UNTUK SERTIFIKASI
Menyetujui,
Daftar Isi:
A. Uraian Pekerjaan
Penyulang : Sawangan
Tiang
o Sudut/Kemiringan : 1°
o Type : B3
Kondisi PHBTR :
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Kondisi Fisik PHBTR Boks Boks Kotor, Boks Karatan, Boks Bocor, Instalasi
Bersih, instalasi Rapi Intalasi Rapi Buruk
instalasi
Rapi
√
Kapasitas PHBTR 630 A
Besar beban
Pada gardu KA 2681, jenis cross arm/traves yang digunakan adalah UNP 10 (2 x 1,8 Meter) Deviasi
0 – 15°. Gardu KA 2681 berada ditengah jaringan dengan sudut deviasi 0-15°. Sehingga dapat
dianalisa bahwa jenis palang yang digunakan pada gardu KA 2681 sudah sesuai dengan standar yang
berlaku.
Hasil visual inspeksi terhadap trafo distribusi di gardu KA 2681 menunjukkan bahwa kondisi
kebocoran minyak trafo bersih atau tidak terdapat kebocoran. Sehingga dapat dianalisa bahwa health
index trafo gardu distribusi KA 2681 tergolong kategori baik.
Hasil visual inspeksi terhadap trafo distribusi di gardu KA 2681 menunjukkan bahwa kondisi fiisk
trafo ditemukan bushing primer trafo pecah. Sehingga dapat dianalisa bahwa helath index trafo pada
gardu KA 2681 tergolong dalam kategori buruk. Hal ini juga akan dapat menjadi penyebab gangguan
pada gardu KA 2681. Ketika bushing primer trafo pecah, maka ada kemungkinan ketika trafo
dioperasikan akan terjadi short circuit karena bushing trafo yang berfungsi sebagai isolator sudah
rusak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Gambar 2 berikut menunjukkan kondisi bushing
trafo yang pecah pada gardu KA 2681.
Berdasarkan data asset pengukuran tahanan pembumian trafo distribusi pada gardu KA 2681,
menunjukkan nilai tahanan pembumian arrester sebesar 5 Ohm, tahanan pembumian Trafo sebesar 5
Ohm dan tahanan pembumian netral PHB-TR sebesar 5 Ohm. Sehingga dapat dianalisa bahwa health
index trafo pada gardu KA 2681 berdasarkan nilai tahanan pembumian arrester tergolong dalam
kategori kurang baik, nilai tahanan pembumian body trafo tergolong dalam kategori kurang baik dan
pembumian titik netral PHB-TR tergolong dalam kondisi kurang baik. Pada Buku 1 Kriteria Desain
enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 4 halaman 10 point 4.4.2 ditentukan nilai tahanan
pembumian trafo distribusi dan juga LA tidak melebihi 1 Ω. Namun nilai tahanan pembumian trafo
juga dipengaruhi oleh jenis tanah dari sitem pembumian tersebut. Pada gardu KA 2681, jenis
tanahnya merupakan tanah berkapur. Sehingga sangat sulit untuk menemukan tahanan pembumian
kurang dari 1 Ω. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk menurunkan nilai tahanan pembumian
trafo menjadi kurang dari 1 Ω. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
metode memparalelkan sistem pembumian hingga tercapai nilai tahanan pembumian pada gardu KA
2681 kurang dari 1 Ω.
Berdasarkan hasil visual inspection pada gardu KA 2681, kondisi PHB-TR dalam keadaan kotor
namun instalasi pada PHB-TR masih dalam keadaan rapi. Maka kondisi PHB-TR masih tergolong dalam
kondisi cukup baik. Ketika pekerjaan pemeliharaan, PHB-TR juga sudah dibersihkan dari kotoran-
kotoran debu yang ada di PHB-TR.
Pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 halaman 10 point
7.3.1.2 ditentukan standar arus pengenal NFB pada PHB-TR. Arus pengenal saklar utama atau NFB
sekurang-kurangnya sama dengan 115% arus nominal transformator sisi tegangan rendah. Sehingga
untuk dapat menentukan rating NFB yang seharusnya digunakan pada KA 2681, maka terlebih dahulu
ditentukan arus nominal sisi sekunder trafo 160 kVA pada pada gardu KA 2681 sebagai berikut:
S
I full−load/ nominal =
√3 x Vn
160 kVA
¿ =230,9 A
√3 x 400 V
¿ 265,58 A
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dianalisa bahwa arus pengenal NFB yang
seharusnya terpasang pada PHB-TR KA 2681 adalah sekurang-kurangnya sebesar 265,58 A. Rating
NFB yang sering digunakan dilapangan adalah NFB dengan arus pengenal 630 A. Pada gardu KA 2681,
rating saklar utama yang digunakan pada PHB-TR adalah sebesar 630 A. Sehingga dapat dianalisa
bahwa rating saklar utama yang diguanakan pada KA 2681 sudah sesuai dengan standar yang berlaku.
Pada gardu KA 2681, trafo distribusi yang terpasang adalah trafo dengan kapasitas 160 kVA,
sehingga dapat ditentukan arus nominal trafo sebagai berikut:
S
I full−load/ nominal =
√3 x Vn
160 kVA
¿ =230,9 A
√3 x 400 V
Sehingga KHA minimum penghantar yang digunakana dapat ditentukan sebagai berikut:
¿ 265,58 A
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dianalisa bahwa KHA minimum penghantar yang
digunakan sebagai penghantar incoming PHB-TR adalah sebesar 265,58 A. Pada gardu KA 2681, jenis
penghantar incoming PHB-TR yang digunakan adalah kabel NYY 150 mm 2. Pada tabel 7, NYY 150 mm2
jika dipasang di udara maka KHAnya adalah sebesar 442 A. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa
jenis penghantar yang digunakan sebagai incoming PHB-TR pada gardu KA 2681 sudah tepat dan
sudah memenuhi standar.
Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 8 halaman 10 Point 8.2.4
menentukan jenis kabel utama jaringan tegangan rendah (JTR) yang digunakan pada PHB-TR gardu
Portal adalah kabel NYY atau NYFGbY. KHA penghantar pada kabel jurusan pada PHB-TR tidak lebih
besar dari arus tiap jurusan pada PHB-TR. Sehingga pada KA 2681, besarnya arus tiap jurusan dapat
ditentukan sebagai berikut:
I nominal
I jurusan = sekunder
jumlah jurusan
230,9 A
¿ =115,47 A
2
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dianalisan bahwa KHA minimum penghantar yang dapat
digunakan sebagai kabel jurusan/outcoming PHB-TR adalah sebesar 115,47 A. Pada gardu KA 2681,
penghantar yang digunakan sebagai outcoming PHB-TR adalah NYY 70 mm 2. Merujuka pada tabel 7,
KHA NYY 70 mm2 jika terpasang diudara adalah sebesar 269 A. Dengan demikian dapat dianalisa
bahwa penghantar outcoming PHB-TR yang digunakan pada gardu KA 2681 sudah sesuai dengan
standar yang berlaku.
Pada gardu KA 2681 (kapasitas trafo 160 kVA), NH Fuse yang terapasang pada masing-masing
jurusan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 8 dapat dianalisa bahwa pada trafo 160 kVA, pelebur sisi sekunder (NH Fuse)
yang seharusnya digunakan adalah pelebur dengan arus pengenal 200 A pada masing-masing fasanya.
Pada gardu KA 2681, pelebur yang digunakan pada masing-masing jurusan lebih kecil dari 200 A.
Maka dari itu dapat dianalisa bahwa pelebur/NH Fuse yang digunakan pada gardu KA 2681 sesuai
dengan standar yang berlaku.
Tujuan profiling persentase pembebanan TR terhadap KHA penghantar yaitu untuk mencegah
arus beban melebihi KHA penghantar. Jika arus beban melebihi KHA penhantar, maka dapat
mengakibatkan penghantar panas, dan dapat terbakar. Data pembebanan Trafo pada siang dan
malam hari di gardu KA 2681 ditunjukkan oleh tabel 10 berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa bahwa pada kondisi beban siang maupun
malam hari, persentasi pembebanan terhadapa KHA penghantar jurusan 2 jika dibandingkan dengan
tabel 9 tergolong dalam kategori Baik.
Pada KA 2681, besar ketidakseimbangan arus TR antar fasa pada kondisi beban siang dapat
ditentukan sebagai berikut:
{|1,37−1|+|0,76−1|+|0,88−1|}
%Ketidakseimbangan bebansiang = x 100 %
3
¿ 24,39 %
Berdasarkan hasil perhitungan persentase ketidakseimbangan beban pada kondisi siang hari,
dapat dianalisa bahwa health index trafo berdasarkan ketidakseimbangannya tergolong dalam kondisi
kurang baik dengan nilai ketidakseimbangan sebesar 24,39 %.
Pada kondisi beban malam hari, besar ketidakseimbangan arus TR antar fasa dapat ditentukan
sebagai berikut:
{|a−1|+|b−1|+|c−1|}
%Ketidakseimbangan bebanmalam = x 100 %
3
IR 59
a= = =1,29
I rata (trafolama) 45,6
Is 53
b= = =1,16
I rata (trafolama) 45,6
IT 25
c= = =0,55
I rata(trafo lama) 45,6
{|0,29−1|+|1,16−1|+|0,55−1|}
%Ketidakseimbangan bebanmalam = x 100 %
3
¿ 30,17 %
Berdasarkan hasil perhitungan persentase ketidakseimbangan beban pada kondisi malam hari,
dapat dianalisa bahwa health index trafo berdasarkan ketidakseimbangannya masih tergolong dalam
kondisi buruk dengan nilai ketidakseimbangan sebesar 30,17 %. Berdasarkan analisa
ketidakseimbangan pada trafo di gardu KA 2681, maka kondisi ketidakseimbangan beban pada trafo
tersebut tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi penyeban
pecahnya bushing primer pada trafo. Ketidakseimbangan beban akan diikuti dengan peningkatan
temperature body trafo dan juga bushing trafo. Karena meningkatnya temperature bushing trafo,
maka dapat mengakibatkan bushing pecah. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya penyeimbangan
13. Analisa Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo
Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode
Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks
online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan Load Reading and Profiling
Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo ditunjukkan oleh tabel 11 berikut.
Tabel 12. Standar Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Persentase Besar < 10% 10 % - < 15 % 15 % - < 20 % > 20 %
Arus Netral TR
Persentasi besar arus netral TR terhadap arus beban trafo ketika kondisi siang hari pada gardu KA
2681 Penyulang Sawangan dapat ditentukan sebagai berikut:
IN
% N siang=
Ir+ Is+ It
31
% N siang= =25,20 %
56+31+36
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa bahwa persentasi besar arus netral TR
terhadap arus beban trafo pada kondisi siang hari adalah sebesar 25,20 %. Sehingga dapat dianalisa
bahwa berdasarkan standar yang berlaku pada tabel 12, maka health index trafo pada gardu KA 2681
berdasarkan besar arus netral TR terhadap arus beban trafo tergolong dalam kondisi buruk. Hal ini
terjadi akibat kondisi beban yang tidak seimbang yang mengakibatkan adanya arus yang mengalir ke
titik netral.
Persentasi besar arus netral TR terhadap arus beban trafo ketika kondisi malam hari pada gardu
KA 2681 Penyulang Sawangan dapat ditentukan sebagai berikut:
IN
% N malam=
Ir+ Is+ It
37
% N malam= =27,01 %
59+53+25
Pada gardu KA 2681, kapasitas trafo distribusi yang terpasang adalah trafo dengan kapasitas 160
kVA. Besarnya nilai pembebanan pada kondisi beban siang dan malam hari (tabel 10) dapat
ditentukan sebagai berikut.
S
I full−load trafo=
√3 x Vn
160 kVA
¿ =230,9 A
√3 x 400 V
I R+ I S+ I T
I rata−rata (siang)=
3
56+31+36
¿ =41 A
3
I R+ I S+ I T
I rata−rata (malam )=
3
59+ 53+25
¿ =45,6 A
3
I rata−rata
% Pembanan Trafo= x 100 %
I full−load
41
% Pembanan Trafo(siang)= x 100 %=17,75 %
230,9
Data hasil pengukuran tahanan isolasi primer – ground trafo pada gardu KA 2681 adalah sebesar
8 GΩ. Tahanan isolasi sekunder – ground sebesar 9 GΩ dan tahanan isolasi primer-sekunder sebesar
20 GΩ. Berdasarkan data hasil pengukuran tahanan isolasi trafo pada gardu KA 2681, dapat dianalisa
bahwa nilai tahanan isolasi Primer-body, Sekunder – body dan primer – sekunder masih memenuhi
standar yang berlaku karena nilai dari hasil pengukuran tahanan isolasi trafo masih berada diatas nilai
tahanan minimal yang ditetapkan oleh IEC 60076-3-2013.
Tabel 16. Perbandingan hasil pengukuran tegangan Trafo dengan SPLN No. 1 Tahun 1995
Standar Tegangan Hasil Pengukuran
Tegangan Keterangan
+5% -10% Siang Malam
R–S 420 V 360 V 383 V 383 V Sesuai Standar
S–T 420 V 360 V 394 V 394 V Sesuai Standar
T–R 420 V 360 V 396 V 396 V Sesuai Standar
R–N 241.5 V 207 V 228 V 228 V Sesuai Standar
S–N 241.5 V 207 V 222 V 222 V Sesuai Standar
T–N 241.5 V 207 V 225 V 225 V Sesuai Standar
Berdasarkan table perbandingan hasil pengukuran tegangan Trafo sebelum dan sesudah
pemeliharaan dengan standar SPLN, dapat dianalisa bahwa tegangan terminal sekunder Trafo lama
maupun baru memenuhi standar yang ada.
JTM 20 kV
FCO
Arrester
Trafo Distribusi
Δ
200 kVA
Υ
PHB-TR
Saklar
Utama
NH Fuse
NH Fuse Jurusan 2
Jurusan 1
Jurusan 1 Jurusan 2
S
KA1179/160 KA1828/100
KA3466/160 KA1324/160
KA0893/160 KAXXX/100 KA3661/250
s
S
KA0742/100 THE ROYAL BUKIT
KA3515/160 KA3489/160 KA3494/160 KA2631/160 KA1026/100 KA1827/10 KA1967/100
KA1371/250 KA0409/160 R
R R
P_KAMPUS
s KA3038/100
KA2551/160 s s s LBS TEROMPONG (NO)
KA3492/160 LBS PAINT KA0446/160 KA2944/100 LBS VILLA KA2387/100
BALL (NC) ASMARA (NC) KA2201/100
Single Line Diagram Penyulang Sawangan
KA1839/100 KA2377/160
KA3856/160 KA1033/50
s
KA4132/100 VILLA ANJING 2
KA3885/250
KA2737/160
KA3801/400
KA2681/160
KA2069/250
KA3981/100
KA3279/250
KAXXX/XXX KA1103/200
KA0959/200 KA XXX/XXX KA1138/100
PURA GUNUNG PAYUNG
VIVO VILLA
KA3565/100
KA1237/630
0
KA3573/250
KA2753/160
KA3271/250
KA XXX/160
KA 1133/160
KA3191/160 KA3269/160
KA0836/250
KA1769/160 KA2646/250
VILLA NAGASUTRA
Lampiran 1.6