Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DINAMIKA DAN STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK

“ANALISIS KESTABILAN EKSITASI PADA GENERATOR”

Disusun Oleh:
Miftachul Hasan
1610501073

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2019
RINGKASAN

Kestabilan sistem tenaga listrik menjadi hal pokok dalam penyediaan sistem tenaga listrik
yang berkelanjutan. Salah satu hal hal yang harus dijaga adalah generator pada
pembangkit. Tegangan yang fluktuatif mengharuskan generator memiliki sistem
pengaturan yang bagus agar tetap terjaga kualitas dan kestabilannya. Salah satu sistem
yang digunakan adalah sistem eksitasi pada generator. Sistem eksitasi adalah sistem
pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit
medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar
tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Pada
perhitungan yang dilakukan menggunakan data sekunder pada sebuah generator
didapatkan hasil bahwa fluktuasi tegangan berkisar ± 0,66% dari tegangan nominal.
Tegangan cenderung konstan agar sinkronisasi terjaga dengan sistem. Kenaikan eksitasi
awal berkisar ± 3,27%. Adanya perubahan daya reaktif sebesar ± 5,26 MVAR. Arus
medan generator mengontrol daya reaktif yang disuplai generator ke sistem daya.

Kata Kunci : Sistem Tenaga Listrik, Kestabilan Eksitasi, Generator.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kebutuhan tenaga listrik di Indonesia membuat penyedia tenaga
listrik harus memenuhi permintaan dengan penyediaan pembangkit tenaga listrik
yang memadai. Terdapat tiga hirarki dalam sistem tenaga listrik yaiu pembangkitan,
transmisi dan distribusi. Pembangkitan merupakan hal pokok tempat produksi awal
dari tenaga listrik yang dihasilkan melalui generator. Generator adalah suatu alat
utama dalam menghasilkan tenaga listrik baik pembangkit listrik tenaga air, uap
ataupun yang lainnya.
Pembebanan sistem interkoneksi selalu berubah - ubah setiap saat, sehingga unit -
unit generator pada masing - masing pembangkit yang berkontribusi pada sistem
interkoneksi harus selalu siap menghadapi berbagai kondisi sistem (Weedy, et.al.,
1988: 77). Perubahan beban itu menyebabkan fluktuasi perubahan tegangan keluaran
generator. Perubahan tegangan keluaran bisa menimbulkan bermacam-macam efek
ke generator. Kondisi stabilitas generator bisa mempengaruhi stabilitas sistem tenaga
listrik secara umum. Stabilitas sistem tenaga listrik adalah permasalahan penting
dalam menunjang kehandalan sistem tenaga listrik. Sehingga dalam sistem tenaga
listrik modern perlu menggunakan pengatur tegangan dan sistem penguatan medan,
untuk menjaga kestabilan sistem terhadap ganggguan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini dapat
dikemukakan:
a. Apa yang dimaksud dengan sistem eksitasi pada generator?
b. Bagaimana cara sistem eksitasi bekerja?
c. Bagaimana analisis sistem eksitasi pada generator?
d.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Kestabilas sistem tenaga listrik merupakan bagian yang perlu untuk dijaga dalam
operasi sistem tenaga, artinya ketersediaan tenaga listrik akan teteap terjaga
meskipun ada gangguan pada sistem tersebut. Dalam hal kestabilan yang harus
dijaga adalah bagaimana generator tetap bekerja dengan baik meskipun terjadi
perubahan tegangan pada konsumen. Salah satu untuk menjaga kestabilan generator
dan mengamankan generator adalah dengan menggunkan sistem eksitasi. Eksitasi
adalah bagian dari sistem generator yang berfungsi untuk membentuk atau
menghasilkan fluks magnet yang berubah terhadap waktu, sehingga dihasilkan satu
GGL induksi (Jerkovic, et el, 2010: 142).
Berdasarkan hukum Faraday, jika suatu penghantar yang dialiri arus listrik yang
digerakkan di sekitar kumparan, maka pada kumparan tersebut timbul GGL induksi
(Akhmad, 1983: 27), hal inilah yang dilakukan pada sistem eksitasi generator.
Kemudian tegangan induksi yang dihasilkan tergantung dari rata-rata perubahan
fluksi yang melingkupi. Tegangan yang dihasilkan terdapat pada kumparan jangkar
dan tergantung dari kuat medan pada rotor dan kecepatannya (Listen, 1988: 239).

2.2 Landasan Teori


Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator
dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator
bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Sistem ini merupakan sistem yang vital
pada proses pembangkitan listrik dan pada perkembangannya, sistem eksitasi pada
generator dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem Eksitasi dengan Sikat
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.
2. Sistem Eksitasi tanpa Sikat.
Brushless excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya adalah
pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator utama,
maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat arang
Kemudian secara umum sistem eksitasi pada generator juga terbagi menjadi dua
yaitu:
1. Sistem Eksitasi Statik
Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang
bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari
output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformer.
Gambar sistem eksitasi static

2. Sistem Eksitasi Dinamik.


Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang
merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya merupakan generator DC atau
dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan
menggunakan rectifier. Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu PMG (Permanen
magnet generator), mengghasilkan arus eksitasi AC yang disearahkan
menggunakan rectifier pada stator AC exsiter kemudian arus keluaran pada
generator AC eksiter di searahkan menggunakan rotating rectifier. Hasilnya
digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada generator utama. Jika tegangan
sudah mencapai nilai yang diinginkan untuk menjaga tegangan agar berada pada
nilai nominalnya menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator) yang
digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau menurunkan arus
eksitasinya.
Gambar sistem eksitasi dinamik
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Pada makalah tentang kestabilas eksitasi ini, tahapan metodologi yang dilakukan
antara lain ada lima tahap, yaitu yang pertama mengumpulkan dan mempelajari
literatur - literatur yang berhubungan dengan penentuan kestabilan sistem eksitasi.
Kemudian tahap selanjutnya adalah menentukan data - data dan parameter secara
langsung dari instansi terkait yang diperlukan. Tahap yang ketiga mengumpulkan
data-data teknis secara langsung dari instansi terkait. Tahap yang keempat mengolah
data yang telah diperoleh. Tahap yang terakhir adalah melakukan penulisan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diambil oleh penulis adalah
data sekunder dimana data tersebut telah digunakan oleh penulis lain pada karya
yang lain. Berikut adalah diagram alir dari metodologi penelitian tentang kestabilan
sistem eksitasi.

Mengumpulkan data

Menentukan data – data dan


parameter penelitian

Mengumpulkan data – data teknis

Mengolah data

Melakukan penulisan penelitian


3.2 Bahan

Data yang digunakan pada makalh ini adalah data sekunder atau data yang sudah
pernah digunakan oleh orang lain untuk melakukan penelitian. Dari nameplate
diperoleh:
Xs = 1,81 pu;
V = 15000 Volt;
I = 9623 A
Zbase = Vbase/Ibase
Zbase = 866,025/9623
Zbase = 0,9
Xs (Ω) = 1,81 x 0,9
Xs (Ω) = 1,6 Ω
Kemudian diperoleh juga data:
If = 954 A
V = 15 kV
Ia = 3950 A
Cos φ = 0,99
φ = 8,1 0
BAB IV
DISKUSI

Berdasarkan data – data sekunder yang diperoleh maka dapat dilakukan


perhitungan terhadap sistem eksitasi sebagai berikut:
a. Pengaruh Fluktuasi Tegangan
Xs = 1,81 pu;
V = 15000 Volt;
I = 9623 A
Zbase = Vbase/Ibase
Zbase = 866,025/9623
Zbase = 0,9
Xs (Ω) = 1,81 x 0,9
Xs (Ω) = 1,6 Ω
Kemudian diperoleh juga data:
If = 954 A
V = 15 kV
Ia = 3950 A
Cos φ = 0,99
φ = 8,1 0
Ea = V + jIXS
= 15 kV + (j3950x1,6)
= 16,3 kV ∟89,990
S =VxI
= 15000 x 3950
= 59,25 MVA
Q = S x Sin φ
= 59,25 MVA x Sin 8,10
= 8,3 MVAR
Dari perhitungan diatas didapatkan:

If (A) Ia (A) Cos φ VT (kV) Ea (kV) Q (MVAR)

954 3950 0.99 15 16.3 8,24


990 3900 0.98 15.1 16.4 11,7
1000 3900 0.98 15.2 17.5 11,8
1110 5700 0.97 15.3 17.81 16,7
1270 6100 0.95 15.4 18.23 29,3

b. Perhitungan Daya Reaktif


If = 884 A
V = 15,2 kV
Ia = 3866 A
Cos φ = - 0,99
φ = - 8,10
Sehingga
S =VxI
= 15,2 kV x 3866
= 59,6 MVA
Q = S x Sin φ
= 59,6 x Sin - 8,10
= -8,3 MVAR
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan:

If (A) Ia (A) Cos φ V (kV) Q (MVAR)

800 4000 -0.98 15 -12


820 4000 -0.98 14.9 -11,85
870 3900 -0.99 15 -11,63
884 3866 -0.99 15.2 -8,3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penulisan makalah tentang analisis kestabilan eksitasi pada
generator dapat disimpulkan bahwa sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC
sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet,
sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan
keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Sisten eksitasi terbagi
menjadi sistem eksitasi static (diam) dan dinamis (bergerak) kemudian sistem
eksitasi dengan sikat dan sistem eksitasi tanpa sikat.
Selanjutnya berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa fluktuasi
tegangan berkisar ± 0,66% dari tegangan nominal. Tegangan cenderung konstan agar
sinkronisasi terjaga dengan sistem. Kenaikan eksitasi awal berkisar ± 3,27%. Adanya
perubahan daya reaktif sebesar ± 5,26 MVAR. Arus medan generator mengontrol
daya reaktif yang disuplai generator ke sistem daya.
DAFTAR PUSTAKA

 Ridzki Imron, Analisis Pengaruh Perubahan Eksitasi Terhadap Daya Reaktif


Generator
 Jerkovic, V., Miklosevic, K., Zeljko, S., 2010, Excitation System Models of
Synchronous Generator, Faculty of Electrical Engineering Osijek, Croatia.
 Weedy, B.M., Cory, B.J., 1998, Electric Power System, John Wiley & Sons Ltd.,
Chichester, England.
 Akhmad, S., 1983, Sistem Eksitasi, Divisi Pemeliharaan PLTU Gresik, Gresik, hal.
27.
 H. Saadat, Power System Analysis, McGraw-Hill, Inc, 1999
 Stevenson, W.D, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat, Kamal Idris,
Penterjemah, Jakarta : Erlangga. 1984.

Anda mungkin juga menyukai