Anda di halaman 1dari 28

NASKAH AKADEMIK

RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN


BANYURESMI

5 JANGKAUAN ARAHAN PENGATURAN & RUANG


LINGKUP MATERI PERDA BAB
RTRWPENDAHULUAN
JANGKAUAN ARAHAN PENGATURAN & RUANG
LINGKUP MATERI PERDA RTRW 5
5.1 JANGKAUAN DAN ARAH PENGATURAN
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagamana telah disusun, tentu akan segera disusun
kembali menjadi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Garut tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Banyuresmi (Ranperda) agar dapat disahkan menjadi peraturan
berlaku yang sah untuk diterapkan dalam jangka waktu tertentu. Tentunya jangkauan dan
arah pengaturan RDTR Kecamatan Banyuresmi antara lain terdiri dari:

Bab I. Ketentuan Umum

Bagian ini memuat pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang akan dipergunakan


lebih dari satu kali dalam pasal-pasal dari batang tubuh dalam Rancangan Peraturan
Daerah Kecamatan Banyuresmitentang Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kecamatan Banyuresmi.

Bab II. Asas, Maksud dan Ruang Lingkup

Bagian ini menjelaskan mengenai asas-asas penataan ruang Kecamatan Banyuresmi.

Bab III. Tujuan Penataan Runag

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Bagian ini menjabarkan mengenai tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
Kecamatan Banyuresmi.

Bab IV. Rencana Pola Ruang

Bagian ini menjelaskan mengenai rencana pola ruang yang dijabarkan per zona
peruntukkan sesuai rancangan RDTR Kecamatan Banyuresmi.

Bab V. Rencana Jaringan Prasarana

Bagian ini menjabarkan Rencana Jaringan Prasarana dijelaskan dari rencana jaringan
pergerakan hingga rencana jaringan sistem prasarana seperti drainase, air limbah dsb. sesuai
rancangan RDTR Kecamatan Banyuresmi.

Bab VI. Sub Bagian Wilayah Prioritas

Bagian ini menjabarkan

Bab VII. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

Bagian ini merupakan acuan dalam mewujudkan rencana yang terdiri atas program
perwujudan,lokasi, sumber pendanaan,instansi pelaksana, waktu dan tahapan pelaksanaan.

Bab VIII. Peraturan Zonasi

Bagian ini merupakan perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang


berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang;

Bab IX. Sanksi

Bagian ini mengatur bentuk penindakkan dari pelanggaran rencana tata ruang berupa
sanksi administratif, sanksi pidana serta penjelasan mengenai penyidikan tindak
pidana di bidang tata ruang.

Bab X. Peran Serta Masyarakat

Bagian ini menunjukkan bahwa masyarakat tetap dapat berparitsipasi dalam


melaksanakan penataan ruang sesuai fungsi dan kapasitasnya.

Bab XI. Pengawasan dan Penertiban

Bagian ini menjelaskan bentuk serta sistematika prosedur pelaksanaan pengawasan


dan penertiban ruang yang tidak sesuai dengan rencana.

Bab XII. Ketentuan Peralihan

Bagian ini menjelaskan tentang ketentuan peralihan yang berlaku dan berkaitan
dengan Rancangan Perda Kecamatan Banyuresmi tentang RDTR Kecamatan
Banyuresmi

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Bab XIII. Ketentuan Penutup

bagian ini menjelaskan ketentuan tambahan sekaligus menutup Ranperda sesuai


tanggal diundangkannya Ranperda agar dapat diresmikan dalam bentuk peraturan
daerah

5.2 RUANG LINGKUP MATERI MUATAN RDTR KECAMATAN


BANYURESMI

Materi muatan RDTR Kecamatan Banyuresmi melingkupi ketentuan umum, tujuan


penataan ruang, kebijakan dan strategi yang telah disusun.

5.2.1 Ketentuan Umum

A. Pengertian

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Banyuresmi
memuat beberapa istilah tata ruang yang perlu diketahui di antaranya :

1. Bagian dari wilayah kabupaten/kota adalah satu kesatuan wilayah dari


kabupaten/kota yang bersangkutan yang merupakan wilayah yang terbentuk
secara fungsional dan administratif dalam rangka pencapaian daya guna
pelayanan fasilitas umum kabupaten/kota;
2. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus;
3. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik
yang nyata (spt jaringan jalan, sungai, selokan, saluran, irigasi, saluran udara
tegangan (ekstra) tinggi, dan pantai) atau yang belum nyata (rencana jaringan
jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana
kota);
4. Sub Blok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan sub
zona;
5. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

6. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya;
7. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh
denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana kabupaten/kota;
8. Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis rencana jalan yang ditetapkan dalam
rencana kabupaten/kota;
9. Intensitas ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan dan
ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kabupaten/kota sesuai dengan
kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten/kota;
10. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain
(network);
12. Kabupaten/kota adalah wilayah otonomi daerah yang dikepalai oleh
Bupati/Walikota, yang merupakan bagian langsung dari wilayah provinsi
danterdiri atas beberapa kecamatan;
13. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya;
14. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan;
15. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan;
16. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi;
17. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan;
18. Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbanding an antara luas
seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan
dan lingkungan;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

19. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/ penghijauan dan luas tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
20. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan renca tata bangunan dan
lingkungan;
21. Lingkungan adalah bagian dari wilayah kabupaten/kota yang merupakan
kesatuan ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentu dalam suatu
sistem pengembangan kabupaten/kota secara keseluruhan;
22. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk masyarakat,
hukum adat, badab hukum atay badan usaha, lembaga, dan organisasi yang
berkepentingan dengan penyelenggaraan bangunan gedung;
23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
bidang penataan ruang;
24. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya;
25. Pemerintah daerah adalah Gubernur/walikota dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
26. Pemerintah pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
27. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
28. Pengaturan zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang
sektoral dan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang untuk setiap blok yang
penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;
29. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang;
30. Penggunaan lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang
ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

31. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak dan
kewajiban dalam penyelenggaraan penataan ruang;
32. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;
33. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
34. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan;
35. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik
perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni;
36. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya;
37. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
38. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
39. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota adalah rencana tata ruang memuat
kebijakan dan penetapan Pemerintahan Kabupaten/Kota mengenai lokasi
kawasan-kawasan yang harus dilindungi di wilayah darat dan/atau wilayah laut,
lokasi pengembangan kawasan budidaya, termasuk dalamnya kawasan-kawasan
produksi dan kawasan permukiman, sistem prasarana transportasi, fasilitas dan
utilitas umum, serta kawasan-kawasan di wilayah darat dan wilayah laut yang
diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu rencana;
40. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya;
41. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang
bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi
pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

rancangan rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman


pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan;
42. Ruang manfaat jalan (Rumaja) adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang meliputi badan jalan, saluran tepi
jalan, dan ambang pengamannya;
43. Ruang milik jalan (Rumija) adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu diluar ruang manfaat jalan;
44. Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) adalah ruang tertentu diluar ruang milik
jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggaraan jalan;
45. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam;
46. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah ruang-ruang dalam kabupaten/
dalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang menampung kegiatan
sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kabupaten/kota dan tidak didominasi
tanaman;
47. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional;
48. Sub Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik
tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik zona yang
bersangkutan;
49. Utilitas umum adalah kelengkapan sarana pelayanan lingkungan yang
permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mencakup sistem
penyediaan air bersih, sistem drainase air hujan, sistem pembuangan limbah,
sistem persampahan, sistem penyediaan energi listrik, sistem jaringan gas, sistem
telekomunikasi dan lain-lain;
50. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional;
51. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan
strategis kabupaten/kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal ini
RDTR kabupaten/ kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
kabupaten/kota yang bersangkutan;
52. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

53. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi
dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.

B. Jangka Waktu
RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5
(lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun jika :

a. Terjadi perubahan RTRW kota yang mempengaruhi BWP RDTR; atau


b. Terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

5.2.2 Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang dirumuskan atas dasar beberapa hal yang melingkupi:

 Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;


 Isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi,
masalah, dan urgensi/keterdesakan penanganan; dan
 Karakteristik wilayah perencanaan.

Tujuan penataan ruang berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan rencana struktur ruang,
rencana jaringan prasarana, rencana pola ruang, penetapan bagian dari wilayah RDTR
yang diprioritaskan penanganannya, ketentuan pemanfaatan ruang dan penyusunan
peraturan zonasi serta menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan
perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Tujuan penataan ruang
BWP Banyuresmi yaitu:

“Mewujudkan BWP Banyuresmi Sebagai Kawasan Yang Berbasis Pariwisata dan


Agrobisnis Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan”

Tujuan penataan BWP Banyuresmi ini merupakan tujuan bersama yang ingin dicapai dari
hasil perencanaan yang akan diwujudkan melalui proses pemanfaatan dan pengendalian
ruang. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang BWP Banyuresmi, maka disusun
kebijakan penataan ruang. Kebijakan penataan ruang BWP Banyuresmi meliputi:

1) Mendorong fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa dan mendorong fungsi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
2) Mewujudkan kawasan pariwisata terpadu Kampung Situ Bagendit dan Sekitarnya:

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

3) Pengembangan Peningkatan Aksesibilitas Kawasan:


4) Mewujudkan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) sebagai salah satu pusat
kegiatan BWP skala Kecamatan;
5) Mewujudkan lahan sawah beririgasi serta meningkatkan produktivitas pertanian;
6) Mewujudkan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya;

5.2.3 Kebijakan Penataaan Ruang Wilayah


Perumusan kebijakan dan strategi struktur ruang dimaksudkan dalam rangka mencapai
tujuan penataan ruang yang telah ditentukan. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang
BWP Banyuresmi, maka disusun kebijakan penataan ruang. Kebijakan penataan ruang
BWP Banyuresmi meliputi:

1) Mendorong fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa dan mendorong fungsi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
2) Mewujudkan kawasan pariwisata terpadu Kampung Situ Bagendit dan Sekitarnya:
3) Pengembangan Peningkatan Aksesibilitas Kawasan:
4) Mewujudkan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) sebagai salah satu pusat
kegiatan BWP skala Kecamatan;
5) Mewujudkan lahan sawah beririgasi serta meningkatkan produktivitas pertanian;
6) Mewujudkan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya;

5.2.4 Strategi Penataan Ruang Wilayah


Strategi penataan ruang BWP Banyuresmi, yaitu meliputi:

1) Mendorong fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa;
a. Mengembangkan fasilitas pelayanan skala kecamatan di BWP Banyuresmi
dan sekitarnya dengan memperhatikan limitasi pemanfaatan ruang
berdasarkan daya dukung lingkungan
b. Mengembangan fasilitas pelayanan skala desa di BWP Banyuresmi dan
sekitarnya dengan dengan memperhatikan limitasi pemanfaatan ruang
berdasarkan daya dukung lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

2) Mewujudkan KSPK Perkotaan Garut sebagai kawasan pariwisata terpadu


Kampung Situ Bagendit dan Sekitarnya:

a. Tema pengembangan adalah wisata terpadu seni-budaya dan ekologi alam;

b. Sasaran pengembangan adalah pembangunan sarana dan prasarana seni-


budaya, taman wisata alam dan kampung budaya dengan memperhatikan daya
dukung dan kualitas lingkungan hidup, dan aspek social masyarakat
disekitarnya.

c. Daya Tarik wisata primer meliputi:

- Daya Tarik Wisata Situ Bagendit; dan


- Daya Tarik Wisata Kampung Wisata Budaya Bagendit, Banyuresmi,
Cipicung, Sukaratu dan Sukatani

d. Daya Tarik wisata sekunder, meliputi:

- Daya Tarik wisata Situs Batu Lulumpang


- Daya Tarik wisata ziarah
- Daya Tarik wisata Tugu Perjuangan Atam
- Daya Tarik wisata Situ Ranca Kukuk
- Daya Tarik wisata olah raga; dan
- Daya Tarik wisata desa wisata, wisata pedesaan, agrowisata dan
ekowisata yang ada di Kecamatan Banyuresmi dan Kecamatan
Karangpawitan

3) Pengembangan Peningkatan Aksesibilitas Kawasan:


a. Peningkatan dan pengembangan jalan kolektor
b. Pengembangan jaringan jalan lokal dan lingkungan diarahkan untuk
membentuk pola grid sehingga tidak bercampur dengan arus pergerakan di
jalan utama
4) Mewujudkan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) sebagai salah satu pusat
kegiatan BWP skala Kecamatan dengan andalan:

a. Pusat kegiatan pariwisata


b. Pusat kegiatan agrobisnis
c. Pusat kegiatan perdagangan, jasa, dan pemasaran;
d. Pusat pelayanan perumahan dan permukiman;
e. Pusat pelayanan kesehatan;dan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

5) Mewujudkan lahan sawah beririgasi serta meningkatkan produktivitas pertanian;

a. Menetapkan kawasan lahan pangan pertanian berkelanjutan;


b. Merehabilitasi dan memelihara jaringan irigasi; dan
c. Meningkatkan produktivitas lahan sawah tadah hujan dan pertanian tanaman
pangan;

6) Mewujudkan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya;

a. memulihkan fungsi kawasan lindung secara bertahap;


b. mengendalikan pembangunan prasarana wilayah di sekitar kawasan lindung;
c. mengoptimalkan pendayagunaan kawasan lindung hutan dan non hutan;
d. mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan pada
kawasan lindung; dan
e. merehabilitasi lahan kritis pada kawasan lindung.
5.2.5 Ruang Lingkup
5.2.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Kajian
Wilayah kajian melingkupi keseluruhan Kecamatan Banyuresmi
Kecamatan Banyuresmi mempunyai luas wilayah sekitar 5.012,19 Ha, sebagian besar
desa-desanya terletak didaerah dataran. Kecamatan Banyuresmi memiliki ketinggian
antara 700-800 meter dari permukaan air laut yang terdiri dari 13 kelurahan yang ada di
Kabupaten Garut, Jawa Barat yaitu:
Tabel 5.1 Luas Wilayah BWP Banyuresmi menurut Bataas Kelurahan

Luas
No. Desa Ketinggian
(Hektar)
1 Ds. Sukasenang 500 - 1000 m 315,53
2 Ds. Sukaratu 500 - 1000 m 356,58
3 Ds. Cipicung 500 - 1000 m 232,84
4 Ds. Pamekarsari 500 - 1000 m 316,1
5 Ds. Bageundit 500 - 1000 m 230,77
6 Ds. Sukamukti 500 - 1000 m 300,53
500 - 1000 m 341,97
7 Ds. Sukaraja
1000 - 1500 m 59,45
8 Ds. Binakarya 500 - 1000 m 269,02
9 Ds. Banyuresmi 500 - 1000 m 248,82
10 Ds. Karyamukti 500 - 1000 m 223,84
11 Ds. Dangdeur 500 - 1000 m 334,7
12 Ds. Cimareme 500 - 1000 m 315,01
13 Ds. Karyasari 500 - 1000 m 276,95

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Ruang lingkup Kecamatan Banyuresmi sebagai wilayah kajian memiliki batas-batas


wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Leles, Kecamatan Leuwigoong dan
Kecamatan Cibatu;
- Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Karangpawitan dan Garut Kota;
- Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Tarogong Kidul dan Kecamatan Tarogong
Kaler;
- Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Sukawening, Kecamatan Wanaraja dan
Kecamatan Pangatikan.

5.2.5.2 Bahasan Ruang Lingkup RDTR Kecamatan Banyuresmi

A. Struktur Ruang

Rencana struktur ruang terdiri atas rencana system pusat pelayanan, rencana jaringan
transportasi, dan rencana sistem jaringan prasarana.

A.1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan

Rencana pengembangan pusat pelayanan merupakan distribusi pusat-pusat pelayanan di


dalam BWP yang akan melayani Sub BWP. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Garut
Nomor 6 tahun 2019 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor
29 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 –
2031, BWP Banyuresmi ditetapkan sebagai bagian dari Pusat kegiatan perkotaan yang
berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan PPL di Desa Bagendit.

Dalam lingkup rencana detail tata ruang, rencana pengembangan pusat pelayanan pada
BWP Banyuresmi ini meliputi :

1) Pusat Pelayanan Kota merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk


melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; Pusat Pelayanan Kota ini
terdapat di SBWP A yaitu di Desa Banyuresmi dan Desa Bagendit
2) Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa. Sub Pusat Pelayanan Kota ini terdapat di
Desa Cimareme, Desa Cipicung dan Desa Sukaraja
3) Pusat Lingkungan Desa
merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
desa. Pusat Lingkungan Desa ini terdapat di Desa Karyamukti, Karysari,
Dangdeur, Binakarya, Sukaratu, Sukalaksana dan Desa Sukakarya

A.2. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

A.2.1.Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Pengembangan sistem prasarana utama transportasi di BWP Banyuresmi adalah untuk


meningkatkan sistem jaringan prasarana utama transportasi sehingga dapat meningkatkan
aksesibilitas jaringan transportasi di BWP Banyuresmi. Arahan pengembangan sistem
jaringan transportasi di BWP Banyuresmi bertujuan untuk mengembangkan
keterhubungan antar pusat-pusat kegiatan dan memperkuat sistem pergerakan antar
wilayah baik internal maupun eksternal. Adapun arahan rencana pengembangan
prasarana transportasi di BWP Banyuresmi yaitu sebagai berikut :

1) Mengarahkan pola pengembangan jaringan jalan yang terintegrasi sebagai unsur


pembentuk sekaligus pengikat keterkaitan antar wilayah secara internal, dan
keterkaitan pusat-pusat permukiman yang diharapkan dapat meningkatkan
aksesibilitas wilayah internal yang terkait dengan sistem transportasi regional, serta
pengembangan kawasan strategis dan pusat-pusat produksi.
2) Mengarahkan pengembangan intermoda dan multimoda untuk menunjang struktur
ruang wilayah.
3) Mengembangkan kebutuhan jaringan pergerakan lainnya antara lain jalur pejalan
kaki/sepeda.

Tata guna lahan memiliki kaitan erat dengan rencana transportasi, seperti rencana
pelebaran jalan ataupun rencana pembuatan jalan. Tata guna lahan dapat menentukan
sebaran pergerakan, bangkitan dan tarikan terhadap suatu zona. Pengkonsentrasian
aktifitas masyarakat pada suatu zona dapat menjadi dasar untuk menetukan sirkulasi
kendaraan. Di samping itu, rencana pelebaran jalan dan upaya pembebasan lahan akan
sangat berkaitan dengan penggunaan dan pemilikan lahan yang berada di sisi-sisi ruas
jalan.

Keberadaan guna lahan permukiman mengakibatkan munculnya bangkitan pergerakan


dari dan ke pusat kota sebagai pusat pelayanan. Pergerakan menuju ke zona-zona di
dalam kawasan harus di dukung dengan aksesibilitas yang cukup baik, dihubungkan oleh
sistem jaringan jalan arteri, kolektor maupun lokal. Selain di dukung dengan unsur
prasarana jalan pergerakan menuju pada kawasan-kawasan tersebut beberapa rute atau
jalur di dukung oleh keberadaan moda transportasi umum.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, sesuai dengan pengembangan jaringan


jalan diperlukan arahan pengembangan jaringan jalan. Sehingga direncanakan rencana
sistem jaringan jalan yang ada di BWP Banyuresmi berupa rencana peningkatan jaringan
jalan lama dan pembukaan jalan-jalan baru untuk menghubungkan pusat-pusat pelayanan
yang telah direncanakan sebelumnya. Rencana pengembangan jaringan jalan di BWP

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Banyuresmi meliputi peningkatan lebar jalan, peningkatan perkerasaan jalan dan


pembuatan jaringan jalan baru. Adapun Status jaringan jalan di BWP Banyuresmi dibagi
menjadi beberapa fungsi yaitu:

1. Jaringan jalan provinsi

Pemantapan ruas jalan kolektor primer 2 (dua) terdiri atas:

• Jalan Garut-Bandung

2. Jaringan jalan kabupaten

Pembangunan ruas jalan terdiri atas:

• Karangpawitan - Banyuresmi;

• Jalan terusan kadungora - leles

3. Peningkatan fungsi ruas jalan menjadi kolektor primer 4 (empat) terdiri atas:

• Cipicung - Wanaraja;

4. pembangunan jembatan terdiri atas:

• Cimurah pada ruas Jalan Cimurah - Cipicung;

Sedangkan berdasarkan fungsi jaringan jalan di BWP Banyuresmi dibagi menjadi


beberapa fungsi yaitu :

1. Jalan Kolektor Primer 2 (dua);


2. Jalan Kolektor Primer 3;
3. Jalan kolektor Primer 4 (empat);
4. Jalan lokal Primer; dan
5. Jalan Lingkungan.
A.2.2. Rencana Simpul Transportasi

Rencana pengembangan jalur angkutan umum di BWP Banyuresmi diarahkan melintasi


jalan kolektor primer, kolektor sekunder dan jalan lokal dengan pola “RADIAL” yaitu
pola jalur angkutan umum yang paling sering banyak digunakan di kota-kota besar
lainnya, yaitu terpusat pada pusat kegiatan (dalam hal ini SBWP A) dan ke wilayah-
wilayah pinggiran di BWP Banyuresmi. Pola jalur angkutan seperti ini akan berpengaruh
pada rute angkutan dalam pelayanannya, yaitu melayani perjalanan menuju pusat
kegiatan dimana terkonsentrasinya berbagai macam aktifitas utama. Selain
pengembangan jalur angkutan umum, terdapat rencana pengembangan sarana
pemberhentian angkutan umum brupa halte, dengan kriteria sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

a. Tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas kendaraan maupun pejalan kaki;


b. Dekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pengguna angkutan
umum, misalnya pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa serta pelayanan
umum lainnya;
c. Mempunyai aksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki;
d. Jarak satu halte dengan halte lainnya pada suatu ruas jalan minimal 300 meter
dan maksimal 700 meter;

A.2.3. Rencana Pengembangan Prasarana Penunjang Transportasi

 Rencana sistem perparkiran di Zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP pada
SBWP A yang terdiri dari:
o Pembebasan dari seluruh kegiatan parkir pola on street
o Mewajibkan parkir kendaraan di dalam kavling/perpetakan (off street
parking) untuk bangunan fungsi rumah tinggal.
o Mewajibkan kepada setiap lingkungan/ kompleks perdagangan,
komersial dan fungsi umumnya lainnya yang banyak mendatangkan
pergerakan, untuk menyediakan ruang parkir kendaraan di dalam kaling/
perpetakan masing-masing dengan penataan pavement dan vegetasi
sebagai elemen landscape untuk fungsi peneduh dan estetika lingkungan.
o Rencana parkir luar berada antara badan jalan dan jalur pedestrian
(Dawasja) dengan lebar 5 m yang dianggap cukup proposional untuk
perputaran kendaraan roda 4 dan roda 2, sistem parkir ini diarahkan pada
bangunan lingkungan/kompleks publik seperti bangunan pusat
perdagangan & pertokoan
o Rencana parkir dalam terdapat di dalam kavling/ perpetakan (Dawasja),
sistem parkir ini diarah bangunan private dan bangunan umum seperti
bangunan perkantoran, sosial dan komersial lainnya.
 Rencana tempat penyeberangan
Jalur penyeberangan merupakan jembatan atau jalur yang digunakan untuk
melindungi para pejalan kaki yang akan menyeberang untuk melakukan
aktivitas. Jalur penyebrangan yang terdapat di BWP Banyuresmi adalah pusat
perdagangan dan jasa SBWP A dan depan sekolah dan kantor-kantor
pemerintahan. Keberadaan jalur penyeberangan ini masih belum memadai
karena tidak semua lokasi-lokasi yang memerlukan sudah dilengkapi dengan
jalur penyeberangan. Khusus untuk penyeberangan di depan fasilitas
pendidikan diarahkan penentuan zona selamat sekolah (ZSS).

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

 Rencana pengembangan jalur pedestrian di BWP Banyuresmi yang terdapat di


SBWP A sebagai berikut:

o Lebar pedestrian adalah 2 m pada kiri dan kanan jalan masuk Kawasan
perdagangan dengan jalur yang searah (jalur di sebelah kanan untuk
menuju masuk kawasan dan jalur di sebelah kiri untuk menuju ke arah
luar kawasan) sehingga lebar 2 m dapat optimal.

o Direncanakan sebagai pedestrian yang aman maka penerangan pedestrian


akan membutuhkan pencahayaan berkisar antara 120 lux.

o Rencana tepi pengaman, penting bagi penghentian roda kendaraan dan


tongkat tuna netra ke arah area yang berbahaya. Tepi pengaman dibuat
setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

A.3. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya


A.3.1. Rencana Jaringan Energi/Kelistrikan

Perencanaan energi listrik BWP di Banyuresmi antara lain untuk keperluan domestik dan
non domestik. Untuk keperluan domestik, perencanaan energi listrik dibedakan
berdasarkan tipe rumahnya, dengan asumsi bahwa semakin besar tipe rumah, kebutuhan
listriknya akan besar pula demikian pula sebaliknya.

Kebutuhan energi listrik di kawasan perencanaan sampai akhir tahun perencanaan 2040
agar dapat melayani kebutuhan listrik sebesar 20,624 KVA.

Rencana sistem jaringan energi listrik di BWP Banyuresmi, terdiri dari :

a. Rencana Jaringan Sub-Transmisi meliputi :

 Gardu Hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik dari Gardu Induk
 Gardu Distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghubungkan daya
listrik tegangan rendah ke konsumen/masyarakat

b. Rencana Jaringan Distribusi meliputi :

 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
 Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)

c. Rencana pendistribusian jaringan listrik biar dapat diakses ke setiap wilayah di BWP
Banyuresmi

d. pengembangan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE);

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

e. Jaringan listrik atau kabel distribusi listrik ke permukiman penduduk mengikuti jalan
koridor utama maupun jalan lingkungan.

f. Kabel utama yang menghubungkan suplai utama dengan suplai tegangan di tiap-tiap
gardu pembangkit, jaringan distribusinya melalui jaringan bawah tanah.

g. Pemeliharaan prasarana jaringan listrik secara rutin.

A.3,2, Rencana Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di BWP di Banyuresmi dilakukan untuk


membuka dan mengurangi keterisolasian wilayah serta meningkatkan produktivitas pada
wilayah yang memiliki sumberdaya potensial ini. Penyediaan telekomunikasi ini
direncanakan dengan sistem jaringan tanpa kabel (wareless).

Dengan dikembangkannya sistem jaringan di udara, maka kebutuhan akan tower


telekomunikasi terus meningkat. Penempatan tower komunikasi diarahkan pada lokasi-
lokasi lahan kosong/ruang terbuka dan sebaiknya tidak berada pada kawasan padat,
sehingga tidak mengganggu aktivitas dan guna lahan yang ada di sekelilingnya. Selain
hal tersebut penempatan tower ini didasarkan pada jarak penerimaan sinyal
telekomunikasi dan ketinggian lahan.

Daerah pelayanan telekomunikasi di BWP di Banyuresmi direncanakan meliputi seluruh


kawasan. Proyeksi kebutuhan telekomunikasi dapat dihitung berdasarkan pertumbuhan
sosial, ekonomi, dan kependudukan atau berdasarkan jenis aktivitas pada masing-masing
daerah pelayanan yang teridentifikasikan dari struktur serta intensitas pembangunan land
use.

A.3.3. Rencana Jaringan Sumber Daya Air

BWP Banyuresmi merupakan bagian dari DAS Cimanuk, Wilayah BWP Banyuresmi
memiliki 3 jenis kondisi hidrologi yaitu daerah aman, daerah resapam dan bukan
cekungan. Kecamatan Buah Dua memiliki potensi sumber mata air yang cukup berlimpah
di tiap-tiap desa namun belum terkelola dan belum dimanfaatkan dengan optimal.
Rencana pengembangan sistem jaringan air baku di BWP Banyuresmi, yaitu meliputi:

1. Sumber air permukaan:


- Pemanfaatan mata air:
 MA Rantun Samarang di Desa Banyuresmi
 MA Jamban I Bayongbong di Desa Banyuresmi
 MA Gunung Guntur di Desa Sukaraja

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

 MA Curug Sawer di Desa Sukaraja


2. Sumber air tanah yang berada di seluruh BWP:
- kegiatan perkebunan/pertanian; dan
- kegiatan Agroindustri.
- permukiman
3. Pengembangan sistem jaringan irigasi:
- Pengelolaan sistem jaringan irigasi di BWP Banyuresmi dilakukan dengan cara:
 meningkatkan kualitas saluran irigasi;
 melakukan perlindungan terhadap daerah aliran air;
 peningkatan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
- Pemanfaatan sumberdaya air untuk kepentingan irigasi dilakukan dengan cara:
 pengaturan dalam bentuk kerjasama dengan proporsi yang seimbang; dan
 pengaturan kebutuhan irigasi dan komposisi antar wilayah.
- Pemanfaatan Daerah Irigasi:
 DI Leuwigoong:
 Desa Sukaraja;
 Desa Sukaratu;
 Desa Cipicung;
 Desa Bagendit;
 Desa Sukamukti,
 Desa Banyuresmi;
 Desa Binakarya;
 Desa Dangdeur;
 Desa Karyasari;
 Desa Karyamukti; dan
 Desa Cimareme.
 DI Ciojar:
 Desa Sukasenang;
 Desa Sukaratu;
 Desa Pamekarsari; dan
 Desa Sukamukti
 DI Parigi:
 Desa Bagendit;
 Desa Bina Karya;
 Desa Dangdeur; dan
 Desa Banyuresmi

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

A.3.4. Rencana Jaringan Air Minum

Rencana Jaringan Air Minum di BWP Banyuresmi, yaitu meliputi:

1. Pemanfaatan sumber air baku yang ada di wilayah BWP Banyuresmi

2. Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) dan bangunan


penampung (reservoir) di seluruh BWP Banyuresmi

3. Rencana pengembangan pipa distribusi:

• Jaringan pipa distribusi primer dikembangkan pada jalan kolektor primer


dan kolektor primer 3
• Jaringan pipa distribusi sekunder merupakan cabang dari pipa distribusi
primer yaitu yang dikembagkan pada jalan lokal.
• Jaringan pipa distribusi tersier merupakan cabang pipa sekunder yaitu
sepanjang jalan yang belum dilewati jaringan pipa primer dan sekunder
khususnya jalan lingkungan untuk disalurkan ke rumah-rumah atau
kegiatan lainnya.
• Rencana jaringan perpipaan dini yaitu di seluruh SBWP A

4. Pengembangan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa


tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air
kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pembangunan jaringan air bersih yang berasal dari sumber Mata Air/Sungai yang
dialirkan melalui jaringan perpipaan ditampung dibak/bangunan penangkap mata air
(broncaptring), kemudian dialirkan melalui perpiaan ke bak penampung (reservoir) untuk
didistribusikan ke rumah penduduk atau MCK yang ada.

A.3.5. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Rencana pengembangan jaringan drainase di BWP Banyuresmi meliputi :

a. Saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran pembuangan utama


b. Saluran drainase sekunder dikembangkan melalui saluran pembuangan kedua pada
saluran di jalan kolektor primer 1, jalan arteri sekunder, dan jalan kolektor sekunder.
c. Saluran drainase tersier dikembangkan melalui saluran pembuangan ketiga jalan
lokal.
d. Rencana jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem pengendalian
banjir.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

e. Pembangunan drainase sekunder di sepanjang jalan H. Hasan Arif SBWP A

A.3.6. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

Rencana pengembangan air limbah di Banyuresmi adalah sebagai berikut:

 peningkatan pengelolaan limbah rumah tangga di kawasan permukiman;

 penyediaan sarana pendukung pengelolaan limbah rumah tangga;

 penanganan limbah secara on site dengan pembangunan jamban keluarga, jamban


komunal dan Mandi Cuci Kakus umum;

 menyediakan sarana pengangkutan limbah ke lokasi pengolahan limbah;

 peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan


pengembangan sistem air limbah; dan

 penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air


limbah

A.3.7 Rencana Jaringan Persampahan

Rencana pengembangan sistem jaringan sampah 20 tahun yang akan datang di BWP
Banyuresmi seharusnya diarahkan melalui konsep pelibatan masyarakat dalam mengelola
dan mendayagunakan produksi sampah secara kualitas maupun kuantitas. Sehingga
dengan konsep pengelolaan sampah tersebut maka di BWP Banyuresmi, sampah bukan
menjadi masalah akan tetapi sampah akan menjadi berkah. Berikut adalah rencana
pengelolaan sampah di BWP Banyuresmi, yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan TPS di BWP Banyuresmi menjadi TPS3R seperti pada TPS
Kwarasan. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, TPS harus
memenuhi kriteria teknis:

a. Luas TPS sampai dengan 200 m2;


b. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling sedikit 5 jenis
sampah;
c. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan wadah
permanen;
d. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;
e. Lokasinya mudah diakses;
f. Tidak mencemari lingkungan;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

g. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas; dan


h. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan

2. Optimalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Sementara (TPSS) di SBWP A


3. pengembangan Pengelolaan Persampahan dengan metoda recycle, reuse, reduce (3R)
dan sistem pengomposan;
4. Revitalisasi dan penataan TPAS Pasir Bajing
5. Penyediaan container pada pusat aktivitas seperti sekolah, perumahan besar dan
pusat perbelanjaan.

A.3.8. Rencana Jalur Evakuasi Bencana

Rencana pengembangan ruang evakuasi bencana di di BWP Banyuresmi meliputi:

a. Rencana jalur evakuasi:


Jalur evakuasi bencana diarahkan mengikuti jaringan jalan utama yang ada di
BWP Banyuresmi.
Jalur evakuasi ini untuk kawasan perumahan kepadatan tinggi, diperlukan
pengembangan jalur evakuasi yang dapat dilalui oleh orang dalam jumlah banyak
dan juga kendaraan operasional evakuasi seperti ambulance, dan mobil pemadam
kebakaran. Penyediaan jalur evakuasi ini dapat dilakukan dengan pelebaran jalan
yang sudah ada pada interval tertentu sehingga semua wilayah dapat terlayani atau
terjangkau;
b. titik atau pos evakuasi skala lingkungan di kawasan perumahan dapat
memanfaatkan taman-taman lingkungan (taman RT atau taman RW), lapangan
olahraga, atau ruang terbuka publik lainnya;

Ruang evakuasi skala kota dapat memanfaatkan ruang terbuka publik yang cukup besar
seperti di alun-alun kota, di lapangan-lapangan olahraga, halaman/gedung sekolah, dan
lain-lain.

B. Rencana Pola Ruang

B.1. Rencana Zona Lindung

B.1.1 Zona Sempadan Sungai (SS)

1. Lokasi Sempadan Sungai di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:


Rencana zona sempadan sungai di Kawasan perencanaan terletak di:
SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok A.7,
Blok A.8, Blok A.9, Blok A.11, Blok A.12

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

SBWP C Blok C.1, Blok C.4, Blok C.6


2. Luas Sempadan Sungai di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:
Rencana sempadan sungai di Kawasan BWP BWP Banyuresmi sebesar 81,37 Ha
atau 1,09 % dari luas total BWP Banyuresmi dengan rincian :
‐ SBWP A seluas 38,01 Ha
‐ SBWP C seluas 43,37 Ha

B.1.2. Zona Sempadan Danau atau Waduk (DW)

1. Lokasi Sempadan Waduk/Situ di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:


Rencana zona sempadan Waduk/Situ di Kawasan perencanaan terletak di:
SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok A.7,
Blok A.8, Blok A.9
SBWP B Blok B-1, B-2, B-3, B-4
SBWP C Blok C-1, C-2, C-3, C-4
2. Luas Sempadan Waduk/Situ di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:
Rencana sempadan Waduk/Situ di Kawasan BWP Banyuresmi sebesar 33,78 Ha
atau 0,45 % dari luas total BWP Banyuresmi.

B.1.3. Zona Konservasi (KS)

Zona konservasi di BWP Banyuresmi merupakan Sub Zona Cagar ALam (KS-1) seluas
68,97 Ha atau 0,92 % dari luas total BWP yang berada di SBWP B Blok B.5.

B.1.4. Zona Ruang Terbuka Hijau

RTH Publik

1. Lokasi Ruang Terbuka Hijau Publik di Rencana Pola Ruang Kecamatan


Banyuresmi:
Lokasi yang direncanakan untuk dikembangkan sebagai zona RTH Publik adalah
menyebar di seluruh SBWP disesuaikan dengan fungsi RTH dalam pengembangan
perkotaan.
2. Luas Ruang Terbuka Hijau Publik di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:
Luas yang direncanakan untuk pengembangan zona RTH Publik di Kawasan
perencanaan adalah seluas 0,10 Ha dari luas total Kawasan perencanaan.

RTH Fungsi Tertentu

1. Lokasi RTH Fungsi Tertentu di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:

Lokasi dari rencana pengembangan ruang terbuka hijau untuk pemakaman terletak:

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

‐ SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9
2. Luas RTH Fungsi Tertentu di Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi:

Luas rencana zona ruang terbuka hijau untuk pemakaman di Kawasan perencanaan
adalah sebesar 0,10 Ha.
B.1.5. Zona Rawan Gerakan Tanah
1. Lokasi Rawan Bencana Gerakan Tanah Tinggi di Rencana Pola Ruang Kecamatan
Banyuresmi :

Lokasi dari rencana pengembangan rawan bencana gerakan tanah tinggi terletak:
‐ SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9
‐ SBWP B Blok B.3 dan Blok B.6
2. Luas Rawan Bencana Gerakan Tanah Tinggi di Rencana Pola Ruang Kecamatan
Banyuresmi :

Luas rencana zona rawan gerakan tanah tinggi di Kawasan perencanaan adalah
sebesar 267,63 Ha atau 3,58% dari luas total BWP.

B.2. Rencana Zona Budidaya

B.2.1. Zona Perumahan (R)

1. Rencana Pola Ruang Zona Perumahan di Kecamatan Banyuresmi terdiri dari:


‐ Zona perumahan kepadatan sedang (R-3) direncanakan di Kawasan
perencanaan terletak di :
 SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6,
Blok A.7, Blok A.8, Blok A.9, Blok A.10 dan Blok A.12
 SBWP B Blok B-1, B-2, Blok B-3, Blok B-4, Blok B.5 dan Blok B.6
 SBWP C Blok C.1 , Blok C.2, Blok C.3, Blok C.5, Blok C.6, Blok C.7, Blok C.8
‐ Zona perumahan kepadatan rendah (R-4) direncanakan di Kawasan
perencanaan terletak di :
 SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6,
Blok A.7, Blok A.8, Blok A.9
 SBWP B Blok B-3 dan Blok B-6
 SBWP C Blok C.1 , Blok C.2, Blok C.3, Blok C.5, Blok C.6, Blok C.7, Blok C.8
2. Luas Zona Perumahan di Kecamatan Banyuresmi :

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

a. Zona perumahan direncanakan memiliki luas sebesar 1.607,70 Ha atau


21,52 % dari luas total BWP Banyuresmi.
b. Zona perumahan kepadatan sedang memiliki, dengan rincian :
‐ SBWP A seluas 517,57 Ha,
‐ SBWP B seluas 470,45 Ha,
‐ SBWP D seluas 141,35 Ha.
c. Zona perumahan kepadatan rendah memiliki, dengan rincian :
‐ SBWP A seluas 37,99 Ha,
‐ SBWP B seluas 134,24 Ha,
‐ SBWP D seluas 306,09 Ha.

B.2.2. Zona Perdagangan dan Jasa (K)

1. Rencana Pola Ruang Zona Perumahan di Kecamatan Banyuresmi terdiri dari :


Lokasi rencana zona perdagangan dan jasa di BWP Banyuresmi adalah :
‐ Perdagangan dan jasa skala BWP (K-2) direncanakan di SBWP A Blok A.1, Blok
A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok A.7, Blok A.8, Blok A.9
2. Luas Zona Perdagangan di Kecamatan Banyuresmi:
Luas rencana pengembangan sarana perdagangan dan jasa di BWP Banyuresmi
seluas 17,50 Ha atau 0,23 % dari luas total BWP Banyuresmi.

B.2.3. Zona Perkantoran (KT)

1. Rencana Pola Ruang Zona Perkantoran di Kecamatan Banyuresmi terdiri dari :


1) Lokasi yang direncanakan untuk pengembangan zona Perkantoran pemerintahan
terletak di :
‐ Kantor Kecamatan dan Kantor Desa direncanakan di seluruh SBWP di BWP
Banyuresmi
2. Luas Zona Perkantoran di Kecamatan Banyuresmi:
- Luas yang direncanakan untuk dikembangkan sebagai zona Perkantoran
Pemerintahan seluas 1,12 Ha

B.2.4. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU)

Lokasi dan luas yang direncanakan untuk zona sarana pelayanan umum (SPU) di
kawasan perencanaan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Rencana Sub Zona Sarana Pelayanan Umum

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Luas (Ha) Persentas


e
Grand Terhadap
No. Zona/Sub Zona Kode SBWP A SBWP B SBWP C Total Luas
Total Total Total Total
BWP
B Zona Budidaya   2.498,34 1.714,07 2.255,73 6.468,13 86,59
4 Zona Pelayanan Umum SPU 3,21 0,86 0,17 4,24 0,06
Sarana Pelayanan Umum Skala
  SPU-2 - - - -  
Kecamatan
  SPU Pendidikan Skala Kecamatan SPU-2.1 0,81 0,68 - 1,5  
  SPU Transportasi skala Kecamatan SPU-2.2 0,25 - - 0,25  
  SPU Olahraga Skala Kecamatan SPU-2.4 0,34 - - 0,34  
  SPU Peribadatan Skala Kecamatan SPU-2.5 0,13 - - 0,13  
  SPU Sosial Budaya Skala Kecamatan SPU-2.6 0,2 - - 0,2  
Sarana Pelayanan Umum Skala
  SPU-3 - - - -  
Kelurahan
  SPU-Pendidikan Skala Kelurahan SPU-3.1 0,57 - - 0,57  
  SPU Transportasi skala Kelurahan SPU-3.2 0,11 - - 0,11  
  SPU Kesehatan Skala Kelurahan SPU-3.3 0,12 - - 0,12  
  SPU Olahraga Skala Kelurahan SPU-3.4 0,04 0,04 - 0,08  
  SPU Peribadatan Skala Kelurahan SPU-3.5 0,21 0,1 0,04 0,35  
  Sarana Pelayanan Umum Skala RW SPU-4 - - - -  
  SPU Pendidikan Skala RW SPU-4.1 0,38 0,03 0,13 0,54  
  SPU Kesehatan Skala RW SPU-4.2 - - - -  
  SPU Peribadatan Skala RW SPU-4.5 0,05 - - 0,05  
Sumber : Hasil Rencana, 2019

Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat
berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.

B.2.5. Zona Pertanian (P)

1. Lokasi rencana pengembangan zona pertanian di Kawasan BWP Banyuresmi terdiri


dari:
- LP2B (P-1.1):
 SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9, Blok A.10 dan Blok A.12
 SBWP B Blok B.1, B.2, B.3
 SBWP C Blok C.1 , Blok C.2, Blok C.3, Blok C.5, Blok C.6, Blok C.7, Blok
C.8
- LCP2B (P-1.2):

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

 SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9, Blok A.11 dan Blok A.12
 SBWP B Blok B-1, B-2, B-3
 SBWP C Blok C.1 , Blok C.2, Blok C.3, Blok C.5, Blok C.6, Blok C.7, Blok
C.8
- Pertanian Perkebunan (P-3):
 SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9
 SBWP B Blok B.3 dan Blok B.5
 SBWP C Blok C.2, Blok C.3, Blok C.5, Blok C.6, Blok C.7, Blok C.8
2. Luas Zona Pertanian di Kecamatan Banyuresmi:
Luas rencana pengembangan zona pertanian di BWP Banyuresmi adalah 1.449,64 Ha
atau 19,41 % dari luas total BWP Banyuresmi. Untuk lebih rincinya masing-masing
zona yaitu sebagai berikut:
- LP2B (P-1.1):
 SBWP A 465,38 Ha
 SBWP B 62,35 Ha
 SBWP C 295,41 Ha
- LC2B (P-1.2):
 SBWP A 117,09 Ha
 SBWP B 62,06 Ha
 SBWP C 166,81 Ha
- Pertanian Perkebunan (P-3):
 SBWP A 6,27 Ha
 SBWP B 67,80 Ha
 SBWP C 206,48 Ha

B.2.6. Zona Pertahanan dan Keamanan (HK)

Zona Pertahanan Dan Keamanan (HK) adalah peruntukan tanah yang merupakan bagian
dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan
pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam,
termasuk tempat latihan baik pada tingkat nasional, Lanud, Kodam, Korem, Koramil, dsb

Distribusi lokasi Sub Zona Pertahanan Dan Keamanan di BWP Banyuresmi diarahkan
pada SBWP A Blok A-1 seluas 0,10 Ha.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

B.2.7. Zona Wisata (W)

1. Rencana Pola Ruang Zona Wisata di Kecamatan Banyuresmi terdiri dari


Lokasi yang direncanakan untuk pengembangan wisata yaitu:
- Wisata Alam (W-1) SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5,
Blok A.6, Blok A.7, Blok A.8, Blok A.9
2. Luas Zona Wisata di Kecamatan Banyuresmi:
Luas rencana pengembangan untuk Kawasan wisata di BWP Banyuresmi adalah
seluas 140,50 Ha atau 1,88 % dari luas total BWP Buahdia

B.2.8. Zona Campuran (C)

1. Lokasi yang direncanakan untuk dikembangkan sebagai zona campuran perumahan


dan perdagangan/jasa yang terletak di:
‐ SBWP A Blok A.1, Blok A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, Blok A.6, Blok
A.7, Blok A.8, Blok A.9 dan Blok A.10
‐ SBWP B Blok B.4 dan Blok B.5
2. Luas yang direncanakan sebagai zona campuran khususnya perdagangan/jasa dan
perumahan adalah seluas 45,12 Ha atau 0,60 % dari luas total BWP Banyuresmi.
‐ SBWP A luas 9,41 Ha
‐ SBWP B luas 35,70 Ha

B.2.9. Zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

1. Luas rencana pengembangan zona lainnya di Kawasan perencanaan adalah sebesar


ha dengan rincian sebagai berikut :
‐ Zona Prasarana Penampungan Akhir (TPA-3) seluas 17,40 Ha.
2. Kriteria :
 memperhatikan sistem pembuangan air limbah pemukiman dan industri yang
berlaku di suatu wilayah
 memperhatikan standar-standar teknis sarana dan prasarana yang harus dipenuhi
dalam pembangunan TPPAS
 tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan industri

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Anda mungkin juga menyukai