Anda di halaman 1dari 4

LEGALISASI RANPERDA RTR DAN ZONNING REGULATION KAWASAN STRATEGIS

WBD JATILUWIH

HAK,
KEWAJIB
BAB X AN,
DAN
10.1 Umum

PERAN
Hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang diamanatkan oleh Undang
– UndangNo. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa setiap orang, kelompok,
dan badan hukum memiliki hak dan kewajiban dalam penataan ruang, baik pada tahap
MASYAR
penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, maupun tahap pengendalian
pemanfaatan ruang. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang – Undang No. 26 tahun

AKAT
2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan berbagai unsur seperti masyarakat, pihak swasta, dunia
usaha, kelompok profesi, LSM yang selanjutnya disebut dengan peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang,
karena pada akhirnya hasil dari penataan ruang adalah untuk kepentingan seluruh
lapisan masyarakat serta untuk tercapainya tujuan penataan ruang, yaitu
terselenggarakannya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya
pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya, serta tercapainya
pemanfaatan ruang yang berkualitas.
Partisipasi masyarakat dilapangan menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh
perbedaan penguasaan terhadap penataan ruang. Namun demikian partisipasi
masyarakat untuk berperanserta dalam penataan ruang menunjukkan adanya
peningkatan kesadaran tanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan. Dari segi
politik, partisipasi lebih mengedepankan participatory dibanding demokrasi perwakilan
(representative democracy) sebagai hak demokrasi setiap orang. Dalam konteks ini
masyarakat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Partisipasi ini
tentunya sangat membantu legislatif (DPRD) dan para pembuat keputusan lainnya
dalam memperoleh gambaran lebih jelas atas permintaan – permintaandan aspirasi
konstituen mereka, sehingga sensitivitas pembuatan keputusan dapat dimaksimalkan
dan ditangani secara tepat.
Dan segi planning, partisipasi menyediakan sebuah forum untuk saling tukar
gagasan dan prioritas, penilaian akan public interest. Keuntungan lain dan public
participation adalah kemungkinan tercapainya hubungan yang lebih dekat antara warga

LAPORAN AKHIR X-1


LEGALISASI RANPERDA RTR DAN ZONNING REGULATION KAWASAN STRATEGIS
WBD JATILUWIH

dengan pemerintah daerah, sehingga tercipta rasa kebersamaan dalam perencanaan


pembangunan.
10.2 Hak, Kewajiban, Dan Peran Masyarakat
Sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang pada Pasal 60, setiap orang berhak untuk :
1. Mengetahui rencana tata ruang;
2. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
3. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
4. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
5. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
6. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin
apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menimbulkan kerugian.
Selain itu, pada Pasal 61 dijelaskan bahwa dalam pemanfaatan ruang, setiap orang
wajib :
1. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
2. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
dan
4. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Lebih lanjut mengenai peran masyarakat dalam penataan ruang, diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang. Bentuk peran masyarakat dalam penataan ruang
dilakukan pada tahap :
1. Perencanaan tata ruang, berupa :
a. Masukan mengenai:
 Persiapan penyusunan rencana tata ruang;
 Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
 Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau
kawasan;
 Perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
 Penetapan rencana tata ruang.
b. Kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
2. Pemanfaatan ruang, berupa :
a. Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

LAPORAN AKHIR X-2


LEGALISASI RANPERDA RTR DAN ZONNING REGULATION KAWASAN STRATEGIS
WBD JATILUWIH

b. Kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama


unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
sumber daya alam; dan
f. Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pengendalian pemanfaatan ruang, berupa :
a. Masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. Keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana
tata ruang yang telah ditetapkan;
c. Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
d. Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.
Peran masyarakat dalam penataan ruang dapat disampaikansecara langsung
dan/atau tertulis, kepada:
1. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian terkait dengan
penataan ruang;
2. Gubernur; dan
3. Bupati/ Walikota.
Tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata ruangdilaksanakan dengan
cara:
1. Menyampaikan masukan mengenai arah pengembangan,potensi dan
masalah, rumusan konsepsi/rancanganrencana tata ruang melalui media
komunikasi dan/atauforum pertemuan; dan
2. Kerja sama dalam perencanaan tata ruang sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tata cara peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan cara:
1. Menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatanruang melalui
media komunikasi dan/atau forumpertemuan;

LAPORAN AKHIR X-3


LEGALISASI RANPERDA RTR DAN ZONNING REGULATION KAWASAN STRATEGIS
WBD JATILUWIH

2. Kerja sama dalam pemanfaatan ruang sesuai denganketentuan peraturan


perundang-undangan;
3. Pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yangtelah ditetapkan;
dan
4. Penaatan terhadap izin pemanfaatan ruang.
Tata cara peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan
dengan cara:
1. Menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dandisinsentif serta pengenaan sanksi kepada
pejabat yangberwenang;
2. Memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tataruang;
3. Melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yangberwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpanganatau pelanggaran kegiatanpemanfaatan
ruang yangmelanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
4. Mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang tidak sesuaidengan rencana tata ruang.

LAPORAN AKHIR X-4

Anda mungkin juga menyukai