Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM SANITASI LPK

TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

BAB V
SARANA DAN PRASARANA YANG AKAN DIBANGUN

5.1 Fasilitas yang Akan Dibangun


Terdapat dua jenis sarana prasarana yang dibangun, meliputi:
1. Bangunan MCK yang terdiri dari
 Tempat cuci Tangan : 1 unit
 Tempat cuci pakaian : 1 unit
 Tempat Wudhu : 1 unit
 Bilik Kamar Mandi : 2 unit
 Bilik Kakus : 4 unit
 Tower dan Tandon air : 1 unit

2. Bangunan pengelolaan air limbah domestic

Desain MCK yang direncanakan telah disesuaikan dengan


spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Desain MCK
memperhatikan luasan antar ruang, luasan sirkulasi gerak manusia,
konfigurasi ruangan, ukuran dan dimensi ruangan sesuai dengan luas
minimal gerak manusia dan lainnya. Selain itu, dengan
mempertimbangkan kesetaraan gender dan pola perilaku antara siswa
laki-laki dan perempuan yang berbeda maka desain MCK pria dan MCK
wanita berbeda. Sebagai dasar perencanaan dan perancangan dalam
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di LPK, terdapat beberapa
spesifikasi yang harus dipenuhi berdasarkan prototipe yang telah dibuat.
Lalu terdapat 2 (dua) opsi bangunan pengolahan air limbah yang
dapat dibangun di LPK, antara lain:
a. IPAL Non-Pabrikasi (Sedimentasi, Anaerobic Filter, dan Unit
Desinfeksi);
b. IPAL Pabrikasi.

Opsi bangunan pengolahan air limbah dipilih berdasarkan kebutuhan di


lapangan dari hasil survei lokasi dan ditetapkan oleh BPPW Provinsi.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Desain prototipe untuk sarana dan prasarana MCK dan bangunan


pengolahan air limbah yang meliputi Detail Engineering Design, Bill of
Quantity (BoQ), dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) terdapat
pada Buku Desain Prototipe yang merupakan lampiran yang tidak
terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.
Adapun berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, desain
prototipe dapat dilakukan penyesuaian berdasarkan keadaan lokasi,
bahan bangunan dan pelaksanaan di lapangan.

5.2 Peruntukan untuk Santri Putra


Program penyediaan sarana dan prasarana di Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK) di Pondok Pesantren Babussalam Desa Banjarejo Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Malang tahun 2021 ini diperuntukkan untuk santri Putra
yang bermukim di lingkungan pondok pesantren Tahfidhul Qur’an.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Gambar. 5.1 Desain MCK Pria / wanita


PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

BAB VI
MEKANISME PENCAIRAN, PENGELOLAAN, DAN PELAPORAN
KEUANGAN

6.1 Mekanisme Pencairan Dana

6.1.1 Pengelolaan Keuangan

Dalam pelaksanaan penyediaan sarana prasarana sanitasi di lingkungan LPK


yang akan dilaksanakan dengan metode swakelola berbasis masyarakat terdapat
mekanisme pendanaan yang harus dilaksanakan. Mekanisme pendanaan ini
terdiri dari beberapa tahapan kegiatan dan juga dokumen-dokumen yang harus
dilengkapi. Secara keseluruhan, pengelolaan dana bantuan akan dilakukan oleh
Tim Pelaksana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berikut bagan Pengelolaan Keuangan :

BPPW

RKM OK. REVISI PANITIA


KEGIATAN & TFL

REKENING PANITIA
KEGIATAN

PEMBUATAN RPD

RPD OK.
REVISI PANITIA
KEGIATAN & TFL
PENCAIRAN DANA 70%

LPJ 70 %
LPJ OK. REVISI PANITIA
KEGIATAN & TFL
PENCAIRAN DANA 30%

LPJ 100%
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

6.1.2 Tahap Pencairan Dana


Terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam pencairan dana bantuan
untuk penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK. Mulai dari penentuan
penerima dana bantuan, penyaluran dana bantuan oleh PPK pada Balai
Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW), penyaluran dana bantuan pemerintah
ke rekening Tim Pelaksana, serta beberapa ketentuan lain yang wajib untuk
dilengkapi.
6.1.3 Penyaluran Dana Bantuan
Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah oleh PPK pada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Penyaluran dana dari KPPN ke Rekening LPK dibagi menjadi
2 tahap:
1. Tahap I sebesar 70% dari total dana bisa diproses setelah Rencana Kerja
Masyarakat (RKM) terverifikasi;

2. Tahap II sebesar 30% dari total dana bisa diproses:

a. Pencapaian progres fisik minimal 60%;

b. Laporan Pertanggungjawaban (LPj) tahap I telah diserahkan ke PPK


pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

Berkas penyaluran dana yang disiapkan oleh BPPW antara lain:


1. Kontrak kerja atau perjanjian kerjasama;

2. Berita Acara Pembayaran (BAP);

3. Kuitansi Pembayaran/kuitansi bukti penerimaan uang ke Tim


Pelaksana;

4. dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berkas yang disiapkan oleh LPK adalah:


1. Surat permohonan penyaluran Dana Bantuan;

2. Rencana Penggunaan Dana (RPD);

RPD merupakan rencana penggunaan dana yang dibagi dari Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB) menjadi 3 bagian yang menjabarkan rencana prioritas
kebutuhan material/bahan, upah, alat dan operasional pada setiap tahapan.
RPD ini akan memuat kebutuhan rencana penggunaan dana untuk penyaluran
dana tahap I sebesar 70% (RPD I) dan 30% (RPD II). RPD ini dibuat oleh LPK
yang merupakan salah satu persyaratan dalam pengajuan penyaluran dana di
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Balai Prasarana Permukiman Wilayah.


Pembukaan rekening oleh LPK dilakukan sebelum penandatanganan kontrak
kerja/perjanjian kerja, dana untuk pembukaan rekening diambil dari swadaya
tunai dari calon penerima pemanfaat.
Besaran dana ini tidak diatur dalam pedoman PEMBANGUNAN SANITASI LPK.
Besaran dana didasarkan pada kebutuhan pelaksanaan pemeliharaan
infrastruktur untuk satu tahun pertama dan sesuai dengan kemampuan
masyarakat. Besaran dana pemeliharaan disepakati oleh masyarakat dalam
rembuk warga.
Fotocopy buku tabungan LPK merupakan salah satu berkas yang harus
disampaikan pada saat proses pengajuan dana.
Adapun LPK X membuka rekening di:
o Nama Bank : Bank Rakyat Indonesia (BRI)
o Nomor Rekening : 1174 01 000548 56 9
o Tanggal Pembukaan : 19 Mei 2021
o Spesimen : KHOLIDIN (Ketua Tim Pelaksana)
SOFI YULLOH (Bendahara Tim Pelaksana)
o Setoran Awal : Rp 1.000.000,-
o Sumber Dana : Swadaya

6.1.1 Tahapan Pencairan Dana


Dana kegiatan untuk masing-masing lokasi disalurkan melalui dokumen
anggaran/DIPA Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW). Selanjutnya
kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh PPK BPPW dengan
Tim Pelaksana.
Adapun isi kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama yang dimaksud adalah
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b. Jumlah bantuan yang diberikan;
c. Tata cara dan syarat penyaluran;
d. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah
untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati;
e. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan pemerintah
untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas Negara;
f. Sanksi;
g. Penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan
h. Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah
pekerjaan selesai.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

6.1.2 Prosedur Pencairan Dana


Sebelum pembuatan Kontrak Kerja atau Perjanjian Kerjasama oleh PPK
pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah maka Tim Pelaksana diwajibkan
membuka rekening untuk menerima dana yang akan disampaikan untuk
pembangunan sarana prasarana sanitasi di LPK.
Pembukaan rekening bersama dilakukan oleh Tim Pelaksana. Dana untuk
setoran awal bersumber dari swadaya tunai LPK yang menerima bantuan.
Buku Tabungan dibuat atas nama Tim Pelaksana dan ditandatangani oleh 2
(dua) orang yaitu Ketua Tim Pelaksana dan Bendahara Tim Pelaksana.
Terdapat kesepakatan antara pihak bank dengan Tim Pelaksana bahwa
setiap penarikan dana oleh Tim Pelaksana harus dilengkapi dengan dokumen
RPDB. Tim Pelaksana tidak diperbolehkan memindah bukukan dana bantuan ke
rekening pribadi maupun rekening lainnya.

6.1.3 Proses Pencairan Dana

Setelah dana bantuan dari KPPN disalurkan ke rekening Tim Pelaksana


maka Penarikan dana dari Bank dapat dilakukan oleh Tim Pelaksana. Setiap
melakukan penarikan dana dari bank, Tim Pelaksana diwajibkan untuk membawa
RPDB.
RPDB disusun oleh Tim Pelaksana yang kemudian diperiksa dan
ditandatangani oleh TFL, RPDB berfungsi sebagai pengendalian penggunaan
dana bantuan oleh Tim Pelaksana.
Sebagai langkah pengendalian penggunaan dana bantuan, maka untuk
dana tahap I (pertama) sebesar 70% dari nilai kontrak, minimal 2 (dua) kali
ditarik dari Bank atau dengan kata lain tidak bisa dilakukan 1 (satu) kali
penarikan dari bank. Sedangkan untuk dana tahap 2 (kedua) sebesar 30% dari
nilai kontrak, minimal 2 (dua) kali ditarik dari Bank atau dengan kata lain tidak
bisa dilakukan 1 (satu) kali penarikan dari bank.

6.1 Rencana Pengelolaan Keuangan


6.2.1 Mekanisme Pencairan Dana Dari Bank
Pada setiap penarikan dana terdapat beberapa mekanisme penarikan
dana dari bank. Tim Pelaksana perlu menyiapkan dokumen pendukung guna
untuk mempermudan proses pencairan. Dokumen tersebut antara lain :
1. Surat rekomendasi dari Balai PPW Jawa Timur
2. Buku Rekening Tim Pelaksana
3. KTP Ketua dan Bendahara
Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB) adalah pembagian Rencana
Penggunaan Dana (RPD) pertahapan. Setelah Dana Bantuan Pemerintah dari
KPPN disalurkan ke Rekening LPK maka untuk melakukan penarikan dana
bantuan tersebut, LPK harus menyusun RPDB sesuai kebutuhan. Sebelum
menarik dana, pengurus LPK melakukan rembuk untuk mengidentifikasi daftar
kebutuhan yang akan didanai.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

RPDB disusun oleh LPK kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh TFL,
RPDB ini berfungsi sebagai pengendalian penggunaan dana bantuan oleh LPK.
Sebagai langkah pengendalian penggunaan dana bantuan, maka untuk dana
tahap I (pertama) sebesar 70% dari nilai kontrak, minimal 3 (tiga) kali ditarikdari
Bank atau dengan kata lain tidakbisadilakukan 1 (satu) kali penarikan dari bank.
Sedangkan untuk dana tahap 2 (kedua) sebesar 30% dari nilai kontrak, minimal
2 (dua) kali ditarik dari Bank atau dengan kata lain tidak bisa dilakukan 1 (satu)
kali penarikan dari bank.

6.2.2 Penggunaan Dana Bantuan


Dana bantuan digunakan untuk pembangunan sarana Sanitasi LPK secara
swakelola. Pembangunan sarana sanitasi tersebut dilakukan sesuai arahan Wakil
Presiden RI yaitu untuk mencegah penyebaran covid – 19 dilingkungan LPK.
Selain itu bangunan MCK juga diharapkan dapat meningkatkan pola hidup bersih
di lingkungan LPK
6.2.3 Penyusunan Pembukuan dan Laporan Keuangan
Pencatatan penggunaan dana bantuan pemerintah dilakukan oleh LPK
adalah kegiatan atau proses pendokumentasian penggunaan dana dalam bentuk
tulisan kedalam pembukuan. Pencatatan dilakukan sesuai dengan format dalam
Format pedoman pelaksanaan LPK. Pencatatan penggunaan dana dibuat pada
buku bank, buku Kas Umum LPK dan buku bantu.
1. Buku Kas Umum
Buku Kas Umum LPK adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran dana yang bersumber dari
Dana Bantuan Pembangunan Sanitasi LPK maupun swadaya secara tunai
dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Sanitasi LPK. Pencatatan dalam
buku kas umum harus sesuai dengan bukti-bukti pembayaran/pengeluaran.
Buku Kas Umum ditulis tangan atau dengan cara lain yang dapat dilakukan
oleh Bendahara LPK.
2. Buku Bank LPK
Buku Bank merupakan catatan seluruh transaksi melalui bank dan transaksi
yang dilakukan oleh pihak bank. Pencatatan buku bank LPK sangat mudah
karena bendahara hanya tinggal memindahkan catatan transaksi yang ada
sesuai dengan print out di buku tabungan LPK, hanya yang membedakan
adalah pada saat dana LPK bertambah maka posisi pencatatan di buku
rekening oleh bank adalah sebagai pengeluaran (kredit), sedangkan di
buku bank LPK dicatat sebagai penerimaan (debet). Demikian sebaliknya,
pada saat dana tabungan LPK berkurang maka pihak bank mencatat
sebagai penerimaan di buku tabungan LPK, sedangkan di buku bank
bendahara LPK dicatat sebagai pengeluaran.
3. Buku Operasional
Buku operasional adalah buku bantu kas yang digunakan untuk pencatatan
transaksi yang berkenaan dengan biaya-biaya khusus untuk kegiatan
operasional LPK. Pencatatan di buku operasional bertujuan untuk
mempermudah pemeriksaan terhadap rincian biaya- biaya operasional LPK
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

karena di buku kas umum pencatatan jumlah pengeluaran operasional


dibuat secara umum/global.
4. Buku Swadaya
Buku Swadaya adalah buku bantu kas yang digunakan khusus untuk
pencatatan transaksi dari swadaya yang diterima baik dalam bentuk uang
tunai maupun non tunai (misalkan: material, tenaga kerja).
5. Buku Upah Kerja
Buku Upah Kerja adalah buku bantu yang digunakan untuk pencatatan
daftar penerima dan jumlah upah kerja.
6. Buku Material
Buku Material adalah buku bantu yang digunakan untuk mencatat setiap
material yang masuk dan keluar, buku material ini dibuat perjenis material.

6.2.4 Laporan Bulanan Keuangan LPK


Laporan Bulanan Keuangan LPK adalah rangkuman dari transaksi yang
terjadi dalam satu bulan berjalan (periode pelaporan). Dimana dalam laporan
keuangan bulanan ini akan disajikan jumlah kas awal LPK baik di bank maupun di
tangan bendahara, jumlah dari penerimaan, jumlah pengeluaran selama periode
satu bulan berjalan dan jumlah saldo akhir kas LPK baik yang ada di Bank
maupun di tangan Bendahara.

6.2.5 Laporan Penggunaan Dana (LPD)


LPD adalah laporan realisasi penggunaan Dana Bantuan. Laporan ini
memuat nilai kumulatif dari realisasi penggunaan dana untuk kebutuhan
material/bahan, upah, alat dan operasional, yang sudah dibayarkan dalam setiap
termin. LPD ini dibuat oleh LPK setiap termin penarikan dana dari Bank dan
diperiksa serta ditandatangani oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) bidang
Pemberdayaan.
Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) wajib menyampaikan Laporan
Penggunaan Dana (LPD) setiap termin penarikan dana bantuan kepada Balai
Prasarana Permukiman Wilayah .

6.2 Rencana Penggunaan Dana


Sumber dana Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di
Lembaga Pendidikan Keagamaan berasal dari Dana APBN yang akan digunakan
sebagai sumber dana biaya pekerjaan bangunan sanitasi pondok pesantren
disalurkan melalui DIPA Satker Balai Prasana Pemukiman Wilayah II BPPW Jawa
Timur.
Rincian Dana Bantuan Pemerintah/APBN untuk implementasi pembangunan
sarana sanitasi LPK Pondok Pesantren Babussalam antara lain sebesar
Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) yang dipergunakan untuk:
1. Minimal 65% dari Bantuan Pemerintah untuk material bahan pekerjaan
konstruksi meliputi:
a. Pekerjaan unit IPAL Pengolahan air limbah.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

b. Pekerjaan perpipaan.

c. Pekerjaan finishing dan bangunan pelengkap.

2. Maksimal 30% dari Bantuan Pemerintah untuk upah pekerja;

3. Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik (jumlah dan jenis disepakati


dalam rembuk warga). Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang
diperbolehkan adalah:
a. Kegiatan-kegiatan rembuk tahap konstruksi di tingkat masyarakat;

b. Alat Tulis;

c. Penyusunan Dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPj) LPK (Fotocopy, Jilid,


dll);.

d. Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

e. Konsumsi untuk kegiatan peningkatan kapasitas pekerja dan tukang di tingkat


masyarakat;

f. Papan informasi pelaksanaan kegiatan;

g. Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;

h. Transport pengurus LPK untuk pencairan dana di bank, belanja material, rapat
koordinasi di kabupaten/kota dan Provin Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL) jika dibutuhkan, untuk biaya analisa sampel air limbah dan
SPPL diserahkan kepada KPP pengelolaan dananya; Perlengkapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) termasuk kebutuhan dalam protokol pencegahan dan
penanganan COVID-19 di Tahun 2020 , yakni : alat ukur suhu tubuh, masker
kain, hand sanitizer, wastafel portable/ tempat cuci tangan, dan
disinfektan/sabun (sumber: Tambahan Pedoman Teknis Pelaksanaan Protokol
Pencegahan dan Penanganan COVID-19 dalam Pelaksanaan Kegiatan
Infastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Bidang Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP)).
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

6.3 Pelaporan

6.4.1Pelaporan Progres
Pelaporan progres kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Sanitasi di LPK TA. 2021 dilakukan dengam memanfaatkan sistem
informasi yang tersedia, yaitu E-Monitoring dan SIM. Dalam melakukan
pencatatan data progress, digunakan 2 (dua) form pelaporan sebagai berikut:
1. Form Progres Tahapan Kegiatan.
2. Form Kemajuan Penyerapan Kegiatan.
Kedua form diatas dapat dilihat pada Lampiran. Adapun kedua form tersebut
dapat dijadikan acuan sebagai data pada Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan.
Laporan Mingguan adalah laporan progres pelaksanaan pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi per-minggu yang dibuat oleh Konsultan Advisory
dari hasil rekapitulasi pelaporan dari masing-masing BPPW Provinsi.
Laporan Bulanan adalah laporan progres pelaksanaan pembangunan sarana
dan prasarana sanitasi yang per-bulan yang harus dilaporkan secara terjadwal
dan berjenjang dari mulai tingkat TFL/Penyedia Jasa sampai ke Konsultan
Advisory.
Adapun ketentuan pelaksanaan program dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Table 1 Pelaporan Pelaksanaan

Diserahkan Bentuk Form dan


No. Pelaporan Penyusun
ke- Jadwal
1. Laporan TFL atau Satker/Balai Laporan Bulanan
Bulanan Penyedia (Tim Monev (Word), deadline:
Barang/Jasa dan Tanggal 27 setiap
Pelaporan) bulan (TFL)
Satker/Balai Konsultan Tanggal 30 setiap
(Tim Monev Individu bulan (Tim Monev dan
dan Pelaporan)
Pelaporan)

Diserahkan Bentuk Form dan


No. Pelaporan Penyusun
ke- Jadwal
Konsultan Satgas IBM
Individu Bidang
Sanitasi
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

2. Laporan TFL/Penyedia Satker/Balai  Form Progres


Mingguan Barang/Jasa (Tim Monev Tahapan Kegiatan
dan  Form Kemajuan
Pelaporan) Penyerapan
Kegiatan
 Dokumentasi
Setiap Senin pukul
12.00 WIB setiap
minggu
Satker/Balai Konsultan Form Rekapitulasi
(Tim Monev Individu Provinsi
dan Setiap Selasa pukul
Pelaporan) 12.00 WIB setiap
minggu
Konsultan Satgas IBM Rekapitulasi Laporan
Individu Bidang Mingguan
Sanitasi Setiap Rabu pukul
12.00 WIB setiap
minggu

Selain itu, pelaksanaan program harus dilaporkan melalui sistem e- monitoring


oleh BPPW Provinsi. Laporan bersifat realtime setiap ada kemajuan khususnya
untuk data penyerapan keuangan dan pembangunan fisik. Tata cara penginputan
dan perubahan data pada sistem e-monitoring mengikuti tata cara dan ketentuan
yang berlaku. Adapun sumber data diperoleh dari laporan yang disampaikan oleh
TFL kepada Tim Monev dan Pelaporan BPPW maupun hasil pemantauan
langsung dari Tim Monev dan Pelaporan BPPW.
BPPW Provinsi diharapkan juga menyusun pelaporan kegiatan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Sanitasi dengan outline sesuai dengan Lampiran.

6.4.2 Jenis Laporan


a. Laporan Fisik
Laporan fisik dilakukan agar dapat mengetahui kemajuan dan
perkembangan pekerjaan fisik di lapangan, maka laporanf isik di buat
dalam bentuk:
1. Laporan harian (progress pekerjaan yang dilaksanakan, jumlah
pekerja dan Cuaca)
2. Laporan mingguan bertujuan untuk dapat diketahui dan dibandingkan
perkembangan progres di lapangan dengan rencana pembangunan
(kurva S)
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

3. Laporan Bulanan merupakan gabungan dari laporan mingguan yang


dilakukan setiap akhir bulan, bertujuan untuk dapat diketahui dan
dibandingkan perkembangan progres di lapangan dengan rencana
pembangunan (kurva S)
b. Laporan Keuangan
Bagian lain dari Pengawasan Pelaksanaan adalah Pencatatan dan
Pendokumentasian Hasil dan Proses di lapangan. Bertujuan agar dalam
setiap penggunaan anggaran yang telah dilaksanakan dalam
pembangunan dapat tercatat dengan baik, sehingga hasil yang dicapai
untuk setiap kegiatan mudah untuk mengevaluasinya.
Catatan dan Dokumentasi ini disusun dalam Bentuk Laporan, yang harus
dibuat secara sederhana dan seringkas mungkin dan dilakukan secara
berkala.
Hal-hal yang harus dimuat dalam laporan:
1. Buku Kas
2. Buku Material.
3. Buku Upah
4. Buku Operasional
5. Buku Sewa Alat
6. Foto yang menggambarkan Kondisi Lapangan (0%; 25%;
50%;75%;100%). Secara Terperinci, Format Pelaporan Pengawasan
Pelaksanaan Konstruksi dapat dilihat pada buku Lampiran Pedoman
Teknis Pelaksanaan. Selain itu, LPK selaku penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan
kepada masyarakat yang disampaikan melalui forum rembug.

6.4.3 Laporan Pertanggung jawaban


a. LPK wajib menyerahkan Laporan Pertanggung jawaban (LPj) setiap
tahapan dan diserahkan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah;
b. LPK selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan wajib melaporkan
kemajuan pelaksanaan kepada masyarakat yang disampaikan melalui
forum rembuk warga pelaksanaan fisik dan dipapan informasi di lokasi
sasaran secara periodic setiap dua minggu atau sesuair embuk warga.
c. Apabila terdapat sisa anggaran yang berasal dari bunga bank, efisiensi
dan penurunan harga yang terjadi di lapangan, makasisa dana bantuan
pemerintah dimaksud bias dipergunakan untuk kegiatan pengembangan
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

dengan menambah volume pekerjaan atau melakukan optimalisasi untuk


kegiatan yang sejeni ssesuai item pekerjaan yang terdapat di dalam RAB
dengan ketentuan:
1. Jika sisa anggaran tersebut tidak lebih dari 10% maka
penggunannya dapat diputuskan melalui mekanisme rembuk warga.
2. Jika sisa anggaran tersebut lebih dari 10% maka penggunaannya
harus disetujui oleh PPK BPPW.
Kesesuaian progress fisik dengan laporan pertanggung jawaban
dana Bantuan yang telah digunakan akan menjadi bahan evaluasi
untuk pengambilan keputusan.
d. Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) harus menyampaikan laporanp
ertanggung jawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir
tahun anggaran dengan dilampiri :
1. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ditanda tangani oleh LPK
dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah ;
2. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan ditanda
tangani oleh LPK;
3. Berita Acara Commisioning Test ditanda tangani oleh LPK dan BPPW
4. Berita acara serah terima barang yang ditanda tangani oleh ketua
LPK dan disaksikan oleh 2 (dua) orang (TFL dan KPP) kepada PPK
Balai Prasarana Permukiman Wilayah ;
5. Dokumentasi (foto) fisik yang terbangun (0%; 25%;
50%;75%;100%);
6. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan, dan sisadana;
7. Surat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan
oleh LPK; dan
8. Bukti setor kerekening kas Negara dalam halterdapat sisa bantuan.
e. Isi Laporan pelaksanaan/pertanggung jawaban (LPj) terdiridari 3 bagian:
1. Laporan pelaksanaan fisik:
a) Catatan Harian;
b) Catatan Material;
c) Daftar Hadir Pekerja;
d) Catatan Alat-alat Pekerja;
e) Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan;
f) Laporan Kemajuan Pelaksanaan Bulanan;
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

g) Laporan Masalah;
h) Dokumentasi Kemajuan Fisik. (0%; 25%; 50%;75%;100%);
i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan.
j) Petunjuk format LaporanFisik dapat dilihat pada Format VII.
2. Laporan Administrasi Keuangan:
a) RPD;
b) RPDB;
c) Buku Bank LPK;
d) Buku kas umum pelaksanaan.
e) Buku Bantu
f) LPD
3. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa:
a) Berita Acara Pembentukan Tim Pengadaan;
b) Berita Acara Survei Harga Bahan, Upah dan Sewa Alat;
c) Daftar Survei Harga Upah;
d) Undangan Pengadaan Bahan/Alat;
e) Undangan Pengadaan Barang/Jasa;
f) Penawaran dari pemasok;
g) Surat Pernyataan Kebenaran Usaha;
h) Berita Acara Penentuan Pemenang;
i) Surat Penyataan Tidak Menuntut Ganti Rugi;
j) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan;
k) Berita Acara Pengadaan;
l) Surat Perintah Kerja (SPK);
m) Dokumen Pengantar Barang / Faktur Barang
e. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

BAB VII
RENCANA PELAKSANAAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN

7.1 Rencana Pembangunan Infrastruktur


7.1.1 Protokol COVID 19
Didukung komitmen yang kuat dari Kementerian PUPR, Instruksi Menteri
PUPR No.02 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19
dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pun terbit pada 27 Maret 2020.
rotokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi
Pemilik/Pengguna/Penyelenggara bersama Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor,
Vendor/Supplier dan Fabrikator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah
wabah Covid-19 di proyek konstruksi.
Berikut skema protocol pencegahan Covid-19 di Proyek Konstruksi pada
Gambar 8.

Kontraktor Kontraktor Kontraktor

•Melakukan •Menghentikan •Membuat


Tindakan Isolasi Sementara Kerjasama
dan Proyek Jika Penanganan
Penyempotan Terindikasi Ada Suspect Covid-
Disinfektan Orang Proyek 19 dengan RS
SarPras Kantor yang Terpapar dan Puskesmas
dan Lapangan Covid-19 Setempat

Gambar 1 Skema Protokol Pencegahan Covid-19 di Proyek


Konstruksi

Sedangkan untuk uraian pelaksanaan Pencegahan Covid-19 di Lapangan sebagai


berikut:
1. Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupuk fisik
tentang himbauan/ anjuran pencegahan Covid-19, seperti mencuci
tangan, memakai masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di
tempat-tempat strategis di lapangan proyek.
2. Satuan Tugas Bersama Petugas Medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi Teknik pencegahan Covid-19
dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk)
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

3. Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu ≥


380 Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf,
mandor, pekerja dan tamu proyek) dating ke lokasi proyek.
4. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh
pekerja, dan karyawan Bersama para Satuan Pengaman Proyek
(Security Staff) dan Petugas Keamanan setip pagi, siang dan sore.
5. Apabila ditemukan manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf,
mandor, dan pekerja di lapangan proyek terpapar virus Covid-19,
Petugas Medis dibantu Petugas Keamanan proyek melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada tempat, fasilitas, pegangan dan
peralatan kerja.

7.1.2 Tahap Persiapan

Tahap persiapan konstruksi diawali dengan pengajuan penarikan dana


Tahap I oleh Tim Pelaksana. Beberapa hal yang dilaksanakan pada tahap
persiapan konstruksi, yaitu:

1. Memeriksa atau memastikan kembali jadwal pelaksanaan yang telah


disusun di dalam RKM, disesuaikan dengan kondisi saat ini jika
memang diperlukan penyesuaian kembali;
2. Mengidentifikasi pekerjaan dan tenaga pelaksana pembangunan
seperti: tenaga terampil yang dibutuhkan dalam hal ini adalah
pekerja untuk tahapan pembangunan; dan
3. Membentuk tim pekerja konstruksi.

Pada tahap persiapan konstruksi harus dilakukan penguatan kapasitas


terhadap pekerja, Tim Pelaksana, Tim Pengelola yang nantinya akan berperan
sebagai pemanfaat sarana prasarana terbangun. Tujuan penguatan kapasitas ini
untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dalam hal pelaksanaan
konstruksi penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK. Penguatan kapasitas
dilakukan oleh TFL selaku tenaga pendamping.

Materi penguatan kapasitas pekerja yaitu:

1. Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan cara


menghitung kemajuan kegiatan atau yang disebut dengan progres
fisik;
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

2. Administrasi dan keuangan (penyusunan LPj); dan Operasional dan


perawatan sarana prasarana sanitasi terbangun.

7.2 Rencana Pelaksanaan Konstruksi


Tahap konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan sarana prasarana
sanitasi di LPK yang dilaksanakan dari siswa LPK atau pengurus LPK secara
gotong royong, namun lebih diutamakan berasal dari warga sekitar LPK untuk
melaksanakan kegiatan sehingga sekaligus dapat membuka lapangan pekerjaan
untuk warga sekitar.
Secara garis besar, tahapan konstruksi terdiri dari pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian konstruksi dan pelaporan. Untuk Pelaksanaan fisik di
rencanakan dalam waktu 120 hari atau 4 bulan, di mulai bulan Juni sampa
dengan Bulan September 2021. Atau dapat dilihat schedule dalam bentuk Kurva
S berikut.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Table 2 Kurva S Time Schedule Pelaksanaan


WAKTU PELAKSANAAN 4 BULAN (120 HARI)
No URAIAN PEKERJAAN TOTAL BIAYA BOBOT JUNI 2021 JULI 2021 AGUSTUS 2021 Sep-21 KET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I SM K3 KONSTRUKSI Rp. 1,755,000.00 0.88 0.88
II PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. 1,103,817.00 0.55 0.55

III PEKERJAAN STRUKTUR Rp. 57,624,275.48 28.81 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88 2.88

IV PEKERJAAN ARSITEKTUR Rp. 50,819,472.87 25.41 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31

V PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING Rp. 26,125,940.69 13.06 2.61 2.61 2.61 2.61 2.61

VI PEKERJAAN IPAL NON-PABRIKASI Rp. 54,571,493.96 27.29 3.03 3.03 3.03 3.03 3.03 3.03 3.03 3.03 3.03

VII BIAYA OPERASIONAL (Maksimal 5 %) Rp. 8,000,000.00 4.00 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67

Total
Rp. 200,000,000.00 100.00

RENCANA PROGRESS MINGGUAN (%) 1.43 5.91 5.91 8.22 8.22 10.84 10.84 10.84 7.80 7.80 5.19 2.31 2.31 2.31 3.03 3.03

RENCANA PROGRESS AKUMULATIF (%) 1.43 7.34 13.26 21.48 29.70 40.54 51.37 62.21 70.01 77.82 83.01 85.32 87.63 89.94 92.97 96.00
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

7.2.1 Mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa di Tingkat Masyarakat


Dasar hukum yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa di tingkat
masyarakat adalah Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa, serta turunannya yaitu Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah Nomor 08 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Swakelola.
Dalam peraturan tersebut, kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi
di LPK ini masuk ke dalam Swakelola Tipe IV yaitu swakelola yang direncanakan
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
dan/atau berdasarkan usulan masyarakat. Nantinya akan dilaksanakan dan
diawasi oleh kelompok masyarakat atau pihak LPK pelaksana Swakelola.
Pengadaan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang nilainya
sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Proses pengadaan barang dan jasa di tingkat masyarakat berdasarkan
Peraturan LKPP, sebagai berikut:
1. Tim Pelaksana dan Bendahara harus memahami RKM, khususnya RAB
yang menjadi acuan bagi Bendahara untuk melakukan perencanaan
pemaketan pengadaan.
2. Mengidentifikasi jenis barang/jasa dan pekerjaan sesuai spesifikasi
teknisnya;
3. Proses Pengadaan barang dan jasa dilakukan setelah RKM (Khususnya
HPS dan spesifikasi teknis) ditetapkan oleh PPK;
4. Melakukan pertemuan terkait rencana pembelian barang dan jasa
termasuk lokasi untuk penyimpanan barang;
5. Membuat rencana pembeliaan barang berdasarkan jenis barang dan jasa,
ketersediaan penyedia barang/jasa dan jadwal rencana pelaksanaan
pengadaan;
6. Dalam pembahasan ini tim membuka kesempatan apabila terdapat warga
sekitar yang akan menyumbangkan/menjual barang dan jasa secara
sukarela untuk kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK;
7. Proses Pemaketan Pengadaan dilakukan hanya 1 (satu) kali sebelum
proses penyaluran dana tahap pertama;
8. Tim Pengadaan melakukan survei pemasok/toko, minimal 3 toko
material/pemasok (survey dapat dilakukan dengan mendatangi langsung
toko/pemasok, atau melalui media elektronik);
9. Tim Pengadaan, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk
mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

10. Negosiasi harga dilakukan berdasarkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);


11. Memastikan kualitas barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan dan mendapatkan harga yang termurah dan dapat
dipertanggungjawabkan;
12. Bendahara/Tim Pengadaan membuat administrasi pengadaan barang dan
jasa;
13. Untuk nilai Rp.1,- s/d Rp. 10.000.000,-, dilakukan dengan Pembelian
Langsung kepada penyedia barang, bukti perikatannya cukup berupa
bukti kuitansi Pembelian pembayaran dengan materai sesuai ketentuan;
14. Administrasi Pengadaan Barang Dan Jasa terdiri dari dokumen- dokumen
dalam proses pengadaan barang dan jasa sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban tim pengadaan barang dan jasa:
Untuk Nilai Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 200.000.000,- adalah :
a) Berita Acara Penugasan Bendahara sebagai Tim Pengadaan;
b) Berita Acara Survei Pemasok/Toko;
c) Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Calon Pemasok/Toko
d) Berita Acara Penetapan Toko dan Pemasok Pengadaan
e) Surat Perintah Kerja (SPK);

7.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Setelah proses persiapan konstruksi telah selesai dilaksanakan, maka selanjutnya
adalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Baik penyedia barang/jasa (pemasok)
maupun pengguna barang harus memenuhi etika pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang terdiri dari:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam
pelaksanaan pengadaan barang;
2. Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan;
3. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat
lapangan sesuai kesepakatan dengan pihak terkait;
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini;
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
melakukan kegiatan bersama dengan tujuan keuntungan pribadi,
golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

6. Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik


langsung maupun tidak langsung;
7. Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan
untuk memberi atau menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa
saja yang diketahui patut diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Tim Pelaksana dan pihak dari LPK dengan dukungan PPK secara terus menerus
melakukan monitoring kemajuan pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan,
seperti pembelian material, kualitas pekerjaan, periode pembayaran, administrasi
keuangan, dan lain sebagainya sebagai percepatan langkah awal yang harus
diambil jika terjadi pelanggaran dalam RKM.
Sebagai media publikasi untuk penyampaian informasi secara periodik maka
perlu untuk dibuat Papan Informasi Pekerjaan Penyediaan Sarana Prasarana
Sanitasi di LPK.
Hal-hal yang perlu untuk dicantumkan dalam papan informasi selain harus
ditempatkan pada tempat yang strategis, yaitu:
1. Jumlah dana kegiatan yang harus diterima LPK melalui rekening Tim
Pelaksana;
2. Sistem pencairan dana;
3. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
4. Laporan pertanggungjawaban pencairan dan penggunaan dana;
5. Gambar Perencanaan (DED) dan rekap RAB serta gambar kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Papan informasi harus dipasang di tempat yang banyak dikunjungi orang
tetapi aman dari gangguan;
2. Papan informasi harus dipasang agak tinggi agar tidak mudah dirusak
3. Tulisan agak besar, kalimat sederhana dan singkat disertai gambar
berwarna agar menarik perhatian dan minat pembacanya;
4. Papan informasi dilindungi kaca atau plastik untuk mengurangi
kemungkinan informasi dirusak orang;
5. Informasi yang ditempel di papan informasi dapat berupa fotokopi atau
tulisan tangan, asalkan jelas dan terbaca dengan baik. Informasi harus
selalu diperbaharui, TFL bertugas untuk memberikan dukungan dan
bimbingan kepada Tim Pelaksana dalam urusan administrasi dan
pelaporan tersebut;
6. Tim Pelaksana berkewajiban untuk melaporkan kemajuan kegiatan
masyarakat setiap bulan sesuai dengan Pedoman Teknis Penyediaan
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Sarana Prasarana Sanitasi di LPK berupa laporan progress pelaksanaan


fisik dan penyerapan dana serta ditempel pada papan informasi;
7. Tim Pelaksana harus menginformasikan perjanjian kerjasama dengan
pemasok, melalui papan informasi.
Hal-hal tersebut wajib untuk diperhatikan demi menjaga kelancaran kegiatan
konstruksi penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK.
Adapun pelaksanaan konstruksi mengacu pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) yang terdapat pada lampiran buku ini.
a. Tenaga Pelaksana
Selain media informasi, hal lain yang menjadi perhatian pada saat
pelaksanaan konstruksi dan menjadi hal utama adalah terkait dengan
Tenaga Pelaksana. Pada prinsipnya pelaksana kegiatan di LPK diutamakan
dilakukan oleh warga di sekitar LPK itu sendiri namun tidak menutup
kemungkinan akan dilakukan oleh siswa/siswi LPK atau dari guru ataupun
pengelola melalui suatu wadah organisasi yang dibentuk dan disebut Tim
Pelaksana.
b. Administrasi dan Pelaporan
Administrasi dan pelaporan menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan
penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK, ketentuan terkait administrasi dan
pelaporan, yaitu:
 Bendahara Tim Pelaksana didampingi TFL akan mengawal kegiatan
administrasi keuangan secara khusus melakukan kegiatan pencatatan,
penyusunan dan penyimpanan dokumen pendukung untuk pengeluaran
dana. Dokumen pendukung tersebut diantaranya: Surat Perintah Kerja,
Surat Perjanjian, Bukti Pembelian, kuitansi, Bon, Nota Pembayaran, Faktur,
dan sebagainya.
 Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut
harus tersedia pada waktu diadakan pemeriksaan oleh pihak berwenang
dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
 Catatan atau dokumen pendukung harus bersifat transparan dalam
pelaksanaan kegiatan baik internal maupun eksternal, yang berisi tentang
nama, kedudukan, cakupan kegiatan, sumber dana, mekanisme
pelaksanaan, hak dan kewajiban dan lainnya.

7.2.3 Commisioning Test

Sebelum pekerjaan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK


diserahterimakan ke pihak LPK, maka pihak Tim Pelaksana didampingi oleh TFL
memastikan bahwa seluruh pekerjaan terselesaikan dengan baik sesuai dengan
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

RKM yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dilakukan uji kelayakan dan uji
keberfungsian sarana terbangun, dengan ketentuan:
1. Jika sarana terbangun selesai sesuai dengan RKM dan dapat berfungsi
dengan baik, maka Tim Pelaksana segera melaporkan kepada
Satker/PPK untuk mengagendakan kegiatan serah terima sarana dari
Tim Pelaksana kepada pemberi pekerjaan tugas yaitu PPK Balai
Prasarana Permukiman Wilayah untuk kemudian diserahkan kepada
pihak LPK yang difasilitasi oleh TFL;
2. Jika sarana belum dapat berfungsi dengan baik maka Tim Pelaksana
bersama masyarakat akan segera memperbaiki sarana tersebut.

7.2.4 Serah Terima

Setelah pekerjaan konstruksi selesai maka selanjutnya adalah proses


serah terima. Serah terima terdiri dari serah terima pekerjaan dan serah terima
pengelolaan.
Kegiatan serah terima pekerjaan dilakukan dengan penandatanganan
Berita Acara serah terima yang ditandatangani antara Tim Pelaksana (selaku
penerima bantuan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK)dan PPK Balai
Prasarana Permukiman Wilayah selaku pemberi pekerjaan.
Pada saat proses serah terima pekerjaan, status rekening bank Tim
Pelaksana sudah harus ditutup. Oleh karena itu saat melakukan penarikan dana
bantuan termin akhir (RPDB terakhir) Tim Pelaksana agar menarik seluruh sisa
dana di rekening.
Apabila ada selisih dari nilai termin akhir RPDB dengan total dana yang
ditarik maka selisih dari nilai tersebut dananya diserahkan kepada Tim Pengelola
untuk selanjutnya digunakan sebagai dana pemeliharaan.
Format berita acara (BA) serah terima pekerjaan dengan dilampiri:
1. Laporan Pertanggungjawaban (LPj) pengunaan dana;
2. Laporan Progres fisik;
3. Dokumen Pengadaan (jika dilakukan lelang);
4. Dokumentasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%;
5. BA. Pelaksanaan Commisioning Test;
6. BA. Pemeriksaan Pekerjaan;
7. As Builtdrawing.

Tujuan dilakukan serah terima pengelolaan adalah untuk keberlanjutan


pengelolaan sarana prasarana sanitasi di LPK yang telah terbangun sehingga
dapat terus difungsikan dengan baik dan terjaga kualitasnya.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Sarana dan Prasarana Sanitasi yang telah terbangun di LPK diserahkan


dari Tim Pelaksana kepada PPK untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak LPK
melalui Kanwil Agama setempat, sebagaimana yang tertera pada gambar di
bawah ini.

7.3 Rencana Kontribusi Warga Pondok Pesantren dalam Pelaksanaan


Kegiatan Sesuai Kesepakatan
Pembangunan Sanitasi LPK di PP. Babussalam merupakan kebutuhan dari
yang ada di LPK tersebut. Dengan tidak adanya sanitasi yang kurang, maka
kebiasaan buruk. Dengan kejadian tersebut maka masalah-masalah pun terjadi
seperti lingkungan yang tidak nyaman dan menyebabkan penyakit. Adanya
pembangunan IPAL yang telah disepakati oleh Ponpes, Maka untuk
menunjukkan bahwa santri maupun warga pondok membutuhkan sanitasi yang
baik. kontribusi warga pondok sangat tinggi. Kontiribusi yang diberikan
beraneka ragam dari golongan santriawan maupun santriwati.
Hal ini ditunjukkan bahwa warga sadar betul bahwa adanya sanitasi yang
layak akan memberikan kenyamanan dalam BAB. Dibawah ini tabel 7.1
pembagian kontribusi yang akan dilakukan oleh santriawan/satriwati disesuaikan
kebutuhan di lapangan nantinya.

Table 3. Jenis dan Pembagian Kontribusi Lingkungan Ponpes

Tipe Kontribusi Santri Santriwati


- -
Tidak
berkontribusi

Satu jenis kontribusi kontribusi


kontribusi (Uang, tenaga tenaga
bahan-bahan,
atau tenaga)
Disesuaikan Tenaga,
Dua Jenis dilapangan Peralatan yang
kontribusi ada

Disesuaikan Disesuaikan
Tiga jenis dilapangan dilapangan
kontribusi
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Lebih dari tiga Disesuaikan Disesuaikan


jenis kontribusi dilapangan dilapangan

 Hasil Temuan dan Diskusi


a. Kesetaraan dalam kontribusi, termasuk oleh perempuan .Memberikan
Bantuan terhadap tukang yang bekerja seperti memberikan makanan
serta menyediakan minuman-minuman.
b. Monitoring dan kontrol terhadap kontribusi dari dalam memberikan
kontribusi seperti alat-alat tukang pekerja bangunan bagi yang
punya.
c. Monitoring dan kontrol terhadap pengerjaan oleh pihak luar
(kontraktor, instansi lain) : mengetahui progres yang dikerjakan agar
tidak molor dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. Peranan perempuan dalam monitoring : untuk memberikan kontribusi
konsumsi, kontribusi tenaga sebagai istri dari tukang-tukang dalam
pengerjaan pembangunan serta memberikan penyuluhan terhadap
anaknya untuk menggunakan WC yang telah dibangun.

Apa relevansinya untuk pembuatan RKM : Peran partisipasi dan kontribusi


masyarakat baik perempuan dan laki, partisipasi dan kontribusi yang diberikan
bermacam-macam. Contoh pada perempuan berkontribusi terhadap
menyediakan konsumsi seadanya, serta menyediakan peralatan yang
dibutuhkan tukang selama pembangunan, pada golongan perempuan dan laki
berupa tenaga dalam membantu proses dalam pengerjaan pembangunan. Untuk
laki-laki miskin kontribusi yang diberikan berupa tenaga dalam membantu
pelaksanaan pembangunan secara dibayar untuk membantu perekonomian
kebutuhan keluarga dengan upah yang telah ditentukan.

 Rencana Pelatihan Tukang, Operator Dan Pengguna.


 TUJUAN PELATIHAN
a. Alih pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat khususnya
dalam pembangunan dan pengembangan sarana sanitasi.
b. Meningkatkan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan sarana,
pengelolaan dan pembelanjaan dan pembangunan, termasuk
pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat secara penuh
dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pengembangan
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

sarana sanitasi yang terbangun, baik yang dilakukan masyarakat


sendiri atau melalui pihak lain.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal mengatur
administrasi dan pengelolaan keuangan secara transparan dan
akuntabel. Masyarakat mampu membuat laporan berkala secara
transparan (terbuka) dan dapat dipertanggungjawabkan, dan
berubah perilakunya menuju hidup bersih dan sehat dengan
bantuan / Fasilitasi pihak-pihak terkait termasuk Tim Fasilitator
Lapangan (TFL).

 Ketentuan Umum Pelatihan


a. Pelatihan bagi masyarakat di LPK penerima bantuan diupayakan
memperlancar proses belajar untuk merubah perilaku dan
kemampuan masyarakat dengan cara meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat sesuai
dengan tujuan program Sanitasi LPK.
b. Kegiatan pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara
sistematis dan profesional.
c. Peserta pelatihan terdiri dari wakil-wakil masyarakat yang telah
ditentukan sebelumnya, dan ada keterwakilan kelompok kaya dan
miskin, serta ada keseimbangan antara jumlah peserta laki-laki
dan perempuan.
d. Waktu Pelaksanaan Pelatihan disesuaikan dengan tahapan
pelaksanaan Sanitasi Perdesaan Padat Karya.
e. Bila memungkinkan, pemberian materi pelatihan berasal dari
instanti terkait.

7.4 Rencana Pembiayaan O dan P oleh Warga Pondok Pesantren


Keterlibatan pengguna sarana terbangun menjadi hal yang penting karena
tanggung jawab operasional dan pemeliharaan berada pada seluruh pengguna
tidak terkecuali siapapun. Di beberapa daerah penggunaan beberapa peralatan
pada sarana sanitasi semisal pada bilik kamar mandi terhitung masih belum
terbiasa untuk digunakan, misalnya pada penggunaan shower dari yang
sebelumnya terbiasa menggunakan bak mandi. Sehingga diperlukan pemahaman
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

tentang cara penggunaan dan pengelolaan sarana agar tetap berfungsi dengan
baik melalui sistem dan mekanisme operasi dan pengelolaan yang baik.
Sebagai penunjang dalam pemanfaatan sarana prasarana yang terbangun
maka diperlukan suatu petunjuk pelaksanaan dan pemeliharaan bagi pengguna
sarana sanitasi di LPK yang terbangun, antara lain:
1. Lakukan pembersihan gayung yang digunakan dengan
menggunakan sikat;
2. Lakukan pembersihan pada setiap stop kran termasuk pada shower;
3. Tidak meletakkan suatu barang yang berat pada shower sehingga shower
tidak cepat rusak;
4. Bersihkan lantai luar bilik kamar mandi dengan kain pel setiap 2 atau 3
hari sekali, jika perlu gunakan bahan pembersih lantai jika sangat kotor;
5. Bersihkan saringan di lantai kamar mandi/WC dari
kotoran padat/sampah;
6. Buang sampah ruang kamar mandi/WC pada tempatnya, dan bersihkan
tempat sampahnya;
7. Setiap hari bersihkan dinding kamar mandi/WC menggunakan sikat
(gunakan bahan pembersih jika sangat kotor);
8. Bersihkan kloset setiap hari dengan sikat kloset;
9. Seminggu sekali kuras dan bersihkan tangki/tandon air dari lumut dan
kotoran;
10. Bagi pengguna sarana dihimbau untuk:
a. Tidak membuang sampah/benda padat ke dalam lubang koset, karena
akan dapat menyumbat saluran;
b. Membuang sampah pada tempatnya;
c. Tidak membuang bahan kimia kedalam saluran karena dapat
mematikan bakteri;
d. Menggunakan diterjen (bahan pencuci pakaian)
dengan bijaksana/tidak berlebihan;
e. Tidak mencoret coret dinding di kamar mandi/WC dan tempat mencuci.
11. Bersihkan langit-langit dalam kamar mandi setiap bulannya; dan
12. Mintalah tukang untuk secara cepat memperbaiki
kebocoran saluran yang terjadi dan cari sebabnya.
13. Buatlah Jadwal Piket Untuk Pembersihan, yang di bagi beberapa group.
PROGRAM SANITASI LPK
TAHUN 2021
LPK - PONPES BABUSSALAM, PAGELARAN – MALANG – JATIM

Seperti contoh pada table

Table 4 Contoh Penjadwalan Piket

Hari
No
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
1 Group1 Group2 Group3 Group4 Group5 Group6 Group7
2 Group7 Group1 Group2 Group5 Group6 Group3 Group4
3 Group3 Group4 Group1 Group2 Group6 Group7 Group5
4 Group5 Group6 Group3 Group4 Group1 Group2 Group7

Anda mungkin juga menyukai