DURASI : 2 JP
4.2.1. Busbar........................................................................................................ 20
6.2. Back Up Relay Proteksi Untuk Phase to Phase atau Phase to Ground Fault ............ 35
6.3. Frekuensi dan Over excitation Relay (81G, 24 atau 59/81) ..................................... 36
6.4. Relai Out of Step dan Loss of Field (78 dan 40) .................................................... 37
6.5. Proteksi Cadangan Transformator Start Up Untuk Phase To Ground Fault (51N/ST)
38
Sistem tenaga listrik sering pula hanya disebut dengan sistem tenaga, bahkan kadangkala
cukup disebut dengan sistem. Penamaan suatu sistem tenaga biasanya menggunakan
daerah cakupan yang dilistriki, misalnya Sistem Jawa Bali berarti sistem tenaga listrik yang
mencakup Pulau Jawa hingga Pulau Bali termasuk Pulau Madura dalam hal ini. Sistem
Sumatera mencakup Pulau Sumatera. Sistem Sulawesi Selatan dan Barat mencakup
daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Gambar berikut ini menampilkan ilustrasi suatu sistem tenaga listrik serta hubungan antara
elemen-elemen dasar di dalamnya.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinusoida dari tegangan atau arus listrik dalam rentang
waktu satu detik. Satuan yang digunakan menyatakan ukuran frekuensi adalah hertz (Hz).
Satu hertz berarti satu siklus per detik (cycle/sec).
Di dalam pembangkitan tenaga listrik, frekuensi menunjukkan jumlah putaran elektrik mesin
pembangkit. Satu putaran elektrik dapat diwakili oleh satu gelombang sinusoida. Sistem
tenaga yang dikelola PLN menggunakan frekuensi 50 Hz dengan kisaran ± 0,5 Hz.
Frekuensi 50 Hz setara dengan 50 putaran elektrik per detik atau 3000 putaran per menit.
Frekuensi juga dapat dipakai sebagai ukuran kesetimbangan sesaat antara daya nyata
(MW) yang konsumsi oleh konsumen (selanjutnya disebut beban) dengan daya nyata
pasokan dari pembangkit tenaga listrik. Pada keadaan keduanya setimbang, frekuensi 50
Hz. Bila frekuensi kurang dari 50 Hz berarti pasokan daya nyata dari pembangkit kurang.
Sebaliknya jika pasokan daya nyata dari pembangkit berlebih, menyebabkan frekuensi lebih
dari 50 Hz.
Nilai frekuensi sistem tenaga selalu berubah-ubah, karena dari waktu ke waktu daya nyata
yang dikonsumsi oleh konsumen (beban) bersifat acak sedangkan alat pengatur kecepatan
(speed governor) pada tiap mesin pembangkit masing-masing bekerja sendiri. Hampir tidak
ada kemungkinan pasokan daya nyata unit pembangkit terus menerus tepat sama dengan
beban sistem.
Saluran tegangan ultra tinggi (TUT) atau ultra high voltage (UHV) adalah saluran transmisi
yang menggunakan tegangan 800 kV atau lebih tinggi.
Selain tegangan arus bolak-balik di atas, beberapa sistem tenaga menggunakan saluran
transmisi tegangan tinggi arus searah atau high voltage direct current (HVDC). Tegangan
tinggi yang dipakai mencapai 1000 kV.
Secara logis kita akan berfikir bahwa tempat yang paling baik untuk menempatkan pusat
listrik adalah dekat dengan pemakai tenaga listrik. Namun hal ini tidak selalu dapat dipenuhi
karena beberapa alasan yang dijumpai pada keadaan yang sesungguhnya, antara lain:
– Pembangkit listrik tenaga nuklir dan yang berbahan-bakar fosil memerlukan sumber
air yang besar untuk sistem pendinginannya. Hal ini hanya dapat dipenuhi dari laut,
danau atau sungai. Inilah alasan mengapa pembangkit listrik selalu dekat dengan air.
– Pembangkit listrik tenaga air memerlukan sumber air dengan perubahan elevasi atau
tinggi jatuh (head) yang cukup.
– Pembangkit listrik tenaga panas bumi harus berada pada lokasi dimana sumber
tenaganya tersedia.
3.3. Peran Pembangkit di dalam Operasi Sistem
Berdasarkan peran untuk memenuhi pasokan bagi sistem tenaga listrik, unit pembangkit
biasanya dapat dikategorikan sebagai salah satu dari tiga jenis pembangkit yaitu
pembangkit pemikul beban-dasar (baseload power plant), pembangkit pemikul beban
menengah (intermediate plant) atau pembangkit pemikul beban puncak (peaking unit).
Pembangkit dengan 5000 jam operasi rata-rata per tahun (capacity factor > 57 %) disebut
pembangkit pemikul beban dasar. Pembangkit dalam kategori ini memiliki daya keluaran
besar, biaya kapital tinggi dan biaya operasi rendah. Pembangkit tenaga nuklir dan
pembangkit tenaga uap berbahan-bakar batubara biasanya digunakan sebagai pemikul
beban dasar.
Pembangkit dengan jam operasi lebih besar dari 2000 jam per tahun dan lebih kecil dari
5000 jam rata-rata pertahun (23% > capacity factor > 57 %) disebut pembangkit pemikul
beban menengah. Pembangkit combined cycled, pembangkit berbahan-bakar minyak dan
pembangkit tua yang kurang efisien digunakan untuk pemikul beban menengah.
Pembangkit pemikul beban puncak dioperasikan untuk memenuhi beban pada waktu beban
maksimum (beban puncak). Periode beban puncak tidak selalu sama. Jam operasi
pembangkit ini kurang dari 2000 jam rata-rata per tahun (capacity factor < 23 %), sehingga
pembangkit yang dipilih biasanya yang berbiaya kapital rendah. Biaya operasi jenis
pembangkit ini biasanya tinggi, menyebabkan biaya keseluruhan pembangkitan menjadi
tinggi. Biasanya pembangkit tenaga (turbin) gas, tenaga air, pumped-storage dan mesin
Diesel digunakan sebagai pemikul beban puncak.
Gambar 2. Siklus
Manusia pertama kali belajar memanfaatkan energi kinetik air menggunakan kincir air. Kincir
air merubah energi kinetik air menjadi energi mekanik. Pada mulanya kincir air digunakan
untuk menggerakkan mesin penggilingan biji-bijian, mesin penggergajian dan pandai besi.
Prinsip yang sama diterapkan untuk menghasilkan tenaga listrik di pusat listrik tenaga air
(PLTA). Air yang mengalir dilewatkan pada turbin air. Dapat dikatakan bahwa turbin air
merupakan penyempurnaan dari kincir air. Aliran air di dalam turbin menggerakkan turbin
untuk berputar. Turbin air memutar generator. Generator menghasilkan listrik.
Aliran air dapat memutar turbin bila debit air dan tinggi jatuh (head) air yang diperlukan
terpenuhi. Berdasarkan head, ada PLTA low head dengan head kurang dari 20 kaki (feet)
dan high head. Berdasarkan fasilitasnya, ada PLTA bendungan dan PLTA aliran sungai (run
of river). Kapasitas daya maupun energi pada PLTA bendungan biasanya sangat besar,
sedangkan pada PLTA run of river relatif kecil.
Di dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, pengaturan pemanfaatan energi listrik PLTA
bendungan lebih fleksibel. Dapat digunakan sebagai pemikul sebagian beban dasar dan
pemikul beban puncak, termasuk memenuhi pengaturan frekuensi (load follower). Air
Karena operasi PLTA run of river sangat tergantung pada debit air sungainya, umumnya
sebagai pembangkit must run sesuai kondisi hidrologinya.
Keunggulan PLTA antara lain,
1. Tidak memerlukan bahan bakar,
2. Waktu asut (start) relatif singkat hanya beberapa menit dibandingkan dengan 6 jam
atau lebih pada PLTU,
3. Minimum up-time dan minimum down-time relatif singkat,
4. Dapat difungsikan sebagai black start jika sistem mengalami runtuh (black-out).
5. Fleksibel sebagai pembangkit load follower,
6. Penggunaan airnya dapat digabungkan dengan keperluan lainnya (multi-purpose)
memenuhi kebutuhan irigasi dan air minum.
Kelemahannya antara lain,
a. biaya kapitalnya relatif tinggi, untuk membangun bendungan dan sarana lainnya
serta pembebasan lahan dan,
b. pemindahan penduduk dari lokasi PLTA bisa menjadi hambatan,
c. operasinya sangat dipengaruhi oleh variasi musim.
Untuk mengasut PLTG, mesin Diesel atau motor listrik memutar poros dan menggerakkan
kompresor. Setelah kompresor berputar, udara luar terhisap sehingga menghasilkan udara
bertekanan. Udara tersebut masuk ke ruang bakar. Di dalam ruang bakar, bahan bakar cair
dikabutkan. Kemudian dengan penyalaan awal dari busi, proses pembakaran terjadi dan gas
panas dihasilkan. Gas panas dialirkan ke turbin menghasilkan putaran turbin untuk memutar
generator. Generator menghasilkan listrik.
Dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lain, beberapa keunggulan PLTU antara lain,
1. aspek pembangunan
– dapat dirancang menggunakan pilihan jenis bahan bakar yang tersedia (padat,
cair, gas),
– dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi,
2. aspek pengoperasian
– kontinuitas operasinya tinggi,
– masa pakainya relatif panjang.
Harga bahan bakarnya yang mahal menyebabkan operasi PLTD menjadi sangat tidak
ekonomis. Meskipun demikian peran PLTD untuk melistriki daerah yang masih jauh dari
jaringan (grid) dan pada remote area (sistem isolated).
Pada sistem yang memiliki pilihan operasi pembangkit yang beragam, berdasarkan merit
order pengoperasian PLTD menjadi pilihan terakhir.
Jenis PLTP yang pertama menggunakan uap kering langsung dari reservoir uap panas
bumi, sebagaimana digambarkan di bawah ini.
Sistem konversi fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling sederhana dan
murah. Uap langsung diarahkan menuju turbin melewati peralatan pemilah butir bebatuan
dari uap sebelum memasuki turbin. Setelah dimanfaatkan uap dapat dibuang ke atmosfer.
Pada sistem dengan siklus separated steam, fluida yang berupa campuran fase uap dan
fase cair dipisahkan lebih dulu di dalam separator. Uap yang dihasilkan dari separator
dimanfaatkan menggerakkan turbin.
Sedangkan PLTP yang paling umum memakai flash steam, digambarkan di bawah ini.
Pada sistem ini, mendorong fluida panas bertekanan tinggi yang mencapai suhu 360°F di
kedalaman menuju ke permukaan. Fluida tersebut dibawa ke low pressure chamber, uap
yang dihasilkan menggerakkan turbin. Flasher (steam separator) adalah alat untuk
memisahkan uap dan air pada jenis uap hot water dominated. Air keluaran disuntikkan
kembali ke bumi melalui sumur reinjeksi.
Indonesia memiliki potensi panas-bumi yang sangat besar, mencapai 27.000 MW yaitu
sekitar 40 % dari potensi panas-bumi di dunia. Panas-bumi di Indonesia terletak di daerah
yang dikenal dengan istilah ring of fire, yang membentang dari mulai ujung Utara Pulau
Sumatera sampai ke Selatan, Jawa Barat sampai Jawa Timur, NTB, NTT kemudian ke
Utara menuju ke Sulawesi. baru sebagian kecil dari potensi tersebut yang telah
dikembangkan dan telah beroperasi.
Salah satu contoh siklus PLTP digambarkan sebagai berikut.
Pada PLTN energi panas yang luar biasa besarnya diperoleh sebagai hasil reaksi inti atom
dari bahan radioaktif. Reaksi fusi (penggabungan) inti atom ataupun reaksi fisi (pemisahan)
inti atom menghasilkan energi panas tersebut.
Pada reaksi fusi, dua unsur berinti atom ringan digabungkan untuk menghasilkan bahan
berinti atom lebih berat. Contohnya reaksi deuterium (hidrogen berat) dengan tritium yang
mengalami fusi (menggabung) membentuk unsur berinti atom lebih berat menghasilkan
energi dan membebaskan neutron. Reaksi fisi memisahkan inti atom dari bahan berinti berat
menjadi dua atau lebih bahan berinti lebih ringan, menghasilkan energi panas dan melepas
neutron. Sebagai contoh adalah reaksi fisi pada U235. Satu neutron bebas menumbuk atom
U235 dan diserap menghasilkan atom U236 yang tidak stabil. Kemudian atom U236 mengalami
fisi (membelah) menjadi menjadi dua unsur yang berinti lebih ringan, melepas energi panas
serta membebaskan neutron. Neutron bebas tersebut akan menumbuk atom U235 lainnya,
mengawali reaksi fisi berikutnya sehingga menjadi reaksi berantai.
Energi panas yang dihasilkan dari reaksi inti tersebut digunakan membuat uap untuk
menggerakkan turbin yang memutar generator menghasilkan tenaga listrik pada PLTN. Ada
dua jenis PLTN yaitu jenis Pressurized Water Reactor (PWR) dan Boiling Water Reactor
(BWR).
Gardu induk switching hanya memiliki peralatan yang diperlukan untuk memisahkan saluran
transmisi untuk keperluan pemeliharaan peralatan atau untuk mengisolir daerah yang
terganggu. Gardu ini yang tidak dilengkapi dengan transformator tenaga.
4.2.1. Busbar
Busbar berupa konduktor tempat bay dihubungkan dengan bay lainnya melalui Pemisah
(PMS, disconnecting switch). Sambungan dibuat sedemikian sehingga memungkinkan
bekerja pada hampir semua peralatan di gardu induk tanpa harus memutuskan penyaluran
tenaga listrik.
Di dalam serandang (switchyard), busbar berada di udara terbuka.
Transformator arus mentransformasi nilai arus yang besar pada rangkaian menjadi lebih
kecil untuk keperluan pengukuran dan relai proteksi. Dihubungkan seri dengan saluran.
Sebuah transformator arus dapat digunakan untuk beberapa keperluan. Namun burden-nya
tidak boleh melampaui desain.
Transformator tegangan mentransformasi nilai tegangan yang tinggi pada rangkaian menjadi
lebih rendah untuk keperluan pengukuran dan relai proteksi. Dihubungkan paralel (shunt)
dengan saluran.
Pemisah tanah (PMS tanah) digunakan untuk membumikan peralatan yaitu menghubungkan
peralatan ke rangkaian konduktor yang dipendam dalam tanah di gardu induk. Upaya ini
dimaksudkan untuk melindungi orang yang bekerja pada peralatan yang dibumikan tersebut.
Semua sambungan dan PMS tanah mestilah memiliki kontak yang baik dengan resistansi
rendah. Pembukaan PMS tanah harus memenuhi urutan (sequence) operasi peralatan
switching. Itulah kenapa operasi PMT, PMS dan PMS tanah dibuat interlocked.
Alat pelindung terhadap tegangan surja berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik
dengan cara membatasi tegangan surja lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Peralatan ini dapat menahan tegangan sistem 50 Hz dalam masa tak terbatas tetapi harus
dapat melalukan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ada tiga macam alat
pelindung terhadap surja yang dikenal yaitu sela batang (rod gap), arester (lightning
arrester) jenis eksplusi dan arester jenis katup.
Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana namun kuat dan kokoh.
Jarang digunakan pada rangkaian yang penting karena tidak dapat memenuhi persyaratan
dasar alat pelindung sesungguhnya. Digunakan sebagai pelindung cadangan manakala
arester dilepas dari saluran karena rusak atau oleh sebab lain. Sela batang tidak dapat
memutuskan arus susulan, jadi selalu berakibat gangguan setiap ada surja yang
menimbulkan lompatan api pada sela batang.
Penangkap petir (lightning arrester) adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga dari
surja petir. Ia berlaku sebagai jalan pintas (by pass) sekitar isolasi; membentuk jalan yang
mudah dilalui arus kilat (petir) sehingga tidak timbul tegangan yang lebih tinggi pada
peralatan. Pada keadaan normal arester berlaku sebagai isolator, tetapi berlaku sebagai
konduktor yang dilewati arus besar saat terjadi surja. Setelah surja hilang, arester harus
dengan cepat kembali berlaku sebagai isolator. Berbeda dengan sela batang, arester dapat
memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan gangguan.
Sistem penyaluran terbentuk dari saluran transmisi tegangan tinggi yang digunakan untuk
mengirimkan tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen (beban). Saluran transmisi
umumnya berupa penghantar udara yang ditopang oleh menara (tower). Panjangnya hingga
ratusan kilometer. Ada pula yang berupa kabel yang ditanam di tanah. Biasanya ini
dilakukan terkait dengan estetika kota dan keselamatan lingkungan di kota atau daerah
pemukiman. Saluran transmisi juga digunakan untuk menghubungkan antar sistem tenaga
sehingga pertukaran daya antar sistem dapat berlangsung jika diperlukan.
Ada yang membagi pelanggan-pelanggan tersebut secara umum ke dalam enam kelompok,
yaitu:
1. pemukiman,
2. komersial
3. industri,
4. pertanian,
5. kotapraja, dan
6. traksi listrik.
Pola konsumsi listrik masing-masing kelompok itu sangat khas dan puncaknya terjadi tidak
bersamaan. Sebagai contoh, beban pemukiman yang kebanyakan terdiri dari lampu
penerangan perumahan, peralatan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik seperti radio,
televisi, lemari pendingin, penyejuk ruangan dan sebagainya; memiliki puncak yang terjadi di
malam hari. Bebannya rendah di luar periode tersebut. Pada kelompok beban komersial
seperti perkantoran, rumah sakit, hotel, pertokoan dan sebagainya adalah kebalikannya.
Bebannya lebih merata sepanjang hari, memiliki dua puncak yaitu pada pagi dan malam
hari. Mirip dengan itu adalah traksi sebagai sarana transportasi, memiliki puncak di pagi dan
sore hari.
Beban industri baik industri kecil dan industri berat bekerja dalam satu atau tiga shift sehari,
dapat dikatakan hampir rata sepanjang hari. Penerangan jalan, perusahaan air minum dan
drainase termasuk kelompok beban kotapraja. Penerangan jalan yang merupakan bagian
utamanya hampir rata selama lampu dinyalakan yaitu mulai pukul 6 sore hingga 6 pagi.
Beban pertanian terjadi selama siang hari.
Ada pula yang membagi komponen beban sistem dalam empat kelompok, yaitu :
– komersial
– industri,
– domestik,
– beban khusus.
Beban biasanya digambarkan dalam kurva dengan sumbu waktu. Beberapa contoh kurva
dari kelompok beban di atas ditunjukkan dalam Gambar 1.2 hingga Gambar 1.5.
Jadi beban sistem merupakan hasil dari penjumlahan kelompok-kelompok beban tersebut.
Kurva beban sistem disebut juga kurva beban harian.
Di negeri empat musim belahan bumi utara dan selatan, siklus tingkat pemakaian listrik
mengikuti musim. Pemakaian listrik pada musim panas berbeda dengan pada musim dingin.
Sebagai contoh di Sistem Jawa Bali siklus musim tidak dikenal. Pada dua minggu sekitar
hari raya Iedul Fitri serta dua minggu sekitar Natal dan Tahun Baru, pemakaian listrik
menurun tinggal 80 %.
Siklus harian lazim ada di semua sistem tenaga. Tingkat pemakaian listrik pada hari kerja
lebih tinggi dibanding pada hari libur dan Ahad (Minggu).
Gambar 30. Contoh kurva beban hari kerja, libur dan hari khusus
Beban kerap pula digambarkan dengan kurva lama beban (load duration curve). Kurva lama
beban ekivalen merupakan konsep penting yang digunakan dalam teknik simulasi produksi
listrik secara probabilistik.
Peran Pusat Pengatur Beban yang langsung mempengaruhi operasi sistem tenaga adalah:
a. perencanaan operasi jangka pendek,
b. pelaksanaan operasi real-time (monitoring and controlling),
c. pelaporan operasi dan tindak- lanjut penanganan gangguan.
Kegiatan yang dilakukan Pusat Pengatur Beban dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pre-dispatch,
b. Dispatch,
c. Post-dispatch.
a. Pre-dispatch
Pre-dispatch adalah tahap menentukan kombinasi sumber produksi tenaga listrik dan unit
pembangkitnya yang akan memasok kebutuhan beban sistem beberapa waktu ke depan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pre-dispatch antara lain mencakup
a. prakiraan beban (load forecast) jangka pendek,
b. penjadwalan pembangkitan,
c. perencanaan kebutuhan daya reaktif,
d. perencanaan pemeliharan dan pemisahan (outage) peralatan,
e. pengembangan switching terencana,
f. perbaikan rencana dan tatacara pemulihan setelah gangguan.
b. Dispatch
6.2. Back Up Relay Proteksi Untuk Phase to Phase atau Phase to Ground Fault
a. Relai jarak 21G
Relai jarak (distance relay 21G) merupakan proteksi cadangan (back up) yang
berguna untuk memisahkan generator dan transformator generator dengan sistem,
apabila ada gangguan pada generator atau transformator generator yang tidak
diatasi oleh proteksi utama.
Batas-batas operasi frekuensi generator dan turbin berdasarkan Standar IEC 34.3,
waktu yang diijinkan pada frekuensi abnormal sebagai berikut
6.4. Relai Out of Step dan Loss of Field (78 dan 40)
a. Loss of Field Relay (40G)
Proteksi ini mengamankan generator dari kehilangan eksitasi. Loss of excitation
dapat menyebabkan kenaikan nilai arus yang dapat membahayakan (terjadi
overheating pada rotor dan stator generator).
Yang harus diperhatikan dalam setting :
– proteksi bekerja dengan cepat untuk loss of excitation dengan initial machine
loading yang tinggi
– zone proteksi dari 40G relai sebaiknya tidak menyebabkan pengurangan
kapabilitas generator (under-excited operating capability)
– relai sebaiknya tidak berkerja dikarenakan recoverable power swing dalam
sistem.