1
Sistem Tenaga Listrik (2)
3
Sistem Tenaga Listrik (4)
Arah Energi
4
Manfaat Studi Aliran Daya (1)
5
Manfaat Studi Aliran Daya (2)
Beberapa tujuan dari studi aliran beban ini adalah :
1. Untuk mengetahui komponen jaringan sistem tenaga listrik
pada umumnya.
2. Mengetahui besarnya tegangan pada setiap bus (rel) dari
suatu sistem tenaga listrik.
3. Menghitung aliran-aliran daya, baik daya nyata maupun daya
reaktif yang mengalir dalam setiap saluran, dan memeriksa
apakah semua peralatan yang ada dalam sistem cukup besar
untuk menyalurkan daya yang diinginkan.
4. Efek penataan kembali rangkaian-rangkaian dan
penggabungan sirkit-sirkit baru pada pembebanan sistem.
5. Kondisi-kondisi berjalan dan distribusi beban sistem yang
optimum.
6. Kerugian-kerugian sistem yang optimum.
7. Rating tranformator dan tap range tranformator yang optimum.
8. Perbaikan dan pergantian ukuran konduktor dan tegangan
sistem. 6
Input dan Output studi Aliran Daya (1)
7
Input dan Output studi Aliran Daya (2)
10
Perhitungan Aliran Daya (2)
11
Perhitungan Aliran Daya (3)
14
Perhitungan Aliran Daya (6)
Satuan Per Unit (p.u)
Z x 1000 x MVAdasar pu
• Impedansi per unit =
(kV)2
MVAdasar
• Arus dasar = Amp
3 . kV dasar
2
kVdasar MVAbaru
• Z pu (baru) = Zpu(awal) * * Amp
kVbaru MVAbaru
15
Perhitungan Aliran Daya (7)
Satuan Per Unit (p.u)
Contoh :
Suatu sistem tenaga listrik dipasok dari Trafo
150/20 kV di Gardu induk, dengan kapasitas 60
MVA mempunyai jaringan 20 kV dengan impedansi
10 Ohm, akan dicari nilai per unitnya
60 MVA
ZL = 10 Ohm
20 kV
150 kV
Tap trafo
154/19 kV 16
Perhitungan Aliran Daya (8)
Satuan Per Unit (p.u)
Dipilih MVA dasar = 100 MVA
KV dasar = 150 kV di bus 150 kV
base di Bus 20 kV = 19/154 X 150 kV
= 18,51 kV
I dasar = 100. 1000 / 3.150 Amp
= 384 Amp
Zdasar di Bus 20 kV = (18,51)2 / 100 = 3,4225 Ohm
Sehingga diperoleh :
ZL = 10 Ohm / 3,4225 Ohm = 2,922 pu.
17
Perhitungan Aliran Daya (9)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Data-data yang diperlukan dalam analisa aliran beban adalah :
• Data Saluran Transmisi
Besar harga-harga tahanan (R), reaktansi (X) dan ½
suseptansi dari setiap cabang saluran transmisi (Y/2) dan
data ini biasanya dalam p.u.
• Data Transformator dan Tapnya
Untuk transformator adalah reaktansi dan tap-tapnya.
• Data Bus (Rel)
Yaitu data pembangkitan dan pembebanan. Data bus (rel)
yang dimaksud adalah data pembangkitan dan data beban
dalam per MW dan MVAR, serta data tegangan bus dalam
satuan per unit.
• Data Tambahan
Data tambahan yang dimaksud adalah penggunaan
kapasitor 18
Perhitungan Aliran Daya (10)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Generator Serempak
19
Perhitungan Aliran Daya (11)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
Pengubah
Tap
22
Perhitungan Aliran Daya (14)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
23
Perhitungan Aliran Daya (15)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
24
Perhitungan Aliran Daya (16)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
26
Perhitungan Aliran Daya (18)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
29
Perhitungan Aliran Daya (21)
Data Untuk Studi Aliran Daya
Pengubah Tap Trafo
Metode Prosedur Fitur pengukuran
Pengukuran pengukuran, interval
pengukuran
(1) Fasilitas daya Kapasitor shunt Jumlah yg Ketika level tegangan sistem
reaktif diparalelkan diukur suply daya reaktif turun
dari
Ketika level tegangan turun,
Reaktor shunt
penyerapan daya reaktif turun
3) On-load tap trafo Nilai tap diswich Ketika tidak ada sumber
daya disisi sekunder hanya
tegangan sisi sekunder yang
berubah. Ketika tidak ada
sumber daya disis sekunder
tegangan sisi primer,
tegangan sekunder dan
aliran daya reaktif berubah.
30
Tabel 1.2. Metode Pengukuran tegangan
Perhitungan Aliran Daya (22)
Data Untuk Studi Aliran Daya
– Saluran Transmisi
31
Perhitungan Aliran Daya (23)
Persamaan Jaringan
32
Perhitungan Aliran Daya (24)
Persamaan Jaringan
a I1 I2 c
I4 I3
e f g
+ + +
- - -
35
Perhitungan Aliran Daya (27)
Persamaan Jaringan
Ya Yb
1 Yc 3
Ye Yd
4
Yg
Yf Yh
I1 E1 (Y f Ya Ye ) E 2 Ya E 4 Ye (2.5)
Pada simpul 2 :
(E 2 E1 ) Ya (E 2 E3 ) Yb (E 2 E 4 ) Yc 0 (2.6)
E1 Ya E 2 (Ya Yb Yc ) E3 Yb E 4 Yc 0 (2.7)
37
Perhitungan Aliran Daya (29)
Persamaan Jaringan
38
Perhitungan Aliran Daya (30)
Persamaan Jaringan
Dari persamaan (2.3) dan (2.8) didapat perumusan dalam bentuk matrik yaitu :
I1 E1
I2 E2
I dan E (2.11)
I E
3 3
I4 E4
40
Perhitungan Aliran Daya (32)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
41
Perhitungan Aliran Daya (33)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
in
P V V Y Cos θ δ δ (3.10)
i ji i j ij ij j i
in
Q V V Y Sin θ δ δ (3.11)
i ji i j ij ij j i
dengan i = 1,2,3....,n
42
Perhitungan Aliran Daya (34)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
Dalam membentuk perumusan ini diperlukan
suatu teknik pemecahan solusi aliran daya.
Untuk menghitung aliran daya dapat
dipergunakan beberapa metode antara lain :
1. Metode iterasi Gauss dengan menggunakan
matrik admitansi bus atau matrik impedansi bus.
2. Metode iterasi Gauss – Sheidel yang merupakan
pengembangan dari metode iterasi Gauss.
3. Metode Newton – Raphson dengan
menggunakan matrik admitansi bus.
4. Metode Fast Decoupled yang merupakan
penyederhanaan dari metode Newton Raphson.43
Perhitungan Aliran Daya (35)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
45
Perhitungan Aliran Daya (37)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
1 1
K f Χ 0 ΔΧ , Χ 0 ΔΧ , , Χ n
1 2 2
0 ΔΧ
n 0 (3.14)
Χ , Χ , , Χ n diberi nilai Χ 0 , Χ 0 , , Χ n
0
1 2 1 2
θ1 adalah fungsi pangkat lebih tinggi, dan bila θ1 diabaikan, maka
persamaan (3.15) dalam bentuk matrik menjadi :
K f 0 f 0 f
0
f
0 ΔΧ 0
1 1 1 1 1
Χ Χ Χn
1 2
f 0 f
0
f
0
0 2 2 2 0 (3.16)
K f 2 Χ1 Χ
2
Χ n ΔΧ 2
fn 0 fn
0
fn
0
K f n0 0
Χ n ΔΧ n
47
Χ1 Χ
2
Perhitungan Aliran Daya (39)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
atau :
K f 0 J 0 ΔΧ (3.17)
dengan
J0 = matrik Jacobian
48
Perhitungan Aliran Daya (40)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
Δ Pi J1 J2 Δ δ i
Δ Q J Δ V
J4
(3.20)
i 3 i
51
Perhitungan Aliran Daya (43)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
• Unsur-unsur matrik Jacobian tersebut didapatkan
dengan membuat turunan parsial sebagai berikut :
P1 P1 P1 P1
V
δ δn Vn
1 1
J1
J2
P Pn
n Pn
Pn
δ 1 δ n V1 Vn
Q1 Q1 Q1 Q1
δ
δn V1 Vn
1
J3
J4
Q Qn
n
Qn
Qn
δ 1 δ n V1 Vn 52
Perhitungan Aliran Daya (44)
Persamaan Jaringan
Persamaan Aliran Daya
54
Perhitungan Aliran Daya (46)
Metode perhitungan
Hasil Analisa Aliran Daya
1. Tingkat Pembebanan
Merepresentasikan aliran daya pada
seluruh cabang, beban pada seluruh
busbar serta pembangkitan pada masing
masing mesin pembangkit. Dapat juga
diketahui keseluruhan daya yang
dibangkitkan.
55
Perhitungan Aliran Daya (47)
Metode perhitungan
Hasil Analisa Aliran Daya
2. Tingkat Tegangan
Tegangan hasil perhitungan pada seluruh
gardu induk dapat dibaca. Dengan mengamati
besarnya tegangan maka dapat diidentifikasi
tegangan yang kurang atau tidak memenuhi
syarat. Dalam hal seperti ini, siswa bisa
memainkan perannya dengan cara mencari
alternatif dengan mengatur pembangkitan pada
titik terdekat, memasukkan kapasitor dll
56
Perhitungan Aliran Daya (48)
Metode perhitungan
Hasil Analisa Aliran Daya
3. Rugi rugi
Seluruh rugi transmisi pada setiap
cabang bisa dilihat, dan demikian pula
secara total sistem. Siswa bisa membuat
percobaan dengan mengubah komposisi
pembangkit atau konfigurasi jaringan
untuk menurunkan rugi rugi transmisi.
57