B. Tinjauan Pustaka
Sato et al. (1987) menerapkan modul daya sederhana dalam perakitan dan
memungkinkan melepas panas secara efisien yang dihasilkan oleh
transformator konverter dan perangkat daya pada sirkuit primer dan sekunder
yang dipisahkan secara elektrik satu sama lain. Modul daya terdiri dari
konstruksi sedemikian rupa sehingga transformator konverter, papan sirkuit
utama di satu sisi yang bagian dari sirkuit primer unit catu daya switching
terintegrasi, dan papan sirkuit sekunder di satu sisi di mana bagian dari sirkuit
sekunder unit catu daya switching terintegrasi secara tiga dimensi bergabung
ke dalam modul integral oleh resin konduksi termal tinggi dan sifat insulasi
listrik, sisi-sisi yang dipasang pada perangkat papan sirkuit primer dan
sekunder saling berhadapan. Transformator dapat ditempatkan di antara dua
papan sirkuit atau, sebagai alternatif, secara paralel dan berdekatan dengan
dua papan sirkuit.[10]
Seiersen (1990) meneliti suatu sirkuit catu daya yang terdiri dari dioda
transformator dan penyearah, di mana ujung lilitan sekunder dihubungkan ke
elektroda pertama yang seragam dari sepasang dioda penyearah (D1, D2)
yang elektroda keduanya terhubung ke satu terminal keluaran (-) dari daya
sirkuit suplai. Dalam penelitiannya juga diberi komponen reaktif yang
dihubungkan antara terminal keluaran lain (+) dari rangkaian catu daya dan
elektroda pertama dari masing-masing dioda penyearah. Ketika satu reaktansi
(misalnya L2) dapat mengirim arus (IL2) melalui satu (D2) penyearah
melayani sebagai dioda pemalas, sedangkan belitan sekunder dari
transformator menarik arus (IL1) melalui dioda penyearah yang sama,
pemanfaatan yang lebih baik dari transformator diperoleh dari pada bidang
sebelumnya, khususnya ketika tegangan keluaran relatif rendah, sedangkan
arus keluaran relatif tinggi.[11]
Hahn et al. (1999) membuktikan catu daya linier universal mampu secara
otomatis memasok output arus DC yang diatur dari berbagai input AC. Dia
memilih colokan listrik modular yang dapat dipertukarkan dikonfigurasi
untuk berpasangan dengan pasokan AC standar yang dapat disambungkan
dengan catu daya. Sirkuit catu daya terdiri dari transformator step-down dua-
belitan, penyearah dan konverter step-down buck DC / DC. Proyeksi pada
colokan listrik yang dipilih secara mekanis melibatkan sakelar pada catu
daya, yang menghubungkan kumparan utama transformator baik secara seri
atau paralel untuk mengakomodasi input 110 VAC atau 220 VAC. Dalam
pilihannya yang lain, penemuan ini terdiri dari steker listrik untuk mengakses
input VAC yang terhubung, dapat dilepas atau secara permanen, ke catu daya
yang terdiri dari transformator linier, penyearah gelombang penuh dan
konverter step-down forward DC / DC yang mampu mengakomodasi kisaran
penuh tegangan AC standar. Sumbat yang dapat dipertukarkan selanjutnya
dapat terdiri dari alat pengunci yang dapat dilepas yang secara mekanis
terhubung ke selubung dan dirancang untuk menggunakan sumbat listrik
untuk menjaga sumbat dalam posisi operasi.[5]
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1, catu daya ini dapat dikatakan
efisien karena memiliki tingkat efisiensi yang berkisar antara 98,69% –
99,26%, mengingat tidak ada catu daya yang sempurna atau memiliki tingkat
efisiensi 100%. Gambar 2.3 menunjukan pengukuran tegangan keluaran catu
daya sedangakan Gambar 2.4 menunjukan pengukuran catu daya dengan
regulator LM7805.
Catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau sumber daya
untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik yang
tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan
sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik.
Pada perubahan daya antara Alternating Current (AC) dan Direct Current
(DC) terdapat empat jenis proses yang telah dikenal yaitu sistem pengubahan
daya AC ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC. Masing-masing
sistem pengubahan memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi ada dua yang
implementasinya kemudian berkembang pesat dan luas yaitu sistem
pengubahan AC ke DC (DC catu daya) dan DC ke DC (DC-DC converter).
Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan
AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya
seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo
ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat
bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo)
memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN
hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator
lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan
oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya
menggunakan Tegangan AC 220Volt.
C.3. Dioda
Gambar 3.4. Rangkaian penyearah setengah gelombang (a) dan grafik tegangan
keluaran, 𝑣𝑜𝑢𝑡, dari rangkaian penyearah setengah gelombang (b).
Gambar 3.6. Rangkaian penyearah gelombang penuh (a) dan bentuk gelombang
tegangan keluaran (b).
Gambar 3.7. Rangkaian penyearah gelombang jembatan (bridge) (a) dan bentuk
gelombang tegangan keluaran.
Pada Hukum Ohm, besar resistansi suatu resistor dalam rangkaian dapat
diketahui dengan membagi tegangan yang ada pada resistor tersebut dengan
arus yang melewati resistor. Nilai resistansi yang besar dapat digunakan
untuk menghasilkan daya yang besar. Nilai daya yang dikonsumsi oleh suatu
resistor adalah sebanding dengan nilai resistansinya dan kuadrat arus yang
mengalir pada resistor.
Tipe resistor yang digunakan untuk mengukur arus adalah shunt resistor.
Resistor ini didesain dengan nilai resistansi yang sangat kecil, cukup untuk
mencegah rangkaian short sehingga nilai arus dapat diukur.
Pada rangkaian listrik, resistor berguna sebagai pembagi tegangan dan
shunt resistor. Pada pembagi rangkaian, minimal dua resistor dipasang
sebagai pembagi tegangan untuk mendapatkan tegangan besar tegangan
keluaran yang diinginkan. Sedangkan shunt resistor digunakan untuk menjadi
resistor untuk mengukur arus pada rangkaian. [7]
C.7. LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang
sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control
perangkat elektronik lainnya. [7]
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan
dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika.
Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen
sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena
itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak
digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu
tube.
220 VRMS
Sebagai penurun tegangan (step
5. Trafo 60Hz 1
down) PLN 220 V
0°
1 buah,
Sebagai jalur masuknya arus dan
7. Kabel steker ukuran yang
tegangan PLN menuju trafo
menyesuaikan
Perhitungan Pengukuran
Percobaan Ke -
Vout Vout
10
E. Hasil dan Pembahasan
<<on progress>>
F. Kesimpulan
<<on progress>>
Daftar Pustaka
[1] C. Zhai, D. Hanaor, and Y. Gan, “Universality of the emergent scaling in finite
random binary percolation networks,” PLoS ONE, vol. 12, p. e0172298, 2017.
[3] Faridah, 2019. Modul Ajar Elektronika. Laboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol,
UGM : Yogyakarta
[4] Faridah, 2019. Modul Praktikum Elektronika. Laboratorium Sensor dan Sistem
Telekontrol, UGM : Yogyakarta.
[5] Hahn et al., 1999. Universal Linear Power Supply. United States Paten. 5,973,948.
[7] Malvino, Albert Paul.1995. Electronic Principles, Fith Edition, McGraw-Hill. USA.
[8] Raudah, A., Ervianto, E., Lysbetti, M. N., 2016. Rancang Bangun Catu Daya dan
Software dalam Apikasi Anemometer untuk Alat Peringatan Angin Kencang,
Laporan Penelitian, Program Studi Teknik Elektro. Pekanbaru : Universitas Riau.
[9] Rizal, H. S., 2016. Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull Converter
Sebagai Catu Kontroler, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro. Semarang :
Universitas Katolik Soegijapranata.
[10] Sato et al., 1987. Power Supply Module. United States Paten. 4,712,160.
[11] Seiersen, 1990. Power Supply Circuit. United States Paten. 4,899,271.
[12] Timur et al., 2014, Rangkaian Catu Daya, E-Jurnal, Program Studi Fisika. Surabaya
: Institut Teknologi Sepuluh November.
[13] Yanis, R., Mahamit, D. J., Kendek, A. E., Sompie, S. R. U. A., 2013. Perancangan
Catu Daya Berbasis Up-Down Binary Counter Dengan 32 Keluaran, E-Jurnal,
Program Studi Teknik Elektro dan Komputer. Manado : Universitas Sam
Ratulangi.
Lampiran
<<on progress>>