Anda di halaman 1dari 46

BAB 1 KEBIJAKAN SPASIAL

1.1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Penataan ruang adalah suatu
sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Dengan berasaskan 1). Keterpaduan; 2). keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
3). Keberlanjutan; 4). Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan: 5). Keterbukaan; 6).
kebersamaan dan kemitraan; 7). pelindungan kepentingan umum; 8). Kepastian hukum dan
keadilan; dan 9). Akuntabilitas.
Penyelengaraan penataan ruang untuk mewujudkan:
• Keharmoniasan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
• Keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia
• Pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang
Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Pelaksanaan pemanfaatan ruang
adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Gambar 1. 1 Pelaksanaan Penataan Ruang

Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-1


ruang. Sesuai pasal 14, perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum
tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur
ruang dan rencana pola ruang, sedangkan rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan
pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi
yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.
Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana
umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Peraturan zonasi
merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan
zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota
dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam
pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai
dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Gambar 1. 2 Pentingnya Rencana Tata Ruang Dalam Perizinan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-2


Gambar 1. 3 Rencana Tata Ruang dan Perizinan

Dalam pasal 148, pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui:


• Pengaturan zonasi
• Perizinan
• Pemberian insentif dan disinsentif
• Pengenaan sanksi

Gambar 1. 4 Contoh Ketentuan Perizinan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-3


Dalam pemanfaatan ruang setiap orang wajib memiliki izin pemanfaatan ruang dan
wajib melaksanakan setiap ketentuan perizinan dalam pelaksanakan pemanfaatan ruang. Izin
pemanfaatan ruang diberikan untuk:
• Menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan
standar pelayanan minimal bidang penataan ruang
• Mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang
• Melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas

Izin pemanfaatan ruang pada pasal 163, dapat berupa:


• Izin prinsip diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten
• Izin lokasi diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten
• Izin penggunaan pemanfaatan tanah diberikan berdasarkan izin lokasi
• Izin mendirikan bangunan diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang dan peraturan
zonasi
• Izin lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya. Oleh karena itu, perizinan merupakan segala bentuk persetujuan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehingga, rekomendasi kesesuaian tata
ruang adalah saran/ anjuran pelaksanaan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh
pemerintah kepada pihak yang akan menggunakan struktur ruang dan/ atau pola ruang
berdasarkan pertimbangan persyaratan teknis dan persyaratan administratif.
Sesuai pasal 4 Permen ATR Nomor 22 Tahun 2019 tentang Percepatan Perizinan
Pemanfaatan Ruang,, usulan pemanfaatan ruang oleh bupati/walikota atau rekomendasi
kesesuaian tata ruang harus memperhatikan kesesuaian persyaratan teknis dan persyaratan
administratif. Persyaratan teknis adalah hal-hal yang menjadi syarat teknis untuk menjadi
pertimbangan dalam pemberian rekomendasi kesesuaian tata ruang yang meliputi:
• Pertimbangan terhadap kebijakan spasial
• Fisik wilayah
• Sosial kependudukan
• Ekonomi wilayah
• Persebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana
• Penguasaan tanah
• Lingkungan hidup
• Pengurangan risiko bencana

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-4


Pemenuhan persyaratan teknis dilaksanakan melalui kajian teknis oleh pemerintah
daerah sesuai kewenangannya berdasarkan atas pertimbangan profesional dibidangnya.
Persyaratan administrasi adalah hal-hal yang menjadi syarat tata laksana pengambilan
keputusan dan/ atau tindakan oleh badan dan/ atau pejabat pemerintahan dalam pemberian
rekomendasi kesesuaian tata ruang. Persyaratan administrasi meliputi pertimbangan
terhadap kedudukan dan peran pemerintah daerah provinsi dan/ atau kabupaten/kota.
Pemenuhan persyaratan administrasi dilaksanakan berdasarkan keputusan dalam forum Tim
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD).

Sesuai dengan Pasal 11 Permen ATR Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota, untuk
mewujudkan percepatan pelayanan perizinan pemanfaatan ruang, diperlukan percepatan
prodsedur penyusunan dan prosedur penetapan RDTR dan PZ kabupaten/kota yang
dilaksanakan dilokasi yang telah ditetapkan oleh Menteri Koordinator yang membidangi
urusan bidang perekonomian.

Gambar 1. 5 Tahapan Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Dalam Pasal 13 Permen 15 Tahun 2018 tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan,


tahapan pemberian teknis pertanahan terdiri atas 6 tahapan yaitu:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-5


Gambar 1. 6 Tahapan Pemberian Pertimbangan Teknis Pertanahan

Izin prinsip dan izin lokasi diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota. Izin penggunaan pemanfaatan tanah diberikan berdasarkan izin lokasi. Izin
mendirikan bangunan diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi.
Atau dengan kata lain rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi sebagai dasar
pemberian izin dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

1.2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Sesuai Pasal 12 ayat (1) huruf c menyatakan bahwa urusan Pemerintah wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar yaitu pekerjaan umum dan penataan ruang yang dapat dijabarkan
dalam matriks pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat dan
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-6


Tabel 1. 1 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

No. Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota

• Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman


pantai pada wilayah sungai lintas Daerah
Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman pantai Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman pantai
provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan
pada wilayah sungai lintas Daerah kabupaten/kota. pada wilayah sungai dalam 1 (satu) daerah
wilayah sungai strategis nasional
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi kabupaten/kota
1 Sumber Daya Air (SDA) • Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
primer dan sekunder pada daerah irigasi yang Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer
primer dan sekunder pada daerah irigasi yang
luasnya 1000 ha - 3000 ha, dan daerah irigasi dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang
luasnya lebih dari 3000 ha, daerah irigasi lintas
lintas Daerah kabupaten/kota. dari 1.000 ha dalm 1 (satu) daerah kabupaten/kota
Daerah provinsi, daerah irigasi lintas negara,
dan daerah irigasi strategis nasional
• Penetapan pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) secara nasional
Pengelolaan pengembangan SPAM lintas daerah Pengelolaan dan pengembangan SPAM di daerah
2 Air Minum • Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas
kabupaten/kota kabupaten/kota
Daerah provinsi, dan SPAM untuk kepentingan
strategis nasional
Penetapan pengembangan sistem pengelolaan
persampahan secara nasional
Pengembangan sistem dan pengelolaan Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan
3 Persampahan Pengembangan sistem pengelolaan persampahan
persampahan regional dalam daerah kabupaten/kota
lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan
persampahan untuk kepentingan strategis nasional
• Penetapan pengembangan sistem pengelolaan
air limbah domestik secara nasional.
• Pengelolaan dan pengembangan sistem Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah
4 Air Limbah
pengelolaan air limbah domestik lintas Daerah domestik regional domestik dalam Daerah kabupaten/kota
provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah
domestik untuk kepentingan strategis nasional.
• Penetapan pengembangan sistem drainase
secara nasional. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang
5 Drainase • Pengelolaan dan pengembangan sistem yang terhubung langsung dengan sungai lintas terhubung langsung dengan sungai dalam Daerah
drainase lintas Daerahprovinsi dan sistem Daerah kabupaten/kota. kabupaten/kota
drainase untuk kepentingan strategis nasional.
• Penetapan sistem pengembangan infrastruktur Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman Penyelenggaraan infrastruktur permukiman di daerah
6 Permukiman
permukiman secara nasional di kawasan strategis Daerah provinsi kabupaten/kota

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-7


• Penyelenggaraan infrastruktur pada
permukiman di kawasan strategis nasional
• Penetapan bangunan gedung untuk
kepentingan strategis nasional • Penetapan bangunan gedung untuk Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah
• Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi. kabupaten/kota, termasuk pemberian izin mendirikan
7 Bangunan Gedung
kepentingan strategis nasional dan • Penyelenggaraan bangunan gedung untuk bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan
penyelenggaraan bangunan gedung fungsi kepentingan strategis Daerah provinsi. gedung.
khusus.
• Penetapan pengembangan sistem penataan Penyelenggaraan penataanbangunan dan
Penataan Bangunan dan bangunan dan lingkungannya secara nasional lingkungan dikawasan strategis Daerahprovinsi dan Penyelenggaraan penataan bangunan dan
8
Lingkungannya • Penyelenggaraan penataan bangunan dan penataanbangunan dan lingkungannyalintas lingkungannya di Daerah kabupaten/kota
lingkungannya di kawasan strategis nasional Daerah kabupaten/kota
• Pengembangan sistem jaringan jalan secara
nasional
9 Jalan Penyelenggaraan jalan provinsi Penyelenggaraan jalan kabupaten/ kota
• Penyelenggaraan jalan secara umum dan
penyelenggaraan jalan nasional
• Penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja
konstruksi percontohan
• Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi
• Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli • Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil
cakupan nasional
konstruksi. konstruksi
10 Jasa Konstruksi • Penerbitan izin usaha jasa konstruksi asing
• Penyelenggaraan sistem informasi jasa • Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi
• Pengembangan standar kompetensi kerja dan
konstruksi cakupan Daerah provinsi cakupan Daerah kabupaten/kota
pelatihan jasa konstruksi
• Pengembangan pasar dan kerja sama konstruksi
luar negeri
• Penyelenggaraan penataan ruang wilayah
nasional Penyelenggaraan penataan ruang Daerah
11 Penataan Ruangf Penyelenggaraan penataan ruang daerah provinsi
• Pelaksanaan kerja sama penataan ruang kabupaten/kota
antarnegara.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-8


1.3 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Gianyar
1.3.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Gianyar merupakan
terjemahan dari visi dan misi pengembangan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan
untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah Kabupaten Gianyar yang diharapkan. Dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Tujuan Penataan Ruang
Wilayah Nasional mencerminkan keterpaduan pembangunan antarsektor, antarwilayah dan
antarpemangku kepentingan melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Oleh karena itu, berdasarkan kondisi Kabupaten Gianyar saat ini, tantangan yang
dihadapi 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki
oleh Kabupaten Gianyar dan amanat yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, maka
Visi pembangunan Kabupaten Gianyar Tahun 2005-2025 adalah :
"Terwujudnya masyarakat Gianyar yang bahagia, sejahtera, aman dan damai,
mandiri, berintegritas, berlandaskan Tri Hita Karana, melalui Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana"
1. Berkualitas, artinya pembangunan sumberdaya manusia (SDM), secara menyeluruh
dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat seutuhnya terutama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar minimal seluruh anggota masyarakat secara layak yang
mencakup komponen-komponen IPM (Indeks Pembangunan Manusia yaitu pendapatan,
kesehatan, dan pendidikan).
2. Berbudaya, artinya masyarakat yang mempunyai harkat dan martabat sebagai mahluk
individu dan sosial sesuai tata nilai dan tradisi yang berlaku.
3. Tri Hita Karana, artinya semua aspek kehidupan berlandaskan harmoni dan
kebersamaan (hubungan Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan Manusia dan Manusia
dengan lingkungan).

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Gianyar ditempuh melalui 6 (enam)


misi pembangunan sebagai berikut:
1. Membangun pertanian yang produktif, efisien dan mandiri;
2. Membangun pariwisata yang inklusif dan berbasis budaya;
3. Meningkatkan pertumbihan ekonomi yang berkualitas berwawasan lingkungan;
4. Mengembangkan SDM yang berintegritas dan berdaya saing tinggi;
5. Mewujudkan penguatan desa adat yang bertumpu pada nilai-nilai adat, budaya dan
agama Hindu; dan
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan publik.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” |1-9


Untuk lebih jelas setiap Visi Pembangunan diatas dapat dijabarkan dibawah ini :
1. Mewujudkan pertanian yang produktif, efisien, dan merata yaitu pengembangan
pertanian sebagai sektor unggulan dalam upaya meningkatkan nilai tambah hasil
produksi pertanian dan pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri dan
berkesinambungan. Pengembangan agribisnis merupakan hal penting karena nilai
tambah dari semua rangkaian produksi pertanian tercipta pada subsistem budidaya,
pemasaran dan pengolahan atau agroindustri pedesaan dapat menjadi fase transisi
menuju tranformasi struktural pertanian ke produksi pertanian sesungguhnya. Dalam
pengembangan komoditi wilayah harus didasarkan atas keunggulan komparatif lokasi,
dengan demikian produk-produk pertanian yang mempunyai karakteristik khusus
harus mempunyai orientasi pengembangan yang lebih baik dan manajemen yang tepat
untuk mencapai efisiensi yang maksimal.
2. Membangun pariwisata yang inklusif dan berbasis budaya, Pariwisata memegang
peranan yang sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Kepariwisataan berkelanjutan harus menganut tiga pilar
keberlanjutan sebagaimana yang dinyatakan dalam KTT Rio (1992) serta hasil studi BSDP
(1992) yakni keberlanjutan sosial budaya, keberlanjutan lingkungan ekologis, dan
keberlanjutan ekonomi.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas berwawasan lingkungan yaitu
menjamin iklim investasi yang kondusif, menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi
dan memberikan kesempatan yang luas kepada semua pelaku ekonomi untuk
berpartisipasi dengan mengutamakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
guna tercapainya kesejahteraan masyarakat, tanpa meninggalkan potensi perekonomian
lainnya sebagai aktivitas pendukung.
4. Mengembangkan SDM yang berintegritas dan berdaya saing tinggi, adalah upaya
mendorong pembangunan kualitas sumberdaya manusia (SDM) secara menyeluruh
dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat seutuhnya baik jasmani
maupun rohani melalui peningkatan mutu modal manusia (human capital) serta
derajat kesehatan masyarakat sehingga mampu menghadapi persaingan bebas dan arus
globa!isasi. Untuk itu kebutuhan dasar minimal seluruh anggota masyarakat harus
terpenuhi secara layak yang mencakup komponen-komponen IPM (Indeks Pembangunan
Manusia yaitu pendapatan, kesehatan, dan pendidikan).
5. Mewujudkan penguatan desa adat yang bertumpu pada nilai-nilai adat, budaya dan
agama Hindu, adalah upaya memantapkan jatidiri dan mengembangkan modal sosial
melalui pelestarian nilai-nilai budaya Bali, lembaga-lembaga tradisional dan lembaga adat
dalam kehidupan masyarakat yang dijiwai oleh Agama Hindu.
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan publik, adalah upaya untuk mendorong
pembangunan perumahan dan fasilitas umum sesuai dengan pola ruang serta dukungan
infrastruktur wilayah yang memadai agar mampu mendukung dan mewadahi aktivitas
seluruh masyarakat secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 10


Berdasarkan kata kunci dan rancangan misi yang dikembangkan untuk mewujudkan visi
tersebut, maka penataan ruang merupakan matra ruang yang menjadi bagian dari upaya
perwujudannya. Dengan demikian Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar bertujuan
untuk:
“Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah untuk mewujudkan ruang wilayah
Kabupaten yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan
berkelanjutan terintegrasi dengan Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Denpasar,
Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) sebagai pusat pariwisata budaya yang
didukung sektor pertanian, perdagangan/jasa dan industri kerajinan.”
Yang dimaksud “berkualitas, aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berintegrasi
dengan kawasan Sarbagita sebagai pusat pariwisata budaya yang didukungn sektor
pertanian, perdagangan/jasa dan industri kerajinan” adalah segala kegiatan di masyarakat
bersandar pada nilai-nilai, etika dan perilaku yang melembaga secara tradisional terkhusus
pelestarian lahan pertanian sebagai nilai tambah hasil produksi dan hasil pangan yang dapat
dinikmati dan kawasan parwisata merupakan aset daerah didukung kegiatan perdagangan/
jasa dan kegiatan industri kerajinan.

1.3.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten


Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional dalam Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan landasan bagi pembangunan
nasional yang memanfaatkan ruang dengan mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan
teknoloig, ketersediaan data dan informasi serta pembiayaan pembangunan.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Gianyar yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Gianyar Tahun 2012-2032, yaitu:
1. Pengembangan wilayah-wilayah berdasarkan potensi dan karakter wilayah
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Mengarahkan wilayah Gianyar sebelah barat sebagai dominasi kawasan
pengembangan pariwisata dengan berbasis kebudayaan Bali dan industri kerajinan;
• Mengarahkan wilayah Gianyar sebelah timur sebagai pusat pemerintahan dan
pendidikan serta wisata remaja/rekreasi;
• Mengarahkan wilayah Gianyar sebelah tengah sebagai dominasi kawasan konservasi
warisan budaya (culture heritage);
• Mengarahkan wilayah Gianyar sebelah selatan sebagai dominasi kawasan
perdagangan/jasa dan wisata belanja serta pertanian;
• Mengarahkan wilayah Gianyar sebelah utara sebagai dominasi kawasan
pengembangan pertanian dan konservasi daerah resapan air; dan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 11


• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang pengembangan
pariwisata budaya, pertanian, perdagangan/jasa dan industri kerajinan, baik di dalam
wilayah pengembangan maupun antara wilayah pengembangan.
2. Penataan pusat-pusat pelayanan kawasan perkotaan yang merata, berhirarki dan
terintegrasi dengan kawasan perdesaan
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Mengembangkan keterpaduan sistem perkotaan berdasarkan fungsi mencakup
kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan
Perkotaan Sarbagita dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);
• Mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan khusus seperti pusat-pusat kawasan
pariwisata, pusat konservasi warisan budaya, pusat pemerintahan kabupaten, pusat
pelayanan transportasi, dan pusat Agropolitan ke dalam sistem perkotaan secara
terpadu;
• Mengembangkan konsep kota kompak (compact city) yang memenuhi ketentuan
umum peraturan zonasi pada Kawasan Perkotaan Gianyar sebagai bagian dari
Kawasan Perkotaan Sarbagita, yang dilayani sistem transportasi umum massal untuk
mencegah kecenderungan penyatuan kawasan terbangun perkotaan;
• Mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang merupakan bagian fungsi
PKN, PPK dan pusat-pusat kegiatan khusus yang berpotensi cepat tumbuh dan sedang
tumbuh;
• Meningkatkan aksesibilitas, mengembangkan dan memelihara keterkaitan antar
kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara
kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; dan
• Meningkatkan peran kota-kota kecil sebagai pusat dari wilayah belakangnya, terutama
ibukota kecamatan.
3. Peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agroindustri,
agrobisnis, dan agrowisata
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pertanian seperti
prasarana pengairan/irigasi, pupuk, prasarana hasil produksi, akses ke pemasaran
produk;
• Mewajibkan bagi investor pariwisata untuk reinvestasi di sektor pertanian dari
sebagian keuntungannya;
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana produksi, pengolahan
hasil, pemasaran dan dukungan lembaga keuangan, penyuluhan, dan penelitian; dan
• Mengembangkan kawasan daya tarik wisata berbasis agrowisata dan ekowisata.
4. Pengendalian pemanfaatan lahan pertanian
Diwujudkan dengan strategi meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 12


• Mengendalikan alih fungsi pertanian lahan basah terutama yang produktif dan
memiliki pemandangan indah;
• Menjamin ketersediaan jaringan irigasi dan menetapkan kawasan pertanian pangan
berkelanjutan;
• Mengembangkan pola insentif dan disinsentif dalam pengendalian alih fungsi lahan
guna untuk mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan; dan
• Mengembangkan pertanian organik secara bertahap menuju Bali sebagai pulau
organik.
5. Pengelolaan pemanfaatan lahan wilayah Kabupaten dengan memperhatikan peruntukan
lahan, daya dukung, mitigasi bencana, dan aspek konservasi
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Mengendalikan pembangunan pada kawasan kemiringan di atas 40 (empat puluh)
persen;
• Melestarikan kawasan lindung serta pengendalian pembangunan pada kawasan
rawan bencana berbasis mitigasi;
• Mensinergikan arahan kawasan lindung nasional dan provinsi dalam kawasan lindung
kabupaten;
• Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh)
persen dari luas wilayah;
• Memantapkan pengendalian kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional
dengan penerapan konsep-konsep kearifan lokal dan budaya bali;
• Mengarahkan dominasi alokasi ruang untuk kawasan lindung di wilayah bagian utara,
sementara alokasi ruang untuk kawasan budi daya sebagian besar diarahkan di
wilayah bagian selatan;
• Mengembalikan dan meningkatkan fungsi lingkungan hidup yang telah menurun baik
akibat aktivitas pembangunan maupun akibat bencana alam;
• Merehabilitasi lahan yang mengalami kritis lingkungan, terutama pada hutan
setempat, daerah sempadan jurang, daerah sempadan sungai, dan lainnya;
• Menetapkan kawasan-kawasan yang memiliki potensi rawan bencana;
• Mengembangkan sistem penanggulangan bencana wilayah secara terpadu, dan
mengembangkan jalur-jalur dan tempat-tempat evakuasi;
• Merehabilitasi lahan pada yang mengalami kritis lingkungan, terutama pada hutan
setempat dan daerah sempadan jurang; dan
• Merehabilitasi kawasan pesisir dan bawah laut melalui penanaman pohon pelindung
dan transplantasi karang.
6. Pengembangan sistem jaringan prasarana utama wilayah dan sistem jaringan prasarana
lainnya yang mendukung pengembangan dan peningkatan angkutan barang, pemasaran

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 13


hasil pertanian, perikanan, industri kerajinan dan pariwisata
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan fungsi arteri,
kolektor, dan lokal baik dalam sistem primer maupun sistem sekunder;
• Mengembangkan dan meningkatkan peran angkutan umum penumpang dan sistem
angkutan umum massal terpadu yang terintegrasi dalam sistem perkotaan sarbagita;
• Membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas antar wilayah
dan membuka akses ke seluruh wilayah serta ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya dukung lahan;
• Memantapkan fungsi terminal melalui pengembangan sistem trayek yang terintegrasi
antar wilayah, antar kawasan perkotaan dan dengan kawasan perdesaan, serta
mendukung jaringan lintas angkutan barang terkait distribusi barang ke pelosok
daerah;
• Meningkatkan kualitas sistem transportasi di masing-masing kawasan;
• Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi listrik untuk
memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat;
• Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang
mencapai seluruh pusat kegiatan dan permukiman;
• Meningkatkan keterpaduan pendayagunaan sumber daya air melalui kerja sama
pengelolaan antar daerah; dan
• Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air limbah, drainase, dan
persampahan secara terpadu melalui kerja sama antar daerah dan kemitraan
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
7. Pengembangan industri kerajinan yang ramah lingkungan
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Mengembangkan industri untuk meningkatkan nilai tambah yang setinggi-tingginya,
memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan volume ekspor;
• Mengembangkan industri kerajinan skala kecil dan menengah terutama industri
pangan, industri sandang dan kulit, industri kerajinan, anyaman rumah tangga untuk
mendukung sektor pariwisata;
• Mengembangkan kawasan industri pada sentra-sentra industri kecil dan industri
rumah tangga; dan
• Meningkatkan diversifikasi industri pengolahan khususnya pada sub sektor industri
kayu dan barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga, industri kerajinan rumah
tangga, dan industri kecil lainnya.
8. Pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya
Diwujudkan dengan strategi meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 14


• Mengembangkan kawasan strategis pariwisata yang harus memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan dan diarahkan
terutama pada pengembangan sarana dan prasarana penunjang pada lokasi-lokasi
daya tarik wisata yang sedang dan belum berkembang;
• Mengelola, mengembangkan dan melestarikan peninggalan sejarah purbakala;
• Merevitalisasi nilai-nilai budaya serta situs/cagar budaya yang bernilai historis;
• Memantapkan dan mengembangkan sebaran daya tarik wisata dengan daya tarik
keindahan alam, aktivitas budaya lokal, pertanian, spiritual, industri kecil, petualangan
dan olahraga dan lainnya yang berbasis ekowisata;
• Memantapkan integrasi pertanian dengan pariwisata melalui pengembangan
agrowisata dan hasil pertanian sebagai pemasok industri pariwisata;
• Menguatkan eksistensi desa pakraman, subak, dan organisasi kemasyarakatan lainnya
dalam memantapkan kearifan lokal sebagai pondasi pengembangan pariwisata
berbasis ekowisata;
• Mengembangkan pola kerjasama yang memberikan perlindungan kepada hak-hak
kepemilikan lahan masyarakat lokal;
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat lokal; dan
• Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.
9. Pengembangan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek pertahanan dan keamanan
negara
Diwujudkan dengan strategi meliputi:
• Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan
dan keamanan negara yang ada di wilayah kabupaten;
• Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan negara untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
• Mengembangkan kawasan lindung dan/ atau kawasan budi daya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budi daya terbangun; dan
• Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.

1.3.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten


1.3.3.1 Sistem Pusat Kegiatan
A. Sistem Perkotaan
1. Bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
a. Kawasan Perkotaan Gianyar merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita,
yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan dari sistem KSN Perkotaan Sarbagita
meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 15


• Kawasan Perkotaan Inti terdiri atas Kota Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta
di Kabupaten Badung;
• Kawasan Perkotaan di sekitarnya terdiri atas Kawasan Perkotaan Mangupura dan
Kawasan Perkotaan Jimbaran di Kabupaten Badung, Kawasan Perkotaan Gianyar,
Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan Perkotaan Sukawati di Kabupaten
Gianyar, dan Kawasan Perkotaan Tabanan di Kabupaten Tabanan; dan
• Kawasan penyeimbang antar Kawasan Perkotaan Inti dan Kawasan Perkotaan di
sekitarnya.
b. Kawasan Perkotaan Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan Perkotaan
Sukawati sebagai kawasan perkotaan di sekitarnya meliputi sebagian wilayah
Kecamatan Gianyar, sebagian wilayah Kecamatan Blahbatuh, sebagian wilayah
Kecamatan Ubud, dan sebagian wilayah Kecamatan Sukawati terdiri atas:
• Wilayah Kelurahan Gianyar, Kelurahan Beng, Kelurahan Sampalangan, Desa
Serongga, Kelurahan Abianbase, dan Kelurahan Bitera di Kecamatan Gianyar;
• Wilayah Desa Blahbatuh, Desa Belega dan Desa Bona di Kecamatan Blahbatuh
• Wilayah Kelurahan Ubud, Desa Singakerta, Desa Lodtunduh, Desa Sayan, Desa
Mas, Desa Peliatan dan Desa Kedewatan di Kecamatan Ubud; dan
• Wilayah Desa Sukawati, Desa Batuan, Desa Celuk dan Desa Guwang di Kecamatan
Sukawati.
c. Kawasan penyeimbang antar Kawasan Perkotaan Inti dan kawasan perkotaan di
sekitarnya di wilayah Kecamatan Gianyar, wilayah Kecamatan Blahbatuh, wilayah
Kecamatan Ubud, dan wilayah Kecamatan Sukawati yang berada di luar Kawasan
Perkotaan Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan Perkotaan Sukawati
didukung pusat-pusat lingkungan sebagai pusat permukiman yang melayani kawasan
permukiman perdesaan di sekitarnya terdiri atas:
• Pusat Lingkungan Lebih melayani Desa Lebih;
• Pusat Lingkungan Tulikup melayani Desa Tulikup;
• Pusat Lingkungan Temesi melayani Desa Temesi, Desa Sidan, Desa Tegal Tugu;
• Pusat Lingkungan Siangan melayani Desa Siangan, Desa Sumita dan Desa Suwat;
• Pusat Lingkungan Bakbakan melayani Desa Bakbakan, Desa Petak dan Desa Petak
Kaja.
• Pusat Lingkungan Saba melayani Desa Saba;
• Pusat Lingkungan Keramas melayani Desa Keramas;
• Pusat Lingkungan Pering melayani Desa Pering;
• Pusat Lingkungan Buruan melayani Desa Buruan; dan
• Pusat Lingkungan Medahan melayani Desa Medahan.
• Pusat Lingkungan Batubulan melayani Desa Batubulan dan Desa Singapadu;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 16


• Pusat Lingkungan Ketewel melayani Desa Ketewel dan Desa Batubulan Kangin;
• Pusat Lingkungan Singapadu Tengah melayani Desa Singapadu Tengah dan Desa
Singapadu Kaler;
• Pusat Lingkungan Batuan Kaler melayani Desa Batuan Kaler dan Desa Kemenuh;
dan
• Pusat Lingkungan Petulu yang melayani Desa Petulu.
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
• Kawasan Perkotaan Payangan mencakup wilayah Desa Melinggih, Desa Melinggih
Kelod dan Desa Kelusa;
• Kawasan Perkotaan Tegallalang mencakup wilayah Desa Tegallalang, Desa Keliki dan
Desa Kenderan; dan
• Kawasan Perkotaan Tampaksiring mencakup wilayah Desa Tampaksiring Desa
Manukaya, dan Desa Pejeng.
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
a. Sebaran PPL di Kecamatan Tampaksiring mencakup wilayah:
• Pejeng Kawan melayani Desa Pejeng Kawan;
• Pejeng Kaja melayani Desa Pejeng Kaja;
• Pejeng Kelod melayani Desa Pejeng Kelod;
• Pejeng Kangin melayani Desa Pejeng Kangin; dan
• Sanding melayani Desa Sanding.
b. Sebaran PPL di Kecamatan Tegallalang mencakup wilayah:
• Taro melayani Desa Taro.
• Kedisan melayani Desa Kedisan.
• Sebatu melayani Desa Sebatu.
• Pupuan melayani Desa Pupuan.
c. Sebaran PPL di Kecamatan Payangan mencakup wilayah:
• Bukian melayani Desa Bukian, Desa Puhu dan Desa Bresela.
• Buahan melayani Desa Buahan dan Desa Buahan Kaja.

B. Sistem Perdesaan
1. Kawasan perdesaan yang mendukung PPL;
2. Pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota pertanian
melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani, mendorong, menarik,
dan memicu perkembangan kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
sekitarnya, berada di Desa Kerta dengan fungsi utama sebagai pusat pengembangan
agrowisata dan Pusat Kawasan Agropolitan Payangan; dan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 17


3. Pengembangan kawasan warisan budaya melalui penataan kawasan untuk melindungi
dan melestarikan warisan budaya di wilayahnya, berada di Desa Pejeng dan desa-desa
lainnya di Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi yang sama sebagai pusat konservasi
budaya skala lokal dan regional dan sebagai pusat kawasan warisan budaya.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 18


Gambar 1. 7 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 19


1.3.3.2 Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten
A. Sistem Prasarana Utama
1. Sistem Jaringan Transportasi Darat
a. Jaringan Jalan
1) Jalan Bebas Hambatan
• Ruas Canggu - Beringkit - Batuan - Purnama; dan
• Ruas Tohpati - Kusamba - Padangbai.
2) Jalan Arteri Primer (JAP)
Ruas Tabanan - Mengwitani - Denpasar - Tohpati - Simpang Sidan (bagian dari ruas
jalan Tabanan - Mengwitani - Denpasar - Tohpati - Gianyar - Dawan - Kusamba -
Angantelu - Padangbai).
3) Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1)
• SP.Tohpati - Sakah;
• Sakah - Blahbatuh;
• Blahbatuh - Semebaung;
• Semebaung - Batas Kota Gianyar;
• Jl.Ciung Wanara;
• Jl. Astina Utara;
• Bts. Kota Gianyar - Sidan;
• Jl.Ngurah Rai;
• Jl.Astina Timur; dan
• Sidan - Bts. Kota Klungkung.
4) Jalan Kolektor Primer 2 (JKP-2)
• Semebaung - Bedahulu;
• Sakah - Teges;
• Teges - Ubud;
• Sidan - Bangli;
• Bedahulu - Sribatu;
• Bangli - Sribatu;
• Sribatu - Penelokan;
• Blahbatuh - Bone - Gianyar;
• Jln. Astina Selatan;
• Jln. Kesatrian Gianyar;
• Ubud - Tegallalang - Bubung Bayung;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 20


• Buruan - Gianyar; dan
• Tampaksiring - Istana Presiden
5) Jalan Kolektor Primer 3 (JKP-3)
• Teges - Bedahulu;
• Tegaltamu - Kedewatan;
• Kedewatan - Ubud;
• Kedewatan - Payangan - Batuanyar;
• Tampaksiring - Tegallalang; dan
• Ketewel - Sukawati.
6) Jalan Sekunder
a) jalan lokal, terdiri atas 204 (dua ratus empat) ruas jalan lokal
b) peningkatan fungsi jalan lokal, terdiri atas ruas-ruas jalan:
• Tulikup - Siyut;
• Abianbase - Lebih;
• Bitra - Babakan;
• Babakan - Petak;
• Melinggih - Kelusa;
• Kelusa - Tegallalang;
• Melinggih - Semepekung - Petang;
• Br Kalah - Pengosekan;
• Padang Tegal - Pengosekan;
• Pengosekan - Nyuh Kuning;
• Nyuh Kuning - Tebongkang;
• Mas - Lodtunduh - Kengetan;
• Tampaksiring - Selat (Bangli);
• Camenggaon - Ketewel - Gumicik;
• Batubulan - Pagutan - Penatih;
• Keliki - Sebali - Kelusa - Taro - Sebatu; dan
• Negari - Angantaka.
c) jalan lingkungan terdiri atas ruas-ruas jalan selain ruas jalan yang telah
disebutkan terdapat di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten.
d) pengembangan jalan sekunder, terdiri atas ruas-ruas jalan:
• Kerta - Apuh - Malet - Sribatu;
• Kedewatan - Sambahan - Petulu;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 21


• Kendran - Sanding - Petak;
• Kerta - Pausan;
• Bukit - Tampaksiring - Saraseda;
• Cebang - Medahan;
• Dauh Uma - Beng - Selat - Bukit Batu - Sidan;
• Petemon - Siangan;
• Tampaksiring - Dlod Blungbang - Cebok; dan
• Sebatu - Calo.

b. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)


1) lajur atau jalur atau jalan khusus untuk angkutan massal
a) Jaringan trayek angkutan umum penumpang
(1) Trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)
• Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Amlapura - Batubulan PP
• Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Batubulan PP
• Gianyar - Bangli - Batubulan PP
(2) Trayek angkutan perdesaan (angdes)
• Gianyar - Tampaksiring - Temen PP
• Gianyar - Ubud - Payangan PP
• Gianyar - Ubud - Tegallalang - Pujung PP
• Gianyar - Lebih PP
• Gianyar - Suwat PP
• Gianyar - Petak PP
• Gianyar - Wanayu - Petemon - Sanding PP
• Gianyar - Bona - Belega - Blahbatuh
• Gianyar - Sidan
(3) Trayek angkutan umum Sarbagita
• Sanur - Padang Galak - Ketewel - Gianyar PP
• Batubulan - Sukawati - Gianyar PP
• Tabanan - Mengwi - Mambal - Ubud - Gianyar PP
b) Jaringan lintas angkutan barang
(1) Jaringan lintas angkutan barang meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 22


• lalu lintas bongkar muat barang kebutuhan sembilan bahan pokok,
bahan bangunan, bahan baku kerajinan, peralatan pertanian dan
barang produksi lainnya;
• pengembangan jalur lintasan angkutan barang; dan
• pengembangan terminal angkutan barang.
(2) pengembangan jalur lintasan angkutan barang menuju ke Pelabuhan
Penyeberangan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dan Pelabuhan
Padangbai di Kabupaten Karangasem, Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar,
Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, serta Bandar Udara
Ngurah Rai dan zona-zona peruntukan kegiatan industri.
(3) Rencana pengembangan terminal angkutan barang berada di sekitar
Sakah, Kecamatan Sukawati.

2) Terminal
a) Terminal Gianyar di Kecamatan Gianyar
(1) trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)
• Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Amlapura - Batubulan PP;
• Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Batubulan PP; dan
• Gianyar - Bangli - Batubulan PP.
(2) trayek angkutan perdesaan (angdes)
• Gianyar - Tampaksiring - Temen PP;
• Gianyar - Ubud - Payangan PP;
• Gianyar - Ubud - Tegallalang - Pujung PP;
• Gianyar - Lebih PP;
• Gianyar - Suwat PP;
• Gianyar - Petak PP;
• Gianyar - Wanayu - Petemon - Sanding PP;
• Gianyar - Bona - Belega - Blahbatuh; dan
• Gianyar - Sidan.
(3) trayek angkutan umum Sarbagita
• Sanur - Padang Galak - Ketewel - Gianyar PP;
• Batubulan - Sukawati - Gianyar PP; dan
• Tabanan - Mengwi - Mambal - Ubud - Gianyar PP.
b) Terminal Batubulan di Kecamatan Sukawati
(1) trayek AKDP dan trayek angkutan perbatasan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 23


• Batubulan - Gianyar - Klungkung - Amlapura PP;
• Batubulan - Selat PP;
• Batubulan - Kintamani - Singaraja PP;
• Batubulan - Nusa Dua PP;
• Batubulan - Gianyar - Klungkung - Padang Bai - Amlapura PP;
• Batubulan - Gianyar - Bangli PP;
• Batubulan - Padang Bai PP;
• Batubulan - Kreneng PP;
• Batubulan - Gatsu - Penatih - Ubung PP;
• Batubulan - Ubud - Payangan PP; dan
• Batubulan - Ubud - Tegallalang PP.
(2) trayek angkutan umum Sarbagita
• Bandara - Kota - Batubulan PP;
• Batubulan - Pesanggaran - Simpang Dewa Ruci - Kuta PP;
• Simpang Dewa Ruci - Kerobokan - Gatot Subroto - Batubulan PP;
• Batubulan - Sukawati - Gianyar PP; dan
• Mengwi - Kapal - Penatih - Batubulan PP.
c) Terminal Ubud di Kecamatan Ubud meliputi trayek angkutan umum Sarbagita
• Sanur - Padang Galak - Ketewel - Guang - Sukawati - Mas - Ubud PP; dan
• Tabanan - Mengwi- Mambal - Ubud - Gianyar PP.
3) Sentra parkir khusus
Rencana sentra parkir khusus ditetapkan di Kawasan Pariwisata Ubud.
4) Fasilitas pendukung LLAJ
• Trotoar
• Lajur sepeda
• Tempat penyeberangan pejalan kaki
• Halte
• Fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut

2. Sistem Jaringan Perkeretaapian


Rencana sistem jaringan perkeretaapian meliputi jalur kereta api dan stasiun kereta api.
Rencana jalur kereta api dan stasiun kereta api ditetapkan sesuai kajian teknis dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 24


B. Sistem Prasarana Lainnya
1. Sistem Jaringan Energi/ Kelistrikan
a. Pembangkit listrik berupa pengembangan pembangkit listrik alternatif dari sumber
energi terbarukan meliputi:
• Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdiri atas: PLTA Selat dan PLTA Buangga;
• Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) terdiri atas: PLTMH Tukad Petanu
di Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Tampaksiring, Kecamatan Ubud,
Kecamatan Sukawati, dan Kecamatan Blahbatuh, PLTMH Tukad Wos di
Kecamatan Sukawati, dan PLTMH Telabah di setiap kecamatan di seluruh wilayah
Kabupaten;
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdiri atas: PLTS Siangan di Kecamatan
Gianyar dan PLTS Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring;
• PLT Arus Laut di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan
Gianyar;
• PLT Gelombang di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan
Gianyar; dan
• PLT Pasang Surut di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan
Gianyar.
b. Sistem jaringan transmisi tenaga listrik yaitu berupa penyaluran tenaga listrik dari
pembangkitan ke sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik
antar sistem meliputi:
• pemantapan jaringan interkoneksi jaringan kabel listrik bawah laut Jawa-Bali yang
melalui Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan Gianyar;
• pemanfaatan kawat saluran udara terbuka untuk Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) yang terdapat di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Payangan, Kecamatan
Blahbatuh dan Kecamatan Gianyar; dan
• penggunaan kabel untuk saluran bawah tanah dan/atau udara pada kawasan
permukiman dan aktivitas pendukungnya.
c. Gardu induk distribusi tenaga listrik
• optimalisasi gardu induk yang terdapat di wilayah Kabupaten meliputi Gardu
Induk Melinggih di Kecamatan Payangan dan Gardu Induk Serongga di Kecamatan
Gianyar yang terintegrasi dengan Gardu Induk Kapal di Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung dan gardu induk lainnya di luar wilayah Kabupaten;
• peningkatan pelayanan secara merata ke seluruh wilayah Kabupaten dengan
melakukan penambahan gardu distribusi, perluasan jaringan distribusi dan
penyaluran di Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegallalang, dan Kecamatan
Tampaksiring;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 25


• mengintegrasikan pembangunan jaringan listrik dengan arahan pengembangan
wilayah; dan
• pengembangan jaringan bawah tanah secara terpadu dengan sistem utilitas
lainnya untuk meningkatkan kualitas dan estetika ruang wilayah Kabupaten.

2. Sistem Jaringan Telekomunikasi


a. jaringan terestrial
b. jaringan satelit
Sistem jaringan telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak seluler berupa menara
Base Transceiver Station (BTS) telekomunikasi terpadu untuk dimanfaatkan secara
bersama-sama antar operator yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon
Otomat (STO), meliputi:
• STO Gianyar di Kecamatan Gianyar;
• STO Ubud di Kecamatan Ubud; dan
• STO Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring.

3. Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Sistem jaringan sumber daya air terdiri atas konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Sistem jaringan
sumber daya air terdiri atas :
a. sumber air terdiri atas air permukaan pada sungai, sumber air permukaan lainnya,
dan air tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu:
• Wilayah Sungai (WS) Bali - Penida sebagai sungai strategis nasional yang
pengelolaannya mengacu kepada Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Bali -
Penida meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Ayung, DAS Tukad Pakerisan,
DAS Tukad Sangsang, DAS Tukad Oos, dan DAS Tukad Petanu; dan
• Air tanah yang berada pada CAT meliputi CAT Denpasar - Tabanan.
b. prasarana sumber daya air
1) Jaringan irigasi
a) DI Nasional yang terdiri atas DI Kedewatan di Kecamatan Ubud seluas kurang
lebih 3.635 (tiga ribu enam ratus tiga puluh lima) Hektar;
b) DI Provinsi yang terdiri atas:
• DI Tengkulak Mawang seluas kurang lebih 1.120 (seribu seratus dua puluh)
Hektar;
• DI Pejeng seluas kurang lebih 1.217 (seribu dua ratus tujuh belas) Hektar;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 26


• DI Gunung Sari seluas kurang lebih 1.849 (seribu delapan ratus empat
puluh sembilan) Hektar;
• DI Cengcengan seluas kurang lebih 1.035 (seribu tiga puluh lima) Hektar;
• DI Kedewatan seluas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima puluh)
Hektar;
c) DI lintas kabupaten terdiri atas:
• DI Apuan seluas kurang lebih 160 (seratus enam puluh) Hektar;
• DI Bekutel seluas kurang lebih 224 (dua ratus dua puluh empat) Hektar;
• DI Banjarangkan seluas kurang lebih 543 (lima ratus empat puluh tiga)
Hektar; dan
• DI Padpadan seluas kurang lebih 81 (delapan puluh satu) Hektar;
d) DI Kabupaten yang terdiri atas 124 (seratus dua puluh empat) DI
2) Sistem pengamanan pantai

Sistem pengamanan pantai dilaksanakan dalam rangka mengurangi abrasi pantai


melalui pengurangan energi gelombang yang mengenai pantai, dan/atau
penguatan tebing pantai.

4. Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan


a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
1) Bagian dari SPAM Sarbagitaku merupakan kerangka kerja sama pengelolaan air
baku dan air minum secara terpadu lintas wilayah di Kawasan Bali Selatan, yang
juga melayani wilayah Kabupaten meliputi sistem timur yang mencakup IPA
Petanu dan IPA Unda
2) SPAM Kecamatam Gianyar
• mata air gravitasi (MAG) Yeh Barong melayani Desa Petak Kaja, sebagian Desa
Sumita, sebagian Desa Suwat dan sebagian Desa Petak Kelod;
• mata air pompa (MAP) Tegalsaat melayani Desa Sumita dan sebagian Desa
Suwat;
• sumur bor (SB) Siangan melayani Desa Suwat, Desa Siangan dan sebagian Desa
Bitra;
• SB.Madangan melayani Desa Petak Kelod dan sebagian Desa Babakan;
• SB.Babakan melayani Desa Babakan dan sebagian Desa Bitra;
• SB.Beng I dan SB.Beng II melayani Kelurahan Gianyar dan Desa Beng;
• MAG.Gitgit dan SB.Beng III melayani Desa Beng, Kelurahan Gianyar, Desa
Samplangan, Desa Tegaltugu dan Desa Lebih;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 27


• SB.B.Jati melayani Desa Samplangan dan sebagian Desa Pegesangan;
• SB.Sidan melayani Desa Sidan, sebagian Desa Pegesangan dan sebagian Desa
Tulikup;
• MAP.Tulikup melayani Desa Sidan dan Desa Tulikup;
• SB. Astina Selatan melayani Kelurahan Gianyar;
• SB. Abianbase melayani Desa Abianbase;
• SB. Serongga melayani Desa Serongga dan sebagian Desa Lebih; dan
• SB.Tedung melayani sebagian Kecamatan Blahbatuh.
3) SPAM Kecamatan Blahbatuh
• SB.Bedulu, SPAM dari Tampaksiring dan SPAM dari Ubud melayani Desa
Bedulu, sebagian desa Buruan dan Desa Tegallinggah;
• SB.Buruan melayani Desa Buruan dan sebagian Desa Blahbatuh;
• SB.Belega melayani Desa Belega, sebagian Desa Blahbatuh, sebagian Desa
Pering dan sebagian Desa Keramas;
• SPAM dari Kecamatan Gianyar (SB.Astina Selatan) melayani Desa Bona,
sebagian Desa Belega, dan sebagian Desa Keramas;
• SB.Pering melayani Desa Pering dan sebagian Desa Keramas;
• SPAM dari Kecamatan Gianyar (SB.Tedung) melayani Desa Keramas dan Desa
Medahan; dan
• SB.Blasinga melayani Desa Saba.
4) SPAM Kecamatan Sukawati
• SB.Tebongkang I dan SB.Tebongkang II melayani Desa Singapadu Kaler, Desa
Singapadu Tengah, Desa Singapadu dan sebagian Desa Batubulan;
• SB.Abiansaka, SB.Sakah dan SB. Cangi melayani Desa Batuan, Desa Kemenuh
dan sebagian Desa Sukawati;
• SB.SKB melayani Desa Sukawati, sebagian Desa Celuk, sebagian Desa
Batubulan, Desa Guwang dan melayani sebagian Kecamatan Blahbatuh;
• SB.Denjalan melayani Desa Batubulan, sebagian Desa Batubulan Kangin dan
sebagian Kota Denpasar;
• SB.Tegehe melayani Desa Batubulan dan sebagian Desa Batubulan Kangin;
• SB.Batubulan Kangin melayani Desa Batubulan Kangin; dan
• SB. Batubulan melayani Desa Batubulan dan Desa Ketewel;
5) SPAM Kecamatan Ubud
• SPAM dari Kecamatan Tegallalang melayani Desa Petulu;
• SPAM dari Kecamatan Tegallalang, SB. Junjungan dan SB. Sambahan melayani
Kelurahan Ubud;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 28


• SPAM dari Kecamatan Payangan (MAP.Sengkulung, MAP.Mumbul, MAP.Air
Jeruk dan WTP dari air permukaan) melayani Desa Kedewatan dan sebagian
Kelurahan Ubud, Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian Kecamatan
Sukawati;
• SPAM dari Kecamatan Tampaksiring dan SB.Ambengan melayani Kelurahan
Ubud, Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian Kecamatan Sukawati;
• SB.Lodtunduh melayani Desa Lodtunduh, Desa Mas dan sebagian Kecamatan
Sukawati; dan
• SB.Sayan I dan SB.Sayan II melayani Desa Sayan, Desa Kedewatan dan sebagian
Kelurahan Ubud.
6) SPAM Kecamatan Payangan
• MAP. Kerta melayani Desa Kerta;
• MAP.Undisan melayani Desa Puhu, Desa Bukian, Desa Melinggih, Desa
Melinggih Kelod, Desa Klusa, sebagian Kecamatan Tegallalang dan sebagian
Kecamatan Ubud;
• MAP.Sengkulung melayani Br.Susut;
• MAP.Sengkulung, MAP.Mumbul dan MAP.Air Jeruk melayani Desa Melinggih,
Desa Melinggih Kelod, Desa Klusa, sebagian Kecamatan Tegallalang dan
sebagian Kecamatan Ubud; dan
• MAP.Batukaru melayani Desa Melinggih, Desa Melinggih Kelod, Desa Klusa,
sebagian Kecamatan Tegallalang dan sebagian Kecamatan Ubud.
7) SPAM Kecamatan Tegallalang
• MAP.Bayad melayani Br.Pakudui, Desa Kedisan, Desa Kendran dan sebagian
Desa Tegallalang;
• MAG.Bugbug melayani Desa Tegallalang dan sebagian Kecamatan Ubud;
• SPAM dari Kecamatan Payangan melayani Desa Keliki; dan
• MAP.Sapat melayani sebagian Kecamatan Ubud.
8) SPAM Kecamatan Tampaksiring
• MAP.Tirta Empul melayani Desa Manukaya (bagian barat) dan Desa
Tampaksiring;
• MAP.Sinduraja melayani Desa Manukaya (bagian timur);
• MAP.Tegallsaat melayani Desa Sanding, Desa Pejeng Kaja dan Desa Pejeng
Kangin;
• SB.Pesalakan melayani Desa Pejeng Kangin, Desa Pejeng Kelod, Desa Pejeng
Tengah;
• MAP.Pejeng Kaja dan SB.Tarukan melayani Desa Pejeng Kaja, Br.Laplapan
Ubud, Desa Pejeng Kawan dan Desa Pejeng Tengah; dan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 29


• SB.Pejeng Kelod melayani Desa Pejeng Kelod, Desa Pejeng Tengah dan
sebagian Kecamatan Blahbatuh.
b. Sistem Pengelolaan Persampahan
• Rencana pengelolaan persampahan bertujuan untuk mengelola timbulan sampah
padat yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan bukan rumah tangga dengan
prinsip mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang
(recycle).
• Rencana pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan dan pengolahan akhir.
• Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
• TPS dialokasikan di Kecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan
Tampaksiring, Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud
dan Kecamatan Sukawati yang memenuhi persyaratan dan kriteria teknis lokasi.
• TPST Regional terletak di Suwung Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.
• TPA dialokasikan di Desa Temesi Kecamatan Gianyar.

c. Sistem Pengelolaan Air Limbah


Rencana sistem pengelolaan prasarana air limbah meliputi rencana pengelolaan air
limbah dan rencana penanganan limbah termasuk limbah B3.
1) Sistem pengelolaan air limbah meliputi:
• sistem pengelolaan air limbah terpusat dengan sistem perpipaan;
• sistem pengelolaan setempat dilakukan secara individual dengan penyediaan
bak pengolahan air limbah atau tangki septik sebelum dibuang ke lingkungan;
dan
• pengembangan pengelolaan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat
permukiman.
2) Sistem pengelolaan air limbah meliputi:
a) pada kawasan perkotaan untuk jangka panjang dibedakan penanganannya
dengan sistem pembuangan air hujan;
b) pengembangan sistem pengelolaan air limbah perpipaan di dalam kawasan
perkotaan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL) meliputi :
• sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan Perkotaan
Gianyar yang dilayani oleh IPAL Gianyar;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 30


• sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan Perkotaan
Ubud yang dilayani oleh IPAL Ubud; dan
• sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat Kawasan Perkotaan
Sukawati yang dilayani oleh IPAL Sukawati.

d. Sistem Jaringan Drainase


• pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub
sistem tata air mencakup sistem jaringan drainase primer berupa sungai/tukad
utama, sistem jaringan drainase sekunder berupa parit atau saluran-saluran yang
ada di tepi jalan, dan sistem jaringan drainase tersier berupa saluran-saluran kecil
yang masuk pada kawasan perumahan;
• pembangunan sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan
sistem mikro mengikuti sistem jaringan yang ada dan daerah tangkapan air hujan;
• peningkatan kapasitas sungai dan jaringan drainase melalui normalisasi alur
sungai, penggelontoran jaringan drainase secara rutin, pengalihan sebagian aliran
air melalui pembuatan sodetan, pembuatan polder dilengkapi sistem pengendali
dan pompa;
• pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari
lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan
pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baru
berupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit
infiltrasi, operasi dan pemeliharaan, dan pemisahan antara jaringan drainase
dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.

e. Jalur Evakuasi Bencana


1) jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur penyelamat bila terjadi bencana
tanah longsor, bencana gerakan tanah, gelombang pasang ataupun tsunami,
menuju ke tempat yang lebih aman, terdiri atas jalan-jalan yang posisinya
berlawanan dengan arah datangnya bencana
2) jalur-jalur jalan yang digunakan untuk membawa korban bencana ke ruang
evakuasi bencana meliputi :
• jalur-jalur jalan menuju lapangan olah raga terbuka di tiap kawasan perkotaan
dan tiap kawasan perdesaan,
• jalur-jalur jalan menuju pelataran terminal,
• jalur-jalur jalan menuju gedung olah raga atau gedung serbaguna di tiap
kawasan perkotaan dan tiap kawasan perdesaan, dan
• jalur-jalur jalan menuju rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.
3) sebaran jalur bencana tanah longsor dan bencana gerakan tanah meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 31


• ruas jalan Ubud-Payangan (lapangan Ubud dan Pasar Payangan);
• ruas jalan Payangan-Buahan (Pasar Payangan);
• ruas jalan raya Tampaksiring (Lapangan Tampaksiring);
• ruas jalan Bitera-Babakan-Petak (Kantor Desa dan Sekolah Dasar); dan
• ruas jalan Tulikup-Blahpane (lapangan Tulikup).
4) sebaran jalur evakuasi gelombang pasang dan tsunami meliputi:
• ruas jalan Tulikup-Pantai Siyut (lapangan Tulikup);
• ruas jalan Abianbase-Lebih-Jalan Dipta Gianyar (lapangan Astina Gianyar);
• ruas jalan Abianbase-Lebih-Jalan Gambir-Jalan Astina Selatan-Jalan Kebo Iwa
(terminal Gianyar);
• ruas jalan Blahbatuh-Saba (lapangan Blahbatuh);
• ruas jalan Pantai Gumicik-Ketewel-Guwang-Jalan Raya Sukawati (lapangan
Sukawati);
• ruas jalan Pantai Gumicik-Manguntur (terminal Batubulan); dan
• ruas Jalan Pantai Gumicik-Manguntur-Jalan Raya Batubulan (lapangan
Batubulan).

1.3.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten


1.3.4.1 Kawasan Lindung
Kawasan lindung memiliki total luas kurang lebih 7.444 ha (tujuh ribu empat ratus empat
puluh empat) hektar.
A. Kawasan Perlindungan Setempat
1. Kawasan Suci merupakan kawasan yang dipandang memiliki nilai kesucian oleh umat
Hindu di Bali, terdiri atas kawasan suci perbukitan, kawasan suci campuhan, kawasan
suci pantai, kawasan suci loloan, kawasan suci laut, kawasan suci mata air; dan kawasan
suci catus patha agung dan catus patha alit.
2. Kawasan Tempat Suci
a. Kawasan tempat suci
• kawasan tempat suci di sekitar Pura Sad Kahyangan dengan radius paling sedikit
apeneleng agung setara 5.000 (lima ribu) meter dari sisi luar tembok penyengker
pura;
• kawasan tempat suci di sekitar Pura Dang Kahyangan dengan radius paling sedikit
apeneleng alit setara dengan 2.000 (dua ribu) meter dari sisi luar tembok
penyengker pura; dan
• kawasan tempat suci di sekitar Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya, dengan
radius paling sedikit Apenimpug atau Apenyengker dengan ketentuan terdiri atas

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 32


50 (lima puluh) meter untuk bangunan bertingkat dan 25 (dua puluh lima) meter
untuk bangunan tidak bertingkat
• penentuan batas-batas terluar tiap zona radius kawasan tempat suci didasarkan
atas batas-batas fisik yang tegas berupa batas alami atau batas buatan,
disesuaikan dengan kondisi geografis masing-masing kawasan dan panjang radius
antara garis lingkaran terluar zona pemanfaatan dan titik pusat lingkaran
sekurang-kurangnya sama dengan radius kawasan tempat suci.
b. Kawasan radius kesucian Pura Sad Kahyangan berada dikawasan Pura Pusering Jagat,
di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring
c. Kawasan radius kesucian Pura Dang Kahyangan tersebar di seluruh wilayah
kabupaten
3. Sempadan Pantai meliputi dataran sepanjang tepian laut yang lebarnya proporsional
dengan bentuk dan kondisi fisik pantai paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik
pasang tertinggi ke arah darat. Dengan total luas kurang lebih 150 ha.
4. Sempadan Sungai meliputi seluruh sempadan sungai dan sempadan anak sungai yang
tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Memiliki luas kurang lebih
3.082 ha.
a. Jarak sempadan sungai:
• pada kawasan perkotaan: 3 (tiga) meter sungai bertanggul, 10 (sepuluh) meter
untuk sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 10 (sepuluh) meter, 15 (lima belas)
meter untuk sungai berkedalaman 10 (sepuluh) sampai 20 (dua puluh) meter, dan
20 (dua puluh) meter untuk sungai berkedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter;
dan
• pada kawasan perdesaan: 5 (lima) meter sungai bertanggul, 10 (sepuluh ) meter
untuk sungai berkedalaman lebih dari 3 (tiga) meter, 15 (lima belas) meter untuk
sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh) meter, dan 30 (tiga puluh)
meter untuk sungai berkedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter.
b. Sebaran lokasi sempadan sungai
1) Sempadan sungai utama yang mengalir sepanjang tahun meliputi:
• Tukad Ayung di Kecamatan Payangan dan Kecamatan Ubud,
• Tukad Sangsang di Kecamatan Gianyar,
• Tukad Melangit di Kecamatan Gianyar dan Kecamatan Tampaksiring,
• Tukad Oos di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegallalang,
• Tukad Petanu di Kecamatan Tegallalang, Kecamatan Ubud, Kecamatan
Blahbatuh dan Kecamatan Sukawati,
• Tukad Pakerisan di Kecamatan Tampaksiring, Kecamatan Blahbatuh dan
Kecamatan Gianyar
2) Sempadan anak sungai meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 33


• Tukad Gelulung di Kecamatan Gianyar;
• Tukad Cangkir di Kecamatan Gianyar;
• Tukad Melangge di Kecamatan Gianyar;
• Tukad Penampahan di Kecamatan Tampaksiring;
• Tukad Tinga di Kecamatan Tampaksiring;
• Tukad Sangku di Kecamatan Blahbatuh;
• Tukad Kutul di Kecamatan Blahbatuh;
• Tukad Bangkang di Kecamatan Blahbatuh;
• Tukad Batuan di Kecamatan Tampaksiring;
• Tukad Jurang di Kecamatan Blahbatuh;
• Tukad Kuangkang di Kecamatan Tegallalang;
• Tukad Dapdap di di Kecamatan Tegallalang;
• Tukad Suwung di Kecamatan Tegallalang;
• Tukad Batugesang di Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Tampaksiring;
• Yeh Oos di Kecamatan Sukawati;
• Pangkung Bass di Kecamatan Sukawati;
• Yeh Katung di Kecamatan Tegallalang;
• Tukad Abuan di Kecamatan Gianyar;
• Tukad Buluh di Kecamatan Sukawati;
• Tukad Siap di Kecamatan Ubud; dan
• Tukad Sengkulung di Kecamatan Payangan.
5. Sempadan Jurang
a. Sempadan jurang meliputi kawasan yang memiliki sudut miring lereng minimal 45
(empat puluh lima) derajat, kedalaman jurang paling sedikit 5 (lima) meter dan
daerah datar bagian atas paling sedikit 11 (sebelas) meter. memiliki luas kurang lebih
5.242 (lima ribu dua ratus empat puluh dua) Hektar.
b. Sebaran sempadan jurang meliputi:
• lembah-lembah sungai di seluruh wilayah kabupaten;
• lembah-lembah bukit di wilayah Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang,
Kecamatan Tampaksiring, dan Kecamatan Ubud; dan
• tebing-tebing di seluruh wilayah kabupaten.
6. RTH perkotaan
a. RTH publik
• taman kota;
• hutan kota;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 34


• setra yang tersebar;
• hutan laba pura;
• pemakaman umum;
• lapangan olah raga berumput;
• lapangan upacara berumput;
• jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT);
• sempadan sungai, sempadan jurang, dan sempadan pantai; dan
• bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah;
dan
• jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian.
b. RTH privat
• taman pada obyek wisata;
• kawasan pertanian, persawahan, perkebunan

B. Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan


1. Kecamatan Tampaksiring
• Pura Penataran Sasih, Pura Pusering Jagat, Klebutan Pura Batu, Sibit Alit, Pura Telaga
Waja, Pura Kerobokan Cemadik, Sarkofagus, Pura Taman Sari, Pura Kembang Rijasa,
Pura Batan Klecung, Pura Penataran Panglan, Pura Pegulingan, Pura Melanting, Pura
Desa Dapdapan, Pura Penataran Belusung, Pura Bedugul Kan, Pura Agung Batan
Bingin, Pura Kemaruhan, Pura Galang Senja, Pura Mentur di Pejeng;
• Pura Samuan Tiga, Pura Penataran Tampaksiring, Pura Yeh Mengening di Desa
Tampaksiring;
• Pura Sakenan, Pura Desa Gumang, Pura Puseh Panempahan di Desa Manukaya; dan
• Pura Puseh Sanding, Sarkofagus di Desa Sanding.
2. Kecamatan Blahbatuh
• Goa Gajah, Pura Santrian, Gedong Area Pura Sibi Agung, Sarkofagus, Pura Samuan
Tiga, Pura Yeh Pulu, Pura Pengubengan, Pura Putra Betara Desa, Pura Telangu, Pura
Kejaksanaan, Pura Alas Arum di Desa Bedulu;
• Sarkofagus di Desa Marga Tengah;
• Pura Subak Kedangan di Desa Wanayu; dan
• Pura Pedarman Durga di Desa Buruan.
3. Kecamatan Gianyar
• Sibit Alit di Desa Tegal Tugu;
• Bebitra (Relief) di Desa Bitra;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 35


• Arjuna Metapa di Desa Lebih;
• Gunung Kawi di Desa Bakbakan; dan
• Macara Bukit Jati di Desa Samplangan.
4. Kecamatan Ubud
• Pura Telaga Waja di Desa Petulu;
• Pura Jukut Batu di Desa Singakerta; dan
• Ceruk Campuhan di Desa Ubud.
5. Kecamatan Sukawati
• Pura Hyang Tiga di Desa Sakah; dan
• Pura Canggi di Desa Batuan.
6. Kecamatan Tegallalang, terdiri atas Pura Dalem Manuaba di Desa Tegallalang.

C. Kawasan Rawan Bencana Alam


1. kawasan rawan tanah longsor terdapat di kawasan sekitar DAS Ayung di Kecamatan
Payangan dan Tukad Cangkir di Kecamatan Tampaksiring
2. kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan abrasi yaitu sepanjang pantai
selatan kabupaten dari Pantai Siyut di Desa Tulikup Kecamatan Gianyar sampai Pantai
Candra Asri di Desa Batubulan Kecamatan Sukawati

D. Kawasan Lindung Geologi


1. Kawasan rawan bencana alam geologi
a. Kawasan rawan bencana gerakan tanah, terdapat di Desa Buahan, Desa Kerta, Desa
Puhu, Desa Bukian, Desa Buahan Kaja, Desa Taro, Desa Sebatu, Desa Pupuan, dan
Desa Manukaya.
b. Kawasan rawan tsunami terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten dari Pantai
Siyut di Desa Tulikup hingga Pantai Candra Asri di Desa Batubulan.
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap ai tanah
a. Kawasan imbuhan air tanah sebarannya meliputi kawasan lereng perbukitan yang
terdapat di wilayah Kabupaten
b. Daerah sekitar mata air
• Kecamatan Gianyar sebanyak 6 (enam) mata air meliputi mata air Petak, mata air
Gitgit, mata air Candi Baru, mata air Bitra, mata air Tegal Tugu, dan mata air
Taman Magenda;
• Kecamatan Blahbatuh sebanyak 6 (enam) mata air meliputi mata air Buruan
sebanyak 2 (dua) mata air, mata air Celuk, mata air Getas, mata air Kutri, dan mata
air Banguliman;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 36


• Kecamatan Sukawati sebanyak 5 (lima) mata air meliputi mata air Sakah, mata air
Cangi, mata air Rijasa, mata air Lantang Hidung,dan mata air Singapadu Kaler;
• Kecamatan Payangan sebanyak 10 (sepuluh) mata air meliputi mata air Melinggih,
mata air Giri Kesuma, mata air Air jeruk, mata air Kehia, mata air Undisan
sebanyak 2 (dua) mata air, mata air Mumbul, mata air Yeh Kuning, mata air Susut,
dan mata air Tlingipis;
• Kecamatan Tegallalang sebanyak 7 (tujuh) mata air meliputi mata air Telaga Waja,
mata air Sapat, mata air Kedisan, mata air Tegallalang, mata air Pupuan, mata air
Gunung Kawi, dan mata air Taro; dan
• Kecamatan Tampaksiring sebanyak 10 (sepuluh) mata air meliputi mata air Tirta
Empul sebanyak 3 (tiga) mata air, mata air Tegal Saat, mata air Sinduraja, mata air
Belusung, mata air Suradayu, mata air Magening, mata air Gunung Kawi, dan mata
air Taman Sari.

E. Kawasan Lindung Lainnya


1. Kawasan perlindungan plasma nutfah yaitu Sapi Taro di Kawasan Taro, Kecamatan
Tegallalang
2. Terumbu karang meliputi wilayah perairan pesisir Kecamatan Sukawati, Kecamatan
Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar.

1.3.4.2 Kawasan Budidaya


Kawasan budi daya memiliki total luas kurang lebih 29.356 ha (dua puluh sembilan tiga ratus
lima puluh enam) hektar.
A. Kawasan Peruntukan Pertanian
1. kawasan peruntukan pertanian lahan basah diarahkan di semua wilayah kecamatan,
dengan pertimbangan produktivitas lahan, ketersediaan prasarana irigasi, akumulasi
produksi dan kondisi penggunaan yang sedang berlangsung dengan komoditas
unggulan meliputi padi dan palawija
2. kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan hortikultura di wilayah kabupaten
tersebar di seluruh wilayah kecamatan dan bercampur dengan kawasan peruntukan
lahan basah, permukiman dan kawasan perkebunan/tanaman tahunan, dengan
komoditas unggulan meliputi jagung, kedelai, kacang tanah, cabai besar, melon,
kentang, pisang, kelapa, tembakau, jeruk, rambutan, mangga, dan leci.
3. kawasan peruntukan peternakan dapat dilakukan di semua kecamatan dan dalam skala
rumah tangga dapat diusahakan secara setempat-setempat, dengan komoditas
unggulan meliputi sapi, unggas, dan babi.
Kawasan peruntukan pertanian memiliki total luas kurang lebih 14.667 ha (empat belas
ribu enam ratus enam puluh tujuh) Hektar.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 37


B. Kawasan Peruntukan Perkebunan
1. Kawasan peruntukan perkebunan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
tanaman tahunan atau tanaman perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan
dan bahan baku industri.
2. Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan di wilayah kabupaten diarahkan di
setiap wilayah kecamatan dengan prioritas di Kecamatan Payangan, Kecamatan
Tegallalang, dan Kecamatan Tampaksiring.
3. Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan memiliki total luas kurang lebih
9.194 (sembilan ribu seratus sembilan puluh empat) Hektar.
4. Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan dengan komoditas unggulan
meliputi kakao dan kopi.

C. Kawasan Peruntukan Perikanan


1. kawasan peruntukan perikanan tangkap, sebaran kawasan perikanan tangkap di laut
meliputi: Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Gianyar
2. kawasan peruntukan perikanan budi daya
a. budi daya perikanan sawah bersama ikan (minapadi);
b. kawasan perikanan budi daya perairan umum;
c. kawasan perikanan budi daya kolam air tenang;
d. kawasan perikanan budi daya saluran irigasi; dan
e. pemantapan prasarana pendukung penyediaan benih kegiatan budi daya perikanan
meliputi:
• Balai Benih Ikan (BBI) di Payangan;
• Pasar Benih Ikan (PBI) di Siangan, Kecamatan Gianyar; dan
• Unit Pembibitan Rakyat (UPR) tersebar di seluruh kecamatan.
3. kawasan pengolahan perikanan berada di kawasan peruntukan perikanan skala rumah
tangga yang menyebar di seluruh kecamatan

D. Kawasan Peruntukan Pertambangan


1. Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)
huruf d di wilayah kabupaten berupa kawasan pertambangan mineral dan batubara.
2. Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
komoditas bahan batuan meliputi:
• batu padas tersebar di Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan
Ubud dan Kecamatan Tegallalan
• tanah urug di Kecamatan Sukawati

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 38


• tanah liat di Kecamatan Blahbatuh dan Kecamatan Gianyar

E. Kawasan Peruntukan Permukiman


1. kawasan permukiman perkotaan
• kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari Kawasan
Perkotaan Sarbagita meliputi Kawasan Perkotaan Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud,
dan Kawasan Perkotaan Sukawati;
• kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi Kawasan
Perkotaan Payangan, Kawasan Perkotaan Tegallalang, dan Kawasan Perkotaan
Tampaksiring.
2. kawasan permukiman perdesaaan lokasi sebarannya mencakup seluruh pemusatan
permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.
Kawasan permukiman memiliki total luas kurang lebih 5.495 (lima ribu empat ratus
sembilan puluh lima) Hektar.

F. Kawasan Peruntukan Industri


Kawasan peruntukan industri terdiri atas:
1. kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan, meliputi:
• industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan perak di Kecamatan Sukawati;
• industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan bambu di Kecamatan
Blahbatuh; dan
• industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan rakyat lainnya di Kecamatan
Ubud.
2. kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah bahan bangunan, berada di
Kecamatan Gianyar
3. pengembangan kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah kreatif,
berupa industri kerajinan, makanan olahan, dan unggulan lainnya berada di kawasan
permukiman yang tersebar di seluruh kecamatan.
4. kawasan peruntukan agroindustri, berada di Kawasan Agropolitan Payangan.

G. Kawasan Peruntukan Pariwisata


1. Kawasan pariwisata alam
a. Kawasan Pariwisata Ubud seluas kurang lebih 7.712 ha, terdiri atas wilayah
administrasi desa/kelurahan:
• Ubud, Kedewatan, Peliatan, Mas, Petulu, Lodtunduh, Sayan, Singakerta di
Kecamatan Ubud;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 39


• Melinggih, Melinggih Kelod, Puhu, Kelusa, sebagian Buahan dan sebagian Buahan
Kaja di Kecamatan Payangan; dan
• Keliki, Kenderan, dan Tegallalang di Kecamatan Tegallalang.
b. Kawasan Pariwisata Lebih seluas kurang lebih 4.577 ha, terdiri atas wilayah
administrasi desa:
• Kasawan Candra Asri (Batubulan), Ketewel, Sukawati di Kecamatan Sukawati;
• Saba, Pering, Keramas, Medahan di Kecamatan Blahbatuh; dan
• Lebih dan Tulikup, di Kecamatan Gianyar.
c. DTW
• Lembah Sungai Wos di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati;
• Air Terjun Tegenungan dan Lembah Sungai Petanu, di Desa Kemenuh, Kecamatan
Sukawati;
• Lembah Sungai Ayung di Desa Payangan, Kecamatan Payangan;
• Ceking di Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang;
• Lembu Putih (Hutan) di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang;
• Pancuran 11 (sebelas) Macam, di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh;
• Taman Kemuda Saraswati di Desa Ubud, Kecamatan Ubud;
• Kokokan, di Desa Petulu, Kecamatan Ubud;
• Lembah Sungai Sangsang di Desa Gianyar, Kecamatan Gianyar;
• Sidan Stage dan Wisata Alam Sidan, di Desa Sidan, Kecamatan Gianyar; dan
• Kolam Renang Bukit Jati, di Desa Samplangan, Kecamatan Gianyar.
2. Kawasan pariwisata buatan
a. DTW Budaya
• Desa Celuk, Desa Batuan dan Desa Batubulan di Kecamatan Sukawati;
• Puri Agung Gianyar, Kelurahan Gianyar di Kecamatan Gianyar; dan
• Desa Mas, Desa Peliatan, Kelurahan Ubud, Museum Rudana, Museum Neka,
Museum Ratna Warta/Puri Lukisan dan Museum Arma di Kecamatan Ubud;
b. DTW Purbakala
• Tegal Jambangan di Desa Sayan, Kecamatan Ubud;
• Sindu Raja, Gunung Kawi Tampaksiring di Desa Tampaksiring, Kecamatan
Tampaksiring;
• Candi Tebing di Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring;
• Goa Garba dan Pura Ukur-ukuran di Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring;
• Pura Penataran Sasih dan Lingkungan Pura Kebo Edan, di Desa Pejeng, Kecamatan
Tampaksiring;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 40


• Tirta Empul di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring;
• Candi Tebing Tegallinggah di Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang;
• Gunung Kawi Sebatu di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang;
• Pura Gaduh di Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh;
• Wenara Wana, di Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud;
• Relief Yeh Pulu, Mandala Wisata Samuan Tiga, Goa Gajah, Museum Purbakala dan
Candi Tebing Tegallinggah, di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh;
• Pura Puseh Canggi di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati;
• Lingkungan Pura Mangening di Desa Payangan, Kecamatan Payangan; dan
• Lembah Dharma Durga Kutri, di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh.
c. DTW Remaja yaitu Wisata Remaja Bukit Jati di Kelurahan Samplangan, Kecamatan
Gianyar.
d. DTW Rekreasi
• Taman Burung, Rimba Reptil dan Bali Zoo Park di Desa Singapadu, Kecamatan
Sukawati;
• Wisata Gajah di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang; dan
• Taman Safari di Desa Serongga, Kecamatan Gianyar.

H. Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan Negara


Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara berupa pengembangan dan
pengelolaan ruang wilayah untuk kepentingan pertahanan keamanan yang berskala
wilayah yaitu fasilitas, sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan disesuaikan dan
diserasikan dengan program-program pembangunan bidang lainnya. Sebaran fasilitas
sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan negara meliputi:
• Detasemen zeni tempur (Denzipur) Bali Nusa Tenggara terdapat di Kota Gianyar;
• Komando Distrik Militer (KODIM) terdapat di Kota Gianyar;
• Komando Rayon Militer (KORAMIL) tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Gianyar.

I. Kawasan Peruntukan Lainnya


• penyediaan fasilitas perdagangan dan jasa;
• penyediaan fasilitas perkantoran pemerintahan;
• penyediaan fasilitas pendidikan;
• penyediaan fasilitas kesehatan;
• penyediaan fasilitas peribadatan;
• penyediaan fasilitas rekreasi dan olah raga; dan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 41


• penyediaan ruang evakuasi bencana.

Perlu diketahui bahwa Kabupaten Gianyar memiliki kekayaan alam baik alam maupun buatan
yang menjadi daya tarik wisataw untuk berkunjung. Sehingga banyak investor yang ingin
membangun akomodasi wisata di tempat-tempat strategis di Kabupaten Gianyar. Perda
RTRW Kabupaten Gianyar No. 16 Tahun 2012 merupakan dokumen yang digunakan dalam
instrumen pemanfaatan ruang bukan sebagai dokumen perizinan tetapi sebatas memberikan
informasi peruntukan lahan yang ingin digunakan seperti yang telah diamanahkan oleh Pasal
14 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja tentang muatan ketentuan perizinan yang
diubah menjadi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang yang adalah kesesuaian antara
rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang. Maka dari itu, dalam
muatan RTRW Kabupaten dijelaskan juga arahan pengendalian pemanfaatan ruang berisi
ketentuan umum zonasi, ketentuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang, ketentuan
insentif dan disinsentif serta arahan sanksi.
Dalam kaitannya dengan potensi alam di Kabupaten Gianyar, sesuai Pasal 104 ayat (3) Perda
RTRW Kabupaten Gianyar No. 16 Tahun 2012, maka Ketentuan Umum Peraturan Zonasi untuk
DTW meliputi:
a. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan:
• Pengembangan pariwisata kerakyatan berbasis kearifan lokal dan masyarakat setempat
• Pengembangan wisata alam
• Wisata agro
• Desa wisata
• Wisata petualangan
• Wisata budaya
• Wisata kesenian berbasis ekowisata
• Perlindungan situs warisan budaya setempat
• Perlindungan terhadap lahan sawah beririgasi
b. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pengembangan fasilitas penunjang
pariwisata seperti jasa pelayanan makan dan minum dan akomodasi wisata dengan
intensitas yang disesuaikan dengan karakter DTW;
c. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain yang diperbolehkan dan
diperbolehkan bersyarat yang dapat mengganggu fungsi utama DTW;
d. Penerapan intensitas pemanfaatan ruang pada DTW meliputi penerapan ketentuan kDB
paling tinggi 40% (empat puluh) persen, ketinggian bangunan paling tinggi 2 (dua) lantai,
dan KDH paling rendah 10% (sepuluh) persen;
e. Penyediaan prasarana dan sarana paling rendah meliputi:
• Fasilitas dan infrastruktur bertaraf internasional pendukung kegiatan pariwisata;
• Akomodasi wisata bertaraf internasional di DTW;

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 42


• Tempat parkir untuk fasilitas penunjang pariwisata, perdagangan dan jasa, prasarana
dan sarana air limbah, penghijauan, dan fasilitas umum lainnya; dan
• Prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan
ruang dan jalur evakuasi bencana
f. Pengharusan penerapan ciri arsitektur tradisional bali yang ramah lingkungan, dan tidak
merusak kesatuan karakteristik tampilan arsitektur dan lingkungan setempat; dan
g. Sinergi dan minimasi gangguan terhadap permukiman tradisional setempat

1.4 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencan
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2019
Rencana Induk pembangunan Kepariwisataan Daerah yang selanjutnya disebut RIPPARDA
Kabupaten Gianyar adalah rumusan pokok-pokok kebijakan pemabngunan kepariwisataan
ayng meliputi perencanaan pembangunan industri pariwisata, destinasi pariwisata,
pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan.
Penyusunan RIPPARD Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk memberikan acuan dan dasar
hukum bagi pembangunan kepariwisataan daerah dalam jangka panjang kurun waktu 2015-
2029 mendatang yang meliputi pembangunan: Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten
Gianyar; Pemasaran Pariwisata Daerah Kabupaten Gianyar; Industri Pariwisata Daerah
Kabupaten Gianyar; dan kelembagaan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Gianyar. Disamping
itu, untuk menjaminketerpaduan dan kesinambungan pembangunan kepariwisataan di
Kabupaten Gianyar yang berkelanjutan.

Sesuai Pasal 13, perwilayahan destinasi pariwisata daerah meliputi :


• Kawasan pariwisata
• Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK)
• Daya Tarik Wisata (DTW)

Kaitannya dengan delineasi lokasi studi kelayakan yang berada di Desa Taro Kecamatan
Tegallalang, sesuai arah kebijakan pembangunan DTW, meliputi:
• Kebijakan pengembangan Zona Pengembangan Wisata Alam (flora dan fauna) yang berada
di Desa Kerta, Padang Tegal (Monkey Forest), Desa Petulu Ubud (kokokan), dan Desa Taro
(lembu putih)
• DTW Buatan yaitu Wisata gajah di Desa Taro
• DTW Wisata Budaya yaitu Lingkungan Pura Gunung Raung dan Desa Wisata Taro

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 43


1.5 Keputusan Bupati Gianyar Nomor 429/E-02/HK2017 tentang Penatapan Desa
Wisata di Kabupaten Gianyar
Sesuai dengan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 429/E-02/HK2017 tentang Penatapan Desa
Wisata di Kabupaten Gianyar, ditetapkan desa wisata dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing yaitu:
• Menata lingkungan pada Desa Wisata termasuk fasilitasnya menjadi tanggung jawab
masyarakat dan/atau pihak lain yang menjadi mitra kerja dalam pengembangan Desa
Wisata dengan dukung Pemerintah Daerah
• Dalam melaksanakan penataan lingkungan seperti yang dijelaskan sebelumnya terlebih
dahulu harus melakukan koordinasi dengan instansi terkait dilingkungan Pemerintah
Daerah
Maka dari itu, sesuai dengan Lampiran Keputusan Bupati Gianyar Nomor 429/E-02/HK2017
tentang Penatapan Desa Wisata di Kabupaten Gianyar, maka Desa Taro Kecamatan
Tegallalang memiliki Daya Tarik Wisata, yaitu:
• Habitat kera
• Tanaman langka
• Lembah sungai dan hutan
• Perkampungan rumah tradisional

1.6 Peraturan Bupati Gianyar Nomor 30 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupatu Nomor 42 Tahun 2016 tentang Penataan dan Pengendalian
Usaha Akomodasi Pariwisata
Usaha akomodasi pariwisata adalah usaha untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Usaha
akomodasi pariwisata harus memenuhi persyaratan administrasi berupa perizinan yang
dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabatn yang ditunjuk dengan melampirkan:
• Rekomendasi dari Tim Teknis Terpadu
• Kajian lingkungan (AMDAL dab/atau UKL/UPL)
• Persetujuan prinsip membangun/izin pemanfaatan ruang
• Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan
• Izin mendirikan bangunan (IMB)
• Surat Izin tempat Usaha (SITU)
• Rekomendasi laik sehat
• Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPD)

Usaha akomodiasi pariwisata meliputi:

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 44


• Hotel
• Vila
• Pondok wisata
• Bumi perkemahan
Usaha akomodasi pariwisata hotel dan vila dapat dibangun pada kawasan pariwisata
sedangkan pondok wisata dan bumi perkemahan dapat dibangun pada kawasan pariwisata
dan/atau diluar kawasan pariwisata.
Sebelum penerbitan izin prinsip dan izin lokasi, pemohon atay investor harus mengadakan
presentasi apabila diperlukan yang difasilitasi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gianyar.

1.7 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2015 tentang Arahan Peraturan
Zonasi Sistem Provinsi
Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang
dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi,
yang selanjutnya disebut Arahan Peraturan Zonasi adalah arahan ketentuan yang harus, boleh
dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang sesuai indikasi arahan zonasi
sistem Provinsi yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah Provinsi
Sesuai Pasal 100 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2015 tentang Arahan
Peraturan Zonasi Sistem Provinsi, arahan peraturan zonasi DTW meliputi:
1. Kegiatan yang diperbolehkan, meliputi:
• Bangunan dan lansekap penunjang tema DTW bersangkutan;
• Kawasan permukiman setempat yang telah ada;
• Kawasan peruntukan lainnya baik budidaya dan lindung yang telah berkembang secara
harmonis di kawasan setempat;dan
• Pengembangan pariwisata kerakyatan berbasis kearifan lokal dan masyarakat
setempat.
2. Kegiatan yang tidak diperbolehkan dengan syarat, meliputi:
• Pengembangan fasilitas penunjang pariwisata, agrowisata, ekowisata dan desa wisata;
• Pengembangan usaha penyediaan akomodasi wisata kerakyatan atau usaha
penyediaan akomodasi wisata berkualitas lainnya dengan pelibatan masyarakat
setempat;
• Pengembangan usaha penyediaan akomodasi wisata kerakyatan secara campuran
dalam kawasan permukiman perdesaan;
• Fasilitas penunjang pariwisata;
• Industri kecil rumah tangga;dan
• Fasilitas penunjang permukiman lainnya.
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan, meliputi kegiatan pertambangan dan industri yang
menimbulkan polusi, dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan peruntukan kawasan

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 45


4. Intensitas pemanfaatan ruang untuk fasilitas pariwisata, meliputi:
• Terintegrasi harmonis dengan kawasan permukiman yang telah ada;
• KDB rendah bila berada di luar kawasan permukiman; dan
• Tinggi bangunan setinggi-tingginya dua lantai atau setinggitingginya 8m (delapan
meter) dari permukaan tanah tempat bangunan berdiri.
5. Prasarana dan sarana minimum yang dibutuhkan, meliputi:
• Memiliki jalan akses yang memadai ke lokasi;
• Tersedia jaringan air minum, listrik, telekomunikasi;
• Tersedia pelayanan sanitasi yang baik; dan
• Tersedia aksesibilitas ke pelayanan kesehatan.
6. Ketentuan lain yang dibutuhkan, meliputi:
• Pengembangan usaha penyediaan akomodasi wisata kerakyatan atau lainnya untuk
mendukung DTW, hanya diperkenankan pada kawasan di luar kawasan strategis dari
sudut kepentingan perlindungan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, di luar
kawasan strategis dari sudut ke pentingan sosial budaya, dan di luar kawasan
lindung;dan
• Pedoman dan persyaratan pengembangan usaha penyediaan akomodasi wisata dan
fasilitas penunjang pariwisata di kawasan DTW;
• Penerapan gaya arsitektur Bali;
• Pelibatan masyarakat setempat;
• Pengharusan penyediaan fasilitas parkir yang cukup;
• Pengharusan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;dan
• penetapan sebaran DTW dan peraturan zonasi di DTW diatur lebih lanjut dalam RDTR
dan peraturan zonasi kabupaten/kota.

Feasibility Study “The Jiva Ked Resort” | 1 - 46

Anda mungkin juga menyukai