PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT SANITASI
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis
1
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 7
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 7
1.2 Dasar Hukum .................................................................................. 8
1.3 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 9
1.4 Sasaran........................................................................................... 9
1.5 Kriteria Lokasi Penerima Program ..................................................... 9
1.6 Sumber Dana ................................................................................ 10
1.7 Identifikasi Penetapan Lokasi ......................................................... 10
1.8 Pemilihan Metode Pelaksanaan Kegiatan ......................................... 12
1.9 Penggunaan Dana APBN ................................................................ 13
1.9.1 Desain Sarana dan Prasarana MCK yang Dibangun ........................ 14
1.9.2 Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik ......................... 14
BAB 2 METODE PELAKSANAAN SWAKELOLA BERBASIS
MASYARAKAT ................................................................................................ 16
2.1 Ketentuan Umum........................................................................... 16
2.1.1 Dasar Pemilihan Metode Swakelola Berbasis Masyarakat ................... 16
2.1.2 Bentuk Bantuan .......................................................................... 16
2.1.3 Pola Penyelenggaraan Program .................................................... 16
2.1.4 Organisasi Pelaksana ................................................................... 17
2.1.4.1. Organisasi Pelaksana Tingkat Pusat .......................................... 19
2.1.4.2. Organisasi Pelaksana Tingkat Provinsi ....................................... 19
2.1.4.3. Organisasi Pelaksana Tingkat Masyarakat ................................. 24
3
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
4
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
5
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
6
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui bahwa kondisi sarana dan prasarana
sanitasi di LPK sebagian besar tidak layak. Selain itu, belum terdapat pengolahan air
limbah domestik yang baik sehingga berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan
khususnya badan air.
Oleh karena itu, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya akan melakukan
pembangunan sarana dan prasarana sanitasi berupa fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) .
Pada Tahun Anggaran (TA) 2020 sudah dilaksanakan pembangunan MCK sebanyak 100
lokasi di 10 provinsi prioritas, sementara pada TA 2021 dilakukan pembangunan MCK
sebanyak 5417 unit di 34 provinsi. Pada TA 2022 rencananya akan dilakukan
pembangunan sebanyak 1381 unit di 33 provinsi.
7
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Secara prinsip jika dilakukan dengan metode swakelola (berbasis masyarakat), kegiatan
pembangunan akan bersifat swakelola dan pengelolaan kegiatan dilaksanakan oleh
pengelola LPK. Sedangkan untuk tenaga kerja pada saat proses pembangunan sarana
prasarana sanitasi tidak menutup kemungkinan dapat berasal dari siswa dan pengurus
LPK namun diutamakan untuk melibatkan masyarakat sekitar LPK untuk turut
menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dalam rangka pemulihan ekonomi
nasional.
Jika metode kegiatan akan dilaksanakan dengan metode kontraktual maka terdapat 2
(dua) opsi yaitu menggunakan Pengadaan Langsung atau Tender Umum. Pelaksanaan
dengan menggunakan metode kontraktual akan melibatkan penyedia jasa dalam
pelaksanaan konstruksinya.
Dengan terbangunnya prasarana dan sarana sanitasi yang baik di LPK, diharapkan dapat
menciptakan lingkungan belajar mengajar yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Selain
itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat
setempat sehingga dapat mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
8
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
1.4 Sasaran
9
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Islam atau sedang melakukan proses pengurusan NSP yang dibuktikan dengan
surat pengajuan izin operasional.
2. Untuk LPK non-muslim: terdaftar di Kementerian Agama atau sedang melakukan
proses pengurusan registrasi yang dibuktikan dengan surat pengajuan izin
operasional.
3. Untuk LPK Muslim dan non-muslim, minimal jumlah siswa terdaftar sebanyak 50
(lima puluh) orang dengan gender yang sama dan jumlah minimal siswa bermukim
sebanyak 30 (tiga puluh) orang sebagai jumlah minimal pemanfaat.
4. Membutuhkan sarana dan prasarana sanitasi, contoh :
• LPK yang tidak memiliki sarana prasarana sanitasi (masih melakukan Buang Air
Besar Sembarangan (BABS));
• LPK yang sudah memiliki fasilitas MCK namun dengan jumlah bilik yang tidak
mencukupi atau dengan kondisi yang tidak layak digunakan.
5. Tersedia sumber air bersih di lokasi;
6. Memiliki lahan dengan minimum luasan total 60 m2 untuk pembangunan baru;
7. Tersedia badan air penerima untuk efluen IPALD.
Sumber pendanaan lainnya dapat berasal dari internal dan eksternal LPK yaitu berupa:
- Kontribusi dana (in cash) dari pengurus LPK untuk alokasi biaya operasional dan
pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK;
- Kontribusi dana non tunai (in kind) juga dimungkinkan untuk didapatkan dari
pengurus LPK;
- Kontribusi dari masyarakat sekitarnya yang bisa berupa tenaga, lahan, barang,
material, konsumsi dan lain - lain; dan
- Sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional, keberlanjutan dan pengembangan sarana prasarana sanitasi
di LPK.
2. Dilakukan survei lokasi oleh BPPW untuk memastikan lokasi yang akan dibangun
memenuhi kriteria lokasi penerima program seperti pada Sub Bab 1.5, dan belum
pernah mendapatkan bantuan sebelumnya. Jika lokasi tersebut memenuhi kriteria
lokasi penerima program dan belum pernah mendapatkan bantuan sebelumnya,
maka termasuk ke dalam lokasi prioritas. Jika lokasi tersebut memenuhi kriteria,
namun pernah mendapatkan bantuan maka perlu dilakukan pengecekan kembali
apakah lokasi tersebut masih memerlukan bantuan atau tidak. Apabila lokasi tidak
memerlukan bantuan kembali, maka lokasi tersebut tidak masuk ke dalam
prioritas. Adapun, apabila lokasi tersebut masih memerlukan bantuan dan tidak
terdapat lokasi lain yang lebih membutuhkan di provinsi yang sama, maka lokasi
tersebut masuk ke dalam lokasi prioritas.
3. Lokasi prioritas selanjutnya diusulkan oleh BPPW kepada Direktorat Sanitasi untuk
ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Cipta Karya.
11
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Setelah LPK diputuskan memenuhi kriteria teknis berdasarkan hasil survey oleh BPPW,
maka pihak LPK perlu membuat surat pernyataan yang berisi:
1. Sanggup atau tidak sanggup untuk membentuk Tim Pelaksana kegiatan penyediaan
sarana dan prasarana sanitasi.
2. Siap dan bersedia menerima barang/jasa sarana dan prasarana sanitasi.
3. Menyediakan lahan dilengkapi dengan informasi terkait status kepemilikan, ukuran
dan titik koordinat perkiraan lahan yang akan digunakan.
4. Bersedia menyediakan dana operasional dan pemeliharaan untuk sarana dan
prasarana sanitasi tersebut.
5. Bersedia membentuk Tim Pengelola untuk memelihara dan mengelola sarana dan
prasarana sanitasi tersebut.
6. Bersedia mengikuti dan patuh pada ketentuan yang tercantum dalam petunjuk
teknis pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK).
Berdasarkan hasil penentuan titik lokasi yang sudah disampaikan dan tertulis di dalam
surat pernyataan, kemudian TFL/KI Pelaksanaan menyusun desain sesuai dengan titik
lokasi yang disiapkan oleh Pihak LPK untuk dibangun sarana dan prasarana sanitasi.
Adapun untuk pilihan metode pelaksanaan kegiatan manapun, pihak LPK perlu
menyampaikan surat pernyataan untuk siap menerima barang/jasa sarana dan
prasarana sanitasi, serta mengutamakan penyerapan tenaga kerja dan material
setempat semaksimal mungkin. Pemilihan mekanisme pelaksanaan pengadaan dapat
dilakukan melalui skema di bawah ini.
12
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Penggunaan dana APBN yang diberikan adalah untuk kegiatan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi di LPK berupa pembangunan MCK untuk siswa wanita atau pria
dengan minimal siswa menginap adalah 30 orang dengan gender yang sama, yang
terdiri dari sarana dan prasarana sanitasi berupa:
1. Bangunan MCK yang tiap unitnya terdiri dari 1 (satu) bilik kakus, 2 (dua) bilik mandi,
3 (tiga) bilik mandi dan kakus, tempat cuci tangan, tempat wudhu yang dirancang
sesuai SNI dengan kapasitas maksimal untuk 100 pengguna.
2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD).
Penggunaan dana APBN yang diberikan untuk kegiatan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi di LPK dengan nilai maksimum Rp 200 juta yang berupa
pembangunan MCK untuk siswa putra atau putri. Untuk BPPW Papua, Papua Barat, dan
Maluku Utara alokasi anggaran dapat melebihi Rp200.000.00,00 (dua ratus juta
rupiah)/unit sesuai hasil analisa Direktorat Bina Penataan Bangunan.
13
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Adapun justifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada poin (2) disampaikan kepada
Direktorat Sanitasi melalui surat resmi.
Perbedaan tersebut adalah pada MCK wanita terdapat dinding penyekat yang berfungsi
sebagai penghalang pandangan luar. Perbedaan tersebut akan terkait dengan volume
pekerjaan yang ada. Sehingga ada potensi volume lebih pada MCK pria yang bisa
digunakan untuk penambahan volume kegiatan yang ada, peningkatan spesifikasi
teknis, penambahan kegiatan atau sarana pendukung. Pengelolaan dana sisa ini harus
disetujui oleh PPK Sanitasi. Sebagai dasar perencanaan dan perancangan dalam
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK, terdapat beberapa spesifikasi yang
harus dipenuhi berdasarkan prototipe yang telah dibuat.
14
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Desain prototipe untuk sarana dan prasarana MCK dan instalasi pengolahan air limbah
yang meliputi Detail Engineering Design, Bill of Quantity (BoQ), dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) terdapat pada Buku Desain Prototipe yang merupakan lampiran
yang tidak terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini. Adapun berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, desain prototipe dapat dilakukan
penyesuaian apabila tidak sesuai dengan keadaan lokasi, bahan bangunan dan
pelaksanaan di lapangan.
BoQ yang tertera dalam Buku Desain Prototipe merupakan BoQ untuk pelaksanaan
dengan mekanisme swakelola, dimana untuk pelaksanaan dengan mekanisme
kontraktual BoQ harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun
2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sedangkan RKS yang tertera dalam Buku
Desain Prototipe merupakan RKS untuk pelaksanaan dengan mekanisme kontraktual,
untuk pelaksanaan dengan mekanisme swakelola, PPK Sanitasi BPPW harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Untuk semua kegiatan baik
kontraktual dan swakelola, BoQ dan RKS harus disesuaikan sesuai dengan harga satuan
kab/kota dan ketersediaan material setempat dan dituangkan dalam dokumen DED yang
disesuaikan oleh TFL/KI Pelaksanaan.
15
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
BAB 2
METODE PELAKSANAAN SWAKELOLA
BERBASIS MASYARAKAT
Adapun perkiraan rincian biaya kegiatan yang akan dihitung pada tahap perencanaan
harus berdasarkan kebutuhan, dan rincian jumlah bantuan dibagi menjadi:
a) Minimal 65% untuk biaya bahan/material
b) Maksimal 30% untuk biaya upah
c) Maksimal 5% untuk operasional Tim Pelaksana, biaya akomodasi, print persiapan
dokumen dan lainnya.
16
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
terpilih. Adapun kegiatan tersebut akan dilakukan mulai dari tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca konstruksi yang digambarkan pada
skema berikut ini:
17
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
18
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Selain itu organisasi pelaksana tingkat pusat juga berasal dari Kementerian Agama yang
dalam hal ini berperan untuk memberikan basis data terkait daftar lokasi LPK yang akan
menerima bantuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK.
19
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Peran dari masing-masing pihak dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
14. Membuat laporan mingguan terkait progres pelaksanaan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi secara terjadwal ke Direktorat Sanitasi berkoordinasi dengan
Konsultan Manajemen Teknis;
15. Memonitoring pemutahiran progres pelaksanaan kegiatan pada Sistem Informasi
Manajemen (SIM);
16. Memeriksa dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPj) pelaksanaan kegiatan;
17. Mengawasi uji coba terhadap semua fungsi sarana dan prasarana sanitasi
terbangun;
18. Memeriksa kelengkapan dokumen serah terima hasil penyelesaian pekerjaan fisik;
19. Menerima hasil pekerjaan dari Tim Pelaksana dan menyerahkan kepada KPA
dengan berita acara penyerahan;
20. Memberikan penilaian evaluasi kinerja TFL dan Fasprov;
21. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
22. Melakukan kontrol dan pengambilan keputusan dalam setiap penyelesaian
permasalahan yang terjadi di lapangan bersama dengan KPA;
23. Menindaklanjuti hasil temuan auditor.
21
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Dalam pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK, BPPW perlu
membentuk Tim Monev dan Pelaporan untuk memberikan dukungan terhadap
manajemen pelaporan dan pengawasan teknis yang berasal dari internal BPPW, dan
dapat melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait, termasuk Kanwil
Agama Provinsi, maupun Kemenag Kota/Kabupaten, sehingga pelaksanaan kegiatan
dapat dijalankan sesuai dengan rencana. Tim Monev dan Pelaporan akan mendampingi
pada saat kegiatan berjalan sehingga dapat mengontrol mutu pekerjaan. Tim Monev
dan pelaporan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Teknis dalam melakukan
pendampingan program.
23
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Tim Pelaksana
Pembentukan Tim Pelaksana dilakukan pada saat rembuk di lingkungan LPK yang
berasal dari pengurus LPK untuk menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam
kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK tersebut. Jumlah Tim
Pelaksana minimal berjumlah 3 (tiga) orang dan harus berjumlah ganjil, termasuk
didalamnya Ketua, Bendahara, dan Seksi Pembangunan.
24
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Tim Pengelola
Tim Pengelola terdiri dari pihak yang ditunjuk oleh pengelola LPK untuk dapat mengelola
semua sarana prasarana di LPK. Kepengurusan/keanggotaan Tim Pengelola diutamakan
berasal dari LPK.
Tugas dan Fungsi Tim Pengelola adalah:
1. Menyusun kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan serta mengajukan kepada
Pengurus LPK;
2. Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik;
3. Mengontrol semua komponen infrastruktur terbangun secara rutin;
4. Melakukan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
5. Menyusun SOP Operasi dan Pemeliharaan bersama dengan TFL.
25
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
pendanaan yang harus dilaksanakan. Mekanisme pendanaan ini terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan dan juga dokumen-dokumen yang harus dilengkapi. Secara
keseluruhan, pengelolaan dana bantuan akan dilakukan oleh Tim Pelaksana sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
26
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Adapun isi kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama yang dimaksud adalah memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b. Jumlah bantuan yang diberikan;
c. Tata cara dan syarat penyaluran;
d. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah untuk menggunakan
bantuan sesuai rencana yang telah disepakati;
e. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah untuk menyetorkan sisa
dana yang tidak digunakan ke kas Negara;
f. Sanksi;
g. Penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK Sanitasi; dan
h. Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK Sanitasi setelah pekerjaan
selesai.
Secara keseluruhan, pengelolaan dana bantuan akan dilakukan oleh Tim Pelaksana
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.05/2021 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga. Sebelum pembuatan Kontrak Kerja atau Perjanjian Kerjasama oleh
PPK pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah maka Tim Pelaksana diwajibkan
membuka rekening untuk menerima dana yang akan disampaikan untuk kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK. Pembukaan rekening bersama
dilakukan oleh Tim Pelaksana. Dana untuk setoran awal bersumber dari swadaya tunai
LPK yang menerima bantuan. Buku Tabungan dibuat atas nama Tim Pelaksana dan
ditandatangani oleh 2 (dua) orang yaitu Ketua Tim Pelaksana dan Bendahara Tim
Pelaksana.
Terdapat kesepakatan antara pihak bank dengan Tim Pelaksana bahwa setiap penarikan
dana oleh Tim Pelaksana harus dilengkapi dengan dokumen Rencana Penggunaan Dana
Bantuan (RPDB). Tim Pelaksana tidak diperbolehkan memindah bukukan dana bantuan
27
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
ke rekening pribadi maupun rekening lainnya. Setiap penarikan dana bank (RPDB), Tim
Pelaksana harus membuat Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang diverifikasi oleh TFL,
Tim Monev dan/atau Fasprov dan disetujui oleh PPK Sanitasi. Bila terjadi temuan
penyalahgunaan dana, maka PPK Sanitasi dapat membuat Surat Pemblokiran Dana
Sementara ke Bank Tim Pelaksana, sehingga diperlukan adanya perjanjian kerjasama
antara PPK Sanitasi dan pihak bank terkait.
28
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
29
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Bukti Pembayaran (kuitansi pengeluaran yang dibuat oleh Bendahara harus dibubuhi
materai sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Bea Materai
sebagai berikut:
a. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp. 5.000.000,-
(Lima Juta Rupiah) tidak dikenakan bea materai.
b. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 5.000.000,- (Lima
Juta Rupiah) dikenakan bea materai dengan tarif sebesar Rp. 10.000,- (Sepuluh
Ribu Rupiah)
RPDB disusun oleh Tim Pelaksana yang kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh
TFL, RPDB berfungsi sebagai pengendalian penggunaan dana bantuan oleh Tim
Pelaksana.
Kesesuaian progres fisik dengan laporan pertanggungjawaban dana yang diberikan dan
telah digunakan akan menjadi bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan jika
nantinya terdapat sisa anggaran. Sisa anggaran dari efisiensi dan penurunan harga
yang terjadi di lapangan bisa dipergunakan untuk kegiatan pengembangan dengan
30
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
menambah volume pekerjaan atau melakukan optimalisasi untuk kegiatan yang sejenis
sesuai item pekerjaan yang sesuai dalam RAB, yang penggunaannya diputuskan melalui
mekanisme rembuk dan harus disetujui oleh PPK Sanitasi.
Jika pekerjaan telah selesai 100%, maka pihak Tim Pelaksana wajib melaporkan kepada
PPK Sanitasi dengan dilampiri:
a. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ditandatangani oleh Tim Pelaksana dan
PPK Sanitasi;
b. Berita Acara Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan ditandatangani oleh Tim
Pelaksana;
c. Berita Acara Commisioning Test ditandatangani oleh Tim Pelaksana, TFL, dan
Fasprov mengetahui PPK Sanitasi;
d. Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh pihak LPK dan disaksikan oleh
TFL. Serah terima dilaksanakan langsung ke pihak LPK (Pimpinan Pondok Pesantren)
selaku pengguna barang;
e. Dokumentasi fisik terbangun (0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%);
f. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan, dan sisa dana;
g. Bukti setor rekening kas Negara jika terdapat sisa bantuan.
31
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
2.2.5 Sanksi
Sanksi dalam kegiatan pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK
dimaksudkan sebagai upaya untuk pengendalian dan pembinaan kegiatan kepada
pelaksana maupun penerima sarana dan prasarana sanitasi. Adapun sanksi yang
diberikan antara lain:
32
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
33
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
TFL direkrut melalui proses seleksi administrasi, tes tertulis secara online, tes sketsa dan
wawancara. Satu TFL bertugas untuk mendampingi pelaksanaan pembangunan 2 (dua)
unit sarana prasarana sanitasi. Dalam melakukan perekrutan TFL, BPPW mengutamakan
TFL yang memiliki pengalaman dan sudah pernah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
IBM.
34
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
l. Sehat jasmani maupun rohani (dibuktikan melalui Surat Keterangan Sehat dari
Dokter);
m. Bersedia ditempatkan dan bekerja penuh waktu di lokasi dampingan;
n. Bersedia bekerja dalam tim;
o. Tidak terikat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pekerjaan tetap lainnya;
p. Bukan pengurus aktif dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), dan calon
anggota legislatif.
q. Bukan anggota dan pengurus partai politik.
35
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
36
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
37
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Pembentukan Tim Pengelola dilakukan berdasarkan keputusan dari pihak pengurus LPK
untuk menunjuk pihak yang akan terlibat sebagai Tim Pengelola. Tim Pengelola tidak
hanya dikhususkan untuk dapat mengelola kegiatan penyediaan sarana prasarana
sanitasi saja namun juga sarana terbangun yang berasal dari kegiatan lain.
38
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
39
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Tenaga kerja dalam kegiatan ini dapat berasal dari masyarakat di sekitar LPK (terutama
untuk tenaga kerja terampil dan memiliki keahlian khusus) dalam rangka menggerakkan
perekonomian masyarakat setempat.
Tahap persiapan konstruksi meliputi penyiapan lahan mulai dari pembersihan lahan,
pemasangan bouwplank dan penyiapan lainnya. Saat proses penyiapan turut dipastikan
tempat untuk peletakan material yang aman dan tidak mengganggu akses pada saat
proses pelaksanaan.
40
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Pada tahap persiapan konstruksi harus dilakukan penguatan kapasitas terhadap pekerja
dan Tim Pelaksana (Seksi pembangunan). Tujuan penguatan kapasitas ini untuk
memberikan pemahaman dan keterampilan dalam hal pelaksanaan konstruksi
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK. Penguatan kapasitas dilakukan oleh
TFL selaku tenaga pendamping.
Dalam peraturan tersebut, kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK
ini masuk ke dalam swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan masyarakat.
Nantinya akan dilaksanakan dan diawasi oleh kelompok masyarakat atau pihak LPK
pelaksana Swakelola.
Proses pengadaan barang untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi LPK
diarahkan untuk sistem belanja langsung berdasarkan hasil survei minimal 2 toko dan
selanjutnya dilakukan penetapan harga material terendah. Adapun secara umum,
ketentuan proses pengadaan barang dan jasa di tingkat masyarakat berdasarkan
Peraturan LKPP, sebagai berikut:
1. Tim Pelaksana dan Bendahara harus memahami RKM, khususnya RAB yang
41
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
42
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
pengguna barang, harus memenuhi etika pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri
dari:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam pelaksanaan
pengadaan barang;
2. Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan;
3. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat lapangan
sesuai kesepakatan dengan pihak terkait;
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini;
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau melakukan
kegiatan bersama dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
6. Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik langsung
maupun tidak langsung;
7. Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja yang diketahui
patut diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Tim Pelaksana dan pihak LPK dengan dukungan PPK secara terus menerus melakukan
monitoring kemajuan pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan, seperti pembelian
material, kualitas pekerjaan, periode pembayaran, administrasi keuangan, dan lain
sebagainya sebagai percepatan langkah awal yang harus diambil jika terjadi
pelanggaran dalam RKM.
a. Rapat mingguan beserta dengan TFL, Tim Pelaksana, dan Fasprov yang dapat
dilakukan melalui daring atau di lokasi LPK.
b. Melaporkan progres kegiatan Sanitasi LPK melalui SIM IBM dan Konsultan
Managemen Teknis setiap minggu.
Pada saat awal pelaksanaan konstruksi, Tim Pelaksana perlu membuat media publikasi
untuk penyampaian informasi dengan membuat Papan Informasi Pekerjaan Penyediaan
Sarana Prasarana Sanitasi di LPK. Hal-hal yang perlu untuk dicantumkan dalam papan
informasi, yaitu:
43
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
1. Jumlah dana kegiatan yang diterima oleh LPK melalui rekening Tim Pelaksana;
2. Sistem pencairan dana;
3. Gambar Perencanaan (DED);
4. Rekap penggunaan dana; dan
5. No. Telp Pengaduan.
Contoh papan informasi dapat dilihat pada Gambar dibawah.
44
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
TFL bertugas untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada Tim Pelaksana
dalam urusan administrasi dan pelaporan tersebut;
6. Tim Pelaksana berkewajiban untuk melaporkan kemajuan kegiatan masyarakat setiap
bulan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyediaan Sarana Prasarana Sanitasi di LPK
berupa laporan progres pelaksanaan fisik dan penyerapan dana serta ditempel pada
papan informasi; dan
7. Tim Pelaksana harus menginformasikan perjanjian kerjasama dengan pemasok,
melalui papan informasi.
Hal-hal tersebut wajib untuk diperhatikan demi menjaga kelancaran kegiatan konstruksi
penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK. Adapun pelaksanaan konstruksi mengacu
pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang terdapat pada lampiran buku ini.
Dalam hal Tim Pelaksana gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan
kontrak berakhir, namun PPK Sanitasi menilai bahwa Tim Pelaksana mampu
menyelesaikan pekerjaan, maka PPK Sanitasi dapat memberikan kesempatan Tim
pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan. Penambahan waktu dari kontrak maksimal
selama 3 (tiga) bulan setelah masa kontrak berakhir.
45
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
46
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Pada saat proses serah terima pekerjaan, status rekening bank Tim Pelaksana sudah
harus ditutup. Oleh karena itu saat melakukan penarikan dana bantuan termin akhir
(RPDB terakhir) Tim Pelaksana agar menarik seluruh sisa dana di rekening sekaligus
melakukan penutupan rekening.
Apabila ada selisih dari nilai termin akhir RPDB dengan total dana yang ditarik (dana
setoran awal dan bunga bank) maka selisih dana tersebut diserahkan kepada Tim
Pengelola untuk selanjutnya digunakan sebagai dana pemeliharaan.
47
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
BAB 3
METODE KONTRAKTUAL
3.1 Pemilihan Metode Kontraktual
Metode kontraktual memerlukan surat pernyataan dari LPK setempat yang berisikan
bahwa LPK tidak bersedia untuk membentuk Tim Pelaksana dan bersedia untuk
menyerahkan mekanisme pelaksanaan pengadaan kepada PPK Sanitasi.
48
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
49
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Selain itu organisasi pelaksana tingkat pusat juga berasal dari Kementerian Agama yang
dalam hal ini berperan untuk memberikan basis data terkait daftar lokasi LPK yang akan
menerima bantuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK.
Ketiga organisasi pelaksana tingkat pusat tersebut saling berkoordinasi untuk menyusun
serta mengeluarkan kebijakan yang sesuai dalam pelaksanaan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi di LPK.
50
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
3. Menyampaikan surat hasil verifikasi lapangan untuk usulan penetapan lokasi yang
memenuhi kriteria kepada Direktorat Sanitasi;
4. Melengkapi administrasi terkait dengan Surat Pernyataan dari LPK bersama PPK
Sanitasi.
51
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
52
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Konsultan Supervisi
Dalam pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK, Konsultan
Supervisi bertugas mengawasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK baik dari segi biaya, mutu, waktu dan
SMKK. Konsultan supervisi dapat berupa perseorangan dan/atau badan usaha.
Tugas Konsultan Supervisi antara lain:
1. Melakukan pengawasan pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di
LPK;
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak LPK, KI Pelaksanaan, Tim
Teknis, Monev dan Pelaporan, serta PPK Sanitasi dalam penyelenggaraan program
pada setiap tahapannya;
3. Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada Penyedia Barang/Jasa dalam
pengendalian dan pelaporan pelaksanaan;
4. Berkoordinasi dengan KI Pelaksanaan dalam melakukan input data kegiatan pada
aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara berkala;
53
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
54
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Tim Pengelola
Tim Pengelola terdiri dari pihak yang ditunjuk oleh pengelola LPK untuk dapat mengelola
semua sarana dan prasarana di LPK. Pemilihan dan pembentukan Tim Pengelola oleh
pengurus LPK selambat-lambatnya dilakukan sebelum commissioning test. Surat
Keputusan (SK) pembentukan Tim Pengelola dibuat oleh Pengurus LPK.
55
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
56
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
57
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Gambar 12. Skema Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dengan Metode Tender Umum
58
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
59
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
60
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
61
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
b) Rancangan Kontrak
Penyusunan rancangan Kontrak untuk Tender/Seleksi berisikan surat perjanjian, syarat-
syarat umum Kontrak, dan syarat-syarat khusus Kontrak. Rancangan kontrak dipilih dari
standar kontrak dengan mempertimbangkan karakteristik pekerjaan paling sedikit
berupa:
• Jenis kontrak;
• Lingkup pekerjaan;
• Keluaran/output hasil pekerjaan;
• Kesulitan dan risiko pekerjaan;
• Masa pelaksanaan;
• Masa pemeliharaan, untuk pekerjaan konstruksi;
• Cara pembayaran;
• Sistem perhitungan hasil pekerjaan;
• Umur konstruksi dan pertanggungan terhadap kegagalan bangunan;
• Besaran uang muka;
• Bentuk dan ketentuan jaminan;
62
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
63
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
64
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
65
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam pelaksanaan
pengadaan barang;
2. Melibatkan tenaga kerja lokal dari LPK dan atau masyarakat sekitar LPK;
3. Wajib untuk mengambil uang muka dan memenuhi alur pelaksanaan sesuai dengan
petunjuk teknis maupun syarat-syarat dalam kontrak;
4. Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan;
5. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat lapangan
sesuai kesepakatan dengan pihak terkait;
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini;
7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau melakukan
kegiatan bersama dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
8. Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik langsung
maupun tidak langsung;
9. Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja yang diketahui
patut diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Pada saat awal pelaksanaan konstruksi, Penyedia Jasa perlu membuat media publikasi
untuk penyampaian informasi dengan membuat Papan Informasi Pekerjaan Penyediaan
Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK. Hal-hal yang perlu untuk dicantumkan dalam
papan informasi, yaitu:
1. Judul Kegiatan;
2. Sumber pendanaan; dan
3. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Papan informasi harus dipasang di tempat yang banyak dikunjungi orang tetapi aman
dari gangguan;
2. Papan informasi harus dipasang agak tinggi agar tidak mudah dirusak;
3. Tulisan agak besar, kalimat sederhana dan singkat disertai gambar berwarna agar
menarik perhatian dan minat pembacanya;
4. Papan informasi dilindungi kaca atau plastik untuk mengurangi kemungkinan
informasi dirusak orang;
5. Informasi yang ditempel di papan informasi dapat berupa fotokopi atau tulisan
tangan, asalkan jelas dan terbaca dengan baik;
6. Tim Teknis, Monev dan Pelaporan memiliki kewenangan untuk melaporkan kemajuan
kegiatan setiap bulan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyediaan Sarana Prasarana
Sanitasi di LPK berupa laporan progres pelaksanaan fisik dan penyerapan dana serta
66
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Jika terjadi perubahan desain dan RAB, maka penyesuaian desain dilakukan oleh
penyedia jasa yang dilengkapi dengan justifikasi teknis, diverifikasi oleh KI Pelaksanaan
dan disetujui oleh PPK Sanitasi. Terkait perubahan tersebut maka penyedia jasa
melakukan penyesuaian-penyesuaian terkait pertanggungjawaban kegiatan dengan
67
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
penyusunan dokumen perubahan kontrak (Addendum) yang disetujui oleh PPK Sanitasi.
Adapun dasar hukum pelaksanaan Perubahan Kontrak (Addendum) adalah Perpres
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
68
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
2. Uji fungsi untuk bangunan bawah (IPALD) meliputi uji kebocoran dan aliran air
dalam IPAL sebelum pemasangan filter dan pemasangan penutup IPALD.
Tujuan dilakukan serah terima BMN adalah agar sarana dan prasarana sanitasi
terbangun dapat segera difungsikan. Serah terima BMN diserahkan oleh KPA kepada
pihak LPK, dengan diketahui dan ditandatangani oleh Kemenag Agama Kab/Kota. Dalam
hal barang/jasa akan dihibahkan kepada LPK, maka proses serah terima sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Mekanisme serah terima dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
69
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
70
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
BAB 4
TAHAP PASKA KONSTRUKSI
Tahap paska konstruksi menjadi aspek yang tidak kalah penting dalam keberhasilan
penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK yang telah terbangun, karena masa paska
konstruksi merupakan masa dimana sarana terbangun mulai difungsikan sehingga
dibutuhkan peran seluruh pihak untuk turut melakukan pemeliharaan pada tahap paska
konstruksi.
Pengelolaan pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil fisik
terbangun, pengelola prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Kinerja prasarana dan sarana yang dikelola;
2. Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia;
3. Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan target/sasaran sesuai
perencanaan;
4. Standard Operating Procedure (SOP) dan pengelolaan standar kriteria teknis
prasarana dan sarana; dan
5. Rencana pengembangan sarana di masa datang.
71
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
72
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
73
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
BAB 5
PELAPORAN
Pelaporan progres kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK dilakukan
dengan memanfaatkan sistem informasi yang tersedia, yaitu I-eMonitoring dan SIM
IBM-SANITASI.
Perbedaan SIM IBM-SANITASI dan I-eMonitoring ada pada tingkat kedetailan atau
perincian data, dimana untuk I-eMonitoring fokus pada pemenuhan progres fisik dan
pencairan keuangan, sementara itu untuk SIM IBM-SANITASI fokus pada pemenuhan
semua data pada setiap tahapan kegiatan pelaksanaan. SIM IBM-SANITASI
dikembangkan untuk menjadi sumber data pelaporan dari TFL, Fasprov, Konsultan
Supervisi dan KI Pelaksanaan serta Konsultan Pendamping tingkat pusat untuk
mendukung kebutuhan informasi pelaporan.
5.1 I-eMonitoring
Pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK harus dilaporkan
melalui I-eMonitoring oleh PPK Sanitasi, khususnya untuk data penyerapan keuangan
dan fisik pekerjaan. Pemutakhiran data pada sistem I-eMonitoring dilakukan oleh
petugas I-eMonitoring pada masing-masing BPPW. Sumber data diperoleh dari laporan
yang disampaikan oleh Fasilitator Provinsi, KI Pelaksanaan maupun dari hasil
pemantauan langsung oleh Tim Teknis, Monev, dan Pelaporan dan/atau PPK Sanitasi.
Perkembangan progres pada sistem I-eMonitoring dipantau secara berjenjang dari
provinsi hingga tingkat pusat dan dijadikan sumber informasi mengenai progres capaian
pelaksanaan program.
SIM IBM-SANITASI adalah alat bantu dalam memantau dan mengevaluasi program
infrastruktur berbasis masyarakat yang termasuk di dalamnya adalah program
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK. Pengisian/penginputan data SIM IBM-
SANITASI dilakukan oleh TFL/Fasprov dan/atau Konsultan Supervisi/KI Pelaksanaan
diverifikasi oleh Tim Monev dan Pelaporan. Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari
pelaporan melalui SIM IBM-SANITASI adalah sebagai berikut:
74
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
Selain melalui I-eMonitoring dan SIM IBM-SANITASI, BPPW Provinsi diharapkan juga
menyusun pelaporan kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi dengan
outline sesuai dengan Lampiran.
Adapun ketentuan pelaporan pelaksanaan program dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
75
Petunjuk Teknis Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
(LPK)
76
LAMPIRAN
DAFTAR ISI LAMPIRAN
BoQ yang tertera dalam Buku Desain Prototipe merupakan BoQ untuk pelaksanaan dengan
mekanisme swakelola, dimana untuk pelaksanaan dengan mekanisme kontraktual BoQ harus
disesuaikan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Sedangkan RKS yang tertera dalam Buku Desain Prototipe merupakan RKS untuk
pelaksanaan dengan mekanisme kontraktual, untuk pelaksanaan dengan mekanisme
swakelola, PPK Sanitasi BPPW harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di
lapangan. Untuk semua kegiatan baik kontraktual dan swakelola, BoQ dan RKS harus
disesuaikan sesuai dengan harga satuan kab/kota dan ketersediaan material setempat dan
dituangkan dalam dokumen DED yang disesuaikan oleh TFL/KI Pelaksanaan.
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
BILL OF QUANTITY (BOQ)
REKAPITULASI BILL OF QUANTITY
** Analisa Harga Satuan hanya untuk kegiatan Swakelola (tidak menggunakan mandor, kepala tukang, profit dan PPN),
sehingga untuk kegiatan Kontraktual mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
I SM K3 KONSTRUKSI Rp. -
Total Rp. -
Pembulatan Rp. -
BILL OF QUANTITY
Volume
No Uraian Pekerjaan Harga satuan Total
I SM K3 KONSTRUKSI
1 Papan informasi K.3 1.00 bh Rp. - Rp. -
2 Helm proyek 10.00 Bh Rp. - Rp. -
3 Sarung tangan (Safety gloves) 20.00 Psg Rp. - Rp. -
Sepatu keselamatan untuk pekerja (Rubber safety
4 5.00 Psg Rp. - Rp. -
shoes)
5 Rompi keselamatan (Safety vest) 10.00 Bh Rp. - Rp. -
Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban,
6 1.00 set Rp. - Rp. -
dll)
7 Rambu Petunjuk 1.00 Bh Rp. - Rp. -
Pelindung pernapasan dan mulut, masker
8 4.00 pack Rp. - Rp. -
(protokol covid)
9 Tempat cuci tangan portable 1.00 bh Rp. - Rp. -
Sub Total SM K3 Konstruksi : Rp. -
II PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pekerjaan Pembersihan area 40.89 m2 Rp. - Rp. -
2 Pekerjaan Bowplank 25.70 m Rp. - Rp. -
Sub Total Pekerjaan Persiapan : Rp. -
9 Floating Clorin feeder (pengumpan klorin apung) 1.00 unit Rp. - Rp. -
10 Khlorin Tablet 10.00 kg Rp. - Rp. -
Pemasangan Fine Screen Stainliststeel 304,
11 1.00 unit Rp. - Rp. -
diameter lubang 1,5 cm, Tebal Plat 2 mm
G COMISSIONING TEST
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
0.450 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
11 Pekerjaan Besi 10 kg / kg
0.070 OH Pekerja @ - = -
0.070 OH Tukang Besi @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
- OH Mandor @ - = -
10.500 Kg Besi Beton @ - = -
0.150 Kg Kawat Beton @ - = -
= - = -
0% = - -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
Total = - - = -
-
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
4 Pemasangan Acian / M2
0.050 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang Batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
3.250 Kg Semen @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
12 Penutup Atap
0.020 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.080 OH Tukang Besi @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.050 M2 Atap Spandek berpasir@ - = -
6.000 bh Screw Cteks 12-4 x 50@ - = -
2.000 bh Screw Cteks 10 x 16 -16
@ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
15 Waterproofing
0.100 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
3.400 Kg Waterproofing cementitious
@ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
16 Grill Besi
1.641 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
1.373 OH Tukang Las @ - = -
0.335 OH Tukang Cat @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
14.170 Kg Profil besi siku @ - = -
21.043 Kg Profil besi Beton panjang
@ 12 meter dia 16 - = -
0.535 Kg Cat Menie (Minyak) @ - = -
1.271 Kg Cat Penutup (Minyak)@ - = -
0.937 Kg Pengencer/Minyak Cat@biasa - = -
1.000 ls Peralatan @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
18 Tempat Sabun
0.125 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.125 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh Tempat sabun @ - = -
1.000 ls Peralatan @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
19 Loggo PU Akrilik
0.250 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.250 OH Tukang Batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 Bh Logo PU Akrilik @ - = -
1.000 ls Material pendukung (pasir
@ semen) - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
2 Pek. MCB
OH Pekerja @ - = -
OH Mandor @ - = -
OH Tukang Listrik @ - = -
OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh MCB 1phase 10A @ - = -
1.000 ls Material pendukung @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
11 Pipa 1 inch dari sumber air ke Tangki (asumsi outlet sumber air terdekat berjarak 10 meter)
0.034 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.006 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.150 m' Pipa PVC tipe AW Ø@ 1" panjang 4 m - = -
1.000 ls Fitting @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
12 Pek. Stopkran
0.100 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh Stopkran @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
4 Pemasangan 1 bh Bak Kontrol Pas.Batu Bata 45x45 tinggi 50 cm, termasuk tutup beton
3.200 Oh Pekerja @ - = -
1.150 Oh Tukang Batu @ - = -
- Oh Kepala Tukang @ - = -
- Oh Mandor @ - = -
70.000 buah Bata merah 5 x 11 x 22
@cm - = -
77.000 Kg Portland cement - = -
0.130 m3 Pasir Pasang - = -
0.090 m3 Pasir Beton (m3) - = -
0.020 m3 Koral beton - = -
2.600 Kg Baja tulangan polos U-24 - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK)
PEKERJAAN : Pembangunan Bilik MCK Pria Dan Wanita
TAHUN ANGGARAN : 2022
PROYEK :
Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK)
** Analisa Harga Satuan hanya untuk kegiatan Swakelola (tidak menggunakan mandor, kepala tukang, profit dan PPN),
sehingga untuk kegiatan Kontraktual mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
I SM K3 KONSTRUKSI Rp. -
Total Rp. -
Pembulatan Rp. -
BILL OF QUANTITY
Volume
No Uraian Pekerjaan Harga satuan Total
I SM K3 KONSTRUKSI
1 Papan informasi K.3 1.00 bh Rp. - Rp. -
2 Helm proyek 10.00 Bh Rp. - Rp. -
3 Sarung tangan (Safety gloves) 20.00 Psg Rp. - Rp. -
Sepatu keselamatan untuk pekerja (Rubber safety
4 5.00 Psg Rp. - Rp. -
shoes)
5 Rompi keselamatan (Safety vest) 10.00 Bh Rp. - Rp. -
Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban,
6 1.00 set Rp. - Rp. -
dll)
7 Rambu Petunjuk 1.00 Bh Rp. - Rp. -
Pelindung pernapasan dan mulut, masker
8 4.00 pack Rp. - Rp. -
(protokol covid)
9 Tempat cuci tangan portable 1.00 bh Rp. - Rp. -
Sub Total SM K3 Konstruksi : Rp. -
II PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pekerjaan Pembersihan area 40.89 m2 Rp. - Rp. -
2 Pekerjaan Bowplank 25.70 m Rp. - Rp. -
Sub Total Pekerjaan Persiapan : Rp. -
G COMISSIONING TEST
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
11 Pekerjaan Besi 10 kg / kg
0.070 OH Pekerja @ - = -
0.070 OH Tukang Besi @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
- OH Mandor @ - = -
10.500 Kg Besi Beton @ - = -
0.150 Kg Kawat Beton @ - = -
= - = -
0% = - -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
Total = - - = -
-
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
4 Pemasangan Acian / M2
0.050 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang Batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
3.250 Kg Semen @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
12 Penutup Atap
0.020 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.080 OH Tukang Besi @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.050 M2 Atap Spandek berpasir@ - = -
6.000 bh Screw Cteks 12-4 x 50@ - = -
2.000 bh Screw Cteks 10 x 16 -16
@ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
15 Waterproofing
0.100 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
3.400 Kg Waterproofing cementitious
@ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
16 Grill Besi
1.641 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
1.373 OH Tukang Las @ - = -
0.335 OH Tukang Cat @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
14.170 Kg Profil besi siku @ - = -
21.043 Kg Profil besi Beton panjang
@ 12 meter dia 16 - = -
0.535 Kg Cat Menie (Minyak) @ - = -
1.271 Kg Cat Penutup (Minyak)@ - = -
0.937 Kg Pengencer/Minyak Cat@biasa - = -
1.000 ls Peralatan @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
18 Tempat Sabun
0.125 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.125 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh Tempat sabun @ - = -
1.000 ls Peralatan @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
19 Loggo PU Akrilik
0.250 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.250 OH Tukang Batu @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 Bh Logo PU Akrilik @ - = -
1.000 ls Material pendukung (pasir
@ semen) - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
2 Pek. MCB
OH Pekerja @ - = -
OH Mandor @ - = -
OH Tukang Listrik @ - = -
OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh MCB 1phase 10A @ - = -
1.000 ls Material pendukung @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
11 Pipa 1 inch dari sumber air ke Tangki (asumsi outlet sumber air terdekat berjarak 10 meter)
0.034 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.006 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.150 m' Pipa PVC tipe AW Ø@ 1" panjang 4 m - = -
1.000 ls Fitting @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
12 Pek. Stopkran
0.100 OH Pekerja @ - = -
- OH Mandor @ - = -
0.100 OH Tukang Pipa @ - = -
- OH Kepala Tukang @ - = -
1.000 bh Stopkran @ - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK)
4 Pemasangan 1 bh Bak Kontrol Pas.Batu Bata 45x45 tinggi 50 cm, termasuk tutup beton
3.200 Oh Pekerja @ - = -
1.150 Oh Tukang Batu @ - = -
- Oh Kepala Tukang @ - = -
- Oh Mandor @ - = -
70.000 buah Bata merah 5 x 11 x 22
@cm - = -
77.000 Kg Portland cement - = -
0.130 m3 Pasir Pasang - = -
0.090 m3 Pasir Beton (m3) - = -
0.020 m3 Koral beton - = -
2.600 Kg Baja tulangan polos U-24 - = -
= - -
0% = - -
Total = - - = -
DAFTAR HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN
PROYEK : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK)
PEKERJAAN : Pembangunan Bilik MCK Pria Dan Wanita
TAHUN ANGGARAN : 2022
1. Lingkup
Persyaratan Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku
untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Persyaratan Teknis ini membentuk suatu kesatuan dengan Persyaratan Teknis dan secara
bersama- sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh bagian pekerjaan
sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini :
▪ Gambar-gambar Pelelangan/Pelaksanaan
2. Referensi
Atas seluruh bagian pekerjaan dalam perjanjian kerja ini, kecuali secara khusus
dipersyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen dari dokumen
pelelangan/pelaksanaan, mengacu pada standar yang berlaku di Indonesia untuk bagian
pekerjaan yang bersangkutan dimana tersebut tapi terbatas pada yang berikut ini :
Dalam hal ini dimana bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum/ khusus maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
dalam pasal ini, maka untuk bagian perkerjaan tersebut pemborong harus mengajukan
salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Konsultan
Pengawas untuk dipakai sebagai pedoman persyaratan teknis :
▪ Brosur teknis dari Produsen yang didukung oleh Sertifikat dari lembaga pengujian
yang diakui secara nasional dan Internasional.
3. Bahan
Baru /Bekas
Tanda Pengenal
Dalam hal ini dimana pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk/bahan yang dihasilkannya, ataupun sebagai pengenal kwalitas/ kelas/ kapasitas,
maka semua bahan dari pabrik/produsen yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
mengandung tanda pengenal tersebut, kecuali ditetapkan lain oleh Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas. Bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus diberi tanda
pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan lain. Tanda pengenal ini bisa berupa
warna atau tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada Pasal 2
Persyaratan Teknis Umum ini kalau ada diatur disana, atau dalam hal dimana tidak/belum
ada pengatur yang jelas mengenai hal itu, hal ini harus dilaksakan sesuai dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Peyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/produk didalam persyaratan teknis,
secara umum harus dimengerti sebagai persyaratan kesetaraan kwalitas penampilan
(performance) dari bahan/produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata
:”atau yang setara”.
Kecuali secara khusus disyaratkan lain, maka penggunaan bahan/produk lain yang dapat
dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setara dengan bahan/produk yang
memakai merk dagang yang disebutkan dapat diterima sejauh bahwa untuk itu
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana, Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas atas kesetaraan tersebut.
Atau Jika ternyata material/bahan/peralatan yang telah ditentukan di dalam spesifikasi ini
tidak didapatkan di daerah sekitar lokasi pembangunan atau bahkan tidak dapat
didatangkan dari daerah lain karena keterbatasn stok atau peredarannya di pasaran
setempat, maka kontraktor dapat mengusulkan pemakaian material/bahan/peralatan
yang mendekati dengan yang telah disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini baik dari
segi warna, corak, bentuk, dan ukuran. Keadaan tersebut harus dibuat surat pernyataan
oleh kontraktor yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas, dan
Perencana. Dan untuk pengadaannya harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, dan Pemberi tugas.
Penggantian (Subtitusi)
Kecuali dapat dibuktikan bahwa pemborong tidak bersalah/ lalai, maka dalam hal dimana
penggantian disebabkan karena kegagalan Pemborong/ Supplier untuk mendapatkan
bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan yang bersifat kerja tambah
dianggap tidak ada.
Persetujuan Bahan
Adanya persetujuan dengan disertai contoh/ brosur seperti tersebut diatas dan dengan
persyaratannya, serta merta tidak merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya seluruh
bahan/produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh
bahan/produk tersebut adalah sesuai dengan contoh/brosur yang disetujui.
Contoh
• Jumlah contoh
Untuk bahan/produk atas mana tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat pengujian
harus diserahkan sejumlah bahan/produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam standar produsen pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada
badan/Lembaga penguji yang ditunjuk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Pemberi Tugas.
Untuk bahan/produk atas mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat
disetujui/diterima oleh Konsultan perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas,
harus diserahkan 2 (dua ) buah contoh, yang masing-masing disertai dengan
salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
Dari contoh yang diserahkan kepada Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas atas contoh yang telah memperoleh persetujuan maka harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya, disamping itu harus
dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 2 (dua ) buah contoh, yang
semuanya akan dipegang oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Dalam hal yang demikian, jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas harus ditambah seperlunya sesuai
dengan kebutuhan tambahan tersebut.
Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar
persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan
keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari
kerja.
Pemborong yang akan memakai bahan/produk bertanggung jawab bahwa selama dalam
penyimpanan, bahan/produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai
dalam pekerjaan, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas berhak untuk memerintahkan
agar:
- Bahan /produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk
dipakai, atau;
- Terbuat dari kaleng atau kertas yang tidak akan rusak selama penggunaan ini
- Berukuran minimal 40 cm x 60cm
- Huruf berukuran minimal terbaca dari jauh
4. Pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tangani SPK oleh kedua belah pihak,
pemborong harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Program kerja yang terdiri dari:
- Jadwal peralatan
Pemborong harus memasukan kembali atas rencana kerja kalau Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas meminta diadakannya
perbaikan/penyempurnannya atas rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari
sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
Gambar Kerja/ShopDrawing
Gambar kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas dan selanjutnya akan
didistribusikan ada Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan dan gambar-gambar harus diserahkan dalam rangkap 2 (dua).
Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru pemborong diwajibkan untuk
memberitahukan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling
lama 2 X 24 jam sebelumnya dengan format izin yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) meliputi:
• Kegiatan fisik
• Catatan dan Perintah Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
• Material (masuk/ditolak)
• Kedaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan, dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditanda tangani oleh manager Proyek dan diserahkan pada
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk diketahui /disetujui.
Jika semua bahan/produk yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang,
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik. Kontraktor harus
melaksanakan pengujian hasil pekerjaan secara keseluruhan dari bahan/produk yang
dipasang, jika sudah ditest ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dari bahan/produk dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
5. Pekerjaan Persiapan
Direksi Keet
Pembuatan Direksi Keet harus ditempatkan ditempat strategis sehingga mudah dalam
mengawasi pekerja bangunan. Bangunan Direksi Keet terdiri ruang kerja Pemborong
Pekerjaan/Kontraktor/sub Kontraktor, Konsultan Pengawas dan ruang rapat.
Semua bahan-bahan untuk direksi keet harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Pembuatan gudang dan los kerja harus tidak mengganggu kegiatan pekerjaan kontruksi
dan barang-barang yang berada didalamnya terhindar dari kerusakan akibat dari panas
matahari, hujan dan lainnya. Ukuran gudang kerja dan los kerja dapat disesuikan dengan
kebutuhan dan pemakaian. sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
Semua bahan-bahan untuk Gudang dan Los kerja harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas:
Biaya pembuatan Gudang dan Los Kerja harus sudah dipertimbangkan oleh kontraktor
dalam biaya overhead pada waktu penawaran pekerjaan ini.
Papan nama proyek ditempatkan pada posisi depan lahan sehingga dapat terlihat dan
terbaca dari lingkungan luar site. Bahan dan bentuk papan nama dibuat sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan semua bahan dan penempatannya harus mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Lokasi proyek ditentukan oleh perencana dan Konsultan Pengawas di lapangan dan
selanjutnya pemborong harus memulai pekerjaan dari garis – garis dasar dan patok –
patok yang telah disetujui Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan bertanggung
jawab penuh atas pengukuran – pengukuran yang dibuatnya. Pemborong melaporkan ke
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas terhadap pengecekan pengukuran
terhadap patok – patok utama.
Pekerjaan Pembuatan Jalan Kerja
Pelaksana sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan segala akibat yang mungkin
dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembersihan. Persetujuan izin
memulai pelaksanaan Pekerjaan setelah pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama
Konsultan Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan.
• Amankan jalur-jalur instalasi air, listrik, atau instalasi lain di lapangan sebelum
pekerjaan pembersihan dimulai. Cara memutus aliran dan menutup jalur dengan izin
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, Penguasa setempat
dan pihak- pihak lain yang berkepentingan.
• Membuat atau mengganti instalasi listrik dan saluran air yang torpotong/terputus
karena pembersihan dengan yang baru langsung ke saluran yang ada disekitarlokasi.
Pelaksana pekerjaan atau kontraktor wajib menyediakan air kerja dan listrik kerja untuk
kegiatan pelaksanaan, untuk penyediaan listrik dengan genset maupun sumur untuk air
kerja ukuran dan besaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
Pelaksana wajib mengusulkan dan pendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas.
Keamanan Proyek
Kontraktor wajib menyediakan satuan keamanan area lokasi selama pekerjaan konstruksi
berlangsung, agar material dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat berjalan lancar.
Pagar Proyek
Kontraktor wajib menyediakan kotak P3K berisi lengkap obat-obatan untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat
perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata
keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan. Kontraktor wajib menyediakan perlenkapan APD semua pekerja termasuk
stafnya.
Ketidak cocokan yang mungkin ada mengenai perbedaan- perbedaan antara gambar dan
kenyataan harus segera dilaporkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas, untuk diproses keputusannya ke Pemberi Tugas dan sebagai ukuran pokok
kurang lebih 0,00 (titik duga pokok = titik nol) ditentukan kemudian oleh tanda-tanda
tersebut dari patok-patok yang permanen di atas halaman pembangunan.
Oleh Kontraktor tanda-tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara selama pembangunan.
Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan dengan ketelitian
yang sebesar-besarnya antara lain dengan mempergunakan alat-alat waterpas.
Piket-piket untuk mengadakan sumbu-sumbu (as) dan tinggi tidak boleh lebih kecil dari
10 x 10 cm yang terbuat dari balok kayu kwalitas kelas 1.
BAB 2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
Air
1. Untuk seluruh pelaksanaan agar menggunakan air yang tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 7974 2013 tentang
Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi beton semen hidraulis
(ASTM C1602–06, IDT). Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari
laboratorium yang berkompeten.
2. Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
serta harus dilakukan dengan tepat.
Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus lebih bersih dan keras. Pasir
laut untuk maksud-maksud tersebut dapat digunakan dengan syarat harus dicuci dahulu
dan seizin Konsultan Manajemen Konstruksi atau memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam SNI 03 – 6820 – 2002. Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen.
Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 6820 – 2002. Spesifikasi agregat halus untuk
pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semensebagai berikut :
1. Butiran butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan denganjari.
2. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
3. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3mm.
4. Pasir laut tidak bolehdipergunakan.
Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenui syarat-syarat yang ditentukan dalamSNI-03-
2461-1991/2002 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural), SNI 03-1749-
1990 ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Besar Butir), SNI 03-1750-1990 (
Agregat beton, Mutu dan Cara Uji) diantaranya yang paling penting :
1. Butir butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Pasir harus terdiri dari butiran butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa
butiran butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa butiran butiran di
atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai dengan 90 % dariberat.
Split
Split adalah batu pecah yang harus harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI-1969-2008 (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar), SNI-2417-2008
Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles), SNI-3407-2008 (Cara Uji Sifat
Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau
Magnesium Sulfat)dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm dan tertinggal di atas
ayakan berlubang persegi 2 mm. Split untuk beton harus memenuhi syarat yang
dibutuhkan dalam diantaranya :
1. Harus terdiri dari butir butir yang keras tidak berpori, tidak pecah/ hancur oleh
pengaruhcuaca.
2. Split harus bersih tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
2. Bila menggunakan PC, yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian lebih
dahulu oleh laboratorium yangberkompeten.
3. Dalam pengangkutan PC, ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lembab, dan penempatannya harus di tempat yangkering.
Batu Bata
1. Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata merah pres mesin atau yang
sejenisnya
2. Ukuran 210x100X55mm
5. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar
pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
6. Jika batau bata yang disyaratkan diatas tidak terdapat di sekitar lokasi pekerjaan,
maka Batu bata dapat menggunakan produk yang umum digunakan di daerah sekitar
lokasi pekerjaan, dengan sebelumnya mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, dan Pemberi Tugas.
Pasal 2
PEKERJAAN DINDING
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan dinding ini meliputi pekerjaan pasangan bata, pekerjaan Plesteran, dan
pekerjaan Acian dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Persyaratan Bahan
BATA MERAH
1. Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI10 atau
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
2. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas
4. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal
3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara
bata terkecil.
5. Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus
sama merata kemerah-merahan.
6. Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90
derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.
8. Jika batau bata yang disyaratkan diatas tidak terdapat di sekitar lokasi pekerjaan,
maka Batu bata dapat menggunakan produk yang umum digunakan di daerah sekitar
lokasi pekerjaan, dengan sebelumnya mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, dan Pemberi Tugas.
9. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi
kolom praktis.
PASIR
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat.
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang.
Contoh Bahan
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
1. Selain bata merah, pasir, dan air, bahan-bahan yang dikirim ke site dalam keadaaan
tertutup atau dalam kantong-kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan harus
diletakkan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
2. Adukan pasangan maupun plesteran harus dibuat secara hati-hati, bahan pasir semen
dan air diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk (molen mixer)
3. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mongering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
Syarat-syarat Pelaksanaan
PASANGAN BATA
1. Pasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps tebal ½ bata untuk semua pasangan
dinding batu bata seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
2. Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4Ps tebal 1 bata untuk pasangan Rollag
bata seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
3. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
4. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul
minimal 1 hari untuk pasangan berikutnnya.
5. Batu bata yang kurang dari 1/2 (setengah) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-
bagian yang membutuhkan.
6. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel dengan
beton tidak boleh tembus pandang.
7. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7
(tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari
8. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
9. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup
yang sesuai (plastik).
10. Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
1. Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan beton bertulang sesuai
yang ditunjukkan di dalam gambar desain.
2. Sebelum plesteran dilakukan, maka Dinding dibersihkan dari semua kotoran, dinding
dibasahi dengan air, permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
4. Plesteran dinding biasa ini harus dikerjakan oleh tenaga/tukang yang ahli dalam bidang
finising.
6. Adonan campuran yang dipakai yaitu 1 pc : 4 ps yang diaduk sedemikian rupa sehingga
siap untuk dipakai dan ketebalan spesi rata-rata 1,5 cm.
PLESTERAN TRASSRAM
1. Prinsip pengerjaannya sama dengan plesteran biasa hanya saja campuran yang
digunakan di sini yaitu, 1 pc : 2 pc dan plesteran ini khusus dipakai pada pasangan bata
trasraam,
3. Khusus untuk pasangan trasraam di atas sloof bagian dalam plesteran trasraamnya
dapat dikerjakan belakang kerena akan dipasangkan plint lantai keramik
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
Persyaratan Bahan
1. Memenuhi persayaratan SNI 03-0106-1987 tentang Mutu dan cara uji ubin lantai keramik
Spek : 20x25cm,Glossy
Jika di pasaran di wilayah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk yang dimaksud
atau bahkan tidak dapat didatangkan dari daerah lain, maka kontraktor dapat
mengajukan merk lain semisal Mulia/Centro/Platinum atau merk yang lain dengan
corak, warna, dan tekstur yang mendekati dengan merk Asia Tile seperti
disebutkan di atas. Penggunaan material keramik di luar dari spesifikasi di atas harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas, Pemberi Tugas, dan
Konsultan Perencana.
Spek : 20x25cm,Glossy
Jika di pasaran di wilayah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk yang dimaksud
atau bahkan tidak dapat didatangkan dari daerah lain, maka kontraktor dapat
mengajukan merk lain semisal Mulia/Centro/Platinum atau merk yang lain dengan
corak, warna, dan tekstur yang mendekati dengan merk Asia Tile seperti
disebutkan di atas. Penggunaan material keramik di luar dari spesifikasi di atas harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas, Pemberi Tugas, dan
Konsultan Perencana.
Contoh Bahan
1. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong yang
masih disegel dan berlabel dari pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak bercacat.
2. Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 X 24 jam setelah
pemasangan
Persyaratan Pelaksanaan
Bahan yang telah terpasang dihindarkan dari benturan dan guyuran air selama 3 x 24 jam
setelah pemasangan. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Pasal 3
PEKERJAAN LANTAI
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat alat bantu yang
dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang baik.
2. Pekerjaan sub lantai ini meliputi pekerjaan urugan pasir di bawah lantai kerja, dan
pekerjaan beton lantai kerja yang berhubungan dengan tanah dan seluruh detail
yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar sebagai dasar dari finishing lantai.
Persyaratan Bahan
1. Beton tak bertulang adukan 1 Semen : 3 Pasir : 5 Batu Split, dilaksanakan pada
lantai kerja untuk untuk seluruh lantai bangunan MCK yang berhubungan langsung
dengan tanah.
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang lantai harus
dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya
dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris.
2. Pasir urug di bawah lantai yang disyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya. Tebal yang disyaratkan 5 cm atau sesuai dengan
gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang
maksimal.
3. Pemasangan sub lantai dari beton dilakukan sesuai dengan elevasi dari masing –
masing lantai dan juga kemiringan – kemiringan yang harus di ikuti.
4. Tebal Lantai Kerja yang disyaratkan adalah 7 cm atau sesuai dengan gambar.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik. Pekerjaan lantai ini
meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar/ ditunjukkan dalam
daftar finishing material atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana, Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
Persyaratan Bahan
1. Memenuhi persayaratan SNI 03-0106-1987 tentang Mutu dan cara uji ubin lantai
keramik
Kode : C3
Jika di pasaran di wilayah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk yang
dimaksud atau bahkan tidak dapat didatangkan dari daerah lain, maka kontraktor
dapat mengajukan merk lain semisal Mulia/Centro/Platinum atau merk yang
lain dengan corak, warna, dan tekstur yang mendekati dengan merk Asia Tile
seperti disebutkan di atas. Penggunaan material keramik di luar dari spesifikasi di
atas harus mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas, Pemberi
Tugas, dan Konsultan Perencana.
Spek : 20x20cm,Tekstur
Jika di pasaran di wilayah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk yang
dimaksud atau bahkan tidak dapat didatangkan dari daerah lain, maka kontraktor
dapat mengajukan merk lain semisal Mulia/Centro/Platinum atau merk yang
lain dengan corak, warna, dan tekstur yang mendekati dengan merk Asia Tile
seperti disebutkan di atas. Penggunaan material keramik di luar dari spesifikasi di
atas harus mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas, Pemberi
Tugas, dan Konsultan Perencana.
Contoh Bahan
1. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong yang
masih disegel dan berlabel dari pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak bercacat.
2. Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 X 24 jam setelah
pemasangan
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan keramik lantai, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa beton
lantai kerja sudah terpasang dan dalam kondisi kering dan bersih
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
4. Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 pasir ditambah bahan perekat, atau dapat
digunakan pasta semen (acian PC) ditambah bahan perekat.
5. Bidang lantai yang terpasang harus benar benar rata dengan memperhatikan
kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air menuju ke floordrain
ataupun menuju saluran pembuangan terdekat, sehingga permukaan lantai selalu
dalam keadaan tidak tergenang air.
6. Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar gambar detail atau yang sesuai
dengan petunjuk Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
7. Lebar siar-siar harus sama dan ke dalaman maksimum 3 mm membentuk garis lurus
atau sesuai dengan gambar/petunjuk Pemberi Tugas Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna grout semen
berwarna, warna sesuai petunjuk dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
8. Pemotongan material lantai harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Material yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda yang melekat sehingga benar benar bersih. Sebelum Keramik
dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh.
9. Pemasangan dengan luas lebih dari 20m2 menggunakan flexible joint atau sesuai
gambar perencana.
Bahan yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Pasal 4
PEKERJAAN PINTU
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan pintu ALuminium dipasang pada seluruh detail
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
1. Spesifikasi
Tebal bahan :profil aluminium 3.0 inch
Tebal Aluminium : 1 mm-1.15 mm
dilengkapi dengan krepyak ventilasi udara dengan aluminium strip lebar 8 cm
1 set included kusen, screw, fischer, daun pintu, engsel, slot kunci, dan handle.
4. Daun Pintu : Memgikuti ketebalan profil aluminium daun dan Tebal kisi kisi/tulang
0.9-1mm
6. Produk : Ex Aleixindo,YKK,Aluprima
Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebelum pintu Aluminium dipasang, terlebih dahulu harus disiapkan openingan pintu
dengan ukuran sesuai dengan gambar ataupun sesuai dengan ukuran produk yang ada di
pasaran yang telah disetujui oleh konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan
Pemberi Tugas.
2. Sebelum melakukan pembelian atau perakitan ke vendor spesialis pintu Aluminium harus
dipastikan kembali ukuran lebar dan tinggi openingan yang telah dibuat, sehingga ukuran
pintu Aluminium dapat terpasang pas pada permukaan openingan pintu.
Pasal 5
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan.
1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan cat ini adalah penyediaan tenaga, bahan cat kecuali
bila ditentukan lain, peralatan untuk pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat
angkutnya bila diperlukan ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar,
uraian dan syarat ini, dan perjanjian kerja.
2. Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk
maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian tekstur dan memberikan
kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.
3. Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun yang dibutuhkan
dalam gambar.
Persyaratan Bahan
1. Primer
2. Undercoat
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan Cat tembok emulsi (SNI 3564:2000)
dan Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI (03-2410-1994) atau
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan.
2. Standard dari bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor
tidak dibenarkan merubah standard dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak
sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa seizin dari Konsultan Perencana, Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
1. Bahan harus didatangkan dari tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
▪ Spritus Petroleum.
▪ Cellulose Thiner.
▪ Cat Cellulose.
▪ Spritus Putih.
▪ Polyuretahane.
▪ Spritus Methylate.
▪ Parafin.
▪ Cat Minyak.
▪ Creosote.
▪ Cat Bitumen.
6. Dalam menggunakan bahan tersebut di dalam ruang harus mengikuti petunjuk sebagai
berikut :
▪ Harus tersedia alat pemadam kebakaran portable yang sesuai dan kotak P3K
dalam jarak yang dekat. Ruang harus cukup mempunyai ventilasi yang baik.
▪ Jangan berdekatan dengan api atau motor listrik yang mengeluarkan kembang api.
▪ Keluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera diperlukan.
7. Dalam jumlah bahan melebihi 50 liter maka penyimpanan harus diperhatikan petunjuk
sebagai berikut :
▪ Bila di dalam ruang, maka ruang tersebut mempunyai persyaratan sebagai berikut :
▪ Atap gudang harus dibuat sedemikian sehingga mudah hancur, untuk menghindari
efek ledakan.
▪ Terhadap Pengracunan.
▪ Untuk cat timah, termasuk dalam kategori ini adalah cat yang kadar timahnya
melebihi 5 % dalam keadaan basah dan 1% dalam keadaan kering.
▪ Tidak diperkenankan memakai cat ini dalam gudang tertutup dan untuk tempat
anak-anak.
▪ Penggunaan bahan pelarut berikut harus dalam ruangan, harus diadakan ventilasi
yang cukup untuk mengimbangi pengurangan oksigen.
▪ Minyak alkali polyurethane, cat epoxy, cat cellulose bitumen, spirtus penghapusan
cat vernish minyak dan spirtus.
Syarat-Syarat Pelaksanaan.
3. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh bagain yang tidak boleh terkena cipratan cat
yaitu antara lain Peralatan Sanitary, Keramik dinding maupun keramik lantai, pintu,
kisi – kisi dan bagian bagian lain harus diproteksi/ditutup terlebih dahulu sebelum
dimulai pengecatan.
4. Akibat timpaan cat terhadap bagian yang disebutkan di atas maka kontraktor harus
segera membersihkan sebelum kering dengan kondisi kembali bersih dan baik seperti
semula.
5. Untuk Pekerjaan cat di daerah terbuka jangan dilakukan pekerjaan cat dalam keadaan
angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan.
6. Bilamana waktu mendesak harap dilakukan pengecatan ini dalam keadaan terlindung
dari basah dan lembab atau berdebu.
7. Permukaan material yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan sesuai persyaratan pabrik cat dan material yang bersangkutan.
Permukaan yang akan dicat harus benar-benar bersih dari debu, lemak/minyak dan
noda-noda yang melekat.
8. Setiap persyaratan yang akan dimulai pada suatu bidang harus mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas/ Pengawas. Sebelum pelaksanaan pengecatan Kontraktor wajib
melakukan percobaan untuk disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
Cara Pelaksanaan.
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi
lain. Cara pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan syarat yang dikeluarkan pabrik.
2. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, bercucuran atau bekas-bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan semprotan dan roller. Sapuan semua dasar dengan
cat dasar dengan kuas, penyemprotan hanya diizinkan dilakukan bila disetujui
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Pengecatan Kembali.
1. Dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi atau lepas.
Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk
dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
3. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak
sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengecatan yang tidak disetujui Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana harus diulangi/diganti atas beban Kontraktor. Pada waktu penyerahan maka
pabrik dengan Kontraktor harus memberi jaminan selama 2 tahun atas semua
pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca, warna dan
kerusakan cat lainnya.
3. Kontraktor wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan
oleh maupun atas petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas Pengawas dan
Konsultan Perencana. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor.
1. Agar daerah-daerah yang sedang dicat ditutup dari pekerjaan–pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai
cat daerah tersebut kering.
2. Lindungi Pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau material lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bangunan tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti material yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.
Pasal 6
PEKERJAAN SANITER
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat -
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.
2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada toilet dan ruang lain yang dinyatakan/
ditunjukkan pada gambar dan disetujui.
Persyaratan Bahan
1. Toilet yang ditunjuk pada gambar dan disetujui oleh menggunakan merk TOTO / setara ,
yaitu :
Jika di pasaran di wilayah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk yang
dimaksud atau bahkan tidak dapat didatangkan dari daerah lain, maka kontraktor
dapat mengajukan merk lain dengan Bentuk, bahan/material, ukuran, fungsi, dan
cara pakai yang sama atau mendekati dengan merk seperti disebutkan di atas.
Penggunaan produk di luar dari spesifikasi di atas harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari konsultan Pengawas, Pemberi Tugas, dan Konsultan Perencana.
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan dipasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran I penggantian bahan pengganti harus disetujui
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas untuk klarifikasi spesifikasi.
7. Kontraktor wajib memperbaiki, mengulangi, mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempuma, rapi dan lancar
dipergunakannya.
PASAL 7
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan atap dan alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang ditentukan seperti yang
ditunjukan/diisyaratkan dalam gambar kerja.
Persyaratan bahan
1. Bahan dasar Baja kualitas G 500, dengan tegangan leleh minimum 5.500 kg/cm
2. Lapisan kedua adalah lapisan Zincalume (aluminium dan zinc) dengan standard lapisan
AZ 150.
3. Tebal bahan dasar : 0,35 mm
4. Tebal nominal : 0,35m
5. Lebar : 100 cm
6. Ukuran panjang bahan adalah sepanjang kemiringan atap, atau pada arah memanjang
tidak boleh ada sambungan.
7. Zincalume terdiri dari perpaduan antara 43.5% Seng, 55% Alumunium dan 1.5%
Silikon
8. Ukuran Sekrup yang sesuai untuk dapat memegang atap meta sheet berikut isolasi
yang akan terpasang seperti tercantum pada Gambar Kerja. Jenis sesuai dengan
standard yang dikeluarkan pabrik pembuat, dilengkapi ring karet kedap air.
9. Pelengkap lain sesuai standard Pabrik
10. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
11. Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
12. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas diantaranya rangka konsol, pekerjaan reng.
Syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan harus tiba di Lapangan dalam
keadaan utuh, tanpa cacat, noda-noda yang dapat merusak bahan maupun
penampilannya dan harus disetujui Direksi/ Perencana.
2. Lembaran spandek disimpan di dalam gudang yang beratap, tidak diperkenankan
bersentuhan dengan tanah dan/atau Lantai, dalam keadaan selalu kering. Apabila
terpaksa disimpan di tempat terbuka, maka Lembaran spandek harus ditutupi dengan
Terpal atau Plastik guna mencegah masuknya air hujan atau embun ke dalarn celah-
celah tumpukan lembaran, yang dapat membuat cacat permukaan Spandek akibat
kondensasi.
3. Permukaan lapisan pasir juga harus diproteksi supaya tidak mengelupas akibat
gesekan atau benturan benda keras. Akibat mengelupasnya lapisan pasir, maka
Konsultan pengawas berhak meminta penggantian spandek yang rusak permukaan
pasirnya kepada kontraktor, dan kontraktor harus bertanggungjawab untuk mengganti
dengan spandek berpasir yang baru.
4. Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua
Gording/Atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau
mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumpu/gording. Dalam keadaan
apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak boleh dipasang langsung
di bawah Plat Kait. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh
Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan
gangguan pengikatan terutama jika jarak penyangga kecil.
5. Lembaran Spandek diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang. Pada
waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran Spandek harus
menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
6. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maximal apabila dipergunakan dan Plat Kait
terhadap ujung/tepi lembaran paling sedikit adalah 75 mm.
7. Maximal penggeseran untuk 5 lembar adalah 2.030 mm/area yang ditutupnya. Untuk
memperbaiki kelurusan, lembaran dapat distel ± 2 mm dengan menarik plat kait
menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada sa at mengikatkan plat kait tersebut.
Untuk mencegah Plat Kait menggeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat positif,
yaitu Sekrup atau Baut pada Plat Kait tersebut.
8. Arah pemasangan lembaran dan bawah ke atas, kemudian dilanjutkan pemasangan ke
samping dengan arah tetap dan bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan
akhir, sebaiknya gunakanlah dua (2) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih
pendek. Tumpangan/overlap akhir yang disarankan minimal 150 mm.
9. Kontraktor harus mengerjakan dengan teliti dan rapi sehingga lembaran Spandek
setelah terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran Spandek sejajar, lurus,
tidak bergelornbang ke arah horizontal maupun vertikal; menghasilkan penampilan
yang baik.
10. Bagian lembaran Spandek setelah terpasang yang boleh dhinjak hanyalah pada rusuk
tepat di atas sepanjang Gording.
PASAL 8
PEKERJAAN SIGNAGE
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.
2. Pekerjaan signage ini dipasang sesuai yang ditunjukkan pada gambar dan disetujui.
Pelaksanaan pekerjaan
1. Logo PUPR dan tulisan “Indonesia Maju” dibuatkan Mal terlebih dahulu
2. Diukur media yang akan digunakan sebagai tempat peletakan huruf Akrilik, serta
tentukan ketinggian letak dipemasangan. di pasang paku dan tali untuk ditandai area
pemasangan agar huruf-huruf dapat diletakkan dengan lurus.
3. Harus atur rencana peletakkan sesuai titik yang sudah digambar. Apabila telah
ditemukan susunan dan peletakan yang tepat, gambar pola cetakan pada media
dengan pensil. Ukur jarak masing-masing huruf dengan meteran. Dibuat pola huruf
pada tembok dengan pensil satu per satu sampai semua huruf selesai.
4. Pastikan dinding, logo dan huruf terbebas dari kotoran dan debu.
5. Beri lem epoxy pada bagian logo dan huruf-huruf dan dinding yang sudah di beri pola.
6. Biarkan lem pada logo, huruf-huruf dan dinding sampai mengering.
7. Tempelkan logo dan huruf-huruf pada posisi yang sudah di beri lem epoxy.
8. Bersihkan sisa lem epoxy dan kotoran yang tersisa.
PASAL 9
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
Persyaratan Bahan
Kisi – kisi :
1. Besi hollow yang di gunakan adalah pipa hitam Galvanis
2. Ukuran : 20x20 tebal 1,2 mm
3. Ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
Grill Tempat Wudhu:
1. Baja profil Siku 40x40 tebal 4 mm
2. Mutu baja : baja st. 37 dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
3. Besi Beton diameter 16 mm yang digunakan adalah BJTS 420MPA
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkwalitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi dengan baik.
2. Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar benar
ahli dalam bidang pengelasan, setifikat keahlian merupakan rujukan yang
diperlukan jika timbul keragu-raguan mengenai keahlian pelaksanaan.
3. Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.
4. Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus
sesuai dengan persyaratan dari American Welding Society ( AWS ).
5. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan.
6. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain,
dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama ..
7. Kontraktor diminta untuk menyiapkan gambar methode kerja.
8. Pemotongan harus dilakukan dengan alat potong kusus baja
9. Apabila ada pekerjaan metal structural yang akan terpotong maka harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari perencana struktur
10. Bekas-bekas pekerjaan harus digerinda sampai halus dan rata permukaan
11. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
12. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.pengelasan harus menjamin pengakhiran
yang rata dari cairan elektroda tersebut permukaan dari daerah yang akan dilas
harus bersih dan bebas dari kotoran ,cat, minyak dan karat.
13. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok.setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan harus di
potong dan dilas kembali atas tanggung jawab kontraktor.
14. Tambahkan perkuatan dan angkur yang dianggap perlu dan harus dipasang
walaupun tidak termasuk dalam gambar ( lengkap dengan pemakaian ramset untuk
beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).
15. Seluruh permukaan baja harus dilapis sincromat sebelum dilakukan pengecatan
finishing.
Produk
No Bahan/Peralatan Merk/Produk
Floordrain 10 x 10 cm, T = 45
10 IGM/Bolzano/Triton
mm 2", STAINLESS STEEL
Pasal 1
PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi batu kali , pile cap, tie beam, sloof,
galian saluran dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti
tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan Kontraktor agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
3. Jika ada pohon atau tanaman, pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi
sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas
galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Level galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar
rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan
terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera
mendiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan.
Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain,
maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan
akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang
ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke
suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.
4. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada
bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya
boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan
organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
Kontraktor harus memperhatikan kedalaman muka air tanah dan harus mengantisipasi
hal ini di dalam penawarannya dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur
dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar
galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di
dalam lokasi galian harus dibuat drainasi yang baik agar aliran air dapat dikendalikan
selama pekerjaan berlangsung.
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian.
Galian terbuka harus mempunyai kemiringan minimalsebesar 1 : 2 (vertikal : horisontal).
Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.
Pasal 2
PEKERJAAN URUGAN PASIR DAN PEMADATAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan
tanah seperti pilecap, balok pondasi dan pekerjaan beton lain yang berhubungan
langsung dengan tanah. Juga untuk semua pekerjaan pondasi, baik pondasi batu
belah maupun pondasi rollag batu bata.
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
Persyaratan Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas
dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan-bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak
memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 5 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat
menerima beban yang bekerja.
2. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil kepadatan
yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas
tidak terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering hingga pengecoran beton selesai dilakukan.
Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan ke
lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sump pit pada
tempat tertentu.
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir
urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib
mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan.
a. Pekerjaan ini dilakukan pada lantai bangunan untuk meninggikan peil lantai
dari permukaan tanah eksisting
c. Urugan juga dilakukan pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana, dengan elevasi seperti tertera di dalam gambar kerja dan di dalam
peta kontur
Persyaratan Bahan
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat
untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis
lainnya.
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10 % partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 30 persen akan sulit dipadatkan.
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan maksimum
30cm lepas dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada
Kadar Air Optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika
tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai
mencapai derajat kepadatan 98%.
2. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh lokasi
dapat terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan
bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan
berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi air yang ada.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material
sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan.
4. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah
50mm terhadap kerataan yang ditentukan.
5. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua
hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan
menutupi permukaan dengan plastik.
Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI
Sayarat Bahan
1. Jenis Batu Belah yang digunakan adalah Batu Belah lokal, dengan pemakaian jenis batu
belah menyesuaikan lokasi/BQ/Gambar Kerja.
2. Batu Belah harus dari kualitas yang baik, keras, tidak poreous, tidak retak-retak atau
memandang (ekspose) harus dengan ukuran dan bentuk yang mirip (bersisi sama) dan
dengan permukaan rata pada sisi yang tampak, serta harus dipasang dengan rata dan
rapi
Syarat Pelaksanaan
1. Pasangan batu kali : Material batu kali / batu belah harus keras, bermutu baik dan tidak
poreus, batu kapur, batu berpenampang bulat, berpori besar dan terbungkus lumpur
tidak diperkenankan untuk dipakai.
2. Adukan yang digunakan untuk pasangan pondasi adalah 1 pc : 5 ps, untuk bagian atas
pondasi ± 30 cm dari pondasi teratas (pasangan trasram dengan adukan 1 pc:3 ps).
3. Air yang dipakai harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organik.
4. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik dan
bahan kimia yang dapat merusak pondasi.
5. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as
pondasi
6. Lebar dan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi.
7. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan sloof ke
pondasi dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
9. Pekerjaan urugan pasir padat adalah pekerjaan urugan pasir diatas dasar galian tanah
pondasi dan dibawah lapisan lantai kerja, lapisan bawah lantai dan seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar.
10. Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala kotoran dan gumpalan gumpalan
tanah liat, lumpur dan bahan-bahan organis lainnya.
11. Pemadatan lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum 15 cm, hingga
mencapai tebal yang ditentukan, setiap lapisan pasir harus rata dan disirami dengan air
secekupnya hingga diperoleh kepadatan maksimum.
12. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal
disini , batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
13. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
14. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -
bentuk yang di tunjukan dalam gambar.
15. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus di pasang
diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak.adukan harus mengisi
penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral.
B. PONDASI ROLLAG
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan pondasi dangkal ini meliputi penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan pondasi dan gambar.
Penggalian
1. Penggalian dilakukan sampai dengan kedalaman dasar lapisan
2. Apabila mendapatkan lapisan tanah sampai kedalaman galian masih jelek maka
menginformasikan kepada konsultan pengawas/Pengawas agar dapat di
konsultasikan dahulu dengan perencana
3. Lebar galian tanah bagian atas disesuaikan dengan kedalaman galian
4. Apabila kedalaman galian melampui peil yang ditentukan maka harus ditimbun
dengan pasir pasang dan dipadatkan.
Syarat Bahan
Syarat bahan batu bata, pasir, dan semen seperti syarat bahan untuk pasangan dinding
pasangan batu bata.
Syarat Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4Ps tebal 1 bata untuk pasangan
Rollag bata seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
2. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh.
4. Saat melakukan pasangan bata pondasi harus dipasang juga angkur – angkur
untuk pasangan sloof
5. Pemasangan bata dilakukan dengan posisi batu bata berdiri pada arah lebarnya,
dan dilakukan seling seling antar lapis.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti begisting, besi beton dan
betonnya.
Peraturan – Peraturan.
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Masjid dan Non
Masjid (SNI 1726 2019)
• Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder di dalam tempat
cetakan (SNI 6429 2000)
• Peraturan Portland Cement Indonesia SNI 15-2049-2004.
1. Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama
pelaksanaan.
2. Pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman selama
pekerjaan tersebut berlangsung, termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga
dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
3. Selain itu, Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah
paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah
pengecoran berlangsung.
4. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan
perawatan beton selesai dilakukan.
Persyaratan Bahan.
Semen.
1. Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang
ditentukan dalam SNI 15-2049-2004 dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam standar tersebut.
2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama dan dalam
keadaan baru.
3. Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka selama
pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan.
4. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam
keadaan tertutup rapat.
5. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan
diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman
dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih
dari 10 sak.
6. Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut
tidak tersimpan terlalu lama.
7. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti
membatu, tidak diizinkan untuk dipakai.
8. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
9. Untuk bagian beton yang langsung berhubungan dengan air laut harus menggunakan
jenis semen tahan terhadap serangan Sulfat.
Agregat.
1. Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar/batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini
disyaratkan berikut ini:
2. Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal
pelat, atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang
tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :
Ayakan 31.50 mm 3. 0
Ayakan 4.00 mm 4. 90 - 98
3. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4
% berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. :
Ayakan 4.00 mm 02
Ayakan 1.00 mm 10
Ayakan 0.25 mm 80 – 95
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak
beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan.
Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk
digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
Besi beton.
1. Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain di dalam gambar. Agar
diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-
syarat :
• Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Besi beton harus berasal dari satu pabrik (manufacture). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merek besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini.
4. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang
memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut.
• Merk beton dapat diusulkan dari 5 besar merk besi Merk Krakatau Steel,
Master steel, Cakra Steel.
• Atau jika di pasaran di daerah sekitar lokasi pekerjaan tidak terdapat merk
tersebut, maka kontraktor dapat mengajukan usulan dari merk lain. Pengadaan
besi dengan merk lain harus mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas, konsultan perencana, dan pemberi tugas.
5. Penyimpanan
Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik
sehingga tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar ditail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan
dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan
pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diizinkan. Untuk itu
Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan
diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
7. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang,
permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat
mengurangi lekatan besi beton.
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar
ditail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/tekan penampang
beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga
pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
8. Penjangkaran
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat
yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau
dicantuPengawasan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke
dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol pada permukaan beton.
10. Sengkang-sengkang.
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar. Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam
gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian
juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan,
dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan
dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm.
• Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
• Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
6 < Ø 10 0.4 7
10 Ø 16 0.4 5
Acuan/Bekisting
Umum
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor
dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya, Kontraktor wajib menawarkan sesuai
dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam
struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan
sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti water baffles sehingga pada saat dicor
akan menyatu dengan struktur beton.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti release agent,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai
cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin
lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan,
secara aman dan benar.
Persyaratan Bahan
1. Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata yang
diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
2. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan untuk
dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Acuan yang terbuat dari multipleks yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang
khusus digunakan untuk acuan multipleks dengan tebal minimal 12 mm.
4. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk/ ukuran
dari elemen beton yang dibuat.
5. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disarankan, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima.
6. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
7. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah, maka sebagai
lantai kerja harus dibuat dari beton Fc’7,4 Mpa atau K-100.
8. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu
bata atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Syarat-syarat Pelaksanaan
Dimensi acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen tertentu seperti
bentuk/ profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus diperhitungkan
baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor.
Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
Stabilitas acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya
acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna
dengan beban biaya Kontraktor.
Detail acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
Jumlah pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan/kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus
sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi ini.
Pembongkaran Acuan
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos/ tidak sempurna.
5. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehinggah tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian
Kontraktor menjadi tanggungan Kontraktor.
6. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
Adukan Beton yang dibuat di tempat (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di lapangan
harus memenuhi syarat-syarat:
4. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching
plant).
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.
Kualitas Beton
1. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan additive bila
diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk menghasilkan kekuatan
yang diharapkan.
2. Pada pekerjaan ini semua struktur yaitu Sloof, Kolom, dan Balok menggunakan K-175 (fc
14,5 Mpa), sedangkan untuk lantai kerja menggunakan K-100 (Fc 7,4 Mpa). Beton
diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari.
3. Jika tidak ditentukan lain, maka proporsi adukan dapat diambil denagn perbandingan
volume campuran /perbandingan anatar Semen (PC) : Pasir : Batu Split adalah dengan
perbandingan 1:2:3
4. Dari campuran tersebut diatas kontraktor harus mengujinya berdasarkan hasil–hasil test
percobaan campuran (jab mix) tersebut sehingga menghasilkan minimal sesuai dengan
mutu yang disyaratkan.
5. Kontraktor dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk mendapatkan kepadatan
maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor
air semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, dan Pemberi Tugas, tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.
6. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Pengawas, dalam batas yang
ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar.
7. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum
ditempatkan.
9. Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton
diendapkan.
Penakaran
1. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Konsultan Pengawas dan
harus memelihara serta mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara
tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
2. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 2 (lima) meter
kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen,
bahan additive (bila perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan–pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari
agregat, serta merubah berat material–material yang ikut tercakup.
4. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan peralatan lain
yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap – tiap skala pengukuran pengaduk
tersebut, serta melakukan pengujian periodik terhadap perubahan nilai pengukuran
dalam pekerjaan-pekerjaan adukan.
1. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam waktu yang
tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada
dalam alat pengaduk tersebut.
3. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas maksimum,
atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut
dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
4. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum melakukan pekerjaan.
Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
Blades penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2
cm.
1. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika situasi tidak
memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan.
2. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat mungkin ke
lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak pengaduk yang bersih
dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak
ada kehilangan air dari adukan.
3. Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering sekurang–
kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-angsur dipuncak adukan,
selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga)
kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
Pemadatan Beton.
1. Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan
tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
4. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah
biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang
memadai, sesuai dengan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan.
5. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator
yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung.
6. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
Lama perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih
selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti
kolom, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus
selama 7 hari.
PASAL 5
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
persegi panjang yang terdiri dari:
Persyaratan bahan:
Multigrip (MG)
• Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
• Galvabond Z275
• Yield Strength 250 MPa
• Design Tensile Strength 150 MPa
• Brace System (bracing)
- BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
- LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,
sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web), standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
- DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web
pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
Kekuatan Mekanikal
Persyaratan Pra-Konstruksi
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga
ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
Jaminan Struktural
1. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng.
2. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian
Standard 3566).
3. Kontraktor WAJIB MENYAMPAIKAN SURAT JAMINAN/GARANSI KONSTRUKSI
rangka atap yang telah dipasang yang dikeluarkan penyedia jasa instalator rangka atap
baja ringan.
BAB 4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
Pasal 1
PEKERJAAN LISTRIK
Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat- syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.
Gambar-gambar.
2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi di Lapangan.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
1. Pekerja instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
pekerja bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
1. Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor harus melampirkan " Daftar Material "
yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang untuk proyek ini, sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi harus disebutkan pabrik, merek, manufacture,
type lengkap dengan brosur/katalog.
3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis
ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dikerjakan oleh orang-orang
yang ahli.
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Peralatan yang disebut dengan Merk dan Pengganti.
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accosseries dan lain- lain yang disebut dan
dipersyaratkan didalam RKS, maka Kontraktor wajib mengadakan sesuai dengan peralatan /
merk tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan- ketentuan dari Perencana
serta Pemberi Tugas.
1. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang, telah memenuhi ketentuan- ketentuan pengetesan dengan baik.
2. Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan
yang dipasang, jika sudah ditest ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan- ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
5. Jika pada masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan atau
tidak memenuhi teguran- teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama
masa pemeliharaan maka Kontsultan Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
1. Pembongkaran tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi harus dikembalikan seperti keadaan semula, termasuk tanggung
jawab Kontraktor instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas
3. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pasal 2
Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan.
Lingkup Pekerjaan.
Standar, Referensi dan persyaratan yang digunakan disini adalah sesuai dengan standar:
Proteksi.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap
cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung kabel dalam tanah
yang menembus keluar dinding pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat pada
ujung-ujungnya dengan sealant untuk mencegah masuknya air tanah dan ujung kabelnya
harus ditutup rapat.
Garansi
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami dalam pengetesan- pengetesan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini
maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai
peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat. Setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pasal 3
Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar rencana (NYA dan NYM), kabel Daya tegangan rendah ini harus
sesuai dengan standard SII atau SPLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian sebagai
berikut:
a. Test insulasi
b. Test kontinuitas
c. Test tahanan pentanahan
1. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari
2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type NYM/NYA dengan
conduit pipa PVC.
2. Splice/Pencabangan
• Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan- sambungan baik dalam
Feeder maupun cabang- cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung
yang bisa dicapai (acceptable).
▪ Sambungan padakabel rangkaian cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
teguh secara electrik dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
▪ Dalam membuat splice, conector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
▪ Semua sambungan kabel baik didalam junction box ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, hubungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.
4. Penyambungan Kabel
Fitting lampu
Saklar
Saklar tunggal dan saklar double yang dipakai adalah sesuai dengan persyaratan bahan di
bawah ini
Lingkup Pekerjaan.
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, elektrikal dan
struktur pekerjaan menara sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri
dari, tetapi tidak terbatas pada :
1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, instalasi air kotor, instalasi air
bekas, serta pekerjaan struktur menara dan elektrikal dalam plumbing lengkap dengan
assessories sesuai gambar rencana dan spesifikasi.
2. Pengadaan dan pemasangan instalasi pompa lengkap dengan assessoris lainnya.
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi Roof tank kapasitas 1.100 liter lengkap dengan
menara, pondasi dan instalasi pemipaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
4. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan instalasi
plumbing.
5. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali sanitary.
6. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
7. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawing, manual operation dan pemeliharaan bagi instalasi yang telah terpasang.
Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk kamar mandi, Kakus, Kran untuk Wudhu,
Kran untuk Cuci tangan, dan Kran untuk cuci.
Kontraktor harus mengadakan dan memasang tangki air atas (roof tank) kapasitas 1000
liter lengkap dengan alat bantunya. Roof tank yang dipakai terbuat dari bahan fiberglass
yang dilengkapi Water Level Control (WLC) dan alat bantu lainnya supaya bisa bekerja
dengan baik dan ditambah floater stop dan indikator- indikatornya.
Testing dan commisioning dilakukan terhadap semua sistem pekerjaan yang terpasang,
mengadakan izin-izin yang diperlukan dari instansi-instansi terkait untuk mendapatkan surat
keterangan untuk IPB, dan mendidik operator yang akan menangani peralatan ini sehingga
memahami dan menguasainya dengan baik.
a) Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja-
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las dianjurkan
mempunyai sertifikat las.
b) Konsultan Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan bila
dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.
Pengajuan-Pengajuan.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan:
a) Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b) Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/ pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-
pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang
diusulkan terhadap gambar rencana.
c) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang.
d) Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama, Kontraktor
wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1
set transparant.
2. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan maintenance
dari sistem yang dipasang dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
Pasal 5
a. Air bersih yang bersumber utama dari sumur dengan menggunakan jaringan instalasi
pemipaan langsung dialirkan ke dalam roof tank (RT)
b. Kemudian dari roof tank, air bersih didistribusikan ke setiap unit fixture pada masing-
masing outlet dengan system gravitasi.
Sistem Instalasi Air Bekas / Air Kotor.
a. Pada prinsipnya air kotor/buangan/bekas yang berasal dari toilet seperti dari floor drain dan
bak cuci tangan dibuat satu jalur pipa dan 1 (satu) jalur pipa lagi untuk air kotor yang
berasal dari closet. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar.
b. Selanjutnya air kotor dan air bekas tersebut disalurkan ke instalasi IPALD
Pasal 6
Peraturan-Peraturan/Persyaratan.
- Anti Bau
- Food Grade
- Anti UV
- Tidak Berbau
- Kapasitas : 1.000 liter
- Bahan : Fiberglas
a) Pipa plumbing air bersih menggunakan pipa PVC dengan tekanan kerja 10 kg/ standar JIS
K 6741–1975, JIS K-6742-1979 Klass AW (VP)
b) Fitting harus dari material yang sama dengan pipa di atas (yang dikeluarkan oleh pabrik
yang sama).
c) Kran-kran/fixtures harus dipakai yang terbaik, lihat RKS arsitektur.
Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Bekas, Ventilasi dan Air Hujan.
a) Semua pipa air kotor dan air bekas terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/
standar JIS K 6741–1975, JIS K-6742-1979 Klass AW (VP)
b) Setara produksi Pralon, Rucika, Wavin dan
c) Pipa untuk vent dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 kelas AW standar JIS
produksi setara Pralon, Rucika dan Wavin.
d) Kecuali pipa-pipa yang menyeberang pada jalan-jalan umum dan tempat parkir terbuat
dari Galvanized Iron Pipe (GIP) Class medium.
e) Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama
Pasal 7
1. Sistem penyambungan pipa air bersih (PPR PN-10 & PPR PN-20) adalah system
penyambungan heat fusion dengan menggunakan alat pemanas khusus dan hasil yang
diharapkan dari system ini adalah sambungan yang homogen atau senyawa sehingga
terjamin kekuatannya, anti bocor dan bebas perawatan.
2. Untuk penyambungan/socket harus yang sesuai standard-an jenis pipa-pipa yang
digunakan.
3. Untuk fitting-fitting, sambungan harus dari jenis standard yang dikeluarkan oleh pabrik dan
telah disetujui oleh Pengawas.
4. Sistem penyambungan pipa tidak boleh dipanaskan dengan cara dibakar dan kontak dengan
api.
5. Saat penyambungan komponen pipa harus terlindungi dari benturan dan berbagai bentuk
kerusakan mekanik serta seluruh komponennya harus baru, tidak rusak dan tidak
terkontaminasi.
6. Pada persilangan jalur pipa yang tidak berhubungan harus menggunakan komponen-
komponen khusus yang telah didesain untuk hal tersebut dan jangan menggunakan
komponen buatan sendiri.
7. Untuk menghasilkan hasil penyambungan yang sempurna, maka proses penyambungan
harus mengikuti prosedur pemasangan peralatan serta perlengkapan yang telah
direkomendasikan oleh pabrik pembuat.
8. Fitting berulir digunakan pada sambungan ulir, sambungan fitting berulir tidak boleh
berpasangan dengan komponen plastic, ulir harus dilapisi dengan seal teflon atau sealing
compound.
9. Apabila pipa/fitting telah tersambung dengan pipa besi, jangan sampai ada perlakuan panas
(brazing/pengelasan) di sekitar sambungan.
10. Apabila sambungan ulir akan ditutup sebelum instalasi selesai (akan dilakukan pressure
test), maka harus menggunakan penutup fitting dari plastic.
1. Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee & junction PVC injection moulded
sanitary fitting large radius, solvent cement joint type dan lain-lain dari bahan yang sama
dengan jenis pipanya.
2. Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujung yang terbuka harus diberi tutup dan rapat
untuk menghindari kotoran masuk.
1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigid)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap dari bahan beton.
2. Semua fixtures, fitting dan pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding porselent dan
sebagainya.
3. Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam
kelengkapan jaringan instalasi di atas.
4. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/ pipa induk dipasang blok-blok dari beton
dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve
dan sebagainya.
5. Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipment atau valve harus
digunakan perlengkapan-perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila fixture atau
equipment tersebut telah dilengkapi dari pabrik.
6. Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap- tiap fixture atau equipment harus
dipasang valve sesuai dengan gambar perencanaan.
Valve-valve
1. Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain harus
sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.
2. Semua valve-valve adalah setaraf merk Kitz / setara yang disetujui dan bilamana mungkin
seluruh valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
3. Untuk valve yang mempunyai Ø 2" ke bawah menggunakan valve dari Bronze dengan seri
150, dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.
4. Selanjutnya untuk valve Ø 2½” ke atas dipakai valve yang bahannya dari besi tuang (cast
iron) dengan seri 150 dengan sistem sambungan menggunakan flanged junction.
5. Untuk valve Ø ¾” ke bawah dipakai valve type bola (globe valve). Untuk valve yang lebih
besar dari Ø 3/4" dipakai gate valve. Untuk sambungan-sambungan pipa, socket bonch
bend, tee dan lain-lain pada jaringan air limbah dan vent dipakai bahan yang sepabrik
dengan pipanya atau yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Independen.
6. Water valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate valve,
non-rising steam.
1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
2. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang yang sama. Kemiringan pipa air limbah + 2,0%.
3. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir dengan
kedalaman minimal 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar
galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm.
4. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir, maka pipa
pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10
cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumpu pada pipa, untuk
selanjutnya diurug sampai padat.
5. Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula.
6. Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut dengan isolasi PVC sebelum
ditanam.
7. Pada sambungan antara pipa pada bangunan & pipa pada instalasi luar yang di tanam
dalam tanah atau pada titik defleksi harus menggunakan Fleksible Joint, guna
mencegah kepatahan apabila ada pergerakan dari bangunan.
1. Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam tembok/lantai,
kontraktor harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhan pipa.
2. Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari
luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finishing yang rapih
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
1. Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures
harus ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya
kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
2. Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa, valve, trap dan fitting harus
diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.
3. Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan
kerusakan-kerusakan.
Pipa Mendatar.
1. Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan diameter,
kemiringan pipa menuju ke arah pembuangan adalah 2,0%.
2. Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan
kawat, rantai, perforated strip dan lain-lain.
1. Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut
45o dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan “P” trap dan brass strainer yang dapat
dibuka sewaktu-waktu untuk pembersihan.
2. Roof drains terdiri dari pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan mempunyai bentuk
yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan sistem ulir.
Produk
No Bahan/Peralatan Merk/Produk
No Bahan/Peralatan Merk/Produk
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan
waktu kontak minimal 4 (empat) menit.
1.3 Manhole
a. Bahan:
Pre-cast/pra-cetak dengan campuran komposisi beton K-225/fc 18.6 Mpa.
b. Tutup:
Prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah dibuka untuk perawatan
rutin dan dikunci. Bak Manhole digunakan untuk memudahkan pemeliharaan pada
saluran perpipaan apabila terjadi penyumbatan.
Pelaksanaan pekerjaan
Parameter Desain dalam Penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) Bangunan Pengolahan Air
limbah domestik sebagai berikut:
1. Kapasitas Pengolahan
Kapasitas pengolahan pada bangunan pengolahan air limbah domestik ditentukan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
Kualitas efluen yang dihasilkan dari pengolahan air limbah domestik harus berada di bawah
baku mutu air limbah domestik domestik berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.68
Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah domestik domestik.
Terdapat 2 (dua) opsi bangunan pengolahan air limbah domestik yang dapat dibangun di LPK,
antara lain:
1. IPAL Non-Pabrikasi (Sedimentasi, Anaerobic Filter, dan Unit Desinfeksi);
2. IPAL Pabrikasi.
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air limbah
domestik antara lain:
A. IPAL Non-Pabrikasi (Sedimentasi, Anaerobic Filter, dan Unit Desinfeksi)
1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal
Adalah waktu yang dibutuhkan bagi partikel padatan dalam air limbah domestik untuk
mengendap, makin lama waktu tinggal air limbah domestik makin baik, namun perlu
diperhatikan juga dengan anggaran yang tersedia. Dalam bangunan IPAL non-pabrikasi
ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan adalah dengan aliran rata-rata air limbah
domestik dalam 1 hari atau 24 jam.
4. Media Filter
Filter adalah media dimana mikroba / bakteri dapat menempel dan limbah dapat lewat,
Polutan dalam limbah akan diuraikan oleh mikrobia tersebut sehingga terjadi
pengurangan kandungan organik pada effluent. Suatu media dapat dikatakan baik bila
mempunyai Specific Surface Area (SSA) yang luas dan Void Ratio (VR) yang tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media filter, antara lain:
a. Mempunyai Luas Permukaan Spesifik Besar (150-240 m2/m3)
b. Mempunyai Fraksi Volume Rongga Tinggi
c. Dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak terendam dalam air
d. Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik
e. Ringan
f. Fleksibilitas
g. Pemeliharaan mudah
h. Reduksi Cahaya
i. Sifat Kebasahan (wetability)
Beberapa contoh media filter yang dapat digunakan antara lain:
Pemilihan jenis media filter dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan
material di lapangan.
5. Desinfektan
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan
waktu kontak minimal 4 menit.
6. Target Efluen Pengolahan
Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi
diperkirakan efluen pengolahan sebagai berikut:
B. IPAL Pabrikasi
1. Kapasitas debit pengolahan air limbah domestik minimal 10 m3/hari;
2. Mampu memenuhi baku mutu efluen sesuai dengan Permen LHK No. P.68 Tahun
2016 untuk karakteristik influen seperti yang tertera pada tabel 1;
3. Wajib tersertifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perumahan dan
Permukiman Kementerian PUPR (Direktorat Bina Teknik);
4. Wajib menggunakan casing beton bertulang untuk menghindari longsor atau
kebocoran;
Penyedotan lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air limbah domestik di IPAL
Pabrikasi dilakukan maksimal 1 (satu) kali dalam setahun.
= 2.000 liter/tahun
= 2 m3/tahun
- Volume Bak Settler = Debit rata-rata Air limbah domestik x Waktu Tinggal di
Sedimentasi/Settler
= 0,4 m3/jam x 10 jam
= 4 m3
= 6 m3
- Lebar = 1 m (ditentukan)
= 6 : (1 m x 2 m)
=3m
=3mx1m
= 3 m2
- V (Kecepatan Aliran di Settler) = Debit Air limbah domestik : Luas Penampang Settler
= 0,4 m/jam : 3 m2
= 0,13 m/jam
- Volume total Unit AF = Debit rata-rata Air limbah domestik x Waktu Tinggal di AF
= 4,8 m3/hari
= 4,8 m3/hari : 3
= 1,6 m3/hari
- Dimensi 1 Kompartemen AF :
- Lebar = 1 m ( ditentukan )
= 0,8 m
- V max = 1 – 2 m3/jam
= 0,9 m x 1 m
= 0,9 m2
= 0,44 m/jam
*) Angka-angka hasil perhitungan dimensi di atas adalah angka untuk ukuran dalam dinding,
belum termasuk tebal dinding.
C. IPAL Pabrikasi
IPAL Pabrikasi dibuktikan dengan hasil uji efluen yang sudah dilakukan dan memenuhi baku
mutu Permen LHK No. P.68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Dimensi
IPAL Pabrikasi disesuaikan dengan kapasitas pengolahan minimal 10 m3/hari.
Format-format surat dan berita acara
Swakelola Berbasis Masyarakat
Contoh Format Surat Pernyataan Kesanggupan Sebagai Tim Pelaksana Kegiatan
Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi (untuk pelaksanaan dengan metode
swakelola berbasis masyarakat dan kontraktual)
Nomor: ….
Sehubungan dengan adanya bantuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK), maka Kami yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :…
Jabatan :…
Nama LPK :…
untuk membentuk Tim Pelaksana Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di
Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) dan melaksanakan pembangunan sarana dan
prasarana sanitasi berupa (…disesuaikan dengan fasilitas yang dibangun…).
Tempat, tanggal/bulan/tahun
(…jabatan..)
Nomor: ….
Sehubungan dengan adanya bantuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK), maka Kami yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :…
Jabatan :…
Nama LPK :…
dengan ini menyatakan bahwa (…Nama Lembaga Pendidikan Keagamaan…) :
(1) Siap dan bersedia menerima sarana dan prasarana sanitasi berupa (…disesuaikan dengan
fasilitas yang dibangun…)
(2) Menyediakan lahan untuk alokasi sarana dan prasarana sanitasi tersebut pada lahan milik
..... seluas .... m2 dengan Panjang ….. m dan lebar…. m yang berada pada koordinat ....
(3) Bersedia menyediakan dana operasional dan pemeliharaan untuk sarana dan prasarana
sanitasi tersebut.
(4) Bersedia membentuk Tim Pengelola untuk memelihara dan mengelola sarana dan
prasarana sanitasi tersebut.
(5) Bersedia menyerahkan mekanisme pelaksanaan bantuan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah (…Nama Balai Prasarana Permukiman Wilayah…).
Tempat, tanggal/bulan/tahun
(..pimpinan..)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Stempel basah
(Nama Lengkap)
NIP.................................................
Tembusan :
Nomor : ..............................................
Tanggal : ...................................................
Tentang : Pembentukan Tim Pelaksana
Pekerjaan Penyediaan Sarana Dan Prasarana Sanitasi Di
Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK).............................................
Kecamatan.......................Kab/Kota......................Provinsi.................
Tahun Anggaran 2022
No Nama Jabatan
Seksi Pembangunan
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Stempel basah
(Nama Lengkap)
NIP.............................................
Tembusan :
1. Direktur Sanitasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2. PPK Sanitasi, BPPW ..............
3. LPK.......
4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan.
Contoh Format Keputusan Kepala LPK tentang Pembentukan Tim Pengelola
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Kepala LPK................
Stempel basah
(Nama Lengkap)
NIP..............................................
Tembusan :
1. Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR
2. Kepala BPPW Provinsi ..........................
3. Kepala Kanwil Agama ............................
4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
Lampiran :
Keputusan LPK .................................
Nomor : ..............................................
Tanggal : ...................................................
Tentang : Pembentukan Tim Pengelola Sarana dan Prasarana Sanitasi pada Lingkungan
LPK............... Desa/Kelurahan ....................... Kecamatan .........................
Kab/Kota ........................................... Provinsi ............. Tahun
Anggaran...................
No Nama Jabatan
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Kepala LPK................
Stempel basah
(Nama Lengkap)
Tembusan :
1. Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR
2. Kepala BPPW Provinsi ..........................
3. Kepala Kanwil Agama ...........
4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
Contoh Format Perjanjian Kerjasama/Kontrak Kerja antara PPK BPPW dengan Tim
Pelaksana
KOP SURAT
Antara
dengan
2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/PMK.05/2021 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
4. Peraturan Menteri PUPR Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik;
5. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
6. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 3 Tahun
2021 tentang Pelaksanaan Swakelola;
7. Surat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor
R.578/SES/SID.00.01/06/2020 tanggal 16 Juni 2020 perihal Risalah Rapat Koordinasi
Terbatas Tingkat Menteri (RTM) terkait Kebijakan Afirmasi kepada Pendidikan
Keagamaan di Masa Pandemi COVID-19.
8. ……………………………………….. *)
9. ……………………………………….. *)
10. .………………………………………. *)
*) diisi dengan aturan hukum yang berlaku
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan ikatan perjanjian kerjasama secara
swakelola, untuk melaksanakan pekerjaan yang pembiayaannya didapat dari dana bantuan
pemerintah Program Padat Karya Berbasis Masyarakat, untuk LPK........... Kelurahan/Desa
.................., Kecamatan ...................., Kabupaten/Kota ………………………Provinsi
......................., dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
TUJUAN PERJANJIAN
Tujuan Kontrak adalah bahwa Pihak Kedua harus melaksanakan pekerjaan yang menjadi pokok
perjanjian, sehingga hasil pekerjaan mencapai hasil yang diharapkan Pihak Pertama, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Perjanjian Kerjasama.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pihak Pertama memberi dana kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima tugas
pekerjaan dari Pihak Pertama
yaitu untuk menyelenggarakan pekerjaan:
Nama Kegiatan : Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi
Lokasi Kegiatan : LPK.......................................................
Kelurahan/Desa :
Kecamatan :
Kab./Kota :
Provinsi :
Pasal 3
DOKUMEN PERJANJIAN
Surat Perjanjian kerjasama ini terdiri dari dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) diantaranya berisi ;
b. Rekening Bank Bersama (Bank Pemerintah/Daerah)
Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan dan setiap pasal harus
diinterpretasikan sedemikian rupa sehingga satu dengan lain sejalan dan saling menunjang.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani Perjanjian
Kerjasama yaitu tanggal......................sampai dengan tanggal..............(batas waktu
pelaksanaan paling lambat tanggal ………………….. tahun yang bersangkutan).
Pasal 5
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA harus melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK
PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Tenaga Fasilitator Lapangan serta dibuktikan dengan
Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan.
Pasal 6
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1. Pihak Kedua wajib melaksanakan kegiatan Penyediaan Sarana dan Pasarana Sanitasi ini
berdasarkan Surat Perjanjian yang telah diperjanjikan.
2. Hasil kegiatan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pekerjaan adalah Laporan
Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan, yang memuat:
a. Catatan Harian, yang berisi tentang:
1. Jumlah tenaga kerja,
2. Jumlah bahan material yang digunakan,
3. Peralatan yang digunakan,
4. Hasil item pekerjaan yang dilaksanakan,
5. Perintah, saran, petunjuk pelaksanaan atau penolakan bahan,
6. Catatan cuaca atau kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kegiatan dan
lain sebagainya.
b. Laporan Bulanan, yang merupakan rekap dari Catatan Harian,
c. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Fisik Konstruksi,
d. Berita Acara Pemeriksaan Kegiatan setiap pembayaran termin,
e. Gambar-gambar hasil pelaksanaan,
f. Notulen rapat-rapat/rembuk warga,
g. Realisasi Biaya dan Kegiatan,
h. Realisasi Kurva–S Pelaksanaan.
3. Penyusunan ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) serta dikonsultasikan lebih dahulu kepada
Pihak Pertama.
4. Pihak Kedua, menyatakan bahwa sanggup untuk menggunakan Dana Bantuan
Pemerintah sesuai dengan Rencana Kerja Masyarakat yang telah disepakati,
5. Pihak Kedua, menyatakan bahwa akan menyetorkan Sisa Dana Bantuan Pemerintah yang
tidak digunakan ke Kas Negara,
6. Pihak Kedua, wajib menyampaikan Laporan Penggunaan Dana Bantuan Pemerintah
secara berkala kepada PPK,
7. Pihak Kedua, wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada PPK setelah
pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.
Pasal 7
SUMBER DAN JUMLAH DANA
1. Sumber dana bantuan pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah berasal dari
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja BPPW ...................... Tahun
Anggaran .................. Nomor DIPA : ........................... Tanggal .................
2. Jumlah dana bantuan pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp
............................ (terbilang: ....................... rupiah)
Pasal 8
PEMBAYARAN
1. Pembayaran dana bantuan pemerintah dimaksud Surat Perjanjian Kerjasama ini akan
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara bertahap, dari jumlah dana
bantuan pemerintah sebesar Rp ................ (terbilang : .......................) setelah
perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar
(SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) ......................... dengan cara pembayaran ke rekening
PIHAK KEDUA pada Bank .................. Nomor Rekening : .................
2. Pencairan dana bantuan pemerintah oleh PIHAK KEDUA dilakukan secara bertahap
sesuai dengan tahapan pekerjaan dan harus mendapat persetujuan dari SATKER BPPW
Provinsi.........................
3. Tahapan pencairan dana bantuan pemerintah diatur sebagai berikut :
a. Penyaluran Tahap Pertama sebesar 70% x Rp ............. = Rp ........... (.............
rupiah) dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pencairan
dana bantuan pemerintah Tahap Pertama dengan dilampiri dokumen RKM yang
telah disahkan dengan dilampiri rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD).
b. Pencairan Tahap Kedua sebesar 30 % x Rp ......... = Rp .............. (............. rupiah)
dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pencairan dana
bantuan pemerintah Tahap Kedua, dengan dilampiri rincian rencana penggunaan
dana serta pertanggungjawaban penggunaan dana yang dicairkan pada Tahap
Pertama, fisik telah mencapai minimal 60%.
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force Majeure adalah suatu keadaan
yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat
diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar
kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya :
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor,
tsunami, huru-hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan.
b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh
Pemerintah.
c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung
dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force Majeure PIHAK KEDUA wajib
melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak
kejadian/peristiwa tersebut.
Pasal 10
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan pemerintah
sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak
memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat
perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK KEDUA diwajibkan
mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan pemerintah yang telah digunakannya
serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna
penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pasal 11
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan
dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah
untuk memperoleh mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua
belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri ..............
sesuai dengan peraturan d an perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 11
Lain – Lain
1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban
PIHAK KEDUA.
2. Segala Format yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang
tidak terpisah kan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu
dengan persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 12
Penutup
Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran
dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga)
yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
(......................................) (......................................)
Ketua Tim Pelaksana PPK BPPW.......
Catatan:
Materai ditandatangani Tim Pelaksana LPK untuk Pihak Pertama
Materai ditandatangani PPK BPPW untuk Pihak Kedua
Contoh Format Addendum Kontrak/Perjanjian Kerja Sama antara PPK BPPW
dengan Tim Pelaksana
KOP SURAT
ADDENDUM KE-.................
Tanggal : ..................................
TERHADAP
ANTARA
DENGAN
Dengan demikian, PPK dan Tim Pelaksana LPK ......... telah bersepakat untuk menandatangani
Addendum ke-....... Kontrak ini pada tanggal tersebut diatas dan melaksanakan Addendum ke-
..... beserta perubahannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan
materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang
lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Untuk dan atas nama Tim Pelaksana LPK
Komitmen ...............................
............................................................ ............................................................
PPK Sanitasi BPPW ............... Ketua Tim Pelaksana LPK
Stempel Basah
Mengetahui:
Stempel Basah
OUTLINE
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHAP I (PERTAMA)
KEGIATAN IBM SANITASI PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI di LPK
T.A 2022
Tim Pelaksana :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
II.Laporan Keuangan
1) Rencana Anggaran Biaya Perubahan (jika sudah ada)
2) Rencana Penggunaan Dana Tahap I
3) Surat Permohonan Pencairan Dana Tahap I (dari Tim Pelaksana kepada PPK)
4) RPDB Termin 1 s/d…**
5) Surat Rekomendasi Penarikan Dana dari Bank Termin 1 s/d…
6) Laporan Penggunaan Dana Termin 1 s/d…
7) Buku Bank
8) Buku Kas Umum
9) Buku Operasional (Non Fisik)
10) Buku Swadaya
11) Buku Material
12) Buku Upah
13) Lampiran Bukti Transaksi
a) Kuitansi dan bukti pendukung eksternal (Nota Pembelian/ Nota Kontan,
Surat Pernyataan, Daftar Penerima Upah, KTP penerima uang perorangan)
b) Surat Jalan / Faktur Pengiriman Barang (apabila ada)
c) Foto copy Rekening Tim Pelaksana
III.Laporan Fisik
1) Buku Direksi
2) Catatan Harian Kegiatan
3) Catatan Peralatan Kerja
4) Rekapitulasi Mingguan Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
5) Rekapitulasi Mingguan Kemajuan Pelaksanaan Bulanan
6) Laporan Masalah Yang Dihadapi Tim Pelaksana
7) Dokumentasi Kemajuan Fisik. 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%***
8) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan
Catatan :
- *Dokumen pengadaan barang dan jasa bisa ada tambahan diluar 5 dokumen diatas,
menyesuaikan keperluan di Provinsi masing-masing berkaitan dengan akses ke
Penyedia.
- **RPDB termin 1 s/d 2 apabila penarikan dana tahap I (70%) dilakukan 2 kali, dst
(conditional).
- ***Foto fisik 60% apabila capaian fisik dilapangan 60% pada saat pengajuan LPj tahap
I, foto 70% apabila kondisi fisik dilapangan 70% pada saat pengajuan LPj tahap I
(conditional).
Contoh Format Outline Laporan Pertanggungjawaban Tahap II
OUTLINE
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHAP II (KEDUA)
KEGIATAN IBM SANITASI PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI di LPK
T.A 2022
Tim Pelaksana :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Propinsi :
LEMBAR VERIFIKASI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHAP I (PERTAMA)
KEGIATAN IBM SANITASI PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI di LPK
T.A 202…..
Tim Pelaksana :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
TIDAK
URAIAN ADA KET.
ADA
Cover Laporan Pertanggunjawaban
Halaman Judul
Kata Pengantar (maksimal 1 halaman)
Daftar Isi
Lembar Verifikasi
I Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa*
1 Berita Acara Penetapan Pekerja dan Nilai Upah
Berita Acara Survey Pemasok/Toko (harga dan
2
spesifikasi teknis)
Berita acara Klarifikasi dan negoisasi calon
3
Pemasok/Toko
4 Berita Acara Penetapan Toko dan Pemasok
5 Surat Perintah Kerja (SPK)
Surat Perjanjian Sewa Menyewa Alat ( molen , ready mix
6
dan lainnya) jika ada
II Laporan Keuangan
1 Rencana Anggaran Biaya Perubahan (jika sudah ada)
2 Rencana Penggunaan Dana Tahap I
Surat Permohonan Pencairan Dana Tahap I (dari Tim
3
Pelaksana ke PPK)
TIDAK
URAIAN ADA KET.
ADA
4 RPDB Termin 1 s/d…**
Surat Rekomnedasi Penarikan Dana dari Bank Termin 1
5
s/d…
6 Laporan Penggunaan Dana Termin 1 s/d…
7 Buku Bank
8 Buku Kas Umum
9 Buku Operasional (Non Fisik)
10 Buku Swadaya
11 Buku Material
12 Buku Upah
13 Lampiran Bukti Transaksi
Kuitansi dan bukti pendukung eksternal (Nota
a Pembelian/ Nota Kontan, Surat Pernyataan, Daftar
Penerima Upah, KTP penerima uang perorangan)
b Surat Jalan / Faktur Pengiriman Barang (apabila ada)
c Foto copy Rekening TIM PELAKSANA
Catatan :
*Dokumen pengadaan barang dan jasa bisa ada tambahan diluar 5 dokumen diatas,
menyesuaikan keperluan di Provinsi masing-masing berkaitan dengan akses ke Penyedia.
TIDAK
URAIAN ADA KET.
ADA
**RPDB termin 1 s/d 2 apabila penarikan dana tahap I (70%) dilakukan 2 kali, dst
(conditional).
***Foto fisik 60% apabila capaian fisik dilapangan 60% pada saat pengajuan LPj tahap I,
foto 70% apabila kondisi fisik dilapangan 70% pada saat pengajuan LPj tahap I (conditional).
(........Nama Lengkap.....)
NIP……………………………..
Format Lembar Verifikasi LPj Tahap II
LEMBAR VERIFIKASI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHAP II (KEDUA)
KEGIATAN IBM SANITASI PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI di LPK
T.A 202….
Tim Pelaksana :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Propinsi :
II Laporan Keuangan
1 Rencana Anggaran Biaya Perubahan
2 Rencana Penggunaan Dana Tahap II
Surat Permohonan Pencairan Dana Tahap II
3
(dari Tim Pelaksana ke PPK)
4 RPDB Termin 3 s/d…*
Surat Rekomendasi Penarikan Dana dari Bank
5
Termin 3 s/d…
6 Laporan Penggunaan Dana Termin 3 s/d…
7 Buku Bank
8 Buku Kas Umum
9 Buku Operasional (Non Fisik)
10 Buku Swadaya
12 Buku Upah
13 Buku Material
14 Lampiran Bukti Transaksi
Kuitansi dan bukti pendukung eksternal (Nota
Pembelian/ Nota Kontan, Surat Pernyataan,
a
Daftar Penerima Upah, KTP penerima uang
perorangan)
Surat Jalan / Faktur Pengiriman Barang
b
(apabila ada)
c Foto copy Rekening TIM PELAKSANA
d Foto copy Rekening KPP
(........Nama Lengkap.....)
NIP……………………………..
Format Lembar Verifikasi Laporan Akhir
LEMBAR VERIFIKASI
LAPORAN AKHIR TIM PELAKSANA
KEGIATAN IBM SANITASI PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI di LPK
T.A 202…………
Tim Pelaksana :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
URAIAN ADA TIDAK KET.
Cover Laporan Akhir
Halaman Judul
Kata Pengantar (Maksimal 1 halaman)
Daftar Isi
Lembar Verifikasi
1 Kontrak Kerja Tim Pelaksana Awal
2 Kontrak Kerja Tim Pelaksana Addendum
3 LPj Tahap I
4 LPj Tahap II
Surat Pernyataan Laporan Kemajuan
5
Penyelesaian Pekerjaan
Berita acara serah terima pekerjaan yang
6 ditandatangani oleh ketua Tim Pelaksana kepada
PPK Sanitasi
Bukti setor ke rekening kas Negara dalam hal
7 terdapat sisa dana bantuan yang tidak
digunakan.
Buku Rekening Tim Pelaksana yang sudah
8
ditutup
Dokumentasi Pelaksanaan / dokumentasi yang
9 terkait untuk mendukung penggunaan dana
bantuan
Tanggal – Bulan - Tahun Tanggal – Bulan - Tahun
Diterima / diperiksa oleh : Diverifikasi oleh :
Tim Satker Pelaksanaan Fasprov
Provinsi …………….
(........Nama Lengkap.....)
NIP……………………………..
Contoh Format Berita Acara Serah Terima Laporan Akhir
KOP SURAT
BERITA ACARA
SERAH TERIMA LAPORAN AKHIR TIM PELAKSANA
TA. …………………
Nama : ..........................................
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana………….
Kelurahan/Desa : ..........................................
Kecamatan : ..........................................
Sebagai pihak yang menyerahkan laporan akhir selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama : ..........................................
Jabatan : PPK Sanitasi Satker Pelaksanaan ……Provinsi .................
Sebagai pihak yang menerima laporan akhir selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Pada hari ini …………………… Tanggal ……………… Bulan ………….. Tahun …………. dua ribu
………………….. bertempat di…………… ............Pihak Pertama telah menyerahkan dokumen
laporan akhir Tim Pelaksana atas pelaksanaan kegiatan………….. TA. ……….., dan pihak kedua
telah menerima dokumen tersebut di atas lengkap sesuai dengan lembar verifikasi.
Demikian berita acara serah terima laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.
KOP SURAT
Pada hari ini ………………..……. (2) tanggal ………………..……. (3) bulan ……………..………. (4)
tahun ………..……………. (5) yang bertanda tangan di bawah ini:
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh
Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU PPK Satker ………………… (26)
………………..……………..…. (24)
………………..……………..…. (29)
NIP ………………..……….…. (30)
PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN
NOMOR ………………………
1. Nama : ……………………………………………………………
Jabatan : PPK Satker …………..…………………………….
Alamat : ……………………………………………………………
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. Nama : ……………………………………………………………
NIP : ……………………………………………………………
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker…………………….
……….…..……………………………. …………………
Alamat : ……………………………………………………………
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
1. PIHAK KESATU telah menerima pekerjaan berupa ……………………. sesuai Perjanjian Kerja
Sama nomor ………………..……. .
2. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari
PIHAK KESATU berupa …………………………………………… dengan nilai
………………………………………….
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh
Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
………………..……………..…. ………………..……………..….
NIP ………………..……….…. NIP ………………..……….….
Contoh Format Berita Acara Serah Terima Pengelolaan dari PPK Sanitasi ke LPK
BERITA ACARA
SERAH TERIMA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA SANITASI
TA. ………………….
Nama : ..........................................
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker Provinsi .................
Sebagai pihak yang menyerahkan prasarana dan sarana selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : ..........................................
Jabatan : Pimpinan LPK ................
Sebagai pihak yang menerima prasarana dan sarana, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pada hari ini …………………… Tanggal ……………… Bulan ………….. Tahun …………. dua ribu
………………….. Bertempat di…………… Pihak Pertama telah menyerahkan Sarana dan
Prasarana Sanitasi TA. ……….., dan pihak kedua telah menerima Sarana dan Prasarana
Sanitasi TA. ……….., tersebut dengan rincian :
1. Luas Bangunan ……………..…........ m²
2. Bilik Kakus ………………………………...ruang
3. Bilik Kamar Mandi...................................ruang
4. Bilik Kamar Mandi dan Kakus..................ruang
5. Tempat Wudhu …………..... ruang
6. Tempat Cuci Tangan ………………………..... unit
7. Hidran Air/Tangki/Tandon Air ∑ = …… Ukuran …….liter
8. Instalasi Pengolahan Air Limbah …………………………... m3/hari
9. Dst disesuaikan dengan yang diserahkan. (bila perlu dibuatkan CHECKLIST).
Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ………....
di LPK............. Kel./Desa ………………….. ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Stempel basah
(Nama lengkap)
NIP.
CONTOH FORMAT PENGADAAN BARANG/JASA
Contoh Format Berita Acara Pembentukan Tim Pengadaan
KOP SURAT TIM PELAKSANA
2. ...................................... Sekretaris
3. ...................................... Anggita
*diisi sesuai kebutuhan
(.....................................) (.................................................)
(Setiap Pembuatan Berita Acara Kegiatan, dilampirikan Daftar Hadir Serta Notulensi Kegiatan)
Contoh Format Berita Acara Survei Pemasok / Toko
Pada hari ini ……… tanggal ………bulan ……… tahun………, kami yang bertanda tangan di bawah
ini, Tim Pengadaan LPK ………Kelurahan/Desa ………,Kecamatan ………Kabupaten ………Provinsi
…........……telah melakukan Survey Pemasok/Toko untuk Pengadaan ………
Survey Pemasok/Toko akan digunakan pada Pembangunan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Sanitasi di Kelurahan/Desa ................………, Kecamatan……...........…Kabupaten/Kota
……...................…Provinsi ...............…
Hasil Survey Harga dan Spesifikasi Teknis dibeberapa Pemasok/Toko adalah sebagai berikut
Pemasok/Toko (1). ……………
Nama Pemasok/Toko :
Alamat :
Harga Penawaran
No Nama Barang/Alat/Jasa Spesifikasi Keterangan
(Rp.)
1
2
dst.
*isian pemasok/toko disesuaikan dengan hasil survey
Berita Acara Survey Harga Bahan dan Material ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kami yang melakukan Survey:
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ………………… ………………… …………………
2. ………………… ………………… …………………
(............................................)
Contoh Format Berita Acara Klarifikasi Dan Negosiasi Calon Pemasok/Toko
BERITA ACARA
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI CALON PEMASOK/TOKO
Nomor: …………………………
Pada hari ini ………tanggal ………bulan ………tahun ………bertempat di ………, kami yang
bertanda tangan di bawah ini, Tim Pengadaan LPK …………… Kelurahan/Desa ……………,
Kecamatan …………… Kabupaten …………… Provinsi …………… telah melakukan Klarifikasi dan
Negosiasi terhadap Hasil Survey Pemasok/Toko untuk Pekerjaan Pengadaan …………… Tahun
Anggaran …………… dengan hasil sebagai berikut:
Nama Pemasok/Toko : ......................
Alamat : ................
Penawaran Biaya : Rp........,- (...................... Rupiah).
Demikian Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Pada hari ini ………… tanggal ………… bulan ………… tahun ………… (…-…-…), bertempat
di ………………………………………………, pukul …………., Tim Pengadaan telah mengadakan Rapat
Penetapan Toko Dan Pemasok untuk Pengadaan …………………………………………
Berdasarkan berita acara klarifikasi dan negosiasi calon pemasok/toko, dengan ini kami
tetapkan pemenang pemilihan penyedia jasa pekerjaan tersebut pada pokok surat dengan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama ………… (…………………….) hari kalender, dengan
rincian sebagai berikut :
PEMENANG
Nama Toko : ………………………………………………
Alamat : ………………………………………………
NPWP : ………………………………………………
Harga : Rp.…………,- (Terbilang : ………………………) termasuk PPN.
Spesifikasi : ………………………………………………
Demikian berita acara penetapan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tim Pengadaan
………………………………………………
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ……………………… Ketua
2. ……………………… Sekretaris
3. ……………………… Anggota
Contoh Format SPK Penetapan Toko dan Pemasok Pengadaan
Terhadap keterlambatan penyerahan hasil kerja dan laporan akhir, Kontrak Pengadaan
Jasa Lainnya dan pembayaran kepada penyedia dapat dihentikan sesuai dengan
ketentuan dalam Syarat – Syarat Umum Kontrak.
Sumber Dana (Rp) Material Masuk Material Keluar Stok Material Paraf
Supplier/Toko
No. Tanggal Catatan
Material Dana Pengambil Penanggung
Swadaya Volume Satuan Volume Satuan Volume Satuan
Bantuan Material Jawab
………………/………………./……………../………..
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL KSM
(...............................) (...............................)
Contoh Format Daftar Hadir Pekerja Harian Dan Penerimaan Upah
(...............................) (...............................)
Petunjuk Pengisian Daftar Hadir Pekerja Harian Dan Penerimaan Upah
Formulir ini diisi oleh Kepala Tukang dan ditandatangani oleh Ketua Tim Pelaksana juga
bendahara karena berkaitan dengan pembayaran upah. Formulir ini menjelaskan tentang
Daftar Hadir Pekerja Harian di Lokasi Kegiatan dan Jumlah Upah yang harus diberikan per
kurun waktu tertentu.
Keterangan singkatan:
JK : Jenis Kelamin L : Laki-Laki
P : Perempuan HOK : Hari Orang Kerja
Pk : Pekerja Tk : Tukang
KK/KT : Kepala Kelompok/Kepala Tukang
1. Tuliskan Nama LPK, Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Jenis Kegiatan / Jenis Prasarana,
Lokasi Kegiatan, Tanggal Kerja (tanggal ... s/d tanggal...), dan Masa Kerja (... hari).
2. Upah untuk masing‐masing pekerja/tukang /kepala tukang/kepala kelompok; mohon
dituliskan Jumlah Upah untuk masing ‐ masing pekerja dihitung dari posisi klasifikasinya,
yang dapat digunakan sebagai Dasar Perhitungan Jumlah Upah.
3. Nama, Jenis Kelamin,Kategori, Asal, HOK diisi dengan mencantumkan tanda (v) pada
masing ‐masing kolom yang bersangkutan, sesuai dengan kondisi sebenar ‐ benarnya.
4. Jumlah HOK merupakan Penjumlahan hari di mana pekerja / tukang / mandor bekerja.
5. Jumlah Upah (Rp) merupakan Perhitungan dari Jumlah HOK dikalikan dengan Upah
untuk 1 tenaga kerja.
6. Tanggal Pembayaran; mohon dituliskan Tanggal Pembayaran Upah bagi masing ‐
masing pekerja.
Contoh Format Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :
........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL Teknik KSM
..............,......................
Diperiksa Oleh: Dibuat Oleh:
TFL Teknik)
( ............................... Tim Pelaksana
( ............................... )
(...............................) (...............................)
Petunjuk Pengisian Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
Formulir ini dibuat oleh Tim Pelaksana, dibuat tiap satu minggu Pelaksanaan terhitung dari
mulainya Pelaksanaan. Formulir ini merupakan Rekap dari Catatan Kegiatan Harian, yang harus
diisi oleh Tim Pelaksana setiap hari. Laporan ini diperiksa oleh TFL.
Petunjuk Pengisian Formulir ini adalah sebagai berikut :
1. Kolom Uraian Pekerjaan, Volume, Satuan, Harga Satuan, Jumlah Harga, dan Bobot diisi
sesuai Urutan Pekerjaan, seperti yang dimuat dalam Formulir Rencana Jadual
Pelaksanaan.
2. Kolom Hasil Pekerjaan, terdiri dari 4 sub kolom,
− Minggu Lalu, diisi sesuai dengan bobot kemajuan yang sudah dicapai minggu lalu;
− Minggu Ini, diisi sesuai dengan bobot kemajuan yang sudah dicapai minggu ini;
− Jumlah, merupakan hasil penjumlahan bobot kemajuan minggu lalu dengan minggu
ini;
− Sisa, merupakan hasil pengurangan dari nilai kolom Bobot dengan sub kolom jumlah
3. Kolom Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan adalah Nilai Prosentase yang didapat dari
nilai sub kolom jumlah dibagi nilai kolom Bobot dikalikan 100%;
4. Kolom Prosentase Terhadap Seluruh Pekerjaan adalah Nilai Kolom Prosentase Kemajuan
Tiap Pekerjaan dikalikan Nilai Jumlah Harga dibagi Total Jumlah Harga dikalikan 100%.
5. Prestasi Rencana diisi sesuai dengan Nilai Bobot Rencana pada minggu tersebut yang
diajukan dalam Rencana Jadual Pelaksanaan.
6. Deviasi Rencana adalah Nilai Total Jumlah Bobot Terlaksana pada minggu tersebut
dikurangi Nilai Prestasi Rencana, bila nilainya minus berarti Pelaksanaan mengalami
Keterlambatan dari Rencana.
Contoh Format Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan
Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :
........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL Teknik .............,......................
KSM
(...............................) (...............................)
Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
Pada hari ini …………………… Tanggal ……………… Bulan ………….. Tahun …………. dua ribu
………………….. Bertempat di…………… Pihak Pertama telah mempertanggung jawabkan hasil
Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ......……….., dan pihak kedua telah memeriksa Sarana
dan Prasarana Sanitasi TA. ……….., tersebut dengan rincian :
1. Luas Bangunan ......................... m²
2. WC .................................... ruang
3. Kamar Mandi.................................ruang
4. Kamar Mandi + WC …………..... ruang
5. Wastafel ……………………….....
6. Hidran Air/Tangki/Tandon Air ∑ = …… Ukuran …….liter
7. Bangunan Pengolahan Air Limbah …………………………...
8. Dst disesuaikan dengan yang diserahkan. (bila perlu dibuatkan CEKLIST).
Demikian berita acara Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ……….........di
LPK.........Kel./Desa ………………….. ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.
Pihak Kedua: Pihak Pertama:
1. Kolom Uraian: diisi dengan nama material/bahan, alat, upah yang akan dibayar, khusus
untuk operasional langsung di tuliskan jumlah (lumsum).
2. Kolom Volume Kebutuhan: diisi dengan jumlah material/bahan, alat, upah dan
operasional sesuai kebutuhan total dalam RAB.
3. Kolom Realisasi s/d Tahap Lalu: diisi dengan jumlah jenis material/bahan, alat, upah
dan operasional yang telah dibelanjakan/dibayar dari pengajuan tahap sebelumnya.
4. Kolom Pengajuan Saat ini: diisi dengan jumlah material/bahan, alat, upah dan
operasional yang akan dibelanjakan.
5. Kolom Jumlah Kumulatif: diisi dengan jumlah jenis material/bahan, alat, upah dan
operasional berdasarkan jumlah realisasi mulai tahap awal ditambah dengan pengajuan
saat ini.
8. Kolom Jumlah: diisi dengan Jumlah nilai dana yang akan dibelanjakan merupakan
perkalian antara unit dengan Harga Satuan.
9. Keterangan Lain:
Volume
Harga
No Uraian Realisasi Pengajuan Kumulatif Unit/ satuan Jumlah
Kebutuhan
Tahap Lalu Saat Ini s.d Saat Ini satuan (Rp.) (Rp.)
I BAHAN
1
Dst
II ALAT
1
2
Dst
III UPAH
1
2
Dst
IV OPERASIONAL
..............,..../........./..............
Disetujui oleh: Dibuat oleh:
Ketua Tim Pelaksana Bendahara
(.................................) (.................................)
Diperiksa oleh:
TFL
(.................................)
Contoh Format Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB)
Volume
Harga
Realisasi Jumlah
No Uraian Pengajuan Kumulatif Unit/ satuan
Kebutuhan s/d Tahap Pengajuan
Saat Ini s.d Saat Ini satuan (Rp.)
Lalu (Rp.)
I BAHAN/MATERIAL
1
Dst
II SEWA ALAT
1
2
Dst
III UPAH
1
2
Dst
IV OPERASIONAL
..............,..../........./..............
Diperiksa oleh: Dibuat Oleh:
TFL Ketua Tim Pelaksana Bendahara
(.................................) (.................................)
NIP. …………………
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD)
1. Kolom Uraian : diisi dengan nama bahan, alat, upah, dan operasional yang sudah dibayar.
2. Kolom Jumlah Biaya Laporan yang lalu : diisi dengan jumlah laporan di LPD sebelumnya,
khusus untuk pengisian LPD termin 1, kolom jumlah biaya laporan yang lalu belum ada
pengeluaran, LPD termin 2.
3. Jumlah biaya di laporan ini diisi dengan nilai biaya bahan, alat, upah, dan operasional
yang sudah dibayar pada periode penggunaan dana di termin yang sama di pelaporan
LPD saat ini.
4. Kolom kumulatif biaya diisi dengan jumlah dari biaya laporan yang lalu dengan Jumlah
biaya di laporan saat ini.
5. Keterangan Lain :
- Periode bulan cukup jelas
- Nama Tim Pelaksana cukup jelas
- Desa/Kelurahan cukup jelas
- Kec, Kab/Kota cukup jelas
- Tempat, dan tanggal dicantumkan pada saat akhir masa pembukuan dan
ditandatangan
- Dibuat oleh yang Bendahara Tim Pelaksana
- Diketahui oleh Tim Pelaksana
- Diperiksa oleh yang TFL
Contoh Format Laporan Penggunaan Dana (LPD)
II ALAT
1
2
Dst
III UPAH
1
2
Dst
IV OPERASIONAL
Jumlah - - -
Saldo Kas pada saat ini Rp. :
..............,..../........./..............
(.................................) (.................................)
Diperiksa oleh:
TFL
(.................................)
Contoh Format Surat Rekomendasi Pencairan
KOP SURAT
SURAT REKOMENDASI PENARIKAN DANA DARI BANK
Desa/Kelurahan ………………., ………………
Kepada Yth.
Bp./Ibu Pimpinan
Bank ………………………
Berdasarkan Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB) Tim Pelaksana LPK ……………………. untuk
penarikan dana dari bank dalam rangka pelaksanaan pembangunan Penyediaan Sarana dan
Prasarana Sanitasi yang diajukan ke kami dan setelah kami periksa, maka dengan ini mohon
kiranya Bp./Ibu Pimpinan Bank …………………………… dapat mencairkan dana sebesar Rp.
……………………………….……………………………………) kepada Tim Pelaksana LPK
……………………….. dengan No. Rekening ………………………………………………………
Atas kerjasama dalam pengendalian pelaksanaan program ini, kami sampaikan terima kasih.
Hormat Kami,
TFL Fasprov PPK Sanitasi
Tembusan:
1. Tim Pelaksana LPK............
2. Arsip
Contoh Format Buku Bank Tim Pelaksana LPK
Saldo akhir :
……………,……………../…………./
(.................................) (.................................)
Diperiksa oleh:
TFL
(.................................)
PETUNJUK PENGISIAN BUKU BANK TIM PELAKSANA
1. Kolom Tanggal (1) : diisi dengan tanggal transaksi secara berurutan dari tanggal terkecil
2. Kolom Uraian (2) : diisi dengan jenis transaksi yang terjadi.
3. Kolom Nomor Bukti (3) : diisi dengan nomor bukti transaksi (uang masuk, uang
keluar) merupakan termin masuk dan pencairan penggunaan termin.
4. Kolom Penerimaan (4) : diisi dengan nilai transaksi yang diterima dari pencairan termin
Dana Bantuan
5. Kolom Pengeluaran (5) : diisi dengan nilai transaksi yang dikeluarkan sebagai penggunaan
dana yang masuk ke dalam Kas Tim Pelaksana.
6. Kolom Saldo (6) : diisi dengan nilai nominal yang merupakan selisih antara saldo awal,
ditambah penerimaan dan dikurangi pengeluaran.
7. Keterangan Lain :
- Periode cukup jelas
- Nama Tim Pelaksana LPK cukup jelas
- Desa/Kelurahan cukup jelas
- Kec, Kab/Kota, Provinci cukup jelas
- Tempat, dan tanggal dicantumkan pada saat akhir masa pembukuan dan
ditandatangan
- Disahkan oleh yang berkepentingan.
CONTOH FORMAT PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA SANITASI OLEH TIM
PENGELOLA
Diketahui, Dibuat,
Biaya Jumlah
Jenis Kegiatan
No. Frekwensi Keterangan
Pemelihaaan
(Rp) (Rp)
Diketahui, Dibuat,
Sehubungan dengan adanya bantuan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK), maka Kami yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :…
Jabatan :…
Nama LPK :…
dengan ini menyatakan bahwa (…Nama Lembaga Pendidikan Keagamaan…) :
(1) Siap dan bersedia menerima sarana dan prasarana sanitasi berupa (…disesuaikan dengan
fasilitas yang dibangun…)
(2) Menyediakan lahan untuk alokasi sarana dan prasarana sanitasi tersebut pada lahan milik
..... seluas .... m2 dengan Panjang ….. m dan lebar…. m yang berada pada koordinat ....
(3) Bersedia menyediakan dana operasional dan pemeliharaan untuk sarana dan prasarana
sanitasi tersebut.
(4) Bersedia membentuk Tim Pengelola untuk memelihara dan mengelola sarana dan
prasarana sanitasi tersebut.
(5) Bersedia menyerahkan mekanisme pelaksanaan bantuan penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah (…Nama Balai Prasarana Permukiman Wilayah…).
Tempat, tanggal/bulan/tahun
(…pimpinan…),
Dilengkapi dengan cap LPK
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Kepala LPK................
Stempel basah
(Nama Lengkap)
NIP..............................................
Tembusan :
1. Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR
2. Kepala BPPW Provinsi ..........................
3. Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota ............................
4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
Lampiran :
Keputusan LPK .................................
Nomor : ..............................................
Tanggal : ...................................................
Tentang : Pembentukan Tim Pengelola Sarana dan Prasarana Sanitasi pada
Lingkungan LPK ................. Desa/Kelurahan ....................... Kecamatan
......................... Kab/Kota ........................................... Provinsi .............
Tahun Anggaran...................
No Nama Jabatan
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Kepala LPK................
Stempel basah
(Nama Lengkap)
Tembusan :
1. Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR
2. Kepala BPPW Provinsi ..........................
3. Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota ............................
4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
Contoh Format Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dari Penyedia Barang/Jasa ke
PPK Sanitasi
<KOP SURAT>
Pada hari ini ………………..……. (2) tanggal ………………..……. (3) bulan ……………..………. (4)
tahun ………..……………. (5) yang bertanda tangan di bawah ini:
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh
Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
………………..……………..…. (18) PPK Satker ………………… (20)
………………..……………..…. (19)
………………..……………..…. (21)
NIP ………………..……….…. (22)
Diketahui
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
………………..……………..…. (23)
NIP ………………..……….…. (24)
PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN
NOMOR ………………………
3. Nama : ……………………………………………………………
Jabatan : PPK Satker …………..…………………………….
Alamat : ……………………………………………………………
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
4. Nama : ……………………………………………………………
NIP : ……………………………………………………………
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker…………………….
……….…..……………………………. …………………
Alamat : ……………………………………………………………
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
3. PIHAK KESATU telah menerima pekerjaan berupa ……………………. sesuai Perjanjian Kerja
Sama nomor ………………..……. .
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari
PIHAK KESATU berupa …………………………………………… dengan nilai
………………………………………….
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh
Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
………………..……………..…. ………………..……………..….
NIP ………………..……….…. NIP ………………..……….….
Contoh Format Berita Acara Serah Terima Pengelolaan dari KPA BPPW ke LPK
Nama : ..........................................
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker Provinsi .................
Sebagai pihak yang menyerahkan prasarana dan sarana selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : ..........................................
Jabatan : Pimpinan LPK ................
Sebagai pihak yang menerima prasarana dan sarana, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pada hari ini …………………… Tanggal ……………… Bulan ………….. Tahun …………. dua ribu
………………….. Bertempat di…………… Pihak Pertama telah menyerahkan Sarana dan
Prasarana Sanitasi TA. ……….., dan pihak kedua telah menerima Sarana dan Prasarana
Sanitasi TA. ……….., tersebut dengan rincian :
10. Luas Bangunan ……………..…........ m²
11. Bilik Kakus ………………………………...ruang
12. Bilik Kamar Mandi...................................ruang
13. Bilik Kamar Mandi dan Kakus..................ruang
14. Tempat Wudhu …………..... ruang
15. Tempat Cuci Tangan ………………………..... unit
16. Hidran Air/Tangki/Tandon Air ∑ = …… Ukuran …….liter
17. Instalasi Pengolahan Air Limbah …………………………... m3/hari
18. Dst disesuaikan dengan yang diserahkan. (bila perlu dibuatkan CHECKLIST).
Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ………....
di LPK............. Kel./Desa ………………….. ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Mengetahui:
Kemenag Kabupaten/Kota ......................
Stempel basah
(Nama lengkap)
NIP.
4. FORMAT LAPORAN FISIK
Contoh Format Catatan Harian Material
Sumber Dana (Rp) Material Masuk Material Keluar Stok Material Paraf
Supplier/Toko
No. Tanggal Catatan
Material Dana Pengambil Penanggung
Swadaya Volume Satuan Volume Satuan Volume Satuan
Bantuan Material Jawab
………………/………………./……………../………..
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
Diperiksa Oleh: Dibuat Oleh:
TFL KSM
Konsultan Supervisi Penyedia Jasa
( ............................... ) ( ............................... )
(...............................) (...............................)
Contoh Format Daftar Hadir Pekerja Harian Dan Penerimaan Upah
(...............................) (...............................)
Petunjuk Pengisian Daftar Hadir Pekerja Harian Dan Penerimaan Upah
Formulir ini diisi oleh Kepala Tukang dan ditandatangani oleh Penyedia Jasa juga bendahara
karena berkaitan dengan pembayaran upah. Formulir ini menjelaskan tentang Daftar Hadir
Pekerja Harian di Lokasi Kegiatan dan Jumlah Upah yang harus diberikan per kurun waktu
tertentu.
Keterangan singkatan:
JK : Jenis Kelamin L : Laki-Laki
P : Perempuan HOK : Hari Orang Kerja
Pk : Pekerja Tk : Tukang
KK/KT : Kepala Kelompok/Kepala Tukang
1. Tuliskan Nama LPK, Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Jenis Kegiatan / Jenis Prasarana,
Lokasi Kegiatan, Tanggal Kerja (tgl ... s/d tgl ...), dan Masa Kerja (... hari).
2. Upah untuk masing‐masing pekerja/tukang/kepala tukang/kepala kelompok; mohon
dituliskan Jumlah Upah untuk masing ‐ masing pekerja dihitung dari posisi klasifikasinya,
yang dapat digunakan sebagai Dasar Perhitungan Jumlah Upah.
3. Nama, Jenis Kelamin, Kategori, Asal, HOK diisi dengan mencantumkan tanda (v) pada
masing ‐masing kolom yang bersangkutan, sesuai dengan kondisi sebenar ‐ benarnya.
4. Jumlah HOK merupakan Penjumlahan hari di mana pekerja / tukang / mandor bekerja.
5. Jumlah Upah (Rp) merupakan Perhitungan dari Jumlah HOK dikalikan dengan Upah
untuk 1 tenaga kerja.
6. Tanggal Pembayaran; mohon dituliskan Tanggal Pembayaran Upah bagi masing ‐
masing pekerja.
Contoh Format Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :
..............,......................
........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
Diperiksa
Oleh: Dibuat Oleh:
TFL Teknik KSM
Konsultan Supervisi Penyedia Jasa
( ............................... ) ( ............................... )
(...............................) (...............................)
Petunjuk Pengisian Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan
Formulir ini dibuat oleh Penyedia Jasa, dibuat tiap satu minggu Pelaksanaan terhitung dari
mulainya Pelaksanaan. Formulir ini merupakan Rekap dari Catatan Kegiatan Harian, yang harus
diisi oleh Penyedia Jasa setiap hari. Laporan ini diperiksa oleh Konsultan Supervisi.
Petunjuk Pengisian Formulir ini adalah sebagai berikut:
1. Kolom Uraian Pekerjaan, Volume, Satuan, Harga Satuan, Jumlah Harga, dan Bobot diisi
sesuai Urutan Pekerjaan, seperti yang dimuat dalam Formulir Rencana Jadwal
Pelaksanaan.
2. Kolom Hasil Pekerjaan, terdiri dari 4 sub kolom:
− Minggu Lalu, diisi sesuai dengan bobot kemajuan yang sudah dicapai minggu lalu;
− Minggu Ini, diisi sesuai dengan bobot kemajuan yang sudah dicapai minggu ini;
− Jumlah, merupakan hasil penjumlahan bobot kemajuan minggu lalu dengan minggu
ini;
− Sisa, merupakan hasil pengurangan dari nilai kolom Bobot dengan sub kolom jumlah
3. Kolom Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan adalah Nilai Prosentase yang didapat dari
nilai sub kolom jumlah dibagi nilai kolom Bobot dikalikan 100%.
4. Kolom Prosentase Terhadap Seluruh Pekerjaan adalah Nilai Kolom Prosentase Kemajuan
Tiap Pekerjaan dikalikan Nilai Jumlah Harga dibagi Total Jumlah Harga dikalikan 100%.
5. Prestasi Rencana diisi sesuai dengan Nilai Bobot Rencana pada minggu tersebut yang
diajukan dalam Rencana Jadwal Pelaksanaan.
6. Deviasi Rencana adalah Nilai Total Jumlah Bobot Terlaksana pada minggu tersebut
dikurangi Nilai Prestasi Rencana, bila nilainya minus berarti Pelaksanaan mengalami
Keterlambatan dari Rencana.
Contoh Format Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan
Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :
........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL Teknik KSM
.............,......................
( ............................... ) ( ............................... )
(...............................) (...............................)
Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
Pada hari ini …………………… Tanggal ……………… Bulan ………….. Tahun …………. dua ribu
………………….. Bertempat di…………… Pihak Pertama telah mempertanggung jawabkan hasil
Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ......……….., dan pihak kedua telah memeriksa Sarana
dan Prasarana Sanitasi TA. ……….., tersebut dengan rincian :
1. Luas Bangunan ......................... m²
2. WC .................................... ruang
3. Kamar Mandi.................................ruang
4. Kamar Mandi + WC …………..... ruang
5. Wastafel ……………………….....
6. Hidran Air/Tangki/Tandon Air ∑ = …… Ukuran …….liter
7. Bangunan Pengolahan Air Limbah …………………………...
8. Dst disesuaikan dengan yang diserahkan. (bila perlu dibuatkan CEKLIST).
Demikian berita acara Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Sanitasi TA. ……….........di
LPK.........Kel./Desa ………………….. ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
(…Nama lengkap …)
(…Nama lengkap …)
NIP.
Contoh Format Berita Acara Comissioning Test
(Nama lengkap)
(Nama lengkap)
NIP.
Pelaporan
Format 1. Outline Laporan Bulanan Konsultan Supervisi
BAB 1. PENDAHULUAN
4.1 Permasalahan
4.2 Rekomendasi
Lampiran B. Kurva S
Format 2. Outline Laporan Bulanan oleh Penyedia Barang/Jasa
BAB 1. PENDAHULUAN
4.1 Permasalahan
4.2 Rekomendasi
Lampiran B. Kurva S
Format 3. Outline Laporan Bulanan oleh Tim Monev dan Pelaporan BPPW
Provinsi
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Desain sarana dan prasarana sanitasi prototipe dari Direktorat BPB dan
Direktorat Sanitasi, termasuk apabila terdapat penyesuaian desain yang
diperlukan.
b. Spesifikasi Teknis dari sarana dan prasarana yang dibangun
2.2 Tahap Pelaksanaan
Pengarah:
Ir. Diana Kusumastuti, M.T.
Penanggung Jawab:
Prasetyo
Boby Ali Azhari
Marsaulina Farida Masniari Pasaribu
Penyusun:
Asri Indiyani
Arindita Dessi Permatasari
Muhammad Iqbal Perkasa
Puji Setiyowati
Genniya Haya Nur Sadrina
Indah Alfira Chairunnisa
Puput Surya Irawan
Achmad Baqi
Vito Edgar
Amos Sebayang
Yuniar Fazriani
Pierre Natigor Pohan
Anisa Budi Kurniasari
M. Ikhsan Maulana
M. Dicky Adviyandi
Jakarta, Mei 2022
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTOR A T JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT SANITASI