Anda di halaman 1dari 20

OPERASIONAL

PERKERETAAPIAN
Oleh :
Annisaa Trihita Karana 181910301131
Perencanaan Jalan Rel UTS
CONTENTS
TABLE OF
Karakteristik Operasional

01
Kereta Api

Kecepatan operasional, Kapasitas lintas, Running


time, Travel time, terminal time, operasional
time, jarak antar stasiun, loading profile

02 Perhitungan
Kapasitas lintas, headway, load factor, utility
factor
Operasional
Kereta Api

01
Karakteristik Kereta Api
Keunggulan Kelemahan
• mempunyai/memungkinkan jangkauan • memerlukan fasilitas sarana-prasarana yang

pelayanan transportasi barang dan orang khusus (tersendiri) yang tidak bisa digunakan

untuk jarak pendek, sedang, dan jauh oleh moda transportasi yang lain.
• karena fasilitas sarana-prasarana dan
dengan kapasitas angkut yang besar
• penggunaan energi relatif kecil pengelolaan yang tersendiri (khusus), maka

• mempunyai kehandalan dalam ketepatan membutuhkan investasi, biaya operasi, biaya

waktu. perawatan, dan tenaga yang cukup besar

• polusi, getaran, dan kebisingan relatif kecil • pelayanan barang dan penumpang hanya

• mempunyai aksesibilitas yang lebih baik terbatas pada jalurnya

dibandingkan dengan transportasi air dan


udara.
Sistem Pengoperasian Sarana Kereta Api Menurut Peraturan
Menteri Perhubungan RI NO. 121 Tahun 2017
Manual dengan Manual dengan
masinis dilengkapi masinis tanpa
dengan perangkat perangkat
pembantu pembantu

Otomatis dengan
Semi otomatis Otomatis tanpa awak sarana tanpa
dengan masinis awak sarana masinis
Kecepatan Dalam Perekeretaapian

Kecepatan Perancangan (Design Kecepatan maximum


Speed) (Maximum Speed)
kecepatan yang digunakan dalam perancangan kecepatan tertinggi yang diijinkan dalam operasi suatu
struktur jalan rel, dan perancangan geometrik rangkaian kereta api pada suatu lintas. Kecepatan
jalan rel maksimum ini dapat digunakan untuk mengejar
kelambatan yang terjadi karena gangguan di perjalanan.
• Untuk perancangan Struktur Jalan Rel
V perancangan = 1,25 V max

• Untuk Perencanaan Jari-jari tikungan


V perancangan = V max
Kecepatan Komersial
(Commercial Speed)
merupakan kecepatan yang dijual kcpada
konsumen. Kecepatan Komersial ini diperoleh
dengan cara membagi jarak tempuh dengan
waktu tempuh.

Kecepatan Operasi
(Operational Speed)
kecepatan rerata kereta api pada petak
jalan tertentu. Kecepatan Operasi ini
tergantung pada kond isi jalan rel dan
kereta/kendaraan rel yang beroperasi di
atas jalan rel dimaksud
Kapasitas Lintas
Kapasitas jalur rel (lintas) adalah kemampuan
suatu lintas jalan kereta api untuk menampung
operasi perjalanan kereta api dalam periode atau
kurun waktu 1.440 menit (24 jam) di lintas yang
bersangkuan.
Running Time, Terminal Time, and Operational Time

WAKTU
WAKTU TEMPUH HENTI WAKTU TUNDA
Waktu tempuh adalah waktu Waktu henti merupakan
Waktu tunda adalah selisih
yang diperlukan kereta dalam selisih dari waktu
dari waktu kedatangan dan
menempuh satu siklus rute kedatangan dengan
keberangkatan terjadwal
perjalanan yang dipengaruhi waktu keberangkatan
dengan aktual yang terjadi
oleh beberapa faktor seperti aktual tiap-tiap stasiun
di lapangan.
rata-rata waktu tempuh antar yang dilalui kereta api.
stasiun, waktu berhenti pada
setiap stasiun, dan waktu
tunda
Gambar 1. Sistem Penjadwalan Operasi KA
Jarak Antar Stasiun

Menurut Kuswati(2012), stasiun harus


menyediakan akses ke lokasi terdekat dan pusat
kegiatan, namun tetap mempertimbamhlam
efisiensi operasional system kereta api.

Untuk kereta api komuter, jarak antara stasiun


harus 2-10 mil, tergantung pada teknologi yang
digunakan untuk mencapai kecepatan operasi
maksimum dan efisiensi operasi.
Loading Profile

Untuk mengetahui tingkat pergerakan yang


ditimbulkan dari tempat asal perjalanan
menuju tujuan, dapat digunakan Analisis
loading profile. Dalam analisis loading profile
akan diketahui munculnya suatu bangkitan
pergerakan yang disebabkan karena adanya
tingkat kebutuhan layanan angkutan umum
yang dilaksanakan dalam satu satuan waktu
tertentu.

Gambar 2. Lokasi Tempat Naik/Turun Penumpang


Pemadu Moda di Kota Wonosari
Sumber: Bappeda DIY (http://bappeda.jogjaprov.go.id)
Faktor Sarana
(Utility Factor)

Tipe – tipe kereta api dibedakan


berdasarkan sifat, jarak, kelas
dan obyek atau yang diangkut.

UU Nomor 23 tahun 2007 Tentang


Perkeretaapian
Perhitungan

02
1. Kapasitas Lintas keterangan :

Kapasitas Lintas Jalur Rel


Tunggal C = Kapasitas lintas ( KA / hari)
D = jarak stasiun ( km )
V = kecepatan operasi kereta ( km / jam )
t = waktu pelayanan sinyal ( menit)
8,5 menit untuk sinyal mekanik
5,5 menit untuk sinyal mekanik dengan blok
2,5 menit untuk sinyal elektrik
Kapasitas Lintas Jalur Rel 0,75 menit untuk sinyal elektrik dengan sistem
Ganda pengoperasian terpusat
E = efisiensi = 2/3
2. Load Factor

Load factor merupakan rasio atau 3. Headway


persentase penumpang yang diangkut
terhadap tempat duduk. Load factor
dihitung dengan menggunakan rumus
(Morlock, 1991) :

𝑀
𝐿𝐹= 𝑥 100 %
𝑆
• H = Headway (menit/kereta)
• 𝒕𝑨−𝑩 =Waktu tempuh kereta api antara stasiun A dengan
Dimana : stasiun B
LF = faktor beban • tp = Waktu perjalanan dari sebelumnya sinyal muka stasiun
M = penumpang yang terangkut A bagi kereta api kedua (jarak 3 km), dalam menit
• C = Waktu pelayanan blok dan sinyal (menit)
S = tempat duduk yang disediakan • Sp = Jarak antara stasiun bersebelahan (km)
• 𝒔𝒂−𝒃 =𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛𝐴𝑑𝑎𝑛𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛𝐵 𝑘𝑚
• V = Kecepatan rata-rata (km/jam)
Gambar 3. Skema Perhitungan Headway
THANKS
Daftar Pustaka

Utomo (2009), Jalan Rel, Yogyakarta: Beta Offset.

Undang – Undang Republik Indonesia. 2007.


Tentang Perkeretaapian. UU No.23
Tahun 2007.
Does anyone have any questions?
Follow
_______, the project
2017, updates
Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor : PM 121 Tahun 2017 tentang Lalu Lintas
addyouremail@freepik.com
Kereta Api
+91 620 421 838
yourcompany.com
Kuswati, A. S. (2012). Kriteria Penetapan Lokasi
Stasiun Kereta Api Penumpang. Warta Penelitian
Perhubungan, 24(3), 244.

Anda mungkin juga menyukai