Oleh
Ulfa Ulfia
Nim B42140624
i
EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM PRODUKSI
PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
di Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Oleh
Ulfa Ulfia
Nim B42140603
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2.1 Bendungan...........................................................................................23
3.2.2 Tangki Surge........................................................................................26
3.2.3 Saluran.................................................................................................27
3.2.4 Pipa pesat (Penstock)...........................................................................28
3.2.5 Rumah Pembangkit (Power House).....................................................29
3.3 Komponen Utama PLTA Ketenger.........................................................30
3.3.1 Turbin Air............................................................................................30
3.3.2 Generator.............................................................................................33
3.3.3 Transformator......................................................................................35
3.4 Komponen Pembantu PLTA Ketenger...................................................37
3.4.1 Governoor dan Kontrol Equipment.....................................................37
3.4.2 Sistem Udara Kompresor.....................................................................38
3.4.3 Air Breaking system.............................................................................38
3.4.4 Cooling Water System..........................................................................39
3.4.5 Battery..................................................................................................40
3.5 Alur Proses Produksi PLTA Ketenger....................................................42
3.6 Sistem PLTA..............................................................................................43
3.6.1 Sistem Hidrolik....................................................................................43
3.6.2 Sistem Pelumasan................................................................................43
3.6.3 Sistem Main Inlet Valve......................................................................43
3.6.4 Sistem Pneumatik................................................................................44
3.6.5 Sistem Governoor................................................................................44
3.6.6 Sistem Cooling Water..........................................................................44
BAB 4 PERHITUNGAN EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM
PRODUKSI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER..........................................................................46
4.1 Sistem Produksi Listrik............................................................................46
4.1.1 Tinggi Jatuh Air...................................................................................47
4.1.2 Jumlah Air yang Digunakan................................................................47
Contoh:.................................................................................................... 2645 KW
47
iv
4.1.3 Turbin yang Digunakan.......................................................................48
4.2 Efisiensi Produksi Listrik Plta Ketenger................................................49
4.3 Pemakaian Sendiri & Loses Pada produksi Listrik di Plta Ketenger. 49
4.3.1 Pemakian sendiri..................................................................................49
4.3.2 Losses pada sistem produksi................................................................50
BAB 5 PEMBAHASAN.......................................................................................52
5.1 Hasil Produksi Plta Ketenger..................................................................52
5.2 Data dan Teknis Perhitungan..................................................................53
5.2.1 Data Teknis..........................................................................................53
5.2.2 Perhitungan..........................................................................................55
5.3 Data Hasil Produksi Plta Ketenger.........................................................56
5.3.1 Hasil Analisa Data...............................................................................56
5.3.2 Hubungan Hasil Produksi terhadap Pemakaian Air Total...................58
5.3.3 Hubungan Hasil Produksi terhadap PS Total & Losses.......................60
5.3.4 Hubungan Hasil Produksi terhadap PS Auxilary.................................62
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................64
6.1 Kesimpulan................................................................................................64
6.2 Saran..........................................................................................................64
v
LEMBAR PENGESAHAN
Ulfa Ulfia
NIM B42140603
Tim Penilai
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Bekerja dan memiliki pengetahuan yang luas menjadi salah satu daya tarik
seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini mengakibatkan
perkembangan pengetahuan tidak hanya mengenai pengetahuan teori yang bisa
diperoleh dibangku kuliah, pengembangan pengetahuan praktis menjadi suatu hal
yang penting bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun didunia kerja dengan
harapan mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan juga pengalaman dalam dunia
kerja yang sesungguhnya. Pengetahuan praktis menjadi bekal bagi mahasiswa
yang nantinya akan lebih matang dan layak mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan.
Politeknik Negeri Jember adalah perguruan tinggi berbasis pendidikan
vokasional yang mengarahkan proses belajar mengajar pada tingkat keahlian dan
mengembangkannya sesuai standard yang dibutuhkan oleh perindustrian.
Beberapa upaya dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut ialah sistem pengajaran
30% teori & 70% praktek, kunjungan lapang, dan Praktek Kerja Lapang (PKL).
Mahasiswa semester 8 (delapan) diwajibkan melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapang dengan memenuhi jam kerja 512 jam selama 3 (tiga) bulan pada suatu
perusahaan sesuai bidangnya, dengan harapan mampu mengaplikasikan ilmu yang
didapatkan diperkuliahan, meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan
pengalaman kerja yang belum pernah didapatkan selama perkuliahan.
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta energi
terbarukan, Politeknik Negeri Jember membuka program studi D-IV Teknik
1
Energi Terbarukan Jurusan Teknik. Program studi ini mendidik mahasiswanya
untuk menjadi tenaga ahli dibidang energi, yaitu menganalisa studi kasus
berkaitan dengan energi maupun menganalisa penggunaan energi. Salah satu
cara untuk menyeimbangkan teori dan praktek Politeknik Negeri Jember
memberikan kesempatan mahasiswanya untuk menjalani Praktek Kerja Lapang
(PKL) yang merupakan kuliah praktik khususnya Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA).
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pembangkit yang
memanfaatkan energi air yang diubah dari energi potensial yang memanfaatkan
tinggi terjunan menjadi energi mekanis untuk menggerakkan turbin dan memutar
generator, lalu diubah menjadi energi elektromagnetis dan menghasilkan energi
listrik. PT. Indonesia Power UP Mrica Sub Unit Plta Ketenger merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak pada sektor pembangkitan listrik tenaga air di
Indonesia dan berada dibawah naungan PT PLN Persero. PT. Indonesia Power UP
Mrica Sub Unit Plta Ketenger memproduksi 8,5 MW energy listrik, yang terdiri
dari 4 Unit PLTA yang masing – masing terdiri dari 4 generator turbin air dan 4
turbin air.Energi listrik yang dihasilkan Plta Ketenger disalurkan keberbagai
daerah antara lain Purwokerto, Purbalingga, Gombong, Karanganyar, Kebumen
dan pompa air Gambarsari serta Pasanggrahan melalui saluran tinggi 30 KV.
Efisiensi produksi listrik merupakan hubungan atau perbandingan antara
faktor keluaran (output) dan (input) dari hasil produksi listrik Plta Ketenger. Dari
hasil efisiensi tersebut kemudian dapat mencari nilai pemakaian sendiri dan losses
pada sistem pembangkit Plta Ketenger. Pemakaian sendiri merupakan bagian dari
sistem pembangkit. Sistem pembangkit mulai beroperasi dari generator hingga
penyaluran energi listrik. Daya listrik pemakaian sendiri juga dapat dimanfaatkan
didalam dunia perindustrian maupun perkantoran. Dimana fasilitas-fasilitas yang
tersedia mulai dari penerangan gedung, penerangan bengkel, penggerak
motor,pendingin ruangan dan lain-lain merupakan hasil dari sebagian daya yang
dihasilkan untuk pemakaian sendiri. Sedangkan losses adalah rugi- rugi atau daya
yang hilang yang terjadi pada sistem pembangkit listrik.
2
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang
Tujuan program Praktek Kerja Lapang (PKL) program studi Teknik Energi
Terbarukan Politeknik Negeri Jember memiliki 2 tujuan, yang terdiri diri tujuan
umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui sistem kerja pembangkit listrik tenaga air Plta Ketenger PT.
Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica.
3
2. Mengetahui tentang masalah-masalah yang mempengaruhi hasil produksi
listrik PT. Indonesia Power UP Mrica Sub Unit Plta Ketenger.
3. Memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan produksi
listrik pada PT. Indonesia Power UP Mrica Sub Plta Ketenger.
4. Mengetahui nilai efisiensi dan rugi-rugi produksi listrik pada PT. Indonesia
Power UP Mrica Sub Plta Ketenger.
4
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja
a. Lokasi Perusahaan
b. Jadwal Kerja
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Kerja
09.00-11.00 Kerja
11.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Kerja
5
1.4 Metode Pelaksanaan
a. Metode Observasi
Pengumpulan data-data dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan khususnya pada sistem Plta Ketenger PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Mrica.
b. Metode Wawancara
Pengumpulan data dengan menanyakan secara langsung tentang hal-hal yang
berakitan dengan permasalahan yang sering timbul berdasarkan tema laporan
yang diambnil kepada pembimbing lapangan dan pihak terkait di Plta
Ketenger PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica.
c. Studi Literatur
6
BAB 2
PT. Indonesia Power adalah satu anak perusahaaan listrik milik PT. PLN
(PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal 3
Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. Indonesia Power
sebagai penegasan atas tujuan perusahaaan pembangkitan tenaga listrik
independen yang berorientasi pada bisnis umum. PT. Indonesia Power merupakan
salah satu anak perusahaan PT. PLN (Persero) yang dahulu bernama PLN
7
Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali (PJB I), menjalankan bisnis utama dibidang
pembangkitan tenaga listrik Jawa Bali serta memasok sekitar 30 % - 40% dari
kebutuhan listrik Jawa Bali.
1 Suralaya 3400
2 Priok 1248
3 Saguling 797
4 Kamojang 375
8
5 Mrica 306
6 Semarang 1496
7 Perak-Grati 864.08
8 Bali 427.59
9
2.1.2 Tujuh Nilai Perusahaan IP-AKSI
1. IP-AKSI
PT. Indonesia Power membuat kebijaksanaan bagi karyawannya yang di tuangkan
dalam IP-AKSI yaitu
3 4
10
3. Border hijau dibuat mengelilingi Motto yang artinya semangat perusahaan
untuk tetap selaras dan peduli terhadap lingkungan.
4. Pondasi digambarkan berupa pita bertuliskan motto Trust Us For Power
Excellence menunjukan kepercayaan dari para stakeholder yang diperoleh
dari layanan excellence perusahaan.
5. IP AKSI berada di tengah lingkaran ada gerakan dinamis motor IP AKSI
yang menggerakan dan menguatkan bangunan, berakar pada nilai-nilai
universal Integritas, Professional, Proaktif dan luwes dalam ber-Sinergi
memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan perubahan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Berikut penjelasan nilai-nilai universal IP-
AKSI :
a. Integritas Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan
yang terbaik kepada perusahaan.
b. Professional Menguasai pengetahuan, keterampilan, dank ode etik
sesuai bidang.
c. ProaktifInsan IP senantiasa peduli dan cepat tanggap untuk
peningkatan kerja dan kepercayaan.
d. Sinergi Senantiasa membangun hubungan kerja sama yang produktif
atas dasar saling percaya untuk menghasilkan karya yang unggul.
6. Sudut-sudut panah yang fleksibel (tidak runcing) menggambarkan
keluwesan perusahaan memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan
perubahan.
7. Visi dan Misi Perusahaan
11
1. Makna Logo Perusahaan
a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis
huruf FUTURA BOOK REGULER dan FUTURA BOLD menandakan font
yang kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik
ini merupakan simbol yang digunakan sebagai besar materi komunikasi
perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan
dapat langsung terwakili.
12
2.1.4 Sejarah Singkat PT Indonesia Power UP Mrica
3 PLTA Sempor 1
13
8 PLTA Garung (1,2) 26.4
PLT
16 PLTM Plumbungan 1.6
Pada tahun 1998-1999 dibangun kembali unit 3 dengan daya terpasang 1,05 MW
oleh kontraktor PT. Dirga Bratasena Engineering Medan. Analisa mengenai
14
dampak lingkungannya dilakukan oleh tim pusat studi kependudukan dan
lingkungan hidup lembaga penelitian Universitas Diponegoro Semarang dan
disetujui oleh pihak komisi AMDAL Pusat Departemen Pertambangan. Pada
tahun 2010 s.d 2011 dibangunlah mesin unit 4 dengan daya terpasang 0,5
MW.Tujuan pembangunan PLTA adalah untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik diberbagai daerah, seperti Purwokerto, Purbalingga, Karanganyar,
Kebumen dan terutama kebutuhan untuk daerah Gambarsari dan Pasanggrahan
melalui saluran tinggi 30 kV. Pembangkit ini memanfaatka aliran sungai Banjaran
dan Surobodak, kemudian ditampung ke dalam kolam tando supaya mendapatkan
untuk mengalirkan air melalui pipa besar sebagai penggerak turbin. Karena pusat
listrik ini menggunakan sumber daya air, dilihat dari dampak negatif hampir tidak
ada karena dalam operasionalnya sangat ramah dengan lingkungan, sumber hayati
maupun ekosistem alam sekitar. Sedangkan dampak positif yang terjadi dengan
dibangunnya Plta Ketenger diantaranya :
15
Guna memudahkan berlangsungnya operasional kerja, maka dibuatlah tiga
bagian kerja. Bagian pertama adalah bagian pemeliharaan, kedua bagian umum,
dan terakhir bagian operasi. Setelah itu ditetapkanlah peraturan kepegawaian yang
mengatur tugas, wewenang, hak, kewajiban dan kedisiplinan.Adapun jumlah
personil Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger yang menangani sistem
perusahaan adalah sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang Supervisor Senior,1
orang administrasi umum,1 orang Teknisi Kontrol dan 2 orang Teknisi Mesin.
16
Untuk memudahkan berlangsungnya operasional kerja maka dibuatlah tiga
bagian kerja yaitu : bagian pemeliharaan, bagian umum, dan bagian operasi.
Ditetapkanlah pula peraturafn kepegawaian yang mengatur tugas wewenang, hak,
dan kewajiban serta disiplin pegawai.
1. Supervisior Senior
2. Teknisi Mesin
17
d. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
f. Membuat laporan pekerjaanya kepada supervisior pemeliharaan.
g. Membuat rencana : jadwal pemeliharaan, rencana biaya, dan jumlah material
yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan kelengkapannya.
h. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.
i. Mengatsi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.
j. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
k. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
l. Membuat laporan pekerjaanya kepada supervisior pemeliharaa
BAB 3
KEGIATAN UMUM LOKASI PKL
18
sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang
berkualitas. Kurang diperhatikannya pemeliharaan (maintenance) diantaranya
disebabkan oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas
pemeliharaan (maintenance). Preventive maintenance disebut juga tindakan
pencegahan atau overhaul, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk
mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang
menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat. Pemeliharaan preventive apabila
direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan,
sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan
produksi secara total. Namun bagi kegiatan operasi perusahaan, maintenance
sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk melakukan
pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi, preventive maintanance biasanya
dilakukan setiap minggu atau setiap bulan tergantung jam operasi mesin. Pada proses
pemeliharaan di PLTA Ketenger telah dilaksanakan dengan melakukan inspeksi
terhadap kinerja komponen utama, pembantu dan fasilitas yang digunakan serta
dilakukan pembersihan serta perawatan untuk menunjang proses pembangkitan
tenaga listrik.melakukan inspeksi terhadap kinerja komponen utama, pembantu dan
fasilitas yang digunakan serta dilakukan pembersihan serta perawatan untuk
menunjang proses pembangkitan tenaga listrik.
19
3.1.3 Corrective Maintenance
Kegiatan corrective maintenance bersifat perbaikan yakni menunggu
sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar fasilitas
produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses
produksi sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan
kembali normal.
Apabila suatu perusahaan hanya mengambil tindakan untuk melakukan
corrective maintenance saja, maka terdapat faktor tidak pasti akan lancarnya
fasilitas dalam proses produksi maupun peralatannya sehingga akan menimbulkan
efek-efek yang dapat menghambat kegiatan produksi. Apabila nanti terjadi
kerusakan maupun gangguan secara tiba-tiba pada fasilitas produksi yang dipakai
perusahaan. Tindakan corrective maintenance (CM) ini kelihatannya lebih murah
biayanya dibandingkan tindakan preventive maintenance (PM). Namun, saat
kerusakan terjadi selama proses produksi berlangsung, maka biaya perawatan
akan mengalami peningkatan akibat terhentinya proses produksi. Selain itu, biaya-
biaya perawatan dan pemeliharaan akan membengkak pada saat terjadinya
kerusakan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tindakan ini lebih
memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan menganalisa
masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Pada PLTA Ketenger terdapat
beberapa kegiatan selama praktek kerja lapang, dimana terdapat beberapa
komponen yang rusak dan harus segera diperbaiki, dimana dalam kegiatan ini
terdapat kegiatan pembongkaran dan perakitan kembali komponen yang akan
diperbaiki.
20
3.2. Fasilitas PLTA Ketenger
Dalam proses untuk mengubah tenaga air menjadi tenaga mekanis dan
akhirnya diubah menjadi tenaga listrik membutuhkan fasilitas penunjang untuk
dapat membangkitkan tenaga listrik. Berikut beberapa fasilitas penunjang yaitu:
3.2.1 Bendungan
Kolam tando adalah bangunan yang berfungsi sebagai penampung air dari
Sungai Banjaran dan Surobodak untuk menggerakkan turbin dan berguna sebagai
kesinambungan kerja serta pengendali air. Berdasarkan konstruksinya, bendungan
ini terdiri dari urugan batu, uruga tanah, kerangka baja, dan kayu Data teknis
kolam tando Pembangkitan Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger antara lain :
21
Level tertinggi : 58 m
22
Elevasi air terendah : 650 m
2. Dam Jepang
23
Gambar 3. 2 Dam jepang
Panjang limpasan : 38 m
24
Gambar 3. 3 Kolam Tando Hasian 4
25
Gambar 3.4 Surge tank
Tinggi : 30,8 m
26
Panampang penampang pelimpah : 33 m
3.2.3 Saluran
1. Saluran Pelimpah
Saluran pelimpah adalah salah satu komponen utama yang memiliki fungsi
dan kegunaan untuk menyalurkan atau mengalirkan air dari waduk yang telah
digunakan untuk keperluan pembangkitan listrik. Dalam saluran pelimpah
terdapat tanggul sisi yang berfungsi sebagai pagar atau tembok pembendung air
yang menggenangi dan dibangun sebelah sisi kanan dan sisi kiri dari bendungan
utama bendungan.
27
Bangunan yang digunakan untuk mengambil air langsung dari sungai atau
waduk kedalam saluran air dan berfungsi untuk menyalurkan air supaya disimpan
dalam waduk.
3. Terowongan Tekan
Terowongan yang berfungsi sebagai penyalur air dari bangunan penyalur
bangunan pengambil air (power intake) ke mesin pembangkit. Ada berbagai
macam head race antara lain terowongan saluran terbuka dan saluran tertutup.
Penampung saluran atas umumnya berbentuk bulat atau tapal kuda dan untuk
terowongan pada PLTA Ketenger memiliki surge tank atau tangki pendatar.
4. Tail Race
Sebuah saluran air dari turbin melalui draft tube (pipa lepas) dan diteruskan
ke saluran pembuangan. Saluran ini biasanya terdiri dari waduk awal (forebay)
yang dihubungkan ke pipa lepas (draft tube) saluran bawah dan keluar (outlet).
Pipa pesat adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari kolam
tando ke rumah pembangkit.
28
Data pipa pesat :
29
3.2.5 Rumah Pembangkit (Power House)
Data teknis Power House di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger,
adalah sebagai berikut :
30
Gambar 3.7 Power House 1 (Rumah Pembangkit)
31
3.3 Komponen Utama PLTA Ketenger
32
Tipe : Pelton Horizontal dengan 2 jarum pancar
Daya : 3,6 MW
Tahun operasi : 19
33
Gambar 3.9 Turbin unit 3
Daya : 1050 KW
Head : 100 m
34
Gambar 3.10 Turbin unit 4
co.ltd China
Daya : 0.516 MW
35
Head : 13 m
3.3.2 Generator
36
Gambar 3.11Generator unit 1 dan 2
Pabrik : Oerlikon
Frekuensi : 50 Hz
Phasa :3
37
Gambar 3.12 Generator unit 3
Pabrik : AVK
38
Power factor : 0,8
Frekuensi : 50 Hz
Phasa :3
39
Gambar 3.13 Generator unit 4
Frekuensi : 50 Hz
Phasa :3
3.3.3 Transformator
40
untuk mendapatkan penggunaan praktis dari energi listrik. Transformator di
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger, antara lain transformator
utama, transformator pemakai sendiri (PS), dan transformator eksitasi.
Bagian utama yang merupakan fasilitas pendukung dari suatu pembangkit dan
berfungsi sebagai penghubung antara sistem pembangkit dengan sistem transmisi.
Data teknis dari gardu induk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger,
antara lain :
41
Transformator unit 1 dan 2 :
Tipe :TKK
Frekuensi : 50 Hz
Vektor Group : Yd 5
Pasangan : Luar
42
Gambar 3.15 Transformator unit 3 dan 4
Merk : UNION
Tipe : TSSN6346
Frekuensi : 50 Hz
Pasangan : Atas
43
Untuk setiap valve dipasang satu set pompa hidrolik yang terdiri dari
tangki pengumpul minyak dengan kapasitas 2000 liter dan dua buah pompa yang
digerakkan oleh motor. Pompa tersebut berfungsi memompakan minyak
bertekanan pada tekanan 60 bar ke servermotor melalui sebuah tangki udara/
minyak (tangki AO).
2. Perangkat Pompa Hidrolik Turbin
Tiapa turbin memiliki satu set pompa hidrolik yang menyediakan minyak
bertekanan 40 bar ke EHCU serta ke servermotor guide vane melalui air oil tank
dengan kapasitas 2000 liter. Pompa yang digunakan untuk perangkat hidrolik
turbin terdiri dari 2 buah dimana salah satunya digunakan sebagai pompa utama
yang lainnya sebagai stand by pump.
3. Turbine Govenoor Countrol Cubibcle (TGCC) dan Elektro Hidraulic
Countrol Unit (EHCU)
TGCC berisi perlengkapan pengatur beban dan kecepatan elektronik yang
memproses sinyal imput dari transducer menjadi komando electric ke EHCU
3.4.2 Sistem Udara Kompresor
44
Gambar 3.16 Air Breaking system
45
Gambar 3.17 cooling water system
3.4.5 Battery
Battery adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan
juga sebagai sumber arus listrik pada saat pembangkit tidak hidup. Bateri terdiri
atas satuan-satuan dasar elektrokimia yang disebut sel. Komponen-komponen sel
terdiri dari :
a. Anoda atau elektroda negatif yang teroksidasi pada reaksi elektrokimia dan
melepas elektron ke rangkaian listrik di luar sel.
b. Katoda atau elektroda positif yang terinduksi pada reaksi elektrokimia dan
menerima dari rangkaian listrik di luar se;.
c. Elektrolit berfungsi sebagai pemindah elektron anoda dan katoda.
46
Sumber tenaga untuk alat-alat kontrol, relay proteksi dan sebagainya
harus mempunyai keandalan yang tinggi. Oleh karena itu perlu dijaga agar
tegangan dari battery tidak banyak berubah dari yang sudah ditentukan.
47
Gambar 3.19 Battery proteksi penyaluran
48
dibendung untuk mencapai elevasi tertentu, kemudian air masuk melalui power
intake dimana air akan melewati saringan dan intake gaet yang kemudian air akan
masuk melalui power intake dimana air akan melewati saringan dan intake gate
yang kemudian air akan masuk ke dalam surge tank. Surge tank yang terdapat di
PLTA Ketenger berbentuk seperti sumur sebagai tangki pendatar untuk
mencegang adanya warer hammer, apabila terjadi perubahan jumlah air yang
masuk. Kemudian air masuk melalui penstock dan diteruskan masuk melalui main
inlet valve (MIV) yang pengoprasiannya menggunakan servemotor dengan tipe
kerja ganda (double acting). Untuk menyeimbangkan tekanan air, sebelum inlet
valve terbuka diantara penstock dan rumah siput terdapat rangkaian by pass yang
menggunakan needle valve (katup jarum) yang dibuka secara hidraulik dan
ditutup oleh pegas dan sebuah pipa besar. Rangkaian by pass akan mengisi spiral
casting dengan air sebanyak sekitar 75 %, kemudian barulah MIV terbuka.
Dengan tekanan yang besar dari air yang masuk ke dalam turbin sehingga akibat
tekanan tersebut runner berputar.Poros yang menghubungkan turbin dengan
generator pun juga akan berputar. Karena terdapatnya putaran dalamrotor
sehingga menghasilkan fluks elegtromagnetik sehingga menghasikan listrik,
kemudian dengan listrik akan dialirkan melalui transformator.
49
3.6.2 Sistem Pelumasan
Sistem MIV atau Main Inlet Valve merupakan katup yang dipasang dimka
atau disisi hulu dari turbin yang berfungsi untuk membuka aliran air (menstart
turbin) atau menutup aliran dan untuk mengamankan atau mengosongkan turbin
terhadap aliran air yang bertekanan dari pipa pesat ketika dilakukan pemeliharaan.
50
3.6.5 Sistem Governoor
Fungsi dari system ini adalah mengatur kecepatan mesin turbin dnegan
acara menutup dan membuka katup pada sisi masuk turbin. Dapat dikatakan
sebagai pengontrol tekanan dalam saluran air mempercepat dalam memperlambat
rpm. Terkadang perubahan katup juga menimbulkan efek water hammer jika tidak
hati-hati seingga governor harus di seting dengan baik.
51
3. Alkalinitas, berupa ion karbonat (CO32 ) dan ion bikarbonat (HCO3-).
4. Hardnes (kesadahan), menunjukkan jumlah kalsium dan magnesium yang
ada dalam air.
Pada umumnya air digunakan sebagai pendingin karena factor-faktor
berikut:
1. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang besar.
2. Mudah dalam pengaturan dan pengolahan
3. Menyerap panas yang relative tinggi persatuan volume.
4. Tidak menyusut secara berarti dalam batasan dengan adany perubahan
temperature pendingin.
5. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat-syarat yang digunakan sebagai media pendinginan
adalah :
a. Jernih, air harus bersih, tidak terdapat partikel-partikel kasar yaitu batu,
kerikil, atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang
dapat menyebabkan air kotor.
b. Tidak menyebabkan korosi.
BAB 4
PERHITUNGAN EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM
PRODUKSI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT
MRICA SUB UNIT PLTA KETENGER
52
4.1 Sistem Produksi Listrik
Dalam proses membangkitkan energi listrik terjadi beberapa perubahan
energy. Perubahan energi yang terjadi mulai dari energi potensial yang dimiliki
oleh air karena adanya massa air (m), gaya grafitasi (g), serta ketinggian (head).
Ep = m.g.H.....................................................................................................(1)
Ep adalah energi potensial (J), m adalah massa (kg), g adalah gaya grafitasi (m/s2
g = 9.8 m/s2 ), dan h merupakan ketinggian (m)
Kemudian setelah air dialirkan melalui pipa pesat energy potensial tersebut
berubah menjadi energy kinetik yang diakibatkan oleh massa (m) dan kecepatan
(v).
1
Ek = m. v 2 ..................................................................................................(2)
2
Dimana Ek merupakan energy potensial (J), m adalah massa (kg), dan v 2 adalah
kecepatan (m/s).
Energi kinetik tersebut kemudian diubah menjadi energi mekanik oleh turbin.
Em = Ep + Ek................................................................................................(3)
Em adalah energy mekanik (J), Ep adalah energi potensial, dan EK adalah energy
kinetic (J).
Ketika turbin disambungkan (di-couple) dengan generator maka energi
mekanik tersebut akan diubah oleh generator menjadi energy listrik karena adanya
putaran (n) dan torsi (T).
2 πn T
Pg = ....................................................................................................(4)
60
Pg adalah daya generator (W),π adalah konstanta (π =3.14), n adalah putaran
poros (rpm), dan T adalah torsi (NM).
Setelah itu listrik tersebut akan dihubungkan ke gardu induk yang
selanjutnya akan ditransmisikan ke Kalibakal. Listrik ini kemudian akan
didistribusikan ke konsumen baik itu rumah tangga maupun industri.
53
4.1.1 Tinggi Jatuh Air
Tinggi jatuh air berpengaruh pada daya yang dihasilkan. Semakin tinggi
air jatuh, maka semakin besar tenaga yang dihasilkan. Biasanya tinggi air jatuh
tergantung tinggi muka air dari suatu bendungan. Semakin tinggi muka air suatu
bendungan, semakin tinggi jatuhnya air makan akan semakin besar pula tenaga
yang dihasilkan. Tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak jatuh dengan kata
lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua satuan lebih
banyak. Selain tinggi jatuh air jumlah air yang jatuh juga sangan mempengaruhi.
Semakin banyak air yang jatuh maka tenaga yang dihasilkan turbin lebih banyak.
Contoh: 2645 KW
Untuk angka ribuan dan ratusan yaitu 26 tersebut merupakan nilai beban.
Kemudian dari beban tersebut dilihat pada tabel hubungan beban dan debit untuk
mengetahui nilai debitnya, untuk beban 26 kw terhitung debitnya 1135 m 3 /s .
Kemudian untuk angka puluhan dan satuan yaitu 45 dikalikan degan rumus yang
sudah ditemtukan oleh pihak perusahaan yaitu dengan membagi dengan 100 dan
dikalikan dengan 52, hasil dari perkalian tersebut adalah 23.4. kemudian hasil
debit dari perhitungan tersebut ditambahkan dengan hasil yang dilihat pada tabel
hubungan beban dan debit untuk mengetahui nilai pemakaian air total. Kemudian
untuk mencari nilai pemakaian air rata-rata adalah dengan cara berikut :
54
jumla h KWH
Pemakaian air rata-rata = .........................................(5)
24 jam
Jumlah kwh adalah jumlah daya listrik yang dihasilkan perhari, kemudian dibagi
24 jam untuk mengetahui pemakaian air rata-rata perjam.
Untuk mengoptimalkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air ini
diperlukan perhitungan volume air yang tersedia di waduk sehingga dapat
dihitung debit yang melewati turbin. Turbin air berperan untuk mengubah enerigi
air (energi potensial, tekanan, dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi
tenaga listrik. Pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin, yaitu : faktor tinggi jatuh air (net head ) dan debit yang akan
dimanfaatkan oleh operasi turbin, daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan
head dan debit yang tersedia. Kemudian kecepatan (putaran) turbin yang akan
ditransmisikan ke generator.
55
permukaan air dari mesin pembangkit (fail race). Energi dari tenaga air ini
merupakan energi potensial tenaga listrik. Dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (Tim Penyusun FS PLTMH, 2010)
P = g. η. Ԛ. h .................................................................................................(6)
P adalah kapasitas daya pembangkit listrik (kw), η adalah nilai efisiensi peralatan
elektomekanik yaitu efisiensi gabungan dari turbin dan generator, g adalah
percepatan grafitasi (g=¿9,8 m/ s2), Q adalag debit air (m2 /s ), h adalah tinggi
jatuh air (m)
Efisiensi produksi listrik yang dianalisa oleh penulis merupakan efisiensi
hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output) yang di kirim ke UP
Kalibakal dengan masukan (input) dari hasil produksi listrik Plta Ketenger
Adapun rumus efisiensi yang biasa digunakan adalah (Perum Jasa Tirta II, 2001)
Hasil produksi netto
Efisiensi (%) = x 100..................................................(7)
Hasil produksi brutto
Hasil produksi netto (kwh) adalah daya yang dikirimkan ke UP Kalibakal,
sedangkan hasil produksi brutto (kwh) adalah daya aktual yang dihasilkan
4.3 Pemakaian Sendiri & Loses Pada produksi Listrik di Plta Ketenger
4.3.1 Pemakian sendiri
Hasil produksi pada Plta Ketenger didistribusika pada UP kalibakal, selain
itu juga digunakan untuk pemakaian sendiri dan dikurangi oles losses atau rugi-
rugi pada sistem pembangkit. ;untuk pemakaian sendiri meliputu pemakaian
sendiri kantor, pemakaian sendiri penerangan, dan pemakaian sendiri auxiliary.
Kemudian untuk mengetahui nilai total pemakaian sendiri (PS) adalah dengan
menjumlah total PS. Kantor, PS Penerangan , dan PS Auxilury sebagai berikut :
Total PS = PS. Kantor + PS. Penerangan + PS. Auxilury…………………….
(8)
Total PS adalah jumlah keseluruhan dari pemakaian sendiri (kwh),
56
4.3.2 Losses pada sistem produksi
Dalam sistem pembangkit ada yang dinamakan losses atau rugi-rugi. Losses
ini menjadikan energi listrik menjadi panas pada mesin-mesin pembangkit. Secara
teori jika daya yang dibangkitkan besar maka losses yang dihasilkan juga
meningkat.
Untuk mengetahui nilai Losses terlebih dahulu harus menghitung total PS +
Losses dari hasil pengurangan hasil produksi brutto dan netto sebagai berikut :
Total PS + Losses = Hasil Produksi Brutto – Hasil Produksi Netto.............(9)
Total PS + Loses adalah total kehilangan daya pada Plta Ketenger (kwh), hasil
produksi brutto adalah daya actual yang dibangkitkan atau output generator
(kwh), hasil produksi netto adalah daya yang didistribusikan pada UP kalibakal
(kwh).
Losses = Total PS+ Losses – Total PS ....................................(10)
Losses adalah daya yang hilang pada proses produksi (kwh), total ps & losses
adalah jumlah daya yang hilang dan daya pemakaian sendiri pada Plta Ketenger
(kwh), total PS adalah total keseluruhan pemakaian sendiri (kwh).
selanjutnya adalah menghitung nilai persentase dari data pemakaian
sendiri, losses, dan pemakaian sendiri + losses sebagai berikut :
Total PS
Persen PS (%) ×100 ……………………………..(11)
Hasil Produksi Brutto
Persen PS adalah persentase dari total pemakaian sendiri (%), total PS adalah
penjumlahan dari seluruh pemakaian sendiri (kwh), dan hasil produksi brutto
adalah daya aktual yang dibangkitkan (kwh)
Total PS+ Losses
Persen PS + Losses (%) = ×100 % …………….....(12)
Hasil Produksi Brutto
Persen PS + losses adalah persentase dari total PS + losses (%), total PS+ losses
adalah total dari pemakaian sendiri dan losses (kwh), hasil produksi brutto adalah
daya aktual yang dibangkitkan (kwh).
Tota Losses
Persen Losses (%) = ×100%................................(13)
Hasil Produksi Brutto
Persen losses adalah persentase dari total losses pada system pembangkit (%),
total losses adalah jumlah dari kehilangan daya pada system pembangkit (kwh),
57
hasil brutto adalah daya aktual yang dibangkitkan oleh sistem pembangkit (kwh).
BAB 5 PEMBAHASAN
58
5.1 Hasil Produksi Plta Ketenger
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa pada Plta Ketenger terdapat
4 unit pembangkit yaitu unit 1 & 2 dengan kapasitas 3.5 MW, unit 3 dengan
kapasitas 0.98 MW dan unit 4 dengan kapasitas 0.4, total kapasitas yang dapat
dibangkitkan adalah 8.48 MW. Akan tetapi pada kenyataanya unit 1 dan 2 hanya
mampu membangkitkat daya maksimal 3.4 MW hal ini kemungkinan disebabkan
karena usia pemakaian peralatan sistem pembangkit yang telah berusia lama.
Hasil produksi Plta Ketenger dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Hasil Produksi Brutto
Hasil produksi brutto adalah hasil produksi yang dibankitkan oleh sistem
pembangkit atau hasil ouput generator.
2. Hasil Produkasi Netto
Hasil produksi netto adalah hasil produksi yang didistribusikan pada UP
Kalibaka. Berikut adalah skema hasil produksi Plta Ketenger
Dari gambar 4.1 skema hasil produksi Plta Ketenger diatas dapat kita lihat
bahwa daya hasil produksi pembangkit (hasil produksi brutto) tidak hanya
didistribusikan pada UP kalibakal tetapi juga digunakan untuk pemakaian sendiri
dan kehilangan daya (losses ) pada sistem pembangkit. Untuk daya pemakaian
sendiri meliputi PS kantor, PS Penerangan, dan PS Auxilary sedangkan untuk
losses yaitu meliputi sistem eksitasi, governor, dan peralatan pendukun lainnya.
59
Untuk pengambilan data dilakukan setian 1 jam sekali kemudian data
tersebut dirata-rata untuk menjadi data harian oleh petugas keamanan yang
sekaligus bertugas sebagai operator di Plta Ketenger, data tersebut meliputi data
beban dan data pemakaian air sebagai berikut :
1. Data Beban
Data Beban yang diambil meliputi data beban unit 1,2,3, dan 4, data
pemakaian sendiri dan data yang dikirimkan pada UP Kalibakal, untuk data
pemakaian sendiri yaitu meliputu pemakaian kantor, kemudian data hasil
penerangan yaitu yang digunakan untuk penerangan jalan dan penerangan kantor
KSU dan kantor keamanan, kemudian data pemakaian auxilary yaitu data yang
digunakan untuk mesin-mesin yang berada pada power house.
2. Data Pemakaian Air
Untuk data air yang diambil yaitu data kondisi elevasi pada kolam tando,
selisih penurunan dan kenaikan air, data inflow dan outflow air. Data inflow
adalah jumlah air yang masuk dari sungai menuju kolam tando, sedangkan
outflow adalah jumlah air yang keluar melewati turbin.
Untuk pengiriman daya listrik menuju UP Kalibakal dalam bentuk tegangan
30 kv kemudian di kalibakal tegangan tersebut diturunkan menjadi tegangan 20
kv yang kemudian didistribusikan pada konsumen. Pengirimannya dilakukan 2
kali pengiriman yaitu pada jam 00:00 dan jam 10:00 WIB. Data yang dianalisa
pada laporan ini adalah data beban pada jam 10:00.
60
Tabel 5. 1 Sampel Data Hasil Produksi
HASIL
PEMK. HASIL
PRODUS PRODUSI PRODUSI PRODUSI PRODK.
AIR PRODK.
I UNIT 1 UNIT 2 UNIT 3 UNIT 4 BRUTT
TOTAL NETTO
O
222652.
2 8 71320 46112 8700 5919 132051 129210
TOTAL
PS PS TOTAL TOTAL
AUX 1 PS &
PENERANGAN KANTOR PS LOSSES
TGL LOSSES
61
3 142.8 20 268 430.8 2560 2129.2
PERSEN
PERSEN
PERSEN PS PS + EFISIENSI PRODUKSI
LOSSES
TGL LOSSES
% % % %
5.2.2 Perhitungan
Untuk mengetahui nilai konsumsi energi pemakaian sendiri dan losses pada
Plta Ketenger tahap pertama adalah mencari nilai efisiensinya selama satu bulan
pada bulan februari 2018. Dari tabel 3.1 Sampel Data Produksi diatas diambil
sampel data pada tanggal 3 februari 2018 dengan hasil produksi brutto sebesar
212.565 kwh dan hasil produksi netto sebesar 108.594 kwh. Dari data produksi
62
brutto dan data produksi netto kemudian dapat dihitung nilai efisiensinya sebagai
berikut :
= 0.39 %
Total PS+ Losses
Persen PS + Losses (%) = ×100 %
Hasil Produksi Brutto
2560 kwh
= 111154 kwh × 100 %
63
= 2.30 %
Tota Losses
Persen Losses (%) = ×100 %
Hasil Produksi Brutto
2129.2 kwh
= 111154 kwh × 100 %
= 1.92 %
331.99
1 (m³)
Pemakaian Air Total 105.638 2 7.185.825,8 256.636,64
64
(1,2,3,4) 8
17
Efesiensi Produksi % 97 % 98,43% - 97,73%
Sumber Hasil Perhitungan
Dari data hasil perhitungan tersebut dapat diketahui pemakaian air total
pada bulan februari adalah 7.185.825,8 m3 dengan rata-rata 256.636,64 m3 setiap
harinya. Sedangkan untuk hasil produksi brutto rata 144.387 kwh dengan total
produksi selama bulan februari 4.042.847 kwh dan total produksi netto yang
didistribusikan pada UP kalibakal pada bulah februari adalah 3.951.003 kwh
dengan rata rata 141.107 kwh. Menurut data laporan pengusahaan Plta Ketenger
hasil produksi pada bulan februari 2018 tidak aktif dikarenakan unit mengalami 2
kali gangguan,
65
Nilai efesiensi yang bagus adalah 100 % namun dikarenakan adanya
losses dan pemakaian sendiri maka nilai efisiensi sistem produksi kurang dari 100
%, untuk pemakaian sendiri meliputi pemakaian sendiri untuk kantor, pemakaian
sendiri penerangan dan pemakaian sendiri auxiliary 1. Dari tabel 5.1 diatas dapat
diketahui nilai efisiensi terendah pada bulan februari 2018 adalah 97 % sedangkan
nilai efisiensi terbesarya adalah 98,43 % dengan rata-rata efisiensi 97,73 %.
Hasil pemakaian sendiri pada bulan februari total adalah 14.568 kwh
dengan rata-rata 520,29 kwh, pengunaan beban maksimal untuk pemakaian
sendiri sebanyak 618,4 kwh dan untuk penggunaan beban maksimal sebanyak
426,4 kwh. Sedangkan untuk total losses yang hilang pada bulan februari
sebanyak 77.276 kwh dengan rata-rata 2.759,86 kwh, beban maksimal yang
hilang pada losses sebanyak 4.019,6 kwh, dan beban minimal yang hilang pada
losses adalah sebanyak 1.754 kwh. Jadi total Pemakaian sendiri dan losses pada
bulan februari sebanyak 91.844 kwh dari total produksi brutto 4.042.847 kwh.
Untuk hasil persentase total pemakaian sendiri pada bulan februari
maksimal adalah 0,42%, persentase minimal 0,31 % denga rata 0,36 %,
sedangakan untuk persentase maksimal lossesnya adalah 2,61%, persentase
minimal 1,21 % dengan rata-rata 1,97 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
daya losses lebih besar daripada daya yang digunakan untuk pemakaian sendiri.
Hal ini dikarenakan untuk pemakaian sendiri hanya digunakan untuk penerangan
dan kebutuhan daya yang kecil lainnya, sedangkann untuk losses digunakan untuk
mesin mesin berdaya besar seperti generator,sistem eksitasi unit 1, 2, dan 4,
sistem governor unit 1, 2, 3, dan 4.
66
adalah tabel hubungan antara hasil produksi terhadap pemakaian air total pada
Plta Ketenger :
HASIL HASIL
PEMK. AIR PEMK. AIR
PRODUKSI PRODUKSI
TOTAL TOTAL
No BRUTTO (1,2,3) No BRUTTO (1,2,3)
67
11 250973 133445 25 298064 152854
Tabel 5.5 diatas menunjukkan hasil produksi dan pemakaian air total
selama bulan februari 2018. Data hasil produksi brutto telah diurutkan mulai dari
data terkecil ke terbesar untuk menunjukkan hasil trending pada gafik sebagai
berikut :
200000
150000
100000
50000
0
7 7 5 0 7 5 0 8 0 4 5 4 4 9
6 92 4 31 5 70 6 19 9 02 3 44 6 09 7 75 1 64 6 31 7 76 8 02 2 85 2 01
10 11 12 12 12 13 13 13 14 14 14 14 15 16
Hasil produksi berbanding lurus dengan pemakaian air, dapat dilihat pada
gambar 5.1 semakin besar jumlah produksi yang dibangkitnya maka semakin
banyak jumlah pemakaian air yang digunakan untuk sistem pembangkit,
68
walaupun terjadi data fluktuatif pertengahan data. Hal ini sesuai dengan teori yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya dimana jika pemakaian air semakin
meningkat maka daya yang dibangkitnya juga meningkat. Tabel 5.5 diatas hanya
menunjukkan data pemakaian air pada unit 1, 2, dan 3. Hal ini dikarenakan air
yang digunakan pada unit 4 adalah air hasil buangan dari unit 1, 2, dan 3 dan tidak
tercatat dalam data beban Plta Ketenger.
69
9 136075 3179 23 154294 3315
Tabel 5.5 diatas menunjukkan hasil produksi dan PS total & Losses selama
bulan februari 2018. Data Hasil produksi Brutto tersebut telah diurutkan mulai
dari data terkecil ke terbesar untuk menghasilkan data trending pada gafik sebagai
berikut:
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
4 6 6 0 5 8 6 4 1 1 8 4 0 0
1 15 9 77 1 88 2 52 6 07 0 66 3 67 4 91 7 88 2 84 4 04 4 29 1 35 0 73
11 11 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15 16 17
70
Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa hubungan hasil produksi
dengan PS + Losses begerak fluktuatif. Dari hasil perhitungan saat hasil produksi
terkecil 111.154 kwh hasil PS + Lossesnya adalah 2.560 kwh sedangkah pada
produksi tertinggi 179954 kwh hasil PS + Lossesnya adalah 3976 kwh. Data
fluktuatif yang terjadi ketika jumlah produksi kecil kemudian hasil PS + Losses
besar, kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa hal. Yang pertama karena daya
yang digunakan untuk pemakaian sendiri (PS) tidak tergantung pada jumlah hasil
produksi melainkan disesuaikan dengan kebutuhan PS sendiri. Kemudian dapat
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gangguan luar (FO), yang
disebabkan oleh gangguan (trip) pada mesin, dan faktor lain yang tidak dibahas
pada laporan ini.
HASIL HASIL
PRODUKSI AUX 1 PRODUKSI AUX 1
No. BRUTTO (1,2,3,4) No. BRUTTO (1,2,3,4)
71
4 117557 292 18 161350 319
72
HASIL PRODUKSI BRUTTO (1,2,3,4) Terhadap AUX 1
350
300
250
200
Aux 1 (kwh)
150
100
50
0
Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa jika hasil produksi meningkat maka
daya yang digunakan untuk PS auxiliary juga meningkat, hal ini disebabkan
karena ketika produksi meningkat mesin- mesin pembangkit bekerja lebih keras
sehingga membutuhkan tenaga yang besar untuk pemakaian sendiri auxiliary 1.
73
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dan losses pada Plta Ketenger Unit
Pembangkit Mrica, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik tenaga air merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi potensial air menjadi energy kinetic, lalu diubah
menjadi energy mekanik dan menghasulkan listrik dengan daya yang
dibangkitkan 4.042.847 kwh untuk produksi brutto dan 3.951.003 kwh
untuk produksi netto.
2. Total daya yang digunakan pada bulan februari 2018 untuk pemakaian
sendiri sebesar 14.568 kwh, sedangkan losses total sebesar 77.276 kwh.
3. Untuk nilai efisiensi produksi pada Plta Ketenger rata-rata pada bulan
februari 2018 adalah 97,73 % dengan efisiensi minimum 97 % dan
efisiensi maksimum 98,43 %.
4. Hasil persentase rata-rata losses pada bulan februari 2018 adalah 1,91%
dengan persentase minimum 1,21% dan pesentase maksimum adalah
2,61%, sedangkan hasil presentase rata-rata pemakaian sendiri adalah
0,36% dengan persentase minimum 0.31 % dan maksimum 0.42 %.
6.2 Saran
Saran yang bisa diberikan pada peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk peneliti selanjutnya untuk menganalisa sistem produksi disaran juga
menghitung losses beserta beberapa faktor yang mempengaruhi seperti
CF, OF, EAF, dan faktor Error.
74
75