Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMELIIHARAAN GARDU DISTRIBUSI

Judul: Pemeliharaan gardu Di Penyulang Udiklat Pandaan No PDN 0001

KELOMPOK 4
I Made
Rafika
Shamsul Hadi

Kelas :C

Tanggal : 01 Juli 2016


BERITA ACARA

Tanggal : 01 Juli 2016


SOP
Memilihara Peralatan Panel Hubung
Bagi Tegangan Rendah (PHB TR) &
Trafo Distribusi

Petugas :
1. Pengawas 1 Orang
2. Pelaksana 6 Orang

Koordinasi :
1. Instruktur
2. Spv/ Staff Laboratorium

Peralatan Kerja : 1. Sepatu Pengaman Isolasi


1. Fuse Puller 2. Sarung Tangan Isolasi
2. Tool Set 3. Helm Pengaman
3. Sackle Stick 20 KV 4. Pakaian Kerja
4. Lembar Kerja 5. Sarung tangan kerja
5. Grounding Aparatus TR

Peralatan Ukur Material :


1. Insulation Resistance Tester 1. Pembersih Aerosol (WD40)
5/10 KV 2. Kain Majun
2. Eart Resistence Tester 3. Electric Grease
3. Clamp On Multimeter (Tang 4. Amplas
Ampere) 5. Kuas

APD & K-3 :


Prosedur kerja :
1. Pelaksanaan pemeliharaan atas dasar PK dari atasan yang berwenang
2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi, untuk dasar persiapan pekerjaan
3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan
4. Konfirmasikan tanggal dan jam pengoperasian
5. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
6. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Posko/ Dispatcher
7. Buat Laporan tertulis kepada atasan instruktur yang menugaskan

Langkah Kerja :
A. Persiapan Pemeliharaan
1. Petugas pelaksana menerima PK dari instruktur untuk melakukan
pemeliharaan peralatan hubung bagi (PHB) tegangan rendah (TR) & Trafo
Distribusi
2. Siapkan alat kerja, alat ukur, alat K-3, material kerja dan galat bantu sesuai
dengan kebutuhan

Tanggal : 01 Juli 2016


3. Setelah petugas sampai di lokasi, gunakan alat K-3 dan selanjutnya lapor ke
posko/ Dispatcher, bahwa petugas siap untuk pemeliharaan peralatan hubung
bagi (PHB) tegangan rendah (TR) & Trafo Distribusi
B. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Lakukan pengukuran tegangan, arus beban pada masing – masing jurusan,
dan putaran fasa serta catat dalam formulir
2. Lepasbeban pada masing – masing jurusan dan buka saklar utama.
3. Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan pemeliharaan akan dilaksanakan dan
minta ijin pelepasan CO gardu, catat waktu pelepesan CO.
4. Mengukur tahanan isolasi transformator sis Primer – Body, Primer –
Sekunder dengan megger 5000 V dan Sekunder – Body
5. Pasang pentanahan (Grounding apparatus) seluruh kabel jurusan dengan
menggunakan Grounding Apparatus Kabel TR.
6. Bersihkan rel, dudukan Fause Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom
Saklar), sepatu kabel dari kotoran/ korosi menggunakan kain majun atau
amplas, serta bersihkan ruangan dalam panel hubung bagi.
7. Periksa kekencangan pengikatan mur/ baut pada saklar utama, sepatu kabel,
Rel, Fuse Holder, Isolator binnen dan system pembumian, bila perlu
semprotkan cairan aerosol WD40
8. Bila ada komponen PHB – TR yang rusak perbaiki atau ganti baru
9. Berikan Vaseline/ grease Elektrik pada pisau saklar utama, pisau kontak
serta dudukan fuse holder.
10. Ukur tahanan isolasi rel antar fasa, rel dengan netral, pada saat pengukuran
isolasi lepas pembumian kemudian catat dalam formulir berita acara (BA)
11. Ukur tahanan pembumian arrester, BKT dan netral trafo kemudian cata
dalam formulir berita acara (BA)
12. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan secara visual, dan amankan seluruh
peralatan kerja.
13. Lepaskan pentanahan (Grounding Apparatus Calbe TR) pada seluruh kabel
jurusan.
14. Laporkan pada posko/ dispatcher bahwa pekerjaan pemeliharaan telah
selesai dan meminta ijin pemasukkan CO gardu, catat waktu pemasukkan.
15. Masukkan saklar utama tanpa, kemudian ukur besar tegangan antara fasa dan
fasa, dan antara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan
selanjutnya cata dalam formulir BA.
16. Lakukkan pengecekan ratting NH Fuse untuk disesuaikan dengan daya trafo
terpasang kemudian masukkan NH fuse jurusan secara bertahap sesuai
ketentuan.
17. Lakukkan pengukuran tegangandan beban pada masing – masing jurusan
dan catat dalam formulir BA.
18. Lapor ke posko/ dispatcher, bahwa pekerjaan memelihara PHB – TR telah
selesai dan petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
19. Lepaskan alat K3 yang sudah tidak dipergunakan lagi
20. Buat laporan berita acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan peralatan
hubung bagi (PHB) tegangan rendah (TR) dan penyerahan formulir BA
kepada instruktur.

Tanggal : 01 Juli 2016


LAPORAN KEGIATAN

Daftar Isi:
A. Uraian Pekerjaan

- Jenis Pekerjaan : Pergantian Trafo Distribusi KA 1396

- Data Gardu Distribusi

- Penyulang : PDN Pandaan

- Nomor Gardu : PDN 001 Pandaan

- Tiang : 2 Tiang

- Traves/Cross Arm : Tidak keropos

- Kapasitas Trafo : 200 kVA

- Urutan Fasa : kanan

- Kapasitas PMT Kubikel : 630 A

- Kapasitas FCO : 10 A / Tipe K

- Kapasitas Arester : 24 kV/ 10 kA

- Kondisi Fisik Trafo :


Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Kondisi Fisik Mulus Cacat Sirip Minor Cacat Sirip Major Bengkak
Trafo √

- Pembumian Trafo :
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Pembumian R < 1,7 Ω 1,7 < R < 5 Ω 5 < R < 10 Ω R > 10 Ω
Trafo

(0,99 Ω)
Arrester √
(10,87 Ω)
Netral PHB-TR √
(0,66 Ω)

 Jenis Kabel dan Penampang incoming PHBTR : NYY 150 mm2

- Jenis Kabel dan Penampang outciming PHBTR : NYY 70 mm2

- Kondisi PHBTR :

Tanggal : 01 Juli 2016


Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Kondisi Fisik Boks Boks Kotor, Boks Karatan, Boks Bocor,
PHBTR Bersih, instalasi Rapi Intalasi Rapi Instalasi Buruk
instalasi
Rapi

Kapasitas PHBTR 630 A

Ketinggian PHBTR 120 cm / terbebas banjir

Rating Saklar In = 630 A


Utama
Jumlah Jurusan 4

Rating NH Fuse - Jurusan 1 : 0 / 0 / 0 A


- Jurusan 2 : 63 / 63 / 63 A
- Jurusan 3 : 0 / 0 / 0 A
- Jurusan 4 : 63 / 63 / 63 A

- Beban tidak seimbang : 20,3 %

- Besar beban

Sebelum HAR Sesudah HAR


FASA Inle Jurusan Jurusa Jurusa Jurusan Inle Jurusa Jurusan Jurusa Jurusan
t (A) 1 (A) n 2 (A) n 3 (A) 4 (A) t (A) n 1 (A) 2 (A) n 3 (A) 4 (A)
R 0,89 - 0,88 - 0 0,89 - 0,88 - 0
S 1,3 - 1,3 - 0 1,3 - 1,3 - 0
T 0,8 - 0,75 - 0 0,8 - 0,75 - 0
N 1,03 - 1,04 - 0 1,03 - 1,04 - 0

- Tegangan Transformator TR

ANTAR FASA FASA NETRAL ANTAR FASA FASA NETRAL


SEBELUM R-S: 403 V R-N: 231 V SESUDAH R-S: 403 V R-N: 231 V
(lama) S-T: 400 V S-N: 231 V (Baru) S-T: 400 V S-N: 231 V
T-R: 399 V T-N: 229 V T-R: 399 V T-N: 229 V

- Nilai tahanan isolasi Trafo:

Primer Sekunder
R–S : R–S :

S–T : S–T :

T–R : T–R :

Tanggal : 01 Juli 2016


R – Body : R – Body :

S – Body : S – Body :

T – Body : T – Body :

- Nilai Tahanan Isolasi PHB-TR

R–S : 667 MOhm

S–T : 321 MOhm

T–R : 497 MOhm

R–N : 269 MOhm

S–N : 135 MOhm

T–N : 98,7 MOhm

B.

Tanggal : 01 Juli 2016


B. Hasil analisa

1. Hasl Analisa Pengamatan Konstruksi


Kondisi Konstruksi Gardu PDN 001 Pandaan merupakan gardu pasangan luar dengan
dua tiang (portal). Sesuai dengan acuan standar konstruksi gardu portal pada Buku 4
Standar Konstruksi Gardu Distribusi Dan Gardu Hubung Tenaga Listrik, Gardu PDN 001
Pandaan dilengkapi proteksi pada sisi tegangan menengah berupa FCO dan Arrester. Pada
sisi PHB-TR terdapat 4 jurusan yang dilengkapi dengan NH Fuse pada 2 fasa jurusan.
Pada pada gardu PDN 001 terdapat 4 lampu yang tidak menyala dan dalam kondisi
rusak, hal ini menyebabkan pengechekan dalam malam hari akan mengalami kesulitan.
Handle pada saklar utama terlepas, hal ini juga menyebabkan kesulitan dalam mematikan
maupun penyalaan saklar utama.Perawatan yang juga perlu dilakukan adalah pada busbar
yaitu busbar sudah berkarat perlu dibersihkan dan dicat ulang.

2. Tiang Gardu dan Cross Arm


Merujuk standar konstruksi gardu distribusi pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering
Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 5 Halaman 2 point 5.2 menyatakan bahwa standar
kemiringan tiang tidak melebihi 5°. Setelah diamati kemiringan pada gardu PDN 001 sesuai
standar.
Pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 3 Halaman
11 point 3.1.11 juga ditentukan karakteristik palang/cross arm seperti ditunjukkan oleh
tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik Palang
Profil Panjang Penyusunan Pada Deviasi
(derajat)
UNP 8 1,6 meter Tiang Tumpu 0 ‐ 15
UNP 10 1,8 meter Tiang Tumpu. Tiang awal/akhir 0 ‐ 15
UNP 10 2 meter Tiang Tumpu, Tiang Sudut*) 15 ‐ 30
UNP 15 2,4 meter Tiang Tumpu*), Tiang Sudut, Awal/Akhir 30 – 60
UNP 15 2,8 meter Tiang Tumpu, Tiang Sudut*) Awal/Akhir 60 – 90

Pada gardu KA 1396, jenis cross arm/traves yang digunakan adalah UNP 10 (2 x 1,8
Meter) Deviasi 0 – 15°. Gardu KA 1396 berada ditengah jaringan dengan sudut deviasi 0-
15°. Sehingga dapat dianalisa bahwa jenis palang yang digunakan pada gardu KA 1396
sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

3. Analisa Kapasitas FCO (Fuse Cut Out)

Tanggal : 01 Juli 2016


Kapasitas Fuse Cut Out (FCO) dan fuse link tegangan menengah gardu distribusi diatur
pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 hal 10 point
7.3.1.3 menyatakan bahwa kapasitas pengaman elemen lebur yang digunakan disesuaikan
dengan kapasitas transformator terpasang. Spesifikasi FCO tegangan menengah
ditunjukkan oleh tabel 2 berikut.
Tabel 2. Spesifikasi FCO tegangan menengah
Daya Trafo (kVA) Arus Nominal (A) Arus pengenal fuse link (A)
Min maks
Fasa tunggal
25 2,2 3,13H 3,13H
50 4,3 5H 6,3T
Fasa-tiga
50 1,44 2H 2H
100 2,89 5H 6,3K, T
160 4,6 6,3H 8K, T
200 5,78 6,3H 10K, T
250 7,22 8T 12,5K, T
315 9,09 10T 12,5K, T
400 11,55 12,5T 16K, T
500 14,43 20T 15K, T
630 18,18 25T 31,5K, T
Catatan: K: Pelebur tipe cepat T: Pelebur tipa lambat H: Pelebur tahan surja petir
Pada gardu PDN 001 kapasitas trafo distribusi yang terpasang sebelumnya adalah
sebesar 200 kVA dengan arus nominal sisi primer sebesar 7,22 A. Jenis fuse link yang
digunakan adalah tipe 10 K. Pada tabel 2, standar fuse link yang diijinkan untuk trafo
distribusi 250 kVA adalah minimal 8 T dan maksimal 12,5 K atau T. Sehingga dapat dianlisa
bahwa tipe fuse link yang digunakan pada gardu KA 1396 trafo 250 kVA sudah sesuai
dengan standar yang berlaku.

4. Analisa Kapasitas Lightning Arrester (LA)


Gardu portal dilindungi dari surja petir menggunakan peralatan proteksi berupa
Lightning Arrester (LA). Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi
Bab 7 Hal 13 Point 7.3.1.4 menyatakan bahwa kapastas LA 5 KA dipergunakan jika
transformator berlokasi di tengah jaringan SUTM. Jika berlokasi di ujung jaringan, maka
rating LA yang digunakan adalah sebesar 10 kA.

Pada gardu PDN 001, rating arrester yang digunakan adalah 24 kV 10 kA. Lokasi gardu
PDN 001 berada diujung jaringan, maka rating LA yang digunakan adalah 10 kA. Sehingga
dapat dianalisa bahwa LA yang terpasang pada PDN 001 sesuai dengan standar yang
berlaku.
5. Analisa Kondisi Fisik Trafo

Tanggal : 01 Juli 2016


Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan visual
inspection terhadap kondisi fiisk trafo dan menetapkan kondisi seperti ditunjukkan oleh
tabel 4 berikut:
Tabel 4. Matriks online assessment tier 1 Kondisi Fisik Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Kondisi Fisik Trafo Mulus Cacat Sirip Minor Cacat Sirip Major Bengkak

Hasil visual inspeksi terhadap trafo distribusi di gardu KA 1396 menunjukkan bahwa
kondisi fiisk trafo mengalami cacat sirip major. Gambar 3 menunjukkan terdapat cacar
pada sirip trafo akibat gesekan dengan kabel optic dari pihak ketiga. Sehingga dapat
dianalisa bahwa helath index trafo pada gardu KA 1396 tergolong dalam kategori kurang
baik. Sehingga langkah pemeliharaan yang dapat diambil adalah dengan melakukan
pergantian trafo dengan kapasitas yang sama.

6. Analisa Tahanan Pembumian


Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan visual
inspection terhadap tahanan pembumian Trafo distribusi seperti ditunjukkan oleh tabel 5
berikut.
Tabel 5. Matriks online assessment tier 1 Kondisi Tahanan Pembumian Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Pembumian Trafo R < 1,7 Ω 1,7 < R < 5 Ω 5 < R < 10 Ω R > 10 Ω

Berdasarkan data asset pengukuran tahanan pembumian trafo distribusi pada gardu
PDN 001, menunjukkan nilai tahanan pembumian arrester sebesar 10,87 Ohm, tahanan
pembumian Trafo sebesar 0,99 Ohm dan tahanan pembumian netral PHB-TR sebesar 0,66
Ohm. Sehingga dapat dianalisa bahwa health index trafo pada gardu PDN 001 berdasarkan
nilai tahanan pembumian arrester tergolong dalam kategori buruk, nilai tahanan
pembumian body trafo tergolong dalam kategori baik dan pembumian titik netral PHB-TR
tergolong dalam kondisi baik. Pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan

Tanggal : 01 Juli 2016


Distribusi Bab 4 halaman 10 point 4.4.2 ditentukan nilai tahanan pembumian trafo
distribusi dan juga LA tidak melebihi 1 Ω. Namun nilai tahanan pembumian trafo juga
dipengaruhi oleh jenis tanah dari sitem pembumian tersebut. Pada gardu PDN 001, jenis
tanahnya merupakan tanah berkapur. Sehingga sangat sulit untuk menemukan tahanan
pembumian kurang dari 1 Ω. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk menurunkan nilai
tahanan pembumian trafo menjadi kurang dari 1 Ω. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan metode system grounding rod atau multi grounding rod
system pembumian hingga tercapai nilai tahanan pembumian pada gardu PDN 001 kurang
dari 1 Ω.

7. Analisa Kondisi PHB-TR


Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan visual
inspection terhadap kondisi fisik PHB-TR / Low Voltage Switch Board ditentukan standar
seperti pada tabel 6.
1Tabel 6. Matriks online assessment tier 1 Kondisi Fisik Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Kondisi Fisik PHBTR Boks Boks Kotor, Boks Karatan, Boks Bocor, Instalasi
Bersih, instalasi Rapi Intalasi Rapi Buruk
instalasi
Rapi

Berdasarkan hasil visual inspection pada gardu PDN 001, kondisi PHB-TR dalam
keadaan kotor namun instalasi pada PHB-TR masih dalam keadaan rapi. Maka kondisi PHB-
TR masih tergolong dalam kondisi cukup baik. Ketika pekerjaan pemeliharaan, PHB-TR juga
sudah dibersihkan dari kotoran-kotoran debu yang ada di PHB-TR. Selain itu, menurut
standar Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 halaman 10
point 7.3.1.2 tentang Konstruksi PHB-TR menyatakan bahaw PHB-TR dipasang sekurang-
kurangnya 1,2 meter dari permukaan tanah atau bebas terkena banjir. Pada gardu KA
1396, ketinggian PHB-TR adalah 120 cm dan terbebas dari banjir.

Pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 halaman
10 point 7.3.1.2 ditentukan standar arus pengenal NFB pada PHB-TR. Arus pengenal saklar
utama atau NFB sekurang-kurangnya sama dengan 115% arus nominal transformator sisi
tegangan rendah. Sehingga untuk dapat menentukan standar rating NFB yang digunakan

Tanggal : 01 Juli 2016


pada PDN 001, maka terlebih dahulu ditentukan arus nominal sisi sekunder trafo 200 kVA
pada pada gardu PD seN 001bagai berikut:
S
I full−load/ nominal =
√ 3 x Vn
200 kVA
¿ =288,68 A
√3 x 400 V

Sehingga rating NFB yang seharusnya digunakan adalah sebagai berikut:


I pengenal NFB=115 % x 288,68 A

¿ 331,98 A

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dianalisa bahwa arus pengenal
NFB yang seharusnya terpasang pada PHB-TR PDN 001 adalah sekurang-kurangnya sebesar
331,98 A. Rating NFB yang sering digunakan dilapangan adalah NFB dengan arus pengenal
630 A. Pada gardu PDN 001, rating saklar utama yang digunakan pada PHB-TR adalah
sebesar 630 A. Sehingga dapat dianalisa bahwa rating saklar utama yang diguanakan pada
PDN 001 sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

8. Analisa Kesuaian Jenis Penghantar Terhadap Kapasitas Trafo Distribusi


Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 11 halaman 7
point 11.3.3 menentukan bahwa penghantar kabel antara trafo dan PHB-TR (incoming
PHB-TR) mempunyai Kemampuan Hantar Arus sekurang-kurangnya 115% dari arus
nominal trafo pada sisi sekunder. Maka dari itu, kabel penghantar yang digunakan harus
memenuhi standar yang berlaku. Tabel 7 menunjukkan KHA penghantar berbahan
tembaga sesuai dengan luas penampang penghantar tersebut (PUIL 2001 tabel 7.3-5a hal
304).
Tabel 7. KHA Penghantar Tembaga
Jenis
Kabel Luas KHA terus menerus
  Penampang Berinti tunggal Berinti dua Berinti tiga dan empat
    di tanah di udara di tanah di udara di tanah di udara
  mm2 A A A A A A
1 2 3 4 5 6 7 8
  1,5 40 26 31 20 26 18,5
  2,5 54 35 41 27 34 25
  4 70 46 54 37 44 34
  6 90 58 68 48 56 43
NYY 10 122 79 92 6 75 60
NYBY 16 160 1005 121 89 98 80

Tanggal : 01 Juli 2016


NYFGbY              
NYCY 25 206 140 153 118 128 106
NYCWY 35 249 174 187 145 157 131
NYSY 50 499 212 222 176 185 159
NYCEY              
NYSEY 70 365 269 272 228 228 202
NYHSY 95 438 331 328 271 275 244
NYKY 120 499 386 375 314 313 282
NYKBY              
NYKFGBY 150 561 442 419 361 353 324
NYKRGbY 185 637 511 475 412 399 371
  240 743 612 550 484 464 436
               
  300 843 707 525 524 524 481
  400 986 859 605 710 600 560
  500 1125 1000 - - - -

Pada gardu PDN 001, trafo distribusi yang terpasang adalah trafo dengan kapasitas 200
kVA, sehingga dapat ditentukan arus nominal trafo sebagai berikut:
S
I full−load/ nominal =
√ 3 x Vn
200 kVA
¿ =288,67 A
√3 x 400 V

Sehingga KHA minimum penghantar yang digunakana dapat ditentukan sebagai


berikut:
I KHA Minimum
=115 % x 288,67 A

¿ 331,98 A

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dianalisa bahwa KHA minimum


penghantar yang digunakan sebagai penghantar incoming PHB-TR adalah sebesar 331,98
A. Pada gardu PDN 001, jenis penghantar incoming PHB-TR yang digunakan adalah kabel
NYY 150 mm2. Pada tabel 7, NYY 150 mm2 jika dipasang di udara maka KHAnya adalah
sebesar 442 A. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa jenis penghantar yang digunakan
sebagai incoming PHB-TR pada gardu PDN 001 sudah tepat dan sudah memenuhi standar.
Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 8 halaman 10
Point 8.2.4 menentukan jenis kabel utama jaringan tegangan rendah (JTR) yang digunakan
pada PHB-TR gardu Portal adalah kabel NYY atau NYFGbY. KHA penghantar pada kabel
jurusan pada PHB-TR tidak lebih besar dari arus tiap jurusan pada PHB-TR. Sehingga pada
PDN 001, besarnya arus tiap jurusan dapat ditentukan sebagai berikut:

Tanggal : 01 Juli 2016


I nominal
I jurusan = sekunder

jumlah jurusan

288,67 A
¿ =144,67 A
2
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dianalisa bahwa KHA minimum penghantar
yang dapat digunakan sebagai kabel jurusan/outcoming PHB-TR adalah sebesar 144,67 A.
Pada gardu PDN 001, penghantar yang digunakan sebagai outcoming PHB-TR adalah NYY
70 mm2. Merujuka pada tabel 7, KHA NYY 70 mm 2 jika terpasang diudara adalah sebesar
269 A. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa penghantar outcoming PHB-TR yang
digunakan pada gardu PDN 001 sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

9. Analisa Kesesuain Rating NH-Fuse PHB-TR


Standar SPLN D3-016—1-2010 Tahun 2010 Tentang Tentang Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Luar tabel B1 halaman 24 mengatur standar penggunaak NH-Fuse/Pelebur
sekunder seperti ditunjukkan oleh tabel 8 berikut.
Tabel 8. Standar Pengaman Lebur sisi sekunder
Kapasitas Trafo Rating NH-Fuse
(kVA) (A)
25 40
50 80
100 125
160 200
200 250
250 315
315 400
400 500
Pada gardu KA 1396 (kapasitas trafo 100 kVA), NH Fuse yang terapasang pada masing-
masing jurusan adalah sebagai berikut:
 Jurusan 1 : - / - / - A
 Jurusan 2 : 63 / 63 / 63 A
 Jurusan 3 : - / -/ - A
 Jurusan 4 : 0 / 0 / 0 A
Berdasarkan tabel 8 dapat dianalisa bahwa pada trafo 200 kVA, pelebur sisi sekunder
(NH Fuse) yang seharusnya digunakan adalah pelebur dengan arus pengenal 250 A pada
masing-masing fasanya. Namun pada gardu PDN 001, pelebur yang digunakan lebih kecil
dari 250 A. Dapat dianalisa bahwa pelebur/NH fuse yang digunakan pada PDN 001 masih
sesuai dengan standar yang berlaku dikarenakan tidak melebihi batas maksimum standar

Tanggal : 01 Juli 2016


yang berlaku yaitu 250A. NH Fuse berfungsi sebagai proteksi penghantar dari arus lebih
dan juga hubung singkat.

10. Analisa Ketidakseimbangan Arus Antar Fasa


Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan Load
Reading and Profiling Persentase ketidakseimbangan arus antar fasa ditunjukkan oleh
tabel 11 berikut.
Tabel 11. Standar ketidakseimbangan arus antar fasa
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
ketidakseimbangan < 10% 10 % - < 20 % 20 % - < 25 % > 25 %
arus antar fasa

Persentase ketidakseimbangan arus TR antar fasa pada gardu KA 1396 dengan


kapasitas trafo 250 kVA dapat ditentukan sebagai berikut:
{|a−1|+|b−1|+|c−1|}
%Ketidakseimbangan beban❑= x 100 %
3
IR 0,89
a= = =0,89
I rata (trafolama) 1
Is 1,3
b= = =1,3
I rata (trafolama) 1
IT 0,8
c= = =0,8
I rata(trafo lama) 1

{|0,89−1|+|1,3−1|+|0,8−1|}
%Ketidakseimbangan beban❑= x 100 %
3

¿ 20,3 %
Berdasarkan hasil perhitungan persentase ketidakseimbangan beban, dapat dianalisa
bahwa health index trafo berdasarkan ketidakseimbangannya tergolong dalam kondisi
kurang baik dengan nilai ketidakseimbangan sebesar 20,3 %.

11. Analisa Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo
Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan Load

Tanggal : 01 Juli 2016


Reading and Profiling Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo
ditunjukkan oleh tabel 12 berikut.
Tabel 12. Standar Persentase Besar Arus Netral TR Terhadap Arus Beban Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Persentase Besar < 10% 10 % - < 15 % 15 % - < 20 % > 20 %
Arus Netral TR

Persentasi besar arus netral TR terhadap arus beban trafo ketika kondisi pemeliharaan
pada gardu PDN 001 dapat ditentukan sebagai berikut:
IN
% N sebelum =
Ir+ Is+ It

1,03
% N sebelum = =34,44 %
0,89+ 1,3+ 0,8

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa bahwa persentasi besar arus
netral TR terhadap arus beban trafo pada kondisi dilakukan pemeliharaan adalah sebesar
34,44 %. Sehingga dapat dianalisa bahwa berdasarkan standar yang berlaku pada tabel 12,
maka health index trafo pada gardu PDN 001 berdasarkan besar arus netral TR terhadap
arus beban trafo tergolong dalam kondisi buruk.

12. Analisa Persentase Pembebanan Trafo terhadap Kapasitas Trafo


Merujuk pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang
Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian
6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada trafo distribusi menetapkan acuan Load
Reading and Profiling Persentase Pembebanan Trafo Terhadap Kapasitas Trafo seperti
ditunjukkan oleh tabel 13 berikut.
Tabel 13. Standar Persentase Pembebanan Trafo Terhadap Kapasitas Trafo
Karakteristik Health Index
Baik Cukup Kurang Buruk
Persentase < 60% 60 % - < 80 % 80 % - < 100 % > 100 %
Pembebanan Trafo

Pada gardu PDN 001, kapasitas trafo distribusi yang terpasang adalah trafo dengan
kapasitas 200 kVA. Besarnya nilai pembebanan pada kondisi beban sebelum dan sesudah
pemeliharaan (tabel 10) dapat ditentukan sebagai berikut.

Tanggal : 01 Juli 2016


S
I full−load trafo=
√3 x Vn
20 0 kVA
¿ =288,67 A
√3 x 400 V
I R + I S+ I T
I rata−rata (sebelum) =
3
0,89+1,3+0,8
¿ =1 A
3
I rata−rata
% Pembanan Trafo= x 100 %
I full−load
1
% Pembanan Trafo(sebelum)= x 100 %=0,35 %
288,67
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa bahwa persentase pembebanan
trafo terhadap kapasitas trafo pada gardu PDN 001 adalah 0,35%. Merujuk pada tabel 13,
dapat dianalisa bahwa Health index trafo berdasarkan besar persentase pembebanan trafo
tergolong dalam kondisi baik.

13. Analaisa Tahanan Isolasi Trafo dan PHB-TR


Merujuk pada IEC 60076-3-2013, menyatakan bahwa nilai minimum tahanan isolasi
pada suhu operasi adalah sebesar 1 MΩ per 1 kV. Maka nilai standar minimum tahanan
isolasi primer – ground pada suhu operasi adalah sebesar 0.011 GΩ. Standar minimum
tahanan isolasi Primer – Sekunder adalah sebesar 0.02 GΩ. Dan standar minimum tahanan
isolasi sekunder ground adalah sebesar 0.0002 GΩ. Pada gardu PDN 001, hasil pengukuran
tahanan isolasi pada trafo distribusi ditunjukkan oleh tabel 14 berikut.
Tabel 14. Hasil pengukuran tahanan isolasi trafo
- Nilai tahanan isolasi Trafo:

Primer Sekunder
R–S : R–S :

S–T : S–T :

T–R : T–R :

R – Body : R – Body :

S – Body : S – Body :

T – Body : T – Body :

- Nilai Tahanan Isolasi PHB-TR

Tanggal : 01 Juli 2016


R–S : 667 MOhm

S–T : 321 MOhm

T–R : 497 MOhm

R–N : 269 MOhm

S–N : 135MOhm

T–N : 98,7 MOhm

Data hasil pengukuran tahanan isolasi primer – ground trafo 100 kVA pada gardu KA
1396 adalah sebesar 0,008 GΩ. Tahanan isolasi sekunder – ground sebesar 0,01 GΩ dan
tahanan isolasi primer-sekunder sebesar 0,02 GΩ. Berdasarkan data hasil pengukuran
tahanan isolasi trafo 250 kVA pada gardu KA 1396, dapat dianalisa bahwa nilai tahanan
isolasi Primer-body dan primer – sekunder tidak memenuhi standar yang berlaku karena
nilai dari hasil pengukuran tahanan isolasi trafo lebih kecil dari tahanan minimal yang
ditetapkan oleh IEC 60076-3-2013. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
gangguan pada gardu KA 1396. Ketika tahanan isolasi trafo sudah rusak, maka ketika trafo
dioperasikan akan terjadi hubung singkat/short circuit yang menyebabkan FCO sebagai
peralatan proteksi bekerja memutus trafo dari JTM.
14. Analisa Tegangan Pelayanan
Merujuk pada standar tegangan pelayanan yang diatur pada SPLN No. 1 Tahun 1995
bahwa toleransi nilai tegangan pada terminal sekunder Trafo disitribusi 230/400 V adalah
sebesar +5% dan -10%. Artinya adalah nilai tegangan yang diizinkan adalah tidak boleh
melebihi 5% dari tegangan nominal dan tidak boleh kurang dari 10% tegangan nominal.
Maka standar tegangan yang diizinkan pada terminal sekunder trafo dapat ditentukan
sebagai berikut:
 Tegangan Standar V phasa-phasa:
Vp-p max = Vnominal (1 + 5%) Vp-p min = Vnominal (1 - 10%)
= 400 (1 + 5%) V = 400 (1 – 10%) V
= (400 + 20) V = (400 – 40) V
= 420 V = 360 V
 Tegangan Standar V phasa-netral:
Vp-n max = Vnominal (1 + 5%) Vp-n min = Vnominal (1 - 10%)
= 231 (1 + 5%) V = 231 (1 – 10%) V
= (231 + 11,5) V = (231 – 23,1) V
= 242.5 V = 207,9 V

Tanggal : 01 Juli 2016


Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dibandingkan nilai tegangan hasil
pengukuran pada gardu PDN 001 sebelum dan setelah pemeliharaan dengan nilai
tegangan standar SPLN No.1 Tahun 1995. Hasil perbandingan hasil pengukuran dengan
standar SPLN No.1 Tahun 1995 ditunjukkan oleh table 16.
Tabel 16. Perbandingan hasil pengukuran tegangan Trafo dengan SPLN No. 1 Tahun 1995
Standar Tegangan Hasil Pengukuran Keterangan
Tegangan Sebelum Sesudah
+5% -10%
Pemeliharaan Pemeliharaan
R–S 423 V 362,7 V 384 V 405 V Sesuai
Standar
S–T 420 V 360 V 404 V 400 V Sesuai
Standar
T–R 418,95 V 359 V 397 V 407 V Sesuai
Standar
R–N 242.5 V 207,9 V 231 V 231 V Sesuai
Standar
S–N 243,2 V 208,4 V 227 V 234 V Sesuai
Standar
T–N 240,2 V 205,9 V 224 V 232 V Sesuai
Standar

Berdasarkan table perbandingan hasil pengukuran tegangan Trafo sebelum dan


sesudah pemeliharaan dengan standar SPLN, dapat dianalisa bahwa tegangan terminal
sekunder Trafo lama maupun baru memenuhi standar yang ada.

Tanggal : 01 Juli 2016


C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pemeliharaan gardu distribusi KA 1396 penyulang Kelan,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kondisi konstruksi gardu KA 1396 tidak sesuai dengan standar konstruksi gardu portal
pada Buku 4 Standar Konstruksi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik.
2. Kondisi kemiringan tiang gardu KA 1396 sudah sesuai dengan standar pada Buku 1
Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 5 Halaman 2 point 5.2
dan cross arm sudah sesuai dengan standar Buku 1 Kriteria Desain enjineering
Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 3 Halaman 11 point 3.1.11.
3. Kapasitas FCO yang terpasang pada gardu KA 1396 sesuai dengan standar pada Buku 1
Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 hal 10 point 7.3.1.3.
4. Kapasitas Lightnin Arrester (LA) pada gardu KA 1396 tidak sesuai dengan standar pada
Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 Hal 13 Point
7.3.1.4 dimana kapasitas arrester terpasang adalah 10 kA yang seharusnya 5 kA.
5. Health indeks trafo berdasarkan visual inspection kondisi fisik trafo gardu KA 1396
tergolong kategori kurang mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN
(Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis
Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1
pada trafo.
6. Health Indeks trafo berdasarkan visual inspection tahanan pembumian trafo gardu KA
1396 tergolong dalam kategori buruk mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT.
PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi
Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment
tier-1 pada trafo distribusi.
7. Health Indeks PHB-TR berdasarkan visual inspection kondisi fisik PHB-TR gardu KA
1396 tergolong dalam kategori cukup mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT.
PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi
Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment
tier-1 pada trafo distribusi dan menurut standar Buku 1 Kriteria Desain enjineering
Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 halaman 10 point 7.3.1.2 tidak sesuai standar.
8. Jenis penghantar yang digunakan sebagai incoming PHB-TR gardu KA 1396 sudah
sesuai dengan standar yang beraku pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi
Jaringan Distribusi Bab 11 halaman 7 point 11.3.3 dan jenis penghantar yang
digunakan sebagai penghantar jurusan (JTR) sudah sesuai dengan standar yang berlaku

Tanggal : 01 Juli 2016


pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 8 halaman
10 Point 8.2.4.
9. NH-Fuse yang digunakan sebagai peralatan pengaman/proteksi pada PHB-TR gardu KA
1396 sesuai dengan standar yang berlaku pada SPLN D3-016—1-2010 Tahun 2010
Tentang Tentang Perangkat Hubung Bagi Tegangan Luar tabel B1 halaman 24.
10. Kondisi ketidakseimbangan arus antar fasa di gardu KA 1396 tergolong dalam kategori
baik mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi.
11. Persentase besar arus netral TR terhadap arus beban trafo di gardu KA 1396 tergolong
buruk mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi.
12. Persentase pembebanan trafo terhadap kapasitas trafo 250 kVA di gardu KA 1396
tergolong dalam ketegori baik mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN
(Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis
Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1
pada trafo distribusi.
13. Nilai tahanan isolasi trafo di gardu KA 1396 sesuai/memenuhi standar yang berlaku
pada IEC 60076-3-2013.
14. Nilai tegangan (TR) pelayanan trafo di gardu KA 1396 sudah sesuai/memenuhi standar
pada SPLN No. 1 Tahun 1995.

Tanggal : 01 Juli 2016


D. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan supervisi pemeliharaan gardu distribusi KA 1396
penyulang Kelan, dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut sebagai langkah
pemeliharaan yang dapat diambil:
1. Kondisi konstruksi gardu KA 1396 tidak sesuai dengan standar pada Buku 4 Standar
Konstruksi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik dikarenakan terdapat kabel pihak ketiga
yang menyentuh gardu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar segera
bersurat ke pihak ketiga terkait untuk menggeser perlatan yang dimiliki (kabel optic).
2. Kondisi kemiringan tiang gardu KA 1396 sudah sesuai dengan standar pada Buku 1
Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 5 Halaman 2 point 5.2
dan cross arm sudah sesuai dengan standar Buku 1 Kriteria Desain enjineering
Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 3 Halaman 11 point 3.1.11 sehingga tidak perlu
dilakukan pemeliharaan pada sisi tiang dan travers.
3. Kapasitas FCO yang terpasang pada gardu KA 1396 sesuai dengan standar pada Buku 1
Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 hal 10 point 7.3.1. 3
sehingga tidak perlu pergantian FCO pada gardu KA 1396.
4. Kapasitas Lightnin Arrester (LA) pada gardu KA 1396 tidak sesuai dengan standar pada
Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 Hal 13 Point
7.3.1.4 sehingga perlu dilakukan pergantian arrester dengan kapasitas 24 kV 5 kA.
5. Health indeks trafo berdasarkan visual inspection kondisi fisik trafo gardu KA 1396
tergolong kategori buruk mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero)
No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan yang dapat
diambil adalah dengan melakukan pergantian trafo dengan kapasitas 250 kVA.
6. Health Indeks trafo berdasarkan visual inspection tahanan pembumian trafo gardu KA
1396 tergolong dalam kategori buruk mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT.
PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi
Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment
tier-1 pada trafo distribusi sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. PLN
(Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi
Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan

Tanggal : 01 Juli 2016


yang dapat diambil adalah dengan memparalelkan system pembumian hingga
mencapai tahanan pembumian kurang dari 1 Ohm.
7. Health Indeks PHB-TR berdasarkan visual inspection kondisi fisik PHB-TR gardu KA
1396 tergolong dalam kategori cukup mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT.
PLN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi
Berbasis Kaidah Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment
tier-1 pada trafo distribusi dan menurut standar Buku 1 Kriteria Desain enjineering
Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 7 halaman 10 point 7.3.1.2 tidak sesuai standar
sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. P LN (Persero) No. 0017.E/DIR/2014
tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset
halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan yang dapat diambil adalah
mengikuti jadwal pemeliharaan periodik yang telah ditentukan.
8. Jenis penghantar yang digunakan sebagai incoming PHB-TR gardu KA 1396 sudah
sesuai dengan standar yang beraku pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi
Jaringan Distribusi Bab 11 halaman 7 point 11.3.3 dan jenis penghantar yang
digunakan sebagai penghantar jurusan (JTR) sudah sesuai dengan standar yang berlaku
pada Buku 1 Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi Bab 8 halaman
10 Point 8.2.4 sehingga tidak perlu dilakukan pemeliharaan/pergantian pada
penghantar incoming PHB-TR.
9. NH-Fuse yang digunakan sebagai peralatan pengaman/proteksi pada PHB-TR gardu KA
1396 sesuai dengan standar yang berlaku pada SPLN D3-016—1-2010 Tahun 2010
Tentang Tentang Perangkat Hubung Bagi Tegangan Luar tabel B1 halaman 24
sehingga tidak perlu dilakukan pergantian NH-Fuse.
10. Kondisi ketidakseimbangan arus antar fasa di gardu KA 1396 tergolong dalam kategori
baik mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan yang dapat
diambil adalah mengikuti jadwal pemeliharaan periodik yang telah ditentukan.
11. Persentase besar arus netral TR terhadap arus beban trafo di KA 1396 tergolong dalam
kategori buruk mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah

Tanggal : 01 Juli 2016


Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan yang dapat
diambil adalah melakukan penyeimbangan beban antar fasa dengan cara
memindahkan beban dari fasa yang lebih tinggi bebannya ke fasa yang memiliki
beban lebih rendah atau langkah lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan
menambah jurusan baru dan membagi beban secara merata.
12. Persentase pembebanan trafo terhadap kapasitas trafo di gardu KA 1396 tergolong
dalam ketegori baik mengacu pada standar Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.6 Matriks online Assessment tier-1 pada
trafo distribusi sehingga mengacu pada Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) No.
0017.E/DIR/2014 tentang Metode Pemeliharaan Trafo Distribusi Berbasis Kaidah
Manajemen Aset halaman 8 bagian 6.6.2.7 langkah pemeliharaan yang dapat
diambil adalah mengikuti jadwal pemeliharaan periodic yang telah ditentukan.
13. Nilai tahanan isolasi trafo di gardu KA 1396 tidak sesuai/memenuhi standar yang
berlaku pada IEC 60076-3-2013 sehingga perlu dilakukan pemeliharaan berupa
pergantian trafo dengan kapasitas 250 kVA dengan nilai tahanan isolasi dan polaritas
indeks yang memenuhi standar.
14. Nilai tegangan (TR) pelayanan trafo di gardu KA 1396 sudah sesuai/memenuhi standar
pada SPLN No. 1 Tahun 1995 sehingga tidak perlu dilakukan pemeliharaan untuk
tegangan pelayanan (TR) trafo.

Tanggal : 01 Juli 2016


Tambahan rekomendasi
Setelah dilakukan pemeliharaan pada gardu PDN 001, Pengencangan baut-baut dan
pembersihan PHBTR agar busbar . Rekomendasi yang dapat diberikan agar kejadian serupa
tidak terulang adalah agar segera mengirimkan surat kepada pihak ketiga terkait agar
mengambil tindakan menggeser kabel fiber optic yang mendekati gardu.

Tanggal : 01 Juli 2016


Tanggal : 01 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai