ABSTRAK
Stasiun Kereta Api Besar Tipe A memiliki perlengkapan atau fasilitas yang lebih banyak untuk
menunjang kenyamanan dan keamanan pengguna jasa daripada stasiun dengan kategori
stasiun kecil atau sedang. Tujuan dari penelitian ini, menganalisis sejauhmana kinerja
pelayanan Stasiun KA Bogor berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimun (SPM) sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan juga mengenai penyesuaian beberapa fasilitas
seiring meningkatnya jumlah pengguna jasa kereta api beberapa tahun kedepan. Digunakan
metode yaitu survei pengamatan secara langsung untuk kemudian dibandingkan dengan PM
No. 48 Tahun 2015, kuesioner kepada pengguna jasa tentang pelayanan, perhitungan Service
Quality dan memperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan beberapa fasilitas. Stasiun ini memenuhi 86,347 % jenis atribut pelayanan yang
diatur berdasarkan peraturan yang berlaku. Nilai gap paling tinggi yaitu ketersediaan ruang
mushola terpadu dengan tempat wudhu untuk penyandang disabilitas sebesar -2,09 dan paling
rendah yaitu pelayanan terkait adanya petugas berseragam dan mudah terlihat sebesar -0,23.
Peningkatan perkiraan jumlah penumpang (forecasting) akan mempengaruhi kinerja
pelayanan parkiran, loket tiket, ruang tunggu dan peron.
Kata Kunci : Forecasting, Kinerja SPM, Service Quality
Tabel 16. Nilai Servqual Kesenjangan (gap) Keseluruhan antara Kepuasan (Kinerja) dan
Kepentingan (Harapan) Pengguna
No. Kriteria Kinerja Harapan Gap Ranking
1. Kehandalan/Keteraturan 3,84 4,54 -0,7 Ranking 1
2. Keamanan 3,617 4,417 -0,8 Ranking 2
3. Kenyamanan 3,496 4,428 -0,932 Ranking 3
4. Kemudahan 3,506 4,446 -0,94 Ranking 4
5. Keselamatan 3,56 4,54 -0,98 Ranking 5
6. Kesetaraan 2,935 4,485 -1,55 Ranking 6
Total 3,4306 4,553 -1,1224
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Sumber : Data Hasil Analisis, 2020 Sumber : Data Hasil Analisis, 2020
Perhitungan lebar peron Perhitungan lebar peron
berdasarkan banyaknya jumlah rata-rata berdasarkan banyaknya jumlah perkiraan
penumpang per jam di Stasiun Kereta Api pertumbuhan (forecasting) rata-rata
Bogor, maka dibutuhkan lebar peron penumpang per jam tahun 2029 di Stasiun
dengan tipe di tepi jalur yaitu 1,49 m dan Kereta Api Bogor maka dibutuhkan lebar
untuk lebar peron dengan tipe diantara peron dengan tipe di tepi jalur yaitu 1,53 m
jalur yaitu 2,98 m. Perlu dilakukan dan untuk lebar peron dengan tipe diantara
evaluasi penyesuaian lebar peron yang jalur yaitu 3,06 m. Perlu dilakukan
didapat tersebut untuk peron tinggi evaluasi penyesuaian lebar peron yang
diantara dua jalur (jalur 4 dan 5) yang didapat tersebut untuk peron tinggi
belum sesuai dan untuk 4 peron yang diantara dua jalur (jalur 4 dan 5) yang
lainnya sudah sesuai perhitungan lebar belum sesuai dan untuk 4 peron yang
peron. Hal itu untuk meningkatkan kinerja lainnya sudah sesuai perhitungan lebar
pelayanan yang baik agar pengguna peron. Hal itu untuk meningkatkan kinerja
merasa nyaman. pelayanan yang baik agar pengguna
merasa nyaman pada tahun 2029. Perlu
4.7.2. Lebar Peron Tahun 2029 adanya evaluasi dari pihak PT. Kereta Api
Berdasarkan perhitungan, diambil Indonesia (KAI), PT. Kereta Commuter
jumlah perkiraan pertumbuhan Indonesia (KCI) atau pihak Stasiun Kereta
(forecasting) rata-rata penumpang per jam Api Bogor agar mengevaluasi kebutuhan
tahun 2029 yaitu sebanyak 2.863 orang. lebar peron tesebut.
Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron
jumlah rata−rata penumpang
= V. KESIMPULAN DAN SARAN
banyaknya peron
Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron 5.1. Kesimpulan
=
2.863 orang
= 716 orang/peron Kondisi Stasiun Kereta Api Bogor
4 berdasarkan Peraturan Menteri
0,64 m2 x 716 x 0,8
Perhubungan RI No. 48 Tahun 2015
b= = 1,53 m tentang Standar Pelayanan Minimum
240
(SPM) telah memenuhi sekitar 86,347 %
Untuk peron tipe diantara dua jalur, lebar fasilitas atribut pelayanan yang telah di
peron yang didapat dikalikan dengan 2 atur. Berdasarkan kuesioner pelayanan
sebagai berikut: kepada pengguna jasa, terdapat beberapa
Lebar Peron Diantara Dua Jalur atribut pelayanan yang perlu di evaluasi
= 1,53 m x 2 = 3,06 m terkait bobot nilai kesenjangan (gap)
paling tinggi berdasarkan penilaian