Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336

Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

ANALISIS PEMAKAIAN DAN UPAYA UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI


LISTRIK DI UNIVERSITAS LISTRIK DI UNIVERSITAS MUHAMMMADIAYH
SIDOARJO

Gilang Adhiaksa1, Niken Adriaty Basyarach2, Hadi Tasmono3,


1,2,3,
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118
Telp. (031) 5931800 , Faks. (031) 5927817
E-mail: 1gilangadhiaksa@gmail.com, 2nikenbasyarach@untag-sby.ac.id

ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang proses
pembelajaran di bidan hard skill dicapai melalui konsep learning by doing berisikan materi teori 60% dan prakterk
40%. Dengan bertambahnya jumlah mahasiswa/i setiap tahunnya akan memicu pembangunan gedung baru sebagai
ruang kelas baru. Semakin bertambahnya gedung baru tentunya akan ada penambahan fasilitas baru untuk
menunjang proses perkuliahan sehingga diperlukaadanya audit energi dan analisis pemaikaian energi. Setelah
dilakukan Audit energi pada sistem penerangan dan sistem pendingin pada lima gedung di Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo yaitu gedung A sebesar 118 kWh//m², Gedung B sebesar 140 kWh/m², Gedung C sebesar
151 kWh//m²,Gedung D sebesar 86 kWh//m², dan Gedung E sebesar 179 kWh//m². dari ke lima gedung tersebut nilai
IKE nya masih tergolong efisien karena masih di bawah standart ASEAN-USAID yaitu sebesar 240 kWh/m².

Kata Kunci : Analis pemakaian, Audit Energi, Efisiensi, Energi Listrik, IKE.

1. PENDAHULUAN maka kemungkinan terjadi penurunan efisiensi


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adalah peralatan kelistrikkan dan kenaikan konsumsi energi.
institusi pendidikan tinggi islam yang terletak di kota Akibat kebutuhan penggunakan energi listrik,
Sidoarjo. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terus mengakibatkan terjadi penambahan beban pada
berkembang untuk menjadi institusi pendidikan islam ruangan. Pemasangan penambahan beban yang tidak
yang superior dan siap bersaing di dunia global. sesuai dengan standar kelistrikan Persyaratan Umum
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memiliki sistem Instalasi Listrik (PUIL,,2000) mengakibatkan terjadi
pendidikan yang inovatif dan ketrampilan kompetitif ke tidak seimbangan beban [1]. Bila ini dibiarkan saja
yang secara global dibutuhkan oleh industri, badan maka akan mempengaruhi pada keamanan dan
pemerintahan dan masyarakat. Ada beberapa jurusan kenyamanan gedung, efisiensi energi, produktivitas,
di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu dan kinerja karyawan yang bekerja, serta mahasiswa
Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Manajemen, yang ada pada gedung tersebut. Contoh pengukuran
Akuntansi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, untuk tingkat pencahayaan di kelas dengan
Pendidikan Guru Bahasa Inggris dan Pendidikan menggunakan Lux Meter yaitu sebesar 45 Lux,
Agama Islam, Teknik Industri, Teknik Informatika, padahal untuk standart SNI 03-6197-2000 nilai
Teknik Mesin, Teknik Elektro, Pertanian, Psikologi, tingkat pencahayaan untuk ruang kelas sebesar 250
Hukum, Kebidanan dan Analis Kesehatan. Dengan Lux, dengan kenaikan Ampere pada lampu TL di
bertambahnya jumlah mahasiswa/i setiap tahunnya setiap ruangan kelas maupun kantor yang dikarekan
akan memicu pembangunan gedung baru sebagai umur pemakaian lampu yang sudah lama.
ruang kelas yang baru. Audit Energi merupakan langkah awal dalam
Dengan bertambahnya gedung baru tentunya mengidentifikasi potensi – potensi penghematan
akan ada penambahan sarana dan prasana baru untuk energi. Yang nantinya akan menghasilkan data – data
menunjang proses belajar mengajar. Dengan adanya penggunaan energi yang dapat digunakan sebagai
beberapa gedung yang berumur lebih dari 10 tahun, landasan dalam program efisiensi energi disana. Audit
Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336
Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

Energi Pemakaian akan dilakukan dibeberapa gedung 2.3 Audit Energi Awal
di Universitas Muhammdiyah Sidoarjo yang nantinya Audit energi awal merupakan pengumpulan
akan dihitung pemakaian energi sesuai modul data awal, tidak menggunakan instrumentasi yang
Pelatihan Audit Energi yang telah ditetapkan di canggih dan hanya menggunakan data yang tersedia.
berbagai Negara di ASEAN dan APEC. Menurut hasil Dengan kata lain energi awal merupakan
penilitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada pengumpulan data dimana, bagaimana, berapa, dan
tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada jenis energi apa yang digunakan oleh suatu fasilitas.
tahun 1992, standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) [2].
listrik di Indonesia untuk Perkantoran dan Pendidikan Audit energi awal perlu dilaksanakan bila audit
(komersil) sebesar 240 kWh/m2/tahun. Jika dalam energi singkat merekomendasikan untuk dilakukan
analisa energi tidak sesuai maka akan dilakukan peneltian lebih lanjut pada seluruh bangunan gedung.
penghematan energi agar sesuai standar IKE. Audit energi awal bisa juga secara langsung
dilaksanakan tanpa audit singkat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Konservasi Energi 2.4 Audit Energi Rinci
Negara Indonesia kaya akan sumber energi Audit energi rinci merupakan survey data yang
tetapi pemanfaatannya selama ini belum seimbang dilakukan menggunakan alat instrumentasi untuk
karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi mendapatkan data pemakaian energi, yang selanjutnya
minyak bumi. Padahal suumber minyak bumi ini diteruskan dengan analisa data secara rinci guna
merupakan pendapatan yang terpenting dan mengidentifikasi jumlah energi yang dikonsumsi oleh
persediaannya terbatas. Ketergantungan pada satu peralatan, komponen, bagian – bagian tertentu dari
sumber energi yaitu minyak bumi dan produk bangunan, sehingga pada akhirnya dapat disusun
turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus – aliran energi keseluruhan bangunan. [2]
menerus karena kebutuhan nergi yang akan terus Audit energi rinci perlu dilakukan untuk
meningkat baik disebabkan meningkatnya industri mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan,
maupun pertambahan jumlah penduduk serta adanya sehingga dapat diketahui peralatan pengguna
peningkatan kesejahteraan masyarakat [4]. energiiapa saja yang pemakaian energi cukup besar.

2.2 Audit Energi 2.5 Intensitas Konsumsi Energi


Audit energi merupakan salah satu kegiatan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah
untuk mengetahui pola pemakaian energi dari alat istilah yang digunakan untuk menyatakan
yang menggunakan energi yang ada di gedung. Pola perbandingan antara jumlah total energi yang
pemakaian energi ini diamati pada peralatan-peralatan digunakan dengan luas bangunan gedung dalam
utama penggunaan energi seperti air conditioner, lift, periode waktu tertentu (kWh/m² atau kWh/m²/tahun).
pencahayaan, boiler dan motor – motor listrik. Nilai IKE ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
Dengan didapat untuk menghasilkan program efisiensi mengatahui potensi penghematan yang dapat
yang sukses, audit energi mutlak dilaksanakan. Proses dilakukan pada setiap ruangan atau sebuah gedung
energi audit juga merupakan langkah awal dalam secara keseluruhan dalam rangka konservasi energi.
mengidentifikasi potensi – potensi penghematan Nilai IKE ini juga dapat digunakan sebagai nilai
energi. Audit ini akan menghasilkan data – data perbandingan dengan batas standar yang ada
penggunaan energi yang dapat digunakan sebagai sehinggaIakan diketahui seberapa efisien sebuah
acuan dalam program efisiensi energy dalam hal ini ruangan atau gedung tersebut. [5]
meminimisasi kerugian daya yang terjadi pada Standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
jaringan yang ada hubungannnya dengan jaringan
listrik di Indonesia adalah sebagi berikut. :
distribusi. [3]. Secara otomatis, hasil audit juga akan
memberikan informasi mengenai langkah – langkah a. IKE untuk perkantoran (komersil):
yang tepat untuk menjalankan program efisiensi
energi. Proses ini juga dasar dari penentuan target 240 kWh/m²/tahun
efisiensi yang akan menjadi acuan dalam penyusunan b. IKE untuk pusat belanja:
rencana aksi yang berisi berbagai rekomendasi 330 kWh/m²/tahun
penghematan energi. [2]
c. IKE untuk hotel /apartemen:
Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336
Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

300 kWh/m²/tahun 6. Menghitung jumlah daya terpasang dan


d. IKE untuk rumah sakit / industri: memeriksa apakah daya terpasang per meter
persegi tidak melampaui angka maksimum
380 kWh/m²/tahun yang telah ditentukan.
e. Perkantoran Pemerintah (AC): 3.3 Flowchart Pengerjaan Penelitian
165 kWh/m²/tahun Dalam pengerjaan penelitian ada beberapa yang
f. Perkantoran Pemerintah (non AC) : perlu dilakukan dapat dilihat pada alur flowchart
65 kWh/m²/tahun penelitian seperti pada gambar di bawah ini :

3. METODE PENELITIAN
3.1 Data Penelitian
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan data dengan cara memonitoring
pemakaian energi di gedung A,B,C,D,E di Univeristas
Muhammadiyah Sidoarjo dengan membandingkan
waktu beban puncak pagi hari dan waktu beban
puncak di malam hari. Dalam dua waktu beban puncak
yang berbeda ini nantinya akan di focus kan pada
penghematan energi dengan cara melakukan
pengambilan data dengan obervasi ke seluruh ruangan
yang ada di gedung. Yang kemudian setelah di
lakukan perhitungan nilainya akan di bandingkan
dengan standart yang ada, seperti standart penerangan
pada ruangan dan standart sistem pendingin udara.
Dalam proses ini meliputi audit energi suatu gedung
dimana hasilnya akan dibandingkan dengan insitas
konsumsi energi (IKE) dengan standart IKE. Dan
kemudian akan di analisa penghematan energi jika
tingkat konsumsi melebihi standartnya. Apabila nilai
IKE masih memenuhi standar maka akan tetap
dilakukan audit energi rinci mengingat akan dilkaukan
upaya penghematan penggunaan energi dan
standarisasi untuk penerangan dan sistem pendingin
pada setiap ruangan pada semua gedung.

3.2 Pengambilan data


Prosedur umum perhitungan besarnya
pemakaian energi listrik untuk sistem penerangan
buatan dalam rangka penghematan energi sebagai
berikut :
1. Menentukan tingkat penerangan rata-rata
(lux) sesuai dengan fungsi ruangan.
2. Menentukan sumber cahaya (jenis lampu)
yang paling efisien sesuai dengan
penggunaan termasuk renderansi warnanya.
3. Menentukan tata letak armatur dan pemilihan
jenis, bahan dan warna permukaan ruangan
(dinding, lantai, langit-langit).
4. Menghitung jumlah Fluks Luminus (lumen)
dan jumlah lampu yang diperlukan
5. Menentukan jenis penerangan, merata, atau
setempat. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336
Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

4.1 Sistem Kelistrikan di Universitas 𝑘𝑊ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


Muhammadiyah Sidoarjo 𝐼𝐾𝐸 𝑘𝑊ℎ/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
Luas Bangunan
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di 148.152
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini di suplai oleh = = 195,9691 𝑘𝑊ℎ/𝑚²
756
sumber PLN dengan golongan tariff daya listrik
(S2/TM) yang berjumlah dua transformator dengan
kapasitas daya masing-masing sebesar 197 kVA.
IKE kWh/m²/Tahun
240
4.2 Audit Energi Awal LANTAI 1
190
4.2.1 Data Konsumsi Energi 140 LANTAI 2
Data konsumsi energi dibawah ini di dapat 90 LANTAI 3
berdasarkan pengukuran pada panel LVMDP setiap
40 LANTAI 4
hari senin sampai sabtu di beberapa gedung di
-10
Universitas Muhammadiyah sidorjo sebelum LANTAI 5
dilakukan efisiensi energi.
LANTAI 6

Pemakaian kWh/Tahun
160.000 Gambar 2. Grafik Penggunaan Energi Listrik dalam
Setahun untuk Setiap Lantai.
110.000

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai


60.000
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) setiap gedung
10.000
masih memenuhi standar sebagai contoh untuk gedung
A lantai 1nilai IKE sebesar 130,3027 kWh/Tahun.
GEDUNG GEDUNG GEDUNG GEDUNG GEDUNG
-40.000 A B C D E Nilai tersebut bisa dikatakan sangat efisien mengingat
standar IKE untuk perkantoran danIpendidikan yaitu
240 kWh/Tahun. Nilai tersebut memungkinkan akan
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4
meningkat mengingat pengukutan kWh dilakukan
pada saat perkuliahan sudah memasuki hari libur.
Gambar 1. Pemakaian Energi ( kWh/Tahun)
4.4 Audit Energi Rinci
4.2.2 Luas Gedung_Gedung Universitas Setelah didapatkan data untuk menghitung IKE
Muhammadiyah Sidoarjo rinci pada sistem penerangan berikut adalah langkah-
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo langkah untuk melakukan perhitungan sebagai
memiliki beberapa gedung fakultas, dari lima gedung
berikut:
yang akan dilakukan analisa energi mempunyai luasan
yang bebeda-beda, untuk mengetahui luasan tiap a. Menghitung kuat penerangan ruangan pada
gedung dilakukan perhitungan dengan cara setiap gedung
mengalikan total panjang banngunan dengan total b. Membandingkan IKE dengan standar yang
lebar bangunan. berlaku.
a. Gedung A memiliki luas bangunan 950 m² 4.5 Analisis Solusi Manajemen Energi
b. Gedung B memilki luas bangunan 160 m² 4.5.1. Sistem Penerangan
c. Gedung C memiliki luas bangunan 196 m² Pergantian lampu perlu dilakukan
d. Gedung D memilki luas bangunan 722 m² dikarenakan audit energi rinci yang dilakukan pada
e. Gedung E memiliki luas bangunan 756 m² system penerangan di dapatkan nilai lumen pada
sebagian ruang masih di bawah SNI 03—6197-
Dari data luasan bangunan gedung A 2000 Konservasi Energi Pada Sistem Penerangan.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, maka dapat
Contoh perhitungan kuat penerangan yang
dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
dengan persamaan rumus (3.7.5) selama satu tahun, dilakukan di gedung A ruang kuliah lantai 3.
berikut perhitungannya : A. Ruang Kuliah
1. Dimensi Ruang
Panjang (P) :8m
Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336
Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

Lebar (L) :7m 4.6 Hasil Perhitungan IKE Setelah Dilakukan


Tinggi : 3,5 m Efisiensi
Luas (A): 56 m² Tabel 2. IKE Setelah dilakukan Efisiensi
2. Komposisi lampu terpasang lampu TL LED PENGGUN IKE
LUAS STANDAR
36 Watt berjumlah 6 buah. AAN kWh/
GEDUNG BANGUN T IKE
3. Fluks lampu (Ql) : 5600 lumen (katalog kWh/Tah m2/TA
AN (kWh/m2)
un HUN
lampu pada lampiran) A LANTAI 118,05
112,147 240
4. Jenis penerang : Langsung 1 0
5. Langit – langit : Terang A LANTAI
87,290 950 92,093 240
2
6. Dinding : Semi Terang A LANTAI
7. Rumus kuat penerangan adalah sebagai 77,610 81,695 240
3
berikut :
n x l x LLF x CU B LANTAI 110,72
𝐸= 17,716 240
1 7
PxL B LANTAI 113,03
18,085 160 240
2 7
6 x 5600 x 0,8 x 65% B LANTAI 140,13
𝐸= 22,421 240
8x7 3 5

𝐸 = 312 𝐿𝑢𝑥 PENGGU IKE


LUAS
GEDUN NAAN kWh/ STANDART IKE
BANGU
Setelah dilakukan penggantian lampu dapat G kWh/Tah
NAN
m2/TA (kWh/m2)
un HUN
dilihat besaran lux adalah 312 lux dimana nilai
C
tersebut sudah dengan standar untuk ruang kelas yaitu 151,27
LANTAI 29,649 240
2
250 Lux 1
C
LANTAI 19,493 196 99,458 240
4.5.2 Sistem Pendingin 2
Setelah dilakukan perhitungan Audit Energi C
101,04
Rinci pada sistem pendingin, maka akan dilakukan LANTAI 19,810 240
7
perhitungan ulang pada system pendingin ruang kuliah 3
gedung A lantai 3.
Contoh perhitungan kapasitas AC (Air D
151,27
Conditioner) yang dilakukan di gedung A lantai 3 LANTAI 46,353 240
2
1
1. Ruang Kelas
D
Panjang (P) :8m LANTAI 62,032 722 99,458 240
Lebar (L) :7m 2
Tinggi : 3,5 m D
101,07
Luas (A): 56 m² LANTAI 62,428
4
240
2. Jumlah AC terpasang 3
AC split 1,5 PK 2 buah
3. Kapasitas AC yang dibutuhkan : E
LANTAI 1,478 1,956 240
1
𝑃𝐾 𝐴𝐶 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛:
E
= (𝑃𝑥𝐿𝑥𝑇𝑥𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 1 𝑥 37) + (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 2) 179,13
LANTAI 135,422 240
0
= (8 𝑥 7 𝑥 3,5 𝑥 5 𝑥 37) + ( 40 𝑥 600) 2
𝐵𝑡𝑢 E
100,67
= 36260 + 24000 = 60260 LANTAI 76,109 756 240
𝑗𝑎𝑚 4
3
Dari perhtiungan diatas penggunaan AC pada gedung E
A lantai 3 nilai Btu/Jam yang terpasang sebesar 24000 LANTAI 63,129 83.504 240
4
Btu/jam. Sedangkan nilai Btu/Jam yang di butuhkan
E
ruangan tersebut pada perhitungan Audit Energi Rinci LANTAI 62,409 82,552 240
system pendingin sebesar 60260 Btu/Jam. 5
Jurnal Elsains P-ISSN: 2567 – 6336
Volume I, Nomor 2, Nopember 2019 E-ISSN : 2656 - 7075

E kWh//m²,Gedung D sebesar 86 kWh//m²,


LANTAI 62,409 82,552 240 dan Gedung E sebesar 179 kWh//m². dari ke
6
lima gedung tersebut nilai IKE nya masih
tergolong efisien karena masih di bawah
PENGGU IKE
GEDUN NAAN kWh/ STANDART IKE standart ASEAN-USAID yaitu sebesar 240
G kWh/Tah m2/TA (kWh/m2) kWh/m².
un HUN 2. Setelah dilakukan pergantian lampu dan lux
E ruangan sudah memenuhi standart kuat
104,22
LANTAI 78,796 240
8 penerangan SNI 03-6197-2000. Sebagai
7
E contoh pada gedung A lantai 3 masih kurang
LANTAI 18.877 24,970 240 standar : ruang kuliah sebesar 45 Lux yang di
8 ukur menggunakan Lux meter, sedangkan
nilai standar sebesar 250 Lux untuk
4.7 Perhitungan Biaya Konsumsi Energi
ruangIkelas.
Di karenakan di Universitas Muhammadiyah 3. Setelah dilakukan perhitungan kapasitas
Sidoarjo memiliki 5 gedung dengan dua buah pendingin ruangan yang ada. Sebagai contoh
transformator 197 KVA. Yaitu gedung ABCD pada gedung A lantai 3 masih kurang standar:
tranformator 1 dan gedung E transformator 2, maka ruang kuliah dengan luas 56m² dengan
dari 2 transformator tersebut dapat di simpulkan : jumlah mahasiswa 40 orang yang terpasang
Tabel 3. Biaya kWh/Bulan Sebelum Efisiensi sejumlah 24000 Btu/Jam, sedangkan menurut
perhitungan standart untuk ruangan tersebut
TOTAL
TOTAL membutuhkan 67512 Btu/Jam.
GEDUN TRAF BIAYA/KW BIAYA
KWH/BULA
G O H KWH/BULA
N
N 5.2. Saran
A 25,602.000 Beberapa saran untuk perbaikan dan
B 5,415.000 IDR pengembangan penelitian adalah:
1 900.000
C 6,391.000 47,987,100. 1. Perlunya dilakukan pengukuran dengan
D alat yang terkini agar untuk pengukuran
15,911.000
IDR intensitas pencahayaan lebih akurat.
E 2 900.000 2. Perlunya penggantian lampu dan pendingin
45,507.000 40,956,300.
ruangan agar dapat mencapai efisiensi energi.
Tabel 4. Biaya kWh/Bulan Setelah Efisiensi
PUSTAKA
TOTAL BIAYA/ TOTAL BIAYA
GEDUNG TRAFO
KWH/BULAN KWH KWH/BULAN
[1]. Persayaratan Umum Instalasi Tenaga Listrik
A 23,102.000
(PUIL ) 2000.
B 4,851.000 IDR IDR [2] Firjatoellah, Royhan. 2018. “Analisis Pemakaian
1
C 5,744.000 900.00 43,137,000 dan Audit Upaya Penghematan Energi Listrik
D 14,233.000
Menggunakan DBMS ( Database Management
IDR IDR
System) Di Politeknik Negeri Malang.
E 2 41,549.000 [3]. Basyarach. N.A, Penangsang. Ontoseno. 2019
900.00 37,394,100
“Rekonfigurasi Jaringan distribusi radial untuk
minimisasi rugi daya menggunakan binary
5. PENUTUP particle swarm optimization”, JHP 17, Untag
5.1 Kesimpulan Surabaya.
1. Berdasarkan tabel 2, nilai Konsumsi Energi [4]. Wardani, Ayusta. Hartayu, Ratna. 2019. “
akhir setelah dilakukan efisiensi energi optimasi pemasangan kapasitor dengan
terhadap seluruh ruangan terdapat mempertimbangkan biaya investasi kapasitor
perbandingan antara Konsumsi Energi pada system distribusi menggunakan algoritma
sebelum dilakukan efisiensi gedung di APSO”. JHP 17, Untag Surabaya.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu [5] Hasan, Shalahuddin. 2004. “Pelaksanaan
gedung A sebesar 118 kWh//m², Gedung B Efisiensi Energi di Bangunan Gedung.
sebesar 140 kWh/m², Gedung C sebesar 151

Anda mungkin juga menyukai