Anda di halaman 1dari 66

PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN

VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA


Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...........................................................................iii

DAFTAR TABEL.............................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................v

BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................1
1.2. Permasalahan..............................................................3
1.3. Maksud, Tujuan Dan Sasaran............................................3
1.3.1. Maksud Pekerjaan................................................3
1.3.2. Tujuan Perkerjaan...............................................4
1.3.3. Sasaran Pekerjaan................................................4
1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan................................................5
1.4.1. Kegiatan...........................................................5
1.4.2. Wilayah............................................................6
1.4.3. Obyek Pekerjaan.................................................6
1.5. Dasar Hukum...............................................................6
1.6. Manfaat Pekerjaan........................................................8
1.7. Hasil Pekerjaan...........................................................10

BAB 2. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA....................11


2.1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang dan Permasalahan........11
2.2. Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan, Dan Sasaran..............16
2.2.1. Maksud Pekerjaan...............................................16
2.2.2. Tujuan Pekerjaan...............................................17
2.2.3. Sasaran Pekerjaan..............................................19
2.3. Pemahaman Terhadap Ruang Lingkup Pekerjaan...................20
2.3.1. Pekerjaan........................................................20
2.3.2. Obyek Dan Wilayah.............................................22

-i-

E - PROCUREMENT
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

2.3.3. Metode Pelaksanaan............................................23


2.3.4. Tahapan Kegiatan...............................................24
2.4. Pemahaman Terhadap Manfaat Kegiatan............................27
2.5. Pemahaman Terhadap Gambaran Pekerjaan Terhadap Hasil
Pekerjaan........................................................................30

BAB 3. METODOLOGI...................................................................32
3.1. Metodologi dan Tahapan Pekerjaan...................................32
3.2. Perangkat Pendukung...................................................34
3.2.1. Perangkat Keras (Hardware)..................................34
3.2.2. Perangkat Lunak (Software)..................................34
3.3. Persiapan..................................................................35
3.3.1. Sosialisasi.........................................................35
3.3.2. Pelatihan.........................................................36
3.3.3. Analisa Kondisi Awal............................................37
3.4. Pelaporan..................................................................38
3.4.1. Laporan Pendahuluan..........................................39
3.4.2. Laporan Antara..................................................39
3.4.3. Laporan Akhir....................................................40
3.4.4. Ringkasan Eksekutif............................................41

BAB 4. PELAKSANA KEGIATAN........................................................42


4.1. Tenaga Ahli................................................................44
4.1.1. Tenaga Ahli Kepala.............................................44
4.1.2. Tenaga Ahli Utama.............................................45
4.1.3. Tenaga Ahli......................................................47
4.2. Tenaga Pendukung.......................................................50
4.2.1. Tenaga Teknis (Sub Profesional).............................50
4.2.2. Tenaga Pendukung..............................................52
4.3. Struktur Organisasi Kerja...............................................53

BAB 5. HASIL PEKERJAAN.............................................................55

BAB 6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN.............................57

BAB 7. LAMPIRAN........................................................................58

-i-

E - PROCUREMENT
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

7.1. Nomenklatur..............................................................58
7.2. Fasilitas Pendukung......................................................60

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1 Metodologi.........................................................32
Gambar 4-1 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Pengawasan
Pendistribusian BBM Bersubsidi.................................54

-i-

E - PROCUREMENT
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Sebaran SPBU Bangka Belitung.................................................23


Tabel 4-1 Tenaga Ahli.................................................................................42
Tabel 4-1 Tenaga Pendukung.....................................................................43
Tabel 6-1 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.......................................57
Tabel 7-1 Istilah...........................................................................................58

-i-

E - PROCUREMENT
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

DAFTAR LAMPIRAN

-i-

E - PROCUREMENT
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB 1 - PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2009 telah dilakukan uji coba implementasi Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu untuk Premium dan
Minyak Solar di wilayah Kepulauan Riau. Proyek pertama di
Pulau Bintan tersebut telah membangun sistem teknologi
informasi dalam memonitor pendistribusian Jenis BBM Tertentu
Premium dan Minyak Solar yang langsung dapat dimonitor di
kantor BPH Migas dengan alat kendali berupa “barcode dan kartu
pintar”. Pembangunan sistem teknologi informasi untuk
pelaksanaan implementasi tidak mengalami hambatan yang
signifikan, namun masih perlu penyempurnaan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem tersebut dalam
rangka mengoptimalkan monitoring Sistem Pendistribusian
Tertutup Jenis BBM Tertentu untuk pengembangan wilayah
tertentu. Dengan adanya penyempurnaan sistem Teknologi
Informasi tersebut, diharapkan kendala/hambatan yang dihadapi
pada pelaksanaan implementasi Sistem Pendistribusian Tertutup
Jenis BBM Tertentu untuk Premium dan Minyak Solar pada tahun
2010 ini dapat teratasi dengan baik. Sehingga penyaluran JBT
kepada masyarakat yang telah memiliki kartu pintar dapat
termonitor dengan lebih baik oleh Pemerintah melalui perangkat
tersebut.

Sistem pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu ini telah


diamanatkan melalui Peraturan Presiden Nomor 45 tahun 2009
Pasal 10A sebagai perubahan dari Perpres 71 tahun 2005 tentang

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak


Tertentu. Berdasarkan peraturan ini pelaksanaan Sistem
Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu dengan
menggunakan alat kendali dilakukan secara bertahap, meliputi
konsumen pengguna, wilayah, harga jual eceran dan volume
tertentu. Dengan demikian pengembangan pelaksanaan
implementasi Sistem Pendistribusian Tertutup Jenis BBM
Tertentu untuk Premium dan Minyak Solar di Provinsi Bangka
Belitung diharapkan terlaksana dengan baik tanpa mengalami
hambatan/kendala yang signifikan.

Untuk pengembangan pelaksanaan implementasi Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu untuk Premium dan
Minyak Solar di wilayah Provinsi Bangka Belitung diharapkan
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dapat mengeluarkan
peraturan dan/atau kebijakan pelaksanaan sebagai dasar
pengelolaan Sistem Pendistribusian Tertutup Jenis BBM
Tertentu. Peraturan tersebut dapat menjadi dasar Pemerintah
Daerah mengelola Sistem Pendistrbusian Tertutup Jenis BBM
Tertentu melalui penerbitan Peraturan Daerah yang berisi Tata
Kelola, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Sistem
Pendistrbusian Tertutup Jenis BBM Tertentu. Dengan terbitnya
Peraturan Daerah ini akan menjadi dasar bagi Badan Usaha
Pelaksana Penugasan JBT melalui SPBU dan masyarakat
konsumen pengguna wajib melaksanakan penggunaan alat
kendali (Kartu Pintar) sehingga tujuan dan sasaran program
dapat sepenuhnya tercapai.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.2. PERMASALAHAN

Adapun beberapa permasalahan yang teridentifikasi terkait


volume distribusi Jenis BBM Tertentu (BBM Bersubsidi)
Premium dan Minyak solar adalah:

a. Sistem pendistribusian Jenis BBM Tertentu masih terbuka


dan belum terdapat sarana dan prasarana monitoring
dan/atau pengendalian, sehingga setiap kendaraan
bermotor dapat mengisi bahan bakar di SPBU.

b. Pendistribusian/Penjualan Jenis BBM Tertentu (BBM


Bersubsidi) masih dirasakan kurang tepat sasaran, tepat
volume dan tepat waktu.

Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, BPH Migas


telah mengembangkan sistem teknologi informasi yang
langsung dapat memonitor dan mengawasi pendistribusian
volume distribusi Jenis BBM Tertentu Premium dan Minyak
Solar dengan menggunakan alat kendali berupa teknologi
kartu pintar. Namun Sistem Pendistribusian Tertutup tersebut
masih perlu disempurnakan sehingga pada waktu
pengimplementasian sistem diatas dapat terlaksana tanpa
kendala.

1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. MAKSUD PEKERJAAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencatat dan


memonitor penyaluran BBM Jenis Bensin Premium
dan Minyak Solar dalam rangka pengawasan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

pendistribusian Jenis BBM Tertentu yang


dikonsumsi masyarakat pengguna kendaraan
bermotor sesuai dengan peruntukan dan kebutuhan
dasarnya.

1.3.2. TUJUAN PERKERJAAN

 Terwujudnya tugas pendistribusian volume


Jenis BBM Tertentu Premium dan Minyak Solar
tepat sasaran dan tepat volume;

 Mampu memberikan umpan balik informasi


yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
perhitungan besaran alokasi volume Jenis BBM
Tertentu di Provinsi Bangka Belitung dan
kontrol pajak BPKB oleh Pemerintah Daerah;

 Tersedianya informasi dalam rangka


pengambilan kebijakan sebagai usulan pada
pemerintah dan/atau kebijakan Badan
Pengatur untuk rencana strategis
pengembangan Sistem Pendistribusian
Tertutup Jenis BBM Tertentu di wilayah lain.

1.3.3. SASARAN PEKERJAAN

 Terlaksananya sistem pengawasan, pencatatan


dan penelusuran transaksi pembelian BBM
Bersubsidi untuk tiap jenis kendaraan
bermotor (KBM) dengan cepat dan efektif;

 Tercapainya mekanisme pembatasan alokasi


koata volume untuk tiap kendaraan bermotor

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

(KBM) berdasarkan data riil yang terjadi di


lapangan;

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1.4.1. KEGIATAN

Untuk mencapai maksud, tujuan, dan sasaran di


atas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

 Melakukan perencanaan pengembangan Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu
(BBM Bersubsidi) Premium dan Minyak Solar
untuk wilayah Pulau Batam dengan konsumen
pengguna kendaraan bermotor yang
sepenuhnya dapat dicapai;

 Koordinasi Kerjasama antar Institusi/Lembaga


dan Pemerintah Daerah serta Badan Usaha
termasuk Hiswana Migas lebih cermat dan
seksama, sehingga sosialisasi lebih efektif dan
optimal;

 Persiapan infrastruktur, pelayanan dan


verifikasi konsumen pengguna serta kendaraan
bermotor dan persiapan Lembaga Penyalur;

 Ujicoba implementasi/penerapan Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu
dengan melakukam monitoring penyaluran dan
transaksi pembelian Jenis BBM Tertentu (BBM
Bersubsidi) Premium dan Minyak Solar dengan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

menggunakan alat kendali berupa kartu


pintar;

 Penyusunan dan presentasi pelaporan yang


terdiri atas laporan pendahuluan,laporan
antara, laporan akhir dan ringkasan eksekutif
serta laporan individu implementasi.

1.4.2. WILAYAH

Wilayah kegiatan dalam rangka pengembangan


Sistem Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu
Bensin Premium dan Minyak Solar dengan adalah di
Provinsi Bangka Belitung dengan obyek konsumen
pengguna dan kendaraan bermotor yang teritegrasi
dalam Sistem Pengawasan Jenis BBM Tertentu
Sektor Transportasi Darat di BPH Migas.

1.4.3. OBYEK PEKERJAAN

Obyek pekerjaan pengembangan sistem


pengawasan volume penggunaan BBM secara
tertutup di Provinsi Bangka Belitung terdiri dari:

 Lembaga Penyalur : SPBU

 Pengguna BBM bersubsidi : Kendaraan


Bermotor

1.5. DASAR HUKUM

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas


Bumi;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 2002 tentang Badan


Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak
dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa;

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 sebagaimana telah


diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2009 tentang
Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2005 yang disempurnakan


dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu;

Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pembentukan


Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui
Pipa;

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 0007


Tahun 2005 tanggal 21 April 2005 tentang Persyaratan dan
Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha Dalam Kegiatan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi;

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 0044


Tahun 2005 tanggal 22 Nopember 2005 tentang Penyelenggaraan
Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu;

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 0048


Tahun 2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Standar dan Mutu
(Spesifikasi) Serta Pengawasan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar
Gas, Bahan Bakar Lain, LPG, LNG, dan hasil Olahan Lain Yang
Dipasarkan Di Dalam Negeri;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.6. MANFAAT PEKERJAAN

Manfaat yang diharapkan dari pengendalian volume BBM


Bersubsidi jenis Bensin Premium dan Minyak Solar secara
Tertutup menggunakan Kartu Pintar adalah sebagai berikut:

Terlacak dan tercatatnya jumlah penyaluran BBM Bersubsidi


jenis Premium dan Minyak Solar yang dilakukan oleh Badan
Usaha Pelaksana PSO untuk setiap jenis kendaraan bermotor
transportasi;

Manfaat pola pengawasan di konsumen menggunakan Kartu


Pintar:

Bagi Pemerintah, memudahkan proses pengawasan dan


verifikasi terhadap pelaksanaan PSO yang dilakukan oleh
Badan Usaha di setiap titik pendistribusian sampai dengan
titik konsumen atas volume konsumsi transportasi di suatu
wilayah;

Bagi instansi terkait dam lembaga perbankan,


meningkatkan kapasitas sistem perbankan nasional
melalui integrasi sistem perbankan nasional dengan
program-program pemerintah yang lain seperti subsidi
BBM, pelacakan pembayaran pajak kendaraan bermotor
bagi Pemda, asuransi bagi perusahaan ansuransi, serta
meningkatkan jumlah nasabah bagi bank;

Bagi SPBU/ Kalangan Pebisnis, terciptanya jaminan


pengembalian investasi dan pengendalian;

Bagi Badan Usaha Pelaksana PSO, mempercepat proses


verifikasi terhadap dokumen penagihan;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Nasional, menciptakan transparansi dalam program


penyaluran subsidi BBM

Manfaat dari pengembangan sistem pengawasan volume BBM


Bersubsidi jenis Premium dan Minyak Solar adalah :

Mempermudah Pemerintah dalam melakukan koordinasi


dengan seluruh instansi yang terlibat di sektor
transportasi dan program subsidi BBM seperti DEPHUB,
DEPKEU, DESDM, BPH MIGAS, POLRI, PEMDA, Jaringan
Perbankan, Jaringan Asuransi Kendaraan, dan Instansi
lain;

Mempermudah Pemerintah khususnya BPH Migas untuk


mengembangkan sistem pengawasan volume BBM
Bersubsidi menjadi sistem pengawasan keseluruhan
aktivitas penyaluran dan pendistribusian BBM secara
nasional;

Mempermudah POLRI untuk melacak dan meng-update


status dan/ atau keberadaan kendaraan bermotor (KBM)
yang terdata sebagai penerima subsidi BBM jenis Premium
dan Minyak Solar serta meminimalisir tingkat curanmor di
tiap wilayah;

Mempermudah Pemerintah dalam memproyeksikan


kebutuhan BBM berdasarkan pada kebutuhan konsumen
per wilayah;

Terakomodasinya anggaran subsidi BBM pada APBN untuk


memenuhi kebutuhan kendaraan bermotor umum dan/atau
bermotor pribadi guna melayani kebutuhan masayarakat;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Terkontrol dan terjadi keseimbangan penyaluran subsidi BBM


sesuai dengan besarnya subsidi yang dialokasikan pada APBN
pada kelompok masyarakat tertentu;

Mendorong dan/atau memaksa masyarakat untuk melakukan


penghematan dalam mengkonsumsi BBM yang ketersediannya
mulai terbatas.

Menjaga kelestarian lingkungan hidup melalui pengendalian


pencemaran udara.;

1.7. HASIL PEKERJAAN

Dari perkerjaan di atas, maka hasil kegiatan yang diharapkan


untuk dapat diperoleh adalah :

Tercatat dengan akurat volume pembelian/konsumsi BBM


Bersubsidi Bensin Premium dan Minyak Solar;

Data masyarakat dan KBM (nama dan alamat) Bersubsidi Bensin


Premium dan Minyak Solar di tiap kabupaten/ kota di wilayah
implementasi;

Kewajaran volume pemakaian/konsumsi tidak melebihi


alokasi/kuota volume yang ditetapkan dan memenuhi
kebutuhan kendaraan bermotor umum dan/atau bermotor
pribadi guna melayani kebutuhan masayarakat.

Sistem pengawasan dan pengendalian volume penggunaan BBM


Bersubsidi jenis Premium dan Minyak Solar yang berkelanjutan
dan berbasis teknologi informasi.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BABBAB 2 – PEMAHAMAN
2. PEMAHAMAN TERHADAP
TERHADAP KERANGKA
KERANGKA ACUAN
ACUAN KERJA KERJA

Setelah membaca dan mencermati secara mendalam dan menyeluruh,


maka kerangka acuan kerja pengembangan sistem pengawasan volume
penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka Belitung yang
disusun sudah sangat jelas dan sistematis sehingga memudahkan dalam
penjabarannya. Uraian lebih rinci dapat dilihat sebagaimana berikut di
bawah ini :

2.1. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG DAN


PERMASALAHAN

Merujuk pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang


Minyak dan Gas Bumi mengamanatkan kepada Pemerintah
terkait dengan penyediaan, pendistribusian dan harga BBM.
Sesuai Pasal 8 Ayat 2 Pemerintah berkewajiban menjamin
ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak
di seluruh wilayah Indonesia. Pasal yang lain penetapan harga
Bahan Bakar Minyak sesuai mekanisme pasar tanpa mengurangi
tanggung jawab sosial Pemerintah terhadap golongan
masyarakat (Pasal 8 ayat 3).

Dasar hukum diatas adalah dasar normatif yang dijadikan


sebagai acuan implementasi di lapangan sehingga Pemerintah
tetap mengambil kebijakan mempertahankan penyediaan dan
pendistribusian harga BBM keseluruh Indonesia dengan
mempertimbangkan adanya tanggung jawab sosial pemerintah
terhadap golongan masyarakat melalui program subsidi.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Dari pemahaman tim tenaga ahli terhadap Kerangka Acuan


Kerja, maka dapat ditarik sebuah pemahaman terhadap latar
belakang kegiatan implementasi ini harus segera dilaksanakan.

Adapun pemahaman tim tenaga ahli terhadap latar belakang


yang akan dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan sistem
adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001, kewenangan


penyelenggaraan urusan sektor Migas berada di tangan
Pemerintah. Dalam rangka pengaturan dan pengawasan kegiatan
usaha hulu Migas, Pemerintah membentuk Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas). Selanjutnya, dalam
rangka pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha hilir,
Pemerintah membentuk Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir
Migas (BPH Migas). Kegiatan usaha hilir yang menjadi domain
pengaturan dan pengawasan BPH Migas adalah kegiatan usaha
penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa;

Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya pada Badan


Usaha untuk turut andil di kegiatan usaha Migas atas dasar
prinsip persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.
Badan Usaha tersebut dapat berupa swasta, BUMN, BUMD,
koperasi dan pengusaha kecil menengah;

Merujuk pada dasar hukum serta ketentuan yang selama ini telah
digunakan sebagai aturan main pada seluruh proses bisnis BBM
serta Tugas Pokok dan Fungsi BPH Migas sebagai badan pengatur
kegiatan hilir migas. Maka Pemerintah, melalui Badan Pengatur
Hilir Migas berkewajiban untuk menjamin ketersediaan dan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak di seluruh


Indonesia;

BPH Migas adalah Badan Hukum Milik Negara yang ditugaskan


secara langsung untuk mengatur proses bisnis Bahan Bakar
Minyak di seluruh wilayah NKRI. Dimana BPH Migas memiliki
kewenangan untuk melibatkan instansi lain yang berkepentingan
terhadap kebutuhan BBM melalui pembangunan kerjasama
teknis, pemanfaatan sistem informasi, dan kerjasama
pengawasan berjenjang yang terkoordinir dari tingkat pusat
hingga daerah.

Meningkatnya kecenderungan terjadinya penyelewengan dalam


pendistribusian BBM Bersubsidi yang disebabkan oleh disparitas
harga yang begitu tinggi dan juga minimnya cadangan minyak
bumi serta peningkatan kebutuhan BBM bersubsidi yang
berdampak pada peningkatan beban yang harus ditanggung oleh
Pemerintah untuk program subsidi.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Pasal 8 ayat 3,


penetapan harga Bahan Bakar Minyak sesuai mekanisme pasar
tanpa mengurangi tanggung jawab sosial Pemerintah terhadap
golongan masyarakat. Dari sudut pandang hukum, maka BPH
Migas berhak menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan
terhadap dua jenis BBM, yakni BBM Non Subsidi dan BBM
Bersubsidi. Dan jika dilihat dari sisi penggunaan BBM Bersubsidi,
maka setiap produk yang disalurkan wajib untuk diatur dan
diawasi mulai dari titik penyediaan sampai dengan
penggunaannya di masyarakat. Dengan demikian BPH Migas
memiliki kewenangan penuh dalam rangka mengatur dan
mengawasi proses penetapan alokasi kuota BBM Bersubsidi dari
titik penyediaan sampai dengan titik konsumen dalam rangka

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

merumuskan kebijakan kepada Pemerintah terkait manajemen


penggunaan BBM Bersubsidi untuk tiap sektor pengguna;

Berdasarkan data realiasi penjualan BBM Bersubsidi tahun 2007,


jumlah konsumsi BBM mencapai lebih dari 60 juta kiloliter. Dari
jumlah tersebut, sektor transportasi merupakan sektor yang
paling banyak mengkonsumsi BBM dengan persentase sekitar 51%
atau lebih dari 31 juta KL. Kemudian disusul oleh sektor rumah
tangga dan industri dengan persentase masing-masing sebesar
16%.

Jika dilihat dari jenis bahan bakar yang digunakan, minyak solar
merupakan jenis bahan bakar yang paling banyak dikonsumsi,
dengan jumlah sekitar 25 juta KL, kemudian Bensin Premium
dengan jumlah konsumsi 17 juta KL dan Kerosene dengan jumlah
konsumsi 10 juta KL. Dengan demikian, maka beban subsidi yang
harus ditanggung oleh Pemerintah untuk membayar selisih
subsidi ke Badan Usaha Pelaksana Penugasan terus meningkat.

Untuk jenis BBM yang disubsidi atau Jenis BBM Tertentu, jumlah
volumenya ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan DPR.
Penetapan volume ini masih didasarkan pada kebutuhan tahunan
dan bukan berbasis pada data kebutuhan real per pengguna.
Mekanisme tersebut akhirnya menimbulkan celah
penyalahgunaan sistem dalam bentuk penyimpangan yang
dilakukan oleh oknum Badan Usaha penerima penugasan P3JBT,
oknum lembaga penyalur dan oknum Pemerintah Pusat. Sehingga
diperlukan adanya sistem informasi yang terintegrasi dengan
sistem yang sudah ada dalam rangka memaksimalkan
pelaksanaan tugas BPH Migas pengawasan terhadap
pendistribusian BBM Bersubsidi, perencanaan pengaturan BBM
berbasis data yang dinamis;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Berdasarkan analisis data realisasi penjualan BBM Bersubsidi


tahun 2007 dan APBN-Perubahan. Pemerintah metetapkan
volume Jenis BBM Tertentu sebesar 36,031 juta KL. Terdiri atas
16,582 juta KL Bensin Premium; 9,591 juta KL Minyak Tanah dan
9,857 juta KL Minyak Solar. Sedangkan realisasi konsumsi Jenis
BBM Tertentu untuk Tahun 2007 melebihi dari jumlah yang telah
ditetapkan dalam APBN-Perubahan yakni sebesar 40,058 juta KL
yang terdiri atas 19,052 juta KL Bensin Premium; 10,526 juta KL
dan 11,080 juta KL minyak solar;

Berbasis pada analisis data APBN tahun 2008, Pemerintah


menetapkan kuota volume Jenis BBM Tertentu sebesar 35,836
juta KL yang terdiri atas 16,95 juta KL Bensin Premium; 7,886
juta KL Minyak Tanah dan 11 juta KL Minyak Solar;

BPH Migas telah melakukan ujicoba pengaturan dan pengawasan


penggunaan BBM Bersubsidi jenis Minyak Tanah untuk
penggunaan di sektor Rumah Tangga melalui Kartu Kendali.
Namun sistem ini belum dapat dijalankan secara nasional akibat
adanya benturan antara sistem yang ditawarkan dengan aturan
hukum yang ada di tiap Pemerintah Provinsi. Maka dari itu,
sasaran utama pengaturan dan pengawasan mengarah pada
penggunaan BBM Bersubsidi di sektor Transportasi;

Dengan demikian, dalam rangka mengoptimalkan peran


pengaturan yang melekat pada Tugas Pokok dan Fungsi BPH
Migas, khususnya pada proses penyediaan, pendistribusian dan
penggunaan BBM Bersubsidi. BPH Migas memerlukan adanya
sistem pengelolaan dan kerjasama penanganan data kebutuhan
BBM Bersubsidi yang sifatnya dinamis yang nantinya dijadikan
sebagai acuan penetapan alokasi kuota BBM Bersubsidi ke depan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

serta sistem pengawasan yang melibatkan seluruh stake holders


terkait;

2.2. PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD, TUJUAN, DAN


SASARAN

Dari Kerangka acuan kegiatan dapat dipahami maksud dan


tujuan dari kegiatan pengembangan sistem pengawasan volume
penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka Belitung
adalah sebagai berikut:

2.2.1. MAKSUD PEKERJAAN

Salah satu maksud dari penyelenggaraan kegiatan


usaha migas disebutkan dalam Undang Undang No
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
berkaitan dengan penjaminan efisiensi dan
efektivitas tersedianya BBM. Selama ini
pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT Jenis
Bensin Premium Dan Minyak Solar) yang telah
dilaksanakan di seluruh Indonesia salah satunya
kepada konsumen pengguna transportasi laut masih
dengan sistem pendistribusian terbuka.
Pendistribusian JBT Jenis Bensin Premium Dan
Minyak Solar dengan cara demikian masih membuka
peluang terjadinya penyaluran yang tepat sasaran
dan tepat volume

Maka dari Kerangka acuan kerja kegiatan


pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi ini
dapat dipahami bahwa maksud dari kegiatan adalah

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

untuk mencatat dan memonitor penyaluran BBM


Jenis Bensin Premium dan Minyak Solar dalam
rangka pengawasan pendistribusian Jenis BBM
Tertentu yang dikonsumsi masyarakat pengguna
kendaraan bermotor sesuai dengan peruntukan dan
kebutuhan dasarnya.

2.2.2. TUJUAN PEKERJAAN

Dari Kerangka acuan kegiatan dapat dipahami


tujuan dari kegiatan pengembangan sistem
pengawasan volume penggunaan BBM secara
tertutup di provinsi Bangka Belitung adalah sebagai
berikut :

 Terwujudnya tugas pendistribusian volume


Jenis BBM Tertentu Premium dan Minyak Solar
tepat sasaran dan tepat volume;

 Mampu memberikan umpan balik informasi


yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
perhitungan besaran alokasi volume Jenis BBM
Tertentu di Provinsi Bangka Belitung dan
kontrol pajak BPKB oleh Pemerintah Daerah;

 Tersedianya informasi dalam rangka


pengambilan kebijakan sebagai usulan pada
pemerintah dan/atau kebijakan Badan
Pengatur untuk rencana strategis
pengembangan Sistem Pendistribusian
Tertutup Jenis BBM Tertentu di wilayah lain.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Dari point pada tujuan diatas dapat dijabarkan


mengenai tujuan jangka panjangnya sebagai
berikut :

 Terselenggaranya pendistribusian subsidi


hanya untuk kalangan yang layak dan wajar
untuk disubsidi/ subsidi selektif;

 Terselenggaranya penyaluran BBM bersubsidi


pada obyek penerima sesuai dengan sasaran
yang diinginkan/ ditetapkan;

 Meningkatnya keamanan penyaluran subsidi


yang melekat pada BBM jenis Premium dan
Minyak Solar;

 Meningkatnya transparansi serta pelacakan


arus material, informasi dan dokumen dalam
pendistribusian BBM bersubsidi jenis Premium
dan Minyak Solar, sehingga dapat menekan
penyimpangan di titik pendistribusian maupun
titik konsumen;

 Mampu memberikan umpan balik informasi


yang secara otomatis dapat dipergunakan
sebagai acuan dalam mekanisme perhitungan
besaran subsidi dan kontrol realisasi
penyaluran BBM bersubsidi;

 Dapat dilaksanakannya pengalokasian BBM


bersubsidi pada setiap jenis dan karakter
operasional kendaraan bermotor sesuai
dengan kebutuhan dasarnya, sementara

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

pembelian diluar kebutuhan dasar tersebut


dikenakan harga keekonomian.

2.2.3. SASARAN PEKERJAAN

Dari Kerangka acuan kegiatan dapat dipahami


sasaran dari kegiatan pengembangan sistem
pengawasan volume penggunaan BBM secara
tertutup di provinsi Bangka Belitung ini adalah:

 Terlaksananya sistem pengawasan, pencatatan


dan penelusuran transaksi pembelian BBM
Bersubsidi untuk tiap jenis kendaraan
bermotor (KBM) dengan cepat dan efektif;

 Tercapainya mekanisme pembatasan alokasi


koata volume untuk tiap kendaraan bermotor
(KBM) berdasarkan data riil yang terjadi di
lapangan;

Point diatas yang menjadi sasaran kegiatan


kegiatan pengembangan sistem pengawasan volume
penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka
Belitung ini sesuai dengan tupoksi BPH Migas guna
mencapai :

 Teridentifikasinya kesesuaian pelanggan


pengguna langsung sebagai obyek yang sah
(legal formal) menggunakan BBM bersubsidi,

 Teridentifikasinya lokasi dan fasilitas


pengguna BBM Bersubsidi pelanggan pengguna
langsung,

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Diperolehnya volume riil penggunaan BBM


bersubsidi pelanggan pengguna langsung yang
berhak selama periode bulan berjalan,

 Teridentifikasinya kesesuaian lembaga


penyalur sebagai pelaksana yang sah (legal
formal) menyalurkankan BBM bersubsidi,

 Teridentifikasinya lokasi dan fasilitas lembaga


penyalur BBM Bersubsidi, dan

2.3. PEMAHAMAN TERHADAP RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Dari Kerangka acuan kegiatan dapat dipahami ruang lingkup dari


kegiatan pengembangan sistem pengawasan volume penggunaan
BBM secara tertutup di provinsi Bangka Belitung ini adalah:

2.3.1. PEKERJAAN

 Melakukan perencanaan pengembangan Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu
(BBM Bersubsidi) Premium dan Minyak Solar
untuk wilayah Provinsi Bangka Belitung dengan
konsumen pengguna kendaraan bermotor
yang sepenuhnya dapat dicapai.

 Koordinasi Kerjasama antar Institusi/Lembaga


dan Pemerintah Daerah serta Badan Usaha
termasuk Hiswana Migas lebih cermat dan
seksama, sehingga sosialisasi lebih efektif dan
optimal;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Persiapan infrastruktur, pelayanan dan


verifikasi konsumen pengguna serta kendaraan
bermotor dan persiapan Lembaga Penyalur;

 Ujicoba implementasi/penerapan Sistem


Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu
dengan melakukam monitoring penyaluran dan
transaksi pembelian Jenis BBM Tertentu (BBM
Bersubsidi) Premium dan Minyak Solar dengan
menggunakan alat kendali berupa kartu
pintar;

 Penyusunan dan presentasi pelaporan yang


terdiri atas laporan pendahuluan,laporan
antara, laporan akhir dan ringkasan eksekutif
serta laporan individu implementasi.

Dari point point diatas konsultan menyediakan


perencanaan pengembangan sistem yang dapat
dilihat pada bab mengenai metodologi kegiatan
dimana konsultan melakukan skema pengembangan
yang didasarkan pada kondisi sosial
kemasyarakatan serta karakteristik penggunaan
BBM di tiap provinsi berikut rencana pengembangan
dan pemanfaatan sistem di tiap Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, rencana
strategis yang disertai dengan panduan
implementasinya.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

2.3.2. OBYEK DAN WILAYAH

Lingkup obyek yang ditetapkan pada pekerjaan


Implementasi Pengendalian Volume BBM bersubsidi
bensin Premium dan Minyak Solar secara tertutup
adalah:

 Kendaraan Bermotor

Objek kegiatan adalah Kendaraan Bermotor di


Provinsi Bangka Belitung yang didapat dari
basis data kepolisian daerah dan SAMSAT di
tingkat Provinsi dan Kabupaten;

 SPBU

Untuk Ujicoba Sistem Pelacakan Transaksi


dengan Kartu Pintar dibatasi di titik SPBU di
Pulau Bangka Belitung. Dan untuk ujicoba
sistem monitoring realisasi penjualan BBM di
lembaga penyalur/ titik serah Premium dan
Solar/ SPBU dilakukan di wilayah administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Berikut dibawah ini adalah tabel mengenai
SPBU di Provinsi Bangka Belitung.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 2-1 Sebaran SPBU Bangka Belitung


PROVINSI KABUPATEN/KOTA JML SPBU
Bangka Bangka Barat 8
Bangka Bangka Induk 10
Bangka Bangka Tengah 6
Bangka Belitung Timur 3
Bangka Kodya Pangkal Pinang 7
Jumlah 34

2.3.3. METODE PELAKSANAAN

Terkait metode pelaksanaan yang dipergunakan


dalam kegiatan pengendalian volume penggunaan
BBM Bersubsidi bensin premium dan minyak solar
secara tertutup yang termaktub di Kerangka Acuan
Kerja.

Pada pekerjaan ini kami menawarkan kepada BPH


Migas beberapa metodologi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan tanpa
harus merubah usulan metodologi yang ada di
Kerangka Acuan Kerja sebagai berikut :

 Pengumpulan data awal dilakukan melalui


Rapat Koordinasi dengan instansi terkait serta
indepth interview dan/ atau survei di lingkup
wilayah yang telah ditetapkan;

 Integrasi data kendaraan bermotor akan


dilakukan melalui metode rapat koordinasi
dengan SAMSAT dan/ atau melalui mekanisme
registrasi ulang di masa pendistribusian kartu
pintar;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Pembangunan jaringan kerja antar instansi


seperti Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/kota, BANK dan POLDA dilakukan
melalui sosialisasi awal dan rapat koordinasi
terbatas serta rapat koordinasi lintas sektoral;

 Proses pengadaan barang dalam rangka


pembangunan data center dilakukan melalui
mekanisme pemilihan vendor yang diawasi
oleh Direktorat BBM BPH Migas dan/ atau
diserahkan kepada konsultan ;

 Monitoring realisasi penyaluran BBM dan


pencatatan transaksi tiap Kendaraan Bermotor
dilakukan di titik SPBU dan di proses di pusat
pengolahan data dan dilaporkan ke Pusat Data
BPH Migas;

2.3.4. TAHAPAN KEGIATAN

Dari pemahaman kami terhadap Kerangka Acuan


Kerja, tahapan kegiatan yang dipaparkan oleh BPH
Migas lebih mengarah pada beberapa tahapan,
yakni :

 Tahapan Persiapan

Untuk tahapan persiapan, konsultan akan


melakukan pengumpulan data awal di seluruh
Pemerintah Daerah di Privinsi Bangka Belitung
dalam rangka menyusun Rencana Strategis
Pemanfaatan dan Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Pengaturan dan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Pengawasan Terhadap Volume Penggunaan


BBM Nasional.
Pada tahapan ini juga konsultan akan
melakukan pemetaan awal terhadap
infrastruktur pendistribusian BBM jenis
Premium dan Minyak Solar dan sebaran
kendaraan bermotor di di Provinsi Bangka
Belitung dalam rangka menyusun format
database awal untuk Pusat Data Volume
Penggunaan BBM Nasional di BPH Migas.

 Tahapan Pengkondisian

Pada tahapan ini, konsultan akan melakukan


beberapa rapat koordinasi dalam rangka
mengintegrasikan sistem dan menyusun
kerjasama teknis antara BPH Migas dan
stakeholders terkait lainnya, termasuk dengan
Pihak BANK.
Setelah seluruh kesepakatan teknis antara BPH
Migas dan stakeholder sudah terjalin dan
terkondisikan melalui integrasi sistem maka
konsultan akan melakukan sosialisasi
persiapan implementasi berupa pengenalan
sistem, produk, mekanisme dan prosedur,
pembukaan layanan registrasi, dan pos
informasi di masyarakat dengan metode
penyebaran pamflet, spanduk, iklan layanan
via radio dan media komunikasi massa lainnya.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Tahapan Implementasi

Pada tahapan implementasi sistem yang


ditawarkan, konsultan akan melakukan
pengawasan dan pendampingan di beberapa
titik infrastruktur yakni Titik Transaksi di SPBU
Provinsi Bangka Belitung, infrastruktur
Network Access Center Bank yang ditunjuk,
SAMSAT, dan Pusat Data BPH Migas.

 Tahapan Pemanfaatan

Tahapan pemanfaatan adalah tahap peralihan


fungsi pengawasan terhadap ujicoba sistem
dari konsultan ke BPH Migas. Dimana masa
kerja antara konsultan dan BPH Migas telah
berakhir.
Untuk selanjutnya BPH Migas dapat
mengalihkan kegiatan operasional sistem
kepada PEMDA untuk melihat kesinambungan
sistem. Unit pemantauan keberlangsungan
sistem ini adalah dengan memonitor data yang
dikirim oleh Network Access Center ke Pusat
Data berupa laporan realisasi penyaluran
volume penggunaan BBM dari SPBU Bangka
Belitung dan laporan transaksi harian volume
BBM Bersubsidi per jenis kendaraan di Provinsi
Bangka Belitung.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

2.4. PEMAHAMAN TERHADAP MANFAAT KEGIATAN

Manfaat yang diharapkan dari pengendalian volume BBM


Bersubsidi jenis Bensin Premium dan Minyak Solar secara
Tertutup menggunakan Kartu Pintar adalah sebagai berikut:

Terlacak dan tercatatnya jumlah penyaluran BBM Bersubsidi


jenis Premium dan Minyak Solar yang dilakukan oleh Badan
Usaha Pelaksana PSO untuk setiap jenis kendaraan bermotor
transportasi;

Manfaat pola pengawasan di konsumen menggunakan Kartu


Pintar:

Bagi Pemerintah, memudahkan proses pengawasan dan


verifikasi terhadap pelaksanaan PSO yang dilakukan oleh
Badan Usaha di setiap titik pendistribusian sampai dengan
titik konsumen atas volume konsumsi transportasi di suatu
wilayah;

Bagi instansi terkait dam lembaga perbankan,


meningkatkan kapasitas sistem perbankan nasional
melalui integrasi sistem perbankan nasional dengan
program-program pemerintah yang lain seperti subsidi
BBM, pelacakan pembayaran pajak kendaraan bermotor
bagi Pemda, asuransi bagi perusahaan asuransi, serta
meningkatkan jumlah nasabah bagi bank;

Bagi SPBU/ Kalangan Pebisnis, terciptanya jaminan


pengembalian investasi dan pengendalian;

Bagi Badan Usaha Pelaksana PSO, mempercepat proses


verifikasi terhadap dokumen penagihan;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Nasional, menciptakan transparansi dalam program


penyaluran subsidi BBM

Mempermudah Pemerintah dalam melakukan koordinasi


dengan seluruh instansi yang terlibat di sektor
transportasi dan program subsidi BBM seperti DEPHUB,
DEPKEU, DESDM, BPH MIGAS, POLRI, PEMDA, Jaringan
Perbankan, Jaringan Asuransi Kendaraan, dan Instansi
lain;

Mempermudah Pemerintah khususnya BPH Migas untuk


mengembangkan sistem pengawasan volume BBM
Bersubsidi menjadi sistem pengawasan keseluruhan
aktivitas penyaluran dan pendistribusian BBM secara
nasional;

Mempermudah POLRI untuk melacak dan meng-update


status dan/ atau keberadaan kendaraan bermotor (KBM)
yang terdata sebagai penerima subsidi BBM jenis Premium
dan Minyak Solar serta meminimalisir tingkat curanmor di
tiap wilayah;

Mempermudah Pemerintah dalam memproyeksikan


kebutuhan BBM berdasarkan pada kebutuhan konsumen
per wilayah;

Point manfaat sudah sangat jelas bahwa ketelitian beserta


keakuratan volume hasil penyaluran BBM Bersubsidi jenis
Premium dan Minyak Solar yang dilakukan oleh Badan Usaha
Pelaksana PSO untuk setiap jenis kendaraan bermotor
transportasi sangat diperlukan guna menjaga point yang sesuai
dengan tupoksi BPH Migas yakni kelancaran pendistribusian BBM.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Sedangkan manfaat lainnya yang akan dapat dirasakan


kedepannya adalah :

 Terakomodasinya anggaran subsidi BBM pada APBN untuk


memenuhi kebutuhan kendaraan bermotor umum
dan/atau bermotor pribadi guna melayani kebutuhan
masayarakat;

 Terkontrol dan terjadi keseimbangan penyaluran subsidi


BBM sesuai dengan besarnya subsidi yang dialokasikan
pada APBN pada kelompok masyarakat tertentu;

 Mendorong dan/atau memaksa masyarakat untuk


melakukan penghematan dalam mengkonsumsi BBM yang
ketersediannya mulai terbatas.

 Menjaga kelestarian lingkungan hidup melalui


pengendalian pekerjaan pengawasan pendistribusian BBM
bersubsidi adalah:

 Penggunaan BBM bersubsidi oleh pelanggan langsung


dapat ditingkatkan keakuratannya, sehingga besaran
subsidi yang disalurkan memiliki tingkat ketepatan yang
lebih baik,

 Dapat terselenggaranya amanat pasal 8 Undang Undang


No 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi,

 Terselanggaranya amanat PP 67 tahun 2002,

 Data penggunaan dan penyaluran BBM bersubsidi hasil


verifikasi secara langsung dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan alokasi BBM bersubsidi,

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Memperkecil peluang terjadinya penyimpangan


penggunaan maupun penyaluran BBM bersubsidi,

 Mengurangi penyimpangan penggunaan maupun


penyaluran BBM bersubsidi baik ditingkat pengguna
maupun di tingkat penyalur sehingga secara langsung
menghemat besaran subsidi yang menjadi beban
pemerintah,

 Dalam periode waktu yang cukup secara langsung akan


mempercepat proses penetapan dan pembayaran subsidi
pada Badan Usaha yang ditugaskan, dan

 Meningkatkan kepastian dan keakuratan penerimaan


negara dan pemda di sektor pajak baik PPn maupun
PBBKB dari BBM bersubsidi maupun BBM Non Subsidi.

2.5. PEMAHAMAN TERHADAP GAMBARAN PEKERJAAN


TERHADAP HASIL PEKERJAAN

Hasil ahir kegiatan pengembangan sistem pengawasan volume


penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka Belitung
adalah pengendalian volume penggunaan BBM Bersubsidi bensin
premium dan minyak solar secara tertutup yang termaktub di
Kerangka Acuan Kerja.

Menurut konsultan, pada pekerjaan ini kami menawarkan kepada


BPH Migas beberapa output penting dalam rangka pelaksanaan
kegiatan secara keseluruhan tanpa harus mengubah usulan
metodologi yang ada di Kerangka Acuan Kerja sebagai berikut :

 Pengumpulan data awal dilakukan melalui Rapat


Koordinasi dengan instansi terkait serta indepth

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

interview dan/ atau survei di lingkup wilayah yang telah


ditetapkan;

 Integrasi data kendaraan bermotor akan dilakukan melalui


metode rapat koordinasi dengan SAMSAT dan/ atau
melalui mekanisme registrasi ulang di masa
pendistribusian kartu pintar;

 Pembangunan jaringan kerja antar instansi seperti


Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
BANK dan POLDA dilakukan melalui sosialisasi awal dan
rapat koordinasi terbatas serta rapat koordinasi lintas
sektoral;

 Proses pengadaan barang dalam rangka pembangunan


data center dilakukan melalui mekanisme pemilihan
vendor yang diawasi oleh Direktorat BBM BPH Migas dan/
atau diserahkan kepada konsultan ;

 Monitoring realisasi penyaluran BBM dan pencatatan


transaksi tiap Kendaraan Bermotor dilakukan di titik
SPBU dan di proses di pusat pengolahan data dan
dilaporkan ke Pusat Data BPH Migas;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB 3 – METODOLOGI
BAB III
BAB 3.METODOLOGI
METODOLOGI

3.1. METODOLOGI DAN TAHAPAN PEKERJAAN

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Gambar 3-1 Metodologi

Untuk mencapai maksud, tujuan, sasaran, manfaat, maupun


hasil pekerjaan yang ingin dicapai pada kegiatan pengembangan
sistem pengawasan volume penggunaan BBM secara tertutup di
provinsi Bangka Belitung, Verifikasi BBM dilakukan dengan cara
survei langsung ke obyek pengguna BBM. Hasil dari survei
langsung ke obyek pengguna BBM dijadikan sebagai dasar dalam
menentukan alokasi volume kebutuhan BBM dan perkiraan
kebutuhan BBM pada tahun selanjutnya. Selain itu, juga dapat
digunakan dalam menganalisis indikasi penyimpangan BBM dan
mengevaluasi sistem distribusi BBM nasional dengan
menggunakan rangkaian kegiatan pada gambar metodologi
diatas.

Data SAP yang di hasilkan oleh konsultan sebagai pelaksana


pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi ini adalah :

 Data Penerimaan

 Data Penyaluran

 Data Stok

 Data Coverage Days

 Data Keteknikan (Mesin yang menggunakan BBM)

 Data Umum Obyek (Alamat, Pemilik, Inventarisasi


Peralatan Pengguna BBM),

 Data Administrasi (Data DO, Goods Issue A sampai dengan


C, dan data umum pendukung lainnya)

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

3.2. PERANGKAT PENDUKUNG

3.2.1. PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

Perangkat keras (Hardware) dalam hal ini adalah


hardware pendukung sistem yaitu:

 Seperangkat server sebagai komputer


induk dan penyimpan database pengawasan
pendistribusian BBM bersubsidi,

 UPS (Uninteruptible Power Supply)


digunakan pada server sehingga kerusakan dan
kehilangan data pada server akibat listrik
padam dapat dieleminir,

 Scanner untuk men-scan dokumen-


dokumen pendukung dan hasil entri dari
lapangan yang sebelumnya berupa hardcopy
(cetakan) diubah menjadi softcopy (pdf).

 Perangkat jaringan komputer seperti hub,


kabel jaringan guna koneksi langsung dengan
server berjalan baik dan seketika.

3.2.2. PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE)

Sedangkan perangkat lunak (software) antara lain


perangkat lunak antivirus untuk melindungi server
dan komputer pengguna dari virus komputer, dan
perangkat lunak pendukung lainnya, seperti
software office, peng-kompres file (zip), dan pdf
reader.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

3.3. PERSIAPAN

3.3.1. SOSIALISASI

Sosialisasi dilakukan dengan membangun jalinan


kerjasama teknis antar instansi yang dibutuhkan
untuk mengintegrasikan kewenangan instansi
terkait dan sinkronisasi antar sistem informasi
melalui Rapat Koordinasi Terbatas dan Rapat
Koordinasi Keseluruhan dalam rangka
mensosialisasikan Sistem Informasi Manajemen
Pengaturan dan Pengawasan Volume Penggunaan
BBM Nasional.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, tim tenaga ahli


dan tenaga subprofesional dari konsultan akan
melakukan beberapa Rapat Koordinasi dalam
rangka mengintegrasikan sistem antar instansi :

 BPH Migas – Depdagri : Perolehan dukungan


pelaksanaan kegiatan dari Depdagri untuk
diteruskan ke Pemerintah Provinsi Bangka
Belitung dan jajaran dibawahnya;

 BPH Migas – MABES POLRI : Perolehan


dukungan pelaksanaan kegiatan dari Mabes
POLRI untuk diteruskan ke jajaran POLDA dan
instansi di bawahnya;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 BPH Migas – Pemprov Bangka Belitung dan


Dipenda Bangka Belitung : Perolehan
kerjasama teknis dalam rangka integrasi
sistem dan data yang ada di SAMSAT;

 BPH Migas – Pemprov Bangka Belitung n:


Kerjasama Teknis antar instansi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan lapangan mulai dari
survey, sosialisasi, hingga kegiatan
implementasi sistem;

 BPH Migas – SAMSAT: Kerjasama teknis


integrasi data

 BPH Migas – SAMSAT – Bank : Kerjasama


sinkronisasi dan integrasi sistem.

3.3.2. PELATIHAN

Pelatihan yang diberikan kepada setiap petugas


lapangan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi
akan apa yang menjadi tujuan kegiatan
pengembangan sistem pengawasan volume
penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka
Belitung ini. Pelatihan diberikan dalam beberapa
tahap : Penjelasan maksud dan tujuan survei,
Penjelasan SOP, dan studi kasus.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

3.3.3. ANALISA KONDISI AWAL

Dilakukan penelaahan kondisi awal terhadap hasil


survei atas selisih antara volume pengiriman BBM
dari Pertamina dengan volume penerimaan pada
pengguna dan selisih antara volume penerimaan
dan penggunaan BBM pada konsumen yang tercatat
sebagai pelanggan Pertamina.

Setiap pelaksanaan verifikasi di lapangan


mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda oleh
sebab itu perlu analisa dan pertimbangan sebagai
berikut :

 Tingkat kooperatif objek

 Kompleksitas modus operandi penyimpangan

 Kesulitan jarak dan kesulitan transportasi

 Banyaknya jumlah volume dan jenis BBM

 Banyaknya jumlah dan jenis peralatan yang


menggunakan BBM

 Lokasi objek yang tersebar di beberapa


tempat.

Aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah


sebagai berikut:

 Pemetaan Wilayah

 Objek

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Supply Chain System

 Cakupan Penyalur - Konsumen

 Pemetaan Proses Bisnis

 Karakteristik Vol. Supply

 Karakteristik Vol. Demand

 Pemetaan Sistem

 Perencanaan Sistem

 Pengumpulan Data Awal

 Pengklasifikasian Data Awal

 Penentuan Titik Registrasi

 Persiapan Host Daerah

 Persiapan Host Pusat

 Test Syncronizing System

 Penyusunan Rencana Strategis

3.4. PELAPORAN

Proses hasil pekerjaan digambarkan pada bentuk laporan baik


hardcopy maupun softcopy, pelaporan tersebut yakni :

 Laporan Pendahuluan

 Laporan Pertengahan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Laporan Akhir

3.4.1. LAPORAN PENDAHULUAN

 Laporan data awal terkait pemetaan


permasalahan dan pemetaan infrastruktur
yang ada di wilayah implementasi;

 Rancangan Sistem Informasi Manajemen


Pengaturan dan Pengawasan Penggunaan
Volume BBM Nasional;

 Database awal kendaraan bermotor berikut


format database pada Pusat Data BPH Migas;

 Rencana Strategis Pengembangan dan


Pemanfaatan Sistem Pengaturan – Pengawasan
Volume Penggunaan BBM Nasional;

 Laporan Hasil Rapat Koordinasi Dalam Rangka


Pembangunan Jaringan Kerjasama Antar
Instansi

 Laporan Hasil Persiapan Sosialisasi

3.4.2. LAPORAN ANTARA

Laporan pertengahan merupakan progress


kemajuan/perkembangan sejauh mana pencapaian
yang telah diraih pada pekerjaan pengawasan
pendistribusian BBM bersubsidi

 Laporan Hasil Sosialisasi

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Laporan Hasil Instalasi dan Koneksi Jaringan


Teknologi Informasi berikut pengadaan
perangkat penunjang sistem

 Laporan Hasil Pendistribusian Paket Kartu


Smart Card;

 Laporan Hasil Monitoring Persiapan Jaringan


Teknologi Informasi

3.4.3. LAPORAN AKHIR

Laporan akhir berisikan realisasi pencapaian akhir


kegiatan pengembangan sistem pengawasan volume
penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka
Belitung, yang berisikan :

 Laporan Hasil Monitoring Realisasi


Penyaluran BBM di Lembaga Penyalur;

 Laporan Hasil Monitoring Sistem


Transaksi BBM Bersubsidi Sistem Tertutup

 Laporan Hasil Implementasi Sistem


Transaksi Kartu Pintar di Provinsi Bangka
Belitung

 Laporan Hasil Implementasi Pencatatan


Realisasi Penyaluran Volume BBM di SPBU
Provinsi Bangka Belitung.

 Laporan Hasil Analisis Karakteristik


Penyaluran BBM Nasional;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Laporan Hasil Analisis Karakteristik


Penggunaan BBM Bersubsidi jenis Premium
dan Minyak Solar.

3.4.4. RINGKASAN EKSEKUTIF

Ringkasan eksekutif berisikan mengenai rangkuman


point penting dari seluruh laporan, dimana
rangkuman tersebut sangat menjelaskan input –
process – output kegiatan.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB IV
BAB 4 – PELAKSANA KEGIATAN
PELAKSANA
BAB KEGIATAN
4. PELAKSANA KEGIATAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan pendistribusian BBM


bersubsidi, pelaksana membentuk suatu tim yang ahli di bidangnya dan
berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan sejenis.

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan pengawasan pendistribusian


BBM bersubsidi, sejumlah tenaga ahli dengan kualifikasi seperti yang di
syaratkan pada format harga perhitungan sendiri BPH Migas adalah
sebagai berikut :

Tabel 4-2 Tenaga Ahli

No. KUALIFIKASI TENAGA AHLI JUMLAH

A. Tenaga Ahli Kepala (Team Leader) 1


1 Ahli Kepala Sistem Informasi/Teknologi 1
Informtika/Supply Chain Management

B. Tenaga Ahli Utama 5


1 Ahli Utama Statistik 1
2 Ahli Utama Teknologi Informatika 1
3 Ahli Utama Sosiologi 1
4 Ahli Utama Ekonomi Akuntansi 1
5 Ahli Utama Komunikasi 1

C. Tenaga Ahli 9
1 Ahli Statistik 1
2 Ahli Teknologi Informatika 2
3 Ahli Hukum 1

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

No. KUALIFIKASI TENAGA AHLI JUMLAH

5 Ahli Ekonomi 1
6 Ahli Teknik Transportasi 1

7 Ahli Pengolahan Data 2


8 Ahli Sosial Kemasyarakatan 1
JUMLAH 15

Tabel 4-3 Tenaga Pendukung

PERSONIL/TENAGA JUMLAH
No.

A. Tenaga Teknis (Sub Profesional) 114


1 Asisten Tenaga Ahli 23
2 Teknisi Software (Programmer) 3
3 Teknisi hardware 3
4 Teknisi jaringan 3
5 Quality Control 3
6 Fasilitator 5
7 Personil Layanan 74

B. Tenaga Pendukung 19
1 Sekretaris Bilingual 1
2 Administrator 5
3 Operator computer 5
4 Pesuruh 2
5 Supir 3
6 Satuan pengaman (Satpam) / Security Officer 3
JUMLAH 133

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

4.1. TENAGA AHLI

Secara internal, konsultan memfasilitasi masing-masing


pelaksana dalam melakukan pekerjaan pengawasan
pendistribusian BBM bersubsidi dengan metodologi baik yang
bersifat teknis operasional maupun yang bersifat administrasi
(pendukung). Konsultan mengeluarkan sejumlah acuan
pelaksanaan kegiatan pada setiap bagian pada struktur
organisasi internal yang dijadikan sebagai standar operasional
oleh masing-masing bagian.

Secara eksternal, Penanggung jawab proyek berfungsi sebagai


jembatan antara Pemberi Kerja (BPH Migas) dengan masing-
masing pelaksana, mengenai segala sesuatu yang terkait dengan
proyek dilakukan baik dalam aspek teknis maupun administrasi.

Secara spesifik tenaga ahli beserta deksripsi kerja yang akan


dilibatkan pada pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat di
bawah ini.

4.1.1. TENAGA AHLI KEPALA

Tenaga Ahli Kepala Supply Chain Management,


(Ketua Tim),memiliki peran sebagai berikut :

 Memberikan arahan dalam pelaksanaan


pekerjaan

 Memberikan solusi untuk permasalahan


yang bersifat strategis

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Melakukan koordinasi dengan seluruh


anggota tim proyek maupun pihak pemberi
pekerjaan

 Memastikan pekerjaan sesuai dengan


jadwal yang telah ditetapkan

 Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan


selama pekerjaan berlangsung

 Mereview perkerjaan proyek secara


keseluruhan

4.1.2. TENAGA AHLI UTAMA

1.1.1.1. AHLI STATISITIK

 Membuat perencanaan dan


tahapan perkerjaan survei serta
operasional survei

 Membuat perencanaan sistem


perhitungan dan pengolahan data
statisktik yang akan digunakan.

 Melakukan kordinasi dengan


Tenaga Ahli Statistik

 Mempersiapkan kuisioner yang


akan digunakan untuk pengumpulan
data

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.2. AHLI TEKNOLOGI INFORMATIKA

 Melakukan inventarisasi data


yang dibutuhkan dalam
pembangunan sistem informasi.

 Melakukan pengumpulan dan


pengolahan data dasar yang
disesuaikan dengan format sistem
informasi yang telah direncanakan

 Melakukan validasi terhadap data


yang dikumpulkan dan yang diolah

 Melakukan kordinasi dengan


Tenaga Ahli Sistem Informasi

1.1.1.3. AHLI SOSIOLOGI

 Melakukan analisis dalam


penyusunan Rencana Strategis
Pemanfaatan dan Pengembangan
SIM yang ditawarkan oleh konsultan.

 Melakukan analisis dampak dari


penggunaan produk yang ditawarkan
dalam sistem ini;

1.1.1.4. AHLI EKONOMI AKUNTANSI

 Melakukan pengawasan dari sisi


administrasi selama masa
implementasi sampai batas waktu
kontrak antara konsultan berakhir

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.5. AHLI KOMUNIKASI

 Membuat jadwal perencanaan


dan tahapan perkerjaan yang
diperlukan dalam pelaksanaan survei

 Menyiapkan konsep dokumen


perijinan kepada pihak-pihak yang
terkait dengan pelaksanaan
perkerjaan

4.1.3. TENAGA AHLI

1.1.1.6. AHLI STATISTIK

 Menyajikan data hasil perkerjaan


dan sinkronisasi dengan data awal.

 Mempersiapkan sistem
pengolahan data untuk Pelaporan

 Melakukan kajian terhadap pola


dan sistem distribusi BBM

1.1.1.7. AHLI TEKNOLOGI INFORMATIKA

 Menganalisis kebutuhan sistem


informasi pengolahan data hasil
perkerjaan

 Menyusun program aplikasi


pengolahan data

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.8. AHLI HUKUM

 Menjalin hubungan kerjasama


antar stake holders dan antar
instansi yang terlibat dan akan
diberdayakan pada proses ujicoba
sistem

 Pengurusan lisensi terhadap


Sistem Informasi Manajemen dan
produk yang ditawarkan.

1.1.1.9. AHLI EKONOMI

 Melakukan penataan arsip surat-


menyurat dan dokumen-dokumen
dalam rangka perijinan pelaksanaan
perkerjaan

 Menata dan memonitor


pelaksanaan kontrak untuk SDM

 Mempersiapkan rancangan
anggaran pekerjaan pada pekerjaan
survei

 Menyajikan analisis nilai


keekonomian

1.1.1.10. AHLI TEKNIK TRANSPORTASI

 Membuat rencana survei dan


operasional perkerjaan untuk survei
usaha kecil

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

 Merencanakan jenis peralatan


usaha kecil yang akan disurvei dan
menentukan jenis usaha kecil yang
akan disurvei

 Menyusun jadwal pelaksanaan


survei dan tahapan perkerjaan
survei yang menyangkut dengan
usaha kecil

 Menyusun kerangka kuisioner dan


Resume Laporan Individu untuk
pelaksanaan survei

 Melakukan manajemen
pembagian kerja di lapangan kepada
Assesor-assesor lapangan.

 Melakukan Quality control


pekerjaan lapangan.

 Membuat dan mengirim laporan


harian dan mingguan lapangan ke
pusat data region.

1.1.1.11. AHLI PENGOLAHAN DATA

 Melaksanakan perhitungan dan


kajian terhadap kondisi ekonomi
dari hasil pekerjaan survei

 Menyajikan bentuk penanganan


distribusi BBM

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.12. AHLI SOSIAL KEMASYARAKATAN

 Membuat rencana survei dan


operasional perkerjaan untuk survei
pengguna BBM

 Merencanakan jenis peralatan


pengguna BBM yang akan disurvei

 Menyusun jadwal pelaksanaan


survei dan tahapan perkerjaan
survei

 Menyusun kerangka kuisioner dan


Resume Laporan Individu untuk
pelaksanaan survei

 Melakukan manajemen
pembagian kerja di lapangan kepada
Verifikator lapangan.

 Melakukan Quality control


pekerjaan lapangan.

 Membuat dan mengirim laporan


harian dan mingguan lapangan ke
pusat data region.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

4.2. TENAGA PENDUKUNG

4.2.1. TENAGA TEKNIS (SUB PROFESIONAL)

1.1.1.13. ASISTEN TENAGA AHLI

 Melaksanakan seluruh kegiatan


pekerjaan yang diberikan oleh
tenaga ahli.

 Melakukan analisa dan mengirim


laporan ke pusat data.

1.1.1.14. TEKNISI SOFTWARE (PROGRAMMER)

 Melakukan eksekusi kegiatan


perpindahan data.

 Melakukan analisa dan mengirim


laporan ke pusat

1.1.1.15. TEKNISI HARDWARE

 Menjaga dan melakukan


pemeliharaan pada seluruh elemen
hardware yang tersedia pada
kegiatan.

1.1.1.16. TEKNISI JARINGAN

 Menjaga dan melakukan


pemeliharaan pada seluruh setiap
jaringan yang berkenaan dengan
komunikasi kegiatan.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.17. QUALITY CONTROL

 Melakukan pemeriksaan terhadap


setiap data yang masuk sesusai
dengan prosedur yang telah
disediakan

1.1.1.18. FASILITATOR

 Memenuhi seluruh kegiatan


perlengkapan kegiatan baik secara
administrasi maupun teknis

1.1.1.19. PERSONIL LAYANAN

 Membantu kelancaran kegiatan


secara internal eksternal terutama
pada kegiatan kehumasan

4.2.2. TENAGA PENDUKUNG

1.1.1.20. SEKRETARIS BILINGUAL

 Menerima seluruh informasi


eksternal yang disampaikan ke
internal konsultan dalam rangka
mempercepat dan memudahkan
seluruh komunikasi eksternal
internal

1.1.1.21. ADMINISTRATOR

 Membantu kelengkapan
administrasi kegiatan

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

1.1.1.22. OPERATOR COMPUTER

 Membantu tenaga ahli dan


asisten tenaga ahli pada setiap hal
yang berhubungan dengan sarana
dan fasilitas sistem yang tersedia

1.1.1.23. PESURUH

 Menerima perintah non teknis


dari seluruh elemen guna
mempermudah elemen kerja lainnya

1.1.1.24. SUPIR

 Membantu percepatan dan


kelancaran aktivitas kerja

1.1.1.25. SATUAN PENGAMAN (SATPAM)

 Membantu dalam hal


pengamanan sarana dan fasilitas
yang ada pada kegiatan

4.3. STRUKTUR ORGANISASI KERJA

Untuk mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan yang terkoordinir


dengan baik, terarah dan terkendali, sebuah tim organisasi kerja
yang disiapkan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Susunan organisasi ini terdiri atas 4 komponen, yaitu: Ketua Tim,
Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

AHLI KEPALA
MANAJ. INFORMATIKA /SCM

AHLI UTAMA AHLI UTAMA AHLI UTAMA TEKNOLOGI AHLI UTAMA KOMUNIKASI
HUKUM STATISTIK INFORMATIKA SOSIAL

AHLI UTAMA AHLI UTAMA SISTEM


EKONOMI INFORMASI MANAJEMEN

AHLI PENGOLAHAN AHLI QUALITY CONTROL AHLI KOMUNIKASI SOSIAL


DATA
AHLI HUKUM AHLI TEKNOLOGI
AHLI EKONOMI INFORMATIKA AHLI TEKNIK
TRANSPORTASI
AHLI STATISTIK

TENAGA DAN PERSONIL


PENUNJANG

Gambar 4-2 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Pengawasan Pendistribusian BBM Bersubsidi

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BABBAB
V II
HASIL
PEMAHAMAN PEKERJAAN
BAB 5. HASIL PEKERJAAN
TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA

Pada akhir pekerjaan sesuai jadwal, pelaksana pekerjaan harus


menyerahkan semua pekerjaan diantaranya sebagai berikut:

Dokumentasi dan Pelaporan hasil kegiatan pengembangan sistem


pengawasan volume penggunaan BBM secara tertutup di provinsi
Bangka Belitung. Konsultan akan menyampaikan semua dokumentasi
yang terkait dengan kegiatan pengembangan sistem pengawasan
volume penggunaan BBM secara tertutup di provinsi Bangka Belitung
Juga harus disampaikan beserta semua dokumentasi terkait dengan
manajemen pelaksanaan kegiatan.

Sistem Informasi beserta database, keluaran database (Laporan


harian, mingguan, bulanan), dan Pelaporan yang besertakan
metodologi, hasil, dokumentasi, analisi dan rekomendasi.
(Pendahuluan, Pertengahan, Akhir, dan Individu. Yang harus juga
diserahkan dalam bentuk hardcopy dan media CD (Compact Disc)
yang mudah diidentifikasi sehingga mudah didapatkan sewaktu-waktu
diperlukan.

Selain itu Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pengaturan dan


Pengawasan Volume BBM Nasional akan ditandai dengan adanya
himbauan bersama dari seluruh instansi sebagai berikut :

Himbauan pelaksanaan implementasi dari PT Pertamina (Persero)


terkait implementasi sistem monitoring realisasi penyaluran BBM di
SPBU yang tersebar di wilayah administratif Provinsi Bangka Belitung;

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Himbauan pelaksanaan implementasi dari Hiswana Migas terkait


penggunaan dan pemanfaatan sistem yang dipasang oleh Pihak Bank
di tiap dispenser dan/ atau prosedur pelaporan realisasi penyaluran
BBM yang ditetapkan oleh BANK;

Himbauan dari Gubernur beserta jajaran terkait dibawahnya


penggunaan kartu pintar dan/ atau pelacakan pembelian BBM melalui
pemindaian sticker yang ditempel di kendaraan bermotor di SPBU
yang ada di Provinsi Bangka Belitung dan/ atau yang telah ditetapkan
sebagai merchant.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB 6 – JANGKA
BAB VI II WAKTU
BAB
PELAKSANAAN
JANGKA
BAB 6. JANGKA
PEMAHAMAN PEKERJAAN
WAKTU
WAKTU
TERHADAPPELAKSANAAN
KERANGKA
PELAKSANAAN
ACUANPEKERJAAN
PEKERJAAN
KERJA

Waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan pendistribusian BBM


bersubsidi sesuai dengan kontrak kerja.

Tabel 6-4 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

BULAN
No URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5
A PENGOLAHAN DATA AWAL DAN PERENCANAAN IMPLEMENTASI

1 Pengumpulan Data Awal


 
2 Identifikasi dan Registrasi KBM
 
3 Persiapan & Perencanaan
 
B PEMBANGUNAN KERJASAMA LINTAS SEKTORAL & SOSIALISASI
 
C PEMUTAKHIRAN PUSAT DATA BPH MIGAS & PERSIAPAN PERANGKAT TEKNOLOGI
 
1 Instalasi Card Reader, Smart Card dan material instalasi jaringan komunikasi
 
2 Layanan Registrasi dan Validasi
 
3 Pendistribusian KARTU FASILITAS
 
D IMPLEMENTASI
 
E PELAPORAN HASIL KEGIATAN

1 Laporan Pendahuluan
 
2 Laporan Antara
 
3 Laporan Akhir
 

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB 7. LAMPIRAN

7.1. NOMENKLATUR

Tabel 7-5 Istilah

No Uraian Sumber
Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau Website
1
diolah dari Minyak Bumi. (ESDM)
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh
Website
2 dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau
(ESDM)
endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari
kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas
Bumi.
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat
Website
3 Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta
(ESDM)
para Menteri.
Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi,
dan/atau hasil olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat Website
4
penampungan dan Pengolahan, termasuk pengangkutan Gas Bumi (ESDM)
melalui pipa transmisi dan distribusi.
Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian,
Website
5 mempertinggi mutu, dan mempertinggi nilai tambah Minyak Bumi
(ESDM)
dan/atau Gas Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan.
Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, Website
6
penampungan, dan pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi. (ESDM)
Produksi, jumlah energi primer bruto yang Website
7
diambil/diproduksi (extraction) langsung dari perut bumi. (ESDM)
SPBU, Stasiun Pengisian BBM Umum yang melayani penjualan BBM
Website
8 jenis Bensin (Premium, Premix danSuperTT) dan Minyak Solar
(ESDM)
(IDO).
Badan Pengatur Hilir adalah suatu badan yang dibentuk untuk
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan
pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi serta Pengangkutan Website
9
Gas Bumi melalui pipa pada Kegiatan Usaha Hilir. Menteri adalah (ESDM)
menteri yang bidang tugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatan
usaha Minyak dan Gas Bumi.

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

No Uraian Sumber

Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Website


10
Bumi dan/atau hasil olahannya, termasuk Niaga Gas Bumi melalui pipa. (ESDM)

Non-Energi, konsumsi energi untuk pemakaian non-energi meliputi


minyak pelumas, bahan baku untuk industri petrokimia (naphtha, gas Website
11
alam, dan kokas) dan gas yang digunakan untuk bahan dasar produk- (ESDM)
produk kimia (methanol dan ammonia/urea).
OOP (Other Oil Product), produk kilang minyak lainnya, seperti Website
12
Naphta, minyak pelumas, bitumen, parafin, dll (tas, Sulfur, grease) (ESDM)
PDB Harga Konstan adalah Nilai tambah barang dan jasa yang
Website
13 dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
(ESDM)
sebagai dasar.
PDB Nominal (Atas Dasar Harga Berlaku) Nilai tambah barang dan
Website
14 jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap
(ESDM)
tahun.
Pembangkit Listrik (Listrik Swasta), Pembangkit listrik yang dimiliki oleh Website
15
swasta untuk dijual ke umum (pemegang IUKU). (ESDM)
Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus-menerus dan didirikan
Website
16 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
(ESDM)
bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Industri, konsumsi energi dari sektor industri dalam sub-sektor seperti
berikut (tidak termasuk untuk transportasi): Besi dan baja, kimia,
Website
17 logam bukan besi, produksi non-metal, mesin & peralatan,
(ESDM)
penambangan dan penggalian non-energi, makanan, Kertas, kayu,
konstruksi, tekstil, dll.
Impor, energi yang didapatkan dari luar negeri tidak Website
18
termasuk energi yang di transit. (ESDM)
Izin Usaha adalah izin yang diberikan kepada Badan Usaha untuk
Website
19 melaksanakan Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpan-an dan/atau
(ESDM)
Niaga dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
Kegiatan Usaha Hilir adalah kegiatan usaha yang berintikan atau
Website
20 bertumpu pada kegiatan usaha Pengolahan, Pengangkutan,
(ESDM)
Penyimpanan, dan/atau Niaga.
Komersial, konsumsi energi dari sektor komersial dan umum seperti:
Website
21 perdagangan, hotel, restoran, lembaga keuangan, kantor
(ESDM)
pemerintahan, sekolah, rumah sakit, dll

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

No Uraian Sumber

Transportasi, konsumsi energi untuk transportasi yang mencakup


seluruh aktivitas transportasi dari seluruh sektor ekonomi. Sub-sektor
Website
22 transportasinya adalah transportasi udara, transportasi darat (motor,
(ESDM)
mobil bis, dan truk), transportasi sungai & penyeberangan dan
transportasi kereta api.
Website
23 Ekspor, energi yang dijual ke luar negeri.
(ESDM)

7.2. FASILITAS PENDUKUNG

Fasilitas pendukung yang akan dipersiapkan pada pekerjaan


pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi adalah sebagai
berikut :

Server

Server yang digunakan pada pekerjaan pengawasan


pendistribusian BBM bersubsidi memiliki spesifikasi sebagai
berikut : EXTRON FlexCluster 1352SX dengan spesifikasi
Servers AMD CPUs Opteron 2210, 512MB DDR2-400 ECC Reg,
Dual Channel U320 SCSI, 73GB HDD 10K SCSI HotSwap, 24x
CD, VGA 16MB, 2x GbE NIC, 8x HotSwap Drive Cage,
Rackmount 2U Case.

Client Server

Client Server yang digunakan pada pekerjaan pengawasan


pendistribusian BBM bersubsidi memiliki spesifikasi sebagai
berikut: EXTRON @works b200 (2D45) dengan spesifikasi
Core2 Duo E4500, Intel 945GC Chipset, 512MB DDR2-667,

E
- 57 -
PENGEMBANGAN SISTEM PENGAWASAN
VOLUME PENGGUNAAN BBM SECARA
Proposal Teknis TERTUTUP DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

80GB HDD SATA, 16x DVD, VGA Intel GMA950 128MB (shared),
Audio, NIC, Office Keyboard & Optical Mouse, Linux OS.

Peripheral

Hub 16 Port, Vsat Internet Connection, LAN Cable RG 45,


Stavolt Stabilizer, APC BR500i With Back UPS RS 500VA with
automatic voltage regulator (stabilizer), software, lightning
surge, and usb connection.

Kantor cabang

Kendaraan

 Fasilitas mobil untuk Koordinator Wilayah.

 Fasilitas sepeda motor untuk tim lapangan.

E
- 57 -

Anda mungkin juga menyukai