Anda di halaman 1dari 66

KONSEP DASAR ANALISIS

ALIRAN DAYA
Pelatihan
Analisis Sistem tenaga
Pengantar Analisa Sistem tenaga
Komponen Sistem Tenaga Listrik :
• Sistem tenaga listrik (Electric Power System) meliputi
3 komponen, yaitu
• Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik
• Sistem Transmisi Tenaga Listrik
• Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Arah Energi

Generator

GS

Penggerak Trafo Trafo


Mula Penaik Penurun
Tegangan Tegangan Trafo
Distribusi

pembangkitan transmisi distribusi


Pengantar Analisa Sistem tenaga
Sistem Jaringan

• 500 kV
• 150 kV
• 70 kV
• 20 kV
Pembangkit

PLTU TANJUNG JATI -B 2X660 MW


Generator Sinkron 3 fasa

Parameter yang
mempengaruhi pada generator
1. Reaksi Jangkar
2. Induktansi sendiri belitan
generator
3. Reaktansi belitan generator
4. Tipe Salien dan non-salien
Pemodelan Elemen Sistem Tenaga Listrik

• Generator
G atau G

• Generator sinkron berdasarkan jenis kutubnya


dibagi atas :
a. Generator sinkron berkutub silindris (non
salient pole/round rotor)
b. Generator sinkron berkutub menonjol
(salient pole).
Saluran Transmisi
Saluran Transmisi
Saluran Pendek
( L < 25 km)

Saluran Menengah
( 25 < L <250 km)

Saluran Panjang
(L > 250 km)
Kategori Saluran Transmisi

Berdasarkan Pemasangan

• Saluran Udara
• Saluran Kabel

Berdasarkan Arus Lisrtrik

• AC
• DC

Berdasarkan Tegangan

• SUTET
• SUTT
• SKTT
Surge Impedance Loading (SIL)
SIL = karakteristik spesifik suatu Saluran Transmisi dalam
menghantarkan daya listrik tanpa rugi-rugi tegangan

SIL = kV 2 / Zc (MW) Zc = √ (L/C) (Ohm)

Vr
Transformator
Inter Bus Transformer 500/150 kV
Transformator Daya 150/20 kV
Pemodelan Elemen Sistem Tenaga
• Transformator dan Tapping trafo

atau

• Transformator berfungsi untuk mengubah tegangan dari


suatu tingkat tegangan ke tingkat tegangan yang lain,
seperti transformator penaik tegangan dari generator ke
saluran transmisi atau transformator penurun tegangan
dari saluran transmisi ke saluran distribusi.
• Transformator juga memberikan kemungkinan pengaturan
besar tegangan melalui tapping, sehingga dengan adanya
mekanisme ini transformator menjadi sarana tambahan
untuk mengatur aliran daya aktif maupun reaktif.
Perubahan Posisi Tap Pada
Belitan transformator

• Transformator daya pada umumnya dilengkapi


dengan tap pada lilitannya untuk mengubah
besarnya tegangan yang keluar dari transformator

Pengubah Tap
Diagram Reaktansi trasformator Ideal
Y

1/a

V1 I1 V1/a V2

• Selanjutnya dari diagram reaktansi transformator ideal dapat


diturunkan persamaan arus dan tegangan sebagai berikut:
 Y
 Y 
 1  a  V1  Y12
   atau  1    11 12   1 
I I Y Y V
I    Y Y  V2 
 2  I2  Y21 Y22  V2 
 a 2 
a 
 Y11 +Y12 Y22 +Y21
Representasi Kapasitor dan Reaktor
• Dalam suatu sistem tenaga listrik seringkali
diperlukan kapasitor shunt dan reactor shunt sebagai
alat kompensasi pada saluran transmisi. Kompensasi
diperlukan untuk memperbaiki tegangan agar
tegangan tetap pada batas-batas yang diizinkan

(a) (b)
Representasi Beban

• Ada tiga cara merepresentasikan beban dalam


sistem tenaga listrik :
• Beban direpresentasikan sebagai daya konstan
Aliran daya
• Beban direpresentasikan sebagai arus konstan
• Beban direpresentasikan sebagai impedansi
konstan
Analisis Aliran Daya
• Pengertian :
Potret terhadap keadaan aliran daya pada
masing-masing peralatan listrik yang terjadi pada
suatu waktu tertentu pada sistem tenaga listrik
• Yang Perlu Diperhatikan :
- Tegangan Busbar
- Daya dan Arus Yang mengalir pada setiap cabang
(penghantar, trafo)
- Rugi-rugi jaringan (losses) akibat aliran daya
tersebut
Studi Aliran Daya
Manfaat Studi Aliran Daya
• Untuk mengetahui komponen jaringan sistem tenaga listrik pada
umumnya.
• Mengetahui besarnya tegangan pada setiap bus (rel) dari suatu sistem
tenaga listrik.
• Menghitung aliran daya, baik daya aktif maupun daya reaktif yang mengalir
dalam setiap saluran, dan memeriksa apakah kapasitas semua peralatan
yang ada memenuhi kriteria atau standar operasi.
• Efek rekonfigurasi pada jaringan eksisting dan pengembangan transmisi
baru pada sistem.
• Mengetahui kondisi-kondisi eksisting dan distribusi pembebanan yang
optimum pada instalasi sistem.
• Mengetahui rugi-rugi (losses) sistem yang optimum.
• Merencanakan rating tranformator dan tap range tranformator yang
optimum.
• Merencanakan rekonduktoring dan uprating jaringan transmisi, serta
merencanakan kebutuhan kompensasi daya reaktif sistem.
Dasar Teori
Sistem Per-Unit (p.u)

== > Standar perhitungan yang digunakan

MVA dasar : 1 buah dalam setiap sistem tenaga listrik

kV dasar : sebanyak level tegangan yang ada

Z dasar : sebanyak sistem tegangan yang ada

I dasar : sebanyak sistem tegangan yang ada


Satuan Per Unit (p.u)
• Dalam analisa sistem tenaga dikenal istilah per-unit yang
meruapakan standar dalam perhitungan yang digunakan.
Satuannya dikenal dengan isitilah pu Biasanya dasar
perhitungan untuk mendapatkan satuan per unit yang
ditetapkan terlebih dahulu adalah MVA dasar dan kVdasar, dan
selanjutnya dihitung impedansidasar dan arusdasar
Data Untuk Studi Aliran Daya
1. Data Saluran Transmisi
Data saluran transmisi yang dimaksud adalah besarnya harga-harga
tahanan (R), reaktansi (X) dan ½ suseptansi dari setiap cabang saluran
transmisi (Y/2) dan data ini biasanya dalam p.u.
2. Data Transformator dan Tapnya
Untuk transformator adalah reaktansi dan tap-tapnya.
3. Data Bus (Rel)
yaitu data pembangkitan dan pembebanan. Data bus (rel) yang
dimaksud adalah data pembangkitan dan data beban dalam per MW dan
MVAR, serta data tegangan bus dalam satuan per unit.
4. Data Tambahan
Data tambahan yang dimaksud adalah penggunaan kapasitor.
Dalam studi aliran daya
dikenal berbagai bus antara lain :

1. Bus Referensi (slack bus)


Adalah bus yang teganganVdan sudut dayanya () sebagai
inputan sedangkan outputnya adalah daya aktif (P) dan daya
reaktif (Q).
2. Generator Bus (PV Bus)
Adalah bus yang daya aktif (P) dan tegangan V sebagai
inputan sedangkan outputnya adalah daya aktif (Q) dan sudut
daya ().
3. Bus Pembebanan (PQ Bus)
Adalah bus yang daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) sebagai
inputan sedangkan outputnya adalah tegangan Vdan sudut
daya ().
Metode Perhitungan Aliran Daya

• Metode Topologi untuk jaringan radial.


• Metode iterasi Gauss – Seidel yang merupakan
pengembangan dari metode iterasi Gauss dengan
menggunakan matrik admitansi.
• Metode Newton – Raphson dengan
menggunakan matrik admitansi bus.
• Metode Fast Decoupled yang merupakan
penyederhanaan dari metode Newton Raphson.
Software Perhitungan Analisa
Sistem Tenaga yang digunakan
PLN, yaitu:

1. DigSilent (DIgSILENT GmbH-Jerman),


digunakan oleh Bidang Perencanaan Sistem.
2. PSS/E (Siemens PTI-Jerman), digunakan oleh
Bidang Operasi Sistem.
Prosedur Analisa Aliran Daya
Prosedur dalam pelaksanaan studi load flow di PSS/E :

1. Konversi data menjadi per unit (p.u)


2. Pemasukan data parameter jaringan.
3. Pemasukan data off-line serta topologi jaringan
4. Penentuan Skenario
5. Eksekusi Program
6. Analisis Hasil
Analisa Hasil

Hasil dari studi aliran daya :

1. Tegangan dan sudut daya setiap Busbar ( kV ,  )


2. Loading/ Pembebanan setiap Branch (MW, MVAr, Ampere)
3. Loading/Pembebanan Pembangkitan.
4. Arah aliran daya (Ampere, MW, MVAr)
5. Loses (rugi-rugi jaringan) sistem (% MW, % MVAr)
Contoh Hasil Perhitungan Aliran Daya

• Diketahui suatu sistem sebagai berikut:


G1
1 2 G2
6

5
3

4 G3
G4
Contoh Hasil Perhitungan Aliran Daya
• Diketahui suatu sistem sebagai berikut:
Bus-i Bus-j R X 1/2B Tap
1 2 0.05 0.2 0 1
2 3 0.1 0.5 0 1
3 4 0.2 0.6 0 1
4 5 0.1 0.3 0 1
5 6 0.2 0.4 0 1
1 6 0.1 0.15 0 1
2 5 0.2 0.5 0 1

Bus Kode V Deg PL (MW) PL (MVar) PG (MW) PG Qmin Qmax Inject


(MVar) (MVar)

1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1.002 0 20 10 10 5 0 0 0
3 2 1.084 0 0 0 30 20 0 0 0
4 2 1.025 0 0 0 20 10 0 0 0
5 0 1 0 40 15 0 0 0 0 0
6 0 1 0 30 10 0 0 0 0 0
Catatan:
Kode bus : 1 untuk slack bus
Kode Bus : 2 untuk voltage bus
Kode Bus : 0 untuk load bus
Hasil Perhitungan Aliran Daya
• Metode Gauss Seidell
Hasil Perhitungan Aliran Daya
• Metode Newton raphson
Hasil Perhitungan Aliran Daya
• Metode Fast Decoupled
Terima Kasih
Analisa Hubung Singkat
Analisa Hubung Singkat

• Analisa Hubung Singkat


Analisa yang mempelajari kontribusi arus dari tiap cabang dan
tegangan di setiap busbar, saat terjadi gangguan hubung
singkat.

Tujuan : menentukan level hubung singkat tiap busbar


(breaking capacity peralatan gardu induk), analisis
gangguan, dan seting proteksi
Analisa Hubung Singkat (lanjutan)

Yang perlu diperhatikan sebelum perhitungan :


- Analisa aliran daya yang konvergen
- Impedansi yang diperlukan untuk analisa hubung singkat.

Hasil analisa hubung singkat:


- Arus yang mengalir di titik gangguan
- Arus yang mengalir di setiap cabang
- Tegangan busbar di sekitar titik gangguan
Jenis Gangguan Hubung Singkat

• Hubung singkat 1 phasa ke tanah


• Hubung singkat 2 phasa
• Hubung singkat 2 phasa ke tanah
• Hubung singkat 3 phasa
Analisa Hubung Singkat
Normal A
B

Gangguan
A

. Vf ≈ 0
Urutan Fasa
Urutan Fasa pada gangguan
hubung singkat tidak seimbang
Konfigurasi Urutan Positif, Negatif
dan Nol
1. Konfigurasi Urutan Positif

2. Konfigurasi Urutan Negatif

3. Konfigurasi Urutan Nol


Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah
Dari hubungan urutan a,b&c dan
urutan 1,2&0, sbb:

Dari hubungan konfigurasi urutan po


Hubung Singkat 2 Phasa
Dari hubungan konfigurasi urutan po

, karena

maka , karena

maka
Hubung Singkat 2 Phasa ke Tanah
Dari hubungan urutan a,b&c dan
urutan 1,2&0, sbb:

Dari persm:

Maka:
Dari hubungan konfigurasi urutan positif

, dengan

Maka: atau
Hubung Singkat 3 Phasa ke Tanah
Dari hubungan urutan a,b&c dan
urutan 1,2&0, sbb:

Dari hubungan konfigurasi urutan ne


dengan

maka
Dari hubungan konfigurasi urutan po
dengan

maka
Metoda Perhitungan
• Untuk gangguan hubung singkat tiga-fasa (simetris) sistem tiga-fasa didekati
dengan sirkit ekivalen fasa tunggal (fasa-netral). Dalam hal ini perlu
diperhatikan batasan berikut :
– Komponen-komponen sistem simetris (didesain simetris)
– Pembebanan sistem (dapat dianggap) seimbang dan simetris.

• Untuk gangguan hubung singkat tak-simetris, diperlukan transformasi


komponen simetris (komponen-komponen urutan positif, negatif dan nol).

• Perhitungan dilakukan dalam sistem per-unit

• Menggunakan teorema Thevenin dan Superposisi


Impedansi komponen sistem
Untuk perhitungan hubung singkat
½ cycle Interrupting 30 cycles
3 – 5 cycles
Generator sinkron Xd” , R Xd” , R Xd’ atau Xd , R

Motor sinkron, Xd” , R Xd” , R  H/s maksimum :


Synchronous Xd’ , R
condenser  H/s minimum :
diabaikan
Mesin induksi Xd” , R Xd” , R ---
(rotor sangkar)
Electric utility Xs , Rs Xs , Rs Xs , Rs
system
Beban statis X,R X,R X,R
Untuk perhitungan arus hubung singkat
(IEC 60909) – jauh dengan pembangkit
Untuk perhitungan arus hubung singkat
(IEC 60909) – dekat dengan pembangkit
Algoritma Perhitungan Arus Hubung
Singkat
• Siapkan diagram-diagram sistem
• Kumpulkan dan konversikan data impedansi ke sistem pu
• Hitung impedansi ekivalen (ekivalensi seri, paralel dan
transformasi Y - D)
• Hitung arus hubung singkat : Ik”, Ip,
Perhitungan Arus Hubung Singkat :
Initial Symmetrical Short-circuit Current Ik”
1. Hubung singkat tiga fasa:

2. Hubung singkat dua fasa:

3. Hubung singkat 1fasa ke tanah:


Perhitungan Arus Hubung Singkat :
Peak Short-circuit Current Ip (Arus HS Puncak)
1. Hubung singkat tiga fasa: ,dimana

2. Hubung singkat dua fasa:

3. Hubung singkat 1fasa ke tanah:


Analisa Hubung Singkat Untuk Gangguan
di Busbar
BogorBaru
Cibadak Cianjur 70 kV
Gng Salak
1963 7776 7776 84 84
1883

GI. Bogor Baru

2376 2376 1007 1007


25660
I Hs Ciawi Cianjur
3ph
Amp
Analisa Hubung Singkat Untuk Gangguan
di Bay
BogorBaru
Cibadak Cianjur 70 kV
Gng Salak

GI. Bogor Baru

25660
I Hs Ciawi
3ph 1007
Amp Cianjur
Mitigasi untuk Hubung Singkat yang tinggi:
1. Dengan rekonfigurasi jaringan/sub-sistem
2. Pemasangan reaktor seri.
3. Pemasangan Short Circuit Limiter.
Sistem Pulau / Sub-sistem
PLTG
5x145 MW
PLTU
~
1x225 MW

SLA KMB CRAT MDRC KRIA GRA


YA GN CIBN CWAN MTWA A SGLN N N TI
PITO
~
PLTU
G G R ~
PLTA
~G
PLTA
~
PLTG
N
4x400
MW
2x250 MVA 2x500 MVA 2x500 MVA 2x500 MVA
4x126 MW
4x130 MW 2x500 MVA
4x175 MW
1x500 MVA 2x500 MVA
3x100 MW
PLTU
1x185 MW
1x500 MVA
~
PLTU
3x600 UNGR GRSI 2x400 MW

MW CLG GND BKA CBAT 7 BDSL N K KED 4x600 MW

ON UL SI U
2x500 MVA SUBSISTE
N 1x500 MVA
~
PLTGU
RI
2x500 MVA Gresik Blok
M 2x500 MVA
2x500 MVA 1x500 MVA 2 &3
2x500 2x250 MVA
MVA CNJUR - BD.SELAT 1x500 MVA
CGRLG AN
Kopel PEDA
SRAGI
N
1 3 4 8 1 1 1
DKSBI - SUBSISTEM
SUBSIST SUBSISTE KMBGN
M.KARANG - SUBSISTE 0
SUBSISTE
2x500 MVA

BLORA -
2
SUBSIST
Kopel
3
SUBSIST
EM M TGRNG- GANDUL - M M EM EM
JATAKE JTLHR - RBANG BANGIL
SURALA KEMBANG CIBINONG - CIRATA - MD.RACA KRIAN - GRATI-
KSBRU
YA AN
Kopel
PRIOK -
BEKASI
~
PLTG
N GRESIK -
KEDIRI ~
PAITON -
BALI
SERPONG 4X20 MW PLTU

CKNDE -
~ ~ CWANG -
~
(Sunyaragi)
~
2x100 MW
(Gresik) ~
2 BRAJA PLTA
33 MW (Tersebar)
PLTG
GNDUL
5 6 PLTA
6x25 MW (Jatiluhur)
Kopel
KBSEN
11 SRGEN -
PLTA
3x35 MW (Sutami)
2x200 MW PLTGU Grati Blok
(Gresik)
2X50 (Perak)
2
3x107 MW 56 MW (Tersebar) 2x27 MW (Wlingi)
MNSRJO PLTG
SUBSIST (M.Karang) SUBSIST PLTP KBSEN- SUBSIST 106 MW
3X20 MW
EM PLTU SUBSIST EM
1x30 MW
BMAYU EM
(Tersebar)
(Gresik)
(Kamojang) BALI
CILEGON 3x300 MW EM CIBATU 2x55 MW UNGARA PLTGU Gresik
(Kamojang) Blok 1
Kopel CLGMA (M.Karang) CAWANG N-
~
2x200 MW
1x55 MW (Darajat)

9
1x85 MW (Darajat) ~ PEDAN
(M.Karang)
Kopel
1x185
ANGKEMW
1x110 MW
(Wy.Windu)
PLTG
2x26 MW
PLTP Dieng
60 MW
MADU
RA PLTG
~
(Cilacap)
~ (M.Karang) ~ ~ SUBSISTEM ~ ~ 1x125 MW
(Gilimasnuk)
PLTU Krakatau
150 Steel
MW
PLTP
6x55 MW
PLTG
6x130 MW (Priok)
PDKLP -
TAMBUN PLTGU
150 MW (C.
TASIK - PLTA
3x60 MW (Mrica)
PLTG
6x100 MW
(T.Lorok)
~ PLTD/PLTG
160 MW
1x20 MW (Priok) LISTRINDO) 1x22,5 MW (Pesanggaran)
(Gn.Salak) (Kd.Ombo) PLTU
PLTG
PLTU 2x18 MW (Gili Timur)
100 MW (Tersebar) 2x185 MW
2x200 MW (Priok)
(T.Lorok)
2x50 MW (Priok)
2x50 MW
(T.Lorok)
1x200 MW
(T.Lorok)
Dasar-dasar Pembentukan Sub-sistem
1. Kecukupan Daya pada Sub-sistem.
2. Besar Arus Hubung Singkat pada tiap busbar.
3. Optimalisasi pembebanan trafo dan jaringan.
4. Keandalan sistem.
5. Fleksibilitas pada saat pemeliharaan.
Perhitungan Hubung Singkat 3 phasa
Contoh :
Beban Z dipasok oleh pembangkit G melalui trafo step-up T1, saluran transmisi L, dan
trafo tenaga T2 dengan parameter :

S base = 30 kVA ; kV base1 = 240 V (sisi pembangkit)

XL per lenght =1 Ohm/km,


o
Vs = 220 / 0 Volt L = 2 km ZLoad = 0.9 + j0.2 Ohm
G Z
T1 T2
30 kVA 20 kVA
240/480 V
1 Xpos,neg 2 480/115 V 3
= 0.1 pu Xpos,neg = 0.1 pu
Xzero = 0.3 pu Xzero = 0.3 pu

Zone - 1 L, fault = 1 km Zone - 2 Zone - 3

Tentukan arus hubung singkat 3 phasa tersebut (pu & Amp) pada titik-1, titik-2 dan titik-
3
Perhitungan Hubung Singkat 3 phasa Sistem p.u
1. Tentukan reaktansi seperti pada langkah sistem p.u aliran daya:

2. Tentukan dan gambar reaktansi ekivalen


XT1 XL XT2
j 0.1 pu j 0.2604 pu j 0.1378 pu
1 3
G 0.9167 /0o pu Z 1.875 + j 0.4167 pu
2 IZ

3. Tentukan arus hubung singkat yang mengalir pada :


a. Titik-1: tentukan impedansi ekivalen: Za = XT1= j0.1 pu ; Ea = 1 pu
Ibase,zone-1= 30000 /240 = 125 Ampere
I HS3φ = E a+ /.Z a+ = 1/ (j0.1) =-j10
I HS3φ = -j10* Ibase,zone-1 = - j1250 Ampere
b. Titik-2: tentukan impedansi ekivalen: Za = XT1 + 0.5* XL = j0.2302 pu ; Ea = 1
pu
Ibase,zone-1= 30000 /480 = 62.5 Ampere
I HS3φ = E a+ /.Z a+ = 1/ (j0.2302) =-j4.344
I HS3φ = -j4.344* Ibase,zone-1 = - j271.5 Ampere
Perhitungan Hubung Singkat 3 phasa Sistem p.u
(lanjutan)
Gambar reaktansi ekivalen

XT1 XL XT2
j 0.1 pu j 0.2604 pu j 0.1378 pu
1 3
G 0.9167 /0o pu Z 1.875 + j 0.4167 pu
2 IZ

3. Tentukan arus hubung singkat yang mengalir pada :


c. Titik-3: tentukan impedansi ekivalen: Za = XT1 +XL+ XT1 = j0.4982 pu ; Ea = 1
pu
Ibase,zone-1= 30000 /115 = 260 Ampere
I HS3φ = E a+ /.Z a+ = 1/ (j0.4982) =-j2.007
I HS3φ = -j2.007* Ibase,zone-1 = - j523.6 Ampere
`
Hasil Studi dengan PSS/E
Hasil Studi dengan DIGSILENT
Hasil Hubung Singkat 3 Phasa
DHS DHS
Teg Existing Teg Existing
No. Lokasi Sistem (%) No. Lokasi Sistem (%)
(kV) (kA)
(kV) (kA) ( kA )
( kA )
Region 1
1 Ancol 150 32 32 100
2 Alindo 150 32 33 103
Region 2
3 Bekasi 150 40 56 140 1 Cangkring 70 8 10 125
4 BogorBaru 150 16 22 138 2 Ujungberung 150 16 22 138
5 Cilegon 150 19 20 105
6 Cimanggisbaru 150 32 41 128 Region 3
7 Durikosambi 150 32 33 103 1 Krapyak 150 32 34 106
8 GambirBaru 150 19 22 116 2 TambakLorok I 150 40 42 105
3 Ungaran 150 40 49 123
9 Gandul 150 40 45 113
10 Jatirangon 150 19 23 121
Region 4
11 Kandang Sapi 150 40 43 108 1 Gilitimur 150 19 21 111
12 Kemang 150 32 35 109 2 Krian 150 40 49 123
13 Muarakaranglama 150 32 34 106 3 Rungkut 150 25 27 108
14 Pangeranlarang 150 32 50 156 4 Sekarputih 150 19 23 121
15 Pegangsaan 150 40 53 133 5 Sekarputih 70 12 15 125
16 Penggilingan 150 40 51 128 6 Tandes 150 32 39 122
17 PlumpangBaru 150 40 55 138
18 Plumpang 150 40 50 125
19 PondokKelapa 150 25 42 168
20 PriokBaru 150 40 52 130
21 PriokLama 150 40 48 120
22 Pulogadung 150 40 48 120
23 SemenCibinong 150 17 31 182

Anda mungkin juga menyukai