DI STASIUN KADIPIRO
Disusun Oleh :
YULI SETIAWAN
NIM : 30602200281
C. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan pada kegiatan audit manajemen energi meliputi
penghitungan peralatan yang membutuhkan energi listri, penghitungan
kebutuhan energi listrik di stasiun Kadipiro dengan menggunakan gambar
terlaksana pembangunan stasiun Kadipiro.
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Manajemen Energi
Dalam Permen ESDM Nomor : 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
Energi disebutkan bahwa manajemen energi merupakan suatu kegiatan terpadu
untuk mengendalikan konsumsi energi tercapai pemanfaat energi yang efektif dan
efisien untuk menghasilkan keluaran yang maksimal melalui Tindakan teknis
secara terstruktur dan ekonomis untuk meminimalisasi pemanfaatan energi
termasuk energi untuk proses produksi dan meminimalisasi konsumsi bahan baku
dan bahan pendukung. Pada peraturan tersebut ditulis juga bahwa pengguna
sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau
energi kurang dari 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun untuk dapat
melaksanakan manajemen energi dan/atau melaksanakan penghematan energi.
Manajemen energi dapat dilakukan dengan melakukan menunjuk
manajer enegi, Menyusun program konservasi energi, melaksanakan audit energi
secara berkala, melaksanakan rekomendasi hasil audit energi dan melaporkan
pelaksanaan manajemen energi setiap tahun kepada Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. Konservasi energi merupakan kegiatan
untuk memelihara sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan
pemanfaatan energi secara efisien untuk mewujudkan kemampuan penyediaan
energi. Program konservasi energi dapat dilakukan paling sedikit memuat rencana
yang akan dilakukan, target pencapaian, jenis dan konsumsi energi, langkah-
langkah konservasi energi serta jumlah produk yang dihasilkn atau jasa yang
diberikan.
Sedangkan audit energi adalah suatu proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan
efisiensi pada pengguna sumber energi dan pengguna energi dalam rangka
konservasi energi. Audit energi dimaksud dapat dilaksanakan secara berkala
sekurang-kurangnya pada peralatan pemanfaat energi utama paling sedikit 1 (satu)
kali dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. Dalam pelaksanaan penghematan energi
dapat dilakukan melalui sistem tata udara, sistem tata cahaya, peralatan pendukung,
proses produksi; dan/atau peralatan pemanfaat energi utama. Dengan dilakukan
penghematan energi tersebut dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta
meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi pengguna energi maupun penyedia
energi listrik.
C. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan merupakan sistem yang berkaitan dengan tata
cahaya, sistem pencahayaan merupakan salah satu sistem yang vital pada
bangunan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan, kualitas kerja serta
produktifitas bekerja. Sistem pencahayaan yang baik dilihat dari aspek kualitas,
kuantitas dan efisiensi penggunaan energi. Sistem pencahayaan sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu sistem pencahayaan alami yang dimana memanfaatkan sinar
matahari atau cahaya alami, dan sistem pecahayaan buatan yang sumbernya
menggunakan perubahan dari energi lain sebagai sistem penerangan.
Pada sistem pencahayaan buatan telah ditetapkan dalam SNI 6197:2011
tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan. Dalam penggunaan
pencahayaan buatan dapat memperhatikan temperature warna, tingkat
pencahayaan (iluminans) serta umur ekonomis dari peralatan pencahayaan
tersebut.
Tabel 2.2 Perbandingan efikasi luminous dari lampu yang umum
Dimana:
FTotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi (lumen)
Kp = Koefisien penggunaan
n = jumlah lampu
B. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini diperlukan beberapa data yang akan digunakan
untuk mengetahui Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sehingga dapat mengetahui
berapa kebutuhan energi serta potensi penghematan energi.
1. Melakukan pengumpulan data terkait bangunan stasiun bandara NYIA meliputi
denah bangunan, peralatan penerangan serta peralatan pengatur suhu yang
digunakan;
2. Mengumpulkan data terkait perjalanan kereta dari dan menuju stasiun bandara
NYIA dan rata-rata penumpang dalam 1 (satu) hari.
Dimensi
No Nama Ruangan
P L Luas
(m) (m) (m2)
1 R. PPKA 4,8 9 43,2
Peralatan
Nama
No
Ruangan Daya Lumen Kuat
Lampu
(18 watt/titik) (80/watt) Pencahayaan
1 R. PPKA 4 72 5.760 133,33
2 Pantry - 0 - -
Peralatan
Nama
No
Ruangan Daya
AC Jumlah Daya Luas Ruangan
(watt/titik)
1 R. PPKA 2 1.200 2.400 43,2
IKE2 = 14,91
B. Pembahasan
Dari hasil perhitungan tersebut untuk IKE pada ruangan tanpa AC
sudah pada kategori efisien dengan nilai 0,869 kWh/m2/bulan, namun nilai IKE
pada ruangan ber-AC masih dalam kategori agak boros dengan nilai 14,91
kWh/m2/bulan. Dari hasil perhitungan tersebut di atas perlu dilakukannya
konservasi energi lebih lanjut untuk penghematan penggunaan energi listrik untuk
peralatan pengatur suhu ruangan agar tetap memenuhi standar SPM angkutan
penumpang dengan kereta serta memenuhi dalam kategori IKE efisien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang dilakukan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai IKE pada ruangan tanpa AC dalam kategori efisien dengan nilai IKE
0,869 kWh/m2/bulan sedangkan ruangan ber-AC dalam kategori agak boros
dengan nilai IKE 14,91 kWh/m2/bulan.
2. Dalam pemenuhan Standar Pelayan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta
Api Stasiun Kadipiro telah memenuhi persyaratan dengan rata-rata tingkat
intensitas cahaya dengan pencahayaan buatan sebesar 210,87 lux dari standar
yaitu minim 200 lux, untuk pengaturan suhu dengan menggunakan 7 unit AC
split yang kapasitasnya disesuaikan dengan luasnya ruangan serta
memanfaatkan sirkulasi udara.
B. Rekomendasi
Dari hasil kesimpulan tersebut terdapat beberapa rekomendasi untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan daya listrik di Stasiun Kadipiro utamanya pada
penggunaan peralatan pendingin udara pada ruang ber-AC dapat menggunakan
pendingin udara “Low Watt” dan memaksimalkan sirkulasi udara alami.
Penggunaan solar sel juga dapat menjadi pertimbangan mengingat Stasiun
Kadipiro memiliki intesitas pencahayaan matahari yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri ESDM. 2012. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor : 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Energi.
Jakarta. Kementerian ESDM.
Menteri Perhubungan. 2019. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor : PM 63 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang
Dengan Kereta Api. Jakarta. Kementerian Perhubungan.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-6197-2000, Konservasi Energi Pada
Sistem Pencahayaan. Jakarta: BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-6196-2000, Prosedur Audit Energi Pada
Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 2001. SNI 03-6575-2001, Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 6197:2011, Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan. Jakarta: BSN.
Prasetya, Yoga. 2014. Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik
Pada Sistem Pencahayaan dan Air Conditioning (AC) di Gedung Perpustakaan
Umum dan Arsip Daerah Kota Malang. Malang. Universitas Brawijaya.
Riyadi, Seno. 2017. Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik Pada
Sistem Pencahyaan dan Air Conditioning di Gedung Graha Mustika Ratu.
Jakarta. STTPLN.
Yuliantoro, Ardhi Dwi dkk. 2019. Analisa Konsumsi Energi Listrik Untuk
Penghematan Energi Listrik di Gedung Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan
Agung. Semarang. Unissula.
Widihastuti, Ida. 2023. Audit Energi. Semarang. Unissula