Anda di halaman 1dari 15

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

KAJIAN INTEGRASI ANTARMODA PADA


PELABUHAN TANJUNG PANDAN
KABUPATEN BELITUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan


Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
ZULFANI HABILA FAHREZI
Notar: 18.01.288
LATAR BELAKANG
Integrasi secara umum memiliki arti pembauran atau keterpaduan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan
moda adalah bentuk atau jenis. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga tidak bisa dihindari perlunya pertukaran moda
transportasi dalam suatu perjalanan, baik untuk penumpang maupun barang dari tempat asal menuju tempat tujuan. Biaya
transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan ini merupakan kombinasi dari biaya transportasi setiap moda ditambah dengan
biaya transit dari suatu moda ke moda lainnya (Tamin 2008). Bahkan, integrasi jaringan dapat berdampak pada timbulnya
integrasi yang lain, seperti integrasi fisik, jadwal, dan tarif (Currie dan Bromley, 2005; Potter, 2010; Hadas dan Ranjitkar, 2012).
Jadi Integrasi moda transportasi bisa diartikan keterpaduan secara utuh dari jenis atau bentuk (angkutan) yang digunakan untuk
memindahkan orang dan/barang dari satu tempat (asal) ketempat lain (tujuan).

Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Letak
geografis yang strategis memungkinkan Kabupaten Belitung sebagai pusat bagi kegiatan ekonomi dan pariwisata Provinsi Bangka
Belitung. Kabupaten Belitung sudah memiliki titik transfer yang terintegrasi, salah satunya yaitu Pelabuhan Tanjung Pandan di Kota
Tanjung Pandan.
Tidak terdapat fasilitas integrasi jadwal dan informasi antara bus
dan kapal.

Tidak tersedianya fasilitas pejalan kaki,


baik untuk fasilitas menyusuri maupun IDENTIFIKASI MASALAH
fasilitas menyebrang.

Belum adanya halte yang memfasilitasi


penumpang untuk berpindah ke angkutan umum
di kawasan stasiun

Rendahnya frekuensi penggunaan angkutan umum bagi


penumpang kereta untuk melanjutkan perjalanan dikarenakan
penumpang lebih memilih menggunakan angkutan online
maupun angkutan pribadi.
RUMUSAN
0 MASALAH
Bagaimana upaya yang harus dilkakukan untuk
menigkatkan kinerja integrasi kawasan baik
aksesibilitas maupun konektivitas dari stasiun
1 ke halte atau simpul terdekat ?
Bagaimana kinerja integrasi antarmoda dengan
fasilitas integrasi yang ada di Stasiun Cikampek

0 ?
Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja integrasi antarmoda pada
2 Stasiun Cikampek ?

0
MAKSUD da TUJUAN
n
Maksud dari penelitian ini PENELITIAN
Mengusulkan upaya untuk
untuk memberikan
adalah evaluasi
maupun kajian yang terkait dengan
0 meningkatkan integrasi kawasan baik
aksesibilitas maupun konektivitas dari
kinerja integrasi antarmoda yang
ada di Stasiun Cikampek, serta 1 stasiun menuju halte atau simpul
terdekat
Mengusulkan upaya untuk meningkatkan
memberikan upaya yang harus
dilakukan untuk meningkatkan 0 integrasi kawasan baik aksesibilitas
maupun konektivitas dari stasiun menuju
kinerja integrasi antarmoda.
2 halte atau simpul terdekat
Bagaimana upaya yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kinerja
integrasi antarmoda pada Stasiun
03 Cikampek ?
MANFAAT
PENELITIAN
1
Sebagai bahan pertimbangan Dinas
Perhubungan Kabupaten Karawang dalam
mengevaluasi kinerja integrasi di Stasiun
Cikampek.

2 Sebagai bahan referensi permasalahan


transportasi Kota untuk civitas academica
Sekolah Tinggi Transportasi Darat
gk n.

BATASAN MASALAH
0 Cakupan wilayah studi yaitu Stasiun Cikampek serta
kawasan yang terdampak untuk analisis dan
pengukuran integrasi antarmoda.
1
Penelitian hanya membahas mengenai kinerja
0 integrasi antarmoda dan upaya untuk meningkatkan
kinerja integrasi antarmoda pada Stasiun

2 Cikampek.
GAMBARAN
1. Kondisi Umum Stasiun Cikampek UMUM
Stasiun Cikampek (CKP), adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di
Cikampek, Karawang. Stasiun Cikampek sendiri merupakan stasiun yang terletak di bagian paling
timur pada Daerah Operasi I Jakarta dan juga pada Kabupaten Karawang, serta stasiun ini merupakan
stasiun kereta api terbesar di Kabupaten Karawang.

Setiap harinya pada hari kerja maupun hari libur,Stasiun Cikampek dilewati oleh lebih dari 20
kereta baik kereta jarak jauh maupun kereta lokal dengan jumlah penumpang adalah 800-1000
penumpang/hari.
2. Layout Stasiun Cikampek

Sumber : Bidang Integrasi AntarmodaTim, PKL Kabupaten Karawang 2020


KAJIAN
PUSTAKA
ASPEK TEORI
•Biaya transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan merupakan suatu kombinasi dari sejumlah biaya transportasi pada setiap moda ditambah dengan
biaya transit dari suatu moda ke moda lainnya (Ofyar Z. Tamin, 2008)
• Integrasi jaringan merupakan kunci kesuksesan sistem pelayanan transportasi publik di suatu wilayah atau kota (Neumann dan Nagel, 2011), Hal ini
disebabkan karena dengan sistem jaringan transportasi publik yang terintegrasi dapat ditentukan rute jaringan terbaik yang tidak hanya didasarkan pada
permintaan kebutuhan perjalanan masyarakat tetapi juga mekanisme jangkauan pelayanan yang optimal (Murray, 2011; Fernandez et al, 2008; Hadas
dan Ceder, 2010; Cortes et al, 2011).
• Menurut Badan Litbang Perhubungan Darat (2010) pelayanan transportasi yang berkesinambungan dapat diartikan sebagai transportasi antarmoda yang
dapat memindahkan penumpang dari titik asal ke titik tujuan diarahkan pada keterpaduan jaringan pelayanan maupun pada jaringan prasarana
transportasi antarmoda, dalam bentuk interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu yang memfasilitasi alih moda.
• Berdasarkan UU 22 Tahun 2009,pejalan kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan.
•Berdasarkan SK Menteri PUPR No 02/SE/M/2018 tahun 2018, fasilitas pejalan kaki adalah fasilitas pada ruang milik jalan yang disediakan untuk
pejalan kaki, antara lain dapat berupa trotoar, penyeberangan jalan di atas jalan (jembatan), pada permukaan jalan, dan di bawah jalan (terowongan).
• Mengacu kepada Peraturan Kepala BPTJ No. PR.377/AJ.208/BPTJ Tahun 2017, beberapa hal teknis yang penting dan harus diperhatikan dalam
penyediaan fasilitas pejalan kaki antara lain :
Melayani pejalan kaki untuk dapat mencapai simpul/halte angkutan umum laiinya dengan jarak maksimal 500 meter.
Tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8% (1:12) apabila kelandaian melebihi 8%, maka perlu dilengkapi dengan alat bantu untuk
pergerakan pejalan kaki baik alat bantu secara non mekanis maupun secara mekanis.
• Definisi halte menurut Keputusan Jendral Perhubungan Darat (1996) tentang Tempat Pemberhentian Kendaraan Penumpang Umum (TPKPU) adalah
untuk menjamin pengguna angkutan umum dalam keadaan selamat dan menjamin kepastian keselamatan untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang angkutan umum.
ASPEK LEGALITAS
• Menurut Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian.
Kegiatan di stasiun meliputi kegiatan pokok yang memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api agar tercipta keamanan, ketertiban, dan
kebersihan lingkungan serta kegiatan penunjang untuk menduduk penyelenggaraan perkeretaapian.
• Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek harus memiliki rute tetap dan teratur, terjadwal, berawal, berakhir,
dan menaikkan atau menurunkan penumpang pada tempat yang ditentukan.
• Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
Perkeretaapian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem transportasi nasional diselenggarakan berdasarkan asas manfaat; keadilan;
keseimbangan; kepentingan umum; keterpaduan; kemandirian; transparansi; akuntabilitas; dan berkelanjutan. Rencana induk perkeretaapian
nasional disusun dengan memperhatikan rencana induk jaringan moda transportasi lainnya. Dalam melakukan pembinaan, pemerindah dan
pemerintah daerah harus mengintegrasikan perkeretaapian dengan moda lainnya.
•Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang
Umum.
Perekayasaan tempat perhentian kendaraan penumpang umum adalah teknik-teknik perencanaan tempat perhentian penumpang umum yang
disediakan bagi pengguna angkutan umum untuk naik/turun atau melakukan perpindahan moda angkutan umum dengan selamat, tertib, lancar,
aman, dan nyaman.
• Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan memperhatikan asas: transparan; akuntabel; berkelanjutan; partisipatif; bermanfaat; efisien
dan efektif; seimbang; terpadu; dan mandiri. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.
BAGAN Mulai

ALIR Identifikasi Masalah

Pengumpulan data

Data Primer: Data Sekunder :

1. Data Kecepatan Pejalan Kaki 1.Data Fasilitas Stasiun Eksisting 5. Data Wawancara

2. Data Kecepatan Kendaraan 3. Data Produktivitas Kereta Api 6. Data Produk Regional Bruto

3. Data Pejalan Kaki Menyusuri & menyeberang 4. Sirkulasi Arus Eksisiting 7.Data Inventarisasi Jalan

4. Data Jarak Antar Fasilitas

Pengolahan data

Analisis Kinerja Intgrasi :

1.Modal Interaction Matrix 3. Importance Peiformance Analysis

2. Trip Segment Analysis : - Segment Disutility & Customer Satisfaction


Index
- Cost Disutlity

-
A
A

Upaya dan Kondisi yang Direncakan :


Kondisi Eksisting :
1. Fasilitas Pejalan Kaki 3. Sirkulasi
Kinerja Keterpaduan Intergrasi
Penumpang
Antarmoda Pada Stasiun Cikampek
2. Fasilitas Halte/Shelter 4. Sirkulasi
Kendaraan

Tidak ada peningkatan


Pengukuran
Kinerja Integrasi
Setelah
Pengembangan

Terdapat
Peningkatan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
LOKASI DAN JADWAL
LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat

JADWAL Maret April Mei Juni Juli Agustus


NO Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PemilihanJudul Skripsi
2 Penyusunan Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Sidang Proposal
5 Penyusunan Skripsi
6 Bimbingan Skripsi
7 Sidang Progress
8 Sidang Akhir Skripsi
9 Pengumpulan Draft
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai