Anda di halaman 1dari 10

http://sistem-tenaga-listrik.blogspot.com/2011/05/gangguan-pada-sistem-tenaga-listrik.

html

http://sobatkreatif.wordpress.com/2012/05/21/gangguan-gangguan-pada-sistem-kelistrikan-download-
bse-smk-distribusi-tenaga-listrik-sobat-kreatif/

http://goo.gl/GhDw8

. Gangguan Beban Lebih

Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena
beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus
berlangsung dapat membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka
beban lebih harus ikut ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang
dipasoknya terus meningkat, atau karena adanya maneuver atau perubahan
aliran beban di jaringan setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat
mengakibatkan pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas yang
berlebihan itu dapat mempercepat proses penuaan atau memperpendek
umur peralatan listrik.

II. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau
antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau
permanent (persistant). Gangguan yang permanent misalnya hubung
singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau belitan generator karena
tembusnya (break downnya) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya
akibat flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin. 
Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan
mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan,
sedangkan kerusakan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolak-
menolak.
Keterangan pada gambar di atas :
1. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
2. Hubung singkat 2 fasa (antar fasa)
3. Hubung singkat 2 fasa ke tanah
4. Hubung singkat 3 fasa
5. Hubung singkat 3 fasa ke tanah

III. Gangguan Tegangan Lebih

Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :

 Tegangan lebih dengan power frequency


 Tegangan lebih transient

Tegangan lebih transient dapat dibedakan :

 Surja Petir (Lightning surge)


 Surja Hubung (Switching surge)

Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi karena :

 Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat switching,


karena gangguan atau karena maneuver.
 Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada generator
atau pada on load tap changer dari trafo.
 Over speed pada generator karena kehilangan beban.

IV. Gangguan Kurangnya Daya

Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat


gangguan di prime movernya atau di generator) atau gangguan hubung
singkat di jaringan yang menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya
yang berakibat terlepasnya suatu pusat pembangkit dari sistem. Jika
kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau unit pembangkit yang
hilang atau terlepas tersebut melampaui spinning reverse system, maka
pusat-pusat pembangkit yang masih ada akan mengalami pembebanan yang
berkelebihan sehingga frequency akan merosot terus, yang bila tidak
diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain (cascading)
yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem (pemadaman
total).

V. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)

Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan


ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-
unit pembangkit lepas sinkron (out of synchronism). Power swing dapat
menyebabkan relay pengaman salah kerja yang selanjutnya menyebabkan
gangguan yang lebih luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan
berkurangnya pembangkit karena tripnya unit pembangkit tersebut atau
terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan yang
lebih luas bahkan runtuh (collapse).

Upaya Mengatasi Gangguan


Dalam sistem tenaga listrik, upaya untuk mengatasi gangguan dapat
dilakukan dengan cara :

I. Mengurangi Terjadinya Gangguan

Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi


kemungkinan terjadinya sebagai berikut :

 Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang minimum


memenuhi persyaratan standart yang dibuktikan dengan type test,
dan yang telah terbukti keandalannya dari pengalaman. Penggunaan
peralatan di bawah mutu standart akan merupakan sumber gangguan.
 Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga
semua peralatan tahan terhadap kondisi kerja normal maupun dalam
keadaan gangguan, baik secara elektris, thermis maupun mekanis.
 Pemasangan yang benar sesuai dengan design, spesifikasi dan
petunjuk dari pabrik.
 Penggunaan kawat tanah pada SUTT/SUTET dengan tahanan
pentanahan kaki tiang yang rendah. Untuk pemeriksaan dan
pemeliharaan, maka konduktor pentanahannya harus dapat dilepas
dari kaki tiangnya.
 Penebangan atau pemangkasan pohon-pohon yang berdekatan dengan
kawat fasa SUTM dan SUTT harus dilakukan secara periodik. Dalam hal
ini yang perlu diperhatikan tidak hanya jaraknya dalam keadaan tidak
ada angin, melainkan juga dalam keadaan pohon-pohon tersebut
ketika ditiup angin.
 Penggunaan kawat atau kabel udara berisolasi untuk SUTM harus
dipilih dan digunakan secara selektif.
 Operasi dan pemeliharaan yang baik.
 Menghilangkan atau mengurangi penyebab gangguan atau kerusakan
melalui penyelidikan.

II. Mengurangi Akibat Gangguan

Menghilangkan gangguan sama sekali dalam suatu sistem tenaga listrik


merupakan usaha yang tidak mungkin dapat dilakukan. Oleh karena itu
maka usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi akibat kerusakan
yang ditimbulkannya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :

 Mengurangi besarnya arus gangguan. Untuk mengurangi arus


gangguan dapat dilakukan dengan cara : menghindari konsentrasi
pembangkitan (mengurangi short circuit level) menggunakan reaktor
dan menggunakan tahanan untuk pentanahan netralnya.
 Penggunaan lighting arrester dan penentuan tingkat dasar isolasi (BIL)
dengan koordinasi isolasi yang tepat.
 Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan
circuit breaker dan relay pengaman.
 Mengurangi akibat pelepasan bagian sistem yang terganggu dengan
cara :

1. Penggunaan jenis relay yang tepat dan penyetelan relay yang selektif
agar bagian yang terlepas sekecil mungkin.
2. Penggunaan saluran double.
3. Penggunaan automatic reclosing.
4. Penggunaan sectionalizer pada JTM.
5. Penggunaan spindle pada JTM atau setidak-tidaknya ada titik
pertemuan antar saluran sehingga ketika ada kerusakan atau
pemeliharaan tersedia alternative supply untuk maneuver.
6. Penggunaan peralatan cadangan.

 Penggunaan pola load shedding dan sistem splitting untuk mengurangi


akibat kehilangan pembangkit.
 Penggunaan relay dan circuit breaker yang cepat dan AVR dengan
response yang cepat pula untuk menghindari atau mengurangi
kemungkinan gangguan instability (lepas sinkron).

 Gangguan Sistem Distribusi

 Jenis gangguan hubung singkat yang sering terjadi :


 a.   Hubung singkat satu fasa ke tanah

 Hubung   singkat   satu   fasa   ke   tanah   adalah   gangguan   hubung singkat  yang
terjadi  karena  flashover  antara  penghantar  fasa  dan tanah

 (tiang  travers  atau  kawat  tanah  pada  SUTM).  Gangguan  ini  bersifat temporer,  tidak
ada  kerusakan yang  permanen  di  titik  gangguan. Pada gangguan  yang  tembusnya
(breakdown)  adalah  isolasi udaranya,  oleh karena itu tidak ada kerusakan yang
permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit
breaker oleh relay pengamannya,   peralatan   atau   saluran   yang  terganggu  tersebut 
siap dioperasikan  kembali.  Jika  terjadi  gangguan  satu  fasa  ke  tanah,  arus
gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.  Adapun
formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :

 I   =     3 . E    / ( Z1   +  Z2   +  Z0   +  3 Zf )

 b.   Hubung singkat dua fasa

 Hubung  singkat  dua  fasa  adalah  gangguan  hubung  singkat  yang terjadi  karena
bersentuhannya antara  penghantar  fasa  yang  satu dengan satu  penghantar  fasa  yang
lainnya  sehingga  terjadi  arus  lebih  (over current).  Gangguan  ini  dapat  diakibatkan
oleh  flashover  dengan pohon- pohon yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan
hubung singkat dua fasa,  arus  hubung  singkatnya  biasanya  lebih  kecil  daripada arus
hubung singkat  tiga  fasa.  Adapun  formula  perhitungan  arus  hubung  singkatnya
adalah :

 I   =   E . √3  / ( Z1   +  Z2   +  Zf )

 c.   Hubung singkat tiga fasa

 Hubung  singkat  tiga  fasa  adalah  gangguan  hubung  singkat  yang terjadi  karena
bersatunya  semua  ketiga  penghantar  fasa.  Gangguan  ini dapat  diakibatkan  oleh
tumbangnya  pohon  kemudian menimpa  kabel jaringan. Adapun formula perhitungan
arus hubung singkatnya adalah :

 I   =   E  / ( Z1   + Zf  )

 Keterangan :

 E          =   Tegangan fasa   =  Tegangan fasa-fasa / √3  dalam Volt

 Z1        =   Impedansi urutan positip  rangkaian  dalam Ohm

 Z2        =   Impedansi urutan Negatip  rangkaian dalam Ohm


 Z0        =   Impedansi urutan Nol  rangkaian dalam Ohm

 Zf         =    Impedansi Gangguan dalam Ohm

Gangguan – Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


Gangguan yang terjadi pada system tenaga listri sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan
dalam sistem tenaga listrik adalah keadaan tidak normal dimana keadaan ini dapat
mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan tenaga listrik. Secara umum klasifikasi
gangguan pada system tenaga listrik disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
1. Gangguan yang berasal dari system
2. Gangguan yang berasal dari luar system

Penyebab gangguan yang berasal dari dalam sistem antara lain :


1. Tegangan dan arus abnormal.
2. Pemasangan yang kurang baik.
3. Kesalahan mekanis karena proses penuaan
4. Beban lebih.
5. Kerusakan material seperti isolator pecah, kawat putus, atau kabel cacat isolasinya.

Sedangkan untuk gangguan yang berasal dari luar sistem antara lain[13]:
1. Gangguan-gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran lain. Gangguan ini terjadi untuk
sistem kelistrikan bawah tanah.
2. Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta surja petir. Pada gangguan surja petir dapat
mengakibatkan gangguan tegangan lebih dan dapat menyebabkan gangguan hubung singkat
karena tembus isolasi peralatan ( breakdown ).
3. Pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan benda-benda asing serta akibat kecerobohan
manusia.

Bila ditinaju dari segi lamanya waktu gangguan, maka dapat dikelompokkan menjadi :

1. Gangguan yang bersifat temporer, yang dapat hilang dengan sendirinya atau dengan
memutuskan sesaat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya. Gangguan
sementara jika tidak dapat hilang dengan segera, baik hilang dengan sendirinya maupun
karena bekerjanya alat pengaman dapat berubah menjadi gangguan permanen. 
2. Gangguan yang bersifat permanen, dimana untuk membebaskannya diperlukan tindakan
perbaikan dan/atau menyingkirkan penyebab gangguan tersebut.

Untuk gangguan yang bersifat sementara setelah arus gangguannya terputus misalnya karena
terbukanya circuit breaker oleh rele pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu
tersebut siap dioperasikan kembali. Sedangkan pada gangguan permanen terjadi kerusakan yang
bersifat permanen sehingga baru bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki
atau diganti.
 
Pada saat terjadi gangguan akan mengalir arus yang sangat besar pada fasa yang terganggu
menuju titik gangguan, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar
dari rating arus maksimum yang diijinkan, sehingga terjadi kenaikan temperatur yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik yang digunakan.

Sebab – Sebab Timbulnya Gangguan pada Sistem Tenaga Listrik


Dalam sistem tenaga listrik tiga fasa, gangguan–gangguan arus lebih yang mungkin terjadi
adalah sebagai berikut yaitu :

a.  Gangguan beban lebih (overload)


Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus menerus
berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri arus tersebut. Pada saat gangguan ini
terjadi arus yang mengalir melebihi dari kapasitas peralatan listrik dan pengaman yang
terpasang.

b. Gangguan hubung singkat


Gangguan hubung singkat dapat terjadi dua fasa, tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa ke tanah,
atau 3 fasa ke tanah. Gangguan hubung singkat ini sendiri dapat digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu gangguan hubung singkat simetri dan gangguan hubung singkat tak simetri
(asimetri). Gangguan yang termasuk dalam hubung singkat simetri yaitu gangguan hubung
singkat tiga fasa, sedangkan gangguan yang lainnya merupakan gangguan hubung singkat tak
simetri (asimetri). Gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang terganggu dan
juga akan dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terganggu.
 
Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak simetri.
Gangguan tidak simetri ini terjadi sebagai akibat gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah,
gangguan hubung singkat dua fasa, atau gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.
 
Gangguan-gangguan tidak simetri akan menyebabkan mengalirnya arus tak seimbang dalam
sistem sehingga untuk analisa gangguan digunakan metode komponen simetri untuk menentukan
arus maupun tegangan di semua bagian sistem setelah terjadi gangguan. Gangguan ini akan
mengakibatkan arus lebh pada fasa yang terganggu dan juga akan dapat mengakibatkan kenaikan
tegangan pada fasa yang tidak terganggu. Gangguan dapat diperkecil dengan cara
pemeliharaannya.

Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dengan adanya gangguan hubung singkat tersebut antara
lain:

1. Rusaknya peralatan listrik yang berada dekat dengan gangguan yang disebabkan arus-
arus yang besar, arus tak seimbang maupun tegangan-tegangan rendah. 
2. Berkurangnya stabilitas daya system tersebut. 
3. Terhentinya kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen apabila gangguan hubung
singkat tersebut sampai mengakibatkan bekerjanya CB yang biasa disebut dengan
pemadaman litrik.

c. Gangguan tegangan lebih


Gangguan tegangan lebih diakibatkan karena adanya kelainan pada sistem. Gangguan
tegangan lebih dapat terjadi antara lain karena :
- gangguan petir
- gangguan surja hubung, di antaranya adalah penutupan saluran tak serempak pada pemutus tiga
fasa, penutupan kembali saluran dengan cepat, pelepasan beban akibat gangguan, penutupan
saluran yang semula tidak masuk sistem menjadi masuk sistem, dan sebagainya.

A. Gangguan Hubung Singkat


Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa dengan phasa (2 phasa
atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah. Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer
(non persistant) dan gangguan yang bersifat permanent (persistant). Gangguan yang bersifat
temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan tindakan.
Gangguan tersebut akan hilang dengan sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal
kembali. Jenis gangguan ini ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan tanah (tiang,
traverse atau kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain
sebagainya. Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang bersifat tetap.
Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan perbaikan dengan cara
menghilangkan gangguan tersebut. Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya pemadaman
tetap pada jaringan listrik dan pada titik gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen.
Contoh: menurunnya kemampuan isolasi padat atau minyak trafo. Di sini akan menyebabkan
kerusakan permanen pada trafo, sehingga untuk dapat beroperasi kembali harus dilakukan
perbaikan. Beberapa, penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung singkat,
antara lain:

1. Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan jaringan listrik.


2. Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang dengan
menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat berbahaya jika benang
tersebut mengenai jaringan listrik.
3. Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misaInya: pada JTR yang memakai
Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga isolasinya mempunyai tegangan
tembus yang rendah, mudah mengelupas dan tidak tahan panas. Hal ini juga akan
menyebabkan hubung singkat antar phasa.
4. Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor pada JTR yang
memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan menyebabkan timbulnya bunga
api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya. Akibatnya akan terjadi hubung
singkat.
5. Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel tanah), umur
jaringan (kabeI tanah) sudah tua yang mengakibatkan pengelupasan isolasi dan
menyebabkan hubung singkat dan sebagainya.

B. Gangguan Tegangan Lebih

Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah, besarnya tegangan yang ada pada jaringan listrik
melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang disebabkan oleh
switching karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2. Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage regulator
(AVR) pada generator atau pada on load tap chenger transformer.
3. Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan karena
kehilangan beban.
4. Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang mengakibatkan hubung
singkat dan tegangan lebih.
5. Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat bekerjanya
circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan transient yang tinggi. Hal ini sering
terjadi pada sistem jaringan tegangan ekstra tinggi.

Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan merusak peralatan karena
insulation break down (hubung singkat) atau setidak-tidaknya akan mempercepat proses penuaan
peralatan dan memperpendek umur peralatan. Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika
disebut sebagai gangguan. Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan
menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan membahayakan
sistem. Sebenamya timbulnya gangguan beban lebih ini, khususnya terhadap pasok daya ke
pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak PLN dengan cara: pembebanan pada tiap-tiap trafo harus
diinventarisir dan dimonitor dengan seksama, sehingga pembebanannya tidak melebihi kapasitas
trafo. Beberapa penyebab yang mengakibatkan timbulnya gangguan beban lebih ialah:

1. Semakin meningkatnya permintaan energi listrik dari pelangggan, sehingga memaksa


trafo dan saluran dengan beban maksimum, bahkan mungkin lebih besar dari
kemampuannya. Hal ini disebabkan:
o a. Jumlah volume jaringan listrik yang terbatas dan kurang bisa mengimbangi
jumlah pelanggan.
o b. Kurangnya pengertian dan ketidaktahuan masyarakat pelanggan listrik terhadap
masaIah kelistrikan. Contoh: pada suatu daerah tertentu terdapat sambungan
listrik ke pelanggan dengan kondisi beban trafo dan jaringan yang telah
maksimum. Ada calon pelanggan lain yang berdekatan dengan pelanggan PLN
tersebut, ngotot untuk bisa disambungkan aliran listrik ke rumahnya. Akhirnya
dengan
o sangat terpaksa PLN melayani, sehingga beban trafo dan jaringan di daerah
tersebut menjadi lebih (over load).
o c. Terjadinya loses daya pada jaringan dan trafo, yang diakibatkan oleh berbagai
hal, sehingga trafo beserta jaringannya tidak bisa bekerja pada beban penuh.
2. Adanya manuver atau perubahan aliran beban di jaringan, setelah timbulnya gangguan.
3. Adanya pemakaian energi listrik yang di luar kontrol dan catatan PLN atau tanpa
sepengetahuan PLN, sehingga PLN sulit mendeteksi beban trafo dan jaringan yang ada.
Hal ini akan menyebabkan timbulnya gangguan beban lebih.

C. Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalah gangguan ketidakstabilan pada sistem (jaringan)
listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubung singkat dan kehilangan pembangkit, yang
selanjutnya akan menimbulkan ayunan daya (power swing). Efek yang lebih besar akibat adanya
ayunan daya ini adalah, mengganggu sistem interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-
unit pembangkit lepas sinkron (out of synchronism), sehingga relai pengamansalah kerja dan
menyebabkan timbulnya gangguan yang lebih luas. Untuk mengantisipasi agar gangguan
instabilitas tidak teijadi, ada beberapa cara yaitu: konstruksi jaringan harus baik, sistem proteksi
harus andal, pengoperasian dan pemeliharaan harus baik dan benar, dan sebagainya.

D. Gangguan karena konstruksi jaringan yang kurang baik


Yang dimaksud sistem jaringan di sini adalah, mulai dari pembangkitan, penyaluran, distribusi
sampai dengan instalasi listrik pelanggan. Sedangkan yang dimaksud gangguan konstruksi
jaringan adalah, gangguan yang terjadi akibat kondisi jaringan yang tidak memenuhi ketentuan
dan standard teknik. Di sini ingin ditekankan bahwa sistem jaringan sangat menentukan tingkat
keberhasilan dan keandalan sistem tenaga listrik. Beberapa hal yang mengakibatkan gangguan
sistem jaringan, adalah:

1. Perencanaan yang kurang baik misalnya: tidak mempertimbangkan keseimbangan antara


supply and demand (daya yang tersedia dan kebutuhan beban pelanggan), design
konstruksi yang kurang tepat, dan lain sebagainya.
2. Peralatan dan material yang dipasang mempunyai standard teknik yang rendah (under
quality).
3. Pemasangan yang kurang baik, yang diakibatkan kesadaran pelaksana pekerjaan yang
rendah dan pengawasan dari pihak Owner yang kurang ketat.
4. Pengoperasian dan pemeliharaan yang kurang baik, kegagalan kerja sistem proteksi
(peralatan pengaman) dan penuaan pada, peralatan/material jaringan.

Hal tersebut di atas akan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pada jaringan listrik. Hal
ini bisa diatasi sedini mungkin, yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan,
pengawasan pelakpekerjaan, komisioning, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
listrik, harus mengikuti kaidah, ketentuan dan standard teknik yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai