html
http://sobatkreatif.wordpress.com/2012/05/21/gangguan-gangguan-pada-sistem-kelistrikan-download-
bse-smk-distribusi-tenaga-listrik-sobat-kreatif/
http://goo.gl/GhDw8
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena
beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus
berlangsung dapat membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka
beban lebih harus ikut ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang
dipasoknya terus meningkat, atau karena adanya maneuver atau perubahan
aliran beban di jaringan setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat
mengakibatkan pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas yang
berlebihan itu dapat mempercepat proses penuaan atau memperpendek
umur peralatan listrik.
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau
antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau
permanent (persistant). Gangguan yang permanent misalnya hubung
singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau belitan generator karena
tembusnya (break downnya) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya
akibat flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin.
Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan
mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan,
sedangkan kerusakan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolak-
menolak.
Keterangan pada gambar di atas :
1. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
2. Hubung singkat 2 fasa (antar fasa)
3. Hubung singkat 2 fasa ke tanah
4. Hubung singkat 3 fasa
5. Hubung singkat 3 fasa ke tanah
1. Penggunaan jenis relay yang tepat dan penyetelan relay yang selektif
agar bagian yang terlepas sekecil mungkin.
2. Penggunaan saluran double.
3. Penggunaan automatic reclosing.
4. Penggunaan sectionalizer pada JTM.
5. Penggunaan spindle pada JTM atau setidak-tidaknya ada titik
pertemuan antar saluran sehingga ketika ada kerusakan atau
pemeliharaan tersedia alternative supply untuk maneuver.
6. Penggunaan peralatan cadangan.
Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah
(tiang travers atau kawat tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat temporer, tidak
ada kerusakan yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya
(breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang
permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit
breaker oleh relay pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut
siap dioperasikan kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus
gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa. Adapun
formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena
bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu penghantar fasa yang
lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current). Gangguan ini dapat diakibatkan
oleh flashover dengan pohon- pohon yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan
hubung singkat dua fasa, arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus
hubung singkat tiga fasa. Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya
adalah :
Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena
bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat diakibatkan oleh
tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel jaringan. Adapun formula perhitungan
arus hubung singkatnya adalah :
Keterangan :
Sedangkan untuk gangguan yang berasal dari luar sistem antara lain[13]:
1. Gangguan-gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran lain. Gangguan ini terjadi untuk
sistem kelistrikan bawah tanah.
2. Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta surja petir. Pada gangguan surja petir dapat
mengakibatkan gangguan tegangan lebih dan dapat menyebabkan gangguan hubung singkat
karena tembus isolasi peralatan ( breakdown ).
3. Pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan benda-benda asing serta akibat kecerobohan
manusia.
Bila ditinaju dari segi lamanya waktu gangguan, maka dapat dikelompokkan menjadi :
1. Gangguan yang bersifat temporer, yang dapat hilang dengan sendirinya atau dengan
memutuskan sesaat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya. Gangguan
sementara jika tidak dapat hilang dengan segera, baik hilang dengan sendirinya maupun
karena bekerjanya alat pengaman dapat berubah menjadi gangguan permanen.
2. Gangguan yang bersifat permanen, dimana untuk membebaskannya diperlukan tindakan
perbaikan dan/atau menyingkirkan penyebab gangguan tersebut.
Untuk gangguan yang bersifat sementara setelah arus gangguannya terputus misalnya karena
terbukanya circuit breaker oleh rele pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu
tersebut siap dioperasikan kembali. Sedangkan pada gangguan permanen terjadi kerusakan yang
bersifat permanen sehingga baru bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki
atau diganti.
Pada saat terjadi gangguan akan mengalir arus yang sangat besar pada fasa yang terganggu
menuju titik gangguan, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar
dari rating arus maksimum yang diijinkan, sehingga terjadi kenaikan temperatur yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik yang digunakan.
Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dengan adanya gangguan hubung singkat tersebut antara
lain:
1. Rusaknya peralatan listrik yang berada dekat dengan gangguan yang disebabkan arus-
arus yang besar, arus tak seimbang maupun tegangan-tegangan rendah.
2. Berkurangnya stabilitas daya system tersebut.
3. Terhentinya kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen apabila gangguan hubung
singkat tersebut sampai mengakibatkan bekerjanya CB yang biasa disebut dengan
pemadaman litrik.
Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah, besarnya tegangan yang ada pada jaringan listrik
melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang disebabkan oleh
switching karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2. Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage regulator
(AVR) pada generator atau pada on load tap chenger transformer.
3. Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan karena
kehilangan beban.
4. Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang mengakibatkan hubung
singkat dan tegangan lebih.
5. Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat bekerjanya
circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan transient yang tinggi. Hal ini sering
terjadi pada sistem jaringan tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan merusak peralatan karena
insulation break down (hubung singkat) atau setidak-tidaknya akan mempercepat proses penuaan
peralatan dan memperpendek umur peralatan. Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika
disebut sebagai gangguan. Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan
menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan membahayakan
sistem. Sebenamya timbulnya gangguan beban lebih ini, khususnya terhadap pasok daya ke
pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak PLN dengan cara: pembebanan pada tiap-tiap trafo harus
diinventarisir dan dimonitor dengan seksama, sehingga pembebanannya tidak melebihi kapasitas
trafo. Beberapa penyebab yang mengakibatkan timbulnya gangguan beban lebih ialah:
C. Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalah gangguan ketidakstabilan pada sistem (jaringan)
listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubung singkat dan kehilangan pembangkit, yang
selanjutnya akan menimbulkan ayunan daya (power swing). Efek yang lebih besar akibat adanya
ayunan daya ini adalah, mengganggu sistem interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-
unit pembangkit lepas sinkron (out of synchronism), sehingga relai pengamansalah kerja dan
menyebabkan timbulnya gangguan yang lebih luas. Untuk mengantisipasi agar gangguan
instabilitas tidak teijadi, ada beberapa cara yaitu: konstruksi jaringan harus baik, sistem proteksi
harus andal, pengoperasian dan pemeliharaan harus baik dan benar, dan sebagainya.
Hal tersebut di atas akan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pada jaringan listrik. Hal
ini bisa diatasi sedini mungkin, yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan,
pengawasan pelakpekerjaan, komisioning, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
listrik, harus mengikuti kaidah, ketentuan dan standard teknik yang telah ditentukan.