Anda di halaman 1dari 32

8.6.

Perhitungan arus hubung-singkat pada sistem fasa-tiga

Agar supaya dapat


memilih dan menentukan karateristik dari peralatan jaringan listrik, perlu diketahui besarnya arus
hubung singkat dan daya-hubung-singkat yang mungkin terjadi
Arus-hubung-singkat pada awalnya mengalir tidak simetris, lihat gambar 8.34. terdiri dari dua
kompo- nen;
(a) komponen arus-bolak-balik dan
(b) komponen arus searah.
8.6.1 Beberapa definisi dan Pengertian
a). Arus hubung singkat : adalah arus yang mengalir pada titikgangguan selama waktu
terjadinyahubung-singkat.

Catatan. Umumnya arus hubung singkat pada awalnya mengalir asimetris terhadap garis netralnyadan
terdiri dari arus bolak-balik hubung singkat dan arus searah(lihat gambar 8.34). Arus serah inimakin
lama makin mengecil(teredam) sampai nol.
b). Arus bolak balik hubung singkat : Arus inibekerja dengan frekwensi pada bagian arus hubung
singkat.
Catatan: Dalam kasus hubung singkat yang terjadi dekat generator, arus bolak-balik hubung
singkat mulai berkurang dari permulaan arus bolak-balik hubung-singkat sampai pada keadaan
arus tetap hubung singkat, lihat gambar 8.34
Arus hubung. singkat partial adalah bagian arus hubung singkat pada cabangnya.
c). Arus hubung singkat simetris awal

}
I k adalah nilaiefektip dari arus-bolak-balik hubung-

singkarpada saat terjadinya hubung singkat.


Catatan. Ada tambahan untuk nilai impedansi efektip utama, yaitu pada keadaan awal, dimana
}
reaktansi awal X d (sub-transient longngitudinal reactances) dari mesin sinkron yang besarnya
tergantung dari ukuran mesin itu.sendiri.
d). Arus hubung singkat asimetris awal

IS

adalah nilai sesaat yang paling besar dari arus

setelah terjadinya hubung singkat dan nilaiini dinyatakan sebagai nilaipuncaknya.


Catatan: Besarnya arus hubung singkat maximum berbeda-beda, sesuai dengan waktu dimana
I
hubung singkat ituterjadi. Dalam perhitungan arus hubung singkat maximum S merupakan nilai
maximum yang terjadi pada waktu tersebut.
e). Arus pemutusan bolak-balik (The breaking alternating current)= Iaadalah besarnya arus
yang diputus setelah pemisahan kontak- kontak pemutus tenaga pada waktu tunda t a. Waktu
putus tunda ta, dihitung mulai saat terjadinya hubung singkat sampai pemutusannya.
f). Arus tetap hubung-singkat Ikadalah nilai efektif arus bolak-balik hubung-singkat setelah
melewati masa peralihan.
Catatan : Beasrnya arus tetap hubung-sinmgkat ini, antara lain tergantung pada penguatan (exiter)
generator
g).Daya hubung-singkat simetris awal Sk
Nilai fiktif ditetapkan sebagai perkalian dari arus hubung-singkat simetris awal Ik, tegangan
''
''
nominal sistem Un dan faktor 3 . Jadi S k = 3 U n I k
8.6.2.Macam gangguan pada sistem Distribusi
Macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem Distribusi dan persamaan arus hubungsingkatnya dapat dilihat pada Tabel 8.8; macam gangguan tersebut adalah
1. Gangguan tiga-fasa,dengan atau tampa ke-bumi,
2. Gangguan fasa ke fasa, tampa ke-bumi
3. Gangguan fasa ke fasa dan ke-bumi, dan.
4. Gangguan satu fasa ke-bumi,

Bila dilihat dari freuensi gangguan yang terjadi, maka urutannya adalah sebagai berikut:
i. Ganguan satu-fasa ke-bumi
= 70%
ii. Ganguan dua fasa
= 15%
iii Ganguan dua-fasa ke-bumi =10%
iv Ganguan tiga-fasa
= 5%
Jumlah

= 100%

Besar arus gangguan sebenarnya biasanya lebih kecil dari arus gangguan fasa-tiga yang
impedansi titikgangguannya Z,= 0.
Pada gangguan satu-fasa kebumi, arus gangguannya sering lebih besar dari arus gangguan
fasa-tiga, hal ini terutama dapat terjadi bilatitiknetral dari generator atau trafo dari sistem
tersebut di-bumikan langsung.
Pada umumnya, arus gangguan maximum dan minimum keduanya dihitung pada sistem
Distribusi.

Arus gangguan maksimum, dihitung didasarkan pada pemisalan-pemisalan sebagai berikut:


1. Semua generator terhubung, yaitu semua generator berkerja;
2. Impedansi titik gangguannya Zf= 0;
3. Beban miksimum, yaitu pada keadaan beban puncak.
Arus gangguan minimum, dihitung didasarkan pada pemisalan sebagai berikut:
1 Jumlah Generator yang berkerja pada keadaan minimum;
2. Impedansi titik gannguanya Zf tidak sama dengan nol, nilainya berkisar antara 30 dan 40
ohm
3. Beban minimum, yaitu pada keadaan beban puncaknya.
Pada umumnya, arus-arus gangguan tersebut dihitung pada setiap seksi dimana terdapat
Saklar Seksi Otomatis (SSO), termasuk juga di-Gardu Induk ,diujung yang terjauh dari
jaringannya. Perhitungan arus gangguan maksimum dipergunakan dalam menentukan kapasitas
pemutus (interrupting capacities) atau pengenalnya (rating) pelebur, Pemutus beban atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengisoler/menghilangkan gangguan; dan perhitungan arus
gangguan minimum dipergunakan dalam koordinasi pengkerjaan pelebur, Pemutus Balik
Otomatis (recloser) dan rele-rele.Untuk menghitung arus gangguan tersebut, perlu diketahui impedansi urutan positif, negatif dan
nolnya.
Dengan adanya gangguan-gangguan tersebut, kecuali gangguan hubung singkat tiga-fasa,
akan menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan arus-arus maupun tegangan pada saat terjadinya
gangguan.
Ketidak seimbangan arus-arus maupun tegangan, bila terjadi gangguan yang tidak seimbang, tidak
dapat diabaikan. Untuk memecahkan persoalan ini dapat digunakan komponen simetris.
Caranya ialah dengan menguraikan pasor fasa-tiga yang tidak seimbang manjadi tiga pasor yang
seimbang. Ketiga sistem yang seimbang ini dapat diselesaikan secara terpisah dan hasilnya dapat
dikombinasikan sesuai dengan macam gangguannya.
Jenis gangguan yang biasanya terdapat dalam praktek ialah gangguan satu fasa ke-bumi dan
yang terbanyak terjadi. Pada gangguan satu-fasa ke-bumi biasanya terdapat tahanan hubung
singkatnya. Meskipun gangguan satu fasa ke-bumi sering terjadi, perhitungan gangguan tiga fasa
simetris sering digunakan untuk analisa hubung singkat.
Sehubungan sistem fasa-tiga yang betul-betul seimbang (simetris) hanyalah dalam teori saja. Dalam
kenyataannya sistem fasa-tiga dalam keadaan normal hanya mendekati seimbang (simetris) tetapi
untuk keperluan praktis dalam menganalisa sistem, dianggap sistem fasa tiga seimbang
(simetris).
8.6.3 Gangguan fasa-tiga (three phase faults)
Gangguan fasa-tiga, lihat Tabel-8.8, merupakan gangguan yang seimbang pada fasa-fasanya,
dimana tidak terdapat arus-arus urutan nol dan negatipnya. Bila impedansi titik gangguannya
Z f =0
, maka arus gangguan fasa-tiga adalah:
I gg ,3 I gg , R I gg , R I gg .T

I k" I gg ,3

c V f
Z1

A
...(8.1)

dan bila impedansi titik gangguan Zftidak sama dengan nol, maka besar arus gangguan fasatiganya menjadi:

I k" I gg ,3

c V f
Z1 Z f

A
...(8.2)

dimana:

I .3 = arus ganggan fasa-tiga, dalam amper


V f = tegangan pasa ke-netral, alam volt
Z 1= jumlah impedansi urutan positif, dalam ohm
Z f = impedansi titik gangguan
I . R , , I .S , I .T = arus ganggan pada pasa R, S & T
c= faktor pengali tegangan ( faktor keamanan)

8.6.4 Gangguan fasa ke fasa (lineto line faults)


Misalkan bahwa gangguan fasa ke fasa terjadi antara fasa R dan S, lihat Tabel-8.8 Bila
impedansi titik gangguannya Zf = 0 ; maka besar arus gangguan nya adalah sebagai berikut:
I . R=0

I k" I gg , 2

c 3 V f
Z1 Z 2

A
........(8.3)

Bila impedansi titik gangguan Zftidak sama dengan nol, maka besar arus ganggguan adalah:
I k" I gg , 2

c 3 V f
Z1 Z 2 Z f

A
.....(8.4).

Dimana,

I .2 = arus ganggan fasa ke fasa, dalam amper


Z 2= jumlah impedansi urutan negatif, dalam ohm

8.6.5 Gangguan satu-fasa ke-bumi


Misalkan gangguan satu fasa ke-bumi terjadi pada fasa T, Bila impedansititikgangguan Zr = 0,
maka:

I k" I gg ,1

c 3V f

Z1 Z 2 Z 0

......(8.5)
dimana
I gg ,1

= arus gangguan satu fasa ketanah, dalam amper.


Z Z 2 Z 0
ZG 1
3
= impedansi terhadap bumi, dalam ohm,
Maka besar arus gangguan gangguan satu-fasa ke bumi dapat ditulis:

I k" I gg ,1

c V f
ZG

A
........(8.6)

Zf 0

Bila impedansi titik gangguan

, maka:

I k" I gg ,1

c V f
ZG Z F

A
........(8.7)

atau

I k" I gg ,1

c 3 V f
Z 1 Z 2 Z 0 3Z f

A
.......(8.8)

8.6.6 Gangguan dua-fasa ke-bumi


Misalkan gangguan yang terjadi antara fasa S dan T, lihat Tabel-8.8 (Zf =0). Besar arus gangguan bila
Zf 0
dihitung berdasarkan persamaan:

I k" , 2E I gg , 2N jc 3 V f

Z 0 3Z f aZ 2

Z 1Z 2 Z 1 Z 2 Z 0 3Z f

A
....(8.9)

Dan arus ganguan paa fasa lainnya adalah:

I k" , 2E I gg , 2N jc 3 V f

Z 0 3Z f a 2 Z 2

Z 1Z 2 Z 1 Z 2 Z 0 3Z f

A
......(8.10)

Z1, Z2 dan Z0 = impedansi urutan positif, negative dan nol dari system dilihat dari titik gangguan dan
Zf = impedansi titik gangguan
Vf = tegangan efektif (rms) ke bumi
c = factor tegangan = 1,1

I k"
nilai mutlaknya

a=1 120o
Catatan : 1 Untuk menentukan arus h.s maksimum,Zf = 0 dan untuk arus h.s minim dipilih Zf = 35
'
2. Bila tahanan pembumian netral Zn , maka Z 0 =Z 0 +3 Z n
'
Dimana Z 0 = imedansi urutan nol (penghantar + sumber)

Dalam persamaan (8.1) sampai dengan (8.10), I adalah nilai efektip dari arus gangguan
simetris keadaan tetap, yang mengalir ke ke titik gangguan.Untuk menghitung arus gangguan
asinietris pada suatu titik gangguan dari bermacam type gangguan, langkah-langkah perhitungan nya
adalah sebagai berikut:
a. Hitung impedansi ekivalen Zek dari persaman (8.1) sampai (8.10). Sebagai contoh,
impedansi ekivalen untuk gangguan satu-fasa ketanah adalah:

2,0

1,8

1,6

1,4

1,2

1,0
0

I' / I
1,7
1,6

0,2

0,4

(a)

0,6

0,8

1,0

R/X

1,2

I/I=perbandingan nilai efektif


gelombang asimetris pertama
dengan nilai efektif gelombang
siimetris pertama.

1,5
1,4
1,3

1,2

1,1
1,0
0,9
,0,2

0,5

10

20
X/R

(b)
Gambar-3. Faktor k untuk sirkit seri sebagai funmgsi dari
(a) Perbandingan R/X ; perbandingan X/R

50

100

Z ek

b. Hitung perbandingan

Z 1 Z 2 Z 0 3Z f
3

R
X
atau
(Z gangguan )
X
R , dari ipedansi sampai titik gangguan

c. Dari gambar-8.36, cari perbandingan asimetris yang sesuai dengan nilai X/R , yaitu perbandingan
nilai efektif (rms) bentuk gelombang asimetris awal denga nilai efektif bentuk gelombang simetris
awal.
d. Arus ganguan-asimetris dapat dihitung dengan mengalikan arus ganggua simetis dengan factor
R
X
atau
asimetris nya. X
R
Cacatan: Bila menggunakan rumus-rumus pada Tabel.8.8, perbandingan asimetris yang sesuai dengan
nilai R/X, yauitu perbandingan nilai puncak bentuk gelombang asimetris awalnya., nilai efektifnya
nilai puncak

2
8.6.7 Langkah-langkah dalani menghitung arus gangguan.
Untuk menghitung arus gangguan pada sistem Distribusi, berikut initahapan yang perlu
dilakukan:
1. Gambarkan diagram satu garisnya.
2. Pilihlah kva/MVA dasarnya untuk keseluruhan dari sistem tersebut. Pilihlah kV dasar untuk
setiap tingkat tegangan. Ubahlah impedasinya dalam per-unit.
3. Gambarkan jaringan urutan positipnya. Demikian pula untuk jaringan negatip dan nolnya.
4. Rangkaikan ketiga jaringan tersebut sesuai macam gangguan yang akan dihitung
8.6.8 Sistem per unit (p.u)
Besaran E, arus I, daya kva, impedansi Z selaludinyatakan dalam % atau PU (per unit) dari
basis/dasar yang dipilih.
Persamaan dasar :

E = I.Z ........................................................ ( 8.11 )


dimana E dalam volt.
I dalam amper.
Z dalam ohm.
Bila persamaan tersebut dibagi dengan suatu angka yang tidak merubah persamaan tersebut,
yaitu angka dari tegangan dasar (base voltage) Eb, maka dapat ditulis :
Z pu=

E IZ
=
Eb
Eb . (8.12)

Pada tegangan dasar Eb, arus dasar Ib dan impedansi dasar Zb, juga berlaku persamaan dasar
Eb = IbZb, sehingga persamaan (1.2) dapat ditulis :

E
Eb
E pu =

E
Eb

I
Ib

dan Ipu =

IxZ
I b Zb

serta Zpu = Z/Zb, dimana Z = impedansi dalam ohm.

Juga berlaku : Epu = Ipu Zpu. Persamaan daya : VA = E. I


Bila daya dasar (VA)b (volt ampere), maka berlaku juga (VA)b = Eb.Ib
maka :
V A EI
=
( VA )
pu
VA b V b Z b .(8.13)
Eb, Ib, (VA)b, Zb bila dua dari dasar ini ditentukan, maka dua persamaan lainnya akan
diketahui. Biasanya dasar yang ditentukan adalah :
(VA)b dan Eb, maka Ib dan Zb dari sini dapat ditentukan kVAb, sebagai berikut :
Zb =

1000 x E b (kV )
Ib

Zb =

( E dalam . kV )2 x 1000
kV A b

Zb =

( E dalam . kV )2
MV A b

Zb=

( kV 2 )
MVA

1000 x E b (kV )
Ib

E b (kV )
E b (kV )

atau juga dapat ditulis

....(8.14)

Hasilnya dapat diringkaskan seperti pada tabel 8.9.

Uraian
1. Daya (kVA b/MVAb
2. Tegangan (Eb)
3. Arus (Ib)

4. Impedansi (Zb)

Tabel 8.9. Menentukan Nilai Dasar


Nilai Dasar
Sistem I Fasa
Sistem 3 Fasa
kVA
MVA
kVA
MVA
kV
kV
kV
kV
kV A b
1000 MV Ab
kV A b
1000 MV Ab
Eb
Eb
Eb
3 Eb
2

1000 Eb
kV A b

Eb
MV A b

1000 Eb
kV A b

Eb
MV A b

Catatan : untuk sistem 3 fasa, KVAb/MVb merupakan daya untuk fasa-tiga dan tegangan Eb
adalah tegangan antar fasa

Nilai daya dasar KVA / MVA dan tegangan dasar diubah


Dasar lama
dasar baru
KVALm/MVALm
KVABr/MVABr
KVlama
KVbaru

Zpu (lama)

Zpu(baru) = Zpu (lama)

][

kV b (lama)
kV b (baru)
x
kV b (baru)
kV b (lama)

8.6.9. Konversi Impedasi dan arus


Suatu impedensi maupun arus dapat dikonversi kelain tingkat tegangan, seperti dibawah ini.
Teganganbaru 2
x Z lama
Teganganlama

(
)
Teganganlama
=(
xI
Teganganbaru )

Z baru =
I baru

lama

Contoh Z = 2 + j3 ohm pada tegangan 10-kV, maka impedansi pada tegangan 0,4-kV adalah
0,4 2
Z0,4 =
(2 + j3) . Arus pada tegangan 10-kV misalnya 100 A, maka arus pada
10

( )

tegangan 0,4-kV adalah I0,4 =

( 0,410 )

x 100A

8.6.10. Impedasi peralatan


a. Generator sinkron
SNG
UNG
Xd
RN
RN

= daya pengenal generator (MVA)


= tegangan pengenal generator (kV)
= reaktansi subtransien (%)
= 0,05Xd untuk generator diatas 100 MVA
= 0,07Xd untuk generator dibawah 100 MVA

Type generator

Reaktansi subtransien
(jenuh/saturated)
} % dalam %

Xd
Reaktansi transient
(jenuh/saturated)
'
X d dalam

Tabel-8.10. Reaktansi mesin sinkron


Tubogenerator
Generator kutup
menonjol (salientpole) dengan
belitan peredam 1)
9..20 2)

12..303)

Tanpa belitan
peredam

20..403)

20.40
14.36

4)

20.45

Reaktansi sinkron
(tidak jenuh)5)
X d dalam

140300

80.180

80.180

Reaktansi urutan
negative 6)
X 2 dalam

9.22

10.25

30.50

3.10

5.20

6.25

Reaktansi urutan nol7)


X 0 dalam

1)
Berlaku untuk sepatu-kutub yang dilaminasi dan dilengkapi kumparanperedam
2)
Nilainya meningkat sesui dengan meningkatnya daya pengenalnya.. Untuk
generator tegangan- rendah , nilainya kecil.
3)
Nilai yang terbesar untuk rotor kecepatan-rendah.
4)
Untuk mesin-mesin yang besar (diatas 1000 MVA) nilainya berkisr antara 40
sampai 45%.
5)
Nilai jenuhnya berkisar antara 4 sampai 20%.
} + {X} rsub {q} rsup {
) , juga berlaku pada keadaan transient
6)
Umumnya X d =0,5 ( X d
7)

Tergantung pada kisar-belitan(winding pich)

Contoh : SNG = 25 MVA ; UNG = 10,5 kV; Xd = 11,5%


Tentukan impedansi generator dalam ohm.
2
2
kV
10,5
Penyelesaian : Zb = MVA =
= 4,41 ; Xd = 11,5% x Zb = jo,50712 ohm;
25
RN = 0,07Xd = 0,07 x 0,50712 = 0,0355 ohm. Jadi ZG = (0,0355+j0,50712) ohm.
b. Transformator
Nilai impedansi urutan positif dan negatif dari transformator adalah sama. Impedansi urutan
nolnya dapat berbeda dengan nilai ini. Impedansi urutan positif dari transformator Z 1, dapat
dihitung sebagai berikut :
Z1

= Zr = RT + jXT
U hs U 2NT


100 S NT

ZT

RT

U
U
r NT
100 S NT

Z 2T R2T

XT
dimana SNT
UNT
Uhs
UR
Ux

= daya pengenal dari transtformator


= tegangan pengenal dari transtformator
= tegangan hubung singkat dalam %
= % kerugian tegangan dalam ohm
= % kerugian tegangan reaktip

Contoh. Suatu transformator fasa-tiga 3,15 MVA10/0,4-kV; Uhs = tegangan hubung singkat=6%;
Ur = 0,9%
Tentukan impedansi transtformator baik dari sisi 10-kV maupun sisi 0,4-kV. dalam ohm.
Penyelesaian:
(a) sisi 10-kV
kV 2
102
MVA
3.15
Zb
=
=
= 3I,746 ; ZT10 = 6% x Zb = 6/100 x 31,746 = 1,90476 ohm
RT10 = 0,9 % x Zb = 0,9/100 x 31,746 = 0,2857
X T 10=1,90476 20,28572=1,8832
Jadi Z T 10=( 0,2857+ j1,8832 )
(b) Sisi 0,4-kV
2
0.4
Z T 0,4=
( 0,2857+ j 1,8832 )=( 0,4571428+ j3,01312 103 )
10

( )

Pada tabel-8.11. dapat dilihat berbagai nilai dari tegangan hubung singkat, % kerugian tegangan
impedansi dan nilai % kerugian tegangan - ohm,
Tabel-8.11. Berbagai Nilai Uhs dari transformator fasa tiga
Tegangan
pengenal primer 520
30
60
110
220
440
dalam kV
Tegangan hubung 3,5-8 6.9 7.10 9.12 10..14 1016
singkat (Uhs) %
Daya nominal
0,25
0,63
2,5
6,3
12,5
31,5
Dalam MVA
UR dalam % 1,4....1,7 1,21,5 0,91,1 0,7..0,85 0,60,7 0,5.0,
6
c. Saluran
Rumus praktis
3

Kabel TR : pengantar Cu ;

R 17,9 10 m
m
=
; X =75
km
A
km
km

R 28,6 10 m
m
=
; X=300
km
A
km
km

SUTR : penghantar Aluminium;


A = Penampang kabel dalam mm2

d. Motor Induksi
Reaktansi hubung-singkat motor induksi XM dihitung dari perbandingan IaN/IM
XM

2
U
U NM
1
NM
I an / I M
3I NM I an / I NM S NM

dimana Ian = Arus asut motor, Arus efektif tertinggi yang mengalir pada motor pada
keadaan rotor diam pada tegangan pengenal dan pada frekwensi pengenal
U NM
= Tegangan pengenal motor
INM
= Arus pengenal motor
S
= Daya semu motor ( 3 U NM I NM )
NM

Resistansi khayal diperhitungkan bila menghitung arus puncak hubung singkat untuk
motortegangan tinggi sbb :
Rmotor = 0,15Xmot untuk motor daya perpasang kutub < 1 MW
Rmotor

= 0,10. Xmot untuk motor daya perpasang kutub > 1 MW

8.6.11 Impedansi yang dipakai dalam perhitungan Hubung Singkat


Pada persamaan arus gangguan (8.1) sampai dengan (8.10) perlu kitaketahui
impedansinya guna dapat mengkaji gangguan tersebut, termasuk impedansi urutan dari sistem
dilihat dari segi macam gangguan turut dipertimbangkan dan juga nilaiimpedansi dari
titikgangguannya yang terkait dengan macam gangguan tersebut.
Guna menentukan impedansi dari sistem, pertama tanpa induktifikasi, komponen
induktif dari sistem, seperti misalnya saluran dibawah tanah (kabel), saluran udara,
transformator, generator dsb.nya. Berikutnya menentukan besar urutan impedansi dan
komponen-komponen individunya, pada umumnya inidapat dengan menggunakan tabel atau
rumus-rumus. Akhirnya, komponen-komponen impedansi tersebut dirangkaikan satu sama
lain, sesuai dengan macam gangguan yang ditinjau.
8.6.10. Type Sirkuit Distribusi.
Impedansi dari sirkit distribusi, tidak hanya ditentukan oleh material penghantar, penampang dan jarak
perletakan penghantar (spacing), tetapi juga oleh faktor-faktor seperti, ada atau tidaknya penghantar
netral, macam pentanahan dan macam hubungan dari trafo yang ada di GI. Faktor-faktor
tersebut menentukan sirkit distribusi satu sama lain.

(a)

(b)

T
R

R
S
(d)
(c)

S
T

R
S
(e)

T
Gambar-8.37. Macam sirkit Distribusi
(a) Sistem Kawat-Empat, multi Grounded
(b) Sistem Kawat-Empat, Netral di-bumikan
Sistem Kawat-Tiga, Netral di-bumikan
(d) Sistem Kawat-Tiga, dengan Trafo hubungan delta
(e) Sistem Kawat-Tiga, titik bintang trafonya tidak di-bumikan

Pada gambar-8.37, diperlihatkan macam sirkuit distribusi, yang terdiri dari:


(a) Sistem Kawat-Empat, dengan netralnya multi grounde
b) Sistem Kawat-Empat, netralnya di-bumikan
Sistem Kawat-Tiga, netralnya di-bumikan,
(d) Sistem Kawat-Tiga dengan trafo hubungan delta,
(e) Sistem Kawat-Tiga, titik bintang Trafonya tidak di-bumikan.
8.6.12. Komponen Impedansi yang terkait dalam gangguan.
Impedansi sumber (impedance of the
Source) (a) Cara A.

GI
Penurun
Tegangan

GI
Penaik
Tegangan

Saluran Transmisi

Jaring Distribusi Primer

Pembangkit
Gambar-8.38. Menentukan impedansi, dimana tercakup pembangkit, saluran Transmisi

Dalam kasus suatu sistem distribusi, pencatuan daya melalui sistim radial yang sederhana yang
dimulai dari suatu Pembangkit, impedansi sumber dapat dihitung dengan tangan.
Dengan
memakai system per unit (pu), impedansi urutan positif adalah penjumlahan dari impedansindari
semua komponen, dimulai dari sisi TR gardu distribusi sampai ke pembangkit, lihat gambar-8.38
Demikian pula untuk impedansi sumber urutan negatip, biasanya bukan merupakan
penjumlahan komponen dari impedansi urutan negatipnya, karena iniada kaitannya macam
hubungan dari transformatornya.
(b) Cara B
Bila diketahui daya hubung singkat disisi TT dari Gardu Induk dalam MVA, impedansi
sumber dapat dihitung sbb. :

Z1,S

V fasa
I gg ,3

V Jala
3 I gg ,3
...(8.13)

I gg ,3

MVAHs
3 VJala

Sedangkan

, maka
Z 1,S

2
V Jala
MVAHs

....(8.14)

DHS 700 MVA

Contoh :
Diketahui MVA hubung singkat simetris di sisi rel 70 KV adalah 700 MVA, lihat gambar 8.39.
Impedansi sumber dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8.14), sebagai berikut :
Daya hubung singkat 700 MVA di sisi 70 KV.
70-kV

20-kV

Gambar-8.39. Daya Hubung-Singkat Simetris


disisi 70-kV diketahui

Z1,70

2
VJala
70 2

7
MVAHs 700

Jadi
sisi 70-kV, atau bial dilihat dari sisi 20-kV, hasinya adalah sebagai berikut:

, dilihat dari

Z1, 20

2
V Jala
20 2

0,5714
MVA Hs 700

Dapat juga dihitung dalam pu, ambil basis 30 MVA. Menurut Tabel 8.9.
Eb2
Zb
MVAb
, dimana Eb = 70-kV
Eb2
70 2
Zb

163,3333
MVAb
30
MVA,, = 30 MVA, jadi
7
Z1, pu
0,04286 pu
163,3333
Jadi
, atau dapat juga dihitung secara lansung :
Basis = 30 MVA, Daya hubung singkat simetris = 700 MVA
30 MVA
Z1 Z1, pu
0,04286 pu
700 MVA
Impedansi saluran distribusi
Nilai impedansi dari saluran distribusi tergantung dari pada konflgurasi letak penghantarnya.
Persamaan-persamaan untuk induktansi saluran fasa-tiga adalah
L 0,7411log

Deq
DS

mH / m per fasa
.(8.15)

L 2 10 10 ln

Deq
DS

H / m per fasa
...(8.16)

Deq Dab Dbc Dca

1/ 3

dimana
DS
ekivalen GMD sendiri dari awat fasa
GMD = jari-jari menengah geometris (geometric mean radius)
Biasanya lebihdiinginkan untuk mengetahui reaktansi induktip dari dari pada induktansi. Reaktansi
suatu penghantar adalah:
XL = ohm/km per fasa
Jadi persamaan-persamaan untuk reaktansi induktip dari saluran tiga-fasa adalah
X 1 X 2 0,7411log

Deq
DS

mH / km per fasa

.(8.17)
Besar arus gangguan sebenarnya biasanya lebihkecil dari arus gangguan fasa-tiga yang
impedansi titikgangguannya Z,= 0.

800 mm

800 mm

Tabel 8.11. Impedansi urutan positifdan nol penghantar AAC


Pcnainpang

Jari-jari

Jumlal

nominal (nun )

(mm)

i Ural

16

2,2563

25

35
50
70
95
120
150
185
240

Impedansi urutan

Impedansi Urutan

GMR (mm)

positip (ohm/km.)

nol (ohm/km.)

1.6380

1.8382+J0.4035

1.9862+jl,6910

2,8203
3,3371
3,9886

2.0475

2.4227

2.8957

1.1765+J0.3895
0.8403+J0.3791
0.5882+J0.3677

1.3245+j 1.6770
0,9883+j 1,6666
0,7362+j 1,6552

4,7193
5,4979

3.4262

19

4,1674

0.4202+J0.3572
0.3096+J0.3464

0,5682+j 1,6447
0,4576+j 1,6339

19

4,6837

19

5.2365

19

5.8155

19

6.6238

0,245 l+jO.3375
0.1961+J0.3305
0.1590+J0.3239
0.1225+J0.3157

0.393 1+j 1,6250


0,344 1+j 1,6 180
0,3070+jl,6114
0,2705+j 1,6032

6.1791
6,9084
7,6722
8,7386

Tabel 8.12. Impedansi urutan positif dan nol penghantar AAAC


h

GMR (mm)

Impedansi urutan
positip (ohm/km.)

2,2563
2,8203
3,3371
3,9886
4,7193

Urat
7
7
7
7
7

1,6380
2,0475
2,4227
2,8957
3,4262

2,0161+jO,4036
l,2903+jO,3895
0,9217+jO,3790
0,6452+jO,3678
0,4608+jO,3572

l,1641+jl,6911
1,4384+j 1,6770
1,0697+j 1,6665
0,7932+j 1,6553
0,6088+j 1,6447

95
120

5,4979
6,1791

19
19

4,1674
4,6837

0,3396+jO,3449
0,2688+jO,3376

0,4876+j 1,6324
0,4 168+j 1,6251

150
185
240

6,9084
7,6722
8,7386

19
19
19

5,2365
5,8155
6,6238

0,2162+jO,3305
0,1744+jO,3239
0,1344+jO,3158

0,3441+jl,6180
0,3224+jl,6114
0,2824+jl,6033

Penampang
nominal (mm2)

Jari-jari
(mm)

16
25
35
50
70

Jumla

Impedansi Urutan
nol (ohm/km.)

Pada saluran distribusi nilai reaktansi urutan positip dan negatipnya sama, jadi X,=X 2=XL.
Impedansi urutan nolnya tergantung macam penghantar, pentanahannya dan ada tidaknya
kawat penghantar nolnya. Berdasarkan SPLN 64:1985, nilai impedansi urutan positip dan nol
dengan pentanahan 40 ohm dan konfigurasi penghantar seperti dibawah ini dapat dilihat pada
Tabel 8.11.
Contoh-8.1:
Suatu jaring distribusi tegangan menengah 20 kv, 3 fasa, yang salurannya menggunakan
saluran udara dengan penghantar AAC 150 mm2, seperti terlihat pada gambar 8.40.
Konfigurasi penghantar horizontal dengan jarak 800 mm.
Daya hubung singkat simetris disisi rel 70 kv adalah 1500 MVA, titik bintang trafonya
dibumikan melalui tahanan 40

DHS 1500 MVA

Hitunglah arus gangguan simetris dan asimetris untuk :


(1) gangguan tiga fasa
(2) gangguan fasa ke fasa
(3) gangguan satu fasa ke tanah
(4) gangguan dua fasa ke tanah pada titik A, B, C, dan D
30 MVA;12%
F2

F1
A

F4

F3
C

Gambar-8.40. Lokas gangguan pada Jaring Distribusi Primer

Catatan:
I= arus hubung singkat simetris awal(efektif).
I ' = arus hubung-singkat asimetris awal(efektif),Arus puncak hubung-singkat asimetris
awal

IS

I S= 2 I

(SNI 135(1990)'

Penyelesaian
Dari Tabel 8.11. impedansi urutan positip dan negatip dari saluran iniZ, = Z2 = 0,1961 + j
0,3303 /Km per fasa dan impedansi urutan nolnya Zo = (0,344 1 + j 1 ,6 1 80 / km per fasa. Kita
ambil tegangan basis 20 kv.
Impedansi sumber :
kV 2
20 2
Z1,S

j 0,27
MVA 1500

Z1S = Z2S
Trafo 30 MVA; 12%
X T 1 12%

kV 2
20 2
12%
j1,6
MVA
30

Untuk trafo umumnya x, = x2 = xo


SUTM
Z1=Z 2 = (0,1961 +jO,3305)/km
Z0 = (0,3441+j1,6180) /km.
Dari sini kita buat tabel impedansi dari titikA,B,C & D.
Pada penyelesaian soal ini, arus gangguan pada titikD yang dibahas. Sekarang kitahitung
dulu urutan impedansi total dari titikD sampai ke sumber. Urutan positif dan neg'atif impedansi
total, dari Tabel impedansi, adalah :
Z, =Z2 = 5.883+ j l 1,875 pada titikD
Urutan nol impedansi total.
Z 0 =130,323 +j 50,14 pada titikD

* Kita hitung arus gangguan simetris |


I
Pada contoh iniZ, = 0
a). Gangguan tiga phasa, pakai persamaan (8.1)
I

c V f
Z1 Z f

1,1 11.547
12.702
5,883 j11,785

1
5,883 11,785 2
2

964,31 amper

Tabel impedansi
No.

Impedansi Urutan Impedansi Urutan Impedansi Urutan


positip
negatip
nol

Uraian

Impedansi sumber

j027

jO?27

Transformator

jl,6

jl,6

SUTM A - B . 10km.

1.961+j3.305

1.961+j3.305

3R +jl,6
120+jl,6
3,441+jl6,180

SUTM B - C . 10km.

1.961+j3.305

1.961+j3.305

3.44 1+j 16, 180

SUTMC-D. 10km.

1.961+j3.305

1.961+j3.305

3.441+j 16.180

Impedansi Fj

5.883+jl 1.785

5.883+jl 1.785

130.323+j50.14

b). Gangguan fasa ke fasa, pakai persamaan (8.2)


Z 1+ Z +Z
3 V f

|I|=
2

c) Gangguan satu-fasa ke-bumi, pakai persamaan (8.3)


Z 1 + Z 2 + Z 0+ +Z
3 V f

|I |=

d) Gangguan dua-fasa ke-bumi, pakai persamaan (8.4)

|I|=

j 3 V f ( Z0 +3 Z f a Z 2 )
Z 1 Z 2+ ( Z 1 + Z 2 )( Z 0 +3 Z f )

||
=

j 3 [ ( 130,323 j 50,14 ) (10,9876+ j7,4549 ) ] 11.547


=
( 5,883+ j 11,785 )2 +2 ( 5,883+ j 11,785 ) ( 130,323+ j 50,14 )

j 3 [ ( 130,323 j50,14 )(10,9876+ j 7,4549 ) ] 11.547


0

173,4958 53,06 + 3678,4988 95,48

||
=

j 11.547 3 ( 141,3106+ j 42,6851 )


=
247,0231+ j 3800,3557

j11.547 3 ( 141,3106+ j 42,6851 )


=775,221 A
3808,3755 93,720

Arus fasa lainnya adalah:

|I|=

+ j 3 V f ( Z 0 +3 Z f a2 Z 2 )
Z1 Z 2 + ( Z 1 + Z2 ) ( Z 0 +3 Z f )

||
=

+ j11.547 3 [ ( 141,3106+ j 42,6851 )( 0,5+ j 0,866 ) (5,883+ j11,875


3808,3755 93,720

+ j11.547 3 ( 131,1202+ j 63,2876 )


=764,60 A
3808,3755 93,720

Perhitungan arus gangguan asimetris ada titik D


a. Gangguan tiga fasa Impedansi ekivalennya = Ze=Z1=3,883+j11,785 ohm
X 11,785
=
=2,0025
R 5,883
Dari gambar-8.36 untuk nilai X/R didapat I/I=1,18
Jadi arus gangguan asimetris I
I ' =1,18 I =1,18 964,318=1.137,895 A .
b. Gangguan fasa ke- fasa
Z e =2 ( 5,883+ j 11,785 )
X 11,785
=
=2,0025
R 5,883
Di dapat I/I=1,18
Jadi arus gangguan asimetris I
'
I =1,18 I =1,18 759,186=895,839 A .
c. Gangguan satu fasa ke- bumi
Z e=

Z 1 + Z 2+ Z 0 +Z f 141,766=J 73,69
=
3
3

X 73,89
=
=0,5212
R 141,89
Dari gambar 8.36 untuk nilai X/R=0,5212 didapat
Jadi I = I = 216,686 A
d. Gangguan dua fasa ke-bumi

I'
=1
I

Z e=

Z 1 Z 2 + ( Z 1 +Z 2 ) ( Z 0 +3 Z f )

3 ( Z 0 +3 Z f a Z 2 )

3808 93,,72 o
o
=14,8951 20,53
o
3 147,6167 73,19

Z e =13,9491+ j5,2237
X 5,2237
=
=0,3745
R 13,9491
Dari gambar 8.40 untuk nilai X/R=0,3745 didapat
Jadi

I'
=1,1
I

I ' =1,1 I =1,1 775,221=852, 743 A . I

Arus gangguan asimetris lainnya :


Z e=

Z 1 Z 2 + ( Z 1 +Z 2 ) ( Z 0 +3 Z f )

3 ( Z 0 +3 Z f a2 Z 2 )

3808 93,,72o
=
=15,101929,44 o
o
3 145,5947 64,28

Z e =13,1453+ j7,4342
X 7,4342
=
=0,5655
R 13,1453
Dari gambar 8.36 untuk nilai X/R = 0,5655 didapat l'/I=l,01
Jadi I = 1,01x1 = 1,01 x 764,60 = 772,246 A
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, didapat:
Arus gangguan simetris minimum 1 = 217 amper (efektip).
Arus gangguan simetris maximum I = 964 amper (efektip).
Arus gangguan asimetris maximum I= 1138 amper (efektip).atau untuk arus hubung singkat
puncak, hasil tersebut diatas dikalikan dengan 2 .

Contoh-8.2 Suatu Generator 6000 kVA; 11-kV;

} =10%
; dihubungkan dengan trafo 6000
X d

kVA, 11/22-kV., 5%, lihat gambar-8.41.


Selanjutnya trafo tersebut memasok SUTM 22-kV dengan impedansi 1+j2 ohm., lihat gambar-8.41.
Terjadi hubung singkat 3 fasa di-ujung SUTM tersebut. Hitunglah besar arus hubung singkat
'
simetrisawal dan hubung singkat asimetris.awalatau hubung singkat puncak I S= 2 I

Catatan
:
}
puncakhubung singkat Asimetris awal= I S= 2 I k ; factor ; lihat gambar-8.36

arus

Penyelesaian.:Sistem p.u.
Ambil daya dasar/basis = 10.000 kVA = 10 MVA dan arus dasar pada tegangan dasar 22-kV adalah
10.000

=262,43 A .
3 22
* Generator 6000 kVA,10%. Pada basis 10.000 kVA impedasinya
MVAdasar
X pu=
0,10 pu
MVAGenerator

10
0,10= j 0,1666 pu
6

* Trafo 6000 kVA, 5%. Pada basis 10.000 kVA impedasinya

10
0,05= j 0,08333 pu
6

kV 2
222

Z
=
=
=48,4
dasar
* SUTM 22 kV ; impedansi 1 + j2 ohm. Impedansi dasar
MVAdasar 10
Jadi impedansi SUTM dalam p.u

N
0
1
2
3
Jumlah

1+ j2
=( 0,02066+ j 0,04132 ) pu
48,4

Impedansi total sampai titik gangguan


Uraian
Impedansi dalap.u
Genarator
Trafo 6000 kVA
SUTM 22-kV

0,02066 +
0,04132
0,02066 +

j 0,1666
j 0,08333
j
j0,29131

|Ztotal|= 0,020662 +0,291312 0,29204 pu


V pu

1
Arus hubung singkat simetris awal per unit - Z total , pu = 0,29204 =3,4242 pu
I

}
) sebenamya pada tegangan 22 kV
Jadi besar arus hubung singkat Simetris awal

} = {I} rsub {pu} {I} rsub {basis} =3,4242262,43 A= 898,61 A.


I k
}
Besar arus hubung singkat Asimetris awal I S= 2 I k
R
perbandingan X

R 0,02066
=
=
sampai titik gangguan X 0,29131
0,07

, dimana

tergantung pada

Dari kurva gambar-8.36, didapat

nilai =1 ,78
Jadi I S= 2 I Simetris =1,78 2 898,61 2.262 A
Arus gangguan yang mengalir dari generator (1 1-kV) dapat dihitung sebagai berikut: Arus
10.000
I dasar ,11kV =
=524,86 A .
Arus basis/dasar pada 11-kV,
3 11

I pu=

1
=3,242 pu arus
0,2904

Jadi arus hubung singkat simetris awal yang mengalir dari generator
} = {I} rsub {pu} {I} rsub {basis,11kV} =3,4242524, 86A =1.77,22 A .
I k
Impedansi sampi generator = j 0,1666 p.u.
Jadi

arus

hubung

singkat

R
0,
=
=0 =2,0
X 0,1666

Asimetris

awal

( ( I S ) yang

mengalir

dari

generator

I S= 2 I Simetris =2 21.797,22 5.083 A


Contoh -8.3. Suatu Pusat pembangkit terdiri dari dua generator masing-masing 5 MVA, 10-kV,
Xd = 12 %, bekerja parallel dan memasok SUTM 20-kV melalui Trafo 10 MVA; 10% lihat gambar8.42. Terjadi hubung singkat 3 fasa di-ujjung SUTM tersebut. Hitunglah besar arushubung singkat
simetris dan asimetris.

Penyelesaian :
Perhitungan impedansi dalam ohm, pada tegangan 20-kV
kV 2 202
* Generator 5 MVA; 12%. Impedansi dasar pada tegangan 20-kV Z dasar ,20= MVA = 5 =80
XG = 12% -

X G=12 80 = j9,6

Kedua generator tersebut bekerja paralel, jadi impedansi penggantinya

X Gp=
2

j9,6
= j 4,8
2
2

kV
20
* Trafo 10 MVA10%. Impedansi dasar pada tegangan 20-kV Z T ,20= MVA = 10 =40

Z T ,=10 X T =10 40=J 4


* SUTM impedansinya = 2,5+j3,5 ohm.

N
0
1
2
3
Jumlah

Tabel impedansi sampai titik gangguan


Uraian
Impedansi dalam ohm pada
tegangan 20-kV
Genarator parallel
j 4,8
Trafo 10 MVA; 10%
j4
SUTM 22-kV
2,5 + j 3,5
2,5 + j12,3

|Ztotal|= 2,52+ 12,32 12,5515

Jadi besar Arus hubung singkat simetris awal di ujung SUTM


} = I} rsub {h s ,20} = {{V} rsub {f}} over {{Z} rsub {total}} = {20.000/ sqrt {3}} over {12,5515} 919,9
I k

pada tegangan 20-kV.


Kontribusi arus gangguan simetris dari Generator (teg. 10-kV):
Jadi kontribusi dari masing-masing generator adalah

( 2010 ) 919,,97 A=1.835,94 A .

1
1.835,94=
919,97 A.
2

I
Arus hubung singkat asimetris awal ( S ) di ujung SUTM
Jumlah impedansi sampai titik gangguan = 2,5 + j12,3 ohm
R 2,5,
=
0,203 =1 ,52
lihat gambar-8.36
X 12,3
Jadi

Arus

hubung

singkat

asimetris

di

ujung

SUTM

} =1,52 sqrt {2} 919 , 97 1 . 977,57 A .

, pada tegangan 20-kV., pada tegangan 10-kV


I S= 2 I k

( 2010 ) 1.977,57 A=3.955,14 A


Arus hubung singkat asimetris
1
3.955,14 A=1.977,57 A .
2

dari

masing-masing

generator

(tegangan

10-kV

Contoh -8.4. Suatu Jaring Distribusi dipasok dari sistem 150 kV melalui Transformator
Tenaga 60 MVA; 12%, lihat gambar-8.43. Kelompok hubungan transformator tersebut adalah
delta/bintang, dantitik bintang dari transformator ini dibumikan melalui tahanan sebesar 12

ohm. Daya HubungSingkat Simetris pada sisi 70 kV adalah 5000 MVA.. SUTM A-B
panjangnya 10 km. danimpedansinya per km adalah Z 1 =Z2 = 0,2162 + j0,3305 0hm/km;
Z0 = 0,3631 + j1,6180 ohm/ km, SUTM B-C, panjangnya 1 km, sedangkan impedansinya per
km adalah Z1 =Z2 = 0,4608+ j0,3572 0hm/km; Z0 = 0,6088 + j1,6447 ohm /km. Trafo
Distribusi 400 kVA; 20/0,4-kV; Uhs = 4 % ; Ur = 1,5%

Hitunglah :(a) Besar arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi satu-fasa ke-bumi
pada
titik B.
(b) Besarnya arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi gangguan tiga fasa
pada rel 400-V (lihat gambar-8.43)
Perbandingan arus-Asimetris terhadap arus Simetris (I/I) versus R/X dapat
dilihat pada gambar-8.36.
Ambil factor tegangan c = 1,1
Penyelesaian: Impedansi dalam ohm. Ambil tegangan-basis 20-kV,
kemudian hitung impedansi dari tiap-tiap komponen sistem.dalam
tegangan-basis 20-kV
20 2
* Sumber : X S= 8.000 = j 0,05
* Trafo 60 MVA; 12%
* SUTM-AB

202
20 2
Z S=
X T 1= X T 2= X T 0=12
= j0,8
60
60

X1 = X2 =10(0,2162+j0,3305) ohm = 2,162 + j3,305 ohm


X0 =10(0,3631+j1,6180) ohm = 3,631 + j16,180

ohm
Kemudian buat tabel impedansi sampai titik B, yaitu Tabel-A

1
2

Tabel A (impedansi dalam ohm)


Impedansi
Impedansi
Urutan positip Urutan negatip
Impedansi sumber
j0,05
j0,05
Transformator 60 MVA
j0,8
j0,8

SUTM A-B, 10km.

2,162+ j3,305

2,162+ j3,305

Impedansi
Urutan nol
0
3Rn+j0,8
3x12+j0,8
3,631+j16,18

Jumlah impedansi sampai


Titik B

2,162+j4,155

2,162+j4,155

39,631+j16,98

No.

Uraian

Z1 = 2,162+j4,155
Z2 = 2,162+j4,155
Z0 = 39,631+j16,98
+
43,955+j25,29
|Z1 + Z 2+ Z 0|= 43,552+ 25,292=50,7112

I1 =

1,1 3 V f 1,1 3 20.000 / 3


=
751,40 A
Z 1+ Z 2+ Z 0
50,7112

Arus gangguan satu fasa ke-bumi = 751,40 A


} =751,40A
Jadi besar arus gangguan satu fasa ke-bumi Simetris =
I k ,1
Arus gangguan asimetris
R 43,955
=
1,74 1,6
Perbandingan R/X= X 25,29
; lihat gambar-8.36
Jadi
besar
arus
gangguan
satu
} = 1,6 sqrt {2} 751,0 A 1.700,22 A

I S ,1 = 2 I k , 1

fasa

ke-bumi

Asimetris-awal

(b) Besarnya arus gangguan Simetris dan Asimitris, bila terjadi gangguan tiga fasa pada rel
400-V
* SUTM-BC
X1 = X2 =1( 0,4608 + j0,3572) ohm =( 0,4608 + j0,3572) ohm
* Trafo distribusi 400-kVA; Uhs= 4%; Ur= 1,5%.

20 2
4 20 2
1,5 20 2
Zb
XT

40 RT

15
0,4
100 0,4
100 0,4
X T Z T2 RT2 40 2 15 2

= 37,08 ohm.

Jadi impedansi trafo 400 kVA adalah 15 + j37,08

Jumlah impedansi urutan positif sampai rel 400 V, lihat Tabel B

1
2

Tabel B Impedansi dalam ohm


Uraian
Impedansi
Urutan positip
Impedansi sumber
j0,05
Transformator 60 MVA
j0,8

SUTM A-B, 10km.

No.

2,162+ j3,305

4
5

Jumlah impedansi sampai


Titik B
SUTM B-C
Transformator 400 kVA
Jumlah impedansi sampai
Rel 400 V.(D)

2,162+j4,155
0,4608 + j0,3572
15
+j37,08
17,6228+j41,5922

Impedansi urutan positf sampai rel 400 volt = 17,6228+j41,5922

Z 1 17,6228 2 41,5922 2 45,1716


.

}
Besarnya arus gangguan fasa-tigaSimetrisawal I k, 3 pada rel 400 volt =

I k" 3

C V f
Z1

1,1 20.000 / 3
281,19 A.
45,1716
pada basis tegangan 20-KV
20
I k" 3
281,19 14.059,50 A
0,4

Besar arus gangguan sebenarnya (0,4-kV) =


Arus gangguan Asimetrisawal
R 17,6228
=
0,424 1 , 31
Perbandingan X 41,1716
; lihat gambar-8.36

14 kA

'
Jadi arus gangguan asimetris = I = 2 I =1,31 2 14,0 26 kA

Contoh 8.5. Suatu Pusat Pembangkit terdiri dari 3 genertor fasa-tiga, 2 dengan kapasitas
10.000 kVA; dan reaktansinya adalah 12%, dan 1 dengan kapasitas 5.000 kVA dan
reaktansinya 18%. Generator ini dihubung- kan dengan tiga buah transformator 5.000 kVA
melalui rel yang reaktansinya masing-masing 5%, dan memasok beban, lihat gambar-8.44.

Tentukanlah daya hubung singkat dalam MVA


(a) Bila terjadi hubung-singkat 3-fasa pada F1
(b) Bila terjadi hubung-singkat 3-fasa pada F2.
(c) Penyelesaian: Ambil Daya basis = 10.000 kVA.= 10 MVA.
(d) Dengan daya basis tersebut, dihitung rekatansi dari generator A, B dan C dan juga
setiap transformator, hasilnya adalah sebagai berikut:
10.000
X A pu=0,12
=0,12 pu
(e)
10.000

X B pu=0,12

X C pu=18

10.000
=0,12 pu
10.000

10.000
10.000
=0,36 pu ; X T pu=5
=0,10 pu
5.000
5.000

a.Gangguan pada F1.


Ketiga generator bekerja parallel, impedansi pengganti-nya adalah
0,06 o 3,6
X p=
=0,0511 pu
(perhatikan gambar-8.44
0,06+0,36
Daya hubung singkat dalam MVA pada titi F1 adalah:
10 MVA
DHS F 1=
=194 ,5 MVA
0,1511

b.Gangguan pada F2.


Total impedansi sampai titik F2 = 0,0511 +0,10=
.0,1514 pu. Jadi Daya hubung singkat dalam MVA
10 MVA
DHS F 2=
=66 MVA
pada titi F2 adalah:
0,1514
Contoh 8.6. Suatu Pusat Pembangkit kecil mempunyai dua generator dari 3.000 kVA dan
4.500 kVA dan rekatsinya masing-masing adalah 7% dan 8%. PMT-nya mempunyai kapasitas
pemutusan 150 MVA. Sistem ingin diperluas dengan pasokan dari system lainnya melalui
suatu transformator 7.500 kVA yang reaktansinya 7%. Tentukanlah besarnya reaktansi dari
reactor dalam ohm yang dihubungksan pada kedua rel tersebut, lihat gambar-8.46a, agar
supaya PMT yang ada tidak berbeban lebih., bila terjadi hubung-singkat tiga-fasa
penyulangnya. Misalkan tegangan rel 3.300 V.

Penyelesaian: Pertama-tama tentukanlah Daya basis (dapat diambil dari besaran yang ada
dari data tsb.). Ambil basis daya 7.500 kVA
Kemudian hitung reaktansi dari masing-masing peralatan.
7.500
X GA =
7 =17,5 atau0,175 pu
Generator A.
3.000

Generator B.

Transformator

X GB =

7.500
8 =13,34 atau 0,1334 pu
4.500

XT =

7.500
7,5 =7,5 atau0,075 pu
7.500

Misalkan reaktansi reaktor X% atau

( 100X ) pu

gambar-8.46b
Generator A dan B parallel; reaktansi penggantinga =

; Diagram reaktansinya seperti pada


,17,5 13,34
=7,57 atau
17,5+13,34

,0,175 0,1334
=0,0757 pu .
0,175+0,1334

Gambar-8.46b disederhanakan menjadi gambar-8.46c.

Impedansi pengganti dari gambar-8.46c (7,5 % paralel dengan (X+7,5)% adalah


7,57 ( X +7,5 )
=X p. total dalam pu =
7,57+ X +7,5

7,57 ( X +7,5 )
X p .total
7,57+ X +7,5
=
pu
100
100

Daya basis = 7500 kVA=7,5 MVA


Daya hubung singkat=

100(7 ,57+ X +7 , 5)
100( X +15 , 07)
7 , 5 MVA
=7 ,5
=7,5
X p ,total pu
7 , 57 ( X + 7 ,5 )
7 , 57 ( X +7 , 5 )

Daya hubung singkat ini tidak boleh melebihi 150 MVA kapasitas pemutusan PMT.
Jadi
100(15,07+ X )
150=7,5
7,57 ( X +7,5 )
7,57 ( X +7,5 )=5 ( 15,07+ X )

X=

18,575
=7 , 2276
2,57

7,57X+56,775 = 75,35+5X
7,57X 5X = 75,35-56,775
2,57X = 18,575

Prosentase rekatansi dapat dikorversi kedalam ohm, sebagai berikut:


Basis daya 7.500 kVA; tegangan 3.300 V.
( kV )2 3,3 2
Zb=
=
=1,45
MVA 7,5
X reaktor = X Z b =0,072276 1,45=0 ,10494

Anda mungkin juga menyukai