Nama :
Septi Rosihana Hamidah (062002104014)
Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin besar nilai daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau biasa disebut power factor
Cosϕ. Sehingga daya yang terbaca pada alat ukur (S) lebih besar daripada daya yang
sesungguhnya dibutuhkan oleh beban (P). Dimana,
Dari pengertian diatas kita dapat berikan contoh :
Misalkan pemakaian daya sebuah pelanggan PLN adalah 1500 W (1.5kW) dalam satu jam.
Pemakain itu hanya pada jam kerja mulai dari 08.00 – 16.00, yang berarti ada pemakaian
selama 8 jam. Berarti besarnya kWH yang digunakan dalam sebulan adalah :
1.5 kW x 8 jam x 30 hari = 360 kWH ,
Nilai inilah yang ditagih oleh PLN melalui hasil pembacaan pada kWH meter yang terpasang
pada instalasi pelanggan tersebut.
Kontrak PLN dengan pelanggannya ada pada satuan VA, tidak pernah dalam satuan kW.
Misalkan, pelanggan pada contoh diatas memiliki kontrak daya dengan PLN sebesar 2200
VA atau 2.2 kVA untuk saluran 1 phasa (220 V). Ini berarti , PLN sebagai penyedia tenaga
listrik akan menyalurkan daya listrik maksimum kepelanggan tersebut sebesar 2200 VA
dengan batasan arus sebesar :
S=VxI
I=S/V
I = 2000/220
I = 10 A
Batasan arus 10 A inilah yang nantinya akan digunakan oleh PLN untuk membatasi
pemakaian pelanggan, sehingga apabila arus yang digunakan oleh pelanggan tersebut lebih
besar dari 10 A, maka Circuit Breaker yang terpasang di kWH Meter akan jatuh (trip)
dikarenakan kelebihan beban.
2. Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe arus listrik bolak balik
adalah arus listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan waktu. Sumber arus AC
yang paling umum adalah berasal dari induksi elektromagnetik yaitu dari generator AC
yang secara eksklusif dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun dari
generator portabel (genset AC). Penggunaan arus AC yang paling umum adalah pada
rumah tangga, di mana arus AC dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menyalakan
perangkat-perangkat elektronik seperti televisi, air conditioner (AC), lampu rumah dan lain
sebagainya.
Sistem distribusi AC saat ini banyak digunakan untuk memenui kebutuhan energy listrik
dan telah diterapkan secara luas, Sistem ini mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Mudahnya transformasi tegangan dari satu level ke level lainya dengan
menggunakan transformator.
2. Kestabilan tegangan AC dapat dikontrol dari daya aktif melalui pengaturan reaktif.
3. Cocok diaplikasikan ke alat motor arus bolak balik.
4. Sistem proteksi pada AC lebih baik dibandingkan dengan system DC.
Selain meiliki keunggulan system AC juga memiliki kekurangan, diantaranya:
1. Ketidakstabilan frekuensi karena factor tertentu, seperti adanya fluktuasi beban
yang membuat nilai frekuensi tidak konstan
2. Diperlukan adanya sinkronisasi generator untuk generator yang dipararel sehingga
terdapat syarat yang dipenuhi seperti tegangan sama, frekuensi kedua generator
sama, urutan fasa sama dan sudut fasa sama.
3. Dapat timbul distorsi harmonic yang dapat mempengaruhi kualitas daya listrik.
4. Pada system yang menggunakan tiga fasa, dapat terjadi ketidakseimbangan tiga
fasa, hal ini disebabkan oleh impedansi beban masing-masing fasa yang tidak
identic.
Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus listrik searah. Ide
mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas Alva Edison melalui perusahaannya yaitu
General Electric dan digunakan secara komersil pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC
yang paling umum digunakan berasal dari proses kimiawi, hasil induksi elektromagnetik
dan bahkan berasal dari sumber energi alam yang terbarukan. Sumber arus DC yang berasal
dari proses kimiawi antara lain baterai (elemen Volta) dan akumulator (biasa disebut aki)
dan masih banyak lagi sumber arus DC lainya. Penggunaan arus DC yang paling sering
dijumpai adalah aki mobil, yang menjadi sumber energi listrik bagi perangkat elektronik di
dalam mobil seperti lampu mobil.
Penyaluran tenaga listrik dengan tegangan DC saat ini lebih jarang diterapkan daripada
penyaluran tenaga listrik dengan tegangan AC. Meski demikian, tegangan DC memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya :
1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yangb sama, kapasitas penyaluran dengan
system DC lebih besar daripada dengan system AC
2. Isolasi system DC lebih sederhana daripada system AC
3. Efisiensi (daya yang terpakai) lebih besar karena factor daya pada system DC = 1,
sedangkan factor daya pada system AC belum tentu 1, biasanya kurang dari 1 yang
menyebabkan tidak semua daya total menjadi day aktif.
4. Tidak ad persoalan frekuensi pada penyaluran jarak jauh menggunakan system DC