A. PERSYARATAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak
Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan
dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan
Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus
menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-
kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan
Setuju atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang
diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama
atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor
harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan
dalam Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon
penawar dapat menyusun penawarannya yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan
persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII,
SKNI) untuk barang, bahan, dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari
edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya secara
substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan
penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang
hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan,
penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa
dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
1
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
2
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
3
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
6. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan,
bilamana material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan
alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan
material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk
dinaikkan akibat penggantian material.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Tanah.
2. Pekerjaan Beton.
3. Pekerjaan Pasangan.
4. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela.
5. Pekerjaan Kuda-kuda dan Atap.
6. Pekerjaan Instalasi Listrik.
7. Pekerjaan Cat.
8. Pekerjaan Lantai.
9. Pekerjaan lain-lain.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
4
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
3. DIREKSI KEET/GUDANG
3.1. Barak untuk kerja, ruang direksi, gudang dan ruang rapat
dilapangan dibuat ditempat sekitar bangunan yang akan
dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan.
3.2 Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang
seharusnya mendapat perlindungan, harus disimpan didalam
gudang yang cukup menjamin perlindungan.
5
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Nama Kontraktor.
Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan
menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan
penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi
Pekerjaan.
4. ADMINISTRASI/P3K/KEAMANAN
Administrasi/P3K/Keamanan meliputi pekerjaan pembuatan pagar
sementara, penyediaan sarana air kerja dan penerangan.
a. PAGAR SEMENTARA
Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat
pagar sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang
ditempati untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-
syarat kontrak atas biaya dari kontrak sendiri..
Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum,
jalan kereta api, harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui
oleh Pemerintah Setempat.
6
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
d. KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3)
sesuai dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan
Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap
bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
7
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
Timbunan kembali galian tanah pondasi.
Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan
pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih
dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya
3.Pelaksanaan Penggalian
8
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
9
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
4.4.3 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari
jumlah yang dibutuhkan maka Kontraktor harus
mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya
serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil
ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.
Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan
setebal maksimum 15 cm dan harus dipadatkan sebaik-
baiknya dengan penambahan air secukupnya dan
penggilingan.
Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan
secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh
Konsultan Pengawas.
10
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu
kali/batu gunung dan beton bertulang, seperti yang tercantum dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari
dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan
pasir urug setebal 5 cm.
d. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan
adukan 1 Pc : 1½ Ps : 2½ Kr. Pondasi tapak terletak di atas poer.
Poer tersebut terletak di atas sumuran beton bertulang.
e. Dibawah dasar sumuran dilapisi dengan lantai kerja 1:3:5 setebal
10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
f. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada
pasal 5.
11
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
12
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
13
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
3. Pekerjaan Besi
14
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Toleransi besi
Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 ± 5% ± 0,4 mm
mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)
± 4% ± 0,3 mm
16 mm sampai 28
mm
(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus
menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk
mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus
ini dilakukan anatara lain dengan menutupinya dengan karung-
karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus
dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing
pembasahan terus menerus juga berfungsi untuk memastikan
bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi
15
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
16
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.
Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang. Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen
atau instalasi.
7.1. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8
tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-
8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar
dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam
keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah
digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu
semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah
dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus
dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur
utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
17
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-
24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk
ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32
(tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk
ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi
beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
18
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
7.5. Pengecoran
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAS
DINDING BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding
ruangan, penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera
19
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
2. Dinding Bata
2.1 Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat
persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat
sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak
dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan
adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat
pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan
ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh
Konsultan Pengawas
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut,
mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal
beton bertulang.
2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam
bak kayu yang memenuhi syarat, mencampur semen dengan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
2.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata
dimulai diatas sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm
(sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm
dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding
ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling
bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan
kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara
teliti dan sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan
dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang
20
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling
bangunan.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5
cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1
Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan
campuran 1 Pc : 4 Ps.
21
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 6
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
22
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak
angin.
2. Persyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees
ukuran 4" dan 3" kualitas baik. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag
(dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak angin
berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap
lembaran daun pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada
setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus
untuk alumunium dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen
alumunium
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh
23
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 7
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua
rangka atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup
atap.
Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal
lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang baik.
2. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
2.1 Persyaratan Bahan
Rangka atap menggunakan Kayu
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli
atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan Penutup Atap
3.1 Bahan yang digunakan
Untuk atap digunakan Atap Seng BJLS yang berkualitas anti karat
dan bubungan memakai jenis yang sama dengan atap yang
digunakan, kesemua mutunya harus standar (SII).
Pasal 9
PEKERJAAN LISTRIK
24
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
25
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
1.3. Penggunaan
1.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara
main panel digardu induk kedistribution panel ditiap-
tiap bangunan. Diluar bangunan dipasang sebagai
kabel tanah dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku.
1.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan
di dalam dinding.
1.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.
26
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni besi untuk baut-baut dan besi siku.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton
dan plafond.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni kayu dan besi Cap Kuda Terbang atau setara
27
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
28
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan Lain-Lain
1.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan
Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga malam,
obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal
diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
29
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
1.2 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii,
yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar
mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan
30
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
1. Pekerjaan Tanah.
2. Pekerjaan Beton.
3. Pekerjaan Pasangan.
4. Pekerjaan Lantai.
5. Pekerjaan Cat.
6. Pekerjaan Rangka Besi
7. Pekerjaan lain-lain.
Pasal 1
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
Timbunan kembali galian tanah pondasi.
Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan
pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih
dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya
3.Pelaksanaan Penggalian
31
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
32
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
4.4.3 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari
jumlah yang dibutuhkan maka Kontraktor harus
mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya
serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil
ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.
33
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 2
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu
kali/batu gunung dan beton bertulang, seperti yang tercantum dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
g. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
h. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
i. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari
dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan
pasir urug setebal 5 cm.
34
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
35
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
36
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
3. Pekerjaan Besi
37
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Toleransi besi
Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 ± 5% ± 0,4 mm
mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)
± 4% ± 0,3 mm
16 mm sampai 28
mm
(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan
38
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
39
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang. Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen
atau instalasi.
7.7. Bahan
f. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8
tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-
8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar
dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam
keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah
digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu
semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah
dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
g. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta
40
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
h. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus
dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur
utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
i. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
j. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-
24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk
ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32
(tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk
ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi
beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
41
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
7.11. Pengecoran
42
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAS
DINDING BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding
ruangan, penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera
dalam gambar bestek dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Dinding Bata
2.1 Persyaratan Bahan
d. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat
persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat
sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak
dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan
adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat
pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan
ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh
Konsultan Pengawas
e. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
f. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut,
mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal
beton bertulang.
2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam
bak kayu yang memenuhi syarat, mencampur semen dengan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
2.3 Pedoman Pelaksanaan
f. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
43
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
PLESTERAN
4. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling
bangunan.
5. Persyaratan Bahan
44
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
6. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5
cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
e. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1
Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan
campuran 1 Pc : 4 Ps.
f. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan
terlalu tebal.
g. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai
1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang
yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru
harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesterannya.
Pasal 4
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
c. Meni besi untuk baut-baut dan besi siku.
d. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton
dan plafond.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
c. Meni kayu dan besi Cap Kuda Terbang atau setara
d. Cat kayu Cap Kuda Terbang atau setara
c. Cat tembok Vinilex atau setara..
4. Pedoman Pelaksanaan
45
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
46
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
Pasal 6
PEKERJAAN RANGKA BESI
47
Rencana Kerja dan Syarat –Syarat (RKS)
PASAL 13
PENUTUP
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang
kurang jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
dan akan dituangkan dalam Berita Acara.
Idi,
Mei 2019
Dibuat oleh :
Konsultan Perencana
CV. ARCEENDE CONSULTANT
( EDI SUPRAYETNO, ST )
Direktur
48