Anda di halaman 1dari 41

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI


D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

POWER SUPPLY DC

NAMA : ELYANA SIMARMATA


NIM : 212411007
KELOMPOK : I (SATU)
GELOMBANG :A
ASISTEN : M. FIKRI ZALSYA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


DEPARTEMEN D-3 METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DASAR

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus
listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting
dalam elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada baterai atau
accu. Catu daya (Power Supply) juga dapat digunakan sebagai perangkat yang memasok
listrik energi untuk satu atau lebih beban listrik. Secara umum prinsip rangkaian catu daya
terdiri atas komponen utama yaitu ; transformator, dioda dan kondensator. Dalam
pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan komponen utama juga diperlukan
komponen pendukung agar rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik. Komponen
Pendukung tersebut antara lain : sakelar, sekering (fuse), lampu indicator, voltmeter dan
amperemeter, jack dan plug, Printed Circuit Board (PCB), kabel dan steker, serta Chasis.
Baik komponen utama maupun komponen pendukung sama sama berperan penting dalam
rangkaian catu daya. Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi
sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber
AC yaitu sumber tegangan bolak – balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan
sumber tegangan searah. Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun
sewaktu- waktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan
sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC
dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang
dibentuk dari dioda. Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah
gelombang, gelombang penuh dan sistem jembatan. Rangkaian Penyearah Biasanya
output dari rangkaian diberi suatu filter kapasitor untuk menghilangkan riak. Sesuai
namanya fungsi utama power supply yaitu untuk menyuplai tenaga atau tegangan listrik.

1.2 Tujuan
1. Untuk membuat rangkaian power supply dengan
regulator 2.Untuk mengubah aplikasi dioda sebagai
penyearah 3.Untuk menganalisa tegangan keluaran
regulator
4.Untuk mengetahui perata tegangan DC dengan kapasitor
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB II

LANDASAN TEORI

Elektronika Daya (Power Electronics) didefinisikan sebagai sebuah aplikasi elektronika


yang menitikberatkan pada pengaturan peralatan listrik yang berdaya besar dengan cara
melakukan pengubahan parameter-parameter listrik (arus, tegangan, daya listrik). Aplikasi
elektronika yang dimaksud disini yaitu rangkaian yang menggunakan peralatan elektronika
terutama semikonduktor yang difungsikan sebagai saklar (switching) untuk melakukan
pengaturandengan cara melakukan pengubahan tipe sumber dari listrik AC menjadi AC (AC
Regulator),perubahan listrik AC menjadi DC (Converter), pengubahan listrik DC menjadi DC
(DCConverter) dan pengubahan listrik DC menjadi AC (Inverter). Peralatan semikonduktor
yangdigunakan adalah solid-state electronics untuk melakukan pengaturan yang lebih efesien
pada sistem yang mempunyai daya dan energi yang besar. Rangkaian elektronika daya
memilikikarakteristik sebagai berikut:
1. Aplikasi teknik kontrol untuk mendapatkan efisiensi dalam proses konversi besaran
listrik. Salah satu permasalahan utama dalam proses perubahan besaran listrik
adalah efisiensi. Perubahan besaran listrik secara konvensional mempunyai
kelemahan yaitu rugi-rugi daya yang cukup besar sehingga efisiensinya rendah.
Dengan perkembangan elektronika daya, proses perubahan besaran-besaran listrik
dapat dilakukan dengan konsep switching elektrnik sehingga rugi-ruginya dapat
diminimalisasi.
2. Elektronika daya merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu Teknik
Tenaga Listrik, Elektronika dan teknologi sistem kontrol. Sebagaimana
dijelaskan pada sub bab sebelumnya, elektronika daya berkembang berkat
adanya dukungan dari berbagai ilmu lain. Perkembangan ilmu elektronika daya
harus didukung dengan peneitian bidang ilmu pendukung yang telah dibahas.
3. Elektronika daya menggunakan komponen elektronika daya (solid-state) untuk
mengontrol dan mengonversi tenaga listrik. Salah satu kunci keberhasilan
bidang ilmu elektronika daya adalah makin berkembangnya komponen-
komponen semikonduktor daya. Komponensemikonduktor yang dulu hanya
mampu menahan arus dan tegangan kecil, sekarang mulai berkembang
komponen-komponen yang mampu menahan arus dan tegangan tinggi. Hal
ini tidak lepas dari kebutuhan konsumen terutama dari industri dan juga
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
riset yang dilakukan oleh lembaga pendidikan.
4. Rangkaian elektronika daya terdiri atas input dan beban (load).
Prinsip rangkaian elektronika adalah melakukan konversi atau pengubahan dari input
menjadi output yang kemudian dihubungkan ke beban. Untuk memudahkan dalam
melakukan perancangan, analisis dan pengembangan perlu diperhatikan hal ini.
Rangkaian elektronika daya dapat dianalisis dari inputnya dan dibandingkan dengan
outputnya. Prinsip ini akan memudahkan para engineer dalam melakukan analisis
rangkaian elektronika daya.
5. Rangkaian elektronika daya dapat terdiri dari satu atau lebih converter untuk
melakukan perubahan parameter listrik.
Dalam aplikasinya, kombinasi berbagai rangkaian pengubah sering kali dikombinasi
dalam sebuah peralatan. Contoh sederhana yaitu pada peralatan Uniinterruptible Power
Supply (UPS), dimana pada peralatan ini terdapat pengubah listrik AC ke DC untuk
mengisi baterai, rangkaian pengubah DC ke DC untuk menyesuaikan kebutuhan
tegangan pengisian baterai. Pada saat listrik utama padam, maka listrik yang tersimpan
di baterai akan diubah menjadi listrik AC untuk mensuplai beban melalui peralatan
inverter.
Hal yang sama juga terjadi pada peralatan-peralatan elektronika daya lainnya seperti
Variable Speed Drive (VSD), rangkaian eksitasi generator dengan menggunakan eksitasi
terpisah maupun terintegrasi, lampu emergensi dan lainnya.Peralatan semikonduktor pada
sistem elektronika daya mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai berikut:
1. Pensaklaran (Switching)
Fungsi utama semikonduktor pada aplikasi elektronika daya adalah sebagai saklar
(switching) elektronik. Proses switching menjadi pokok bahasan utama pada materi
elektronika daya sehingga perlu difahami dengan baik. Switching dilakukan secara
elektronik dengan kecepatan tinggi yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dengan
rangkaian pembangkit pulsa seperti pada contoh berikut ini.
2. Pengubahan (Converting)
Fungsi kedua dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untuk melakukan
pengubahan atau converting dari tipe sumber. Konversi yang sering dilakukan pada
rangkaian elektronika daya yaitu mengubah bentuk gelombang listrik. Pengubahan
bentuk gelombang listrik didasarkan pada kebutuhan peralatan listrik dan sumber yang
tersedia. Proses pengubahan besaran listrik dapat terjadi dari AC ke DC, AC ke AC,
DC ke DC maupun dari DC ke AC. Proses pengubahan besaran meliputi pengubahan
bentuk gelombang arus, tegangan maupun besaran lainnya. Contoh pengubahan
energi listrik pada elektronika daya terjadi pada catu daya peralatan listrik seperti
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
lampu LED. Peralatan listrik lampu LED memerlukan catu daya DC dengan tegangan
sekitar 12 Volt, sedangkan sumber listrik yang tersedia adalah listrik AC 220 volt.
Oleh karena itu diperlukan rangkaian pengubah dari listrik dari tegangan listrik AC
220 Volt menjadi tegangan listrik DC 12 Volt. Demikian juga pada pembangkit listrik
tenaga matahari atau solar sel yang menghasilkan listrik DC sebesar 24 Volt. Jika
beban listrik yang digunakan adalah lampu AC atau TV, Motor Pompa AC 220 Volt,
maka dibutuhkan rangkaian elektronika daya untuk mengubah sumber listrik DC 24
Volt menjadi listrik AC 220 Volt.
3. Pengendalian (Controlling)
Fungsi ketiga dari peralatan semikonduktor elektronika daya adalah untuk melakukan
pengaturan aplikasi elektronika industri sesuai dengan yang diinginkan. Contoh
pengaturan adalah pengaturan tegangan, pengaturan arus, pengaturan daya listrik dan
pengaturan besaran-besaran lainnya. Dengan melakukan pengaturan besaran listrik
akan berpengaruh pada sistem kerja pada sistem yang bekerja di industri seperti
kecepatan putaran, tekanan, suhu, kecepatan gerak, dan sistem kerja (Ali, 2018)
DC Power adalah alat bantu utama yang sangat diperlukan sebagai suplai arus searah (direct
current) yang digunakan untuk peralatan-peralatan kontrol, peralatan proteksi dan peralatan
lainnya yang menggunakan sumber arus DC, baik untuk unit pembangkit dalam keadaan
normal maupun dalam keadaan darurat (emergency). Pada beberapa unit pembangkit kecil,
khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) maupun Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dengan kapasitas daya terpasang kecil, sumber DC Power digunakan sebagai
start-up unit. Dalam instalasi sumber tegangan/ arus searah (direct current, DC) meliputi
panel-panel kontrol, instalasi / pengawatan listrik, meter-meter, indikator dan perlengkapan
lainnya seperti: charger, baterai dan inverter. Sumber Instalasi DC Power dipasok oleh
rectifier atau charger baik dari sumber 3 phase maupun 1 phase yang dihubungkan dengan
baterai dengan kapasitas
tertentu sesuai kebutuhan dan tingkat kepentingannya.

Kapasitas baterai biasanya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada unit
pembangkit itu sendiri baik sebagai back up power ataupun start up unit. 2.
1. Penggunaan Sistem DC Power
Sistem DC Power pada unit pembangkit digunakan untuk mensuplai tenaga listrik
keperalatan-peralatan yang menggunakan arus searah.
2. Instalasi Sistem DC Power
Instalasi sistem DC power suatu pembangkit berfungsi untuk menyalurkan suplai DC
yang dipasok oleh rectifier atau charger tiga fasa maupun satu fasa yang dihubungkan
dengan satu atau dua set baterai. Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi atau suplai DC power
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
yang digunakan di unit pembangkit, antara lain:Instalasi Sistem DC Power 220 / 250
Volt, Instalasi Sistem DC Power 110 / 125 Volt, Instalasi Sistem DC Power 24 / 48
Volt.
Instalasi Sistem DC Power 220/250 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan
220/250 Volt ini dipasok dari charger yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari
panel DC ini digunakan untuk mensuplai : DC Station Board, antara lain untuk Motor-motor,
Indikator, Lampu Penerangan dll,Inverter yang digunakan untuk mensuplai Kontrol dan
Instrumentasi pada turbin, boiler, switchgear dll.
Instalasi Sistem DC Power 110 / 125 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan
110/125 Volt ini dipasok dari charger yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari
panel DC inidigunakan untuk mensuplai 125 Volt DC Station Board, untuk mensuplai
:Kontrol & Instrumentasi seperti pada Turbin, Boiler, Ash &Dash Handling dll. Relay
Proteksi Motor-motor DC 110/125 Volt
Instalasi Sistem DC Power 48 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan 48 volt
biasanya digunakan untuk Telekomunikasi (Telepon/Facsimile) dan Telepro- teksi (khusus di
Gardu Induk). Sedangkan instalasi DC power dengan sumber tegangan 24 volt DC biasa
digunakan pada Emergency Diesel Generator untuk Starting Aplications Pola Instalasi DC
Power Instalasi pada sistem DC power terdiri dari beberapa pola atau model berdasarkan
kondisi peralatan yang terpasang. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat keandalan yang
dibutuhkan dan kemampuan dari sumber DC itu sendiri.
Pola 1 Pola 1 ini terdiri dari : 1 trafo PS, 1 charger, 1 baterai dan 1 bus DC. Dalam hal ini
pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda Pola 2
Pola 2 ini terdiri dari : 2 trafo PS, 2 charger, 2 baterai dan 1 bus DC. Dalam hal ini pengaman
utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda Pola operasinya adalah :
Sistem 1 : PS 1, Charger 1 dan Baterai 1, beroperasi memikul beban Sistem 2 : PS 2,
Charger2 dan Baterai 2, beroperasi tanpa beban Sistem 1 dan sistem 2 beroperasi secara
bergantian yang dilakukan oleh Interlock System DC UtamaPola 3 Pola 3 ini terdiri dari : 2
trafo PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus DC. Pengaman utama dan cadangan menggunakan
MCB yang berbeda. Pola operasinya adalah : Sistem 1 : PS 1, Charger 1 dan Baterai 1,
beroperasi memikul beban Sistem 2 : PS 2, Charger 2 dan Baterai 2, beroperasi tanpa beban
Pada posisi normal sistem 1 dan sistem 2 operasi secara terpisah, posisi MCB keluar (MCB
kopel interlock dengan MCB sistem 1 dan sistem 2). Pada saat pemeliharaan sistem 1, MCB
sistem 1 dilepas maka MCB kopel akan masuk secara otomatis. Jadi Power Supply digunakan
untuk memasok atau menyediakan daya listrik ke perangkat. (Aslimeri, 2008)
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana. Transformator (T1) diperlukan untuk
menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
AC yang lebih kecil pada kumparansekundernya. Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan
hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban
R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan
penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT).
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common
ground..Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti
gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil
atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di
sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar. Ternyata dengan filter
ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata.
Tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-
c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk
beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.Kemiringan kurva b-c tergantung
dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c
akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-
c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan
ripple yang besarnya sama. Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki
tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor
C, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika
kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan
biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang
frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50
= 0.02 det.
Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh,
tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det. Penyearah
gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor. Bisa juga
dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda.
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala
listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang
diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp,
maka diperoleh hasil dari rumus yang sudah ditentukan kita tunjukkan sebagai berikut ini
maka diperoleh: C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF. Untuk kapasitornya yang sebesar
ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan di tegangan kerja maksimum
tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat
mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah
tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersediakapasitor yang demikian
besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor. (Rugianto, 2013)
Dibandingkan dengan regulator linier, penentuan efisiensi regulator switching jauh lebih
rumit. Regulator linier memiliki kerugian DC yang telah ditentukan sebelumnya dengan
mudah, yaitu disipasi terbesar terjadi pada transistor lintasan. Namun, regulator switching
belummelakukannya hanya kerugian DC tetapi juga kerugian AC yang terjadi di sakelar dan
komponen untuk penyimpanan energi. Misalnya, kerugian total dari sebuah sakelar tidak
hanya terdiri dari kerugian di on dan off, tetapi juga kerugian dalam transisi dari
menghidupkan dan mematikan. Dalam kasus ini dari sebuah transformator, kerugian total
dihitung dari jumlah AC (inti), AC (belitan) dan DC (berliku) kerugian.
Kerugian pada inti transformator disebabkan terutama oleh interaksi antara transformator
fluks magnet dan bahan inti (rugi histeresis, rugi arus Eddy). Berliku kerugian terjadi terutama
dari bahan belitan transformator (kerugian Ohmic, efek kulit).Efek bersihnya adalah kenaikan
suhu di transformator. Untuk menghitung efisiensi dari konverter DC / DC, kerugian dari
setiap bagian dari siklus konversi perlu ditemukan merata-ratakan kerugian selama seluruh
rentang siklus kerja PWM. Regulator sakelar menunjukkan efisiensi tinggi, karena sakelar
daya dihidupkan hanya untuk a waktu singkat relatif terhadap seluruh siklus pengalihan.
Kerugian dalam magnet, induktif dan komponen kapasitif dapat dikontrol dan diminimalkan
dengan desain yang cermat dan dengan se-lection, sehingga efisiensi konversi> 96% dapat
terwujud. Ini berarti hanya 4% dari input daya hilang dan diubah menjadi panas. Konverter
non-terisolasi umumnya lebih efektif daripada rekan-rekan mereka yang terisolasi, karena
lebih sedikit bagian yang terlibat dalam konversi daya dan kerugian transformator
dihilangkan. Namun meskipun tingkat kerumitannya lebih tinggi, DC / DC terisolasi efisiensi
konverter lebih dari 85% dapat dicapai, tergantung pada tingkat daya. Salah satu penyebab
utama hilangnya efisiensi adalah dioda keluaran. Jika arus keluaran adalah 1A dan penurunan
tegangan maju melintasi dioda 0.6V, maka 600mW akan hilang di dioda saja. Jadi, konverter
DC / DC arus keluaran tinggi sering menggunakan FET dengan pengalihan
sinkronmengurangi kerugian rektifikasi. Mungkin mengherankan mengetahui bahwa
konverter daya yang lebih rendah umumnya memiliki efisiensi yang lebih rendahdari
konverter daya yang lebih tinggi, terutama mengingat kerugian I2R yang lebih tinggi yang
terjadi pada arus keluaran. Namun, konsumsi daya internal dari pengontrol switching,
regulator shunt dan optocoupler (konsumsi "rumah tangga") memainkan peran penting.
Komponen Power Supply dan Fungsinya. 7 komponen dibawah terdiri dari 4 komponen
utama, yakni transformator, dioda, capacitor, dan IC voltage regulator.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Total permintaan rumah tangga adalah 1W, maka konverter 10W tidak dapat memiliki
efisiensi melebihi 90%, tetapi kemungkinan efisiensi maksimum dari konverter 100W adalah
99%. Kerugian rumah tangga juga menjelaskan mengapa semua konverter DC / DC memiliki
efisiensi 0% di bawah no-kondisi beban, karena konverter masih mengkonsumsi daya tetapi
tidak menghasilkan daya keluaran. FET mengonsumsi lebih banyak daya saat beralih daripada
dalam kondisi aktif atau nonaktif. Hal ini karena kapasitansi gerbang internalharus diisi dan
dikosongkan untuk mengganti output. Gerbang puncak arus 2A atau lebih tidak biasa.
Konverter DC / DC yang berjalan tanpa beban akan tetap menyala mengalihkan FET ratusan
ribu kali per detik, jadi bukan hal yang aneh untuk DC / Konverter DC agar tetaphangat tanpa
beban apa pun.
Ada dua tipe dasar kontrol PWM. Mereka berbeda dalam bagaimana umpan balik
dilakukan atau apa yang digunakan sebagai variabel kontrol. Salah satu teknik kendali adalah
kendali tegangan (voltage mode) penyimpangan dari tegangan referensi dan tegangan yang
terkait dengan arus, yang dapat berupa arus melalui sakelar daya dalam topologi non-
terisolasi atau arus primer dalam kondisi terisolasi konverter. Regulator tegangan konstan
hanya responsif terhadap perubahan tegangan beban dan menyesuaikan siklus kerja yang
sesuai. Karena tidak secara langsung mengukur arus beban atau tegangan input, ia harus
tunggu efek yang sesuai pada tegangan beban dengan perubahan apa pun pada arus beban
atau tegangan input. Keterlambatan ini mempengaruhi karakteristik kontrol dari regulator
switching selalu ada beberapa periode jam yang diperlukan untuk stabilisasi.
Loop kontrol harus ada- kedepan dikompensasikan untuk menghindari overshoot atau
ketidakstabilan tegangan keluaran. Di sirkuit ini, A1 apakah kesalahannya amplifier, A2
komparator PWM dan A3 adalah driver keluaran opsional yang digunakan sebagai antarmuka
untukmengendalikan sakelar daya. Generator ramp menghasilkan tegangan ramp periodik
VOSC, yang manameningkat secara linier dari nol pada awal siklus clock ke nilai tertentu yang
sesuai siklus tugas maksimum di akhir. Tegangan keluaran VF dari penguat kesalahan
A1adalah nilai yang sebanding dengan perbedaan antara tegangan referensi V REF dan tegangan
keluaran VFB terbagi. Di awal setiap jam siklus, ketika V FB lebih rendah dari VREF, tegangan
output dari penguat kesalahan tinggi. Sebagai out-menempatkan tegangan naik, V F menurun
sampai melewati tegangan VOSC naik, di mana A2 menjadi rendah selama sisa siklus. Dengan
demikian ada hubungan terbalik antara tegangan keluaran. Secara sederhana, power supply
(catu daya) adalah komponen yang memasok daya ke satu atau bahkan lebih beban listrik.
Jadi, power supply ini dirancang untuk mengubah beberapa bentuk energi yang berbeda,
seperti matahari, energi mekanik, kimia, hingga listrik. Pada dasarnya, adaptor merupakan
sebuah power supply yang voltasenya sudah disesuaikan dengan benda elektronik yang di-
supply. Arus listrik AC menjadi DC dinamakan DC Power Supply. (Roberts, 2016)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Komponen dan Peralatan


3.1.1 Komponen
1. Trafo

Fungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan.


2. Kapasitor 2 Buah
Fungsi untuk menyimpan muatan listrik.
3. Resistor

Fungsi untuk penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.


4.Dioda
Fungsi sebagai penyearah
5.IC Regulator
Fungsi mengukur tegangan di rangkaian elektronika.
6.LED
Fungsi untuk memancarkan cahaya dan pertanda bahwa suatu percobaan itu
berhasil.
3.2.1 Peralatan
1. Multimeter Digital
Berfungsi untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik dan ketahanan suatu benda.
2. Protoboard

Berfungsi sebagai tempat untuk merangkai komponen sementara.


3. Jumper

Berfungsi untuk antar penghubung komponen.


4. Penjepit Buaya
Berfungsi untuk menghubungkan alat dengan komponen.
5. Cok Sambung
Berfungsi untuk pembagi sumber tegangan dari PLN.
6. Tissue

Berfungsi untuk membersihkan semua peralatan.


3.2 Prosedur Percobaan

1. Rangkailah percobaan seperti pada ganbar di bawah ini.


LABORATORIUM ELEKTRONIKA

2. Hubungkan rangkaian pada arus PLN


3. Amatilah dengan multimeter tegangan keluarannya
4. Catat hasil pengamatan yang terukur dengan multimeter
5. Ulangi prosedur diatas dengan mengganti IC regulator C/R
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Power Supply Bipolar LM 7805/7905


7805 7905
Vout teori (V) 5 -5

7805 7905
Vout praktek (V) 5,34 -4,97

Medan, 10 Mei 2023

Asisten Praktikan

(M. Fikri Zalsya) (Elyana Simarmata)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
4.2 Analisa Data

1. Bandingkan hasil Voutput teori dan praktek

 Vout teori 7805 : Vout praktek 7805

5V : 5,34V

 Vout teori 7905 : Vout praktek 7905

-5V : -4,97V

2. Hitunglah persen deviasi

 Untuk power supply Bipolar LM 7805


𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = | | × 100%
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
5−
5,34
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = | | × 100%
5
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 6,8%

 Untuk power supply Bipolar LM 7905


𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = | | × 100%
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
−5 − (−4,97)
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = | | × 100%
−5
%𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 0,6%
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rangkaian power supply dengan regulator

2. Aplikasi dioda sebagai penyearah adalah mengubah arus bolak-balik (AC)


menjadi arus searah (DC). Penyearahan yang paling sederhana juga adalah
penyearahan setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda dan
yang disearahkan hanyalah setengah gelombang.

3. Analisa tegangan keluar

regulator IC 7805 = 1,85

IC 7812 = 11,87

IC 7808 = 3,51

Sehingga dapat ditarik kesimpulan makin kecil ukuran IC makin kecil pula
tegangan regulator keluarnya (Vout).

4. Perata tegangan DC dengan kapasitor adalah sebagai filter penyaring dan


mengubah tegangan AC ke DC.

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih serius lagi dalam belajar


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
2. Sebaiknya asisten laboratorium dapat lebih memperhatikan penampilannya
dalam mengajar agar lebih menarik

3. Sebaiknya laboratorium dilengkapi pendingin ruangan agar praktikan dan


asisten laboratorium tidak kepanasan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad.2018 .Aplikasi Elektronika Daya Pada Sistem Tenaga Listrik.

Yogyakarta : UNY Press.

Halaman : 7-12

Aslimeri, dkk.2008 .Teknik Transmisi Tenaga Listrik.Jakarta : Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan.


Halaman : 20-23

Robert, Steve.2016 .DC/DC Book of Knowledge. Gmunden : RECOM Engineering GmbH

& CO KG.
Pages : 45-46

Rugianto. 2013.Teknik Dasar Elektronika Komunikasi. Malang : Kementrian Pendidikan

& Kebudayaan.
Halaman : 39-43

Medan, 10 Mei 2023


Asisten Praktikan

(M. Fikri Zalsya) (Edenia Apriliani Sinulingga)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABOATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM
LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai