Anda di halaman 1dari 7

Pusgerak BEM UI

Pusgerak BEM UI

Kajian Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api Kelas Commuter Line

Mengapa Kereta Api? Kereta api memiliki dua keunggulan utama dibandingkan moda transportasi darat lainnya. Pertama, kereta api merupakan moda transportasi darat dengan konsumsi energi yang paling efisien. Jika diasumsikan bahwa harga BBM solar pada tahun 2010 sebesar Rp 4.500,00 maka konsumsi energi BBM/Km penumpang untuk kereta api hanya sebesar Rp 9,00 lebih kecil dibandingkan dengan bus dan mobil yang masing-masing sebesar Rp 56,25 dan Rp 90,00.
Tabel 1, Perbandingan Konsumsi Energi BBM/Km Pnp

Moda Transportasi Kereta Api Bus Mobil

Volume Angkut 1500 orang 40 orang 5 orang

Konsumsi Energi BBM/KM 3 liter 0,5 liter 0,1 liter

Penggunaan Energi BBM/KM/Pnp 0,0020 0,0125 0,0200

Kedua, kereta api merupakan moda transportasi yang memiliki emisi gas buang CO2 sangat rendah. Hal ini dapat dilihat melalui diagram berikut.
Diagram 1, Emisi CO2 Tahun 2005 Per Sektor dan Mode Transportasi

Pusgerak BEM UI

Melihat keunggulannya kereta api sangat cocok bagi perjalanan yang bersifat komuter (perkotaan) karena kereta api merupakan moda transportasi yang daya angkut yang lebih besar, hemat energi, dan ramah lingkungan. Untuk kawasan perkotaan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), layanan kereta komuter, baik kelas ekonomi dan kelas commuter line yang menggunakan AC, dioperasikan oleh PT Commuter Jabodetabek, anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 83 Tahun 2011 yang berisi tentang penugasan PT KAI diberi oleh pemerintah dalam menyelanggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian jalur lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Penugasan penyelenggaraan prasarana dan sarana dalam Pepres ini meliputi pembangunan prasarana perkeretaapian; pengadaan sarana perkeretaapian; dan pengoperasian, perawatan, serta pengusahaan prasarana dan sarana perkertaapiaan. Dalam Perpres ini juga disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian dan biaya pengadaan lahan yang diperlukan, bersumber dari dan diusahakan oleh PT KAI dan tidak bersumber dari APBN ataupun APBD. Khusus kelas ekonomi diatur melalui mekanisme

public service obligation melalui Pepres Nomor 53 Tahun 2012 yang dananya bersumber
dari APBN. Jadi, dalam hal ini penyelenggaraan pelayanan kereta Lingkar Jabodetabek kelas ekonomi disubsidi oleh pemerintah dan untuk kelas commuter line mengikuti mekanisme pasar.

Kenaikan Tarif Kelas Commuter Line Dalam menyelanggarakan layanan Kereta Lingkar Jabodetabek kelas commuter line yang memenuhi standar pelayanan minimum sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011, maka PT KAI akan menaikkan harga tiket kelas commuter line sebesar Rp 2.000,00 untuk semua relasi per 1 Oktober 2012. Berdasarkan kenaikan tarif ini maka akan terjadi perubahan harga sebagai berikut. Rp 9.000 untuk Relasi Bogor Jakarta/Jatinegara Rp 8.000 untuk Relasi Depok Bogor Rp 8.000 untuk Relasi Depok Jakarta/Jatinegara Rp 8.500 untuk Relasi Bekasi Jakarta/Stasiun Transit Rp 8.000 untuk Relasi Parung Panjang/Serpong Tanah Abang/Stasiun Transit Rp 7.500 untuk Relasi Tangerang Duri/Stasiun Transit

Dengan kenaikan tarif itu, PT KAI akan berjanji meningkatkan layanan penumpang di seluruh kereta dan stasiun melalui penambahan jumlah armada, peremajaan stasiun dan peron, penambahan jumlah petugas keamanan, dan lainnya.

Pusgerak BEM UI

Kami perkirakan bahwa dampak langsung dari kenaikan tarif kereta api kelas commuter line ini adalah akan melonjakkan jumlah penumpang kereta kelas ekonomi. Hal ini diakibatkan beralihnya penumpang kelas commuter line ke kelas ekonomi. Dikhawatirkan dengan beralihnya penumpang ke kelas ekonomi akan menyebabkan kereta kelas ekonomi akan semakin penuh sesak. Padahal melihat kondisi kereta api kelas ekonomi saat ini saja sudah tidak manusiawi lagi untuk dinaiki oleh penumpang, apalagi nanti jika penumpang kelas commuter line beralih ke kereta kelas ekonomi. Selain itu, konsekuensi logis yang mungkin terjadi adalah terjadinya peralihan moda transportasi dari pengguna kereta api kelas commuter line ke moda transportasi lainnya yang lebih murah. Tentunya hal ini disayangkan mengingat kereta api adalah alternatif terbaik mengatasi masalah transportasi darat yang semakin padat (Haryani, Nunik., 1996) dan seharusnya menjadi transportasi utama penduduk Jabodetabek.

Sikap dan Rekomendasi Melihat dampak yang akan ditimbulkan oleh kenaikan tarif kereta kelas commuter line tersebut, maka kami Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) MENOLAK kenaikkan tarif tersebut. Selain itu, kami memberikan rekomendasi berupa : 1. Mengingat kereta api adalah transportasi massal yang paling efisien dalam menggunakan energi dan mereka yang menaiki kereta api telah berkontribusi dalam program penghematan BBM, sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang tinggi melalui pemberian insentif yang lebih besar bagi transportasi kereta api, termasuk di dalamnya pengguna kereta api kelas commuter line Jabodetabek. Juga diharapkan pemerintah memprioritaskan transportasi umum, khususnya kereta api dalam program pengalihan subsidi BBM di masa depan melalui mekanisme public

service obligation, termasuk kereta api kelas commuter line.


2. Memperhatikan Pasal 2 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa perkeretaapian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi nasional diselenggarakan berdasarkan asas MANFAAT, KEADILAN, keseimbangan, KEPENTINGAN UMUM, keterpaduan, kemandirian, transparansi, akuntabilitas, dan berkelanjutan, maka PT KAI, melalui anak usahanya PT Commuter Jabodetabek yang diberi amanah untuk menyelanggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian jalur lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) WAJIB memenuhi standar pelayanan minimum dengan menjadikan kenaikan tarif sebagai SOLUSI AKHIR dan tidak mengorbankan penumpang kereta api kelas

commuter line yang sudah berkontribusi besar dalam penghematan subsidi BBM.

Pusgerak BEM UI

3. Memperhatikan huruf C dan D Pasal 16 Peraturan Menteri Perhubungan No 28 Tahun 2012 Tentang Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api, PT KAI, melalui PT KAI, melalui anak usahanya PT Commuter Jabodetabek yang diberi amanah untuk menyelanggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian jalur lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) SEHARUSNYA memberlakukan pemotongan tarif maksimal 50% kepada pelajar dan mahasiswa di bawah usia 25 tahun dan 75% kepada lansia di atas 60 tahun dan WAJIB menyebarluaskan informasi mengenai amanah pemotongan tarif tersebut.

Pusgerak BEM UI

Pusgerak BEM UI

Anda mungkin juga menyukai