Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN ANALISIS KINERJA STASIUN KERETA API

(Studi Kasus: Stasiun Kereta Api Tipe A Bogor)

Ibnu Mufassirin 1), Budi Arief 2), Puji Wiranto 3)

ABSTRAK

Stasiun Kereta Api Besar Tipe A memiliki perlengkapan atau fasilitas yang lebih banyak untuk
menunjang kenyamanan dan keamanan pengguna jasa daripada stasiun dengan kategori
stasiun kecil atau sedang. Tujuan dari penelitian ini, menganalisis sejauhmana kinerja
pelayanan Stasiun KA Bogor berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimun (SPM) sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan juga mengenai penyesuaian beberapa fasilitas
seiring meningkatnya jumlah pengguna jasa kereta api beberapa tahun kedepan. Digunakan
metode yaitu survei pengamatan secara langsung untuk kemudian dibandingkan dengan PM
No. 48 Tahun 2015, kuesioner kepada pengguna jasa tentang pelayanan, perhitungan Service
Quality dan memperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan beberapa fasilitas. Stasiun ini memenuhi 86,347 % jenis atribut pelayanan yang
diatur berdasarkan peraturan yang berlaku. Nilai gap paling tinggi yaitu ketersediaan ruang
mushola terpadu dengan tempat wudhu untuk penyandang disabilitas sebesar -2,09 dan paling
rendah yaitu pelayanan terkait adanya petugas berseragam dan mudah terlihat sebesar -0,23.
Peningkatan perkiraan jumlah penumpang (forecasting) akan mempengaruhi kinerja
pelayanan parkiran, loket tiket, ruang tunggu dan peron.
Kata Kunci : Forecasting, Kinerja SPM, Service Quality

I. PENDAHULUAN tahun 2019 sebanyak 336.162.186 orang per


1.1. Latar Belakang tahun. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah
Seiring dengan perkembangan zaman pengguna jasa kereta api di Stasiun Kereta
moda transportasi sampai saat ini meningkat Api Bogor sebesar 17.301.248 orang per
dengan sangat pesat. Hal itu dikarenakan tahun. Peningkatan jumlah penduduk di suatu
perkembangan teknologi yang juga kian pesat. daerah juga mempengaruhi meningkatnya
Moda transportasi kereta api menjadi salah jumlah pengguna jasa kereta api.
satu alternatif dalam menyelesaikan Maka dari itu, perlu adanya analisis
permasalahan yang ada yaitu efisiensi waktu, mengenai kinerja pelayanan dari stasiun
ekonomis dalam biaya, kapasitas angkut besar kereta api itu sendiri guna mengetahui
dan sarana prasarana yang mendukung. sejauhmana stasiun tersebut masih
Melihat dari antusiasme masyarakat dimanfaatkan oleh pengguna jasa yang sesuai
terhadap moda transportasi kereta api yang dengan aturan pemerintah yang berlaku. Perlu
besar, hal itu memungkinkan meningkatnya juga adanya analisis mengenai penyesuaian
pengguna jasa kereta api tiap tahunnya. beberapa fasilitas seiring meningkatnya
Dengan adanya hal tersebut harus sebanding jumlah pengguna jasa kereta api di Stasiun
dengan pentingnya meningkatkan pelayanan Kereta Api Bogor beberapa tahun kedepan.
dan fasilitas yang baik dalam stasiun.
Pentingnya fasilitas yang tersedia pada tiap 1.2. Maksud dan Tujuan
stasiun dapat mencerminkan besarnya tingkat Maksud dari penelitian adalah untuk
pelayanan penyedia jasa kereta api untuk para mengetahui kinerja pelayanan Stasiun Kereta
pengguna jasa kereta api. Api Bogor dan penyesuaian beberapa fasilitas
Pertumbuhan pengguna jasa kereta api pelayanan berdasarkan perkiraan peningkatan
mempengaruhi kinerja pelayanan di suatu jumlah pengguna jasa.
Stasiun. Berdasarkan data dari PT. Kereta Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
Commuter Indonesia (KCI) jumlah pengguna sejauhmana kinerja pelayanan Stasiun Kereta
jasa kereta api di Stasiun Jabodetabek pada Api Bogor berdasarkan pada Standar

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


Pelayanan Minimun (SPM) sesuai dengan Angkutan Orang Dengan Kereta Api Pasal 1
peraturan pemerintah yang berlaku dan Ayat 6). Sesuai dengan pengertian tersebut
memperkirakan peningkatan jumlah stasiun kereta api berguna sebagai tempat
pengguna jasa beberapa tahun kedepan untuk pemberangkatan dan pemberhentian kereta
disesuaikan dengan kinerja beberapa fasilitas api, maka di dalam stasiun akan terjadi
pelayanan di Stasiun. perpindahan penumpang atau barang dari satu
jenis angkutan ke jenis moda angkutan yang
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan lainnya, sehingga tuntutan efisiensi dari suatu
Masalah perjalanan bisa tercapai.
1. Lokasi kajian adalah Stasiun Kereta Api
Bogor. 2.2. Standar Pelayanan Minimum (SPM)
2. Tinjauan kondisi stasiun kereta api: Berdasarkan pada Permenhub RI No.
• Pelayanan pada Stasiun Kereta Api 48 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Bogor. Minimum Angkutan Orang dengan Kereta
• Sarana dan prasarana yang tersedia di Api, SPM pada setiap stasiun kereta api paling
Stasiun Kereta Api Bogor. sedikit sebagai berikut:
• Perkiraan pertumbuhan jumlah a. Keselamatan
penumpang (forecasting) 10 tahun ke 1. Informasi dan fasilitas keselamatan.
depan disesuaikan dengan kapasitas 2. Informasi dan fasilitas kesehatan.
fasilitas yang ada sesuai Standar 3. Lampu penerangan.
Pelayanan Minimum (SPM) dan b. Keamanan
peraturan pemerintah yang berlaku 1. Fasilitas keamanan.
yaitu untuk pelayanan loket, ruang 2. Petugas keamanan.
tunggu, dan peron. 3. Informasi gangguan keamanan.
• Analisis parkiran kendaraan hanya 4. Lampu penerangan.
untuk mengetahui kapasitas c. Kehandalan/Keteraturan
maksimum Satuan Ruang Parkir 1. Layanan penjualan tiket.
(SRP) yang tersedia. d. Kenyamanan
3. Acuan terkait kinerja Stasiun Kereta 1. Ruang tunggu.
Api berdasarkan pada Peraturan 2. Ruang boarding (ruang verifikasi
Menteri Perhubungan Republik identitas diri calon penumpang).
Indonesia No. 48 Tahun 2015 Tentang 3. Toilet.
Standar Pelayanan Minimum Angkutan 4. Mushola.
Orang Dengan Kereta Api dan 5. Lampu penerangan.
Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun e. Kemudahan, dan
2012. 1. Informasi pelayanan.
2. Informasi gangguan perjalanan kereta
II. TINJAUAN PUSTAKA api.
2.1. Stasiun Kereta Api 3. Informasi angkutan lanjutan.
Kereta Api adalah sarana 4. Fasilitas layanan penumpang.
perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik 5. Fasilitas kemudahan naik/turun
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan penumpang.
sarana perkeretaapian lainnya, yang akan 6. Tempat parkir.
ataupun sedang bergerak di jalan rel yang f. Kesetaraan
terkait dengan perjalanan kereta api. 1. Fasilitas bagi penumpang disabilitas.
(Permenhub RI No. 48 Tahun 2015 Tentang 2. Ruang ibu menyusui.
Standar Pelayanan Minimum Angkutan
Orang Dengan Kereta Api Pasal 1 Ayat 3). 2.3. Penentuan Jumlah Sampel
Stasiun Kereta Api adalah adalah Untuk menentukan jumlah sampel responden
tempat pemberangkatan dan pemberhentian dapat menggunakan rumus persamaan Slovin
kereta api. (Permenhub RI No. 48 Tahun 2015 2.1. sebagai berikut: (Sujarweni, 2014).
N
Tentang Standar Pelayanan Minimum n= 2 ................................... (1)
(1+Ne )

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


Keterangan : 3. Menganalisis angka tingkat kepentingan
n = Jumlah atau ukuran sampel. (harapan) pengguna jasa.
N = Jumlah pengguna atau populasi. 1 k
SQi = Σi=1 ISij ........................ (4)
M
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian
Keterangan :
karena kesalahan pengambilan sampel yang
SQi = Angka tingkat kepentingan atribut.
masih bisa di toleransi (10 %).
ISij = Total nilai bobot jawaban
responden tingkat kepentingan setiap
2.4. Metode Kualitas Pelayanan (Service
atribut pertanyaan.
Quality)
M = Total responden.
Untuk mengetahui kualitas pelayanan
k = Jumlah atribut.
ini digunakan 5 tingkat penilaian (skala likert)
4. Menghitung nilai kesenjangan (gap) dari
mengenai kepuasan (kinerja) pelayanan yang
masing-masing atribut.
terdiri dari sangat baik, baik, cukup baik, tidak
Skor 𝐺𝑎𝑝 = SQi − SQp.............. (5)
baik, dan sangat tidak baik. Kelima penilaian
Keterangan :
tersebut diberikat bobot sebagai berikut:
Skor Gap = Angka kesenjangan.
1. Sangat baik diberikan bobot 5.
SQi = Angka tingkat kepentingan atribut.
2. Baik diberikan bobot 4.
SQp = Angka tingkat kepuasan atribut.
3. Cukup baik diberikan bobot 3.
5. Menghitung nilai kepuasan (kinerja) dan
4. Tidak baik diberikan bobot 2.
kepentingan (harapan) setiap kriteria.
5. Sangat tidak baik diberikan bobot 1.
Menghitung angka tingkat kepuasan setiap
Untuk penilaian kepentingan (harapan) kriteria pertanyaan dengan menggunakan
pelayanan diberikan lima penilaian dengan rumus sebagai berikut:
1 k
masing-masing bobot sebagai berikut: SDp = Σi=1 ISij ....................... (6)
Q
1. Sangat penting diberikan bobot 5.
Keterangan :
2. Penting diberikan bobot 4.
SDp = Angka tingkat kepuasan untuk
3. Cukup penting diberikan bobot 3.
kriteria i.
4. Tidak penting diberikan bobot 2
ISij = Total nilai jawaban responden
5. Sangat penting diberikan bobot 1.
tingkat kepuasan untuk kriteria i.
Menurut Maiyozzi C. dkk., (2018). Ada Q = Total atribut.
beberapa langkah dalam penerapan metode k = Jumlah kriteria pernyataan.
kualitas pelayanan sebagai berikut:
1. Menghitung bobot nilai dari masing- Menghitung angka tingkat kepentingan
masing atribut pertanyaan. setiap kriteria pertanyaan dengan
Bobot = (n1 x bn1) + (n2 x bn2) + (n3 x menggunakan rumus sebagai berikut:
1 k
bn3) + (n4 x bn4) + (n5 x bn5) SDi = Σi=1 ISij ........................ (7)
Q
..............................(2) Keterangan :
n = Banyaknya jawaban setiap SDi = Angka tingkat kepentingan untuk
atribut. kriteria i.
bn = Bobot penilaian skala likert ISij = Total nilai jawaban responden
(1 s.d. 5). tingkat kepentingan untuk kriteria i.
2. Menganalisis angka tingkat kepuasan Q = Total atribut.
(kinerja) pengguna jasa. k = Jumlah kriteria pernyataan.
1 k
SQp = Σi=1 ISij .................(3)
M
Keterangan : 2.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
SQp = Angka tingkat kepuasan atribut. Menurut Vivi Herlina, (2019) uji
ISij = Total nilai bobot jawaban validitas adalah mengukur koefisien korelasi
responden tingkat kepuasan setiap atribut antara skor suatu pertanyaan atau indikator
pertanyaan. yang diuji dengan skor total pada variabelnya.
M = Total responden. Untuk menentukan apakah suatu item layak
k = Jumlah atribut digunakan atau tidak adalah dengan
melakukan uji signifikansi koefisien korelasi

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


pada taraf signifikansi 0,05 (5%) yang artinya 60
μ= ............................................ (11)
WP
suatu item dianggap valid jika berkorelasi
Keterangan:
signifikan terhadap skor total item. Hasil
ρ = Jumlah kebutuhan loket.
validitasnya dapat diketahui pada semua item
λ = Tingkat kedatangan (jumlah
pertanyaan dengan ketentuan; jika r tabel < r
penumpang datang saat peak hour).
hitung maka dinyatakan “valid” dan jika r
μ = Tingkat pelayanan.
tabel > r hitung maka dinyatakan “tidak
WP = Waktu pelayanan per penumpang
valid”. Untuk membaca nilai r tabel
(menit).
berdasarkan ketentuan Tabel R (Sugiyono,
2012) yang ada perlu diketahui dahulu nilai df
2.8. Ruang Tunggu Stasiun
(Degree of Freedom) sebagai berikut:
Sehubungan dengan kapasitas ruang,
df = n − 2 ................................. (8)
luas ruang pelayanan dan publik dapat
Keterangan : df = Nilai N pada Tabel R. dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
n = Jumlah koresponden. (Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api
Menurut Vivi Herlina, (2019) uji Indonesia, 2012).
reliabilitas digunakan berkenaan dengan L = 0,64 m2/orang x V x LF ......... (12)
tingkat keajegan atau ketetapan hasil Keterangan :
pengukuran. Hal ini sangat penting sekali L = Luas ruang pelayanan ruang tunggu dan
supaya kuesioner yang kita gunakan sebagai publik (m2).
alat pengumpul data benar-benar dapat V = Jumlah rata-rata penumpang per jam
dipercaya. Beberapa ketentuan yang harus sibuk dalam 1 tahun (orang).
dipenuhi yaitu: LF = Load Factor (100 %).
• Cronbach’s alpha < 0,50 = reliabilitas
rendah. 2.9. Peron Stasiun
Berdasarkan Permenhub No. 29 Tahun
• Cronbach’s alpha 0,51 – 0,70 = reliabilitas
2011 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan
moderat.
Stasiun Kereta Api, lebar peron dihitung
• Cronbach’s alpha 0,71 – 0,90 = reliabilitas
berdasarkan jumlah penumpang dengan
tinggi.
menggunakan formula sebagai berikut:
• Cronbach’s alpha > 0,90 = reliabilitas
sempurna. 0,64 m2/orang x V x LF
b= ................. (13)
l
2.6. Perkiraan Pertumbuhan Jumlah Keterangan :
Penumpang (Forecasting) b = Lebar peron (meter).
Peramalan pertumbuhan jumlah V = Jumlah rata-rata penumpang per jam
penumpang dengan metode geometrik sibuk dalam satu tahun (orang).
ditunjukan pada persamaan berikut: (Fauzi, LF = Load Factor (80 %).
2016). l = Panjang peron sesuai dengan rangkaian
Pt = Po (1 + r)t ............................ (9) terpanjang kereta api penumpang yang
Keterangan : beroperasi (meter).
Pt = Jumlah penumpang tahun t (jiwa) Tabel 1. Ketentuan Minimal Lebar Peron
Po= Jumlah penumpang tahun dasar (jiwa)
r = Pertumbuhan penumpang (% pertahun) No. Jenis Diantara dua jalur Di tepi jalur
t = Waktu (tahun). Peron (island platform) (side platform)
1. Tinggi 2 meter 1,65 meter
2.7. Pelayanan Tiket Stasiun
Menghitung kebutuhan loket tiket di 2. Sedang 2,5 meter 1,9 meter
stasiun dengan menggunakan metode First In 3. Rendah 2,8 meter 2,05 meter
First Out (FIFO) dengan rumus sebagai
berikut: (Sulistiyani, 2014). Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan No.
λ 29 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis
ρ = .......................................... (10)
μ
Bangunan Stasiun Kereta Api

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


2.10. Parkiran Stasiun 3.2. Proses Analisis Data
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi 1. Observasi dengan survei fasilitas yang
pemilik kendaraan dan menginginkan tersedia di Stasiun Kereta Api Bogor
kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat dilakukan dengan mengamati langsung
tersebut mudah untuk dicapai. Kemudahan fasilitas di dalam stasiun.
yang diinginkan tersebut salah satunya adalah 2. Penentuan jumlah sampel penelitian.
parkir di badan jalan. (Pedoman Perencaan 3. Pembagian kuesioner kepuasan
dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat (kinerja) dan kepentingan (harapan).
Jenderal Perhubungan Darat, 1998). 4. Pengujian validitas dan reliabilitas
Tabel 2. Penentuan SRP (Satuan Ruang kuesioner menggunakan program
Parkir) Kendaraan SPSS.
No. Jenis Kendaraan SRP (m2) 5. Pengolahan data:
1. A. Mobil Penumpang 2,30 x 5,0 a. Menghitung bobot nilai dari
Untuk Golongan I masing-masing atribut pertanyaan.
B. Mobil Penumpang 2,50 x 5,0 b. Menganalisis tingkat kepuasan
Untuk Golongan II (kinerja) pengguna jasa.
C. Mobil Penumpang 3,00 x 5,0 c. Menganalisis tingkat kepentingan
Untuk Golongan III
(harapan) pengguna jasa
2. Bus atau Truk 3,40 x 12,5
3. Sepeda Motor 0,75 x 2,0
d. Menghitung nilai kesenjangan
(gap) dari masing-masing atribut
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan
pertanyaan.
Darat, 1998
e. Menghitung nilai kepuasan
(kinerja) dan kepentingan
III. METODE PENELITIAN
(harapan) setiap kriteria
3.1. Rencana Kegiatan
pertanyaan.
f. Menganalisis nilai kesenjangan
(gap) per kriteria antara kepuasan
dan kepentingan kualitas
pelayanan (service quality) dari
masing-masing kriteria.
g. Menghitung perkiraan
pertumbuhan penumpang
(forecasting) selama kurun waktu
10 tahun ke depan di Stasiun
Kereta Api Bogor.
h. Menganalisis beberapa fasilitas
pelayanan seperti loket tiket, ruang
tunggu stasiun, dan peron
berdasarkan proyeksi jumlah
penumpang saat ini dan 10 tahun
kedepan pada tahun 2029.
Menghitung juga Satuan Ruang
Parkir (SRP) kendaraan
berdasarkan luas parkiran yang
tersedia.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisis Langsung Kondisi Fasilitas
Pelayanan Stasiun
Berdasarkan pengamatan secara
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian langsung kondisi di Stasiun Kereta Api Bogor
yang telah disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Perhubungan RI No. 48 Tahun 2015

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


didapat kesimpulan bahwa stasiun tersebut Tabel 5. Karakteristik Responden
telah memenuhi 86,347 % jenis atribut Berdasarkan Pekerjaan
pelayanan yang diatur berdasarkan peraturan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
tersebut. Ada beberapa jenis atribut pelayanan Pelajar / Mahasiswa 48 48
yang belum dipenuhi yaitu informasi PNS / TNI / Polri 2 2
gangguan keamanan dan fasilitas layanan Pegawai Swasta 26 26
penumpang. Beberapa jenis atribut pelayanan Guru/Dosen 7 7
sudah terpenuhi namun dalam keadaan kurang Wiraswasta 8 8
baik yaitu informasi pelayanan terkait Lainnya 9 9
Total 100 100
denah/layout stasiun dan ruang mushola
dengan perlengkapan penunjang khusus yang Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
terpadu dengan tempat wudhu untuk Tabel 6. Karakteristik Responden
penyandang disabilitas. Berdasarkan Keperluan
Keperluan Frekuensi Persentase (%)
4.2. Analisis Kepuasan Pelanggan Pribadi 22 22
Berdasarkan Kuesioner Pekerjaan 36 36
4.2.1. Menentukan Jumlah Sampel Pendidikan 25 25
Responden Rekreasi/Liburan 16 16
Keperluan Lain 1 1
Berdasarkan data yang di dapat dari PT.
Total 100 100
Kereta Commuter Indonesia (KCI), jumlah
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
pengguna jasa di Stasiun Bogor tahun 2018
yaitu 17.228.415 orang/tahun. Maka untuk 1 Tabel 7. Karakteristik Responden
bulan di hitung sebagai berikut: Berdasarkan Intensitas Perjalanan per
17.228.415 Minggu
= = 1.435.702 orang/bulan
12 Banyak Frekuensi Persentase (%)
= 1.435.702 orang/bulan Perjalanan
= 47.857 orang/hari. 1-2 Kali 54 54
Jumlah sampel responden dapat dihitung 3-4 Kali 18 18
menggunakan rumus persamaan Slovin 5-6 Kali 22 22
sebagai berikut: >6 Kali 6 6
N 47.857 Total 100 100
n= 2 = 2 = 99,79
(1+Ne ) (1+47.857 𝑥 0,1 ) Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
n = 99,79 ≈ 100 orang responden.
Tabel 8. Karakteristik Responden
Berdasarkan Tujuan Perjalanan
4.2.2. Analisis Pengumpulan Data
Tujuan Frekuensi Persentase (%)
Kuesioner
Jakarta 56 56
Tabel 3. Karakteristik Responden Kab. Bogor 5 5
Berdasarkan Jenis Kelamin Depok 19 19
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Tangerang 10 10
Perempuan 50 50 Bekasi 10 10
Laki-Laki 50 50 Total 100 100
Total 100 100
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Tabel 4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur 4.2.3. Pengolahan Data-Data Primer
Umur Frekuensi Persentase (%) 4.2.3.1. Uji Validitas
<20 Tahun 11 11 Pengujian validitas data kuesioner
21-25 Tahun 64 64 menggunakan program perangkat lunak SPSS
26-30 Tahun 13 13 v.25 Trial. Ketentuan; jika r tabel < r hitung
31-40 Tahun 3 3 maka dinyatakan “valid” dan jika r tabel > r
41-50 Tahun 7 7 hitung maka dinyatakan “tidak valid”.
>50 Tahun 2 2
Total 100 100
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


Tabel 9. Output Uji Validitas SPSS v.25 Trial 1. Menghitung angka tingkat kepuasan
No. Hasil Uji Nilai R- Keterangan (kinerja) setiap atribut.
Variabel Tabel sig. 5
Pertanyaan % (N= 100 Diketahui nilai setiap jawaban yaitu:
orang) Sangat Tidak Baik (STB) : 1
1 0,513 0,1966 Valid Tidak Baik (TB) : 2
2 0,517 0,1966 Valid
3 0,577 0,1966 Valid
Cukup Baik (CB) : 3
4 0,219 0,1966 Valid Baik (B) : 4
5 0,506 0,1966 Valid Sangat Baik (SB) : 5
6 0,220 0,1966 Valid
7 0,625 0,1966 Valid
Menghitung bobot nilai dari masing-
8 0,544 0,1966 Valid masing atribut pertanyaan menggunakan
9 0,626 0,1966 Valid persamaan 2. kemudian dimasukan ke
10 0,687 0,1966 Valid tabel 11. Contoh perhitungan bobot pada
11 0,603 0,1966 Valid
12 0,377 0,1966 Valid item pertanyaan 1:
13 0,706 0,1966 Valid Bobot = (n1 x bn1) + (n2 x bn2) + (n3 x
14 0,589 0,1966 Valid bn3) + (n4 x bn4) + (n5 x bn5)
15 0,492 0,1966 Valid
16 0,507 0,1966 Valid Bobot = (1x1) + (2x2) + (36x3) +
17 0,531 0,1966 Valid (49x4) + (12x5) = 369
18 0,568 0,1966 Valid Menghitung angka tingkat kepuasan
19 0,524 0,1966 Valid
20 0,698 0,1966 Valid
(kinerja) setiap atribut pernyataan. Angka
21 0,431 0,1966 Valid tingkat kepuasan setiap atribut pertanyaan
22 0,574 0,1966 Valid dihitung dengan menggunakan rumus
23 0,559 0,1966 Valid
persamaaan 3. sebagai berikut:
24 0,657 0,1966 Valid 1 k
25 0,649 0,1996 Valid SQp = Σi=1
M
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020 Contoh perhitungan pada item pertanyaan
Berdasarkan pada tabel 9. hasil uji nomor 1:
validitas data kuesioner menggunakan 1
SQp = Σ k 369 = 3,69
program SPSS dapat disimpulkan bahwa 100 i=1
keseluruhan item pertanyaan mempunyai Tabel 11. Nilai Rekapitulasi Tingkat Kepuasan
Perta Jawaban Tingkat Kepuasan Juml Bobo Kepu
keterkaitan atau korelasi. Dilihat dari nilai R nyaa ah t asan
ST TB C B SB
hitung > R tabel = 0,1966. n B B
1 1 2 36 49 12 100 369 3,69
4.2.3.2. Uji Reliabilitas 2 2 9 46 30 13 100 343 3,43
3 3 8 36 31 22 100 361 3,61
Pengujian reliabilitas data kuesioner 4 0 0 19 32 49 100 430 4,30
menggunakan program perangkat lunak SPSS 5 5 37 28 19 11 100 294 2,94
v.25 Trial. Uji reliabilitas digunakan untuk 6 0 1 41 31 27 100 384 3,84
7 1 19 42 29 9 100 326 3,26
mengetahui tingkat kekonsistenan sebuah 8 1 8 37 38 16 100 360 3,60
kuesioner. 9 0 13 31 47 9 100 352 3,52
Tabel 10. Output Uji Reliabilitas SPSS v.25 10 1 12 41 34 12 100 344 3,44
11 1 8 29 42 20 100 372 3,72
Trial 12 0 6 42 36 16 100 362 3,62
Jumlah Nilai Ketentuan Keterangan 13 0 20 42 27 11 100 329 3,29
Variabel Cronbach’s Nilai Alpha 14 3 6 36 46 9 100 352 3,52
Alpha 15 1 6 31 34 28 100 382 3,82
25 0,90 0,60 Reliabel 16 0 5 20 42 33 100 403 4,03
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020 17 2 1 29 48 20 100 383 3,83
18 3 27 29 31 10 100 318 3,18
Berdasarkan pada tabel 10. hasil uji 19 12 55 15 10 8 100 247 2,47
reliabilitas data kuesioner menggunakan 20 2 8 39 27 24 100 363 3,63
21 1 14 31 34 20 100 358 3,58
program SPSS diperoleh nilai Cronbach’s 22 7 8 26 48 11 100 348 3,48
Alpha sebesar 0,90. Berdasarkan ketentuan 23 7 21 40 26 6 100 303 3,03
nilai cronbach’s alpha 0,71-0,90 yang berarti 24 12 32 32 18 6 100 274 2,74
25 10 53 23 6 8 100 249 2,49
reliabilitas tinggi.
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
4.2.4. Analisis Data Menggunakan Metode Tingkat kepuasan (kinerja), nilai bobot
Service Quality tertinggi adalah variabel pertanyaan ke-4

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


yaitu adanya petugas berseragam yang 18 0 0 16 40 44 100 428 4,28
19 0 1 13 57 29 100 414 4,14
mudah terlihat sebesar 430 dengan nilai 20 0 0 8 39 53 100 445 4,45
tingkat kepuasan 4,30. Sedangkan nilai 21 0 1 8 32 59 100 449 4,49
bobot terendah adalah variabel pertanyaan 22 0 0 8 32 60 100 452 4,52
23 0 1 15 34 50 100 433 4,33
ke-19 yaitu ketersediaan tempat atau meja 24 0 1 6 34 59 100 451 4,51
petugas khusus untuk memberikan 25 0 1 0 39 60 100 458 4,58
informasi perjalanan KA sebesar 247 Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
dengan nilai tingkat kepuasaan 2,47. Tingkat kepentingan (harapan), nilai bobot
2. Menghitung angka tingkat kepentingan tertinggi adalah variabel pertanyaan ke-11
(harapan) setiap atribut. yaitu ketersediaan Mushola dan tempat
Diketahui nilai setiap jawaban yaitu: wudhu yang memadai sebesar 468 dengan
Sangat Tidak Penting (STP) : 1 nilai tingkat kepentingan 4,68. Sedangkan
Tidak Penting (TP) : 2 nilai bobot terendah adalah variabel
Cukup Penting (CP) : 3 pertanyaan ke-13 yaitu ruang tertutup
Penting (P) : 4 tersedia alat pendingin ruangan seperti
Sangat Penting (SP) : 5 AC, kipas angin dan ventilasi udara yang
Menghitung bobot nilai dari masing- memadai sebesar 413 dengan nilai tingkat
masing atribut pertanyaan menggunakan kepentingan 4,13.
persamaan 2. kemudian dimasukan ke 3. Menghitung nilai kesenjangan (gap) dari
tabel 12. Contoh perhitungan bobot pada tingkat kepentingan dan kepuasan setiap
item pertanyaan 1: atribut pertanyaan. Angka kesenjangan
Bobot = (n1 x bn1) + (n2 x bn2) + (n3 x setiap atribut dihitung dengan
bn3) + (n4 x bn4) + (n5 x bn5) menggunakan rumus persamaaan 5.
Bobot = (0x1) + (0x2) + (9x3) + sebagai berikut:
(27x4) + (64x5) = 455 Skor 𝐺𝑎𝑝 = SQi − SQp
Menghitung angka tingkat kepentingan Contoh perhitungan pada item pertanyaan
(harapan) setiap atribut pernyataan. Angka nomor 1:
tingkat kepentingan setiap atribut Skor Gap = Skor Kepuasan i – Skor
pertanyaan dihitung dengan menggunakan Kepentingan i
rumus persamaaan 4. sebagai berikut: Skor Gap = 3,69 – 4,55 = - 0,86
1 k
SQi = Σi=1 Tabel 13. Nilai Kesenjangan (gap) antara
M
Contoh perhitungan pada item pertanyaan Kepuasan dan Kepentingann
No. Pertanyaan Kepuasan Kepentingan Gap Rank
nomor 1: (Kinerja) (Harapan)
1 1. Ketersediaan alat 3,69 4,55 - Rank
SQi = Σ k 455 = 4,55 pemadam kebakaran, 0,86 9
100 i=1 petunjuk jalur &
prosedur evakuasi,
Tabel 12. Nilai Rekapitulasi Tingkat titik kumpul evakuasi,
Kepentingan 2.
nomor telepon darurat.
Ketersediaan 3,43 4,53 -1,1 Rank
Perta Jawaban Tingkat Juml Bobo Kepe perlengkapan 20
nyaa Kepentingan ah t nting Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan
n ST TP CP P SP an (P3K), kursi roda, dan
P tandu.
1 0 0 9 27 64 100 455 4,55 3. Ketersediaan CCTV di 3,61 4,54 - Rank
Stasiun. 0,93 12
2 0 0 8 31 61 100 453 4,53 4. Adanya petugas 4,30 4,53 - Rank
3 0 0 4 38 58 100 454 4,54 berseragam dan 0,23 1
4 0 1 5 34 60 100 453 4,53 mudah terlihat.
5. Ketersediaan 2,94 4,18 - Rank
5 0 2 17 42 39 100 418 4,18 informasi berupa 1,24 21
6 0 0 12 22 66 100 454 4,54 stiker yang berisi
nomor telepon/ SMS
7 0 0 10 44 46 100 436 4,36 pengaduan apabila
8 0 0 7 37 56 100 449 4,49 pengguna mendapat
9 0 0 8 36 56 100 448 4,48 gangguan keamanan.
6. Ketersediaan loket 3,84 4,54 -0,7 Rank
10 0 0 10 30 60 100 450 4,50 pembelian / penukaran 5
11 0 0 6 20 74 100 468 4,68 tiket yang memadai.
12 0 0 9 23 68 100 459 4,59 7. Ketersediaan ruang 3,26 4,36 -1,1 Rank
tunggu yang memadai. 19
13 0 1 22 40 37 100 413 4,13 8. Kondisi area ruang 3,60 4,49 - Rank
14 0 0 15 50 35 100 420 4,20 tunggu yang bersih, 0,89 10
terawat dan tidak
15 0 0 3 37 60 100 457 4,57 berbau.
16 0 0 0 33 67 100 467 4,67
17 0 0 5 38 57 100 452 4,52

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


9 Ketersediaan toilet 3,52 4,48 - Rank
pria dan wanita yang 0,96 14 Tabel 14. Lima Peringkat Nilai Kesenjangan
10.
memadai.
Kondisi area toliet 3,44 4,50 - Rank
(gap) antara Kepuasan dan Kepentingan
yang bersih, terawat 1,06 17 Paling Rendah
dan tidak berbau. No. Pertanyaan Kepuasan Kepentingan Gap Rank
11. Ketersediaan mushola 3,72 4,68 - Rank (Kinerja) (Harapan)
dan tempat wudhu 0,96 13 1. Ketersediaan 2,94 4,18 -1,24 Rank 21
yang memadai. informasi berupa
12. Kondisi area mushola 3,62 4,59 - Rank stiker yang berisi
yang bersih, terawat 0,97 15 nomor telepon/ SMS
dan tidak berbau. pengaduan apabila
13. Ruang tertutup 3,29 4,13 - Rank pengguna mendapat
tersedia alat pendingin 0,84 8 gangguan keamanan.
ruangan seperti AC, 2. Ketersediaan ruang 3,03 4,33 -1,3 Rank 22
kipas angin dan khusus ibu menyusui
ventilasi udara yang yang memadai.
memadai. 3. Ketersediaan tempat 2,47 4,14 -1,67 Rank 23
14. Ketersediaan lampu 3,52 4,20 - Rank atau meja petugas
penerangan yang 0,68 3 khusus untuk
memadai. (200-250 memberikan
lux). informasi perjalanan
15. Ketersediaan 3,82 4,57 - Rank KA.
informasi pelayanan 0,75 6 4. Ketersediaan Toilet 2,74 4,51 -1,77 Rank 24
dalam bentuk visual untuk penyandang
berupa: denah, nomor disabilitas.
KA, nama stasiun 5. Ketersediaan ruang 2,49 4,58 -2,09 Rank 25
keberangkatan dan Mushola terpadu
pemberhentian, dengan tempat
stasiun KA tujuan dan wudhu untuk
jadwal keberangkatan, penyandang
tarif KA, peta jaringan disabilitas.
KA.
16. Ketersediaan 4,03 4,67 - Rank Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
informasi pelayanan 0,64 2
dalam bentuk audio 4. Menghitung nilai kepuasan (kinerja) dan
yang terdengar dengan
jelas. kepentingan (harapan) setiap kriteria.
17. Ketersediaan 3,83 4,52 - Rank
pengumuman 0,69 4
Menghitung angka tingkat kepuasan setiap
informasi ganggguan
perjalanan KA.
kriteria pernyataan dihitung dengan
18. Ketersediaan 3,18 4,28 -1,1 Rank menggunakan rumus persamaaan 6.
informasi angkutan 18
lanjutan berupa: lokasi sebagai berikut:
dan penunjuk arah 1 k
angkutan lanjutan. SDp = Σi=1 ISij
19. Ketersediaan tempat 2,47 4,14 - Rank Q
atau meja petugas 1,67 23
khusus untuk Contoh perhitungan pada kriteria
memberikan informasi
perjalanan KA.
Keselamatan:
1 k
20. Ketersediaan
yang memadai.
peron 3,63 4,45 -
0,82
Rank
7 SDp = Σi=1 (3,69 + 3,43) = 3,56
2
21. Ketersediaan area 3,58 4,49 - Rank
parkir yang memadai. 0,91 11
22. Ketersediaan akses 3,48 4,52 - Rank
jalan miring/menanjak 1,04 16 Menghitung angka tingkat kepentingan
(ramp) dan akses jalan
penyambung peron
(harapan) setiap kriteria pernyataan
untuk
disabilitas.
penyandang dihitung dengan menggunakan rumus
23. Ketersediaan ruang 3,03 4,33 -1,3 Rank persamaaan 7. sebagai berikut:
khusus ibu menyusui 22 1 k
yang memadai. SDi = Σi=1 ISij
24. Ketersediaan Toilet 2,74 4,51 - Rank Q
untuk penyandang 1,77 24
disabilitas. Contoh perhitungan pada kriteria
25. Ketersediaan
Mushola
ruang
terpadu
2,49 4,58 -
2,09
Rank
25
Keselamatan:
dengan tempat wudhu 1 k
untuk penyandang SDi = Σi=1 (4,55 + 4,53) = 4,54
disabilitas.
2
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Contoh perhitungan Skor Gap pada
Terdapat lima peringkat atau ranking dengan kriteria Keselamatan:
nilai kesenjangan (gap) tertinggi sehingga Skor Gap = Skor Kepuasan Kriteria i–Skor
menempati ranking terendah yang perlu Kepentingan Kriteria i
menjadi perhatian oleh pihak PT. Kereta Api Skor Gap = 3,56 – 4,54 = - 0,98
Indonesia (KAI), PT. Kereta Commuter
Indonesia (KCI) dan Pihak Stasiun Kereta Api Maka didapat nilai service quality
Bogor seperti tabel 14. berikut ini: (servqual) kesenjangan (gap) pada kriteria
keselamatan sebesar -0,98.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


Tabel 15. Nilai Kesenjangan (gap) per Kriteria antara Kepuasan dan Kepentingan
No. Pertanyaan Kriteria Kepuasan Kepentingan Gap Ranking
(Kinerja) (Harapan)
1. Ketersediaan alat pemadam kebakaran, petunjuk jalur & prosedur Keselamatan 3,69 4,55
evakuasi, titik kumpul evakuasi, nomor telepon darurat.
2. Ketersediaan perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Keselamatan 3,43 4,53
Kecelakaan (P3K), kursi roda, dan tandu.
Rata-Rata 3,56 4,54 -0,98 Ranking 5
3. Ketersediaan CCTV di Stasiun. Keamanan 3,61 4,54
4. Adanya petugas berseragam dan mudah terlihat. Keamanan 4,30 4,53
5. Ketersediaan informasi berupa stiker yang berisi nomor telepon/ Keamanan 2,94 4,18
SMS pengaduan apabila pengguna mendapat gangguan
keamanan.
Rata-Rata 3,617 4,417 -0,8 Ranking 2
6. Ketersediaan loket pembelian / penukaran tiket yang memadai. Kehandalan/ 3,84 4,54
Keteraturan
Rata-Rata 3,84 4,54 -0,7 Ranking 1
7. Ketersediaan ruang tunggu yang memadai. Kenyamanan 3,26 4,36
8. Kondisi area ruang tunggu yang bersih, terawat dan tidak berbau. Kenyamanan 3,60 4,49
9 Ketersediaan toilet pria dan wanita yang memadai. Kenyamanan 3,52 4,48
10. Kondisi area toliet yang bersih, terawat dan tidak berbau. Kenyamanan 3,44 4,50
11. Ketersediaan mushola dan tempat wudhu yang memadai. Kenyamanan 3,72 4,68
12. Kondisi area mushola yang bersih, terawat dan tidak berbau. Kenyamanan 3,62 4,59
13. Ruang tertutup tersedia alat pendingin ruangan seperti AC, kipas Kenyamanan 3,29 4,13
angin dan ventilasi udara yang memadai.
14. Ketersediaan lampu penerangan yang memadai. (200-250 lux). Kenyamanan 3,52 4,20
Rata-Rata 3,496 4,428 -0,932 Ranking 3
15. Ketersediaan informasi pelayanan dalam bentuk visual berupa: Kemudahan 3,82 4,57
denah, nomor KA, nama stasiun keberangkatan dan
pemberhentian, stasiun KA tujuan dan jadwal keberangkatan, tarif
KA, peta jaringan KA.
16. Ketersediaan informasi pelayanan dalam bentuk audio yang Kemudahan 4,03 4,67
terdengar dengan jelas.
17. Ketersediaan pengumuman informasi ganggguan perjalanan KA. Kemudahan 3,83 4,52
18. Ketersediaan informasi angkutan lanjutan berupa: lokasi dan Kemudahan 3,18 4,28
penunjuk arah angkutan lanjutan.
19. Ketersediaan tempat atau meja petugas khusus untuk memberikan Kemudahan 2,47 4,14
informasi perjalanan KA.
20. Ketersediaan peron yang memadai. Kemudahan 3,63 4,45
21. Ketersediaan area parkir yang memadai. Kemudahan 3,58 4,49
Rata-Rata 3,506 4,446 -0,94 Ranking 4
22. Ketersediaan akses jalan miring/menanjak (ramp) dan akses jalan Kesetaraan 3,48 4,52
penyambung peron untuk penyandang disabilitas.
23. Ketersediaan ruang khusus ibu menyusui yang memadai. Kesetaraan 3,03 4,33
24. Ketersediaan Toilet untuk penyandang disabilitas. Kesetaraan 2,74 4,51
25. Ketersediaan ruang Mushola terpadu dengan tempat wudhu untuk Kesetaraan 2,49 4,58
penyandang disabilitas.
Rata-Rata 2,935 4,485 -1,55 Ranking 6
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020

Tabel 16. Nilai Servqual Kesenjangan (gap) Keseluruhan antara Kepuasan (Kinerja) dan
Kepentingan (Harapan) Pengguna
No. Kriteria Kinerja Harapan Gap Ranking
1. Kehandalan/Keteraturan 3,84 4,54 -0,7 Ranking 1
2. Keamanan 3,617 4,417 -0,8 Ranking 2
3. Kenyamanan 3,496 4,428 -0,932 Ranking 3
4. Kemudahan 3,506 4,446 -0,94 Ranking 4
5. Keselamatan 3,56 4,54 -0,98 Ranking 5
6. Kesetaraan 2,935 4,485 -1,55 Ranking 6
Total 3,4306 4,553 -1,1224
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


4.3. Analisis Perkiraan Pertumbuhan Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Jumlah Penumpang (Forecasting)
Perhitungan perkiraan pertumbuhan Hasil survei selama 3 hari, jumlah rata-rata
penumpang (forecasting) menggunakan pengguna jasa per jam sibuk di Stasiun
metode geometrik dengan persamaan 9. Kereta Api Bogor yaitu sebanyak 2.787
Tabel 17. Perkiraan Pertumbuhan Jumlah orang dan rata-rata per jam tidak sibuk
Penumpang 10 Tahun Mendatang yaitu 2.022 orang. selisih penurunan yaitu
No. Tahun Jumlah 765 orang dengan persentase 27,45 %.
Penumpang per Selisih Data Penumpang = (Data Survei
Tahun
1. 2010 12.849.325
Lapangan) – (Data Sekunder)
2. 2011 12.778.711 Selisih Data Penumpang = 2.787 – 2.289
3. 2012 12.624.827 = 498 orang.
4. 2013 13.425.951 Perhitungan perkiraan pertumbuhan
5. 2014 15.081.547 (forecasting) jumlah rata-rata penumpang
6. 2015 16.541.315 per jam pada tahun 2029 sebagai berikut:
7. 2016 16.484.933
8. 2017 16.828.637
Jumlah Penumpang per Jam = 2.365 + 498
9. 2018 17.228.415 = 2863 orang.
10. 2019 17.301.248 Jumlah Penumpang per Jam Tidak Sibuk =
Perhitungan dengan Rumus Metode 2.863 – 765 = 2.098 orang.
Geometrik
11. 2020 13.281.146 4.4. Analisis Parkiran Stasiun
12. 2021 13.727.479
4.4.1. Satuan Ruang Parkir (SRP)
13. 2022 14.188.812
14. 2023 14.665.648 Berdasarkan ketentuan dari
15. 2024 15.158.509 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
16. 2025 15.667.934 Tahun 1998, maka untuk standar ruang
17. 2026 16.194.478 parkir per unit sepeda motor yaitu 0,75 m
18. 2027 16.738.718 x 2,0 m dan untuk mobil yaitu 3,0 m x 5,0
19. 2028 17.301.248
m.
20. 2029 17.882.683 Luas Area Parkir
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020 Parkiran Sepeda Motor :
0,75 m x 2,00 m
Tabel 18. Perkiraan Pertumbuhan Jumlah 8.820 m²
= = 5.880 SRP
Rata-Rata Penumpang per Hari dan per Jam 10 1,5 m²
Luas Area Parkir
Tahun Mendatang Parkiran Mobil :
No. Tahun Jumlah Operasional Jumlah 3,00 m x 5,00 m
3.966 m²
Penumpang (Jam/Hari) Penumpang = = 264 SRP
per Hari per Jam 15 m²
1. 2010 35.693 21 1.700 Asumsi, 80 % terisi kendaraan di parkiran
2. 2011 35.524 21 1.692 dan 20 % pergantian parkir:
3. 2012 35.069 21 1.670 Parkiran Sepeda Motor = 80% x 5.880
4. 2013 37.294 21 1.776 = 4.704 SRP
5. 2014 41.893 21 1.995 Parkiran Mobil = 80 % x 264
5. 2015 45.948 21 2.188
= 211 SRP
6. 2016 45.791 21 2.181
7. 2017 46.746 21 2.226
8. 2018 47.857 21 2.279 4.5. Analisis Pelayanan Tiket
9. 2019 48.059 21 2.289 4.5.1. Loket Tiket
Perhitungan dengan Rumus Metode Geometrik Tabel 19. Perhitungan Service Time
10. 2020 36.892 21 1.757
11. 2021 38.132 21 1.816
Pelayanan Tiket
12. 2022 39.414 21 1.877 No. Jenis Loket Hari Service Time
13. 2023 40.738 21 1.940 Sabtu 24,17 detik 0,403 menit
14. 2024 42.107 21 2.005 1. Loket Minggu 24,83 detik 0,414 menit
15. 2025 43.522 21 2.072 Manual Senin 24,57 detik 0,401 menit
16. 2026 44.985 21 2.142 Rata-Rata Lama Waktu 24,52 detik 0,406 menit
17. 2027 46.496 21 2.214 Pelayanan
18. 2028 48.059 21 2.289 Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
19. 2029 49.674 21 2.365

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11


Tabel 20. Jumlah Penumpang Pada dan dapat melayani penumpang yang ada
Pelayanan Tiket per Jam Sibuk pada jam sibuk.
No. Jenis Loket Hari Jumlah
Penumpang 4.5.2. Loket Tiket Tahun 2029
Sabtu 152 orang
1. Loket
Berdasarkan perhitungan, didapat
Minggu 147 orang
Manual jumlah perkiraan pertumbuhan
Senin 151 orang (forecasting) rata-rata penumpang per jam
Rata-Rata Jumlah Penumpang 150 orang tahun 2029 pada saat pelayanan tiket yaitu
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020 sebanyak 463 orang. Jumlah loket tiket
Persentase Penumpang di Loket Manual tersedia yaitu 3 loket tiket manual.
150 x 3 loket Jumlah Perkiraan Penumpang Loket
= x 100 = 16,15 %
2.787 Manual = 16,15 % x 2.863 = 463 orang.
Analisis loket tiket minimal yang harus Maka untuk perhitungan jumlah loket tiket
disediakan dapat dihitung dengan rumus manual dapat dihitung sebagai berikut:
persamaan 10 dan 11 berikut: 60
λ μ= = 147,8 ≈ 148 penumpang/jam
0,406
ρ= 463
μ ρ= = 3,13 ≈ 4 loket tiket manual
148
60 Tabel 22. Perhitungan Jumlah Kebutuhan
μ=
WP Loket Tiket Metode FIFO Tahun 2029
Keterangan: Pedoman
ρ = Jumlah kebutuhan loket. Jumlah Waktu Rata-Rata Pelayanan Standarisasi
λ = Tingkat kedatangan (jumlah No. Loket Stasiun 2012
Manual Durasi Jumlah Loket Jumlah Loket
penumpang datang saat peak hour). Eksisting (menit)
μ = Tingkat pelayanan.
WP = Waktu pelayanan per penumpang 1. 3 0,406 4 Minimal 3
(menit).
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020
Berdasarkan tabel 19. didapat lama
Berdasarkan tabel 22. hasil
rata-rata waktu pelayanan tiket yaitu 24,52
pengolahan dan analisis dapat diketahui
detik atau 0,406 menit. Berdasarkan tabel
bahwa jumlah loket manual yang ada saat
20. didapat jumlah rata-rata penumpang
ini yaitu 3 loket tiket manual masih baik
per jam sibuk pada saat pelayanan tiket
dan dapat melayani penumpang yang ada
yaitu sebanyak 150 orang/loket. Jumlah
pada jam sibuk. Akan tetapi untuk tahun
loket tiket tersedia yaitu 3 loket tiket
2029 yang akan datang pihak Stasiun
manual. Maka untuk perhitungan jumlah
Kereta Api Bogor lebih baik menambah
loket tiket manual dapat dihitung sebagai
loket tiket manual menjadi 4 loket tiket
berikut:
60 manual. Hal itu untuk meningkatkan
μ= = 147,8 ≈ 148 penumpang/jam kinerja pelayanan pada pembelian tiket di
0,406
loket tiket manual pada tahun 2029
150 x 3 Loket
ρ= = 3,04 loket tiket manual berdasarkan perkiraan pertumbuhan
148
penumpang. Untuk lamanya waktu
Tabel 21. Perhitungan Jumlah Kebutuhan pelayanan telah sesuai aturan Standar
Loket Tiket dengan Metode FIFO Pelayanan Minimum berdasarkan PM No.
Pedoman
Jumlah Waktu Rata-Rata Pelayanan Standarisasi
48 Tahun 2015 yang berlaku yaitu 24,52
No. Loket Stasiun 2012 detik < 180 detik per penumpang.
Manual Durasi Jumlah Loket Jumlah Loket
Eksisting (menit)
4.6. Analisis Ruang Tunggu Stasiun
1. 3 0,406 3,04 Minimal 3
4.6.1. Ruang Tunggu
Sumber: Data Hasil Analisis, 2020 Berdasarkan perhitungan, diambil
Berdasarkan tabel 21. hasil jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk
pengolahan dan analisis dapat diketahui yaitu sebanyak 2.787 orang dan jumlah
bahwa jumlah loket manual yang ada saat rata-rata penumpang per jam tidak sibuk
ini yaitu 3 loket tiket manual masih baik yaitu sebanyak 2.022 orang. Data dari PT.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 12


Kereta Commuter Indonesia (KCI), Apabila pihak terkait tidak ingin
headway di Stasiun Kereta Api Bogor menambah jumlah tempat duduk,
sekitar 7-8 menit. Luas eksisting ruang sebaiknya perlu ditingkatkan kinerja
tunggu umum yaitu 65,25 m2. Tempat terkait keteraturan/ kehandalan mengenai
duduk di area stasiun (ruang tunggu umum kesesuaian jadwal keberangkatan kereta
dan peron) berjumlah 76 tempat duduk api agar tidak menumpuknya penumpang
(prioritas 36 dan umum 40). Persentase yang menunggu dengan cara berdiri.
penumpang yang duduk di bangku area
stasiun sebagai berikut: 4.7. Analisis Peron Stasiun
Persentase penumpang duduk di bangku 4.7.1. Lebar Peron
76 Digunakan rangkaian kereta
= x 100 = 2,73 %
2.787
terpanjang yaitu 12 SF dengan panjang
Persentase penumpang duduk di bangku
76 yaitu 240 m. Digunakan data jumlah rata-
= x 100 = 3,76 % rata penumpang per jam sibuk yaitu
2.022
Berdasarkan perhitungan sebanyak 2.787 orang. Terdapat 5 peron
menunjukkan bahwa penumpang pada jam yang ada di Stasuin Kereta Api Bogor
sibuk di Stasiun Kereta Api Bogor yang dengan 4 peron jenis peron tinggi dan 1
menunggu kereta api dengan duduk di peron jenis peron rendah. Namun peron
bangku sekitar 2,73 % dari jumlah yang masih digunakan untuk operasional
penumpang. Sedangkan pada jam tidak hanya 4 peron dengan peron jenis tinggi.
sibuk penumpang yang menunggu kereta Maka dapat dihitung lebar peron sebagai
api dengan duduk di bangku sekitar 3,76 % berikut:
dari jumlah penumpang. Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron
jumlah rata−rata penumpang
=
4.6.2. Ruang Tunggu Tahun 2029 banyaknya peron
Berdasarkan perhitungan, diambil Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron
2.787 orang
jumlah perkiraan pertumbuhan = = 697 orang/peron
4
(forecasting) rata-rata penumpang per jam Kebutuhan lebar peron berdasarkan pada
tahun 2029 yaitu sebanyak 2.863 orang Peraturan Menteri Perhubungan No. 29
rata-rata penumpang per jam tidak sibuk Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis
tahun 2029 yaitu sebanyak 2.098 orang. Bangunan Stasiun Kereta Api dapat
Tempat duduk di area stasiun (ruang dihitung menggunakan rumus persamaan
tunggu umum dan peron) berjumlah 76 13. sebagai berikut:
tempat duduk (prioritas 36 dan umum 40). 0,64 m2/orang x V x LF
b=
Persentase penumpang yang duduk di l
bangku area stasiun sebagai berikut: Keterangan :
Persentase penumpang duduk di bangku b = Lebar peron (meter).
76 V = Jumlah rata-rata penumpang per
= x 100 = 2,65 %
2.863 jam sibuk dalam satu tahun (orang).
Persentase penumpang duduk di bangku LF = Load Factor (80 %).
76
= x 100 = 3,62 % l = Panjang peron sesuai dengan
2.098
Berdasarkan perhitungan dengan rangkaian terpanjang kereta api
jumlah perkiraan (forecasting) rata-rata penumpang yang beroperasi (meter)
0,64 m2 x 697 x 0,8
penumpang per jam tahun 2029, b= = 1,49 m
240
menunjukkan bahwa penumpang pada jam Untuk peron tipe diantara dua jalur, lebar
sibuk di Stasiun Kereta Api Bogor yang peron yang didapat dikalikan dengan 2
menunggu kereta api dengan duduk di sebagai berikut:
bangku sekitar 2,65 % dari jumlah Lebar Peron Diantara Dua Jalur
penumpang. Sedangkan pada jam tidak = 1,49 m x 2 = 2,98 m
sibuk penumpang yang menunggu kereta
api dengan duduk di bangku sekitar 3,62 %
dari jumlah penumpang.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 13


Tabel 23. Lebar Peron Didapat Tabel 24. Lebar Peron Tahun 2029
Disesuaikan dengan Ketentuan Didapat Disesuaikan dengan Ketentuan
Lebar Ketentuan Lebar Ketentuan
Lebar Diantara Di Lebar Lebar Diantara Di Lebar
Peron Jenis eksisti dua tepi yang Peron Jenis eksisti dua tepi yang
Peron ng jalur jalur didapat Peron ng jalur jalur didapat
(m) (m)
Tepi jalur Rendah 2,1 m - 2,05 m 1,49 m Tepi jalur Rendah 2,1 m - 2,05 m 1,53 m
(jalur 1) (jalur 1)
Diantara dua Tinggi 5,2 m 2,0 m - 2,98 m Diantara dua Tinggi 5,2 m 2,0 m - 3,06 m
jalur (jalur 2 jalur (jalur 2
dan 3) dan 3)
Diantara dua Tinggi 2,1 m 2,0 m - 2,98 m Diantara dua Tinggi 2,1 m 2,0 m - 3,06 m
jalur (jalur 4 jalur (jalur 4
dan 5) dan 5)
Diantara dua Tinggi 4,2 m 2,0 m - 2,98 m Diantara dua Tinggi 4,2 m 2,0 m - 3,06 m
jalur (jalur 6 jalur (jalur 6
dan 7) dan 7)
Tepi jalur Tinggi 2,6 m - 1,65 m 1,49 m Tepi jalur Tinggi 2,6 m - 1,65 m 1,53 m
(jalur 8) (jalur 8)

Sumber : Data Hasil Analisis, 2020 Sumber : Data Hasil Analisis, 2020
Perhitungan lebar peron Perhitungan lebar peron
berdasarkan banyaknya jumlah rata-rata berdasarkan banyaknya jumlah perkiraan
penumpang per jam di Stasiun Kereta Api pertumbuhan (forecasting) rata-rata
Bogor, maka dibutuhkan lebar peron penumpang per jam tahun 2029 di Stasiun
dengan tipe di tepi jalur yaitu 1,49 m dan Kereta Api Bogor maka dibutuhkan lebar
untuk lebar peron dengan tipe diantara peron dengan tipe di tepi jalur yaitu 1,53 m
jalur yaitu 2,98 m. Perlu dilakukan dan untuk lebar peron dengan tipe diantara
evaluasi penyesuaian lebar peron yang jalur yaitu 3,06 m. Perlu dilakukan
didapat tersebut untuk peron tinggi evaluasi penyesuaian lebar peron yang
diantara dua jalur (jalur 4 dan 5) yang didapat tersebut untuk peron tinggi
belum sesuai dan untuk 4 peron yang diantara dua jalur (jalur 4 dan 5) yang
lainnya sudah sesuai perhitungan lebar belum sesuai dan untuk 4 peron yang
peron. Hal itu untuk meningkatkan kinerja lainnya sudah sesuai perhitungan lebar
pelayanan yang baik agar pengguna peron. Hal itu untuk meningkatkan kinerja
merasa nyaman. pelayanan yang baik agar pengguna
merasa nyaman pada tahun 2029. Perlu
4.7.2. Lebar Peron Tahun 2029 adanya evaluasi dari pihak PT. Kereta Api
Berdasarkan perhitungan, diambil Indonesia (KAI), PT. Kereta Commuter
jumlah perkiraan pertumbuhan Indonesia (KCI) atau pihak Stasiun Kereta
(forecasting) rata-rata penumpang per jam Api Bogor agar mengevaluasi kebutuhan
tahun 2029 yaitu sebanyak 2.863 orang. lebar peron tesebut.
Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron
jumlah rata−rata penumpang
= V. KESIMPULAN DAN SARAN
banyaknya peron
Asumsi Penumpang Masing-Masing Peron 5.1. Kesimpulan
=
2.863 orang
= 716 orang/peron Kondisi Stasiun Kereta Api Bogor
4 berdasarkan Peraturan Menteri
0,64 m2 x 716 x 0,8
Perhubungan RI No. 48 Tahun 2015
b= = 1,53 m tentang Standar Pelayanan Minimum
240
(SPM) telah memenuhi sekitar 86,347 %
Untuk peron tipe diantara dua jalur, lebar fasilitas atribut pelayanan yang telah di
peron yang didapat dikalikan dengan 2 atur. Berdasarkan kuesioner pelayanan
sebagai berikut: kepada pengguna jasa, terdapat beberapa
Lebar Peron Diantara Dua Jalur atribut pelayanan yang perlu di evaluasi
= 1,53 m x 2 = 3,06 m terkait bobot nilai kesenjangan (gap)
paling tinggi berdasarkan penilaian

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 14


responden yaitu ketersediaan ruang 4. Untuk para peneliti lain sebaiknya
mushola terpadu dengan tempat wudhu menggunakan metode penelitian yang
untuk penyandang disabilitas. Pelayanan berbeda dalam menganalisa kinerja
terkait adanya petugas berseragam dan pelayanan di Stasiun agar lebih optimal.
mudah terlihat dinilai sangat baik oleh 5. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
responden dikarenakan bobot nilai akurat dan mewakili kondisi yang ada
kesenjangan (gap) paling rendah. Kriteria maka perlu jumlah sampel responden
“Kesetaraan” dinilai yang paling perlu yang lebih banyak dengan atribut
dilakukan peningkatan kinerja pertanyaan dalam kuesioner yang lebih
pelayanannya. Keseluruhan nilai detail. Perlu dilakukan penambahan
kesenjangan (gap) bernilai negatif yang waktu pelaksanaan survei pengamatan
artinya apa yang dirasakan pengguna jasa di lapangan yang lebih lama lagi agar
belum sesuai dengan apa yang diperoleh mendapatkan hasil dari data survei
tentunya perlu dilakukan peningkatan yang lebih baik.
pelayanan.
Berdasarkan perkiraan pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
jumlah penumpang (forecasting), jumlah [1] Adi, Urip Puji S. 2016. Analisa
penumpang diperkirakan mengalami Kebutuhan Penyediaan Ruang
penurunan dari tahun 2019 sampai 2020. Parkir Akibat Beroperasinya
Kemudian jumlah penumpang perlahan Rumah Sakit Kharitas Bhakti di
mengalami peningkatan. Jumlah ini Jalan Siam Kota Pontianak. Jurnal
diperkirakan akan terus meningkat dari FT UNTAN :1-10.
tahun ke tahun hingga tahun 2029 yang [2] Chairi, Maiyozzi dkk. 2018.
nantinya dapat mempengaruhi kinerja Evaluasi Kinerja Pelayanan Stasiun
pelayanan beberapa fasilitas yaitu Kereta Api, Simpang Haru, Kota
parkiran, loket tiket, ruang tunggu dan Padang. Civil Engineering
peron. Colaboration 1 (1):45-66.
[3] Departemen Perhubungan. 2011.
5.2. Saran Peraturan Pemerintah No. 33
1. Pihak PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Tahun 2011: Jenis, Kelas, dan
dan PT. Kereta Commuter Indonesia Kegiatan Di Stasiun Kereta Api.
(KCI) hendaknya melakukan kontrol Jakarta: Departemen Perhubungan
penerapan Standar Pelayanan Direktorat.
Minimum (SPM) secara berkala pada [4] Direktorat Jenderal Perhubungan
tiap-tiap Stasiun KRL di Jabodetabek Darat. 1998. Pedoman Perencanaan
terutama Stasiun dengan Kelas Besar dan Pengoperasian Fasilitas
Tipe A salah satunya yaitu Stasiun Parkir. Jakarta: Departemen
Kereta Api Bogor. Kemudian Perhubungan Darat.
melakukan evaluasi pengadaan fasilitas [5] Fauzi, Moch. Rizki. 2016. Evaluasi
layanan yang belum tersedia untuk Kinerja Pelayanan Stasiun Kereta
meningkatkan kualitas pelayanan di Api Probolinggo [skripsi]. Jember
Stasiun Kereta Api Bogor. (ID): Universitas Jember.
2. Tetap menerapkan protokol kesehatan [6] Herlina, Vivi. 2019. Panduan
untuk tahun mendatang guna mencegah Praktis Mengolah Data Kuesioner
penularan penyakit seperti yang terjadi Menggunakan SPSS. Jakarta: PT.
di tahun sebelumnya. Elex Media Komputindo Gramedia.
3. Mengantisipasi peningkatan jumlah [7] Peraturan Menteri Perhubungan.
penumpang berdasarkan perhitungan 2011. PM No. 29 Tahun 2011
perkiraan jumlah penumpang di tahun Tentang Persyaratan Teknis
2029, sebaiknya pihak terkait perlu Bangunan Stasiun Kereta Api.
mempersiapkan peningkatan pelayanan Jakarta: Peraturan Menteri
parkiran, loket tiket, ruang tunggu dan Perhubungan.
peron.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 15


[8] Peraturan Pemerintah Republik https://www.tribunnews.com/travel/
Indonesia. 2015. Standar Pelayanan 2018/03/09/menilik-perkembangan-
Minimum Angkutan Orang Dengan kereta-api-indonesia-dari-masa-ke-
Kereta Api Nomor : 48 Tahun 2015. masa [Diakses 7 Desember 2019].
Jakarta: Peraturan Pemerintah [20] Arifin, Ahmad. (2019). R Tabel
Republik Indonesia. SPSS – Pengertian, Fungsi, Rumus
[9] PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Cara Membaca Tabel R. [Online].
2012. Pedoman Standarisasi Tersedia:
Stasiun Kereta Api Indonesia. (https://rumusbilangan.com/r-tabel/
Bandung : PT. Kereta Api Indonesia [Diakses 7 Desember 2019].
(Persero). [21] Binus University. (2014). Uji
[10] Ramadhayanti, Ana. 2019. Aplikasi Validitas dan Realibilitas. [Online].
SPSS untuk Penelitian dan Riset Tersedia:
Pasar. Jakarta: PT. Elex Media https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/
Komputindo Gramedia. u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-
[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/. [Diakses 21
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Oktober 2019].
Bandung: Alfabeta.
[12] Sujarweni, V. Wiratna. 2014. BIODATA PENULIS
Metodologi Penelitian. Yogyakarta: 1) Ibnu Mufassirin, ST. Alumni (2020)
Pustaka Baru Press. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
[13] Sulistiyani, Maulya W. 2014. Teknik, Universitas Pakuan Bogor (E-
Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi mail : ibnumufassirin202@gmail.com.)
Surabaya. Jurnal Teknik POMITS 2) Ir. Budi Arief, MT. Staf Dosen
1(1):1-4. Pengajar dan Kepala Program Studi
[14] Syaiful. 2018. Analisis Kapasitas Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Parkir di Sekitar Stasiun Bogor. Universitas Pakuan Bogor.
Media Teknik Sipil 16(1):52-59. 3) Ir. Puji Wiranto, MT. Staf Dosen
[15] Tjiptono, Fandy. 1997. Prinsip- Pengajar Program Studi Teknik Sipil,
prinsip Total Quality Service. Fakultas Teknik, Universitas Pakuan
Yogyakarta: Andi. Bogor.
[16] Tjiptono, Fandy dan Gregorius
Chandra. 2005. Service, Quality &
Satisfaction. Yogyakarta : Andi.
[17] Undang-Undangan Republik
Indonesia. 2007. UU No. 23 Tahun
2007 Tentang Perkeretaapian.
Jakarta : Undang-Undangan
Republik Indonesia.
[18] Anonim. (2015). Teknik Proyeksi
Penduduk Sebagai Alat Analisa
Perencanaan Pembangunan.
[Online]. Tersedia:
http://www.radarplanologi.com/201
5/10/teknik-proyeksi-penduduk-
sebagai-alat-analisis-perencanaan-
pembangunan.html [Diakses 21
Oktober 2019].
[19] Anonim. (2018, 9 Maret). Menilik
Perkembangan Kereta Api
Indonesia dari Masa ke Masa.
Tribun news [Online], halaman 1.
Tersedia:

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 16

Anda mungkin juga menyukai