BAB 4
METODOL
OGI
Dalam ilmu ekonomi, produksi jasa angkutan adalah sebagai kebutuhan turunan ( derived
demand), artinya kebutuhan yang disebabkan oleh kebutuhan yang lain. Dengan demikian
maka orang yang memakai jasa angkutan akan memilih jenis moda angkutan yang sesuai
bagi dirinya dalam hal pelayanan maupun daya belinya. Sehingga dalam persaingan produksi
barang atau jasa yang sifatnya subtitusi, maka faktor harga (tarif) adalah sangat
menentukan. Hasil studi Puslitbang Perhubungan Darat menunjukkan bahwa masing-masing
moda mempunyai karakteristik, keunggulan dan kekurangan masing-masing. Secara teknis
tidak ada satu moda yang unggul secara mutlak. Teknologi yang digunakan terkait erat
dengan harga yang harus dibayarkan. Karakteristik untuk masing-masing moda dapat
ditunjukkan dalam tabel berikut.
Moda
No Variabel Pesawat
Bis Kereta Api Kapal
Udara
kondisi lalin kepadatan lintas dan ukuran
mesin
kapal)
4 Kebutuhan Relatif tidak Memerlukan Memerlukan Memerlukan
prasarana/fasilitas memerlukan prasarana prasarana prasarana
untuk prasarana khusus khusus khusus
operasi sarana khusus, (jalan rel) yang (pelabuhan) (bandara) yang
kecuali jaringan didukung yang didukung
jalan yang persinyalan didukung fasilitas
digunakan dan komunikasi fasilitas keselamatan
pengguna keselamatan penerbangan
lainnya pelayaran
5 Sifat pelayanan Lokal, relatif Relatif lokal, Regional scale, Regional scale,
door-to door point to point point
services point services to point only to point only
(stasiun (pelabuhan (bandara
ke stasiun) memerlukan ke bandara),
memerlukan sarana memerlukan
sarana pendukung sarana
pendukung untuk pendukung
untuk mencapai untuk
mencapai tujuan akhir mencapai
tujuan akhir perjalanan tujuan akhir
perjalanan
6 Polusi (udara) yang Tinggi, single Relatif rendah, Relatif rendah, Relatif tinggi,
ditimbulkan engine per single single meskipun single
vehicle, engine per engine per engine per
sifat lokal, rangkaian, vehicle tapi vehicle
regional sifat lokal, kapasitas konsumsi BB
regional angkut tinggi,
tinggi, sifat sifat lokal,
lokal, regional,
regional, nasional, global
nasional
7 Keselamatan(operasi) Relatif rendah, Relatif tinggi, Relatif tinggi, Tinggi,
sangat karena menerapkan menerapkan
tergantung mempunyai prosedur prosedur
pada kondisi lintasan keselamatan keselamatan
lalin sendiri dan yang yang baku
selama menerapkan baku
perjalanan prosedur
dan perilaku keselamatan
pengemudi yang
baku
8 Aksesibilitas ke Angkutan Angkutan Angkutan Angkutan
prasarana/fasilitas pribadi, pribadi, pribadi, pribadi,
Angkutan Umum Angkutan AU khusus AU khusus
Umum (taksi/DAMRI) (taksi/DAMRI)
9 Kemudahan Tinggi, via agen Tinggi, via agen Realtif tinggi, Tinggi, via agen
mendapatkan seat bis atau atau langsung via agen perjalanan via
langsung stasiun perjalanan/ telpon
terminal PELNI
10 Kenyamanan Sangat tinggi, Tinggi, barang Tinggi, barang Rata-rata,
barang bawaan bawaan relatif bawaan relatif barang
relatif banyak banyak banyak bawaan (kabin)
terbatas
11 Frekuensi pelayanan Harian Harian Mingguan Harian
(keberangkatan (keberangkatan (keberangkatan
sore hari) sore relatif
hari) tiap jam)
12 Nilai waktu Cukup tinggi Cukup tinggi Rendah Tinggi
Sumber : Puslitbang Perhubungan Darat, 2011
4.2 METODOLOGI
4.2.1 Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey adalah survey yang dilakukan pada awal
pekerjaan dilokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian
penting bahan kajian kelayakan teknis untuk bahan pekerjaan selanjutnya Survey ini
diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail
lanjutan. Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi / unsur - unsur
terkait di daerah sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan.
Melakukan pengamatan di Kota Cirebon untuk mengetahui kondisi eksisting sebagai dasar
perumusan masalah. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kondisi eksisting
transportasi di Kota Cirebon baik dari segi sarana maupun prasarana. Selain melakukan
pengamatan dilakukan pula studi literatur terkait permasalahan transportasi perkotaan dan
alternatif solusi pemecahan masalahnya terutama literatur terkait perencanaan angkutan
massal yang telah dilakukan di wilayah-wilayah lain.
4.2.4 Penyusunan
1. Analisa Data Lapangan
Data – data yang diperoleh dari peninjauan lapangan maupun survey detail di
lapangan harus dianalisis untuk mendapatkan data yang dapat digunakan guna
menunjang kegiatan perencanaan.
2. Analisis Permintaan Angkutan
Hasil survey detail yang dilakukan harus dituangkan dalam bentuk gambar peta,
termasuk kontur dan potongan – potongan yang diperlukan dalam perencanaan.
3. Pelaporan Pendahuluan
Pelaporan pendahuluan berupa penyampaian Lap Awal kepada Dinas Perhubungan
Kota Cirebon.
4. Kegiatan Pelaporan
Setelah melakukan Survey, Pengukuran dan Data Lapangan, maka Konsultan harus
segera menuangkan dalam bentuk perencanaan detail termasuk gambar – gambar
yang bias digunakan dalam pelaksanaan.
Gambar 4.1 Alur Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Kajian Pengoperasian BRT di Kota Cirebon