Anda di halaman 1dari 16

PROJEK

PEMBANGKIT LISTRIK

Disusun Oleh :
JEKIN EGLIANTA (5173530015)

Dosen pengampu : Drs.Ir.A.H.Butar-Butar.Mt.


Mata Kuliah : Pembangkit Tenaga Listrik

Progam Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
2019
Kata Pengantar

Pertama-tama Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan tagihan pembelajaran Projek bahasan pokok “Jenis Pembangkit
Tenaga Listrik yang Sering digunakan di Indonesia ”
Projek ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
serta mampu memberi tanggapan serta kritikan terhadap suatu pembahasan dengan sumber
yang berbeda. Penulis menyadari bahwa Projek yang disusun masih jauh dari kata
kesempurnaan. Masih ada terdapat kekurangan dalam menyusun dan menyampaikan materi
yang sesuai dengan judul topik. Karena itu Penulis sangat menantikan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya Projek ini.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Projek ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan,mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian PLTU...........................................................................................................3
2.2 Komponen-komponen yang terdapat pada PLTU.........................................................3
2.3 Prinsip kerja pada PLTU................................................................................................5
2.4 Keuntungan dan Kerugian pada PTLU..........................................................................8
2.5 Masalah Operasi yang ada pada PLTU..........................................................................8
2.6 Perkembangan PLTU di Indonesia...............................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara harfiah yang dimaksud pembangkitan, adalah sesuatu atau hal-hal atau suatu
aktivitas yang bisa membangkitkan sesuatu, atau timbulnya efek (hasil) tertentu akibat adanya
pembangkitan.
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksudkan pembangkitan adalah pembangkit tenaga
listrik.
 Definisi pembangkit tenaga listrik :
 Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari instalasi elektrikal, mekanikal,
bangunan-bangunan (civil works), bangunan pelengkap serta bangunan dan komponen bantu
lainnya.
 Berfungsi untuk merubah energi (potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik.

Dalam mendefinisikan pengertian pembangkit listrik, akan muncul berbagai definisi/


pengertian, tergantung dari sudut mana orang melihat, memahami, mengasumsikan dan
mendefinisikannya.
Pembangkit Tenaga Listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada
Pembangkit Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal, dan bangunan kerja.
Terdapat juga komponen-komponen utama pembangkitan yaitu generator, turbin yang berfungsi
untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik.
Pusat listrik adalah tempat dimana proses pembangkitan tenaga listrik dilakukan.
Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses konversi energy primer (bahan
bakar atau potensi tenaga air) menjadi enegri mekanik penggerak generator, yang selanjutnya
energy mekanik ini diubah menjadi energy listrik oleh generator, maka dalam pusat listrik
umumnya terdapat
 Instalasi energy primer, yakni instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga air

1
 Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai pengubah
energy primer menjadi energy mekanik penggerak generator. Mesin penggerak generator
ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas atau turbin air.
 Instalasi Pendingin, yaitu intalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin
penggerak yang menggunakan bahan bakar
 Instalasi listrik, instalasi yang secara gars besar terdiri instalasi tegangan tinggi, instalasi
tegangan rendah, dan instalasi arus searah.

1.2 Tujuan

 Memenuhi tugas mata kuliah Mesin-mesin Listrik DC


 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis
 Melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat hasil mini riset

1.3 Manfaat

 Mahasiswa pandai membuat laporan mini riset


 Mengetahui sejuah mana pengetahuan si penulis
 Melatih mahasiswa dalam mengembangkan ide dan hasil pemikirannya dalam membuat
tugas mini riset

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah
Generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin diperlukan energi
kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai
macam bahan bakar terutama batu-bara dan bahan bakar minyak serta MFO untuk start awal.

2.2 Komponen-komponen yang terdapat pada PLTU

Bagian Utama
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
 Boiler,berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated
steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
 Turbin uap, berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
 Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah
digunakan untuk memutar turbin).
 Generator, berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

3
Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :
 Desalination Plant (Unit Desal).Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine)
menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan
kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut
dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan PLTU.
 Reverse Osmosis (RO).Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun
metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable
yang dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan
air tawar seperti pada desalination plant.
 Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai.Untuk PLTU yang
menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi untuk menghilangkan
endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air tersebut.
 Demineralizer Plant (Unit Demin). Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang
terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena
jika air masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di
dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
 Hidrogen Plant (Unit Hidrogen). Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin
Generator.
 Chlorination Plant (Unit Chlorin), Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit
(NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area
water intake. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada
pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut
tersebut.
 Auxiliary Boiler (Boiler Bantu), Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak
(fuel oil), yang berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler
utama start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

4
 Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara), Merupakan unit yang melayani pengolahan
batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke
stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
 Ash Handling (Unit Pelayanan Abu), Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu
abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper
dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat
penampungan abu (ash valley)
 Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-sistem dan
alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau malfunction dari salah
satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU

2.3 Prinsip Kerja pada PLTU

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :


 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

5
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara
singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik
sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar
dihasilkan energi listrik dari terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil
kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang

6
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s
(Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan
langkahnya adalah sebagai berikut :

a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di LP
heater, HP heater dan Economiser. .
c–d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising (penguapan)
dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.
d–e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi uap
panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.
e–f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini adalah
langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
f–a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah ini
adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

7
2.4 Keuntungan dan Kerugian PLTU
Keuntungan PLTU :
 Kapasitas bisa sampai ratusan MW
 Effisiensi tinggi jika beban mendekati full load.
 Efisiensi tinggi dengan memggunakan waste heat utilization
 Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi
 Biaya bahan bakar lebih murah
 Biaya pemeliharaan lebih murah
Kerugian PLTU :
o Respon beban lambat.
o Start-up lama dan harus ada cadangan berputar spining reserve utuk mempercepat start-
up
o Tidak ramah lingkungan.
o Investasi mahal.
o Pembangunan konstruksi yang lama
o Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler
o Menghasilkan limbah batu bara yang memerlukan penanganan khusus
o Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi
o Membutuhkan area yang lebih luas
o Kurang terhadap fluktuasi beban

2.5 Masalah Operasi yang ada pada PLTU


PLTU minyak mempumyai emisi yang tinggi dan biaya untuk pembangkitan mahal.
Harga minyak bumi yang semakin mahal, dikarenakan cadangannya mulai menipis dan
mengakibatkan besarnya subsidi dari pemerintah.
Gas hasil pembuangan pada PLTU mengakibatkan pencemaran udara, terutama pada
PLTU batubara seperti sulfur dioksida (SO 2) ,abu terbang, nitrogen oksida (NO x), karbon
dioksida (CO2) yang bisa mengakibatkan hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta
gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena terjadinya hujan asam tersebut.

8
2.6 Perkembangan PLTU di Indonesia
PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan
kapasitas 25 MW, suhu 500¼ Co, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa
dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama
adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan
hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW,
maka boilernya harus dilengkapi super heater, ekonomizer dan tungku tekanan.Kemudian
turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya
masih menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan
mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540¼Co dan bahan bakarnya masih
menggunakan minyak bumi.
Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak
menggunakan minyak bumi lagi melainkan batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas
rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan
unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang
dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur,
Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan
pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada
tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan
kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU
Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun
1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun
2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570
MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara
pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebesar 17,3 TWh
dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara
diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104
TWh.

9
Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya
pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg),
artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun. Sedang nilai panas
ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus
dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih
tinggi sampai 20% dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah
kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx
dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembangkit ini adalah
bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah
besar serta tersebar di seluruh Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari
uap untuk menghasilkan energi listrik.Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah
Generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik
dari uap panas atau kering.
PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25
MW, suhu 500¼ Co, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin
generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah
dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun
kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya
harus dilengkapi super heater, ekonomizer dan tungku tekanan.Kemudian turbinnya bisa
melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih menggunakan
hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan mempunyai tekanan 131,5
Kg/cm2 dan suhu 540¼Co dan bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi.
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada
tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan
kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton 1
dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun 1994
kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun 2003
kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570 MW
(48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara pada tahun
1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebesar 17,3 TWh dibutuhkan batu bara
sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara diperkirakan mencapai 45,2
juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 TWh

11
3.2 Saran

Demikianlah pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca. Penulis masih menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
seharusnya, untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam proses
pembuatan makalah dikemudian hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, Djiteng.2005.Pembangkitan Energi Listrik.Erlangga : Jakarta

Rakhman,Alief.”Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU” https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-


dan-prinsip-kerja-pltu/ (Diakses pada tanggal 8 April 2013)

Riskyanto,Eko.”Pembangkit Listrik Tenaga Uap”


https://www.academia.edu/11026174/Makalah_PLTU

Tony.” Komponen-komponen PLTU” http://belajar-pltu.blogspot.com/2011/05/komponen-


komponen-pltu.html (Diakses pada tanggal 24 Mei 2011)

13

Anda mungkin juga menyukai