Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pokok Mata Kuliah Pembangkit listrik


Dosen Pengampu:
: Arwadi Sinuraya, ST., M.T

Disusun Oleh :

NAMA MAHASISWA : Fernando Bregin Tarigan (5193331005)


Yandika Purba (5192431006)
Tri une Lumban Gaol (5193131010)
Yanti Damelia (5192131006)
Titin Safira (5193131008)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa agar kami dapat
menyelesaikan mini riset yang berjudul “Pemeliharaan PLTS”, makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas kelompok matakuliah Pembangkit Listrik. Kami ucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu kami menyelesaikan mini riset ini, sehingga kami dapat
menyelesaikannya tepat pada waktunya

Mini riset ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, sehingga kami berharap
uluran tangan dari para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan mini riset ini sesuai dengan harapan Anda.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga mini riset ini bermanfaat bagi kami
selaku para pembaca sekalian.

Medan, Desember,2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1............................................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................................1
1.2............................................................................................................................Rum
usan Masalah......................................................................................................1
1.3............................................................................................................................Tuju
an dan Manfaat Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1............................................................................................................................Pem
eliharaan PLTS..................................................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1............................................................................................................................KES
IMPULAN.........................................................................................................7
3.2............................................................................................................................SAR
AN.....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi tenaga surya bukan merupakan hal baru di Indonesia. Sejak tahun 1970an,
teknologi energi surya (photovoltaic) telah digunakan di beebrapa desa di Indonesia (Outhred
& Retnanestri, 2015). Pada tahun 1977, aplikasi sistem teknologi tenaga surya pertama kali
dipasang untuk sistem kontrol radio kereta api di Pulau Jawa. (Outhred & Retnanestri, 2015).
Sementara itu, program solar home system (SHS) telah banyak dipasang di desa-desa di
Indonesia sejak tahun 1990-an. Permasalahan yang terjadi pada banyak project adalah
pada keberlanjutan sistem pasca pemasangan SHS. Pada sekitar tahun 2013, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral mulai memasang PLTS Terpusat di daerah yang belum
mendapatkan akses listrik. Skema pemasangan PLTS yang dilaksanakan oleh kontraktor dan
memberikan pelatihan singkat kepada masyarakat/ operator sistem. Pada skema PLTS
Terpusat ini, permasalahan yang terjadi pun masih sama yaitu terkait dengan keberlanjutan
sistem. Aspek keberlanjutan sejatinya bukan hanya tanggung jawab komunitas di desa
maupun satu institusi pemerintah, tetapi lebih kepada koordinasi dan kerjasama antar
pemangku kepentingan untuk berfokus pada tujuan bagaimana sistem yang telah
terbangun dapat terus beroperasi sebagaimana mestinya. Komunitas pengelola
merupakan salah satu aktor terpenting dalam pemeliharaan pasca proyek. Masyarakat
sebagai penerima manfaat juga memiliki peran yang vital dalam keberlanjutan program.
Pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi hingga pemerintah pusat pun, memiliki peran
penting dan tidak dapat berlepas tangan dari permasalahan yang terjadi di lapangan.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemeliharaan PLTS?


2. Apa gunanya melakukan pemeliharaan PLTS?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan PLTS


2. Untuk mengetahui guna pemeliharaan PLTS
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pembangkit listrik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pemeliharaan PLTS

Operasi dan Pemeliharaan.gunanya untuk memastikan bahwa operasi dan pemeliharaan


PLTS yang dikembangkan Konsorsum Kemala berlanjut setelah program selesai, maka perlu
dilakukan hal-hal di bawah ini:

1. Pusat Layanan PLTS. Pengembangan Pusat Layanan PLTS dengan dukungan OPD
terkait serta PSE UGM sebagai anggota konsorsium untuk meningkatkan kapasitas SDM
SMK/Akademi Komunitas sebagai professional sebagai teknisi, network untuk
penyediaan spare part serta mitra Pemerintah Daerah untuk memelihara proyek PLTS
baik yang sudah ada maupun yang akan dikembangkan.
2. Penguatan unit O&P dan BUMDES/Koperasi. Untuk memastikan pemeliharaan seluruh
peralatan dan penyediaan baterei, unit O&P perlu diperkuat baik dari kapasitas teknis
maupun dari managerial. Pelatihan mengenai hal ini belum dilakukan.
3. Tabungan Battery dan Biaya O&P.

Penguatan Organisasi Lokal

a) Penguatan PCNU untuk dapat mengawasi keberlanjutan intervensi social di lokasi


proyek. PCNU merupakan unsur NU di daerah yang diharapkan dapat mengawal
keberlanjutan. Didalam pelaksanaan, organisasi NU di tingkat Kabupaten ini telah
dilibatkan dalam berbagai diskusi pelaksanaan. Pelaksana daerah saat inipun merupakan
orang-orang yang disetujui oleh organisasi NU di tingkat Kabupaten.
b) Pendirian organ yang tepat dibawah PCNU untuk mengawal intervensi di lokasi proyek.
Lakpesdam PBNU mendorong ada satu unit organisasi di bawah NU Kabupaten yang
memiliki perhatian khusus untuk mengawal keberlanjutan program setelah proyek selesai.

Tindak lanjut program kepada OPD setempat. Aktivitas pelatihan dan pendampingan untuk
pengelolaan usaha produktif maupun pengembangan pasar tidak sepenuhnya dapat
dilakukan didalam skema proyek. Delivery kepada OPD terkait di tingkat Kabupaten
masing-masing merupakan langkah yang akan dilakukan pada periode exit strategy. OPD
terkait kedua kabupaten telah menyanggupi untuk menindaklanjuti kebutuhan kelompok di
masing-masing desa.

Kerjasama dengan pihak-pihak non Pemerintah. Selain dengan OPD terkait, network untuk
mengembangkan pasar juga akan dikembangkan untuk membantu kelompok usaha
dalam memasarkan produk mereka. Selain itu, kerjasama dengan sekolah vokasi untuk
penyediaan teknisi bagi operasi dan pemeliharaan juga merupakan bagian dari exit strategy
untuk mendukung keberlanjutan infrastruktur PLTS yang dikembangkan proyek.

PILIHAN KEBIJAKAN

Pelaksanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang dilakukan Konsorsium


Kemala di dua desa di Tanjung Jabung Timur dan satu jorong di Solok Selatan telah
memberikan pelajaran berharga, baik bagi masyarakat di ketiga desa maupun bagi anggota
konsorsium. Keberhasilan program berbasis masyarakat dapat dicapai jika masyarakat dan
pemerintah serta stakeholder terkait bekerja sama untuk meyukseskan pembangunan
maupun pemeliharaan PLTS di tiap desa/jorong. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan program pasca proyek pembangunan PLTS dengan belajar dari
pengalaman Konsorsium Kemala adalah sebagai berikut:

1. Pertama, pembentukan kelompok pengelola PLTS idealnya dilakukan sejak awal


program. Pemahaman akan teknis dan administrasi PLTS tidak dapat disampaikan dalam
sekali atau dia kali pelatihan singkat, tetapi harus dipahamkan melalui pelatihan yang
intens dan dilakukan lebih dari sekali. Pemecaan masalah yang mungkin ada perlu
dilakukan agar pengelola tidak gagap saat kerusakan terjadi di unit-unit sistem yang
mereka kelola. Training yang dilakukan dalam sekali atau dua kali tidak ubahnya seperti
cara kontraktor yang memasang PLTS di daerah lain yang telah terbukti memiliki nilai
keberlanjutan yang rendah.
2. Kedua, komunikasi dengan stakeholders terkait perlu diperjelas sejak awal. Hal ini terkait
dengan poin (1), jika pengelola paham akan tugas dan tantangan yang dihadapi maka
pengelola secara langsung mengadvokasi kepada pemerintah desa, minimal, untuk ikut
mendukung keberlajutan program dengan berbagai cara, semisal menyediakan dana
pemeliharaan setiap tahun.
3. Ketiga, network yang telah dibangun dari awal, misalnya teknisi, akademi atau kampus
idealnya dilibatkan dalam setiap kegiatan. Hal ini penting agar terbentuk rasa
kebersamaan antara akademisi dengan pengelola. Tumbuhnya rasa saling membutuhkan
menciptakan komunikasi yang baik sehingga jika kelak terjadi permasalahan, pengelola
PLTS di desa dapat langsung menghubungi akademisi maupun teknisi terdekat. Teknisi
dan akademisi pun memahami peramasalahan yang terjadi dana dapat dengan senang
hati membantu menyelesaikan permasalahan teknis yang terjadi di desa.
4. Keempat, menghubungkan pengelola dengan rantai pasok terdekat agar mereka
mengetahui dimana tempat membeli komponen jika terjadi kerusakan.
5. Pada akhirnya proses setahun berjalan ini meyakinkan kita bahwa cara pemasangan SHS
maupun PLTS Terpusat tetap perlu dilakukan di desa-desa yang belum terlistriki di
Indonesia. Kondisi Indonesia yang tersebar atas ribuan pulau menjadikan tantangan
tersendiri bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memberikan listrik yang merata.
PLTS menjadi jawaban atas tantangan ini karena letak geografis Indonesia yang memiliki
iklim tropis dengan tersedianya cahaya matahari sepanjang tahun.

Demikian beberapa pilihan kebijakan yang bisa dilakukan demi keberlanjutan program
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk pedesaan.

Bagian Pemeliharaan :

1. Solar Panel : Pembersihan permukaan solar panel selama 1 minggu sekali Pemeriksaan
pemasangan instalasi : 2 minggu 1 kali 2.
2. Charger Controller : Pembersihan permukaan charger control : 1 minggu 1x Pemeriksaan
pemasangan instalasi : 2 minggu 1kali Pemeriksaan pengaturan operasi : 2 minggu 1x 3.
3. Inverter : Pembersihan permukaan inverter : 1 minggu 1x Pemeriksaan pemasangan
instalasi : 2 minggu 1x 4.
4. Baterai : Pembersihan baterai Pemeriksaan Instalasi
Pemeriksaan tegangan floating chaging pada baterai
Peralatan pada PLTS harus diperiksa dan dipelihara secara berkala untuk memastikan life
time pelayanannya. Pemeliharaan berkala meliputi pemeliharaan mingguan, bulanan dan
triwulanan. Jadwal pemeliharaan yang dilakukan oleh 2 orang teknisi yang rutin dilakukan
setiap 1 minggu 2 kali. Untuk bagian Pemeliharaan pada PLTS dengan jenis peralatan pada
solar panel dilakukan dengan cara membersihkan permukaan solar panel dengan kain lembut,
dilakukan setiap minggu. Pembersihan ini dilakukan untuk mencegah menumpuknya debu di
permukaan solar panel karena dapat berpengaruh terhadap hasil produksi energi listrik dari
solar panel. Pemeriksaan pemasangan instalasi atau sambungan listrik harus diperiksa secara
berkala setiap 2 minggu oleh teknisi, untuk memastikan bahwa sambungan tersebut bersih,
aman dan dalam keadaan baik.

Untuk bagian pemeliharaan pada PLTS dengan jenis peralatan pada Charger Controller
dilakukan dengan cara membersihkan permukaan Charger Controller dengan kain lembut
dilakukan setiap minggu. Pemeriksaan pemasangan instalasi atau sambungan listrik harus
diperiksa secara berkala setiap 2 minggu oleh teknisi, untuk memastikan bahwa sambungan
tersebut bersih, aman dan dalam keadaan baik. Pemeriksaan pengaturan operasi dilakukan
dengan cara memeriksa control inverter set points, pengaturan alarm, pengaturan waktu dan
tanggal, menghapus records dan logs energi, pengaturan konfigurasi dan pengaturan
parameter baterai.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada umumnya panel surya / solar cell tidak membutuhkan pemeliharan yang rutin seperti
genset. Genset umumnya diharuskan untuk dihidupkan satu kali seminggu, pemeriksaan oli,
pemeriksaan batere, dll. Pemeliharaan panel surya / solar cell:

1. Dibersihkan berkala untuk tidak mengurangi penyerapan intensitas matahari.


2. Mengatur letak dari panel surya / solar cell supaya mendapatkan sinar matahari langsung
dan tidak terhalangi objek (pohon, jemuran, bangunan, dll)

3.2. Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca sudah mengetahui cara pemeliharaan
yang benar dan guna dari pemeliharaan PLTS.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/330957281_Pemeliharaan_PLTS_Pasca_Proyek

http://www.panelsurya.com/index.php/id/panel-surya-solar-cells/pemeliharaan-panel-sel-surya

https://www.scribd.com/document/342151586/Laporan-Pemeliharaan-Plts

Anda mungkin juga menyukai