
5) Berdasarkan surat keputusan pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya memberitahukan kepada Orang yang melakukan pelanggaran
untuk melakukan pembongkaran bangunan.
6) Apabila Orang yang melakukan pelanggaran tidak melakukan pembongkaran dalam batas waktu yang ditentukan,
maka Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan pembongkaran secara
paksa.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 32
8. PEMULIHAN FUNGSI RUANG
1) Pemulihan Fungsi Ruang merupakan kegiatan pengembalian atau penyesuaian fungsi sesuai dengan rencana tata ruang yang
diakibatkan oleh pelanggaran pemanfaatan ruang.
2) Pemulihan fungsi ruang diberikan kepada Orang yang melakukan pelanggaran di bidang penataan ruang berupa:
a. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai peruntukannya;
b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang
c. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;
d. melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yang telah ditentukan;
e. melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan koefisien dasar hijau;
f. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan;
g. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan;
h. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, embung, dan sumber daya alam serta prasarana publik;
i. menutup akses terhadap sumber air;
j. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau;
k. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;
l. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan
m. menutup akses terhadap jalan umum.
6) Jangka waktu upaya pemulihan fungsi ruang oleh Orang yang melakukan pelanggaran yaitu selama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak diterbitkannya surat keputusan pemulihan fungsi ruang.
7) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari Orang yang melakukan pelanggaran tidak melakukan upaya pemulihan fungsi ruang,
maka dilakukan pemulihan fungsi ruang secara paksa.
8) Apabila Orang yang melakukan pelanggaran dinilai tidak mampu untuk melakukan pemulihan fungsi ruang, maka Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan fungsi
ruang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota atas beban Orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikemudian
hari.
BAB V TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 33
9. DENDA ADMINISTRATIF
1) Denda Administratif merupakan
pembebanan kewajiban untuk melakukan
pembayaran sejumlah uang tertentu kepada
orang yang melakukan pelanggaran karena
terlambat untuk melakukan kewajiban yang
dibebankan.
2) Denda administratif dikenakan secara
tersendiri atau bersama-sama dengan
pengenaan sanksi administratif lainnya.
3) Pengenaan denda administratif dituangkan
dalam ketetapan denda oleh pejabat yang
berwenang.
BAB VI UPAYA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PENGENAAN
SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 34

1) Orang yang melakukan pelanggaran yang telah dikenakan


sanksi administratif bidang penataan ruang dapat
mengajukan keberatan.
2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

Bahwa semua keputusan yang terbit sebelum Peraturan


Menteri ini ditetapkan, dinyatakan masih berlaku selama
tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Terima Kasih . . .

Anda mungkin juga menyukai