Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MK. PEMROGRAMAN KOMPUTER


PROGRAM S1 PTE - FT

Skor Nilai:

PERANCANGAN ALAS SETRIKA SEBAGAI PENGISI BATERAI (BATTERY


CHARGER) DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA
SAAT JEDA MENYETRIKA

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : RIFALDI LUBIS


NIM : 5163331023

DOSEN PENGAMPU : ARWADI SINURAYA


MATA KULIAH : PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR)
yang berjudul “Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger)
dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika “dengan lancar.
CBR ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik,
semester lima yang telah menggunakan Kurikulum KKNI.
Dalam pembuatan CBR ini, penulis berterima kasih kepada dosen Pengampu yang
telah memberikan pedoman dan bimbingan dalam pengerjaan tugas ini, sehingga CBR ini
dapat selesai dengan baik dan berjalan dengan lancar. Adapun CBR ini dibuat oleh penulis
berdasarkan informasi yang ada.
Penulis juga menyadari bahwa tugas CBR ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi pengkritisan maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu penulis meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan penafsiran makna yang berbeda dengan pembaca.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menciptakan kesempurnaan dalam pembuatan CBR selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga CBR ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita semua.

Medan, Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Critical Book merupakan salah satu cara ataupun konsep dalam menganalisa buku
sehingga pembaca dapat berpikir kritis, karena pembaca dituntut untuk memahami isi
buku.Kegiatan ini mengharuskan seseorang untuk berpikir kritis, meringkas dan
mengevaluasi tulisan, baik yang berbentuk buku, bab, ataupun artikel secara tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam mengkritisi buku ini seseorang dituntut dapat
menyampaikan informasi dan memeberi opini terhadap buku yang dikritisi.

Dalam menulis Critical Book ini, kita harus membaca secara seksama dan juga
membaca tulisan lain yang serupa agar kita bias memberikan tinjauan dan evaluasi
yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual.
Pentingnya pembuatan CBR ini adalah untuk mengembangkan budaya membaca,
berpikir sistematis dan kritis, serta mengespresikan pendapat. Apabila kita sebagai
calon pendidik harus dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik serta
menambahkan budaya membaca dan kritis terhadap sesuatu hal.

B. TujuanPenulisan CBR

Adapun tujuan dari Critical Book Review ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengulas satu buku dan membandingkannya dengan buku lain yang relevan
2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai topik-topik yang ada didalam buku
tersebut
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang terdapat pada buku
utama maupun buku pembanding.
C. Manfaat CBR

Adapun beberapa manfaat dari Critical Book Review ini adalah kita semakin
mampu mengkritisi isi buku dan lebih kreatif dalam membaca buku yang berkaitan
dengan pendidikan. Selain itu manfaat CBR ini adalah seseorang lebih memperluas
wawasan dengan membaca beberapa referensi buku yang berbeda. Seseorang juga
akan mampu menyalurkan hasil analisanya serta memberikan informasi baru terkait
buku yang dibaca.

D. Identitas buku yang direview


 Jurnal Utama :
JUDUL : Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai
(Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi
Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika
Pengarang /editor : Tri Wahyu Yulianingrum1, F Dalu Setiaji2, Lukas
B Setyawan3
Penerbit : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Tahun terbit : 2015

Lampiran :
 Jurnal Pembanding :
1. JUDUL : Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai
(Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi
Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika
2. Edisi : I (Pertama )
3. Pengarang /editor : Muhammad Ali Gunawan, M.Pd
4. Penerbit : Standar Nasional Indonesia
5. Kota terbit : Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3
Senayan, Jakarta
6. Tahun terbit : 2009
7. ICS : 97.060; 13.120

Lampiran :
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

- RINGKASAN BUKU UTAMA


1. Pendahuluan

Menyetrika pakaian merupakan aktivitas yang dilakukan hampir semua


keluarga. Ketika sedang digunakan, setrika tidak secara terus menerus digosokkan pada
kain. Ada waktunya pengguna melakukan jeda karena melakukan kegiatan seperti
menyiapkan pakaian, melipat pakaian yang telah disetrika, memasang pakaian pada
hanger atau pun memasang kancing pada pakaian ataupun bisa juga karena pengguna
beristirahat sejenak. Pada saat terjadi jeda tersebut, setrika biasanya hanya diletakkan
pada posisi berdiri atau diletakkan pada suatu alas setrika konvensional (Gambar 1)
sehingga energi panasnya terbuang sia-sia. Pada makalah ini panas setrika yang
terbuang ini akan diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan modul
thermoelectric generator (TEG).

Gambar 1. Alas setrika konvensional

Gambar 2. Pakaian yang disetrika dengan setrika tidak ditempelkan pada alas
setrika, a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika
Gambar 3. Pakaian yang disetrika dengan setrika yang sebelumnya ditempelkan
pada alas setrika konvensional, a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika

2. Perancangan

Alat yang dibuat berbentuk alas setrika yang bersifat portable sehingga mudah
dipindah tempatkan. Sumber panas yang digunakan berasal dari panas setrika listrik
yang terbuang. Bagian alas setrika yang akan bersentuhan dengan bagian bawah setrika,
terbuat dari alumunium sebagai kolektor panas. Bagian ini akan bersentuhan dengan sisi
panas dari empat buah TEG yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
listrik. Sedangkan pada bagian sisi dingin TEG dipasang pendingin (heat sink) yang
dicelupkan ke dalam diberi oli agar gradien suhu antara kedua sisi TEG tetap tinggi.
Tegangan keluaran TEG akan menjadi masukan bagi rangkaian konverter DC ke DC
menggunakan LM2577-Adj yang akan menghasilkan tegangan stabil, sebagai pengisi
(charger) sebuah baterai kering lythium polymer 3,7V,380mAh yang akan berfungsi
sebagai penyimpan energi yang dihasilkan. Diagram kotak keseluruhan alat ditunjukkan
pada Gambar 1.
Setrika

Kolektor panas

alas setrika

TEG dengan pendingin


Buck/Boost
Converter
Baterai kering

Gambar 4. Diagram kotak keseluruhan alat yang dibuat

Sedangkan desain fisik alas setrika yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 5.

Keterangan gambar:

1. Setrika
1

2. Kolektor panas
TEG dengan
3. Pendingin
2
Buck-Boost
4. Converter
3
5. Baterai Kering
Kedua sisi TEG diolesi dengan pasta termal agar panas merambat dengan
baik. Hal ini perlu dilakukan karena dalam antarmuka apapun selalu terdapat
rongga mikroskopis yang dapat menjebak udara masuk di antaranya sehingga
mengakibatkan kerugian perambatan panas. Dengan penggunaan pasta termal
akan mengisi rongga mikroskopis sehingga meningkatkan konduktivitas termal.

2.3 Buck- Boost Converter dan Baterai Kering

Tegangan keluaran TEG bervariasi tergantung pada suhu antar kedua


sisinya (ΔT) dan beban yang dipasang pada keluarannya. Berdasarkan hasil
pengujian, keempat TEG menghasilkan tegangan antara 3,9V sampai 7,9V
ketika dibebani resistor senilai 30Ω. Nilai 30Ω tersebut adalah hambatan dalam
dari susunan keempat TEG seri tersebut. Untuk dapat mengisi baterai kering
tipe lythium polymer 3,7V 380mAh maka keluaran TEG akan distabilkan pada
nilai 4,7V. Untuk itu digunakan rangkaian DC-DC Buck-Boost Converter
berbasis IC LM-2577-Adj yang bisa menaikkan dan menurunkan tegangan DC
masukannya (yaitu keluaran TEG) untuk menghasilkan tegangan keluaran yang
konstan. Rangkaian yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 7. Pemilihan
nilai komponen rangkaian tersebut mengacu pada [3]. Pada keluaran rangkaian
juga dipasang LED indikator yang menyala jika baterai terisi (jika tegangan
TEG bernilai di atas 1,23V sehingga keluaran rangkaian Buck- Boost Converter
bernilai 4,7V). Keluaran rangkaian ini langsung dihubungkan ke baterai kering
sebagai penyimpan energi.
L1
Vin + 100uH Vout
1N58 2,2U +
3V 220uF 21 h 4,7
V
Cin 2,2u
0,1uF H
1N4004 R1 220uF Cout
10k 2681uF
IN OUT
Rc
2,2k COM R2
LM 2577-Adj 2k
Cc
238Nf

Gambar 7. Rangkaian Buck-Boost yang digunakan.

Wujud alas setrika yang telah dibuat ditunjukkan pada Gambar 8 dengan
dimensi 25cm(P)×15cm(L)×10cm(T) dan berat 3,5kg. Ketika digunakan, setrika cukup
diletakkan di atasnya seperti halnya menggunakan alas setrika konvensional. Terminal
yang ditunjukkan pada gambar tersebut dapat digunakan untuk mengukur arus dan
tegangan baterai saat pengisian berlangsung.
Gambar 8. Alas setrika yang telah dirancang dan penempatan setrika
di atasnya

3. Pengujian dan Analisis

Pengujian pertama yang dilakukan adalah menguji dua cairan pendingin yaitu air
(sebagai pembanding) dan oli yang akan digunakan. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa air dengan volume yang lebih banyak yaitu 3,3 liter dibandingkan dengan oli
bervolume 1,84 liter yang keduanya sama-sama dipanaskan dengan setrika selama lima
menit mengalami kenaikan suhu yang jauh berbeda. Suhu air naik 9,5°C sedangkan
suhu oli hanya naik 2,5°C. Dengan demikian oli akan digunakan sebagai pendingin
pada alat ini.

Kemudian diuji besarnya tegangan keluaran TEG dengan memasang beban


yang bervariasi pada keluarannya. Pada pengujian ini digunakan setrika
berdaya maksimal 350W yang diletakkan di atas alas setrika yang dibuat.
Didapatkan bahwa keluaran dari sususan seri empat buah TEG akan
memberikan daya maksimum jika nilai beban 30Ω yang menghasilkan daya
sebesar 2,23 W.

Selanjutnya dilakukan pengujian pengaruh T terhadap nilai keluaran TEG


(VOUT) dengan hasil ditunjukkan Gambar 9. Pada pengujian ini diberikan
beban 30Ω dan suhu diukur menggunakan thermogan Fluke tipe 68-IR
Thermometer.

8 10
5.9 7.65
3.9
VOUT (V) 5.2
64 4.8
2
0
9 11 13 13 16 21
T (°C)

Gambar 9. Grafik perubahan VOUT terhadap T.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tegangan keluaran TEG


(VOUT) bertambah besar dengan bertambahnya gradien temperatur ( T) antara
kedua sisinya, walaupun kenaikannya tidak benar-benar linear.

Selanjutnya dilakukan pengujian rangkaian Buck-Boost Converter dengan


memberi masukan berupa tegangan DC yang berasal dari catu daya
laboratorium merk GW tipe GPS-3030D. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
dengan tegangan minimal sebesar 2,86V rangkaian sudah mampu memberikan
tegangan keluaran sebesar 4,73V atau modul bekerja sebagai boost converter.
Sedangkan saat tegangan masukannya berada di atas 4,7V maka keluaran tetap
bernilai sekitar 4,7V yang berarti rangkaian dapat bekerja sebagai buck
converter. Dengan demikian jangkauan tegangan keluaran TEG (Gambar 9)
dapat digunakan untuk memberi masukan rangkaian Buck-Boost Converter
agar menghasilkan tegangan keluaran stabil di sekitar 4,7V.
Tegangan keluaran rangkaian rangkaian Buck-Boost Converter tersebut
selanjutnya digunakan untuk mengisi baterai. Pengukuran arus dan tegangan
baterai yang sedang diisi, dilakukan dengan dial pengatur pengatur panas setrika
diposisikan pada kondisi minimum dan juga maksimum (paling panas).
Dengan memanfaatkan energi sisa panas setrika yang telah dipanaskan tersebut,
dalam waktu 270s (4,5menit) didapatkan bahwa baterai dapat tersisa sebanyak 1,41%
atau 0,02Wh. Energi yang relatif kecil ini masih bisa bermanfaat secara praktis.
Berdasarkan hasil pengujian, energi ini cukup untuk menyalakan sebuah lampu senter
darurat dengan LED tunggal selama sekitar satu jam (Gambar 16).
Pengujian terakhir dilakukan dengan menggunakan setrika untuk menyetrika
pakaian secara wajar, selama satu jam. Selama jeda menyetrika, setrika diletakkan pada
alas setrika yang dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa energi yang dapat
diambil selama proses tersebut dan disimpan di baterai adalah sebesar 1,11Wh atau
sekitar 8% dari kapasitas baterai yang digunakan.
4. Kesimpulan

Alas setrika portabel yang dibuat, telah mampu memanfaatkan energi panas
yang terbuang saat jeda menyetrika menjadi energi listrik yang disimpan dalam
baterai. Selama proses menyetrika pakaian satu jam, energi yang tersimpan ke
dalam baterai adalah sebesar 0,11Wh dari kapasitas total baterai 1,41Wh atau
sebesar 8%. Energi yang tersimpan tersebut secara praktis dapat dimanfaatkan
misalnya untuk penerangan darurat selama sumber listrik PLN padam pada
malam hari.
RINGKASAN BUKU KE -2

Peranti Listrik Rumah Tangga Dan Sejenis –Keselamatan


Persyaratan Khusus Untuk Setrika Listrik

1 Ruang lingkup
Ayat ini dari Bagian 1 diganti dengan berikut:
Standar ini berkaitan dengan keselamatan setrika kering dan setrika uap listrik,
termasuk yang dengan wadah air atau ketel terpisah yang mempunyai kapasitas tidak
melebihi 5 l, untuk keperluan rumah tangga dan sejenis, dengan voltase pengenal tidak
lebih dari 250 V.
Peranti yang tidak dimaksudkan untuk penggunaan di rumah tangga biasa, namun
dapat menjadi sumber bahaya bagi publik, misalnya peranti yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh orang awam di pertokoan, di industri kecil dan di pertanian, termasuk
dalam ruang lingkup standar ini.
Sejauh dapat dipraktikkan, standar ini berkaitan dengan bahaya umum yang
disebabkan oleh peranti yang ditemui oleh semua orang di dalam dan di sekitar rumah.
Namun secara umum standar ini tidak memperhitungkan:
1. penggunaan peranti oleh anak-anak atau orang yang lemah kondisinya tanpa
pengawasan;
2. peranti digunakan untuk bermain oleh anak-anak.
3. untuk peranti yang dimaksudkan untuk digunakan dalam kendaraan atau kapal atau
pesawat udara, dapat diperlukan persyaratan tambahan;
4. persyaratan tambahan ditentukan oleh otoritas di bidang kesehatan nasional, otoritas
nasional yang bertanggung jawab dalam perlindungan tenaga kerja, dan otoritas
serupa.
5. persyaratan tambahan untuk bejana tekan dapat ditentukan oleh otoritas nasional
yang bertanggung jawab untuk keselamatan bejana tekan.

CATATAN 102 Standar ini tidak berlaku untuk:


4. setrika binatu (ironer) (IEC 60335-2-44);
5. peranti yang dirancang secara eksklusif untuk keperluan industri;
6. peranti yang dimaksudkan untuk digunakan di tempat terdapat kondisi khusus,
misalnya adanya atmosfer korosif atau atmosfer ledak (debu, uap atau gas).
2 Acuan normatif
3 Definisi
Ayat ini pada Bagian 1 dapat diterapkan kecuali sebagai berikut.
3.1. 9 Penggantian:
operasi normal
operasi peranti dengan kondisi berikut.
Setrika ditempatkan di atas dudukannya dan dioperasikan dengan termostatnya pada
setelan tertinggi.
Jika setrika tidak mempunyai termostat , suhu permukaan pada titik tengah dari garis
tengah pelat dasar setrika dipertahankan pada 250 oC ± 10 oC dengan menyakelar suplai
on (hidup) dan off (mati), atau pada suhu tertinggi jika lebih rendah.
Setrika uap dengan wadah air atau ketel terpisah dioperasikan dengan wadah air atau
ketel diisi dengan air.
Setrika uap bertekanan yang dilengkapi ketel dioperasikan dengan atau tanpa air, pilih
yang terburuk.
Setrika uap lain dioperasikan kosong.
Setrika Uap
setrika yang mempunyai sarana untuk menghasilkan dan menyuplai uap ke bahan tekstil
selama penyetrikaan
CATATAN Setrika uap dapat dilengkapi sarana untuk meniupkan uap ke atas pakaian
3.102
setrika uap berventilasi
setrika uap yang uapnya dihasilkan ketika air menyentuh pelat dasar setrika, wadah air
harus pada tekanan atmosfer
CATATAN Wadah air dapat menyatu dalam setrika atau dihubungkan ke setrika dengan
selang.
setrika uap bertekanan
setrika uap yang uapnya dihasilkan dalam ketel pada tekanan melebihi 50 kPa

CATATAN Ketel dapat menyatu dalam setrika atau dihubungkan ke setrika dengan
selang.
Setrika Uap Sesaat
Setrika uap yang sejumlah kecil air dipompa dari wadah air dan yang uapnya
dihasilkan ketika air menyentuh dinding ketel, wadah air dan ketel harus pada tekanan
atmosfer
CATATAN Wadah air dan ketel dihubungkan ke setrika dengan selang
3.105 setrika nirkabel senur
Setrika yang dihubungkan ke suplai hanya ketika ditempatkan di atas dudukannya
CATATAN Setrika nirkabel senur dapat dihubungkan langsung ke jaringan suplai
selama penyetrikaan oleh bagian yang dapat dilepas ke tempat kabel senur suplai
dimagun

3.106
Pelat dasar bagian yang dipanaskan dari setrika yang ditekankan pada bahan tekstil
ketika penyetrikaan
3.107
Dudukan tumit setrika atau bagian terpisah yang disediakan dengan setrika, yang di
atasnya setrika ditempatkan ketika tidak digunakan
CATATAN Wadah air atau ketel terpisah dapat berfungsi sebagai dudukan.
4 Persyaratan umum
5 Kondisi umum untuk pengujian
Ayat ini pada Bagian 1 dapat diterapkan kecuali sebagai berikut.
5.2 Penambahan:
CATATAN 101 Jika gawai proteksi menjadi sirkit terbuka selama pengujian 21.101,
pengujian dilanjutkan pada peranti terpisah.

CATATAN 102 Pengujian 21.102 dilaksanakan pada peranti terpisah. Uji tambahan
dari 25.14 dilaksanakan pada peranti terpisah.
5.3 Penambahan:
Untuk setrika dengan termostat, pengujian 21.101 dilaksanakan sebelum pengujian Ayat
11.
Pengujian 22.102 dilaksanakan selama pengujian Ayat 11.
5.101 Setrika diuji sebagai peranti pemanas bahkan jika dilengkapi dengan motor.
5.102 Jika setrika nirkabel senur juga dapat dihubungkan langsung ke jaringan suplai
selama penyetrikaan, pengujian yang relevan dapat diterapkan untuk kedua mode
operasi.

6 Klasifikasi
Ayat ini pada Bagian 1 dapat diterapkan.
7 Penandaan dan petunjuk
Ayat ini pada Bagain 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut.
7.1 Modifikasi:
Peranti harus ditandai dengan masukan daya pengenalnya.
Penambahan:
Dudukan terpisah harus ditandai dengan:
5. nama, merek dagang atau tanda identifikasi pabrikan atau penjual yang bertanggung
jawab;
6. model atau acuan tipe dudukan.
Dudukan dari setrika nirkabel senur harus ditandai dengan:
[1] voltase pengenal atau julat voltase pengenal;
[2] masukan daya pengenal.
7.12 Penambahan:
Petunjuk harus berisi substansi berikut:
- setrika tidak boleh ditinggal ketika dihubungkan ke jaringan suplai;
- tusuk kontak harus dicabut dari kotak kontak sebelum wadah air diisi dengan air
(untuk setrika uap dan setrika yang dilengkapi dengan sarana untuk menyemprot
air);
- lubang pengisian tidak boleh terbuka selama penggunaan. Petunjuk untuk pengisian
ulang yang aman dari wadah air harus diberikan (untuk setrika uap bertekanan);
- setrika harus digunakan hanya dengan dudukan yang disediakan (untuk setrika
nirkabel senur);
- setrika tidak dimaksudkan untuk penggunaan reguler (untuk setrika wisata);
- setrika harus digunakan dan diistirahatkan di atas permukaan yang stabil;
- ketika menempatkan setrika di atas dudukannya, pastikan bahwa permukaan tempat
dudukan ditempatkan adalah stabil;
- setrika tidak boleh digunakan bila pernah jatuh, bila ada tanda kerusakan yang
terlihat atau bila bocor.

7.15 Penambahan:
Untuk setrika uap dengan wadah air atau ketel terpisah, masukan daya pengenal total
harus ditandakan pada bagian yang terdapat terminal suplai atau kabel senur suplai.

8 Proteksi terhadap jangkauan ke bagian aktif


Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
8.1.2 Penambahan:
CATATAN 101 Gawai penghubung pada dudukan dari setrika nirkabel senur tidak
dianggap sebagai kotak kontak.
9 Pengasutan peranti yang dioperasikan motor
Ayat ini dari Bagian 1 tidak dapat diterapkan.
10 Masukan daya dan arus
11 Pemanasan
11.2 Penggantian:
Setrika ditempatkan di atas dudukannya di atas lantai pojok uji dan jauh dari
dinding. Namun wadah air atau ketel terpisah dari setrika uap ditempatkan sedekat
mungkin dengan dinding. Kayu lapis tercat hitam kusam dengan tebal kira-kira 20 mm
digunakan untuk pojok uji.
Setrika uap berventilasi dengan wadah air terpisah, setrika uap bertekanan dan
setrika uap sesaat diuji dengan wadah air kosong dan diisi tetapi tanpa pancaran uap.
Setrika selain setrika nirkabel senur, juga diuji dengan pelat dasar setrika pada posisi
horizontal yang ditempatkan pada penyangga logam berkaki tiga yang mempunyai tinggi
sekurang-kurangnya 100 mm. Setrika uap berventilasi dengan wadah air terpisah, setrika
uap bertekanan dan setrika uap sesaat dioperasikan dengan wadah air atau ketel terisi.
Untuk peranti yang dilengkapi dengan penggulung kabel senur otomatis, sepertiga
panjang total kabel senur harus tidak digulung. Kenaikan suhu selubung kabel senur
ditentukan sedekat mungkin dengan pusat penggulung dan juga antara dua lapisan
terluar kabel senur pada penggulung. Namun jika penggulung kabel senur tergabung
pada bagian yang bergerak selama penyetrikaan, kabel senur seluruhnya tak digulung.
Untuk gawai penyimpan kabel senur selain penggulung kabel senur otomatis, yang
dimaksudkan untuk sebagian menampung kabel senur suplai ketika peranti
dioperasikan, kabel senur sepanjang 50 cm harus tidak digulung. Namun untuk gawai
penyimpan kabel senur pada bagian yang bergerak selama penyetrikaan, kabel senur
seluruhnya harus tak digulung. Kenaikan suhu bagian kabel senur yang tersimpan
ditentukan pada tempat yang terburuk.
11.4 Penambahan:

Jika batas kenaikan suhu dilampaui pada peranti yang dilengkapi motor,
transformator atau sirkit elektronik dan masukan daya lebih rendah dari masukan daya
pengenal, pengujian diulang dengan peranti disuplai pada 1,06 kali voltase pengenal.
11.7 Penggantian:
Setrika dioperasikan sampai kondisi tunak tercapai.
Bila setrika uap berventilasi dengan wadah air terpisah, setrika uap bertekanan dan
setrika uap sesaat diuji dengan setrika ditempatkan di atas penyangga berkaki, maka uap
dipancarkan secara daur, masing-masing daur dengan periode 10 s dengan pancaran uap
dan periode 10 s dengan pancaran uap diputus.

11.8 Modifikasi:
Kecuali untuk kabel senur suplai yang dihubungkan ke wadah terpisah, batas kenaikan
suhu untuk insulasi perkawatan dan kabel senur suplai dinaikkan dari 50 K menjadi 60
K.

Penambahan:
Selama pengujian dengan setrika ditempatkan di atas penyangga berkaki, hanya
kenaikan suhu insulasi dari kabel senur perkawatan internal dan fleksibel yang diukur.
Namun batas kenaikan suhu berlaku untuk wadah air dan selang dari setrika uap
bertekanan dan setrika uap sesaat. Kenaikan suhu permukaan yang dapat terjangkau dari
selang air harus memenuhi batas kenaikan suhu untuk gagang yang dipegang hanya
untuk periode singkat pada penggunaan normal. Namun jika selang air nonlogam
ditutup dengan bahan tekstil, kenaikan suhu permukaan bahan tekstil tidak boleh
melebihi 80 K.
Batas kenaikan suhu motor, transformator dan komponen sirkit elektronik,
termasuk bagian yang langsung dipengaruhinya, dapat terlampaui jika peranti
dioperasikan pada 1,15 kali masukan daya pengenal.
12 Kosong
13 Arus bocor dan kuat listrik pada suhu operasi
14 Voltase lebih transien
15 Ketahanan terhadap uap air
15.2 Modifikasi:
Pengujian untuk setrika uap selain dari yang dengan wadah air atau ketel terpisah
dilaksanakan sebagai berikut:
Setrika ditempatkan pada posisi pengisian sesuai dengan petunjuk dan diisi dengan air
yang mengandung kira-kira 1 % NaCl. Kemudian sejumlah 0,1 l secara teratur
dicampurkan ke dalam lubang pengisian selama periode 1 menit. Setrika kemudian
ditempatkan di atas dudukannya dan dikenai uji kuat listrik pada 16.3. Setrika diangkat
dari dudukannya selama 10 menit dan sesudahnya uji kuat listrik diulang.
Ketika masih diisi setrika dioperasikan pada masukan daya pengenal selama 1 menit
pada operasi normal. Kemudian harus tahan terhadap uji kuat listrik pada 16.3.
Setrika nirkabel senur juga diisi dengan larutan garam ketika berada di atas
dudukannya, jika setrika dapat secara mudah diisi pada posisi ini.
16 Arus bocor dan kuat listrik
17 Proteksi beban lebih transformator dan sirkit terkait
18 Daya tahan
19 Operasi abnormal
19.1 Modifikasi:
Pengujian 19.2 dan 19.3 tidak dilaksanakan. Pengujian 19.5 hanya dilaksanakan pada
ketel terpisah dari setrika uap.
Penambahan:
Setrika nirkabel senur juga dikenai pengujian 19.101.
19.4 Modifikasi:
Pengujian dilaksanakan pada masukan daya pengenal.
Penambahan:
Setrika uap diuji dengan atau tanpa air, pilih yang lebih buruk.
Pengujian hanya dilaksanakan ketika setrika berada di atas dudukannya.
Setiap kendali yang membatasi tekanan selama pengujian Ayat 11 dibuat tak beroperasi.
19.7 Penambahan:
Pengujian dilaksanakan selama 5 menit kecuali motor dijaga tetap disakelar hidup
dengan tangan.
19.101 Setrika nirkabel senur dioperasikan pada operasi normal pada masukan daya
pengenal sampai termostat beroperasi untuk pertama kali. Setrika kemudian
ditempatkan di atas dudukannya pada posisi yang mempengaruhi paling merugikan
bahan dudukan.
20 Kestabilan dan bahaya mekanis
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
20.1 Penggantian:
Setrika harus mempunyai kestabilan yang memadai.
Kesesuaian diperiksa dengan pengujian berikut:
Setrika yang dilengkapi dudukan ditempatkan pada dudukannya pada bidang
o
miring bersudut 10 terhadap horizontal, kabel senur berada pada bidang miring pada
posisi yang terburuk. Setrika yang disuplai dengan dudukan terpisah ditempatkan pada
dudukan di atas bidang miring bersudut 15 o terhadap horizontal.
Peranti yang dimaksudkan untuk diisi dengan cairan oleh pengguna pada penggunaan
normal, diuji secara kosong atau diisi air dengan jumlah yang paling buruk sampai
dengan kapasitas yang ditunjukkan dalam petunjuk.

CATATAN 101 Dudukan dapat dilubangi (tapped) untuk mengatasi gesekan statik
antara setrika dan dudukan.
CATATAN 102
Peranti tidak dihubungkan ke jaringan suplai.
Jika setrika tumbang atau tergelincir dari dudukan pada satu posisi atau lebih,
setrika diuji seperti ditentukan dalam Ayat 11 pada semua posisi tersebut.
Kenaikan suhu tidak boleh melebihi nilai yang ditentukan dalam Tabel 9
21 Kuat mekanis
21.1 Penambahan:
Kesesuaian juga diperiksa dengan pengujian 21.101 dan 21.102.
21.101 Setrika dioperasikan pada operasi normal pada masukan daya pengenal dan,
kecuali untuk setrika nirkabel senur, suhu pelat dasar setrika dipertahankan pada kondisi
tersebut sepanjang pengujian.
Kemudian setrika digantung pada pegangannya dengan pelat dasar setrika pada
posisi horizontal. Setrika dijatuhkan dari tinggi 40 mm ke atas pelat baja yang disangga
secara kokoh, yang mempunyai tebal sekurangnya 15 mm dan massa sekurangnya 15
kg. Pengujian dilaksanakan 1000 kali pada laju tidak melebihi 20 kali jatuh per menit.
Pengujian dilaksanakan sedemikian sehingga setrika berada di atas pelat baja
selama kira-kira 15 % dari waktu pengujian.
CATATAN Setrika digantung sedemikian sehingga energi tumbuk hanya dipengaruhi
massanya.
Setelah pengujian, setrika tidak boleh rusak sampai sedemikian sehingga
kesesuaian dengan 8.1, 15.2 dan Ayat 29 terganggu. Jika terjadi keraguan, insulasi
suplemen dan insulasi diperkuat dikenai uji kuat listrik 16.3.

21.102 Sampel terpisah setrika disuplai pada voltase pengenal dengan termostat disetel
pada posisi tertinggi. Bila termostat beroperasi, setrika diputuskan dari suplai.
Setrika kemudian ditempatkan dalam gendongan yang dikonstruksi dengan
mengikat empat sudut dari lapisan tunggal kain katun tipis. Titik terendah gendongan
digantung pada tinggi 900 mm di atas papan kayu keras horizontak setebal kira-kira 20
mm yang ditempatkan di atas beton atau permukaan keras sejenis.
Setrika dalam gendongan dijatuhkan dari posisi stasioner. Pengujian dilakukan tiga
kali, setrika berada pada posisi sedemikian sehingga jatuh pertama kali ke atas papan pada
sisi kanan, kemudian pada sisi kiri dan selanjutnya pada tumitnya. Setrika dipanasi ulang
sebelum setiap dijatuhkan.
Setelah pengujian, setrika harus tahan terhadap uji kuat listrik 16.3, setrika uap
mula-mula diisi air seperti ditentukan dalam petunjuk dan diikuti istirahat selama 10 menit
di atas dudukannya.
Setrika tidak boleh rusak sedemikian sehingga kesesuaian dengan 8.1 dan 19.4
terganggu.
CATATAN Pengujian ini hanya dapat diterapkan pada bagian genggam setrika.
22 Konstruksi
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
22.7 Penggantian:
Setrika uap bertekanan dan setrika uap sesaat harus dilengkapi pelindung keselamatan
yang memadai terhadap risiko tekanan yang berlebihan.
Jika pancaran uap atau air panas dipancarkan melalui gawai proteksi, insulasi listrik
tidak boleh terpengaruh atau pengguna dapat terkena bahaya.
Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi dan dengan pengujian berikut:
Untuk setrika uap bertekanan, tekanan maksimum yang terjadi selama pengujian Ayat
11 diukur dengan ketel terisi tapi tanpa pancaran uap. Semua gawai pengatur tekanan
yang dioperasikan selama pengujian dibuat tidak beroperasi dan tekanan tidak boleh
melebihi tiga kali nilai terukur sebelumnya. Setiap gawai proteksi pembatas tekanan
kemudian dibuat tidak beroperasi dan tekanan dalam ketel dinaikkan secara hidraulis
menjadi lima kali tekanan awal yang diukur atau dua kali tekanan yang diukur dengan
gawai pengatur tekanan tidak beroperasi, pilih yang lebih tinggi. Tekanan ini
dipertahankan selama 1 menit. Tidak boleh terjadi kebocoran dari peranti.

Setrika uap bertekanan yang gawai pengatur suplai uapnya di dalam ketel,
dioperasikan seperti ditentukan dalam Ayat 11, tetapi dengan semua gawai pengatur
tekanan yang beroperasi selama pengujian Ayat 11 dibuat tidak beroperasi. Semua
ventilasi pada pelat dasar setrika dikedap dan gawai yang mengatur suplai uap dibuka.
Tidak boleh terjadi kebocoran dari selang kecuali pada tempat lunak yang disengaja di
dalam selungkup ketel. Jika hal ini terjadi, pengujian diulang pada peranti yang lain
sehingga juga harus bocor dengan cara yang sama.

Semua ventilasi pada pelat dasar setrika dari setrika uap sesaat dikedap dan tekanan
dalam wadah air dinakkan secara hidraulis sampai gawai proteksi pembatas tekanan
beroperasi. Tekanan tidak boleh melebihi 50 kPa. Outlet yang melalui gawai proteksi
kemudian dikedap dan tekanan dinaikkan menjadi 100 kPa dan dipertahankan pada nilai
ini selama 1 menit. Tidak boleh terjadi kebocoran dari peranti.

22.101 Setrika harus disediakan dengan dudukan.


Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi.
22.102 Setrika uap harus dikonstruksi sedemikian sehingga tidak ada tumpahan air serta
pancaran uap atau air panas tiba -tiba yang memungkinkan pengguna terkena bahaya
ketika setrika digunakan sesuai dengan petunjuk.
Ketika melepas tutup pengisi ketel, tekanan harus dibuang dengan cara terkendali
sebelum tutup dilepas secara penuh, untuk menghindari pancaran semprotan uap atau
air panas yang memungkinkan pengguna terkena bahaya.
Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi selama pengujian Ayat 11 dan dengan melepas
tutup pengisi pada akhir pengujian.
22.103 Wadah air setrika uap dengan ketel terpisah harus mempunyai sekurang-
kurangnya sebuah pemutus termal nonswareset yang hanya terjangkau dengan sarana
perkakas.
Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi.
22.104 Gawai proteksi pembatas tekanan yang beroperasi selama pengujian 19.4 dan
22.7 harus mempunyai lubang inlet sekurang-kurangnya berdiameter 5 mm atau luas 20
mm2 dan lebar sekurang-kurangnya 4 mm. Luas lubang pada outlet tidak boleh kurang
dari lubang pada inlet.
Kesesuaian diperiksa dengan pengukuran.
22.105 Kontak hubungan setrika nirkabel senur harus dikonstruksi sedemikian sehingga
setiap kegagalan listrik atau mekanis yang terjadi pada penggunaan normal tidak akan
meningkatkan bahaya.
Kesesuaian diperiksa dengan pengujian berikut:
Dua pin aktif setrika dihubungkan bersama dan beban resistif eksternal
dihubungkan secara seri dengan suplai. Beban eksternal sedemikian sehingga arusnya
adalah 1,1 kali arus pengenal ketika setrika disuplai pada tegangan pengenal.
Setrika ditempatkan di atas dudukannya dan dicabut 50.000 kali, dengan laju 10 kali per
menit. Pengujian dilanjutkan dengan 50.000 kali lagi tanpa arus mengalir.
Setelah pengujian setrika harus layak untuk penggunaan selanjutnya dan kesesuaian
dengan 8.1, 16.3, 27.5 dan Ayat 29 tidak boleh terganggu.

22.106 Setrika nirkabel senur yang dapat langsung dihubungkan ke jaringan suplai
selama penyetrikaan harus dikonstruksi sedemikian sehingga gaya yang diperlukan
untuk menarik konektor dari setrika sekurang-kurangnya 30 N.
Kesesuaian diperiksa dengan pengukuran.
CATATAN Setiap gawai pengunci dipasang sebelum melaksanakan pengujian.
22.107 Setrika uap bertekanan yang dilengkapi dengan lebih dari satu wadah air yang
dihubungkan bersama -sama harus dilengkapi gawai proteksi pembatas tekanan pada
masing-masing wadah yang berisi elemen pemanas.
Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi.
23 Perkawatan internal
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan.
24 Komponen
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
24.1.3 Penambahan:
Sakelar yang mengendalikan pancaran uap atau air dikenai 50.000 daur operasi.
24.4 Penambahan:
CATATAN 101 Persyaratan ini tidak dapat diterapkan untuk hubungan antara setrika
dan dudukan dari setrika nirkabel senur.
24.101 Setiap komponen yang menyatu dengan setrika, untuk kesesuaian dengan 19.4
tidak boleh swareset dan hanya dapat terjangkau dengan sarana perkakas.
Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi.
25 Hubungan suplai dan kabel senur fleksibel eksternal
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
25.5 Penambahan:
Kelengkapan jenis Z diizinkan untuk setrika wisata dan setrika nirkabel senur.
CATATAN 101 Kelengkapan jenis Z tidak diizinkan untuk setrika nirkabel senur
sehingga juga dapat langsung dihubungkan ke jaringan suplai selama penyetrikaan.
25.7 Penambahan:
Kabel senur beranyam dapat digunakan.
Kabel senur berselubung polivinil klorida hanya diizinkan sebagai kabel senur suplai
untuk dudukan dari setrika nirkabel senur dan untuk wadah air atau ketel terpisah dari
setrika uap. Hal ini tidak berlaku untuk kabel senur yang mempunyai selubung PVC
hubung silang (cross-linked) (kode penamaan 60245 IEC 87 atau kode penamaan 60245
IEC 88).
CATATAN 101 Kabel senur polivenil klorida tidak diizinkan untuk setrika nirkabel
senur sehingga juga dapat langsung dihubungkan ke jaringan suplai selama
penyetrikaan.
25.14 Modifikasi:
Sebagai pengganti beban yang ditentukan untuk kabel senur, kabel senur dibebani
dengan massa 2 kg.
Sebagai pengganti jumlah pelenturan yang ditentukan, jumlah pelenturan adalah 20.000.
CATATAN 101 Pengujian tidak dilaksanakan pada setrika nirkabel senur kecuali
setrika dapat juga langsung dihubungkan ke jaringan suplai selama penyetrikaan.
Penambahan:
Untuk setrika uap dengan wadah air atau ketel terpisah, pengujian dilaksanakan
pada selang uap dan kabel senur interkoneksi secara bersamaan. Jika keduanya terdapat
dalam satu selubung atau sebaliknya terpasang satu sama lain, rakitan tidak diputar
dengan sudut 90o.
Pengujian tidak boleh mengakibatkan:
- longgarnya selang uap;
- kerusakan selang uap sedemikian sehingga kesesuaian dengan standar ini rusak;
- kebocoran dari selang uap.
Peranti juga dikenai pengujian berikut ketika dipasang pada aparatus yang serupa
dengan pada Gambar 8. Pengujian ini dilaksanakan pada peranti terpisah.
Kabel senur suplai digantung secara vertikal dari peranti dan dibebani
sedemikian sehingga diterapkan gaya 10 N. Member osilasi digerakkan dengan sudut
180o dan kembali ke posisi awal. Jumlah pelenturan 2000, laju pelenturan harus 6 kali
per menit.
CATATAN 102 Peranti dipasang sedemikian sehingga arah pelenturan sesuai dengan
yang paling mungkin terjadi ketika kabel senur suplai dibelitkan sekelilingnya untuk
penyimpanan.
CATATAN 103 Pengujian tidak dilaksanakan jika tidak memungkinkan untuk
membelitkan kabel senur sekeliling peranti, misalnya setrika nirkabel senur dan setrika
dengan wadah air terpisah.
26 Terminal untuk konduktor eksternal
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan.
27 Ketentuan pembumian
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan.
28 Sekrup dan hubungan
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan.
29 Jarak bebas, jarak rambat dan insulasi padat
Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan.
30 Ketahanan terhadap bahang dan api

Ayat ini dari Bagian 1 ini dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut:
30.1 Penambahan:
Untuk setrika dengan termostat, kenaikan suhu yang terjadi selama Ayat 19 tidak
dipertimbangkan.
31 Ketahanan terhadap pengaratan
32 Bahaya radiasi, keracunan dan bahaya sejenis
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 KELEBIHAN BUKU
1. Buku pertama lebih mengarah kepada pemakaian setrika listriknya,
sedangkan buku yang ke-dua proteksi setrika uap
2. Isi dari buku pertama lebih lengkap, lebih baku bahasanya, dan lebih
mudah dimengerti oleh pembaca.
3. Buku pertama lebih banyak gambarnya dibandingkan buku yang kedua

KEKURANGAN BUKU
1. Isi buku kurang lengkap
2. Sampul buku tidak ada
3. Gambar di buku yang kedua kurang lengkap sehingga susah untuk
dimengerti
DAFTAR PUSTAKA

http://baristandsurabaya.kemenperin.go.id/download/Regulasi/Standard/31462_SNI%20IE
C%2060335-2-3_2009%20(Setrika).pdf
Yulianingrum Wahyu Tri, Oktober 2015, Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi
Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda
Menyetrika, Universitas Kristen Satya Wacan, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

Anda mungkin juga menyukai