MAKSUD
Membuat acuan TUJUAN
dalam pengenaan
sanksi
Menyempurnakan SASARAN
kajian pengembangan
administratif
pengenaan sanksi
terhadap terinventarisasinya kebutuhan kajian pengenaan
administratif bidang
pelanggaran sanksi administratif bidang penataan ruang;
penataan ruang secara terususunnya pedoman pengenaan sanksi
administratif
efektif dan efisien di administratif bidang penataan ruang;
penataan ruang di
daerah sekaligus terlaksananya survei instansional di 2 (dua) wilayah,
pusat dan di
menjadi bahan yaitu Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dan
daerah.
penyusunan NSPK Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur;
(Norma, Standar, terlaksananya FGD (Focus Group Discussion) bersama
Pedoman, dan Narasumber (Pakar) di 3 (tiga) wilayah yaitu
Kriteria) bidang Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka
penertiban Belitung, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara,
pemanfaatan ruang. dan Kota Ambon Provinsi Maluku dengan stakeholders
baik di pusat dan di daerah;
terlaksananya Diskusi Pakar 3 (tiga) kali di Jakarta/
Bandung dengan stakeholders di lingkungan
Kementerian ATR/Kepala BPN;
tersusunnya Laporan Akhir; dan
tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri
ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Pengenaan Sanksi
Administrati Bidang Penataan Ruang.
TINJAUAN YURIDIS
UU NO. 26 TAHUN 2007 dan PP NO. 15 TAHUN 2010
ALAT UJI UNTUK MENENTUKAN PELANGGARAN
Pasal 1
1. Sanksi Administratif adalah perangkat sarana hukum administrasi yang bersifat
pembebanan kewajiban/perintah dan/atau paksaan pemerintah yang dikenakan kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas dasar ketidaktaatan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang Penataan Ruang.
3. Pelanggaran di bidang penataan ruang adalah pelanggaran kegiatan pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, izin pemanfaatan ruang,
persyaratan izin dan kawasan milik umum berdasarkan kewenangannya.
4. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
17.Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
19.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penataan ruang.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 2 Pasal 3
Wewenang
Wewenang Menteri Wewenang Gubernur
Bupati/Walikota
c. pelanggaran penataan
c. pelanggaran penataan
ruang yang terjadi dalam
ruang yang terjadi dalam
kawasan lintas
kawasan lintas provinsi.
kabupaten/kota.
BAB III PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG
a. memanfaatkan ruang dengan a. tidak menindaklanjuti izin a. melanggar batas sempadan yang a. menutup akses ke pesisir
izin pemanfaatan ruang di lokasi pemanfaatan ruang yang telah telah ditentukan; pantai, sungai, danau, situ, dan
yang tidak sesuai dengan dikeluarkan; dan/atau b. melanggar ketentuan koefisien sumber daya alam serta
peruntukkannya; b. memanfaatkan ruang tidak lantai bangunan yang telah prasarana publik;
b. memanfaatkan ruang tanpa izin sesuai dengan fungsi ruang yang ditentukan; b. menutup akses terhadap
pemanfaatan ruang di lokasi tercantum dalam izin c. melanggar ketentuan koefisien sumber air;
yang sesuai peruntukannya; pemanfaatan ruang. dasar bangunan dan koefisien c. menutup akses terhadap taman
dan/atau dasar hijau; dan ruang terbuka hijau;
c. memanfaatkan ruang tanpa izin d. melakukan perubahan sebagian d. menutup akses terhadap
pemanfaatan ruang di lokasi atau keseluruhan fungsi fasilitas pejalan kaki;
yang tidak sesuai bangunan; e. menutup akses terhadap lokasi
peruntukannya. e. melakukan perubahan sebagian dan jalur evakuasi bencana;
atau keseluruhan fungsi lahan; dan/atau
dan/atau f. menutup akses terhadap jalan
f. tidak menyediakan fasilitas umum tanpa izin pejabat yang
sosial atau fasilitas umum berwenang.
sesuai dengan persyaratan
dalam izin pemanfaatan ruang.
BAB III PELANGGARAN DI BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 14 LAMPIRAN I :
INFORMASI PELANGGARAN BIDANG PENATAAN RUANG
Penentuan kriteria dan tipologi
No Jenis Keterangan
pelanggaran diatur dalam
peraturan perundang- 1 Hasil Pengawasan Tindakan yang secara resmi dilakukan oleh
undangan terkait audit tata Penataan Ruang pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
dalam rangka pemantauan dan evaluasi
ruang
penyelenggaraan penataan ruang
2 Hasil Audit Tata Tindakan yang secara resmi dilakukan oleh
Ruang pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
Pasal 15 dalam rangka evaluasi dan pemeriksaan data dan
informasi spasial untuk mengetahui adanya
Pelanggaran di bidang penataan indikasi pelanggaran di bidang penataan ruang.
ruang dapat diketahui melalui:
3 Pengaduan atau a. Pengaduan atau laporan secara langsung
a. hasil pengawasan penataan Pelaporan b. (pihak pelapor secara langsung datang kepada
ruang; petugas penerima laporan ke instansi
b. hasil audit tata ruang; pemerintah)
c. pengaduan atau pelaporan c. Pengaduan atau laporan secara tidak langsung
masyarakat; dan d. (layanan telepon, fax, surat, media daring, dan
d. hasil temuan atau pengamatan media jurnalistik)
langsung di lapangan. 4. Hasil Temuan atau Hasil Temuan langsung atau pengamatan di
Pengamatan di lapangan dari petugas yang memiliki tugas dan
Lapangan fungsi di bidang pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan ruang
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 16 Pasal 17
PERINGATAN
TERTULIS KRITERIA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
PENGHENTIAN
DENDA
SEMENTARA
ADMINISTRATIF
KEGIATAN
PEMULIHAN
SANKSI PENGHENTIAN
SEMENTARA
FUNGSI RUANG
ADMINISTRATIF PELAYANAN
UMUM
BIDANG
PENATAAN
RUANG
PEMBONGKARAN PENUTUPAN
BANGUNAN LOKASI
PEMBATALAN PENCABUTAN
IZIN IZIN
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG PENATAAN RUANG
KRITERIA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG PENATAAN RUANG
Pasal 17 - Pasal 20
METODE KETERANGAN
a. Bertahap pengenaan sanksi yang didahului dengan
sanksi ringan sampai dengan sanksi berat.
b. Bebas pengenaan sanksi dengan memberikan
keleluasaan bagi pejabat yang berwenang
untuk menentukan pilihan jenis sanksi yang
didasarkan pada tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh orang.
c. Kumulatif pengenaan sanksi dengan menggabungkan
lebih dari satu jenis sanksi administratif
secara bersamaan.
LAMPIRAN V TABEL KLASIFIKASI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PENATAAN RUANG
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan
Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
A Pemanfataan yang
tidak sesuai dengan
rencana tata ruang
B Pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai
dengan izin
pemanfaatan ruang
yang diberikan oleh
pejabat berwenang
4 Tidak Pasal 61
menindaklanjuti izin huruf b
pemanfaatan ruang UUPR dan
yang telah Pasal 184
dikeluarkan huruf a PP
15/2010
lanjutan
Dampak yang
Ditimbulkan
Akibat Kerugian Publik Pasal 63 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Pelanggaran yang Ditimbulkan Pasal 182 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penataan
No Unsur Pelanggaran Pasal Ruang Keterangan
Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
C Pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai
dengan persyaratan
izin yang diberikan
oleh pejabat yang
berwenang
Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
9 Melakukan Pasal 61
perubahan sebagian huruf c
atau keseluruhan UUPR dan
fungsi bangunan Pasal 185
PP
15/2010
10 Melakukan Pasal 61
perubahan sebagian huruf c
atau keseluruhan UUPR dan
fungsi lahan Pasal 185
PP
15/2010
D Menghalangi akses
terhadap kawasan
yang dinyatakan
oleh peraturan
perundang-undangan
sebagai milik umum
Penghentian
Penghentian Pemulihan
Peringatan Sementara Penutupan Pencabutan Pembatalan Pembongkaran Denda
Besar Kecil Besar Kecil Sementara Fungsi
Tertulis Pelayanan Lokasi Izin Izin Bangunan Administratif
Kegiatan Ruang
Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1) Peringatan tertulis merupakan sanksi tertulis yang diberikan untuk memberitahukan bahwa
Orang telah melakukan pelanggaran di bidang penataan ruang.
2) Peringatan tertulis dapat diberikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya.
3) Peringatan tertulis memuat:
a. rincian pelanggaran di bidang
penataan ruang;
b. kewajiban untuk
menyesuaikan pemanfaatan
ruang dengan rencana tata
ruang dan ketentuan teknis
dalam pemanfaatan ruang;
dan
c. tindakan pengenaan sanksi
administratif di bidang
penataan ruang yang akan
diberikan.
TANDA PEMBERITAHUAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG
1. STIKER
Stiker adalah media informasi yang ditempel atau dilekatkan pada bangunan yang
menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang.
Ukuran Papan:
100x150 cm
TANDA PEMBERITAHUAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG
3. SPANDUK
Spanduk adalah sebuah kain rentang yang berisi informasi yang bersifat tetap dipasang pada
tempat yang telah ditentukan dan mudah terlihat oleh publik yang digunakan sebagai tanda
pemberitahuan pelanggaran bidang penataan ruang pada lokasi persil atau kawasan yang
menunjukan:
a. Identitas Orang yang melakukan pelanggaran;
b. Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Ketentuan pemanfaatan ruang dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang.
Pasal 35
Pasal 36