Anda di halaman 1dari 14

Pengenalan Awal

tentang
Penataan Ruang
Pertemuan ke-5, 20 Oktober 2020

Dr. Agus Setiawan, S.H., M.Hum., M.Kn.


Pendahuluan

• Landasaan Hukum Penataan Ruang diatur dalam Undang-Undang No. 26


Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang à sebagai upaya Pemerintah dalam
penataan ruang;

• Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (1 angka 5);

• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan mahluk hidup lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya (1 angka 1);
TUJUAN Penyelenggaraan Penataan Ruang (3)

Terwujudnya keharmonisan
antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan

Terwujudnya keterpaduan dalam


Mewujudkan ruang
penggunaan sumber daya alam
wilayah nasional yang
dan sumber daya buatan dengan
aman, nyaman, produktif, memperhatikan SDM
dan berkelanjutan dengan:
Terwujudnya perlindungan fungsi
ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang
KLASIFIKASI Penataan Ruang (5)

SISTEM

n
ka
(Wilayah & Internal Perkotaan)

ar
as
rd
be
FUNGSI UTAMA KAWASAN
(Lindung & Budi Daya)

KLASIFIKASI
PENATAAN RUANG WILAYAH ADMINSISTRATIF
(Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota)

KEGIATAN KAWASAN
(Perkotaan & Pedesaan)

NILAI STRATEGIS KAWASAN


(Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota)
Pelaksanaan Penataan Ruang
• Dilakukan untuk menghasilkan:
1. Rencana Umum Tata Ruang; dan
2. Rencana Rinci Tata ruang.
• Rencana Umum Tata Ruang secara hierarki terdiri dari:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota.
• Rencana Rinci Tata Ruang secara hierarki terdiri dari:
1. Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional;
2. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi;
3. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten / Kota.
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota (28, 29, 30)
Terdiri dari:
1. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau [RTH] (publik &
privat) à paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota, untuk RTH publiknya
paling sedikit 20 % dari wilayah kota à Distribusinya disesuaikan dengan
sebaran penduduk;

2. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non-hijau;

3. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan


kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana,
yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat
pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang (35)

Penetapan Peraturan ZONASI


(Disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang)

lu i
la
me
PERIZINAN
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
PEMBERIAN INSENTIF & DISINSENTIF

PENGENAAN SANKSI
Ketentuan mengenai Perizinan (37)

• Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) tidak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
à DIBATALKAN oleh Pemerintah;

• IPR yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang
benar à BATAL DEMI HUKUM;

• IPR yang diperoleh melalui prosedur yang benar, tetapi terbukti tidak sesuai
RTRW à DIBATALKAN oleh Pemerintah;

• Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin (prosedur benar,


tidak sesuai RTRW) à Dapat dimintakan PENGGANTIAN YANG LAYAK kepada
instansi pemberi izin;

• IPR tidak sesuai karena perubahan RTRW à Dapat GANTI KERUGIAN yang
layak;
Insentif & Disinsentif (38)
INSENTIF = Upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang, yaitu:
1. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
ruang, dan urun saham;
2. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
3. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
4. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah
daerah.

DISINSENTIF = Perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau


mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan
ruang; dan/atau
2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalty.
Kewajiban dalam Pemanfaatan Ruang (61)
memiliki konsekuensi hukum berupa sanksi adminstratif dan sanksi pidana!

kewajiban dalam pemanfaatan ruang meliputi:


1. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
2. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan
ruang dari pejabat yang berwenang;
3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
4. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai milik umum.
Kena Sanksi Administratif (62 & 63)

Pelanggaran kewajiban dikenakan Sanksi Administratif, berupa:


1. Peringatan tertulis;
2. Penghentian sementara kegiatan;
3. Penghentian sementara pelayanan umum;
4. Penutupan lokasi;
5. Pencabutan izin;
6. Pembatalan izin;
7. Pembongkaran bangunan;
8. Pemulihan fungsi ruang; dan/atau
9. Denda administratif
Kena juga Sanksi Pidana (69 & 70)
• Jika mengakibatkan perubahan fungsi ruang = penjara max. 3 tahun dan denda
max. Rp. 500 juta;
• Jika hal tersebut mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang = penjara max. 8 tahun dan denda max. Rp. 1,5 M;
• Jika hal tersebut mengakibatkan kematian = penjara max. 15 tahun dan denda
max. Rp. 5 M;

• Jika memanfaatkan ruang tidak seuai dengan izin pemanfaatan ruang = penjara
max. 3 tahun dan denda max Rp. 500 juta;
• Jika hal tersebut mengakibatkan perubahan fungsi ruang = max. 5 tahun dan
denda Rp. 1 M;
• Jika hal tersebut mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang = penjara max. 5 tahun dan denda max. Rp. 1,5 M;
• Jika hal tersebut mengakibatkan kematian = penjara max. 15 tahun dan denda
max. Rp. 5 M;
Sanksi Pidana (71 - 75)
• Jika tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang = penjara max. 3 tahun dan denda max. Rp. 500 juta;

• Jika tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum = penjara max. 1 tahun dan
denda max Rp. 100 juta;

• Jika ada pejabat pemerintah yang berwenang, tetapi menerbitkan izin tidak sesuai
dengan rencana tata ruang = penjara max. 5 tahun dan denda max. Rp. 500 juta,
serta pidana tambahan: pemberhentian tidak hormat dari jabatannya;

• Jika tindak pidana itu dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda
terhadap pengurusnya, terhadap korporasi tersebut dikenakan pidana denda
dengan pemberatan 3 kali dari denda pidana dimaksud, serta pidana tambahan:
pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status badan hukum.

• Setiap orang yang menderita kerugian dapat menuntut ganti rugi secara perdata.
Penyidikan (68)
• Penyidik:
1. POLRI
2. PPNS = Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang lingkupnya di bidang penataan
ruang untuk membantu POLRI
• Kewenangan:
Melakukan pemeriksaan: atas kebenaran laporan, terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana di bidang penataan ruang, atas dokumen, di tempat
tertentu yang diduga terdapat bahan bukti + Meminta keterangan dan bahan
bukti + Meminta bantuan tenaga ahli.
• PPNS memberitahu dimulainya penyidikan kepada POLRI;
• PPNS menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui POLRI;

Anda mungkin juga menyukai