Oleh
Ulfa Ulfia
Nim B42140624
i
EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM PRODUKSI
PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
di Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Oleh
Ulfa Ulfia
Nim B42140603
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2.1 Bendungan .......................................................................................... 17
3.2.2 Tangki Surge ....................................................................................... 20
3.2.3 Saluran ................................................................................................ 21
3.2.4 Pipa pesat (Penstock) .......................................................................... 22
3.2.5 Rumah Pembangkit (Power House) .................................................... 23
3.3 Komponen Utama PLTA Ketenger ........................................................ 24
3.3.1 Turbin Air ........................................................................................... 24
3.3.2 Generator ............................................................................................ 26
3.3.3 Transformator ..................................................................................... 28
3.4 Komponen Pembantu PLTA Ketenger .................................................. 30
3.4.1 Governoor dan Kontrol Equipment .................................................... 30
3.4.2 Sistem Udara Kompresor .................................................................... 30
3.4.3 Air Breaking system ............................................................................ 31
3.4.4 Cooling Water System ......................................................................... 31
3.4.5 Battery................................................................................................. 32
3.5 Alur Proses Produksi PLTA Ketenger ................................................... 34
3.6 Sistem PLTA ............................................................................................. 35
3.6.1 Sistem Hidrolik ................................................................................... 35
3.6.2 Sistem Pelumasan ............................................................................... 35
3.6.3 Sistem Main Inlet Valve ..................................................................... 35
3.6.4 Sistem Pneumatik ............................................................................... 36
3.6.5 Sistem Governoor ............................................................................... 36
3.6.6 Sistem Cooling Water ......................................................................... 36
BAB 4 PERHITUNGAN EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM
PRODUKSI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER......................................................................... 38
4.1 Sistem Produksi Listrik ........................................................................... 38
4.1.1 Tinggi Jatuh Air .................................................................................. 39
4.1.2 Jumlah Air yang Digunakan ............................................................... 39
Contoh: ................................................................................................... 2645 KW
39
iv
4.1.3 Turbin yang Digunakan ...................................................................... 40
4.2 Efisiensi Produksi Listrik Plta Ketenger ............................................... 41
4.3 Pemakaian Sendiri & Loses Pada produksi Listrik di Plta Ketenger 41
4.3.1 Pemakian sendiri ................................................................................. 41
4.3.2 Losses pada sistem produksi ............................................................... 42
BAB 5 PEMBAHASAN ...................................................................................... 44
5.1 Hasil Produksi Plta Ketenger ................................................................. 44
5.2 Data dan Teknis Perhitungan ................................................................. 45
5.2.1 Data Teknis ......................................................................................... 45
5.2.2 Perhitungan ......................................................................................... 47
5.3 Data Hasil Produksi Plta Ketenger ........................................................ 48
5.3.1 Hasil Analisa Data .............................................................................. 48
5.3.2 Hubungan Hasil Produksi terhadap Pemakaian Air Total .................. 50
5.3.3 Hubungan Hasil Produksi terhadap PS Total & Losses...................... 52
5.3.4 Hubungan Hasil Produksi terhadap PS Auxilary................................ 54
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 56
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 56
6.2 Saran ......................................................................................................... 56
v
LEMBAR PENGESAHAN
Ulfa Ulfia
NIM B42140603
Tim Penilai
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
memberikan kesempatan mahasiswanya untuk menjalani Praktek Kerja Lapang
(PKL) yang merupakan kuliah praktik khususnya Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA).
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pembangkit yang
memanfaatkan energi air yang diubah dari energi potensial yang memanfaatkan
tinggi terjunan menjadi energi mekanis untuk menggerakkan turbin dan memutar
generator, lalu diubah menjadi energi elektromagnetis dan menghasilkan energi
listrik. PT. Indonesia Power UP Mrica Sub Unit Plta Ketenger merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak pada sektor pembangkitan listrik tenaga air di
Indonesia dan berada dibawah naungan PT PLN Persero. PT. Indonesia Power UP
Mrica Sub Unit Plta Ketenger memproduksi 8,5 MW energy listrik, yang terdiri
dari 4 Unit PLTA yang masing – masing terdiri dari 4 generator turbin air dan 4
turbin air.Energi listrik yang dihasilkan Plta Ketenger disalurkan keberbagai
daerah antara lain Purwokerto, Purbalingga, Gombong, Karanganyar, Kebumen
dan pompa air Gambarsari serta Pasanggrahan melalui saluran tinggi 30 KV.
Efisiensi produksi listrik merupakan hubungan atau perbandingan antara
faktor keluaran (output) dan (input) dari hasil produksi listrik Plta Ketenger. Dari
hasil efisiensi tersebut kemudian dapat mencari nilai pemakaian sendiri dan losses
pada sistem pembangkit Plta Ketenger. Pemakaian sendiri merupakan bagian dari
sistem pembangkit. Sistem pembangkit mulai beroperasi dari generator hingga
penyaluran energi listrik. Daya listrik pemakaian sendiri juga dapat dimanfaatkan
didalam dunia perindustrian maupun perkantoran. Dimana fasilitas-fasilitas yang
tersedia mulai dari penerangan gedung, penerangan bengkel, penggerak
motor,pendingin ruangan dan lain-lain merupakan hasil dari sebagian daya yang
dihasilkan untuk pemakaian sendiri. Sedangkan losses adalah rugi- rugi atau daya
yang hilang yang terjadi pada sistem pembangkit listrik.
2
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah Praktek Kerja Lapang yang dilakukan oleh
mahasiswa diperusahaan Pembangkitan Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketetenger
adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengalaman kerja nyata dan menambah ilmu pengetahuan pada
industri khususnya pada industri pembangkitan energi listrik tenaga air.
2. Mampu mengamati proses dan produksi secara langsung sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan situasi serta kondisi dalam industri.
3. Meningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa melalui latihan
kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang energi
terbarukan.
4. Dapat memahami perbedaan metode-metode lapangan secara teoritis dan
praktikum dalam sistem pembangkit listrik tenaga air.
3
1. Mendapatkan tambahan wawasan serta gambaran mengenai prinsip dan cara
kerja pembangkit listrik tenaga air PLTA khususnya di PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Mrica.
2. Mendapatkan pengalaman mengenai maintenance mesin yang dilakukan
di PLTA secara langsung di lapangan.
3. Mendapatkan pengalaman tentang keselamatan, kesehatan, kerja (K3).
4. Melaksanakan tugas khusus selama praktek kerja lapang serta
pembuatan laporan harian yang dicantumkan dalam laporan praktek kerja
lapang.
5. Melatih kedisiplinan dalam dunia kerja nantinya.
4
1.4 Metode Pelaksanaan
Metode yang dilaksanakan dalam pengumpulan data penulisan laporan
praktek kerja lapang ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Pengumpulan data-data dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan khususnya pada sistem Plta Ketenger PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Mrica.
b. Metode Wawancara
Pengumpulan data dengan menanyakan secara langsung tentang hal-hal yang
berakitan dengan permasalahan yang sering timbul berdasarkan tema laporan
yang diambnil kepada pembimbing lapangan dan pihak terkait di Plta
Ketenger PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica.
c. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan mencari referensi dan modul-modul pendukung
yang terdapat di ruangan perpustakaan Plta Ketenger PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Mrica.
5
BAB 2
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
6
Tabel 2. 1 Kapasitas Pembangkit PT. Indonesia Power Tahun 2013
7
2.1.2 Tujuh Nilai Perusahaan IP-AKSI
1. IP-AKSI
PT. Indonesia Power membuat kebijaksanaan bagi karyawannya yang di tuangkan
dalam IP-AKSI yaitu
3 4
8
4. Pondasi digambarkan berupa pita bertuliskan motto Trust Us For Power
Excellence menunjukan kepercayaan dari para stakeholder yang diperoleh
dari layanan excellence perusahaan.
5. IP AKSI berada di tengah lingkaran ada gerakan dinamis motor IP AKSI
yang menggerakan dan menguatkan bangunan, berakar pada nilai-nilai
universal Integritas, Professional, Proaktif dan luwes dalam ber-Sinergi
memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan perubahan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Berikut penjelasan nilai-nilai universal IP-
AKSI :
a. Integritas Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan
yang terbaik kepada perusahaan.
b. Professional Menguasai pengetahuan, keterampilan, dank ode etik
sesuai bidang.
c. ProaktifInsan IP senantiasa peduli dan cepat tanggap untuk
peningkatan kerja dan kepercayaan.
d. Sinergi Senantiasa membangun hubungan kerja sama yang produktif
atas dasar saling percaya untuk menghasilkan karya yang unggul.
6. Sudut-sudut panah yang fleksibel (tidak runcing) menggambarkan
keluwesan perusahaan memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan
perubahan.
7. Visi dan Misi Perusahaan
9
1. Makna Logo Perusahaan
a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis
huruf FUTURA BOOK REGULER dan FUTURA BOLD menandakan font
yang kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik
ini merupakan simbol yang digunakan sebagai besar materi komunikasi
perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan
dapat langsung terwakili.
10
2.1.4 Sejarah Singkat PT Indonesia Power UP Mrica
11
2.1.5 Sejarah Singkat Plta Ketenger
12
4. Sangat menunjang program listrik masuk desa sisi pariwisata alamnya dan
peluang – peluang bisnis lainnya yang sangat tergali seperti air minum mineral
dan agribisnis.
5. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekelilingnya.
13
Supervisior senior bertugas sebagai leader Plta Ketenger dengan memberikan
supervise dan mengkoordinir seluruh bidang beserta karyawannya, agar terjalin
kerjasama dan kekompakan kerja antar bagian baik. Sehingga memperlancar
dalam proses operasional PLTAKetenger dengan baik dan handal. Serta
membuat laporan seluruh kegiatan ke kantor UP Mrica Banjarbegara.
2. Teknisi Mesin
a. Membuat rencana : jadwal pemeliharaaan, rencana biaya dan jumlah.material
yang diperlukan untuk pemeliharaan mesin dan kelengkpannya.
b. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.
c. Mengatasi gangguan pada peralatan kontrol dan kkelengkpannya.
d. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
f. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisior.
3. Teknisi Listrik dan Kontrol
a. Membuat rencana : jadwal pemeliharaan, rencana biaya, dan jumlah material
yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan kelengkapannya.
b. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.
c. Mengatsi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.
d. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
f. Membuat laporan pekerjaanya kepada supervisior pemeliharaan.
g. Membuat rencana : jadwal pemeliharaan, rencana biaya, dan jumlah material
yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan kelengkapannya.
h. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.
i. Mengatsi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.
j. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
k. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
l. Membuat laporan pekerjaanya kepada supervisior pemeliharaa
14
BAB 3
KEGIATAN UMUM LOKASI PKL
15
terhadap kinerja komponen utama, pembantu dan fasilitas yang digunakan serta
dilakukan pembersihan serta perawatan untuk menunjang proses pembangkitan
tenaga listrik.melakukan inspeksi terhadap kinerja komponen utama, pembantu dan
fasilitas yang digunakan serta dilakukan pembersihan serta perawatan untuk
menunjang proses pembangkitan tenaga listrik.
16
kerusakan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tindakan ini lebih
memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan menganalisa
masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Pada PLTA Ketenger terdapat
beberapa kegiatan selama praktek kerja lapang, dimana terdapat beberapa
komponen yang rusak dan harus segera diperbaiki, dimana dalam kegiatan ini
terdapat kegiatan pembongkaran dan perakitan kembali komponen yang akan
diperbaiki.
17
Gambar 3. 1 Kolam Tando Harian Muntu
2. Dam Jepang
Bendungan Jepang berfungsi sebagai penampung air sungai Banjaran dan
kemudian dialirkan dan kemudian dialirkan ke kolam Rumah Putih untuk
menaikkan permukaan air supaya menciptakan tinggi jatuh air. Berikut antara lain
:
18
Gambar 3. 2 Dam jepang
19
3.2.2 Tangki Surge
Pada suatu instalasi pembangkit listrik tenaga air harus memperhitungkan
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan pada saluran pipa pada intalasi tersebut
misalnya terjadinya water hammer akibat penutupan katup secara cepat.
Water hammer ini dapat menimbulkan peningkatan tekanan pada aluran
pipa sehingga dapat menyebabkan pecahnya pipa apabila tekanan melebihi
kekuatan maksimum dari pipa yang ada. Oleh karena itu perlu dipaag tangki surge
yang memiliki fungsi utama untuk mengurangi terjadinya water hammer akibat
perubahan beban, menampung air saat beban mendadak turun, mensuplai air pada
saat pembabanan mendadak turun, dan lain sebagainya.
Data tenik dari tangki surge adalah sebagai berikut
Tinggi : 30,8 m
Lua Penampang : 1,52 m2
Panampang penampang pelimpah : 33 m
Luas penampang pelimpah : 0,4 m
20
3.2.3 Saluran
1. Saluran Pelimpah
Saluran pelimpah adalah salah satu komponen utama yang memiliki fungsi
dan kegunaan untuk menyalurkan atau mengalirkan air dari waduk yang telah
digunakan untuk keperluan pembangkitan listrik. Dalam saluran pelimpah
terdapat tanggul sisi yang berfungsi sebagai pagar atau tembok pembendung air
yang menggenangi dan dibangun sebelah sisi kanan dan sisi kiri dari bendungan
utama bendungan.
3. Terowongan Tekan
Terowongan yang berfungsi sebagai penyalur air dari bangunan penyalur
bangunan pengambil air (power intake) ke mesin pembangkit. Ada berbagai
macam head race antara lain terowongan saluran terbuka dan saluran tertutup.
Penampung saluran atas umumnya berbentuk bulat atau tapal kuda dan untuk
terowongan pada PLTA Ketenger memiliki surge tank atau tangki pendatar.
21
4. Tail Race
Sebuah saluran air dari turbin melalui draft tube (pipa lepas) dan diteruskan
ke saluran pembuangan. Saluran ini biasanya terdiri dari waduk awal (forebay)
yang dihubungkan ke pipa lepas (draft tube) saluran bawah dan keluar (outlet).
22
3.2.5 Rumah Pembangkit (Power House)
Bagian utama yang didalamnya terdapat bagian – bagian utama Pembangkit
Listrik Tenaga air (PLTA) Ketenger, seperti turbin, generator, ruang kontrol,
ruang tegangan tinggi, dan peralatan pendukung lainnya.
Data teknis Power House di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger,
adalah sebagai berikut :
23
3.3 Komponen Utama PLTA Ketenger
24
Gambar 3.9 Turbin unit 3
25
Pabrik : Shaoyang Hengzuan Zijiang Power Equipment
co.ltd China
Daya : 0.516 MW
Putaran : 300 rpm
Debit : 4,5 m3/detik
Head : 13 m
Tahun operasi : 201
3.3.2 Generator
Komponen penting yang berfungsi mengubah energi mekanik berupa
putaran menjadi energi listrik. Prinsip kerja dari generator berdasarkan pada
prinsip kerja induksi magnet. Apalagi rotor berputar, maka akan terjadi tegangan
induksi pada belitan stator dan menghasilkan energi listrik. Jumlah generator yang
beroperasi di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger sampai saat ini
berjumlaah 4 unit.
26
Tegangan : 5.700 – 6.600 Volt
Power factor : 0,8
Frekuensi : 50 Hz
Arus : 385 – 446 Ampere
Phasa :3
27
Gambar 3.13 Generator unit 4
3.3.3 Transformator
Bagian utama lainnya yang berfungsi dalam proses pendistribusian tenaga
listrik dari generartor kepemakai. Tanpa transformator hampir tidak mungkin
untuk mendapatkan penggunaan praktis dari energi listrik. Transformator di
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger, antara lain transformator
utama, transformator pemakai sendiri (PS), dan transformator eksitasi.
Bagian utama yang merupakan fasilitas pendukung dari suatu pembangkit dan
berfungsi sebagai penghubung antara sistem pembangkit dengan sistem transmisi.
Data teknis dari gardu induk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger,
antara lain :
28
Gambar 3.14 Transformator unit 1 dan 2
29
Daya : 2.000 KVA
Frekuensi : 50 Hz
Vektor Group : YDN 5
Sistem Pendingin : ONAN
Pasangan : Atas
30
memiliki 2 buah kompressor dimana salah satunya adalah sebagai kompresor
utama yang lainnya adalah sebagai stand by compressor (cadangan).
31
Gambar 3.17 cooling water system
3.4.5 Battery
Battery adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan
juga sebagai sumber arus listrik pada saat pembangkit tidak hidup. Bateri terdiri
atas satuan-satuan dasar elektrokimia yang disebut sel. Komponen-komponen sel
terdiri dari :
a. Anoda atau elektroda negatif yang teroksidasi pada reaksi elektrokimia dan
melepas elektron ke rangkaian listrik di luar sel.
b. Katoda atau elektroda positif yang terinduksi pada reaksi elektrokimia dan
menerima dari rangkaian listrik di luar se;.
c. Elektrolit berfungsi sebagai pemindah elektron anoda dan katoda.
32
Gambar 3.18 Battery proteksi pembangkita
33
Tegangan : 110 Volt
Elektrolit : KOH
Tahanan tiap sel :-
Tahun operasi : April 1991
Pabrik : Varta
Type : Alkali
Kapasitas : 230 Ah
Jumlah sel : 85 + 5 Cadangan
Tegangan tiap sel : 1,4 Volt
Arus pengisian max :-
Arus pengosongan max : -
34
tekanan tersebut runner berputar.Poros yang menghubungkan turbin dengan
generator pun juga akan berputar. Karena terdapatnya putaran dalamrotor
sehingga menghasilkan fluks elegtromagnetik sehingga menghasikan listrik,
kemudian dengan listrik akan dialirkan melalui transformator.
35
3.6.4 Sistem Pneumatik
Sistem ini memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek
gerakan mekanis. Karena mengunakan udara bertekanan terkompresi untuk
menghasilka efek gerakan ekanis. Karena menggunakan udara terkompresi, maka
system pneumatik tidak dapat dipisahkan dari kompresor, sebuah alat yang
digunaka untuk menghasilkan udara tertentu.
36
Beberapa parameter penting dalam system air pendingin:
1. Konduktivitas mengindikasian jumlah dissolved mineral dalam jumlah
yang besar
2. pH, menunjukkan indikasi dari tingkat keasaman atau kebasaan dari air.
3. Alkalinitas, berupa ion karbonat (CO32 ) dan ion bikarbonat (HCO3-).
4. Hardnes (kesadahan), menunjukkan jumlah kalsium dan magnesium yang
ada dalam air.
Pada umumnya air digunakan sebagai pendingin karena factor-faktor
berikut:
1. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang besar.
2. Mudah dalam pengaturan dan pengolahan
3. Menyerap panas yang relative tinggi persatuan volume.
4. Tidak menyusut secara berarti dalam batasan dengan adany perubahan
temperature pendingin.
5. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat-syarat yang digunakan sebagai media pendinginan
adalah :
a. Jernih, air harus bersih, tidak terdapat partikel-partikel kasar yaitu batu,
kerikil, atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang
dapat menyebabkan air kotor.
b. Tidak menyebabkan korosi.
37
BAB 4
PERHITUNGAN EFISIENSI DAN LOSSES PADA SISTEM
PRODUKSI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT
MRICA SUB UNIT PLTA KETENGER
Dimana Ek merupakan energy potensial (J), m adalah massa (kg), dan v 2 adalah
kecepatan (m/s).
Energi kinetik tersebut kemudian diubah menjadi energi mekanik oleh turbin.
Em = Ep + Ek.... ............................................................................................(3)
Em adalah energy mekanik (J), Ep adalah energi potensial, dan EK adalah energy
kinetic (J).
Ketika turbin disambungkan (di-couple) dengan generator maka energi
mekanik tersebut akan diubah oleh generator menjadi energy listrik karena adanya
putaran (n) dan torsi (T).
2 𝜋𝑛 𝑇
Pg = .................................................................................. ..................(4)
60
Pg adalah daya generator (W), 𝜋 adalah konstanta (𝜋 =3.14), n adalah putaran
poros (rpm), dan T adalah torsi (NM).
38
Setelah itu listrik tersebut akan dihubungkan ke gardu induk yang
selanjutnya akan ditransmisikan ke Kalibakal. Listrik ini kemudian akan
didistribusikan ke konsumen baik itu rumah tangga maupun industri.
Contoh: 2645 KW
Untuk angka ribuan dan ratusan yaitu 26 tersebut merupakan nilai beban.
Kemudian dari beban tersebut dilihat pada tabel hubungan beban dan debit untuk
mengetahui nilai debitnya, untuk beban 26 kw terhitung debitnya 1135 m3 /s .
Kemudian untuk angka puluhan dan satuan yaitu 45 dikalikan degan rumus yang
39
sudah ditemtukan oleh pihak perusahaan yaitu dengan membagi dengan 100 dan
dikalikan dengan 52, hasil dari perkalian tersebut adalah 23.4. kemudian hasil
debit dari perhitungan tersebut ditambahkan dengan hasil yang dilihat pada tabel
hubungan beban dan debit untuk mengetahui nilai pemakaian air total. Kemudian
untuk mencari nilai pemakaian air rata-rata adalah dengan cara berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑊𝐻
Pemakaian air rata-rata = .......................... .................(5)
24 𝑗𝑎𝑚
Jumlah kwh adalah jumlah daya listrik yang dihasilkan perhari, kemudian dibagi
24 jam untuk mengetahui pemakaian air rata-rata perjam.
Untuk mengoptimalkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air ini
diperlukan perhitungan volume air yang tersedia di waduk sehingga dapat
dihitung debit yang melewati turbin. Turbin air berperan untuk mengubah enerigi
air (energi potensial, tekanan, dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi
tenaga listrik. Pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin, yaitu : faktor tinggi jatuh air (net head ) dan debit yang akan
dimanfaatkan oleh operasi turbin, daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan
head dan debit yang tersedia. Kemudian kecepatan (putaran) turbin yang akan
ditransmisikan ke generator.
40
4.2 Efisiensi Produksi Listrik Plta Ketenger
Potensi tenaga air adalah kapasitas pembangkit listrik yang mungkin dapat
dikembangkan disuatu lokasi tertentu untuk dapat membangkitka tenaga listrik.
Ada dua komponen yang perlu diperhatikan dalam PLTA yaitu debit dan tinggi
jatuh air. Debit air adalah jumlah volume persatuan waktu yang akan memutar
turbin pembangkit listrik. Tinggi jatuh air (head) adalah perbedaan elevasi
permukaan air dari mesin pembangkit (fail race). Energi dari tenaga air ini
merupakan energi potensial tenaga listrik. Dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (Tim Penyusun FS PLTMH, 2010)
P = g. η. Ԛ. h .................................................................................................(6)
P adalah kapasitas daya pembangkit listrik (kw), η adalah nilai efisiensi peralatan
elektomekanik yaitu efisiensi gabungan dari turbin dan generator, g adalah
percepatan grafitasi (𝑔 =9,8 m/s2 ), Q adalag debit air (m2 /s), h adalah tinggi
jatuh air (m)
Efisiensi produksi listrik yang dianalisa oleh penulis merupakan efisiensi
hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output) yang di kirim ke UP
Kalibakal dengan masukan (input) dari hasil produksi listrik Plta Ketenger
Adapun rumus efisiensi yang biasa digunakan adalah (Perum Jasa Tirta II, 2001)
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
Efisiensi (%) = x 100..................................................(7)
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑡𝑜
4.3 Pemakaian Sendiri & Loses Pada produksi Listrik di Plta Ketenger
4.3.1 Pemakian sendiri
Hasil produksi pada Plta Ketenger didistribusika pada UP kalibakal, selain
itu juga digunakan untuk pemakaian sendiri dan dikurangi oles losses atau rugi-
rugi pada sistem pembangkit. ;untuk pemakaian sendiri meliputu pemakaian
sendiri kantor, pemakaian sendiri penerangan, dan pemakaian sendiri auxiliary.
Kemudian untuk mengetahui nilai total pemakaian sendiri (PS) adalah dengan
menjumlah total PS. Kantor, PS Penerangan , dan PS Auxilury sebagai berikut :
41
Total PS = PS. Kantor + PS. Penerangan + PS.
Auxilury…………………….(8)
Total PS adalah jumlah keseluruhan dari pemakaian sendiri (kwh),
42
𝑇𝑜𝑡𝑎 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
Persen Losses (%) = ×100%................................(13)
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑡𝑜
Persen losses adalah persentase dari total losses pada system pembangkit (%),
total losses adalah jumlah dari kehilangan daya pada system pembangkit (kwh),
hasil brutto adalah daya aktual yang dibangkitkan oleh sistem pembangkit (kwh).
43
BAB 5 PEMBAHASAN
Dari gambar 4.1 skema hasil produksi Plta Ketenger diatas dapat kita lihat
bahwa daya hasil produksi pembangkit (hasil produksi brutto) tidak hanya
44
didistribusikan pada UP kalibakal tetapi juga digunakan untuk pemakaian sendiri
dan kehilangan daya (losses ) pada sistem pembangkit. Untuk daya pemakaian
sendiri meliputi PS kantor, PS Penerangan, dan PS Auxilary sedangkan untuk
losses yaitu meliputi sistem eksitasi, governor, dan peralatan pendukun lainnya.
Untuk pengambilan data dilakukan setian 1 jam sekali kemudian data
tersebut dirata-rata untuk menjadi data harian oleh petugas keamanan yang
sekaligus bertugas sebagai operator di Plta Ketenger, data tersebut meliputi data
beban dan data pemakaian air sebagai berikut :
1. Data Beban
Data Beban yang diambil meliputi data beban unit 1,2,3, dan 4, data
pemakaian sendiri dan data yang dikirimkan pada UP Kalibakal, untuk data
pemakaian sendiri yaitu meliputu pemakaian kantor, kemudian data hasil
penerangan yaitu yang digunakan untuk penerangan jalan dan penerangan kantor
KSU dan kantor keamanan, kemudian data pemakaian auxilary yaitu data yang
digunakan untuk mesin-mesin yang berada pada power house.
2. Data Pemakaian Air
Untuk data air yang diambil yaitu data kondisi elevasi pada kolam tando,
selisih penurunan dan kenaikan air, data inflow dan outflow air. Data inflow
adalah jumlah air yang masuk dari sungai menuju kolam tando, sedangkan
outflow adalah jumlah air yang keluar melewati turbin.
Untuk pengiriman daya listrik menuju UP Kalibakal dalam bentuk tegangan
30 kv kemudian di kalibakal tegangan tersebut diturunkan menjadi tegangan 20 kv
yang kemudian didistribusikan pada konsumen. Pengirimannya dilakukan 2 kali
pengiriman yaitu pada jam 00:00 dan jam 10:00 WIB. Data yang dianalisa pada
laporan ini adalah data beban pada jam 10:00.
45
produksi brutto, hasil produksi netto dan parameter lainnya adalah sebagai
berikut:
TOTAL
PS PS TOTAL TOTAL
AUX 1 PS &
TGL PENERANGAN KANTOR PS LOSSES
LOSSES
(kwh) (kwh) (kwh) (kwh) (kwh) (kwh)
1 145.6 56 310 511.6 3531 3019.4
2 152 80 322 554 2841 2287
3 142.8 20 268 430.8 2560 2129.2
4 132.4 8 286 426.4 2877 2450.6
5 134.4 16 292 442.4 2829 2386.6
46
5.2.2 Perhitungan
Untuk mengetahui nilai konsumsi energi pemakaian sendiri dan losses pada
Plta Ketenger tahap pertama adalah mencari nilai efisiensinya selama satu bulan
pada bulan februari 2018. Dari tabel 3.1 Sampel Data Produksi diatas diambil
sampel data pada tanggal 3 februari 2018 dengan hasil produksi brutto sebesar
212.565 kwh dan hasil produksi netto sebesar 108.594 kwh. Dari data produksi
brutto dan data produksi netto kemudian dapat dihitung nilai efisiensinya sebagai
berikut :
47
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑆
Persen PS (%) = ×100 %
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑡𝑜
430.8 kwh
= × 100 %
111154 kwh
= 0.39 %
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑆+𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
Persen PS + Losses (%) = ×100 %
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑡𝑜
2560 kwh
= × 100 %
111154 kwh
= 2.30 %
𝑇𝑜𝑡𝑎 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
Persen Losses (%) = ×100 %
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑡𝑜
2129.2 kwh
= × 100 %
111154 kwh
= 1.92 %
48
Hasil Produksi Netto
7
(1,2,3,4) kwh 108594 175.978 3.951.003 141.107
8 PS Penerangan kwh 128,4 206,8 4.300 153,57
9 PS Kantor kwh 0 144 1.558 55,64
10 AUX 1 kwh 268 330 8.710 311,07
11 Total PS kwh 426,4 618,4 14.568 520,29
12 Total PS +Losses kwh 2278 4618 91.844 3.280,14
13 Losses kwh 1.754 4.019,6 77.276 2.759,86
14 Persen PS % 0,31% 0,42% - 0,36%
15 PersenPS dan Losses % 1,57% 3,00% - 2,27%
16 Persen Losses % 1,21% 2,61% - 1,91%
17
Efesiensi Produksi % 97 % 98,43% - 97,73%
Sumber Hasil Perhitungan
Dari data hasil perhitungan tersebut dapat diketahui pemakaian air total
pada bulan februari adalah 7.185.825,8 𝑚3 dengan rata-rata 256.636,64 𝑚3 setiap
harinya. Sedangkan untuk hasil produksi brutto rata 144.387 kwh dengan total
produksi selama bulan februari 4.042.847 kwh dan total produksi netto yang
didistribusikan pada UP kalibakal pada bulah februari adalah 3.951.003 kwh
dengan rata rata 141.107 kwh. Menurut data laporan pengusahaan Plta Ketenger
hasil produksi pada bulan februari 2018 tidak aktif dikarenakan unit mengalami 2
kali gangguan,
Nilai efesiensi yang bagus adalah 100 % namun dikarenakan adanya losses
dan pemakaian sendiri maka nilai efisiensi sistem produksi kurang dari 100 %,
untuk pemakaian sendiri meliputi pemakaian sendiri untuk kantor, pemakaian
sendiri penerangan dan pemakaian sendiri auxiliary 1. Dari tabel 5.1 diatas dapat
diketahui nilai efisiensi terendah pada bulan februari 2018 adalah 97 % sedangkan
nilai efisiensi terbesarya adalah 98,43 % dengan rata-rata efisiensi 97,73 %.
Hasil pemakaian sendiri pada bulan februari total adalah 14.568 kwh
dengan rata-rata 520,29 kwh, pengunaan beban maksimal untuk pemakaian
49
sendiri sebanyak 618,4 kwh dan untuk penggunaan beban maksimal sebanyak
426,4 kwh. Sedangkan untuk total losses yang hilang pada bulan februari
sebanyak 77.276 kwh dengan rata-rata 2.759,86 kwh, beban maksimal yang
hilang pada losses sebanyak 4.019,6 kwh, dan beban minimal yang hilang pada
losses adalah sebanyak 1.754 kwh. Jadi total Pemakaian sendiri dan losses pada
bulan februari sebanyak 91.844 kwh dari total produksi brutto 4.042.847 kwh.
Untuk hasil persentase total pemakaian sendiri pada bulan februari
maksimal adalah 0,42%, persentase minimal 0,31 % denga rata 0,36 %,
sedangakan untuk persentase maksimal lossesnya adalah 2,61%, persentase
minimal 1,21 % dengan rata-rata 1,97 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
daya losses lebih besar daripada daya yang digunakan untuk pemakaian sendiri.
Hal ini dikarenakan untuk pemakaian sendiri hanya digunakan untuk penerangan
dan kebutuhan daya yang kecil lainnya, sedangkann untuk losses digunakan untuk
mesin mesin berdaya besar seperti generator,sistem eksitasi unit 1, 2, dan 4,
sistem governor unit 1, 2, 3, dan 4.
50
4 209848 122554 18 294696 144982
5 220514 125705 19 272380 146314
6 222652.8 126132 20 297186 146549
7 231943 126190 21 299368 147765
8 233129 127659 22 295414 147843
9 242262 129027 23 299718 148024
10 244312 131027 24 300522 148368
11 250973 133445 25 298064 152854
12 250684 134207 26 296675 157018
13 256781 136090 27 308459 162019
14 261781 137171 28 331992 170925
Tabel 5.5 diatas menunjukkan hasil produksi dan pemakaian air total
selama bulan februari 2018. Data hasil produksi brutto telah diurutkan mulai dari
data terkecil ke terbesar untuk menunjukkan hasil trending pada gafik sebagai
berikut :
200000
150000
100000
50000
0
137171
106927
112330
114317
122554
125705
126132
126190
127659
129027
131027
133445
134207
136090
137758
138521
141640
144982
146314
146549
147765
147843
148024
148368
152854
157018
162019
170925
51
Hasil produksi berbanding lurus dengan pemakaian air, dapat dilihat pada
gambar 5.1 semakin besar jumlah produksi yang dibangkitnya maka semakin
banyak jumlah pemakaian air yang digunakan untuk sistem pembangkit,
walaupun terjadi data fluktuatif pertengahan data. Hal ini sesuai dengan teori yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya dimana jika pemakaian air semakin
meningkat maka daya yang dibangkitnya juga meningkat. Tabel 5.5 diatas hanya
menunjukkan data pemakaian air pada unit 1, 2, dan 3. Hal ini dikarenakan air
yang digunakan pada unit 4 adalah air hasil buangan dari unit 1, 2, dan 3 dan tidak
tercatat dalam data beban Plta Ketenger.
52
Tabel 5.5 diatas menunjukkan hasil produksi dan PS total & Losses selama
bulan februari 2018. Data Hasil produksi Brutto tersebut telah diurutkan mulai
dari data terkecil ke terbesar untuk menghasilkan data trending pada gafik sebagai
berikut:
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
132520
144914
111154
117557
119776
128296
131886
132051
134442
136075
138155
140668
141607
143676
144669
145535
147881
151322
152841
153478
154048
154158
154294
154520
161350
165290
170730
179954
Hasil Prod. BRUTTO (kwh
53
5.3.4 Hubungan Hasil Produksi terhadap PS Auxilary
Untuk membuktikan jika hasil produksi besar maka mesin mesin
pembangkit juga membutuhkan daya yang besar berikut adalah data produksi
brutto dan data pemakaian sendiri auxiliary:
54
HASIL PRODUKSI BRUTTO (1,2,3,4) Terhadap AUX
1
350
300
250
Aux 1 (kwh)
200
150
100
50
0
Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa jika hasil produksi meningkat maka
daya yang digunakan untuk PS auxiliary juga meningkat, hal ini disebabkan
karena ketika produksi meningkat mesin- mesin pembangkit bekerja lebih keras
sehingga membutuhkan tenaga yang besar untuk pemakaian sendiri auxiliary 1.
55
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dan losses pada Plta Ketenger Unit
Pembangkit Mrica, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik tenaga air merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi potensial air menjadi energy kinetic, lalu diubah
menjadi energy mekanik dan menghasulkan listrik dengan daya yang
dibangkitkan 4.042.847 kwh untuk produksi brutto dan 3.951.003 kwh
untuk produksi netto.
2. Total daya yang digunakan pada bulan februari 2018 untuk pemakaian
sendiri sebesar 14.568 kwh, sedangkan losses total sebesar 77.276 kwh.
3. Untuk nilai efisiensi produksi pada Plta Ketenger rata-rata pada bulan
februari 2018 adalah 97,73 % dengan efisiensi minimum 97 % dan
efisiensi maksimum 98,43 %.
4. Hasil persentase rata-rata losses pada bulan februari 2018 adalah 1,91%
dengan persentase minimum 1,21% dan pesentase maksimum adalah
2,61%, sedangkan hasil presentase rata-rata pemakaian sendiri adalah
0,36% dengan persentase minimum 0.31 % dan maksimum 0.42 %.
6.2 Saran
Saran yang bisa diberikan pada peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk peneliti selanjutnya untuk menganalisa sistem produksi disaran juga
menghitung losses beserta beberapa faktor yang mempengaruhi seperti CF,
OF, EAF, dan faktor Error.
56
57