POWER SUPPLY DC
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk membuat rangkaian power supply dengan
regulator 2.Untuk mengubah aplikasi dioda sebagai
penyearah 3.Untuk menganalisa tegangan keluaran
regulator
4.Untuk mengetahui perata tegangan DC dengan kapasitor
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB II
LANDASAN TEORI
Kapasitas baterai biasanya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada unit
pembangkit itu sendiri baik sebagai back up power ataupun start up unit. 2.
1. Penggunaan Sistem DC Power
Sistem DC Power pada unit pembangkit digunakan untuk mensuplai tenaga listrik
keperalatan-peralatan yang menggunakan arus searah.
2. Instalasi Sistem DC Power
Instalasi sistem DC power suatu pembangkit berfungsi untuk menyalurkan suplai DC
yang dipasok oleh rectifier atau charger tiga fasa maupun satu fasa yang dihubungkan
dengan satu atau dua set baterai. Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi atau suplai DC power
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
yang digunakan di unit pembangkit, antara lain:Instalasi Sistem DC Power 220 / 250
Volt, Instalasi Sistem DC Power 110 / 125 Volt, Instalasi Sistem DC Power 24 / 48
Volt.
Instalasi Sistem DC Power 220/250 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan
220/250 Volt ini dipasok dari charger yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari
panel DC ini digunakan untuk mensuplai : DC Station Board, antara lain untuk Motor-motor,
Indikator, Lampu Penerangan dll,Inverter yang digunakan untuk mensuplai Kontrol dan
Instrumentasi pada turbin, boiler, switchgear dll.
Instalasi Sistem DC Power 110 / 125 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan
110/125 Volt ini dipasok dari charger yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari
panel DC inidigunakan untuk mensuplai 125 Volt DC Station Board, untuk mensuplai
:Kontrol & Instrumentasi seperti pada Turbin, Boiler, Ash &Dash Handling dll. Relay
Proteksi Motor-motor DC 110/125 Volt
Instalasi Sistem DC Power 48 Volt, Instalasi DC power dengan sumber tegangan 48 volt
biasanya digunakan untuk Telekomunikasi (Telepon/Facsimile) dan Telepro- teksi (khusus di
Gardu Induk). Sedangkan instalasi DC power dengan sumber tegangan 24 volt DC biasa
digunakan pada Emergency Diesel Generator untuk Starting Aplications Pola Instalasi DC
Power Instalasi pada sistem DC power terdiri dari beberapa pola atau model berdasarkan
kondisi peralatan yang terpasang. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat keandalan yang
dibutuhkan dan kemampuan dari sumber DC itu sendiri.
Pola 1 Pola 1 ini terdiri dari : 1 trafo PS, 1 charger, 1 baterai dan 1 bus DC. Dalam hal ini
pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda Pola 2
Pola 2 ini terdiri dari : 2 trafo PS, 2 charger, 2 baterai dan 1 bus DC. Dalam hal ini pengaman
utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda Pola operasinya adalah :
Sistem 1 : PS 1, Charger 1 dan Baterai 1, beroperasi memikul beban Sistem 2 : PS 2,
Charger2 dan Baterai 2, beroperasi tanpa beban Sistem 1 dan sistem 2 beroperasi secara
bergantian yang dilakukan oleh Interlock System DC UtamaPola 3 Pola 3 ini terdiri dari : 2
trafo PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus DC. Pengaman utama dan cadangan menggunakan
MCB yang berbeda. Pola operasinya adalah : Sistem 1 : PS 1, Charger 1 dan Baterai 1,
beroperasi memikul beban Sistem 2 : PS 2, Charger 2 dan Baterai 2, beroperasi tanpa beban
Pada posisi normal sistem 1 dan sistem 2 operasi secara terpisah, posisi MCB keluar (MCB
kopel interlock dengan MCB sistem 1 dan sistem 2). Pada saat pemeliharaan sistem 1, MCB
sistem 1 dilepas maka MCB kopel akan masuk secara otomatis. Jadi Power Supply digunakan
untuk memasok atau menyediakan daya listrik ke perangkat. (Aslimeri, 2008)
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana. Transformator (T1) diperlukan untuk
menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
AC yang lebih kecil pada kumparansekundernya. Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan
hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban
R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan
penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT).
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common
ground..Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti
gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil
atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di
sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar. Ternyata dengan filter
ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata.
Tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-
c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk
beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.Kemiringan kurva b-c tergantung
dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c
akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-
c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan
ripple yang besarnya sama. Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki
tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor
C, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika
kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan
biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang
frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50
= 0.02 det.
Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh,
tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det. Penyearah
gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor. Bisa juga
dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda.
Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala
listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang
diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp,
maka diperoleh hasil dari rumus yang sudah ditentukan kita tunjukkan sebagai berikut ini
maka diperoleh: C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF. Untuk kapasitornya yang sebesar
ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan di tegangan kerja maksimum
tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat
mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah
tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersediakapasitor yang demikian
besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor. (Rugianto, 2013)
Dibandingkan dengan regulator linier, penentuan efisiensi regulator switching jauh lebih
rumit. Regulator linier memiliki kerugian DC yang telah ditentukan sebelumnya dengan
mudah, yaitu disipasi terbesar terjadi pada transistor lintasan. Namun, regulator switching
belummelakukannya hanya kerugian DC tetapi juga kerugian AC yang terjadi di sakelar dan
komponen untuk penyimpanan energi. Misalnya, kerugian total dari sebuah sakelar tidak
hanya terdiri dari kerugian di on dan off, tetapi juga kerugian dalam transisi dari
menghidupkan dan mematikan. Dalam kasus ini dari sebuah transformator, kerugian total
dihitung dari jumlah AC (inti), AC (belitan) dan DC (berliku) kerugian.
Kerugian pada inti transformator disebabkan terutama oleh interaksi antara transformator
fluks magnet dan bahan inti (rugi histeresis, rugi arus Eddy). Berliku kerugian terjadi terutama
dari bahan belitan transformator (kerugian Ohmic, efek kulit).Efek bersihnya adalah kenaikan
suhu di transformator. Untuk menghitung efisiensi dari konverter DC / DC, kerugian dari
setiap bagian dari siklus konversi perlu ditemukan merata-ratakan kerugian selama seluruh
rentang siklus kerja PWM. Regulator sakelar menunjukkan efisiensi tinggi, karena sakelar
daya dihidupkan hanya untuk a waktu singkat relatif terhadap seluruh siklus pengalihan.
Kerugian dalam magnet, induktif dan komponen kapasitif dapat dikontrol dan diminimalkan
dengan desain yang cermat dan dengan se-lection, sehingga efisiensi konversi> 96% dapat
terwujud. Ini berarti hanya 4% dari input daya hilang dan diubah menjadi panas. Konverter
non-terisolasi umumnya lebih efektif daripada rekan-rekan mereka yang terisolasi, karena
lebih sedikit bagian yang terlibat dalam konversi daya dan kerugian transformator
dihilangkan. Namun meskipun tingkat kerumitannya lebih tinggi, DC / DC terisolasi efisiensi
konverter lebih dari 85% dapat dicapai, tergantung pada tingkat daya. Salah satu penyebab
utama hilangnya efisiensi adalah dioda keluaran. Jika arus keluaran adalah 1A dan penurunan
tegangan maju melintasi dioda 0.6V, maka 600mW akan hilang di dioda saja. Jadi, konverter
DC / DC arus keluaran tinggi sering menggunakan FET dengan pengalihan
sinkronmengurangi kerugian rektifikasi. Mungkin mengherankan mengetahui bahwa
konverter daya yang lebih rendah umumnya memiliki efisiensi yang lebih rendahdari
konverter daya yang lebih tinggi, terutama mengingat kerugian I2R yang lebih tinggi yang
terjadi pada arus keluaran. Namun, konsumsi daya internal dari pengontrol switching,
regulator shunt dan optocoupler (konsumsi "rumah tangga") memainkan peran penting.
Komponen Power Supply dan Fungsinya. 7 komponen dibawah terdiri dari 4 komponen
utama, yakni transformator, dioda, capacitor, dan IC voltage regulator.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Total permintaan rumah tangga adalah 1W, maka konverter 10W tidak dapat memiliki
efisiensi melebihi 90%, tetapi kemungkinan efisiensi maksimum dari konverter 100W adalah
99%. Kerugian rumah tangga juga menjelaskan mengapa semua konverter DC / DC memiliki
efisiensi 0% di bawah no-kondisi beban, karena konverter masih mengkonsumsi daya tetapi
tidak menghasilkan daya keluaran. FET mengonsumsi lebih banyak daya saat beralih daripada
dalam kondisi aktif atau nonaktif. Hal ini karena kapasitansi gerbang internalharus diisi dan
dikosongkan untuk mengganti output. Gerbang puncak arus 2A atau lebih tidak biasa.
Konverter DC / DC yang berjalan tanpa beban akan tetap menyala mengalihkan FET ratusan
ribu kali per detik, jadi bukan hal yang aneh untuk DC / Konverter DC agar tetaphangat tanpa
beban apa pun.
Ada dua tipe dasar kontrol PWM. Mereka berbeda dalam bagaimana umpan balik
dilakukan atau apa yang digunakan sebagai variabel kontrol. Salah satu teknik kendali adalah
kendali tegangan (voltage mode) penyimpangan dari tegangan referensi dan tegangan yang
terkait dengan arus, yang dapat berupa arus melalui sakelar daya dalam topologi non-
terisolasi atau arus primer dalam kondisi terisolasi konverter. Regulator tegangan konstan
hanya responsif terhadap perubahan tegangan beban dan menyesuaikan siklus kerja yang
sesuai. Karena tidak secara langsung mengukur arus beban atau tegangan input, ia harus
tunggu efek yang sesuai pada tegangan beban dengan perubahan apa pun pada arus beban
atau tegangan input. Keterlambatan ini mempengaruhi karakteristik kontrol dari regulator
switching selalu ada beberapa periode jam yang diperlukan untuk stabilisasi.
Loop kontrol harus ada- kedepan dikompensasikan untuk menghindari overshoot atau
ketidakstabilan tegangan keluaran. Di sirkuit ini, A1 apakah kesalahannya amplifier, A2
komparator PWM dan A3 adalah driver keluaran opsional yang digunakan sebagai antarmuka
untukmengendalikan sakelar daya. Generator ramp menghasilkan tegangan ramp periodik
VOSC, yang manameningkat secara linier dari nol pada awal siklus clock ke nilai tertentu yang
sesuai siklus tugas maksimum di akhir. Tegangan keluaran VF dari penguat kesalahan
A1adalah nilai yang sebanding dengan perbedaan antara tegangan referensi V REF dan tegangan
keluaran VFB terbagi. Di awal setiap jam siklus, ketika V FB lebih rendah dari VREF, tegangan
output dari penguat kesalahan tinggi. Sebagai out-menempatkan tegangan naik, V F menurun
sampai melewati tegangan VOSC naik, di mana A2 menjadi rendah selama sisa siklus. Dengan
demikian ada hubungan terbalik antara tegangan keluaran. Secara sederhana, power supply
(catu daya) adalah komponen yang memasok daya ke satu atau bahkan lebih beban listrik.
Jadi, power supply ini dirancang untuk mengubah beberapa bentuk energi yang berbeda,
seperti matahari, energi mekanik, kimia, hingga listrik. Pada dasarnya, adaptor merupakan
sebuah power supply yang voltasenya sudah disesuaikan dengan benda elektronik yang di-
supply. Arus listrik AC menjadi DC dinamakan DC Power Supply. (Roberts, 2016)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
7805 7905
Vout praktek (V) 5,34 -4,97
Asisten Praktikan
5V : 5,34V
-5V : -4,97V
5.1 Kesimpulan
IC 7812 = 11,87
IC 7808 = 3,51
Sehingga dapat ditarik kesimpulan makin kecil ukuran IC makin kecil pula
tegangan regulator keluarnya (Vout).
5.2 Saran
Halaman : 7-12
& CO KG.
Pages : 45-46
& Kebudayaan.
Halaman : 39-43