PERLINDUNGAN REL
240
sendiri pada daerah-2 dari rele jarak yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa untuk GI
ukuran kecil, pola seperti ini sudah cukup baik, akan tetapi untuk GI ukuran besar dan
merupakan instalasi penting dipakai perlindungan rel yang terpisah
Proteksi cadangan rel juga dapat berarti pada kasus dimana ada gangguan pada penyulang, tetapi
PMTnya gagal bekerja, maka pengamannnya hares beralih menjadi gangguan rel. Ini akan
membuka semua PMT pada rel. Pengamanan cadanga seperti ini dapat dilengkapi dengan
waktu tunda tertentu dengan bantuan alat pengatur waktu.
11.4. Pola Proteksi diffrensial Rel
Metoda
pengamanan ini berdasarkan prinsip sirkulasi arus, yaitu pada keadaan kondisi beban normal
atau pada kondisi gangguan diluar daerah pengaman, jumlah arus yang masuk pada rel sama
dengan jumlah arus yang keluar dari rel. Bila jumalh arus tersebut tidak sama dengan nol
(untuk suatu penghantar tertentu), maka ini disebabkan adanya hubung singkat baik itu
gangguan ketanah maupun gangguan antar fasanya. Oleh sebab itu pola diffrensial dapat
diterapkan untuk kedua jenis gangguan tersebut.
Proteksi diffrensial rel yang sederhana, diperlihatkan pada gambar-11.1 Arus yang masuk
ke-rele menunjukkan adanya gangguan dalam daerah pengamannya dan akan menyebabkan
PMT dari generator akan membuka dan juga PMT dari setiap penyulangnya.
Kondisi inti-besi dari trafo-arus merupakan masalah bagi proteksi diffrensial, karena hal ini
dapat menyebabkan kesalahan kerja rele pada saat terjadi gangguan diluar daerah
pengamannya. Bahkan dengan trafo-arus yang indentik dengan inti besi besar guna
menghindari kejenuhan dengan arus gangguan maksimum, komponen dc transient yang
timbul sukar diatasi, hal ini dikarenakan komponen ini berkurangnya secara pelahan-lahan.
Rele diffrensial bias dapat diharapkan memperbaiki stabilitas, akan tetapi hal ini bukan
merupakan penyelesain secara menyeluruh.
11.5. Pola rele impedansi-tinggi
PERLINDUNGAN REL
241
Untuk mengatasi masalah kejenuhan dari trafo arus pada pola diffrensial, maka pada pola ini
rele bekerja berdasarkan pada basis tegangan. Hal ini akan memberikan keuntungan, yaitu
pada gangguan diluar yang besar, trafo-arus pada fasa yang terganggu mungkin jenuh tetapi
tegangan antara terminal trafo-arusnya akan dibatasi oleh jatuh tegangan IR dari kawat
penghubung trafo-arus yang jenuh tersebut dan tahanan belitan sekunder yang tegangannya
relatif rendah. Seballiknya bila bila trafo-arus tersebut tidak jenuh, tegangan rele mendekati nol
karena is dihubungkan pada polaritas tegangan yang berlawanan.
Akan tetapi bila terjadi gangguan pada rel, semua dari trafo-trafo-arus tersebut akan
mengalir arus ke rele dengan demikian tegangan antar terminal rele adalah impedansi sirkit
rele dikali dengan jumlah total arus gangguan (sekunder) dikurangi dengan arus
magnitisasi dari trafo-trafo-arus.Ini akan memberikan tegangan yang tinggi, yaitu
mendekati tegangan sirkit terbuka dari sekunder trafo-arus dan rele akan bekerja. Pada
gambar-11.2, diperlihatkan vektor diagram kondisi gangguan didalam daerah pengamannya.
ES
Irele
Ip/n
IS
Tegangan minimum yang diterima oleh rele selama gangguan didalam biasanya beberapa
kali dari nilai tegangan maksimum pada gangguan diluar. Jadi dengan mudah penyetelan selektif
rele, arus kerja rele (pick up) biasanya disetel dua kali dari nilai maksimum gangguan luar
atau setengah dari tegangan jenuh dari trafo-arus yang terkecil. Untuk gangguan ke-tanah,
perlu penyetelan lebih rendah bila titik netralnya dihubungkan ke-bumi melalui impedansi.
Untuk mendapatkan prinlindungan yang efektif, tahanan sirkit sekunder trafo-arus harus
rendah, yaitu penghantar antara trafo-trafo-arus dan titik paralelnya hams sependek
mungkin dan trafo arus mengunakan type toroidal (bushing tupe). Semua trafo arus
perbandingannya hams sama dan 1ihidari penggunaan trafo-arus penyama, hal ini akan
menimbulkan ketidak simitrisan hubungannya.
Tenyata bahwa rele diffiensial rel dengan impedansi tinggi dapat membedakan antara
gangguan didalam dan diluar lebih baik dari pada rele diffrensial dengan impedansi rendah.
Dengan kata lain, perbandingan arus rele pada keadaan gangguan didalam terhadap arus rele
selama gangguan diluar lebih besar bila impedansi dari rele tinggi.
Pada gambar-11.3, terlihat sirkit rele dengan impedansi tinggi.
Disini dipakai rele abb, kapasitor seri digunakan sebagai pencegah bekerjanya rele oleh
tegangan de. sebagai akibat adanya komponen arus searah pada gangguan diluar diatas
penyetelan rele.
PERLINDUNGAN REL
242
Penyetelan arus-kerja rele dikendalikan oleh unit thyrite yang dihubungkan seri dan ini lebih
baik daripada memakai tahanan linier; dengan demikian akan memberikan penyetelan tegangan
rele lebih tepat, dan memungkinkan arus rele ditingkatkan ke yang lebih besar bila penyetelan
tegangan berlebihan, yaitu melengkapinya dengan peng-tripan yang cepat untuk nilai diatas
setelan..
O1eh karena impedansi tinggi dari sirkit rele, unit thyrite lainnya dihubungkan paralel
yang membatasi tegangan maksimum selama gangguan yang arus trafo-arusnya berkisar 900
sampai 1 amper, dengan demikian ini mencagah kerusakan isolasi dari panel.
Jumlah sirkit pada satu rel yang dapat dilindungi oleh rele impedansi tinggi, tergantung
pada tegangan jenuh dar trafo-arus berikut impedansinya dan kepekaan rele.
Dua hal pokok kekurangan dari type perlindungan seperti itu, yaitu:
(a) unit thyrite memerlukan tempat yang bias dan mahal, dan
(b) tahanannya bervariasi terhadap suhu, dan penyetelan yang teliti antara unit-unit
menjadi sulit
PERLINDUNGAN REL
243
DAFTAR PUSTAKA
1. GEC Measurements, "Protective Relays Application Guide (3rd edn)", 1987.
1. Djiteng Marsudi, Ir.. " Operasi Sistem Tenaga Listrik", Penerbit ISTN, 1990, Jakarta/
2. Westinghouse Electric Corporation " Applied Protective Relaying ", Relay
Instrument Division, WEC, Newark, New Jersey, 1976
3. Mason,C.R " The Art and Science of Protective Relaying", Wiley, New York, 1956
4. Ravinddranath B. and Chander M., "Power System Protection and Switchgear
", 1977, Wiley Eastern Limited
2. Blackburn, J.L, Ed., " Protective Relaying : Principles and Application", Marcel Dekker,
Inc, New York, 1987
3. The Electricity Council, "Power Syatem Protection," Vol 1, 1969, Macdonald, London
4. Titarenko, M. et al., "Protective Relaying in Electrical Power
System", Foreign Language Publishing House, Moscow.
5. Warrington, A.R. Van C, "Protective Relays: Their Theori and Practice",
Volume one, Chapman & Hall, London, 1962
5. Sunil. S Rao, "Switchgear and Protection ", Khanna Publishers, Delhi, 9175
6. Horowitz, S. H, Ed, "Protevtive Relaying for Power syatem ", IEEE Press, New York,
1980
7. Anderson, P.M., " Power System Protection , IEEE Press, New York, 1999.
PERLINDUNGAN REL
244
PERLINDUNGAN REL
245