Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daya Listrik

Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat sehari-hari, di era medernisasi sekarang ini penggunaan
listrik semakin bertambah seiring dengan meningkatnya permintaan pasang baru.
Masyarakat menggunakan energi listrik mulai dari mengisi ulang baterai ponsel,
menyetrika pakaian, menonton TV, mencuci, memasak dan lain-lain. Bagi
kalangan non rumah tangga seperti kalangan industri dan pelaku usaha lainya,
listrik sudah menjadi kebutuhan vital demi kelancaran usaha mereka, seperti
misalnya minimarket, perkantoran dan lain-lain [1].
Daya ialah banyaknya perubahan energi terhadap waktu dalam besaran
tegangan dan arus. Pada dasarnya daya listrik di bagi menjadi 3 bagian,
diantaranya adalah daya nyata, daya semu, dan daya reaktif, ketiga jenis daya ini
sangat berkaitan erat dengan proses kerja peralatan listrik yg digunakan khusus
pengaruh pada (chosphi) atau faktor daya beban listrik yang mengalir [2].

2.1.1. Daya Nyata

Daya nyata adalah daya yang benar – benar digunakan dan terukur pada
beban saat dijalankan [1]. Daya nyata dibedakan berdasarkan penggunaanya yaitu
pada satu fasa atau tiga fasa secara matematis dapat ditulis :

Untuk 1 fasa : P = V ∙ I ∙ Cos φ (1)

Untuk 3 fasa : P = V ∙ I ∙ Cos φ ∙ √3

Keterangan : P = Daya aktif (W)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

Cos φ = Faktor Daya

5
2.1.2. Daya Semu

Daya semu adalah nilai tenaga listrik yang melalui suatu penghantar
tenaga listrik. Daya semu merupakan hasil perkalian dari tegangan dan arus yang
melalui penghantar dan dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu pada satu
fasa dan tiga fasa [1]. Secara matematis dapat dituliskan :

Untuk 1 fasa : S = V ∙ I (2)

Untuk 3 fasa : S = V ∙ I ∙ √3

Keterangan : S = Daya Semu (VA)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

2.1.3. Daya Reaktif

Daya reaktif adalah daya yang dihasilkan oleh peralatan – peralatan listrik.
Sebagai contoh, pada motor listrik terdapat 2 daya reaktif panas dan mekanik.
Daya reaktif panas karena kumparan pada motor dan daya reaktif mekanik karena
perputaran. Daya reaktif adalah hasil perkalian dari tegangan dan arus dengan
vektor daya [1]. Secara matematis dapat dituliskan :

Untuk 1 fasa : Q = V ∙ I ∙ Sin φ (3)

Untuk 3 fasa : Q = V ∙ I ∙ Sin φ ∙ √3

Keterangan :Q = Daya Reaktif (VAR)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

Sin φ = Besaran Vektor Daya

2.1.4. Faktor Daya

Faktor daya (Cos φ) merupakan suatu konstanta pengali dengan nilai 0


sampai 1, yang menunjukkan seberapa besar daya nyata yang diserap oleh beban
resistif dari daya semu yang ada pada suatu beban total [2].
2.2. Tegangan Dan Arus Listrik

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik yang dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik pada
suatu rangkaian listrik. Tegangan standar yang di sediakan PLN di Negara
Indonesia adalah 220 Volt dengan toleransi ± 5%. Sedangkan arus listrik (
Electric Current ) adalah muatan listrik yang mengalir pada sebuah media
konduktor dalam tiap satuan waktu. Muatan listrik pada dasarnya dibawa oleh
Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan positif,
sedangkan Elektron memiliki muatan negatif. Namun, Proton sebagian besar
hanya bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu
tempat ke tempat lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal ini dikarenakan elektron
dalam bahan konduktor seperti logam dan lainya sebagian besar bebas bergerak
dari satu atom ke atom lainnya [3].

2.3. Faktor Daya Dan Segitiga Daya

Menurut sejarahnya perkembanganya, penggunaan konsep daya semu


(apparent power) dan faktor daya (power factor) diperkenalkan oleh kalangan
industri penyedia daya listrik, yang bisnisnya memidahkan energi listrik dari satu
titik ke titik lain. Efesiensi proses pemindahan daya listrik ini terkait langsung
dengan biaya energi listrik yang pada gilirannya menjelma menjadi biaya yang
harus dibayarkan oleh konsumen. Hal yang mempengaruhi perpindahan energi
listrik tersebut adalah faktor daya. Untuk mencapai efesiensi pemindahan energi
yang mendekati 100 %, maka rangkaian harus memiliki nilai faktor daya sebesar
1. Namun hal tersebut mustahil untuk dicapai karena adanya rugi – rugi yang
ditimbulkan oleh media penghantar listrik dan juga beban listrik, terutama beban
induktif. Perbandingan antara daya nyata (watt) terhadap perkalian arus dan
tegangan (voltampere) disebut faktor daya (pf) [1]. Secara matematis faktor daya
(pf) atau disebut cos φ adalah sebagai berikut :
𝑝𝑓 = 𝑃 (𝑤𝑎𝑡𝑡) 𝑈𝐼 (𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)    𝑐𝑜𝑠𝜑 = 𝑃 𝑈𝐼 = 𝑑𝑎𝑦𝑎
𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢 

7
Prinsip dasar dari peningkatan faktor daya adalah dengan menyuntikkan arus
dengan fase mendahului ke dalam rangkaian agar menetralisir arus yang
ketinggalan fase. Salah satu caranya yaitu dengan memasang kapasitor daya pada
rangkaian. Dengan seiring berjalanya waktu dan kemajuan jaman yang semakin
pesat munculah beberapa alat alternatif untuk memperbaiki (Cos φ) daya listrik
untuh rumah tangga yg sudah beredar luas di pasaran yang sering disebut alat
penghemat daya [1].

2.4. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat untuk menyimpan muatan dan energi. Konstruksi
kapasitor umumnya terdiri dari dua buah konduktor yang berdekatan namun
dipisahkan oleh dielektrik. Kapasitansi kapasitor adalah suatu kemampuan
kapasitor untuk menyimpan muatan. Kapasitor elektrolit berisi suatu asam aki
(elektrolit). Elektrolit ini dapat dalam wujud suatu cairan kapasitor elektrolit
basah dan kering. Suatu kapasitor elektrolit kering berisi dua plat metal utama
yang dipisahkan oleh elektrolit. Kapasitor ditempatkan di dalam suatu aluminium
container silindris ataupun yg lainya.

Gambar 2.5 Kapasitor elektrolit


2.5. Alat Penghemat Daya

Alat penghemat daya listrik atau bisa disebut juga kapasitor daya adalah
suatu alat yang oleh perusahaan pembuatnya diklaim mampu menghemat
penggunaan daya listrik pada instalasi rumah tinggal. Alat tersebut juga diklaim
mampu menghemat biaya pemakaian listrik dari 10% hingga 30%. Alat
penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya (Cos φ)
sehingga dapat mengurangi daya reaktif atau Q (VAR) yang dihasilkan oleh
peralatan listrik yang digunakan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan daya listrik, akan tetapi bila alat tersebut tidak tepat dalam
pemasangan peruntukan bebanya maka yang terjadi akan malah sebaliknya atau
daya yg di keluarkan suatu alat akan semakin besar ( arus naik).

2.1.1 Motor Induksi 1 Fasa


Motor induksi satu fasa adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang
bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik. Motor induksi memiliki sebuah
sumber energi listrik yaitu disisi stator, sedangkan sistem kelistrikan disisi
rotornya di induksikan melalui celah udara dari dinding stator dengan hantaran
medan elektromagnet. Hal ini yang memnyebabkan diberi nama motor induksi,
adapun penggunaan motor induksi di antaranya adalah sebagai penggerak, seperti
kompresor, pompa air, kipas angin, dan peralatan workshop seperti mesin-mesin
bor, grinda, dan lain sebagainya. motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran
rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor
dengan putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Motor
induksi satu phasa tidak terjadi medan magnet putar seperti halnya motor induksi
tiga phasa. Sehingga diperlukan suatu kumparan bantu untuk mengawali berputar.
Motor induksi 1 fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan
U1-U2) dan belitan phasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja medan magnet
utama dan medan magnet bantu pada motor 1 fasa dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

9
Gambar 2.1 Belitan utama dan belitan bantu

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga


memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya
lebih besar dibanding impedansi belitan utama. Grafik arus belitan bantu dan arus
belitan utama berbeda phasa sebesar (φ), hal ini disebabkan karena perbedaan
besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini
menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus
bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda phasa
sebesar (φ) dengan medan magnet bantu. Berikut ini merupakan gambar grafik
arus belitan utama dan arus belitan bantu.

Gambar 2.2 Grafik arus utama dan arus bantu


Belitan bantu (1-Z2) pertama dialiri arus bantu menghasilkan fluk magnet
(Ф) tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama (U1- U2) dialiri arus
utama yang bernilai positif. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar
45° dengan arah berlawanan jarum jam seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2.3 Medan magnet pada stator motor satu phasa

Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga


menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya. Pemasangan
kapasitor secara seri dengan kumparan bantu, maka beda phasa antara arus
kumparan utama dan kumparan bantu akan menjadi besar (maksimum 900).
Akibat beda phasa yang besar ini, maka medan magnit putar yang dihasilkan oleh
kumparan stator akan menjadi besar dengan sendirinya gaya putar rotor akan
menjadi besar pula.

2.1.2 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa


Konstruksi motor induksi satu phasa hampir sama dengan konstruksi motor
induksi tiga phasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor.
Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris.
Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit. Konstruksi motor
induksi satu phasa dapat dilihat seperti dibawah

11
Gambar 2.4 Kosntruksi Motor induksi 1 fasa

Anda mungkin juga menyukai