Anda di halaman 1dari 33

PENEGAKAN HUKUM DAN

PENGENAAN SANKSI
(Materi Kuliah 11)

Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota


Universitas Pasundan
2020
PENGENAAN SANKSI
Pendahuluan
 Pengenaan sanksi di dalam pelanggaran terhadap
Penyelenggaraan Penataan Ruang dapat dikenai terhadap
masyarakat maupun pejabat pemerintah (pasal 57 dan
pasal 62 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang).
 Pasal 57 menyatakan bahwa jika penyimpangan
penyelenggaraan penataan ruang setelah dilakukan
pemantauan dan evaluasi terbukti terjadi penyimpangan
administratif akan dikenakan sanksi; tetapi bentuk
sanksinya disesuaikan dengan peratuan perundangan
yang berlaku.
 Pelanggaran dalam pemanfaatan ruang secara jelas
menyatakan akan dikenai sanksi (pasal 62).
 Bentuk sanksi yang dikenakan terhadap penyimpangan
administratif maupun pelanggar pemanfaatan ruang berupa
sanksi administratif dan sanksi pidana.
KEDUDUKAN PENGENDALIAN DALAM
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Penyelenggaraan
Penataan Ruang

Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian

Peraturan Zonasi
Program PR
Perizinan
Pembiayaan Insentif &
Disinsentif

Sanksi
PENGERTIAN SANKSI
 Sanksi adalah suatu langkah hukuman yang
dijatuhkan oleh negara atau kelompok tertentu
karena terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok.
 Sanksi dalam konteks hukum adalah hukuman
yang dijatuhkan oleh pengadilan pada
seseorang/kelompok yang melanggar hukum.
 Merupakan bentuk perwujudan yang paling jelas
dari kekuasaan negara dalam pelaksanaan
kewajibannya untuk memaksakan ditaatinya
hukum.
 Sanksi dalam konteks sosiologi adalah kontrol
sosial.
BENTUK SANKSI HUKUM

1. Sanksi Pidana

2. Sanksi Perdata

3. Sanksi Administrasi
BENTUK SANKSI HUKUM

1. SANKSI PIDANA
Dijatuhkan kepada seseorang yang telah melanggar
ketentuan hukum pidana.
Sanksi yang dijatuhkan dalam hukum pidana
mengakibatkan perampasan kebebasan (hukuman
penjara), harta benda (penyitaan), kehormatan
bahkan jiwa seseorang (hukuman mati).
Dalam penerapan hukum pidana harus mendasarkan
pada hukum acara pidana yang jelas. Hal ini untuk
memberikan hak kepada seseorang untuk membela
diri, berkaitan pula dengan penerapan asas legalitas.
BENTUK SANKSI HUKUM

2. SANKSI PERDATA
Sanksi yang diterapkan kepada seseorang yang telah
melanggar ketentuan hukum yang telah dibuatnya
dalam suatu perikatan. Sanksi perdata diberikan
dalam bentuk ganti rugi dan denda.

3. SANKSI ADMINISTRASI
Penerapan sanksi administrasi berkaitan dengan
suatu kegiatan yang dianggap telah terjadi suatu
pelanggaran administrasi.
Bentuk-bentuk Pelanggaran dalam
Pemanfaatan Ruang

1. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan


rencana tata ruang;
2. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat
berwenang;
3. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang;
4. menghalangi akses terhadap kawasan yang
dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum.
(Sumber PP 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang)
Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
UU 26/2007 & PP
Menurut UU 26/2007 (Psl. 63) & PP 15/2010 (Psl. 182)
15/2010
Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Pelanggaran Pemanfaatan Ruang adalah merupakan akumulasi
penyimpangan persil. Bentuk-bentuk penyimpangan persil :

 Pelanggaran fungsi (PF), yaitu pemanfaatan lahan atau


persil dan bangunan tidak sesuai dengan fungsi ruang yang
ditetapkan dalam RTR.
 Pelanggaran luas peruntukan (PL), yaitu pemanfaatan
sesuai fungsi, tetapi luas pemanfaatan tidak sesuai dengan
luas peruntukan yang telah ditetapkan dalam RTR.
 Pelanggaran persyaratan teknik (PT), yaitu pemanfaatan
sesuai fungsi tetapi persyaratan teknis tidak sesuai dengan
ketentuan dalam RTR.
 Pelanggaran bentuk pemanfaatan (PB), yaitu pemanfaatan
sesuai fungsi, tetapi bentuk pemanfaatan tidak sesuai
dengan arahan RTR.
Penyebab Pelanggaran Pemanfaatan
Ruang
Penyimpangan atau pelanggaran pemanfaatn ruang persil
kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa kelompok pelaku, yaitu:

 Masyarakat sendiri; karena ketidaktahuan (tidak disengaja),


kebutuhan yang mendesak, atau keinginan tertentu, masyarakat
membangun persilnya melanggar ketentuan izin yang telah diterima.
 Instansi pemberi izin; dalam pemberian izin, instansi yang
berwenang menerbitkan izin harus mengacu pada RTR yang telah
ditetapkan. Disebabkan oleh berbagai hal, pemberi izin menerbitkan
izin pembangunan tidak sesuai dengan pemanfaatan ruang yang
telah direncanakan. Dalam hal ini, kegiatan pembangunan oleh
masyarakat tidak dapat disalahkan dan diberikan sanksi yang
merugikan masyarakat pembangun.
 Pengaturan pemanfaatan ruang atau RTR-nya; karena
kekurangjelasan atau ketiadaan aturan yang rinci dan tegas dari
RTR; pemberi izin tidak dapat memahami RTR yang telah
disyahkan. Hal ini mengakibatkan kesalahan dalam pemberian izin
pembangunan, sehingga berakibat izin yang diberikan kadang tidak
dapat memberikan ketegasan aturan.
PENGENAAN SANKSI

Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan


ruang di dalam UU PR No.26/2007 dinyatakan dalam
pasal 61 mencakup pelanggaran yang berkenaan
dengan :

1. Rencana tata ruang yang telah ditetapkan


2. Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang
3. Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang
4. Tidak memberikan akses terhadap kawasan yang
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum.
Penerapan Sanksi Administratif

1. Aparat pemerintah berupa : teguran, pemecatan


dan mutasi
2. Masyarakat berupa :
 Peringatan tertulis
 Penghentian sementara kegiatan/ pelayanan
umum
 Penutupan lokasi
 Pembatalan/Pencabutan izin
 Pembongkaran bangunan
 Pemulihan fungsi ruang
 Denda Administratif
Jenis Sanksi menurut UU 26/2007 & PP 15/2010

PERINGATAN TERTULIS a. rincian pelanggaran dalam penataan ruang;


(max. 3x) b. kewajiban untuk menyesuaikan kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang dan
ketentuan teknis pemanfaatan ruang; dan
c. tindakan pengenaan sanksi yang akan diberikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DIABAIKAN

PENGHENTIAN SEMENTARA
PENCABUTAN IZIN Bila diabaikan, dilakukan penertiban
KEGIATAN
DIABAIKAN

PENGHENTIAN SEMENTARA
PEMBATALAN IZIN Bila diabaikan, dilakukan penertiban
PELAYANAN UMUM

PEMBONGKARAN
PENUTUPAN LOKASI Dibantu oleh aparat penertiban
BANGUNAN
Dibantu oleh aparat penertiban

PEMULIHAN FUNGSI RUANG

A.l.u.r P.e.n.e.g.a.k.a.n 1
H.u.k.u.m DENDA ADMINISTRATIF 4
Proses Usulan bentuk penertiban

Sanksi
Penetapan pelaksanaan
Administratif sanksi oleh Kepala Daerah

Sanksi Administratif

Aparat pemerintah : Masyarakat :

Teguran Peringatan tertulis


Pemecatan Penghentian kegiatan/pelayanan umum
Denda Penutupan lokasi
Mutasi Pencabutan/pembatalan izin
Pembongkaran bangunan
Pemulihan fungsi ruang
Denda adminstratif

Pemeriksaan Pelaksanaan
Sanksi oleh Tim Wibawapraja

Sanksi terlaksana Sanksi tidak terlaksana

Penertiban terlaksana Penyerahan kasus ke


Pengadilan
Tipologi Ketidaksesuaian

1
T.i.p.o.l.o.g.i K.e.t.i.d.a.k.s.e.s.u.a.i.a.n 6
Indikasi Waktu Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
menurut UU 26/2007 & PP 15/2010

RTR di Tetapkan

A B Time
fram
Izin tidak sesuai RTR Izin tidak sesuai RTR
e
A: Disesuaikan dengan
RTR (3 tahun)
Penggantian yang layak:
- Uang
- Ruang pengganti
- Pemukiman kembali
- Kompensasi
- Urun saham

T.i.p.o.l.o.g.i
1
K.e.t.i.d.a.k.s.e.s.u.a.i.a.n 7
Sanksi Adminstratif dan Denda Administratif di Kota Bandung
Perda No. 5 Tahun 2010 Perda No. 12 Tahun 2011 Perda No. 18 Tahun 2011
(Pasal 15Perda 8 Ayat (1)) (Pasal 78) (Pasal 128)
a. Peringatan tertulis Teguran tertulis Peringatan tertulis

b. Pembatasan kegiatan Penutupan lokasi


pembangunan
c. Penghentian sementara Penghentian sementara Penghentian sementara kegiatan

Penghentian sementara pelayanan


umum
Pembatalan IMB Pembatalan Izin

d. Pembekuan IMB

e. Pencabutan IMB Pencabutan izin

f. Pembekuan SLF

g. Pencabutan SLF

h. Perintah pembongkaran bangunan Pembongkaran Pembongkaran bangunan


gedung
Tindakan lain yang bertujuan Pemulihan fungsi ruang
untuk menghentikan
pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan
hidup.
Sanksi denda paling banyak 10% Denda administratif
dari nilai bangunan yang sedang
atau telah dibangun.
PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR
548 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
DALAM PENYELENGGARAAN BANGUNAN
GEDUNG

PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR


1032 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN WALIKOTA BANDUNG
NOMOR 548 TAHUN 2016
TENTANG TATA CARA PENERAPAN SANKSI
ADMINISTRATIF
DALAM PENYELENGGARAAN BANGUNAN
GEDUNG
PENENTUAN JENIS SANKSI
ADMINISTRATIF BERDASARKAN
PADA PERTIMBANGAN:

a. tingkatan jenis pelanggaran yang dilakukan;


b. tingkat pengaruh atau dampak kerusakan
dan/atau kerugian yang ditimbulkan; dan
c. tingkat ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan dan/atau ketentuan
perizinan.
Sumber : Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 548 tahun 2016
KEWENANGAN WALI KOTA BANDUNG
DALAM MENERAPKAN SANKSI
ADMINISTRATIF

1. denda administrasi;
2. penyediaan barang atau benda untuk
kepentingan umum sebagai aset
daerah;
3. perintah pembongkaran bangunan
gedung.
Sumber : Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 548 tahun 2016
SEBAGIAN KEWENANGAN
WALI KOTA BANDUNG DALAM
MENERAPKAN SANKSI ADMINISTRATIF,
DIDELEGASIKAN KEPADA :
1. DINAS PENATAAN RUANG
2. DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN
TERPADU SATU PINTU
3. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
Sumber : Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 548 tahun 2016
TATA CARA PENERAPAN
SANKSI ADMINISTRATIF
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA
KARYA TERHADAP BANGUNAN
YANG BELUM MEMILIKI IMB
1. TEGURAN TERTULIS

Sanksi Administratif Teguran Tertulis berlaku


untuk :
a. pelanggaran yang bersifat administratif;
dan/atau
b. perbuatan yang mengarah atau berpotensi
pada pelanggaran terhadap persyaratan IMB
dan/atau peraturan perundang-undangan
bidang bangunan gedung.
2. PEMBATASAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN
Sanksi ini diterapkan dalam hal terjadi
pelanggaran terhadap kegiatan yang
menimbulkan gangguan kepada masyarakat
dan/atau lingkungan hidup, yaitu berupa :
1. waktu kegiatan pembangunan;
2. pengangkutan bahan bangunan;
3. pengabaian terhadap keselamatan kerja;
dan/atau
4. gangguan terhadap ketenangan dan
ketertiban umum.
3. PENGHENTIAN SEMENTARA

Sanksi ini diterapkan dalam hal terjadinya :


1. kegiatan membangun diluar yang telah
ditetapkan dalam IMB;
2. adanya laporan atau pengaduan masyarakat;
dan/atau
3. belum lengkapnya persyaratan tambahan
yang telah ditetapkan.
4. PEMBEKUAN SERTIFIKAT LAIK
FUNGSI (SLF)
Sanksi ini dapat dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut: :
1. pemegang SLF tidak melakukan pendaftaran
ulang pada saat masa berlakunya telah
habis;
2. kondisi bangunan tidak sesuai dengan
ketentuan SLF;
3. bangunan sudah tidak layak fungsi lagi
sebagai akibat terjadinya bencana atau
sebab lainnya.
5. PENCABUTAN SERTIFIKAT
LAIK FUNGSI (SLF)

Sanksi ini dapat dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut :
 Dalam hal pemegang SLF yang sudah
dipanggil secara tertulis dan patut sebanyak 3
(tiga) kali tidak hadir tanpa keterangan yang
sah, pencabutan SLF sah.
ALUR PENERTIBAN PELANGGARAN
DI KOTA BANDUNG
BERDASARKAN
SEKSI
CEK ULANG HASIL CEK ULANG,
PENGAWASAN PETUGAS
LAPANGAN OLEH SEKSI PENGUSUTAN
MELIMPAHKAN MENYEGEL
PETUGAS DAN PENERTIBAN
HASIL BANGUNAN
TERHADAP MEMBUAT SURAT
PENGAWASAN
BANGUNAN YANG PERINTAH
KEPADA SEKSI
TIDAK BER IMB PENYEGELAN
PENGUSUTAN DAN
PENERTIBAN

DALAM JANGKA DALAM JANGKA


WAKTU 7 HARI WAKTU 14 HARI
BANGUNAN BELUM SETELAH
DIBONGKAR MAKA PENYEGELAN
DINAS PENATAAN BELUM ADA
RUANG MEMBUAT TINDAKAN DARI
SURAT PELIMPAHAN PEMILIK
KEPADA SATPOL PP BANGUNAN, MAKA
UNTUK DIBONGKAR DINAS PENATAAN
RUANG MEMBUAT
SURAT PERINTAH
BONGKAR
Penyegelan bangunan gedung
Penerapan Sanksi Pidana (pasal 69-73 UUPR)
No Jenis Pelanggaran Sanksi Pidana (paling lama dan besar)
1 Rencana Tata Ruang yang telah
ditetapkan
 Perubahan fungsi Penjara 3 tahun & denda Rp.0,5 M
 Kerugian Property Penjara 8 tahun & denda Rp.1,5 M
 Kematian orang Penjara 15 tahun & denda Rp. 5 M
2 Izin Pemanfaatan Ruang Penjara 3 tahun & denda Rp.0,5 M
 Perubahan fungsi Penjara 5 tahun & denda Rp.1 M
 Kerugian Property Penjara 5 tahun & denda Rp. 1,5 M
 Kematian orang Penjara 15 tahun & denda Rp. 5 M
3 Persyaratan Izin Pemanfaatan Penjara 3 tahun & denda Rp. 500 Jt.
Ruang
4 Tidak memberikan akses pada Penjara 1 tahun & denda Rp. 100 Jt.
kawasan publik
5 Pejabat Yang Menerbitkan Izin tidak Penjara 5 tahun & denda Rp. 500 Jt.
sesuai RTR
REFERENSI
 UU 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 PP 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
 Perda Kota Bandung No. 5 tahun 2010 tentang bangunan Gedung
 Perda Kota Bandung No. 11 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi IMB dan
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
 Perda Kota Bandung No. 18 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandung
 Perda Kota Bandung No. 15 tahun 2010 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kota Bandung
 Denny Zulkaidi Sugiyantoro : Modul Kuliah Pengendalian Pemanfaatan Ruang SAPPK-ITB
 Bakti Yulisar, Handout dan Modul P3TR
TUGAS 11
BERIKAN CONTOH PENGENAAN SANKSI
TERHADAP PELANGGARAN PEMANFAATAN
RUANG (STUDI KASUS KAB/KOTA ………….)
• Dasar Hukum dalam pengenaan sanksi?

• Bagaimana prosedur pengenaan sanksi administratif di


Kabupaten/Kota?

• Instansi di kab/kota yang berwenang mengenakan sanksi?

• Jenis sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran?


(administrasi atau pidana)

• Sumber/referensi tugas tolong dicantumkan di bagian akhir !

• Dikumpulkan Minggu Depan !

Anda mungkin juga menyukai