Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN KETERLAMBATAN KEDATANGAN KERETA API

PENUMPANG TERHADAP KINERJA OPERASI DAERAH


OPERASI 1 JAKARTA

Masjraul Hidayat Djayo Anggoro Iqbal Firdaus


STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti
masjraul@indosat.net.id stmt@indosat.net.id edhie.budi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the research is to analyze the effect of the delay arrival of railway to the
operational performance of the first regional in Jakarta. To solve the problem, the research used
some methods; unstructured data collecting, library research, and companies’ data. While for
the data analysis used simple linear regression, basic counting of railway delay arrival and
operational performance. The results show that there is an effect of the railway delay arrival (X)
as 38.44 to the operational performance of the first regional (Y) with the interpretation of
coefficient correlation as 0.62. The results mean that the effect is strong enough.

Keywords; delay arrival, railway, operational performance

PENDAHULUAN dan sosial. Tidak heran bila kereta api


Transportasi merupakan urat nadi merupakan transportasi massal yang sangat
perekonomian bagi sebuah negara dan diminati oleh masyarakat untuk dapat sampai
menjadi salah satu kebutuhan vital bagi ke tujuan dengan cepat. Untuk mewujudkan
masyarakat, baik transportasi darat, udara, transportasi massal yang baik maka PT
maupun laut. Transportasi adalah sebagai Kereta Api Indonesia (Persero) harus
pemindahan barang dan manusia dari tempat memberikan pelayanan dan keselamatan
asal ke tempat tujuan (Nasution,2008). yang optimal kepada masyarakat. Seperti
Kebutuhan jasa transportasi erat kaitannya Kereta Api harus datang tepat waktu di
dengan pola pergerakan atau penyebaran stasiun tujuan sesuai dengan waktu yang
perjalanan masyarakat yang menjadi tertera di tiket penumpang. Untuk itu
pengguna jasa (penumpang). Kereta api juga dibuatlah program agar kereta api tidak
diyakini dapat menjadi salah satu moda datang terlambat ketika tiba di stasiun tujuan
transportasi yang dapat diandalkan sebagai dan jangka panjang. Salah satu usaha dari PT
angkutan penumpang dan barang yang Kereta Api Indonesia untuk menekan angka
menjadikan salah satu penggerak utama keterlambatan salah satunya adalah dengan
perekonomian nasional. Kereta api mengupayakan agar perjalanan kereta api
merupakan moda transportasi massal yang sesuai dengan Gapeka (Grafik Perjalanan
paling efektif, baik untuk jarak jauh maupun Kereta Api) serta memberikan prioritas dalam
dekat, serta dapat memenuhi kebutuhan dasar persilangan dan penyusulan serta koordinasi
manusia dalam mempermudah dan beberapa pihak seperti Pusdalopka (Pusat
mengakomodasi seluruh aktifitas ekonomi Pengendali Operasi Kereta Api), Masinis,

83
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017

PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) serta yang menghubungkan berbagai tempat
dukungan sistem seperti Sipoka (Standar shehingga merupakan satu sistem. Jalur
Induk Operasi Kereta Api). Tujuan dari kereta api khusus adalah jalur kereta api yang
penelitian ini adalah untuk mengetahui digunakan secara khusus oleh badan usaha
seberapa besar kajian keterlambatan tertentu untuk menunjang kegiatan pokok
kedatangan kereta api khususnya kereta api badan usaha tersebut. Jalan rel adalah satu
penumpang terhadap realisasi kinerja operasi kesatuan kosntruksi yang terbuat dari baja,
daerah operasi 1 Jakarta untuk dapat beton, atau konstruksi lain yang terletak di
diketahui apa saja penyebab keterlambatan permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau
kedatangan kereta api khususnya kereta api bergantung beserta perangkatnya yang
penumpang, program yang diinginkan oleh mengarahkan jalannya kereta api. Dalam
PT Kereta Api Indonesia (Persero) dapat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9
terealisasi, dapat menetapkan program yang tahun 2014 tentang Tata Cara Penetapan
ingin dicapai selanjutnya, serta dapat Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan
mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh PT Perekeretaapian, Grafik Perjalanan Kereta
Kereta Api Indonesia (Persero). Api yang selanjutnya disebut Gapeka adalah
pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan
KAJIAN PUSTAKA kereta api yang digambarkan dalam bentuk
Jenis kendaraan angkutan di jalan yang garis yang menunjukkan stasiun, waktu,
digunakan untuk melayani orang atau barang, jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan kereta
dari satu tempat ke tempat lain di daratan api mulai dari berangkat, bersilang,
(Salim, 2008), seperti mobil, motor, bus, truk, bersusulan, dan berhenti yang digambarkan
kereta api dan lain – lain. Menurut Undang- secara grafis untuk pengendalian perjalanan
Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang kereta api.
Perkeretaapian Pasal 1, Perkeretaapian adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas
prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, METODE PENELITIAN
serta norma, kriteria, persyaratan, dan Dalam penelitian ini menggunakan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi populasi sebesar 1104 pada Keterlambatan
kereta api. Kereta Api adalah sarana kedatangan Kereta Api Penumpang, dan 890
perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik pada Realisasi Kinerja Operasi; dan sampel
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
sarana perkeretaapian lainnya, yang akan yang dimiliki oleh populasi tersebut.
ataupun sedang bergerak di jalan rel yang (Sugiyono, 2015). Sampel pada penelitian ini
terkait dengan perjalan kereta api. Prasarana 12 bulan, dikarenakan data yang digunakan
kereta api adalah jalur kereta api, stasiun adalah data bulanan dan dihitung dalam
kereta api, dan fasilitas operasi kereta api tahunan. Metode pengumpulan data dengan
agar kereta api dapat dioperasikan. Jalur menggunakan tehnik wawancara dan
kereta api adalah jalur yang terdiri atas pengumpulan data sekunder dengan data-data
rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang dari perusahaan. Teknik analisis data
manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur menggunakan, regresi liniear sederhana, ,
kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta koefisien korelasi, koefisien penentu, Uji t
api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang dan Hipotesis asosiatif.
diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur
kereta api yang terkait satu dengan yang lain

84
Kajian Keterlambatan Kedatangan Kereta Api Penumpang Terhadap Kinerja Operasi Daerah…

HASIL DAN PEMBAHASAN kedatangan kereta api penumpang menurun.


A. Analisis Keterlambatan Kedatangan Bahwa setiap bulannya terdapat kenaikan dan
Kereta Api Penumpang di Lintas Daerah penurunan kinerja operasi yang terjadi di
Operasi 1 Jakarta daerah operasi 1 Jakarta pada kereta api
penumpang kelas eksekutif, kelas bisnis dan
Pada bulan Januari sampai dengan April
kelas ekonomi selama tahun 2015 yang
2015 batas toleransi keterlambatan
berkajian pada kenaikan dan penurunan
kedatangan kereta api untuk kelas eksekutif
keterlambatan kedatangan kereta api
sebesar 35 menit, kelas bisnis 45 menit dan
penumpang. Berikut ini adalah analisis
kelas ekonomi 30 menit dengan jumlah per
perkembangan kinerja operasi yang terjadi di
bulan 110 menit. Pada bulan Mei sampai
daerah operasi 1 Jakarta selama tahun 2015 :
dengan bulan Desember tahun 2015 terjadi
a) Pada bulan Januari, kereta api kelas
perubahan batas toleransi keterlambatan
eksekutif yang terlambat datang realisasinya
kedatangan kereta api penumpang, untuk
adalah 31 menit, pada kereta api kelas bisnis
kelas eksekutif pada bulan sebelumnya
yang terlambat datang realisasinya adalah
sebesar 35 menit menjadi 20 menit, untuk
sebesar 48 menit, dan kereta api kelas
kelas bisnis pada bulan sebelumnya sebesar
ekonomi yang terlambat datang realisasinya
45 menit menjadi 29 menit, dan untuk kelas
sebesar 31 menit. Setelah di hitung pada tiga
ekonomi pada bulan sebelumnya sebesar 30
kelas kereta api penumpang diatas, untuk
menit menjadi 34 menit dengan jumlah per
bulan Januari jumlah keterlambatan
bulan menjadi 83 menit. Rata – rata secara
kedatangan kereta api penumpang
keseluruhan dalam satu tahun untuk kelas
realisasinya sebesar 110 menit; b) Pada bulan
eksekutif sebesar 25,00 menit, rata – rata
Februari, kereta api kelas eksekutif yang
kelas bisnis 34,33 menit, rata – rata kelas
terlambat datang realisasinya adalah 32
ekonomi 32,67 menit. Batas toleransi
menit, pada kereta api kelas bisnis yang
keterlambatan kedatangan ketera api
terlambat datang realisasinya adalah adalah
penumpang untuk kelas eksekutif diturunkan
sebesar 47 menit, dan kereta api kelas
35 – 20 = 15 menit dan untuk kelas bisnis
ekonomi yang terlambat datang realisasinya
diturunkan 45 – 29 = 16 menit, sedangkan
sebesar 50 menit. Dan setelah di hitung pada
untuk kelas ekonomi batas toleransi
tiga kelas diatas, untuk bulan Februari jumlah
keterlambatan kedatangan ditambah 4 menit
keterlambatan kedatangan kereta api
dari semula 30 menit menjadi 34 menit.
penumpang realisasinya sebesar 129 menit.
Terjadi penurunan kinerja operasi dari bulan
B. Analisis Kinerja Operasi Daerah Operasi 1 sebelumnya sebesar 110 menit pada bulan
Jakarta Februari menjadi 129 menit, artinya
Berdasarkan kinerja operasi daerah keterlambatan kereta api meningkat yang
operasi 1 Jakarta selama 12 bulan, terdapat mengakibatkan adanya perbedaan dengan
beberapa bulan dalam satu tahun pada tahun bulan sebelumnya sebesar 129 – 110 = 19
2015 tidak mencapai target yang menit. Penurunan ini terjadi karena pada
mengakibatkan kinerja operasi menurun dan bulan Februari terjadi banjir yang melanda
waktu keterlambatan kedatangan kereta api daerah operasi 1 Jakarta pada tanggal 9, 10,
penumpang meningkat. Terdapat pula dan 11 Februari 2015 yang mengakibatkan
beberapa bulan dalam satu tahun yang dapat gangguan pada perjalanan kereta api dan
mencapai target yang mengakibatkan kinerja berkajian pada keterlambatan kedatangan
operasi meningkat dan waktu keterlambatan kereta api penumpang pada bulan Februari

85
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017

meningkat sebesar 14,72% ; c) Pada bulan sebesar - 62,68% ; e) Pada bulan Mei, kereta
Maret, kereta api kelas eksekutif yang api kelas eksekutif yang terlambat datang
terlambat datang realisasinya adalah 29 realisasinya adalah 33 menit, pada kereta api
menit, pada kereta api kelas bisnis yang kelas bisnis yang terlambat datang
terlambat datang realisasinya adalah sebesar realisasinya adalah sebesar 36 menit, dan
41 menit, dan kereta api kelas ekonomi yang kereta api kelas ekonomi yang terlambat
terlambat datang realisasinya sebesar 26 datang realisasinya sebesar 25 menit. Dan
menit. Dan setelah di hitung pada tiga kelas setelah di hitung jumlah pada tiga kelas
diatas, untuk bulan Maret jumlah diatas, untuk bulan Mei jumlah keterlambatan
keterlambatan kedatangan kereta api kedatangan kereta api penumpang
penumpang realisasinya sebesar 94 menit. realisasinya sebesar 94 menit. Terjadi
Terjadi Kenaikan kinerja operasi dari bulan Penurunan kinerja operasi dari bulan
sebelumnya sebesar 129 menit pada bulan sebelumnya sebesar 59 menit pada bulan Mei
Maret menjadi 96 menit, artinya menjadi 94 menit, artinya keterlambatan
keterlambatan kereta api menurun yang kereta api meningkat yang mengakibatkan
mengakibatkan adanya perbedaan dengan adanya perbedaan dengan bulan sebelumnya
bulan sebelumnya sebesar 96 – 129 = -35 sebesar 94 – 59 = 35 menit. Penurunan ini
menit. Kenaikan ini terjadi karena pada bulan terjadi karena pada bulan Mei disebabkan
Maret tidak terdapat gangguan signifikan meningkatnya pemasangan taspat atau
yang mempengaruhi keterlambatan kereta api pembatas kecepatan di beberapa lintas untuk
penumpang seperti pada bulan Februari yang perbaikan prasarana dan untuk mencegah
mengakibatkan keterlambatan kedatangan terjadinya PLH atau Peristiwa Luarbiasa
kereta api penumpang pada bulan Maret Hebat (kecelakaan kereta api) yang
menurun sebesar -34,37% ; d) Pada bulan mempengaruhi keterlambatan kereta api
April, kereta api kelas eksekutif yang penumpang yang mengakibatkan
terlambat datang realisasinya adalah 15 keterlambatan kedatangan kereta api
menit, pada kereta api kelas bisnis yang penumpang pada bulan Mei meningkat
terlambat datang realisasinya adalah sebesar sebesar 37,21% . Selanjutnya; f) Pada bulan
22 menit, dan kereta api kelas ekonomi yang Juni, kereta api kelas eksekutif yang
terlambat datang realisasinya sebesar 22 terlambat datang realisasinya adalah 16
menit. Dan setelah di hitung jumlah pada tiga menit, pada kereta api kelas bisnis yang
kelas diatas, untuk bulan April jumlah terlambat datang realisasinya adalah sebesar
keterlambatan kedatangan kereta api 22 menit, dan kereta api kelas ekonomi yang
penumpang realisasinya sebesar 59 menit. terlambat datang realisasinya sebesar 21
Terjadi Kenaikan kinerja operasi dari bulan menit. Dan setelah di hitung jumlah pada tiga
sebelumnya sebesar 96 menit pada bulan kelas diatas, untuk bulan Juni jumlah
April menjadi 59 menit, artinya keterlambatan kedatangan kereta api
keterlambatan kereta api menurun yang penumpang realisasinya sebesar 59 menit.
mengakibatkan adanya perbedaan dengan Terjadi kenaikan kinerja operasi dari bulan
bulan sebelumnya sebesar 59 – 96 = -37 sebelumnya sebesar 94 menit pada bulan Juni
menit. Kenaikan ini terjadi karena pada bulan menjadi 59 menit, artinya keterlambatan
April tidak terdapat gangguan signifikan yang kereta api menurun yang mengakibatkan
mempengaruhi keterlambatan kereta api adanya perbedaan dengan bulan sebelumnya
penumpang yang mengakibatkan sebesar 59 – 94 = -35 menit. Kenaikan ini
keterlambatan kedatangan kereta api terjadi karena pada bulan Juni telah
penumpang pada bulan April menurun dicabutnya pemasangan taspat atau pembatas

86
Kajian Keterlambatan Kedatangan Kereta Api Penumpang Terhadap Kinerja Operasi Daerah…

kecepatan untuk perbaikan prasarana dan sebelumnya sebesar 48 menit pada bulan
untuk mencegah terjadinya PLH atau Agustus menjadi 55 menit, artinya
Peristiwa Luar biasa Hebat (kecelakaan keterlambatan kereta api meningkat yang
kereta api) yang mempengaruhi mengakibatkan adanya perbedaan dengan
keterlambatan kereta api penumpang yang bulan sebelumnya sebesar 55 – 48 = 7 menit.
mengakibatkan keterlambatan kedatangan Penurunan ini terjadi karena dimulainya
kereta api penumpang pada bulan Juni pekerjaan - pekerjaan satker atau satuan kerja
menurun sebesar - 57,27% ;f) Pada bulan serta perawatan jalan rel yang selama masa
Juli, kereta api kelas eksekutif yang terlambat angkutan lebaran dihentikan sementara
datang realisasinya adalah 13 menit, pada pelaksanaannya yang mengakibatkan
kereta api kelas bisnis yang terlambat datang keterlambatan kedatangan kereta api
realisasinya adalah sebesar 17 menit, dan penumpang pada bulan Agustus meningkat
kereta api kelas ekonomi yang terlambat sebesar 12,71% ; h) Pada bulan September,
datang realisasinya sebesar 18 menit. Dan kereta api kelas eksekutif yang terlambat
setelah di hitung jumlah pada tiga kelas datang realisasinya adalah 14 menit, pada
diatas, untuk bulan Juli jumlah keterlambatan kereta api kelas bisnis yang terlambat datang
kedatangan kereta api penumpang realisasinya adalah sebesar 14 menit, dan
realisasinya sebesar 48 menit. Terjadi kereta api kelas ekonomi yang terlambat
kenaikan kinerja operasi dari bulan datang realisasinya sebesar 16 menit. Dan
sebelumnya sebesar 59 pada bulan Juli setelah di hitung jumlah pada tiga kelas
menjadi 48 menit, artinya keterlambatan diatas, untuk bulan September jumlah
kereta api menurun yang mengakibatkan keterlambatan kedatangan kereta api
adanya perbedaan dengan bulan sebelumnya penumpang realisasinya sebesar 40 menit.
sebesar 48 – 59 = -11 menit. Kenaikan ini Terjadi kenaikan kinerja operasi dari bulan
terjadi karena tidak terdapat gangguan sebelumnya sebesar 55 menit pada bulan
signifikan yang mempengaruhi keterlambatan September menjadi 40 menit, artinya
kereta api penumpang ditambah adanya masa keterlambatan kereta api menurun yang
angkutan lebaran mulai tanggal 2 Juli sampai mengakibatkan adanya perbedaan dengan
dengan 2 Agustus 2015 yang memberi bulan sebelumnya sebesar 40 – 55 = -15
prioritas pada kereta api penumpang namun menit. Kenaikan ini terjadi karena pada bulan
mempengaruhi keterlambatan kereta api September tidak terdapat gangguan signifikan
barang yang mengakibatkan keterlambatan yang mempengaruhi keterlambatan kereta api
kedatangan kereta api penumpang pada bulan penumpang yang mengakibatkan
Juli menurun sebesar -57,27% ; g) Pada bulan keterlambatan kedatangan kereta api
Agustus, kereta api kelas eksekutif yang penumpang pada bulan September menurun
terlambat datang realisasinya adalah 18 sebesar -42,50% ; i) Pada bulan Oktober,
menit, pada kereta api kelas bisnis yang kereta api kelas eksekutif yang terlambat
terlambat datang realisasinya adalah sebesar datang realisasinya adalah 15 menit, pada
21 menit, dan kereta api kelas ekonomi yang kereta api kelas bisnis yang terlambat datang
terlambat datang realisasinya sebesar 16 realisasinya adalah sebesar 15 menit, dan
menit. Dan setelah di hitung jumlah pada tiga kereta api kelas ekonomi yang terlambat
kelas diatas, untuk bulan Agustus jumlah datang realisasinya sebesar 15 menit. Dan
keterlambatan kedatangan kereta api setelah di hitung jumlah pada tiga kelas
penumpang realisasinya sebesar 55 menit. diatas, untuk bulan Oktober jumlah
Terjadi Penurunan kinerja operasi dari bulan keterlambatan kedatangan kereta api

87
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017

penumpang realisasinya sebesar 45 menit. perawatan jalan kereta api, serta krisis
Terjadi Penurunan kinerja operasi dari bulan lokomotif yang disebabkan banyaknya
sebelumnya sebesar 40 menit pada bulan perjalanan KLB (Kereta Api Luar Biasa)
Oktober menjadi 45 menit, artinya yang mengakibatkan keterlambatan
keterlambatan kereta api meningkat yang kedatangan kereta api penumpang pada bulan
mengakibatkan adanya perbedaan dengan November meningkat sebesar 30,77%; k)
bulan sebelumnya sebesar 45 – 40 = 5 menit. Pada bulan Desember, kereta api kelas
Penurunan ini terjadi karena adanya eksekutif yang terlambat datang realisasinya
pekerjaan - pekerjaan satker atau satuan kerja adalah 28 menit, pada kereta api kelas bisnis
yang mengakibatkan keterlambatan yang terlambat datang realisasinya adalah
kedatangan kereta api penumpang pada bulan sebesar 30 menit, dan kereta api kelas
Oktober meningkat sebesar 11,13% ; j) Pada ekonomi yang terlambat datang realisasinya
bulan November, kereta api kelas eksekutif sebesar 32 menit. Dan setelah di hitung
yang terlambat datang realisasinya adalah 21 jumlah pada tiga kelas diatas, untuk bulan
menit, pada kereta api kelas bisnis yang Desember jumlah keterlambatan kedatangan
terlambat datang realisasinya adalah sebesar kereta api penumpang realisasinya sebesar 90
25 menit, dan kereta api kelas ekonomi yang menit. Terjadi penurunan kinerja operasi dari
terlambat datang realisasinya sebesar 19 bulan sebelumnya sebesar 65 menit pada
menit. Dan setelah di hitung jumlah pada tiga bulan Desember menjadi 90 menit, artinya
kelas diatas, untuk bulan November jumlah keterlambatan kereta api meningkat yang
keterlambatan kedatangan kereta api mengakibatkan adanya perbedaan dengan
penumpang realisasinya sebesar 65 menit. bulan sebelumnya sebesar 90 – 65 = 25
Terjadi penurunan kinerja operasi dari bulan menit. Penurunan ini terjadi karena adanya
sebelumnya sebesar 45 menit pada bulan beberapa kejadian anjlokan kereta api,
November menjadi 65 menit, artinya window time untuk perawatan prasarana dan
keterlambatan kereta api meningkat yang percepatan pekerjaan rehabilitasi dan
mengakibatkan adanya perbedaan dengan perawatan jalan kereta api, serta krisis
bulan sebelumnya sebesar 65 – 45 = 20 lokomotif yang disebabkan banyaknya
menit. Penurunan ini terjadi karena adanya perjalanan KLB (Kereta Api Luar Biasa)
beberapa kejadian anjlokan kereta api, yang mengakibatkan keterlambatan
window time untuk perawatan prasarana dan kedatangan kereta api penumpang pada bulan
percepatan pekerjaan rehabilitasi dan Desember meningkat sebesar 27,76%.

88
Kajian Keterlambatan Kedatangan Kereta Api Penumpang Terhadap Kinerja Operasi Daerah…

50

45

40

35

30

25

20

15

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12 12
6
Eksekutif Bisnis 9 12
5
Ekonomi

September

Oktober

November

Desember
Februari

Maret
Januari

Juni

Agustus
Mei
April

Juli

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) (diolah penulis)


Gambar 1 Grafik Kinerja Operasi Daerah Operasi 1 Jakarta tahun 2015

C. Analisis KajianKeterlambatan Kedatangan yang beredar di antara nilai 0,60 – 0,799,


Kereta Api Penunpang Terhadap Kinerja maka hubungan antara variabel X
Operasi Daerah Operasi 1 Jakarta (Keterlambatan Kedatangan Kereta Api
Penumpang) dan variabel Y (Kinerja
Persamaan Garis Regresi sederhana Operasi) adalah kuat. Koefisien penentu
adalah: Y= -50,125 + 1,351 X analisis ini digunakan untuk menetukan
Berdasarkan persamaan koefisien regresi besarnya kontribusi keterlambatan
linier sederhana jika terjadi peningkatan kedatangan kereta api penumpang
keterlambatan kedatangan kereta api terhadap kinerja operasi (dalam %), dari
penumpang sebesar satu satuan unit, maka perhitungan tersebut, terdapat kontribusi
kinerja operasi daerah operasi 1 Jakarta dari keterlambatan kedatangan kereta api
tahun 2015, akan menurun 1,351 pada penumpang (X) sebesar 38,44% terhadap
konstanta -50,402. Analisis koefisien kinerja operasi (Y), dan sisanya adalah
korelasi analisis ini digunakan untuk 61,56% adalah kajian faktor-faktor
mengetahui sejauh mana keterlambatan lainnya diluar keterlambatan kedatangan
kedatangan kereta api penumpang kereta api penumpang. Uji hipotesis
terhadap kinerja operasi daerah operasi 1 karena t hitung > t tabel (2.268 > 1,812)
Jakarta tahun 2015. Artinya, karena rxy = maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya
0,62 atau mendekati +1, maka jumlah dari terdapat kajian yang positif dan signifikan
hasil perhitungan diatas sesuai dengan antara keterlambatan kedatangan kereta
tabel pedoman untuk memberikan api penumpang terhadap kinerja operasi.
interprestasi terhadap koefisien korelasi Dari perhitungan dengan menggunakan

89
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017

degrees of freedom (df) serta level


significant (α) = 0,05 dalam daftar DAFTAR PUSTAKA
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,812
karena thitung = 2.268 lebih besar dari (Kemenhub RI) Kementerian Perhubungan
ttabel , yaitu 1,812 < 2.268 maka Ha Republik Indonesia. 2014 Peraturan
diterima sedangkan Ho ditolak, artinya Menteri Perhubungan No 9 Tahun 2014
ada kajianyang signifikan antara X tentang Tata Cara Penetapan Jaringan
(Keterlambatan Kedatangan Kereta Api Pelayanan dan Lalu lintas Pelayanan
Penumpang) terhadap Y (Kinerja Pemerintah : Jakarta Kemenhub RI.
Operasi). Dari uraian diatas menunjukkan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9
Ho ditolak, karena thitung > ttabel yaitu
tahun 2014 tentang Tata Cara
(2.268 > 1,812) maka Ha diterima. Berarti
Penetapan Jaringan Pelayanan dan
hipotesis yang menyatakan ada kajian
Lintas Pelayanan Pereretaapian.
keterlambatan kedatangan kereta api
penumpang terhadap kinerja operasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48
daerah operasi 1 Jakarta pada tahun 2015, Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
(2.268 > 1,812) adalah terbukti benar. Minimum Untuk Angkutan Orang
Dengan Kereta Api.

SIMPULAN Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49


Berdasarkan analisis keterlambatan Tahun 2005 tentang Sistem
kedatangan kereta api penumpang di daerah Transportasi Nasional (Sistranas).
operasi 1 Jakarta pada tahun 2015 rata – rata
keseluruhan untuk kelas eksekutif sebesar Sugiyono; 2012 “Memahami Penelitian
25,00 menit, kelas bisnis 34,33 menit, kelas Kualitatif”, Bandung, 2012: Alfabeta
ekonomi 32,67 menit. keterlambatan Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
kedatangan kereta api dapat disebabkan oleh Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
semua bagian yang terkait dan operasi kereta Cetakan Ke-22. Bandung: Alfabeta.
api, jadi semua bagian memiliki andil
terhadap keterlambatan kedatangan kereta api Salim, A. 2008. Manajemen Transportasi.
analisis perkembangan kinerja operasi di Jakarta: Raja Grafindo Persada.
daerah operasi 1 Jakarta pada tahun 2015
jumlah tertinggi terjadi pada bulan Februari Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009
sebesar 129 menit dan jumlah yang terendah tentang Lalu Lintas dan Angkutan
terjadi pada bulan September sebanyak 40 Jalan.
menit. Kinerja operasi daerah operasi 1
Jakarta dapat meningkat apabila Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007
keterlambatan kedatangan kereta api Tentang Perkeretaapian.
penumpang di lintas daerah operasi 1 Jakarta (DPR RI) Dewan Perwakilan Rakyat
menurun dan begitu pula sebaliknya apabila Republik Indonesia 2009. Undang-
keterlambatan kedatangan kereta api undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu
penumpang di lintas daerah operasi 1 Jakarta Lintas dan Angkutan Jalan Jakarta
meningkat maka kinerja operasi daerah :tentang UU No.23 angkutan perkotaan.
operasi 1 Jakarta akan menurun.

90

Anda mungkin juga menyukai