Analisa Pemilihan dan Pemasangan Arrester pada jalur KRL Tanah AbangSudirman
4.1 Studi Kasus pada Jalur Listrik Aliran Tanah Abang Sudirman.
Pada studi kasus yang dilakukan di jalur listrik aliran atas Tanah Abang
Sudirman bertujuan untuk menganalisa sekaligus mengevaluasi pemilihan dan
pemasangan Arrester yang optimal untuk Jalur Listrik Aliran Atas Tanah Abang
Sudirman. Adapun pengambilan data dilakukan di PT. KAI unit LAA 1.4 THB
(Tanah Abang).
: 13,8 meter
: 11,7 meter
: 239 meter
: 20-24 kV
: 1500-1800 V
: 35-40 meter
: 300m/s
: 300kV/s
: 5 km
: =0,3
: 300 ohm
: 0,3 meter
4.3 Analisa pemilihan Arrester Jalur Listrik Aliran Atas THB SDM
Idealnya arrester yang digunakan pada jaringan listrik aliran atas adalah
arrester yang dapat memenuhi kebutuhan proteksi, memiliki kualitas yang baik,
dan mempunyai harga yang ekonomis. Untuk mendapatkan nilai ideal yang
dibutuhkan untuk memilih arrester yang ideal dapat digunakan persamaan pada
bahasan bab III.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada bahasan bab III faktor faktor
yang perlu dipertimbangkan untuk memilih arrester yang sesuai dengan jaringan
listrik aliran atas Stasiun Tanah Abang Sudirman. diantaranya adalah :
1. Tegangan Nominal
Tegangan nominal pada arrester harus menyesuaikan dengan tegangan
rating pada system. Tegangan nominal arrester yang digunakan pada
system yang dibumikan, tegangan dasar arrester dapat diturunkan
menjadi 80% dari tegangan system maksimum. biasanya tegangan dasar
arrester dipilih antara 0,7-0,85 kali tegangan sistem maksimum untuk
sistem dengan pembumian efektif. sehingga menggunakan persamaan
2.1 dapat dicari tegangan nominal arrester :
Er = ..Um
= 0,8 Vmax
= 0,8 x 1800 V
= 1440 V
tegangan nominal untuk arrester adalah 1440 V.
2. Arus Pelepasan
Arus pelepasan adalah arus maksimal yang dapat dilewatkan oleh
sebuah arrester tanpa mengalami kerusakan.
Ia = 2 x 300 kV 1,44 kV
0,5 Ohm
= 1197,12 A
n = ln ( E2/E1 ) / ln (I1/I2)
= ln (1,9/1,68) / ln (1/10)
= ln (1,13) / ln (0,1)
= 0,12 / 2,3
` = 0,05
k = E1
I1n
= 1,68
10,05
= 1,68
E1 = nilai tegangan yang diambil dari tabel V-I 1 1,68 kV
E2 = nilai tegangan yang diambil dari tabel V-I 2 1,9 kV
I1 = nilai kuat arus yang diambil dari tabel V-I 1 1 kA
I2 = nilai kuat arus yang diambil dari tabel V-I 2 10 kA
Ia = Arus Pelepasan (kA) 1,2 kA
Ea = k x I n
= 1,68 x 1,2 kA
= 2,016 kV
Ea = Teg. Pelepasan (kV)
k = konstanta
4. Tegangan sisa
Tegangan sisa atau residual voltage mepunyai rumus sebagai berikut :
V=IxR
= 1000 A x 10 Ohms
= 10 kV
5. Faktor Proteksi
FP = BIL peralatan Tingkat perlindungan arrester
Dimana Tingkat perlindungan arester = UA + 10%
( panjang kawat + toleransi pabrik)
4.4 Analisa Jarak Pemasangan Arrester pada Jalur Listrik Aliran Atas
e1 = ea + 2 x/v
(3.5)
110 kV = 25 kV + 2 . (300 kV/ s . x / 300 m/s)
110000 25000 = 6 . 105 . x /300
85000 = 6 . 105 . x /300
x /300 = 85000
6. 105
x
= 0,1416 x 300
x
= 42,5 meter
e1= tegangan terminal peralatan yang dilindungi (kV) 110 kV
ea = tegangan pelepasan dari arrester (kV) 25 kV
= kecuraman muka gelombang yang datang (kV/ s) 300 kV/ s
v = cepat rambat gelombang yang datang (m/s) 300 m/s
x = jarak (m)