Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN 2

KARAKTERISTIK START DAN SLIP DARI


MOTOR INDUKSI SANGKAR TUPAI

Disusun Oleh : Kelompok

Fernando Tarigan 5193331005


Titin Safira 5193131008
Ahmad Ridho Gultom 5193131028
Arjun Pascal 5193331006

Dosen Pengampu:

Drs. Nelson Sinaga M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami :


1. Karaktristik start motor induksi sangkar tupai
2. Slip motor induksi sangkar tupai

2. TEORI SINGKAT
Motor induksi fasa tunggal mempunyai kumparan start yang ditambahkan untuk kumparan
stator utama. Maksud dari kumparan start tersebut adalah sebagai pelengkap perbedaan fasa
antara dua arus kumparan, Jadi, sampai kopling start dapat menjadi pembangkit. Pada split phasa
motor, dua kumparan stator dari impedansi yang tak sama rata atau tak beraturan terhubung
paralel dan berjarak 900 pada fasa. Ketetapan ini membuat membuat medan menghasilkan rotasi,
dan motor akan mulai berputar. Seperti jangkauan motor pada 70% dari kecepatan rata-rata,
saklar sentrifugal terpasang pada motor berporos terbuka, kumparan start yang terputus. Untuk
itu motor bergerak terus-menerus disebabkan reaksi antara kumparan stator utama dan rotor.

Motor start capacitor motor bekerja seperti biasanya. Kapasitor terletak seri dengan
kumparan start untuk menaikkan dorongan pada kopel start. Seperti jangkauan motor pada 70%
dari RPM rata-rata, saklar sentrifugal terputus oleh kapasitor dan oleh kumparan start. Power
factor dari pemisah fasa motor atau Motor start capacitor menunjukkan factor kerja karena
induktansi tinggi pada motor.

Arus pada kumparan start menghantar tegangan kira-kira 450. Maksudnya arus pada
kumparan start akan memiliki fasa sebesar 900 dengan arus pada kumparan stator utama.
Tentunya, dua arus berfungsi efektif sebagai dua phase power system, membuat rotasi medan
start.

Bagian dari percobaan pada sesi ini adalah untuk mengukur arus start. Kesulitan pada
pengukuran arus start sama halnya dengan ketahanan untuk periode waktu yang singkat. Juga,
ketika rotor memaksa berhenti, kumparan start dari generator akan kelebihan panas dan dapat
merusak kumparan. Tentunya pengukuran membutuhkan performa yang baik pada waktu yang
singkat. Motor yang berputar pada tegangan yang rendah akan terlindungi dari panas yang
berlebihan. Pengukuran kopel pada tegangan yang rendah akan menjadi skala yang tinggi oleh
kuadrat dari rasio dua tegangan (rated/applied), karena kopel sebanding dengan kuadrat dari
ukuran tegangan yang terpakai.

Selip atau kecepatan selip dari motor diartikan sebagai perbedaan antara kecepatan rotor
dan kecepatan sinkron, dan dijabarkan sebagai berikut :

Persentase selip = Kecepatan sinkron - kecepatan rotor x100


kecepatan sinkron

Dimana kecepatan sinkron adalah kecepatan dari putaran medan magnet.

Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron, tetapi dapat berputar
pada kecepatan selip.

Pada saat start, ukuran slip adalah “1” (atau 100%), dan frekuensi dari arus rotor dan stator pada
saat yang sama adalah 60 Hz. Ini adalah frekuensi maksimum dari rotor. oleh karena
itu,reaktansi induktif dari rotor mencapai nilai maksimum, dan pada gilirannya,tegangan
maksimum muncul di rotor saat start. Juga aliran daya dari sisi primer (stator) r meningkat.

Torsi start dalam kondisi seperti ini dapat dihitung seperti berikut :

Ts = KΦIR Cos θ

Dimana K = Lubang udara konstan tertutup

Φ = Kuat medan magnet stator

IR = arus stator
Kecepatan sinkron adalah penjelasan tentang kecepatan daei putaran medan magnet.
Sesungguhnya kecepatan sinkron dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

f x 60
Kecepatan sinkron =
P

Dimana f = Frekuensi dari arus rotor

P = Jumlah kutub rangkap

Tentunya untuk 4 kutub, frekuensi motor adalah 60Hz, kecepatan sinkron nya adalah :

60 x 60
Kecepatan sinkron = = 1800 RPM
2

Nnilai2 untuk P diperoleh ketika empat kutub tunggal diperlakukan sebagai dua pasang kutub
ketika sepasang kutub p didefinisikan sebagai salah satu N dan satu S.

3. ALAT DAN BAHAN


MG -5219 set
4. RANGKAIAN PERCOBAAN

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pastikan kopling antara motor dan dynamo meter terhubung. Juga pastikan saklar
utama dan motor dalam keadaan off.
2. Hubungkan M-1, M-2 dan wattmeter pada motor untuk terminal khususnya.
3. Hubungkan teminal sumber AC 0-110V ke terminal input menggunakan kawat
penghubung dan hubungkan juga J3 ke J4 dan J5 ke J6, dengan demikian kumparan
utama motor akan terhubung pada sirkuit.
4. Hubungkan meteran M-1 sampai M-4 pada dynamo meter untuk terminal
khususnya.
5. Atur RH-1 pada dynamometer diposisi tengah dan hidupkan sumber penguat DC 0-
120V counter clock wise penuh. Jaga saklar penguat dalam keadaan off.
6. Putar saklar utama dan motor dalam posisi on dan atur sumber penguat AC 0-110V
untuk 100V. Putar saklar motor pada keadaan off kembali.
7. Jaga saklar beban S-1 sampai S-4 dan saklar output pada dynamometer dalam
keadaan off. Jangan menempatkan batang penutup dynamometer.
8. Pastikan tidak ada benda yang berada dibagian yang berputar pada motor dan
dynamometer, periksa sekali lagi apakah semuanya telah terhubung.
[ Perhatian ] Sebelum menghidupkan / mematikan atau memutar saklar power
pada posisi on-off, turunkan tegangan sumber AC pada posisi minimum.

9. Putar saklar utama dan motor dalam posisi on dan tekan tombol start motor, atur
sumber AC mencapai 1725 RPM. Periksa kembali RPM motor putar kembali
switch motor ke posisi off.
10. Turunkan sumber AC 0-110 pada 60V. kuatkan penempatan batang penutup dari
dynamometer, dan aturberatdi bagian belakanguntuk menunjukkannol padaskala.
11. Minta pertolongan instruktur memeriksa kopling. Putar saklar motor pada posisi on
dan perhatikan sekitar 5 detik tegangan dan arus input motor dan indikasi kopel
dynamometer. Tekan stop ke waktu berhenti, catat perolehan pembacaan pada
Tabel 2-1. ulangi langkah ini tiga kali, isi pada nilai rata-rata
12. Pindahkan batang penutup rotor, dan putar sumber penguat dan saklar output dari
dynamometer pada posisi on. Kalibrasikan indikasi dynamometer pada nol oleh
timbangan pengatur.
13. Atur sumber pengatur AC 0-110V pada 100V, dan putar saklar motor pada posisi
on. Tekan tombol start, dan atur sumber AC pada 110V.
14. Atur sumber penguat DC 0-120V pada dynamometer untuk mencapai tegangan
penguat 120V. Putar RH-1 counterclockwise hingga sampai pada tegangan output
mencapai 120V.
15. Baca arus motor, arus beban dari dynamometer, kopel dan RPM. Isi informasi pada
Tabel 2-2 “TANPA BEBAN”.
16. Putar saklar beban S-1 sampai S-4 dari dynamometer pada posisi ON, ulangi
langkah 6 dan 7, isi pada Tabel 2-2 “BEBAN PENUH”.
[ Perhatian ] Sebelum saklar beban beroperasi, pastikan saklar output DC dalam
keadaan off.

17. Jika seluruh pengukuran telah selesai, tekan tombol stop pada motor, kemudian
putar sklar motor dan output pada posisi off. Apabilatidak ada lagi percobaan yang
akan dilakukan, matikan saklar utama juga.
.

6. TABEL PENGAMATAN
Tabel 2-1 ( Beban Setengah )

Pengukuran Pengukuran Pengukuran


Rata-rata
Pertama Kedua Ketiga

Tegangan Input (V) 50 V 100 V 105 85 V


V
Arus Input Mula (Is) 7,6 A 6,8 A 6,2 A 6,8 A

Kopel Mula (N.m) 0 0 0 0

Tabel 2-2

Tanpa Beban Beban 1/2 Beban Penuh

Arus Input motor ( I ) 2A 2A 2A

Arus Beban (IL) 0A 0,75 A 1,4 A

Kopel (N.m) 0,05 N.m 0,45 N.m 0,75 N.m

Kecepatan (RPM) 1486 RPM 1470 RPM 1452 RPM

Kesimpulan Hasil Percobaan :


Semakin tinggi beban maka kecepatan/putarannya semakin melambat dan semakin tinggi
beban maka kopelnya semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai