Anda di halaman 1dari 7

FORMULIR JSA

JUDUL PEKERJAAN : JSA NO : TANGGAL : 11 Maret 2019


UR-Rewinding Transformator
TR-34. Halaman : 1
MKP RUV (Pekerjaan Dismantling Trafo)
PELAKSANA PEKERJAAN : PENGAWAS PEKERJAAN : PESERTA JSA :
1. MA 1
PT. TRAFOINDO PRIMA MA 1
2. E I Eng
PERKASA
3. UTL
4. HSE

JOB LOKASI PEKERJAAN BAGIAN :


5 PT TRAFOINDO
DIPERIKSA OLEH:
SAFETY DILAKSANAKAN : 1. MA 1 Section Head
2. UTL Section Head
ANALYSIS Ring Bus PP-II MA 1
PENILAIAN RISIKO (Lingkari yang sesuai) :
Keparahan/Severity (S) : 1 / 2 / 4 / 8 / 16
Kemungkinan/Probability (P) : 1 / 2 / 4 / 8 / 16
NILAI RISIKO (S x P): 1 / 2 / 4 / 8 / 16 / 32 / 64 / 128 / 256
RISIKO : Rendah(1-4) / Menengah (8-32) / Tinggi (64) / Tinggi (128, 256)
PERALATAN & BAHAN YANG DIPAKAI :

1. Mesin Las
2. Oksigen dan Asetelin
3. Mobile Crane
4. Tools Set
5. Tandon tempat Penampungan Oli
6. Gasket.
7. Flanges
8. Isolasi (Electrical)

1
TAHAPAN PEKERJAAN POTENSI KEJADIAN SAFETY PRECAUTION YANG DIREKOMENDASIKAN
A. Persiapan
1. Membuat ijin kerja 1. Tidak ada 1. Tidak ada
2. Siapkan SOP dan checklist 2. Tidak ada 2. Tidak ada
3. Mobilisasi peralatan atau tools 3. a. Tertimpa 3. a. Gunakan APD sesuai standard dan alat angkut yang sesuai serta
yakinkan posisi tubuh tidak berada di bawah peralatan yang
sedang angkat.
b. Terpeleset b. Gunakan APD yang sesuai dan standard
4. Siapkan material 4. Kekeliruan material yang 4. Siapkan material sesuai spesifikasi dan jumlah yang diperlukan
disiapkan.

B. Pelaksanaan
1. Mengamankan Trafo dari sumber Tegangan HT 1. a. Tegangan Sentuh 1. a. Gunakan sarung tangan yang sesuai dan standar
dengan mematikan (off) MV Circuit Breaker.
b. Terjepit b. Pastikan tangan pada posisi yang benar dan aman
2. Mengeluarkan Truck Circuit Breaker dari 2. Terjepit 2. Pastikan tangan pada posisi yang benar dan aman
compartement switchgear Yakinkan prosedure mengeluarkan Truck CB sesuai SOP
3. Mengukur/memeriksa tegangan dengan HT Test 3. a. Tegangan Sentuh 3. a. Gunakan sarung tangan yang sesuai dan standar.
Pen pada terminal out going trafo Gunakan Test Pen yang sesuai dengan Operating Voltage 6,6 KV
b. Terbentur b. Gunakan Helmet Standard dan perhatikan posisi tubuh.
c. Kesalahan Pengukuran c. Yakinkan pengukuran dilakukan pada compartement yang benar.
4. Menghubungkan Grounding System atau 4. a. Tegangan Sentuh 4. a. Gunakan sarung tangan yang sesuai dan standard
memasang temporary Gounding tiga Phasa pada Lakukan pengetesan dengan tespen HT
terminal out going Feeder Trafo
b. Terbentur b. Gunakan Helmet standard dan perhatikan posisi tubuh
c. Kesalahan c. Yakinkan Out going yang akan dipasang Grounding sudah benar
Pemasangan Pasang tagging dan LOTO
5. Membuka atau membongkar atap dan dinding 5. a. Terjatuh 5. a. Gunakan Full Body Harnees Double Hook dan terikat pada tumpuan
rumah Trafo menggunakan mesin las potong dan yang sesuai dan kuat
Mobile Crane
b. Terpeleset b. Perhatikan posisi tubuh yang benar jika menggunakan tangga
perhatikan posisi tangga sudah benar
c. Terkena Panas dari Las c. Gunakan APD Standard ditambah Kacamata Las dan pelindung tubuh
Potong sesuai standard Pekerjaan pengelasan
d. Tertimpa d. Perhatikan posisi tubuh ketika Proses pengangkatan menggunakan
Crene dan pastikan tidak dibawah beban yang diangkat
6. Membuka Cover Box Terminal dan melepas kabel 6. a. Terpukul 6. a. Gunakan sarung tangan yang sesuai dan standard
koneksi sisi Primer dan Sekunder, control cable Gunakan peralatan atau tools yang sesuai
dan Grounding.
2
b. Terpeleset b. Perhatikan Posisi tubuh pada saat membuka Baut dan Nut.
c. Tertimpa c. Perhatikan posisi tubuh ketika akan memindahkan Cover Box
Terminal.
7. Mengeluarkan Oli trafo menggunakan Pompa Oli 7. a. Tersiram 7. a. Gunakan APD sesuai standard dan peralatan seperti Selang dan
dipindahkan ke penampungan Oli Conector sudah terpasang dengan baik dan terikat kuat. Gunakan
peralatan/tools yang sesuai
b. Terpeleset b. Pastikan ketika memindah oli dari Trafo ke Drum penampungan tidak
ada yang tercecer sehingga area kerja menjadi licin
Gunakan APD yang sesuai dan standard
8. Melepas Flange Radiator pendingin dan 8. a. Tertimpa 8. a. Gunakan sarung tangan dan APD lainnya yang sesuai dan standard
mengangkatnya dengan menggunakan Mobile Pastikan Radiator pendingin sudah terikat dengan baik dan kuat pada
Crane peralatan pengangkat (Forklift atau Crane).
b. Tersiram b. Pastikan Oli pada Radiator yang akan dilepas sudah tidak ada dan
siapkan penampungan Oli sisa ketika Flenge di buka
c. Terpeleset c. Perhatikan tumpahan minyak Trafo pada lokasi kerja dan perhatikan
posisi tubuh ketika melepas Flange
d. Terpukul d. Gunakan peralatan kerja atau Tools yang sesuai dan standard
9. Melepas baut pondasi Trafo, mengangkat dan 9. a. Terpukul 9. a. Gunakan Peralatan APD yang benar dan standard
memindahkan Trafo ke Truck menggunakan Perhatikan posisi tubuh pada saat melepas Baut pengikat Pondasi
Mobile Crane atau Forklif
b. Tertimpa b. Pastikan Unit Trafo sudah terikat dengan benar pada peralatan
pengangkat atau crane sebelum melepas baut pengikat Pondasi
c. Terjepit c. Gunakan APD yang sesuai dan standard
Perhatikan posisi tubuh pada saat proses pengangkatan Trafo dari
Pondasi ke Mobile Truck
Pastikan Peralatan pengangkat sudah sesuai dan memenuhi
persyaratan untuk dioperasikan
d. Tali pengikat putus d. Gunakan peralatan atau Tools yang sesuai dan standard. Dan telah
dinyatakan layak untuk digunakan
10. Mobilisasi Trafo keluar Kilang 10.a. Tertimpa 10.a. Gunakan sarung tangan yang sesuai dan standar
Pastikan posisi tubuh pada saat mengangkat peralatan
Pastikan Trafo telah duduk semperna diatas Mobile Truck dan terikat
dengan baik dan kuat
b. Terjepit b. Gunakan sarung tangan dan APD lainnya sesuai Standard
Perhatikan bagian Tubuh ketika proses pengangkatan dan
memindahkan ke Mobile Truck

C. Pekerjaan Pembersihan .
1. Mengeluarkan peralatan dari lokasi Trafo 1. a. Tertimpa 1. a. Pastikan posisi tubuh pada saat mengankat peralatan
b. Terjepit b. Gunakan sarung tangan dan peralatan APD lainnya sesuai standard
2. Memindahkan Oli Trafo bekas ke Gudang Limbah 2. a. Tersiram 2. a. Pastikan Drum atau tempat penampungan Oli Trafo bekas telah
3
B3 tertutup rapat dan baik
b. Tertimpa b. Perhatikan posisi tubuh tidak dibawah ketika proses penganggatan Oli
Bekas ke Mobile Truck menggunakan Forklift atau Crane
c. Terjepit c. Gunakan peralatan APD dan sarung tangan sesuai standard dan
pastikan Posisi tubuh aman ketika prosese pengangkatan
3. Membersihkan area kerja Melakukan pekerjaan 3. Terpeleset 3. Gunakan Safety Shoe dan peralatan APD sesuai Standard
pembersihan di area kerja Pastikan Area Kerja bersih dari ceceren minyak Trafo

4
METODE PENGISIAN JSA
Cara Pengisian :

1. Judul Pekerjaan, diisi dengan pekerjaan yang akan dianalisa, lihat judul di Izin Kerja.
2. No. JSA, diisi dengan nomor Izin Kerja.
3. Tanggal, diisi dengan tanggal saat dilaksanakan JSA.
4. Pelaksana Pekerjaan/yang akan melakukan pekerjaan, diisi dengan bagian yang menjadi
direksi pekerjaan atau kontraktor.
5. Pengawas Pekerjaan, diisi dengan Pengawas dari direksi pekerjaan.
6. JSA dilakukan oleh/peserta JSA, diisi dengan nama petugas yang melakukan JSA.
7. Level penandatangan di pemeriksaan JSA :
a. Level risiko Rendah dan Menengah : minimal oleh Pengawas Utama yang
menjadi Ahli Teknik atau GSI.
b. Level risiko Tinggi (dengan nilai 64) : JSA harus ditandatangani hingga level
middle management (contoh: minimal Section Head dari pelaksana pekerjaan
atau pemilik area).
c. Level risiko Tinggi (dengan nilai 128, 256) : JSA harus ditandatangani oleh
level management (contoh: minimal Manager dari Fungsi pelaksana pekerjaan,
Manager Pemilik Area, Manager lain hingga SMOM/GM dapat ditetapkan turut
menandatangani JSA, jika memang dirasakan perlu oleh Tim Manajemen,
mengingat kritikalnya aspek K3 di pekerjaan tersebut)
8. Bagian, diisi dengan nama bagian tempat pekerjaan yang akan berlangsung, misal HCC
atau HSC atau yang lain.
9. Lokasi pekerjaan, diisi dengan nama plant tempat pekerjaan akan berlangsung atau nama
peralatan.
10. Penilaian Risiko, dicantukan hasil penilaian risiko pekerjaan mengacu kepada Metode
Penilaian Tingkat Risiko (sesuai TKO B-001/E151500/2018-S9
Identification & Risk Assessment).
11. Peralatan & Bahan yang dipakai, dicantumkan peralatan dan bahan yang digunakan untuk
bekerja, terutama yang kritikal terhadap aspek K3.
12. Tahapan pekerjaan, diisi dengan urutan langkah pekerjaan, hati-hati tidak boleh terbalik-
balik.
13. Potensi kejadian, diisi dengan kejadian yang mungkin timbul untuk masing-masing langkah
pekerjaan.
14. Safety Precaution, diisi dengan precaution yang harus diambil, seperti : kontrol eliminasi,
subtitusi, engineering, administrasi , dan APD. Pengendalian disarankan menggunakan
metode eliminasi, subtitusi, engineering dari pada administrasi & APD.

5
METODE PENILAIAN TINGKAT RISIKO

1. Penentuan tingkat risiko pekerjaan merupakan fungsi antara tingkat keparahan / konsekuensi (severity) dan
kemungkinan kejadian / frekuensi kejadian (probability). Untuk melakukan penilaian terhadap tingkat
keparahan suatu kejadian harus mempertimbangkan dampak negatif pekerjaan yang akan dilakukan
terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi, legalitas, production loss.
2. Pembobotan tingkat keparahan tersebut diklasifikasikan dengan angka hingga angka 16 yang menunjukkan
tingkat dampak yang dapat terjadi. Angka 1 menunjukan dampak negatif terkecil terhadap pekerjaan
tersebut. Sedangkan angka 16 menunjukkan dampak potensial yang terparah.
3. Kemungkinan / frekuensi kejadian (probability) diklasifikasikan dengan angka 1 hingga 16 yang menunjukkan
tingkat frekuensi kejadian. Angka 1 menunjukkan potensi kejadian yang tidak pernah terdengar di Industri
Migas. Sedangkan angka 16 menunjukan potensi kejadian telah terjadi lebih dari satu kali pertahun di
Pertamina RU V.
4. Penentuan tingkat resiko pekerjaan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi tingkat keparahan (yang
berdampak terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi, legalitas, production
loss) dan kemungkinan / frekuensi kejadian yang kemudian dipetakan dalam Matriks Penilaian Resiko (Risk
Assessment Matrix), sebagai berikut:

1 2 4 8 16

1 1 2 4 8 16

2 2 4 8 16 32

4 4 8 16 32 64

8 8 16 32 64 128

16 16 32 64 128 256

5. Tingkat keparahan yang digunakan dalam pemetaan di Matriks Penilaian Resiko adalah dampak yang
memiliki tingkat keparahan paling tinggi terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan,
reputasi, legalitas, production loss.
6. Penentuan frekuensi kejadian (probability) terhadap dampak potensi bahaya dilakukan berdasarkan data
kasus kejadian yang pernah terjadi baik di internal Pertamina maupun di luar Pertamina. Bila data kejadian
tersebut tidak tersedia, untuk menentukan frekuensi kejadian tersebut dapat juga dilakukan berdasarkan
tingkat kemungkinan kejadian (posibility) yang dapat terjadi dalam pekerjaan tersebut dengan klasifikasi
tingkat kemungkinan kejadian (posibility) disesuaikan dengan level klasifikasi frekuensi kejadian (probability).
7. Penentuan tingkat risiko pekerjaan dilakukan dengan memplotkan hasil analisa tingkat keparahan (sumbu X)
dengan hasil analisa frekuensi / kemungkinan kejadian (sumbu Y) ke dalam matriks penilaian risiko.
Pertemuan kedua sumbu tersebut merupakan tingkat risiko pekerjaan yang akan digunakan sebagai acuan
dalam menentukan pengesahan JSA. Analisa potensi bahaya yang dilakukan terhadap pekerjaan tersebut

6
akan digunakan sebagai masukan dalam menentukan rencana mitigasi dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai