Catatan. Umumnya arus hubung singkat pada awalnya mengalir asimetris terhadap garis netralnyadan
terdiri dari arus bolak-balik hubung singkat dan arus searah(lihat gambar 8.34). Arus serah inimakin
lama makin mengecil(teredam) sampai nol.
b). Arus bolak balik hubung singkat : Arus inibekerja dengan frekwensi pada bagian arus hubung
singkat.
Catatan: Dalam kasus hubung singkat yang terjadi dekat generator, arus bolak-balik hubung
singkat mulai berkurang dari permulaan arus bolak-balik hubung-singkat sampai pada keadaan
arus tetap hubung singkat, lihat gambar 8.34
Arus hubung. singkat partial adalah bagian arus hubung singkat pada cabangnya.
c). Arus hubung singkat simetris awal
}
I k adalah nilaiefektip dari arus-bolak-balik hubung-
IS
Bila dilihat dari freuensi gangguan yang terjadi, maka urutannya adalah sebagai berikut:
i. Ganguan satu-fasa ke-bumi
= 70%
ii. Ganguan dua fasa
= 15%
iii Ganguan dua-fasa ke-bumi =10%
iv Ganguan tiga-fasa
= 5%
Jumlah
= 100%
Besar arus gangguan sebenarnya biasanya lebih kecil dari arus gangguan fasa-tiga yang
impedansi titikgangguannya Z,= 0.
Pada gangguan satu-fasa kebumi, arus gangguannya sering lebih besar dari arus gangguan
fasa-tiga, hal ini terutama dapat terjadi bilatitiknetral dari generator atau trafo dari sistem
tersebut di-bumikan langsung.
Pada umumnya, arus gangguan maximum dan minimum keduanya dihitung pada sistem
Distribusi.
I k" I gg ,3
c V f
Z1
A
...(8.1)
dan bila impedansi titik gangguan Zftidak sama dengan nol, maka besar arus gangguan fasatiganya menjadi:
I k" I gg ,3
c V f
Z1 Z f
A
...(8.2)
dimana:
I k" I gg , 2
c 3 V f
Z1 Z 2
A
........(8.3)
Bila impedansi titik gangguan Zftidak sama dengan nol, maka besar arus ganggguan adalah:
I k" I gg , 2
c 3 V f
Z1 Z 2 Z f
A
.....(8.4).
Dimana,
I k" I gg ,1
c 3V f
Z1 Z 2 Z 0
......(8.5)
dimana
I gg ,1
I k" I gg ,1
c V f
ZG
A
........(8.6)
Zf 0
, maka:
I k" I gg ,1
c V f
ZG Z F
A
........(8.7)
atau
I k" I gg ,1
c 3 V f
Z 1 Z 2 Z 0 3Z f
A
.......(8.8)
I k" , 2E I gg , 2N jc 3 V f
Z 0 3Z f aZ 2
Z 1Z 2 Z 1 Z 2 Z 0 3Z f
A
....(8.9)
I k" , 2E I gg , 2N jc 3 V f
Z 0 3Z f a 2 Z 2
Z 1Z 2 Z 1 Z 2 Z 0 3Z f
A
......(8.10)
Z1, Z2 dan Z0 = impedansi urutan positif, negative dan nol dari system dilihat dari titik gangguan dan
Zf = impedansi titik gangguan
Vf = tegangan efektif (rms) ke bumi
c = factor tegangan = 1,1
I k"
nilai mutlaknya
a=1 120o
Catatan : 1 Untuk menentukan arus h.s maksimum,Zf = 0 dan untuk arus h.s minim dipilih Zf = 35
'
2. Bila tahanan pembumian netral Zn , maka Z 0 =Z 0 +3 Z n
'
Dimana Z 0 = imedansi urutan nol (penghantar + sumber)
Dalam persamaan (8.1) sampai dengan (8.10), I adalah nilai efektip dari arus gangguan
simetris keadaan tetap, yang mengalir ke ke titik gangguan.Untuk menghitung arus gangguan
asinietris pada suatu titik gangguan dari bermacam type gangguan, langkah-langkah perhitungan nya
adalah sebagai berikut:
a. Hitung impedansi ekivalen Zek dari persaman (8.1) sampai (8.10). Sebagai contoh,
impedansi ekivalen untuk gangguan satu-fasa ketanah adalah:
2,0
1,8
1,6
1,4
1,2
1,0
0
I' / I
1,7
1,6
0,2
0,4
(a)
0,6
0,8
1,0
R/X
1,2
1,5
1,4
1,3
1,2
1,1
1,0
0,9
,0,2
0,5
10
20
X/R
(b)
Gambar-3. Faktor k untuk sirkit seri sebagai funmgsi dari
(a) Perbandingan R/X ; perbandingan X/R
50
100
Z ek
b. Hitung perbandingan
Z 1 Z 2 Z 0 3Z f
3
R
X
atau
(Z gangguan )
X
R , dari ipedansi sampai titik gangguan
c. Dari gambar-8.36, cari perbandingan asimetris yang sesuai dengan nilai X/R , yaitu perbandingan
nilai efektif (rms) bentuk gelombang asimetris awal denga nilai efektif bentuk gelombang simetris
awal.
d. Arus ganguan-asimetris dapat dihitung dengan mengalikan arus ganggua simetis dengan factor
R
X
atau
asimetris nya. X
R
Cacatan: Bila menggunakan rumus-rumus pada Tabel.8.8, perbandingan asimetris yang sesuai dengan
nilai R/X, yauitu perbandingan nilai puncak bentuk gelombang asimetris awalnya., nilai efektifnya
nilai puncak
2
8.6.7 Langkah-langkah dalani menghitung arus gangguan.
Untuk menghitung arus gangguan pada sistem Distribusi, berikut initahapan yang perlu
dilakukan:
1. Gambarkan diagram satu garisnya.
2. Pilihlah kva/MVA dasarnya untuk keseluruhan dari sistem tersebut. Pilihlah kV dasar untuk
setiap tingkat tegangan. Ubahlah impedasinya dalam per-unit.
3. Gambarkan jaringan urutan positipnya. Demikian pula untuk jaringan negatip dan nolnya.
4. Rangkaikan ketiga jaringan tersebut sesuai macam gangguan yang akan dihitung
8.6.8 Sistem per unit (p.u)
Besaran E, arus I, daya kva, impedansi Z selaludinyatakan dalam % atau PU (per unit) dari
basis/dasar yang dipilih.
Persamaan dasar :
E IZ
=
Eb
Eb . (8.12)
Pada tegangan dasar Eb, arus dasar Ib dan impedansi dasar Zb, juga berlaku persamaan dasar
Eb = IbZb, sehingga persamaan (1.2) dapat ditulis :
E
Eb
E pu =
E
Eb
I
Ib
dan Ipu =
IxZ
I b Zb
1000 x E b (kV )
Ib
Zb =
( E dalam . kV )2 x 1000
kV A b
Zb =
( E dalam . kV )2
MV A b
Zb=
( kV 2 )
MVA
1000 x E b (kV )
Ib
E b (kV )
E b (kV )
....(8.14)
Uraian
1. Daya (kVA b/MVAb
2. Tegangan (Eb)
3. Arus (Ib)
4. Impedansi (Zb)
1000 Eb
kV A b
Eb
MV A b
1000 Eb
kV A b
Eb
MV A b
Catatan : untuk sistem 3 fasa, KVAb/MVb merupakan daya untuk fasa-tiga dan tegangan Eb
adalah tegangan antar fasa
Zpu (lama)
][
kV b (lama)
kV b (baru)
x
kV b (baru)
kV b (lama)
(
)
Teganganlama
=(
xI
Teganganbaru )
Z baru =
I baru
lama
Contoh Z = 2 + j3 ohm pada tegangan 10-kV, maka impedansi pada tegangan 0,4-kV adalah
0,4 2
Z0,4 =
(2 + j3) . Arus pada tegangan 10-kV misalnya 100 A, maka arus pada
10
( )
( 0,410 )
x 100A
Type generator
Reaktansi subtransien
(jenuh/saturated)
} % dalam %
Xd
Reaktansi transient
(jenuh/saturated)
'
X d dalam
12..303)
Tanpa belitan
peredam
20..403)
20.40
14.36
4)
20.45
Reaktansi sinkron
(tidak jenuh)5)
X d dalam
140300
80.180
80.180
Reaktansi urutan
negative 6)
X 2 dalam
9.22
10.25
30.50
3.10
5.20
6.25
1)
Berlaku untuk sepatu-kutub yang dilaminasi dan dilengkapi kumparanperedam
2)
Nilainya meningkat sesui dengan meningkatnya daya pengenalnya.. Untuk
generator tegangan- rendah , nilainya kecil.
3)
Nilai yang terbesar untuk rotor kecepatan-rendah.
4)
Untuk mesin-mesin yang besar (diatas 1000 MVA) nilainya berkisr antara 40
sampai 45%.
5)
Nilai jenuhnya berkisar antara 4 sampai 20%.
} + {X} rsub {q} rsup {
) , juga berlaku pada keadaan transient
6)
Umumnya X d =0,5 ( X d
7)
= Zr = RT + jXT
U hs U 2NT
100 S NT
ZT
RT
U
U
r NT
100 S NT
Z 2T R2T
XT
dimana SNT
UNT
Uhs
UR
Ux
Contoh. Suatu transformator fasa-tiga 3,15 MVA10/0,4-kV; Uhs = tegangan hubung singkat=6%;
Ur = 0,9%
Tentukan impedansi transtformator baik dari sisi 10-kV maupun sisi 0,4-kV. dalam ohm.
Penyelesaian:
(a) sisi 10-kV
kV 2
102
MVA
3.15
Zb
=
=
= 3I,746 ; ZT10 = 6% x Zb = 6/100 x 31,746 = 1,90476 ohm
RT10 = 0,9 % x Zb = 0,9/100 x 31,746 = 0,2857
X T 10=1,90476 20,28572=1,8832
Jadi Z T 10=( 0,2857+ j1,8832 )
(b) Sisi 0,4-kV
2
0.4
Z T 0,4=
( 0,2857+ j 1,8832 )=( 0,4571428+ j3,01312 103 )
10
( )
Pada tabel-8.11. dapat dilihat berbagai nilai dari tegangan hubung singkat, % kerugian tegangan
impedansi dan nilai % kerugian tegangan - ohm,
Tabel-8.11. Berbagai Nilai Uhs dari transformator fasa tiga
Tegangan
pengenal primer 520
30
60
110
220
440
dalam kV
Tegangan hubung 3,5-8 6.9 7.10 9.12 10..14 1016
singkat (Uhs) %
Daya nominal
0,25
0,63
2,5
6,3
12,5
31,5
Dalam MVA
UR dalam % 1,4....1,7 1,21,5 0,91,1 0,7..0,85 0,60,7 0,5.0,
6
c. Saluran
Rumus praktis
3
Kabel TR : pengantar Cu ;
R 17,9 10 m
m
=
; X =75
km
A
km
km
R 28,6 10 m
m
=
; X=300
km
A
km
km
d. Motor Induksi
Reaktansi hubung-singkat motor induksi XM dihitung dari perbandingan IaN/IM
XM
2
U
U NM
1
NM
I an / I M
3I NM I an / I NM S NM
dimana Ian = Arus asut motor, Arus efektif tertinggi yang mengalir pada motor pada
keadaan rotor diam pada tegangan pengenal dan pada frekwensi pengenal
U NM
= Tegangan pengenal motor
INM
= Arus pengenal motor
S
= Daya semu motor ( 3 U NM I NM )
NM
Resistansi khayal diperhitungkan bila menghitung arus puncak hubung singkat untuk
motortegangan tinggi sbb :
Rmotor = 0,15Xmot untuk motor daya perpasang kutub < 1 MW
Rmotor
(a)
(b)
T
R
R
S
(d)
(c)
S
T
R
S
(e)
T
Gambar-8.37. Macam sirkit Distribusi
(a) Sistem Kawat-Empat, multi Grounded
(b) Sistem Kawat-Empat, Netral di-bumikan
Sistem Kawat-Tiga, Netral di-bumikan
(d) Sistem Kawat-Tiga, dengan Trafo hubungan delta
(e) Sistem Kawat-Tiga, titik bintang trafonya tidak di-bumikan
GI
Penurun
Tegangan
GI
Penaik
Tegangan
Saluran Transmisi
Pembangkit
Gambar-8.38. Menentukan impedansi, dimana tercakup pembangkit, saluran Transmisi
Dalam kasus suatu sistem distribusi, pencatuan daya melalui sistim radial yang sederhana yang
dimulai dari suatu Pembangkit, impedansi sumber dapat dihitung dengan tangan.
Dengan
memakai system per unit (pu), impedansi urutan positif adalah penjumlahan dari impedansindari
semua komponen, dimulai dari sisi TR gardu distribusi sampai ke pembangkit, lihat gambar-8.38
Demikian pula untuk impedansi sumber urutan negatip, biasanya bukan merupakan
penjumlahan komponen dari impedansi urutan negatipnya, karena iniada kaitannya macam
hubungan dari transformatornya.
(b) Cara B
Bila diketahui daya hubung singkat disisi TT dari Gardu Induk dalam MVA, impedansi
sumber dapat dihitung sbb. :
Z1,S
V fasa
I gg ,3
V Jala
3 I gg ,3
...(8.13)
I gg ,3
MVAHs
3 VJala
Sedangkan
, maka
Z 1,S
2
V Jala
MVAHs
....(8.14)
Contoh :
Diketahui MVA hubung singkat simetris di sisi rel 70 KV adalah 700 MVA, lihat gambar 8.39.
Impedansi sumber dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8.14), sebagai berikut :
Daya hubung singkat 700 MVA di sisi 70 KV.
70-kV
20-kV
Z1,70
2
VJala
70 2
7
MVAHs 700
Jadi
sisi 70-kV, atau bial dilihat dari sisi 20-kV, hasinya adalah sebagai berikut:
, dilihat dari
Z1, 20
2
V Jala
20 2
0,5714
MVA Hs 700
Dapat juga dihitung dalam pu, ambil basis 30 MVA. Menurut Tabel 8.9.
Eb2
Zb
MVAb
, dimana Eb = 70-kV
Eb2
70 2
Zb
163,3333
MVAb
30
MVA,, = 30 MVA, jadi
7
Z1, pu
0,04286 pu
163,3333
Jadi
, atau dapat juga dihitung secara lansung :
Basis = 30 MVA, Daya hubung singkat simetris = 700 MVA
30 MVA
Z1 Z1, pu
0,04286 pu
700 MVA
Impedansi saluran distribusi
Nilai impedansi dari saluran distribusi tergantung dari pada konflgurasi letak penghantarnya.
Persamaan-persamaan untuk induktansi saluran fasa-tiga adalah
L 0,7411log
Deq
DS
mH / m per fasa
.(8.15)
L 2 10 10 ln
Deq
DS
H / m per fasa
...(8.16)
1/ 3
dimana
DS
ekivalen GMD sendiri dari awat fasa
GMD = jari-jari menengah geometris (geometric mean radius)
Biasanya lebihdiinginkan untuk mengetahui reaktansi induktip dari dari pada induktansi. Reaktansi
suatu penghantar adalah:
XL = ohm/km per fasa
Jadi persamaan-persamaan untuk reaktansi induktip dari saluran tiga-fasa adalah
X 1 X 2 0,7411log
Deq
DS
mH / km per fasa
.(8.17)
Besar arus gangguan sebenarnya biasanya lebihkecil dari arus gangguan fasa-tiga yang
impedansi titikgangguannya Z,= 0.
800 mm
800 mm
Jari-jari
Jumlal
nominal (nun )
(mm)
i Ural
16
2,2563
25
35
50
70
95
120
150
185
240
Impedansi urutan
Impedansi Urutan
GMR (mm)
positip (ohm/km.)
nol (ohm/km.)
1.6380
1.8382+J0.4035
1.9862+jl,6910
2,8203
3,3371
3,9886
2.0475
2.4227
2.8957
1.1765+J0.3895
0.8403+J0.3791
0.5882+J0.3677
1.3245+j 1.6770
0,9883+j 1,6666
0,7362+j 1,6552
4,7193
5,4979
3.4262
19
4,1674
0.4202+J0.3572
0.3096+J0.3464
0,5682+j 1,6447
0,4576+j 1,6339
19
4,6837
19
5.2365
19
5.8155
19
6.6238
0,245 l+jO.3375
0.1961+J0.3305
0.1590+J0.3239
0.1225+J0.3157
6.1791
6,9084
7,6722
8,7386
GMR (mm)
Impedansi urutan
positip (ohm/km.)
2,2563
2,8203
3,3371
3,9886
4,7193
Urat
7
7
7
7
7
1,6380
2,0475
2,4227
2,8957
3,4262
2,0161+jO,4036
l,2903+jO,3895
0,9217+jO,3790
0,6452+jO,3678
0,4608+jO,3572
l,1641+jl,6911
1,4384+j 1,6770
1,0697+j 1,6665
0,7932+j 1,6553
0,6088+j 1,6447
95
120
5,4979
6,1791
19
19
4,1674
4,6837
0,3396+jO,3449
0,2688+jO,3376
0,4876+j 1,6324
0,4 168+j 1,6251
150
185
240
6,9084
7,6722
8,7386
19
19
19
5,2365
5,8155
6,6238
0,2162+jO,3305
0,1744+jO,3239
0,1344+jO,3158
0,3441+jl,6180
0,3224+jl,6114
0,2824+jl,6033
Penampang
nominal (mm2)
Jari-jari
(mm)
16
25
35
50
70
Jumla
Impedansi Urutan
nol (ohm/km.)
Pada saluran distribusi nilai reaktansi urutan positip dan negatipnya sama, jadi X,=X 2=XL.
Impedansi urutan nolnya tergantung macam penghantar, pentanahannya dan ada tidaknya
kawat penghantar nolnya. Berdasarkan SPLN 64:1985, nilai impedansi urutan positip dan nol
dengan pentanahan 40 ohm dan konfigurasi penghantar seperti dibawah ini dapat dilihat pada
Tabel 8.11.
Contoh-8.1:
Suatu jaring distribusi tegangan menengah 20 kv, 3 fasa, yang salurannya menggunakan
saluran udara dengan penghantar AAC 150 mm2, seperti terlihat pada gambar 8.40.
Konfigurasi penghantar horizontal dengan jarak 800 mm.
Daya hubung singkat simetris disisi rel 70 kv adalah 1500 MVA, titik bintang trafonya
dibumikan melalui tahanan 40
F1
A
F4
F3
C
Catatan:
I= arus hubung singkat simetris awal(efektif).
I ' = arus hubung-singkat asimetris awal(efektif),Arus puncak hubung-singkat asimetris
awal
IS
I S= 2 I
(SNI 135(1990)'
Penyelesaian
Dari Tabel 8.11. impedansi urutan positip dan negatip dari saluran iniZ, = Z2 = 0,1961 + j
0,3303 /Km per fasa dan impedansi urutan nolnya Zo = (0,344 1 + j 1 ,6 1 80 / km per fasa. Kita
ambil tegangan basis 20 kv.
Impedansi sumber :
kV 2
20 2
Z1,S
j 0,27
MVA 1500
Z1S = Z2S
Trafo 30 MVA; 12%
X T 1 12%
kV 2
20 2
12%
j1,6
MVA
30
c V f
Z1 Z f
1,1 11.547
12.702
5,883 j11,785
1
5,883 11,785 2
2
964,31 amper
Tabel impedansi
No.
Uraian
Impedansi sumber
j027
jO?27
Transformator
jl,6
jl,6
SUTM A - B . 10km.
1.961+j3.305
1.961+j3.305
3R +jl,6
120+jl,6
3,441+jl6,180
SUTM B - C . 10km.
1.961+j3.305
1.961+j3.305
SUTMC-D. 10km.
1.961+j3.305
1.961+j3.305
3.441+j 16.180
Impedansi Fj
5.883+jl 1.785
5.883+jl 1.785
130.323+j50.14
|I|=
2
|I |=
|I|=
j 3 V f ( Z0 +3 Z f a Z 2 )
Z 1 Z 2+ ( Z 1 + Z 2 )( Z 0 +3 Z f )
||
=
||
=
|I|=
+ j 3 V f ( Z 0 +3 Z f a2 Z 2 )
Z1 Z 2 + ( Z 1 + Z2 ) ( Z 0 +3 Z f )
||
=
Z 1 + Z 2+ Z 0 +Z f 141,766=J 73,69
=
3
3
X 73,89
=
=0,5212
R 141,89
Dari gambar 8.36 untuk nilai X/R=0,5212 didapat
Jadi I = I = 216,686 A
d. Gangguan dua fasa ke-bumi
I'
=1
I
Z e=
Z 1 Z 2 + ( Z 1 +Z 2 ) ( Z 0 +3 Z f )
3 ( Z 0 +3 Z f a Z 2 )
3808 93,,72 o
o
=14,8951 20,53
o
3 147,6167 73,19
Z e =13,9491+ j5,2237
X 5,2237
=
=0,3745
R 13,9491
Dari gambar 8.40 untuk nilai X/R=0,3745 didapat
Jadi
I'
=1,1
I
Z 1 Z 2 + ( Z 1 +Z 2 ) ( Z 0 +3 Z f )
3 ( Z 0 +3 Z f a2 Z 2 )
3808 93,,72o
=
=15,101929,44 o
o
3 145,5947 64,28
Z e =13,1453+ j7,4342
X 7,4342
=
=0,5655
R 13,1453
Dari gambar 8.36 untuk nilai X/R = 0,5655 didapat l'/I=l,01
Jadi I = 1,01x1 = 1,01 x 764,60 = 772,246 A
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, didapat:
Arus gangguan simetris minimum 1 = 217 amper (efektip).
Arus gangguan simetris maximum I = 964 amper (efektip).
Arus gangguan asimetris maximum I= 1138 amper (efektip).atau untuk arus hubung singkat
puncak, hasil tersebut diatas dikalikan dengan 2 .
} =10%
; dihubungkan dengan trafo 6000
X d
Catatan
:
}
puncakhubung singkat Asimetris awal= I S= 2 I k ; factor ; lihat gambar-8.36
arus
Penyelesaian.:Sistem p.u.
Ambil daya dasar/basis = 10.000 kVA = 10 MVA dan arus dasar pada tegangan dasar 22-kV adalah
10.000
=262,43 A .
3 22
* Generator 6000 kVA,10%. Pada basis 10.000 kVA impedasinya
MVAdasar
X pu=
0,10 pu
MVAGenerator
10
0,10= j 0,1666 pu
6
10
0,05= j 0,08333 pu
6
kV 2
222
Z
=
=
=48,4
dasar
* SUTM 22 kV ; impedansi 1 + j2 ohm. Impedansi dasar
MVAdasar 10
Jadi impedansi SUTM dalam p.u
N
0
1
2
3
Jumlah
1+ j2
=( 0,02066+ j 0,04132 ) pu
48,4
0,02066 +
0,04132
0,02066 +
j 0,1666
j 0,08333
j
j0,29131
1
Arus hubung singkat simetris awal per unit - Z total , pu = 0,29204 =3,4242 pu
I
}
) sebenamya pada tegangan 22 kV
Jadi besar arus hubung singkat Simetris awal
R 0,02066
=
=
sampai titik gangguan X 0,29131
0,07
, dimana
tergantung pada
nilai =1 ,78
Jadi I S= 2 I Simetris =1,78 2 898,61 2.262 A
Arus gangguan yang mengalir dari generator (1 1-kV) dapat dihitung sebagai berikut: Arus
10.000
I dasar ,11kV =
=524,86 A .
Arus basis/dasar pada 11-kV,
3 11
I pu=
1
=3,242 pu arus
0,2904
Jadi arus hubung singkat simetris awal yang mengalir dari generator
} = {I} rsub {pu} {I} rsub {basis,11kV} =3,4242524, 86A =1.77,22 A .
I k
Impedansi sampi generator = j 0,1666 p.u.
Jadi
arus
hubung
singkat
R
0,
=
=0 =2,0
X 0,1666
Asimetris
awal
( ( I S ) yang
mengalir
dari
generator
Penyelesaian :
Perhitungan impedansi dalam ohm, pada tegangan 20-kV
kV 2 202
* Generator 5 MVA; 12%. Impedansi dasar pada tegangan 20-kV Z dasar ,20= MVA = 5 =80
XG = 12% -
X G=12 80 = j9,6
X Gp=
2
j9,6
= j 4,8
2
2
kV
20
* Trafo 10 MVA10%. Impedansi dasar pada tegangan 20-kV Z T ,20= MVA = 10 =40
N
0
1
2
3
Jumlah
1
1.835,94=
919,97 A.
2
I
Arus hubung singkat asimetris awal ( S ) di ujung SUTM
Jumlah impedansi sampai titik gangguan = 2,5 + j12,3 ohm
R 2,5,
=
0,203 =1 ,52
lihat gambar-8.36
X 12,3
Jadi
Arus
hubung
singkat
asimetris
di
ujung
SUTM
dari
masing-masing
generator
(tegangan
10-kV
Contoh -8.4. Suatu Jaring Distribusi dipasok dari sistem 150 kV melalui Transformator
Tenaga 60 MVA; 12%, lihat gambar-8.43. Kelompok hubungan transformator tersebut adalah
delta/bintang, dantitik bintang dari transformator ini dibumikan melalui tahanan sebesar 12
ohm. Daya HubungSingkat Simetris pada sisi 70 kV adalah 5000 MVA.. SUTM A-B
panjangnya 10 km. danimpedansinya per km adalah Z 1 =Z2 = 0,2162 + j0,3305 0hm/km;
Z0 = 0,3631 + j1,6180 ohm/ km, SUTM B-C, panjangnya 1 km, sedangkan impedansinya per
km adalah Z1 =Z2 = 0,4608+ j0,3572 0hm/km; Z0 = 0,6088 + j1,6447 ohm /km. Trafo
Distribusi 400 kVA; 20/0,4-kV; Uhs = 4 % ; Ur = 1,5%
Hitunglah :(a) Besar arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi satu-fasa ke-bumi
pada
titik B.
(b) Besarnya arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi gangguan tiga fasa
pada rel 400-V (lihat gambar-8.43)
Perbandingan arus-Asimetris terhadap arus Simetris (I/I) versus R/X dapat
dilihat pada gambar-8.36.
Ambil factor tegangan c = 1,1
Penyelesaian: Impedansi dalam ohm. Ambil tegangan-basis 20-kV,
kemudian hitung impedansi dari tiap-tiap komponen sistem.dalam
tegangan-basis 20-kV
20 2
* Sumber : X S= 8.000 = j 0,05
* Trafo 60 MVA; 12%
* SUTM-AB
202
20 2
Z S=
X T 1= X T 2= X T 0=12
= j0,8
60
60
ohm
Kemudian buat tabel impedansi sampai titik B, yaitu Tabel-A
1
2
2,162+ j3,305
2,162+ j3,305
Impedansi
Urutan nol
0
3Rn+j0,8
3x12+j0,8
3,631+j16,18
2,162+j4,155
2,162+j4,155
39,631+j16,98
No.
Uraian
Z1 = 2,162+j4,155
Z2 = 2,162+j4,155
Z0 = 39,631+j16,98
+
43,955+j25,29
|Z1 + Z 2+ Z 0|= 43,552+ 25,292=50,7112
I1 =
I S ,1 = 2 I k , 1
fasa
ke-bumi
Asimetris-awal
(b) Besarnya arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi gangguan tiga fasa pada rel
400-V
* SUTM-BC
X1 = X2 =1( 0,4608 + j0,3572) ohm =( 0,4608 + j0,3572) ohm
* Trafo distribusi 400-kVA; Uhs= 4%; Ur= 1,5%.
20 2
4 20 2
1,5 20 2
Zb
XT
40 RT
15
0,4
100 0,4
100 0,4
X T Z T2 RT2 40 2 15 2
= 37,08 ohm.
1
2
No.
2,162+ j3,305
4
5
2,162+j4,155
0,4608 + j0,3572
15
+j37,08
17,6228+j41,5922
}
Besarnya arus gangguan fasa-tigaSimetrisawal I k, 3 pada rel 400 volt =
I k" 3
C V f
Z1
1,1 20.000 / 3
281,19 A.
45,1716
pada basis tegangan 20-KV
20
I k" 3
281,19 14.059,50 A
0,4
14 kA
'
Jadi arus gangguan asimetris = I = 2 I =1,31 2 14,0 26 kA
Contoh 8.5. Suatu Pusat Pembangkit terdiri dari 3 genertor fasa-tiga, 2 dengan kapasitas
10.000 kVA; dan reaktansinya adalah 12%, dan 1 dengan kapasitas 5.000 kVA dan
reaktansinya 18%. Generator ini dihubung- kan dengan tiga buah transformator 5.000 kVA
melalui rel yang reaktansinya masing-masing 5%, dan memasok beban, lihat gambar-8.44.
X B pu=0,12
X C pu=18
10.000
=0,12 pu
10.000
10.000
10.000
=0,36 pu ; X T pu=5
=0,10 pu
5.000
5.000
Penyelesaian: Pertama-tama tentukanlah Daya basis (dapat diambil dari besaran yang ada
dari data tsb.). Ambil basis daya 7.500 kVA
Kemudian hitung reaktansi dari masing-masing peralatan.
7.500
X GA =
7 =17,5 atau0,175 pu
Generator A.
3.000
Generator B.
Transformator
X GB =
7.500
8 =13,34 atau 0,1334 pu
4.500
XT =
7.500
7,5 =7,5 atau0,075 pu
7.500
( 100X ) pu
gambar-8.46b
Generator A dan B parallel; reaktansi penggantinga =
,0,175 0,1334
=0,0757 pu .
0,175+0,1334
7,57 ( X +7,5 )
X p .total
7,57+ X +7,5
=
pu
100
100
100(7 ,57+ X +7 , 5)
100( X +15 , 07)
7 , 5 MVA
=7 ,5
=7,5
X p ,total pu
7 , 57 ( X + 7 ,5 )
7 , 57 ( X +7 , 5 )
Daya hubung singkat ini tidak boleh melebihi 150 MVA kapasitas pemutusan PMT.
Jadi
100(15,07+ X )
150=7,5
7,57 ( X +7,5 )
7,57 ( X +7,5 )=5 ( 15,07+ X )
X=
18,575
=7 , 2276
2,57
7,57X+56,775 = 75,35+5X
7,57X 5X = 75,35-56,775
2,57X = 18,575