Anda di halaman 1dari 14

ALAT PENDETEKSI GEMPA

A. Landasan Teori

Alarm gempa sederhana ini dibuat, mengingat banyaknya kejadian gempa yang terjadi
tanpa sepengetahuan mereka yang menjadi korban gempa. Memang fatal akibatnya, apabila
ketika gempa terjadi kita tidak mengetahuinya dikarenakan teertidur pulas di atas kasur yang
nyaman. Bisa jadi saat itu kita lah korbannya.
Namun kini, kekhawatiran tersebut dapat teratasi dengan adanya alarm gempa sederhana.
Dengan menerapkan konsep fisika sebagai dasarnya, alarm gempa sederhana ini mampu
memberikan manfaat yang besar di masyarakat. Walaupun dengan peralatan, dan bahan yang
sederhana, namun dapat membantu menyelamatkan masyarakat yang terkena bencana gempa.
Manfaat lain yang dapat kita peroleh dari hadirnya alarm gempa sederhana ini, yaitu
dapat menerapkan konsep fisika yang kita pelajari di sekolah, di kampus, maupun di
lingkungan masyarakat luas. Konsep listrik alternative current, mendasari konsep penerapan
alarm gempa sederhana. Siswa atau mahasiswa dapat lebih memahami konsep arus listrik
AC, yang diterapkan dalam sebuah alat sederhana.

B. Cara Kerja Arus Listrik AC pada Alarm Gempa Sederhana

Sebelum kita mengetahui cara kerja arus listrik AC, terlebih dahulu kita mengetahui
apa yang dimaksud dengan listrik? Listrik merupakan energi yang dapat disalurkan melalui
penghantar berupa kabel, adanya arus listrik dikarenakan muatan listrik mengalir dari saluran
positif ke saluran negatif. Dalam kehidupan manusia listrik memiliki peran yang sangat
penting. Selain digunakan sebagai penerangan listrik juga digunakan sebagai sumber energi
untuk tenaga dan hiburan, contohnya saja pemanfaatan energi listrik dalam bidang tenaga
adalah motor listrik. Keberadaan listrik yang sangat penting dan fital akhirnya saat ini listrik
dikuasai oleh negara melalui perusahaan yang bernama PLN.
Listrik berdasarkan arus dan rangkaiannya dibagi menjadi dua jenis yaitu arus dan
rangkaian listrik AC dan DC.
1) Arus dan Rangkaian Listrik AC

Arus listrik AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya dan arah
arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk suatu
gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya
sinusoida. Di Indonesia sendiri listrik bolak-balik (AC) dipelihara dan berada dibawah

1
naungan PLN, Indonesia menerapkan listrik bolak-balik dengan frekuensi 50Hz.
Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk listrik bolak-balik 1 (satu) fasa
adalah 220 volt.

Gambar 1. Grafik Arus listrik bolak balik ( AC )

Perhitungan matematis pada listrik AC.

Listrik AC (Alternating Current) merupakan listrik yang kuat arus maupun


tegangannya merupakan fungsi periodik dari waktu, dalam artian besar arus maupun
tegangan dari listrik ini berubah ubah secara periodik. Adapun persamaan kuat arus maupun
beda potensial pada listrik AC adalah seperti berikut :
I = Imax sin (t) dan V = Vmax sin (t)
Contoh sumber arus listrik bolak balik ( AC )

Generator AC

Generator listrik bolak balik (AC) adalah alat yang digunakan untuk memproduksi
listrik bolak balik (AC). Generator ini terdiri dari dua bagian, yaitu rotor dan stator. Rotor
adalah bagian genertor yang bergerak, seperti kumparan. Sedangkan Stator adalah bagian
generator yang diam, seperti magnet permenen, cincin, dan sikat/terminal.

Gambar 2. Generator AC
Jala-jala PLN yang dihasilkan oleh : PLTA, PLTU, PLTP, PLTN, dll.

Gambar 3. Jaringan Listrik PLN

Inverter DC ke AC

Gambar 4. Inverter DC ke AC.

2) Arus dan Rangkaian Listrik DC

Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya
aliran arus pada listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung
negatif. Semakin kesini pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya dari negatif
(elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya
lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke negatif.
Arus DC mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya
diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan mendapatkan nilai
yang sama. Pada gambar grafik di bawah ini memperlihatkan hubungan antara
tegangan ( V ) dan waktu ( t ) pada Arus Listrik searah ( DC ).
Gambar 5. Grafik Arus Listrik Searah ( DC)
Contoh sumber arus listrik searah ( DC )
Batere/Baterai ( elemen kering ) Elemen Volta ( elemen basah )
Solar sel
Dinamo DC atau Generator DC

Gambar 6. Baterai

Accumulator ( aki = accu ) (elemen


basah )
Gambar 8. Dinamo DC

Adaptor AC ke DC : a. Adaptor
Sistem Perata Tunggal, b. Adaptor
Sistem Cabang Tengah, c. Adaptor
Gambar 7. Accumulator Sistem jembatan, d. Adaptor
Sistem Dwi Kutub

3) Cara Kerja Arus Listrik AC dalam Alarm Gempa Sederhana

Alarm Gempa Sederhana yang penulis buat, menggunakan energi listrik langsung
dari PLN. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja arus listrik AC yaitu bekerja bolak balik.
Mengapa penulis tidak menggunakan listrik dari baterai ? Hal ini dikarenakan jika
menggunakan baterai, kita tidak akan tau, kapan waktunya baterai itu diganti apabila
sudah habis, akibatnya jika kita tidak tau bahwa baterai sudah habis, sementara baterai
sudah habis, dipastikan kabel yang terhubung pada baterainya akan berkarat, karena
mengalami oksidasi.
Arus listrik dari PLN, dikatakan arus AC karena besar dan arah arusnya selalu
berubah-ubah dan bolak-balik. Listrik yang masuk dari PLN, langsung menuju ke
saklar yang menghubungkan kabel dari kabel dari alarm ke saklar. Ketika bandul
menyentuh kawat tembaga, arus listrik akan mengalir, dan menyebabkan bel bekerja
dan menghasilkan suara.

C. Proses Mengubah Energi Listrik Menjadi Energi Bunyi.


Proses mengubah energi listrik dari PLN hingga menjadi energi bunyi yang
dihasilkan oleh bel, terangkum dalam beberapa tahap. Pertama energi listrik diubah
menjadi energi gerak. Dalam proses ini listrik yang masuk ke dalam bel menyebabkan
bagian membran dalam bel bergetar yang menyebabkan resonansi 1 di sekeliling
membran tersebut . dari resonansi di sekeliling membran tersebut menghasilkan
sebuah gelombang longitudinal. Dari gelombang longitudinal tersebut, terciptalah
suatu bunyi nyaring dari bel.

D. Konsep Fisika yang Bekerja pada Alarm Gempa Sederhana (selain Arus Listrik
AC).

Pada Alat Alarm Gempa Sederhana ini, terdapat berbagai konsep fisika yang telah
kita pelajari, selain konsep arus listrik yang telah di jelaskan di atas. Konsep konsep
fisika tersebut diantaranya yaitu :
1) Konsep Getaran dan Gelombang

Getaran adalah gerakan bolak balik yang dialami suatu benda terhadap titik
kesetimbangan. Saat getaran tersebut merambat, maka menghasilkan sebuah
gelombang. Pengaruh getaran dan gelombang sangat mempengaruhi
keberfungsian alat ini. Ketika bumi bergetar, dan getarannya merambat pada
lempeng bumi, sehingga menghasilkan Gelombang Seismik 2, rambatan energi
yang dihasilkannya merambat keseluruh bagian bumi. Efek yang ditimbulkan
oleh adanya gelombang seismik diantaranya, bergerak atau patahnya lempeng
bumi, yang biasa kita kenal dengan istilah gempa bumi.
Dari keadaan lempeng bumi yang bergetar, bandul pada alarm gempa
sederhana akan bergerak dan bergetar. Getaran bandul menyebabkan bandul
menyentuh lingkaran kawat tembaga yang disambungkan listrik, dan bel.
Sehingga terdengar bunyi bel pertanda gempa bumi telah/sedang terjadi.
Di dalam bel, terdapat juga konsep gelombang, dimana listrik yang mengalir
pada bel menghasilkan getaran pada membran di dalam bel, yang menyebabkan
terjadinya resonansi pada sekitar membran. Resonansi di sekitar membran

1 merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang
bergetar.
2 adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi,
misalnya adanya patahan atau adanya ledakan.
menghasilkan gelombang longitudinal. Hasilnya bunyi bel pun terdengar nyaring
oleh kita

2) Pusat massa / titik berat benda.

Dalam alarm sedehana ini, penulis menggunakan bandul aka (bandul


berbentuk kerucut) sebagai sensor penentu tersambung dan masuknya listrik
menuju bel. Mengapa menggunakan bandul berbentuk kerucut? Bentuk kerucut
memiliki ujung yang lancip. Ketika unjung yang lancip tersebut diletakan di
bawah, lalu kerucut di ikatkan ujung atasnya, maka kerucut cendrung tetap pada
posisinya (ujungnya tetap lurus). Hal ini terjadi karena titik berat pada benda
kerucut yaitu dari tinggi kerucut. Tinggi kerucut terdapat pada sumbu y,
sehingga benda kerucut akan tetap tegar jika diikatkan pada sebuah kabel (diikat
bagian atasnya).

E. Dampak penggunaan alarm gempa sederhana dalam proses pembelajaran dan


dalam kehidupan sehari-hari
1) Dampak Positif (manfaat)

Dalam proses pembelajaran, alarm gempa ini dapat digunakan sebagai media
demonstrasi suatu konsep fisika, guna memudahkan proses belajar mengajar.
Selain itu pelajar dapat terasah kekreatifannya untuk membuat alat lain dari
konsep fisika yang dapat bermanfaat bagi kehidupan bersama.
Dalam kehidupan sehari hari, alat ini sangat berguna terutama pada daerah-
daerah yang rawan terjadi gempa. Alarm ini dapat digunakan sebagai media
peringatan telah/sedang terjadinyagempa bumi di wilayah tersebut. Selain itu
masyarakat juga semakin bertambah wawasannya, bahwa perangkat seperti ini
dapat dibuat dari alat yang sederhana.
2) Dampak Negatif (kerugian/kekurangan)

Alat peraga ini harus diletakan ditempat yang tepat, sebab ketika alarm
berfungsi akan ada percikan-percikan listrik yang keluar. Hal ini dapat
membahayakan pengguna. Selain itu, alat ini masih bersifat sebagai peringatan
saja, belum dapat mendeteksi seberapa kuat gempa yang telah/sedang terjadi.
PROSEDUR PEMBUATAN ALAT

A. Cara membuat alat

Cara membuat Alarm Gempa sederhana ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yaitu :
1) Tahap Perencanaan dan Persiapan
Dalam tahap ini, penulis merencanakan dan mempersiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk membuat sebuah alarm gempa sederhana. Selain itu, penulis juga
merencanakan waktu dan biaya pembuatan alat tersebut. Adapun alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk membuat sebuah alat peraga yaitu :

No Nama Bahan Banyak/jumlah/ukuran No Nama Alat Banyak/jumlah/ukuran


1 Bel 1 buah 1 Obeng 1
Kabel listrik 2 Korek api 1
2 1 meter
merah hitam
Kabel listrik 3 Gunting 1
3 1 meter
putih
Steker 4 Penggaris 1 (40 cm)
4 1 buah
mahkota
5 Pipa PVC 1 buah (d=1 inci) 5 Gergaji
Paku ukuran 6 Palu 1
6 + 5 buah (5,6 cm)
besar
Paku ukuran 7 Wadah gelas 2
7 + 10 buah (2,6 cm)
kecil
Kawat 8 Kuas 1
8 meter (d=1,5 mm)
tembaga
Bandul aka 9 Hamplas 1
9 1 buah
(kerucut)
10 Cat kayu 1 kaleng 10 Pulpen 1
11 Pengencer cat 1 botol 11 Tang 1
12 Papan kayu 1 potong
Tutup botol
13 1
bekas

Gambar Alat dan Bahan

Obeng. Bel listrik. Palu.


Kabel Kawat tembaga Gunting

Bandul aka Korek api Pengencer cat.

gunting Penggaris Cat kayu

Gergaji Paku. kuas

Papan. Pipa PVC Tutup botol bekas

hamplas tutup botol bekas gelas plastik


Gambar 9. Alat dan Bahan

2) Tahap Pembuatan
Pada tahap pembuatan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a) Tahap pembuatan alarm.

Pada tahap pembuatan alarm, tahapannya adalah sebagai berikut:


Tahap pertama, memasang kabel ke stekler. Caranya yaitu dengan membuka
bungkus kabel dengan membakarnya menggunakan korek api. Setelah bagian
pembungkusnya terbakar dan sedikit lembek dan hangus, tarik bungkus tersebuk
menggunakan alas tangan (lap) supaya tidak panas. Lalu, buka steker. Setelah
itu sambungkan kabel pada steker. Terlihat seperti pada gambar di bawah

Gambar 10. proses menyambungkan kabel pada steker.

Sambungkan kabel yang terhubung dengan bel, dan kabel yang terhubung
dengan steker. Proses penyambuungannya hampir sama dengan proses
sebelumnya, hanya saja kabel pada bel dan kabel pada steker dililitkan (dipilin)
sehingga kabel keduannya menyatu.

Gambar 11. proses menyambingkan kabel dari stekler dengan kabel dari bel.

Selanjutnya, gunakan kabel lain (kabel putih) untuk menyambungkan bandul


dengan bel, dan untuk menyambungkan kawat tembaga dengan stekler.
Sebelumnya kawat tembaga dibuat berbentuk lingkaran, tujuannya untuk
memudahkan penempatan bandul diantara kawat tembaga. Selain itu kawat
tembaga juga berfungsi sebagai sensor, yang meneruskan listrik ke bel.
Gambar 12. proses pembuatan lingkaran dari kawat tembaga.

Gambar 13. proses menyambungkan kabel pada bandul.

Berikutnya, sambungkan kabel dari bandul ke kabel dari bel.


Hal yang serupa juga dilakukan pada kabel stekler dengan kawat tembaga.
Setelah semuanya selesai, lakukan percobaan apakah alat bekerja dengan baik
atau tidak. Lakukan seperti pada gambar.

Gambar 14. Percobaan

b) Tahap membuat tiang/sandaran alarm.


Dalam pembuatan tiang/sandaran alarm, melalui beberapa tahap sebagai berikut :
Memotong papan sesuai ukuran yaitu 94x14,5 cm.
Gambar 15. Mengukur dan memotong papan.

Menghaluskan papan yang kasar menggunakan hamplas.

Gambar 16. Menghaluskan papan.

Memotong pipa PVC sesuai ukuran yaitu 60 cm.

Gambar 17. Proses mengukur, dan memotong pipa PVC.

Mengecat papan dan pipa. Pertama menyiapkan campuran cat dan


pengencernya pada gelas plastik. Aduk hingga campuran merata. Gunakan
kuas untuk mengecat ke seluruh permukaan papan dan pipa secara merata.
Lalu jemur hasil nya agar cat cepat kering.
Gambar 18. proses pengecatan.
Melubangi tutup botol bekas. Hal ini ditujukan agar keadaan bandul tetap
seimbang ketika kabelnya di dalam pipa.

Gambar 19. Melubangi tutup botol

3) Tahap Finishing
Tahap finishing disini adalah menggabungkan alarm dengan tiang/penompangnya.
Pisahkan kembali alarm yang telah dibuat untuk dirangkai pada sebuah papan.
Cat pipa yang telah kering lalu di angkat. Pipa kemudian dimasukkan tutub
botol yang sebelumnya telah dimasukkan kabel dari bandul dan dari kawat.

Gambar 20. Memasukan kabel dan tutup botol kedalam pipa.

Sebelum kabel disambungkan ke bel dan ke steker, pasangkan bel dan pipa ke
papan dengan menggunakan paku dan palu.
Gambar 21. Memasang bel dan pipa pada papan.

Sambungkan kabel dari bandul dengan bel, dan kabel dari kawat tembaga
dengan steker.

Gambar 22. Menyambungkan kabel

Rapihkan kabel. Jadilah Alarm gempa sederhana.

Gambar 23. Alarm Gempa Sederhana

B. Cara kerja alat.


Alarm gempa ini akan bekerja ketika gempa bumi terjadi. Ketika gempa terjadi,
getaran yang dihasilkannya menyebabkan gerakan pada bandul. Gerakan bandul ini lah
yang akan memicu bunyi pada bel. Apabila gerakan bandul menyebabkan bandul
bersentuhan dengan kawat tembaga, maka listrik akan mengalir menuju bel. Ketika listrik
mengalir menuju bel akan timbul getaran pada membran dalam bel. Membran yang
bergetar menghasilkan resonansi yang kemudian membuahkan gelombang. Gelombang
ini lah yang menghasilkan bunyi pada bel.
Listrik yang digunakan untuk menjalankan alat ini yaitu listrik yang langsung dari
PLN. Listrik dari PLN ini merupakan salah satu contoh dari listrik AC (alternative
current) dimana besar arusnya selalu berubah-ubah dan bolak balik.
C. Analisis data

Dalam proses pembuatan alat hingga alat selesai dirangkai dan dijalankan, penulis
mendapatkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari alat sederhana ini. Kelebihan dari
alat ini tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai media penyampaian sinyal,
bahwa sedang terjadi gempa. Selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh adalah alat ini
mudah untuk dibuat dan dirangkai oleh siapa saja, karena memerlukan alat dan bahan
yang relatif sederhana dan mudah ditemukan.
Tentunya kehadiran alat sederhana ini tak luput dari kekurangan yang tidak penulis
duga. Kekurangannya yaitu pada bel listrik dan kotak untuk menutupi bandul. Dalam hal
ini penulis keliru menggunakan bel, yang seharusnya menggunakan bel yang panjang ,
bukan menggunakan bel yang pendek. Maksud panjang disini adalah suaranya. Ketika
pemicu/sensor teraliri listrik lalu mengalir ke bel, maka bel akan mengeluarkan
gelombang suara yang panjang dalam satu kali sentuhan dari pemicu. Namun pada
akhirnya bel yang pendek suaranya pun dapat mengeluarkan suara yang nyaring dan
dapat terdengar dikala pemicu mulai tersentuh oleh aliran listrik.
Kekurangan yang kedua yaitu ketiadaannya kotak untuk menghindari percikan api
pada bandul. Saat bandul menyentuh kawat tembaga, maka arus listrik akan mengalir,
seketika saat proses mengalirnya listrik, percikan api muncul tanda listrik sedang
mengalir. Hal ini semestinya harus dihindari agar percikannya tidak menyentuh tubuh
kita. Namun percikan yang terjadi sangatlah kecil dan tidak begitu berbahaya bagi orang
dewasa, namun masih tetap bahaya bagi anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai